Trend Dan IssueKeperawatan Pada Sistem Imunologi Dan Hematologi
Trend Dan IssueKeperawatan Pada Sistem Imunologi Dan Hematologi
Oleh :
Kata Pengantar
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran dalam
menyelesaikan tugas makalah ini..
Makalah ini berisi sedikit pengetahuan tentang Trend dan Issue pada Sistem Imunologi
dan Hematologi yang nantinya diharap dapat menambah pengetahuan pembaca tentang Ilmu
Kesehatan (Keperawatan). Selama pembuatan makalah ini, telah banyak arahan dan petunjuk
yang didapat dari dosen pengajar mata kuliah Sistem Imunologi. Namun dalam penulisan
makalah ini, mungkin jauh dari apa yang dinamakan sempurna karena masih dalam tahap
belajar. Oleh sebab itu, dengan senang hati atas saran dan kritiknya untuk disusun selanjutnya.
Demikianlah makalah sederhana ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata pengantar..............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BABII
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Juli 2003, Salah satu kasus baru yang belum banyakdiketahui orang lain adalah
merebaknya HIV/AIDS dikalangan parapetugas kesehatan akibat secara tidak sengaja tersuntik
jarum suntik yangbiasa digunakan oleh para penderita penyakit yang diidentikkan dengan
penyakit seksual ini. Kebanyakan yang terkena adalah para suster yang bertugas untuk
menyuntikkan zat anti viral (anti virus) kepada para pasien penderita AIDS. Tetapi entah kenapa,
secara tidak sengaja jarum suntikyang biasa digunakan untuk para penderita HIV/AIDS, berbalik
menyuntik bagian tubuh mereka. Keadaan dikhawatirkan akan menyebabkan ketakutan di
kalangan para petugas kesehatan, terutama bagi mereka yang ditugaskan untuk merawat ODHA
(Orang Dengan HIV/AIDS). Salah satu cara yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini
adalah dengan pemberian obat jenis post exposure prophylaxis atau pencegahan pasca pajanan.
Tujuannya, agar dapat dideteksi apakah mereka positif terkena HIV/AIDS atau tidak. Mereka
meminumnya selama satu hingga satu setengah bulan, kemudian pemakaian obat dihentikan.
Tiga hingga enam bulan setelahnya, mereka kembali diberikan obat anti viral untuk
melumpuhkan virus HIV. ‘Kecelakaan’ yang tidak disengaja itu akan semakin memperparah
kondisi para pasien HIV/AIDS karena akan semakin banyak orang yang tidak peduli kepada
mereka. Sementara untuk petugas kesehatan diharapkan mereka bersikap hati-hati dalam
bertugas karena pihak rumah sakit tidak menyediakan dana khusus untuk perawatan dan
pengobatan mereka.
1
Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam
sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada
tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari
jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub- Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus
sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses
terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara. Dari waktu ke waktu pemahaman
masyarakat Indonesia mengenai HIV/AIDS sudah cukup baik. Namun, apakah itu menjamin
pola hidupnya terbebas dari infeksi virus menular ini? Pasalnya, kesadaran masayarakat
mengenai hal-hal yang dapat mencegah terinfeksinya tubuh oleh virus HIV masih rendah.
Kondisi inilah yang mendorong tingkat kasus masih tinggi. Pada tahun ini, tercatat sebanyak
14.628 orang telah tertular virus ini, 5.813 positif HIV dan 9.689 AIDS.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan Trend isue keperawatan mengenai
gangguan imunologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Definisi AIDS
Pada 18 Desember 1992, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) telah
menerbitkan suatu sistem klasifikasi untuk infeksi HIV dan mengembangkan definisi AIDS di
kalangan remaja dan dewasa di Amerika Serikat. Mengikut standar klinis untuk pemantauan
secara immunologis pada pasien yang terinfeksi dengan HIV, sistem klasifikasi tersebut meliputi
pengukuran limfosit T CD4+ dalam kategorisasi kondisi klinis yang berhubungan dengan HIV
dan ini telah menggantikan sistem klasifikasi HIV yang diterbitkan pada tahun 1986. Semua
pengidap AIDS mempunyai limfosit T CD4+/uL kurang dari 200 atau kurang 14 persen limfosit
T CD4+ dari jumlah limfosit, atau yang didiagnosa dengan tuberkulosis pulmoner, kanker
servikal invasif, atau pneumonia rekuren. Objektif dari pengembangan definisi AIDS ini adalah
untuk menunjukkan jumlah morbiditi pengidap AIDS dan pasien yang imunosupresi, dan juga
untuk memudahkan proses pelaporan kasus. Bermula dari tahun 1993, definisi AIDS ini telah
digunakan oleh semua negara untuk pelaporan kasus AIDS (CDC, 1993).
4
2.5 Tren HIV dan AIDS dimasa yang akan datang
5
Saat ini telah dikembangkan algoritme uji terbaru HIV seroconversi (STARHS) yang
merupakan cara untuk menganalisa sampel HIV positif untuk menentukan apakah infeksinya
baru terjadi atau sudah berjalan. Umumnya tenaga profesi kesehatan di Indonesia belum siap
menghadapi epidemi HIV dengan problema koinfeksinya, sehingga diperlukan peningkatan
kompetensi dokter Indonesia dalam mengenali dan menangani koinfeksi HIV dengan pathogen
lainnya. Selain itu penularan HIV semakin meluas ke pasangan seksnya (isteri) dan anaknya.
Mengingat beban psikososial yang dirasakan penderita AIDS akibat stigma negatif dan
diskriminasi masyarakat adakalanya sangat berat, perawat perlu mengidentifikasi adakah sistem
pendukung yang tersedia bagi pasien. Perawat juga perlu mendorong kunjungan terbuka (jika
memungkinkan), hubungan telepon dan aktivitas sosial dalam tingkat yang memungkinkan bagi
pasien. Partisipasi orang lain, batuan dari orang terdekat dapat mengurangi perasaan kesepian
dan ditolak yang dirasakan oleh pasien. Perawat juga perlu melakukan pendampingan pada
keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan dan pemahaman yang benar mengenai AIDS,
sehingga keluarga dapat berespons dan memberi dukungan bagi penderita. Aspek spiritual juga
merupakan salah satu aspek yang tidak boleh dilupakan perawat. Bagi penderita yang terinfeksi
akibat penyalahgunaan narkoba dan seksual bebas harus disadarkan agar segera bertaubat dan
tidak menyebarkannya kepada orang lain dengan menjaga perilakunya serta meningkatkan
kualitas hidupnya. Bagi seluruh penderita AIDS didorong untuk mendekatkan diri pada Tuhan,
jangan berputus asa atau bahkan berkeinginan untuk bunuh diri dan beri penguatan bahwa
mereka masih dapat hidup dan berguna bagi sesama antara lain dengan membantu upaya
pencegahan penularan HIV/AIDS.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelaah menjelaskan materi diatas dapat kami simpulkan bahwa banyak trend isu
keperawatan gangguan imunologi pada orang dewasa yang muncul saat ini misanya HIV
Seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala
infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah ‘HIV-positif’ atau
mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’ Apabila gejala mulai muncul, orang disebut
mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau‘penyakit HIV lanjutan. Ada pula yang gangguan
imunologi lainnya yaitu Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status
kekebalan, kita dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita
menjadi sehat kembali. Oleh karena itu, istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu.
Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan atau status kekebalan, kita dimasukkan pada
statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah walau kita menjadi sehat kembali. Oleh karena
itu, istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu. Tren Kasus AIDS di 33 Provinsi dari
Tahiun 2000-2009.Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus AIDS dilaporkan banyak
ditemukan pada laki-laki yaitu 74,5%, sedangkan pada perempuan 25% (Depkes, 2009).
3.2 Saran
Kami berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar (media dan
berita) yang terkait dengan materi ini. Dengan demikian belajar dokumentasi menjadi
pembelajaran yang menarik, kreatif dan berwibawa.
8
DAFTAR PUSTAKA