Pengaruh Therapy Community Terhadap Ciri Kepribadian Pengguna Amphetamine PDF
Pengaruh Therapy Community Terhadap Ciri Kepribadian Pengguna Amphetamine PDF
Oleh
Dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ
1
ABSTRAK
PENGARUH THERAPY COMMUNITY TERHADAP PERBAIKAN
CIRI KEPRIBADIAN PENGGUNA NARKOTIKA JENIS AMPHETAMINE
Oleh: dr. Dany H. Ludong, Sp. KJ
Narkotika merupakan bahan yang sangat berbahaya yang dapat
melumpuhkan daya pikir yang sehat serta dapat mempengaruhi susunan saraf pusat
yang sifatnya membius dan dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi
pemakainya.
Adiksi menurut PPDGJ III: “gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat addiktif (f10 – f19)”
The Millon Clinical Multiaksial Inventarisasi-III (MCMI-III) adalah alat
penilaian psikologis yang dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang
psikopatologi, termasuk spesifik gangguan kejiwaan yang digariskan dalam DSM-
IV.
Pemahaman umum tentang kepribadian meliputi ciri kepribadian dan
gangguan kepribadian.
Tujuan penelitian untuk penggunaan klinis, membantu menegakkan
diagnosis, melihat jenis kepribadian pecandu dan merencanakan terapi dan
rehabilitasinya
Sebagaimana kita ketahui narkotika jenis amphetamin dapat mempengaruhi
psikologi pengguna yang menyebabkan terjadinya gangguan kepribadian pada
pengguna narkotika. Jenis-Jenis gangguan kepribadian tersebut dapat dideteksi oleh
alat psikometri MCMI–III.
Jenis penelitian adalah “Clinical Trial” dengan perlakuan TC yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui
sejauhmana manfaat TC pada pecandu narkotika jenis amphetamine.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa umumnya pecandu yang menggunakan
zat jenis amphetamine mengalami gangguan kepribadian.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
Narkotika merupakan bahan yang sangat berbahaya yang dapat melumpuhkan daya
pikir yang sehat serta dapat mempengaruhi susunan saraf pusat yang sifatnya
Orang yang telah mengkonsumsi narkotika akan masuk dalam suasana mental yang
suatu zat adiktif. Adiksi dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa
Edisi III (PPDGJ III) dimasukkan dalam kelompok Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Adiktif, dengan kode F10 – F19 sesuai jenis zat yang
sehingga perlu dipahami bagaimana karakteristik adiksi itu sendiri. Roger &
2. Kronis
3
Penyakit adiksi ini merupakan kondisi yang berulangkali kambuh dan terus
(terutama keluarga sebagai kelompok sosial inti), adaptasi sikap sesuai dalam
menghadapi masalah ini, dan komitmen pribadi yang lagi-lagi muncul selain
3. Progresif
Penyakit adiksi dengan kondisi fisik dan psikologis penderita semakin lama
4. Potential fatal
merangsang kerja sistem saraf pusat (SSP). Amfetamin atau Amphetamine atau
dan sindrom kelelahan kronis. Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan
untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang
4
Millon Clinical Multiaxial Inventory-III (MCMI-III) adalah alat penilaian
(Psychiatry) dan University of Miami (Psychology). Tes ini dipakai sangat luas di
dunia dan telah banyak digunakan dalam penelitian. Posisinya dibawah MMPI-2
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Kepribadian
1. Ciri kepribadian: adalah seluruh pola emosi dan perilaku yang menetap, dan
tidak fleksibel dan sangat sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup
subyektif.
adalah salah satu bentuk pendekatan rehabilitasi adiksi narkotika yang telah
5
meningkatkan mutu pelayanan terapi dan rehabilitasi (T & R) bagi penyalahguna
narkoba.
Melalui penelitian ini, peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana pengaruh
penyalahguna amfetamin.
B. Rumusan Masalah
untuk pecandu jenis Opiat, juga efektif digunakan pada pecandu yang
C. Tujuan Penelitian
a. Penggunaan klinis
dan perawat dalam membuat penilaian terhadap kondisi kepribadian dari pengguna
narkotika tersebut.
6
d. Pelaksanaan terapi dan rehabilitasi
D. MANFAAT PENELITIAN
2. Melihat sejauh mana keberhasilan Terapi dan Rehabilitasi jenis Terapi Comunity
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut pada bidang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang dimasukkan kedalam tubuh dapat merubah fungsi
Penyalahangunaan Narkotika:
medis dan petunjuk medis sehingga pengguna tidak lagi mampu berfungsi secara
Ketergantungan Narkotika:
Penyalahgunaan zat yang ditandai oleh adanya toleransi dosis dan gejala
Toleransi yaitu keadaan dimana untuk memperoleh khasiat yang sama dari
Adalah gejala yang timbul bila seseorang yang telah ketergantungan zat
Intoksikasi:
psikoaktif.
Zat psikoaktif menurut cara kerja di otak ada lima golongan kerja dan
8
1. Depresan: Zat yang memperlambat fungsi susunan syaraf pusat (ssp)
ngantuk.
3. Stimulan: Zat kimia yang mempercepat fungsi susunan syaraf pusat yang
5. Inhalansia: Cairan pelarut kimia yang mudah menguap yang mempunyai efek
apabila dihirup.
ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
9
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I:
Ada beberapa cara pemakaian obat bisa memberikan efek pada organ tubuh
yaitu :
- Oral: Zat yang dimasukkan kedalam mulut dan efek dari zat tersebut bereaksi
- Inhalasi (drag): Zat yang dihisap melalui mulut akan langsung masuk ke paru-
akan langsung masuk ke paru – paru, jantung dan otak. Efek zat akan bereaksi
selama 10 – 20 detik.
- Intranasal: Zat yang dihisap melalui hidung dan diabsorbsi didalam mukosa
rongga hidung melalui pembuluh darah kapiler. Efek zat tersebut akan bereaksi
1-3 menit.
- Instillation: Absorpsi zat langsung oleh kulit dimana akhirnya akan mencapai
Otak Manusia
mempunyai banyak serabut yang dinamakan dendrit dan axon. Sel saraf otak jika
diuntai maka akan panjang jingga 9500 km. Neuron berhubungan satu sama lain
10
Persarafan
Sistem saraf adalah sekumpulan serabut sel-sel saraf, atau neuron – neuron.
Sel-sel ini merupakan sel-sel dengan percabangan yang panjang ( serabut saraf )
- Serebrum.
- Serebellum.
- Batang Otak.
- Medulla Spinalis.
Sistem Limbik
Narkotika akan menyerang ke otak semua cuma yang paling utama adalah di
bagian tengah atau sistem limbik adalah salah satu sistem untuk mengatur emosi,
sexual, daya ingat lalu baru ke perilaku. Sistem tersebut yang sangat berpengaruh
terhadap fungsi otak kita yang dimana sistem tersebut yang mengganggu sistem
saraf yang dapat menghasilkan sugesti. Dimana sistem tersebut yang masuk
kedalam reseptor yang bekerja sesuai perintah. Sedangkan zat psikoaktif tersebut
dapat membuat sistem reseptor selalu dalam keadaan yang kosong dan tidak dapat
diisi dengan zat lainnya. Jika zat psikoaktif tersebut sudah mempengaruhi reseptor
dan mempengaruhi neurotransmitter barulah dia akan keluar barulah dia akan keluar
Detoksifikasi
pengosongan reseptor sel saraf dari zat psikoaktif. Proses pengosongan tersebut
akan menimbulkan rasa sakit yang sangat kuat, tetapi jika proses pengosongan
11
tersebut telah selesai maka dalam reseptor akan timbul sugesti. Proses pengeluaran
Gradual withdrawal dosis: Dosis diturunkan secara bertahap dengan zat psikoaktif.
B. ADIKSI
Pengertian Adiksi
disebabkan karena pemakaian suatu zat yang masuk kedalam tubuh kita. Hanya saja
untuk kali ini kita membicarakan tentang ketergantungan dengan zat psikoaktif.
zat psikoaktif jenis amfetamin dalam sistem saraf pusat adalah dopamin. Semua zat
respon terhadap zat hedonis serta kualitas adiktif zat.Mekanisme tertentu pada
12
amfetamin yang mempengaruhi konsentrasi dopamin telah dipelajari secara
ekstensif.
reseptor tertentu yang merespon amfetamin dibeberapa daerah otak cenderung tidak
Hipocampus, suatu daerah otak yang terkait dengan membentuk ingatan baru,
Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat
dalam sirkuit otak. Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal
penting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu
neurotransmiter tersebut adalah dopamin, sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif
ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta bahwa
Zat psikoaktif dapat merubah suatu perasaan serta pusat syaraf pada sistem
otak manusia, dimana ini juga dengan sendirinya akan merubah secara keseluruhan
baik dari segi pemikiran, emosi serta tingkah laku manusia. Banyak orang untuk
pertama kalinya merasakan zat dapat merasakan kenikmatan yang dimana orang
tidak tahu bahwa zat tersebut mempunyai sifat ketergantungan yang sangat cepat
13
Agar dapat suatu figure yang diidolakan.
Dari lingkungan :
zat psikoaktif karena orang tersebut yang memilih. Ini tercipta yang disebabkan
karena rasa ingin tahu dan coba-coba yang besar pada diri manusia.
Perubahan lingkungan:
disebabkan dengan perkembangan yang secara tidak langsung kita harus mengikuti
- Media
Dengan adanya system media yang berlaku saat ini menjadikan adanya rasa
Ini merupakan perubahan yang sangat kuat pengaruhnya yang menjadi cara
14
Dengan persaingan yang sangat kuat menjadikan setiap produk lebih mudah
Dan banyak lagi perubahan sosial yang berlaku yang menjadikan sebuah
Siklus Ketergantungan
suatu tekanan dari segi fisik ( kesehatan ), cara berfikir, perasaan serta tingkah laku
menyimpang secara signifikan dari standar budaya seseorang, yang meresap dan
bersifat rigid, memiliki onset pada masa remaja atau awal masa dewasa, stabil dari
dalam setidaknya dua dari empat area yaitu kognisi, fungsi interpersonal, afektif,
kontrol impuls.
15
Cluster A:
Schizotipal: Kesulitan dalam membina hubungan, pola gaya hidup yang tidak
Cluster B
Antisosial: Tidak peduli dan pelanggaran kebenaran dan hak orang lain,
Cluster C
etik, dan nilai-nilai (yg tidak tercatat dalam budaya atau agama), tidak bisa
mendelegasikan tugas
16
Gambaran Klinis
1. Paranoid
orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat.
Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada
dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat
dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya
• Curigaan parah
2. Schizoid
dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants,
sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya
perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan
17
Gejala Schizoid Personality Disorder:
• Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain
3. Schizotypal
memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering
kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan
eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering
• Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain
18
4. Antisocial
pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan
kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan
ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah
Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa
berpikir tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli
5. Borderline
dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan
suasana hati dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan
kemarahan pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman
bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih
sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika
19
• Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama
beberapa jam
• Perilaku impulsif
6. Histrionic
• Melebih-lebihkan persahabatan.
7. Narcissistic
20
dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain
untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka
percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis
cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga
hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaanorang lain
• Kurangnya empati
8. Avoidant
ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari
situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak denganorang lain.
Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di
depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru
untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka
akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan
21
• Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi
penolakan
9. Dependent
dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan
mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang
penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang
lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari
atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa
• Pasrah
22
10. Obsessive Compulsive
produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil,
namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang
tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung
sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar
yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu
mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang.
• kaku
23
klinis untuk orang dewasa yang menjalani penilaian atau pengobatan psikologis
atau kejiwaan. Khusus dirancang untuk membantu menilai gangguan baik Axis I
dan Axis II, tes psikologi ini membantu dokter dalam diagnosis psikiatri,
Setelah tes ini dicetak, menghasilkan 29 skala - 24 kepribadian dan skala klinis, dan
mengambil tes.
masalah kesehatan mental. Hal ini dapat dengan mudah menerangi ciri-ciri
kepribadian dan gaya kepribadian jauh lebih cepat dan efektif daripada wawancara
24
Manfaat dari The MCMI-III
The MCMI-III dibedakan dari tes kepribadian lain terutama oleh kurangnya
penggunaan skor tingkat dasar, dan kedalaman interpretatif. Hal ini merujuk ke teori
Millon tentang kepribadian dan terkoordinasi untuk Manual Diagnostik dan Statistik
lainnya.
subtipe:
• Shy / Avoidant
• Pesimis / Melancholic
• Koperasi / Dependent
• Riang / hypomanic
• Sociable / histerik
• Confident / Narcissistic
• Tegas / sadis
• Teliti / Kompulsif
• Skeptis / Negativistic
• Dirugikan / masokis
• Eksentrik / Schizotypal
• Berubah-ubah / Borderline
• Mencurigakan / Paranoid
25
Operasional Test Millon
Ada 90 item baru dan 85 yang tetap sama menjaga 175 total item dari
gejala untuk meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi patologi. Tes terdiri dari
1. skizoid
2A. Penghindar
2B. Depressive
3. Dependent
4. histerik
5. Narcissistic
6A. Antisosial
7. Kompulsif
S. Schizotypal
C. Borderline
P. Paranoid
26
A. Kecemasan
H. Somatoform
N. Bipolar: Manic
D. Dysthymia
B. Alkohol Ketergantungan
T. Drug Dependence
Syndrome parah
Ada juga lima skala yang digunakan untuk membantu mendeteksi tanggapan
ceroboh, bingung atau acak pada tes. Ada tiga "Memodifikasi Indeks" yang
Pengungkapan (X), keinginan (Y), kehinaan (Z), dan dua indikator respon acak -
Tes ini singkat dibandingkan dengan tes kepribadian lainnya dan memiliki
dasar teori yang kuat. Beberapa psikolog lebih memilih untuk memberikan karena
administrasi dan scoring sederhana, dan memiliki format multi-aksial. Hal ini lebih
pendek dari tes kepribadian lainnya, seperti MMPI-2 yang memiliki 567 benar /
pertanyaan palsu. Hal ini dapat diberikan dan mencetak gol pada komputer di kantor
psikolog.
Untuk skala klinis dan kepribadian utama, skor Base Rate dihitung dari
bagaimana seseorang merespon pertanyaan pada tes. Skor dari 75-84 diambil untuk
menunjukkan ciri kepribadian yang signifikan atau masalah kesehatan mental. Skor
27
85 dan lebih tinggi menunjukkan gigih, klinis perhatian atau kepribadian gangguan
yang signifikan.
The psikometri dari MCMI-III baik dan itu dianggap sebagai tes psikologi
yang handal dan valid. The MCMI-III bernorma dengan pasien kejiwaan dan
dan transformasi normatif didasarkan sepenuhnya pada sampel klinis dan berlaku
hanya untuk individu yang bukti gejala emosional dan interpersonal bermasalah
Organisasi dikonfirmasi dengan analisis faktor dan korelasi dilakukan dengan tes
alpha koefisien untuk tes, serta keandalan tes-tes ulang, semua baik.
narkotika baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang bertujuan
sekarang digunakan bukan hanya untuk pecandu jenis opiat, tetapi untuk semua
Standar Rehabilitasi TC: Adalah buku acuan yang mengatur bagaimana sebuah
28
Pengertian TC adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu dengan masalah
yang sama, tinggal di tempat yang sama, memiliki seperangkat peraturan, filosofi,
norma dan nilai, serta kultural yang disetujui, dipahami dan dianut bersama.
Tujuan TC: Agar klien dapat mengolah subkultur yang dianut pengguna ke arah
kultur masyarakat luas (mainstream society), menuju kehidupan yang sehat dan
mempertahankan pemulihannya.
Filosofi TC tertulis: “Saya berada di sini karena tiada lagi tempat berlindung, baik
dari diri sendiri, hingga saya melihat diri saya di mata dan hati insan yang lain. Saya
masih berlari, sehingga saya masih belum sanggup merasakan kepedihan dan
menceritakan segala rahasia diri saya ini, saya tidak dapat mengenal diri saya
sendiri dan yang lain, saya akan senantiasa sendiri. Dimana lagi kalau bukan di sini,
dapatkah saya melihat cermin diri sendiri? Bukan kebesaran semu dalam mimpi
atau si kerdil di dalam ketakutannya, tetapi seorang insan, bagian dari masyarakat
yang penuh kepedulian. Di sini saya dapat tumbuh dan berakar, bukan lagi
seseorang seperti dalam kematian tetapi dalam kehidupan yang nyata dan berharga
Honesty (kejujuran) Adalah nilai hakiki yang harus dijalankan para residen, setelah
29
No free lunch (di dunia ini tidak ada yang gratis) Tidak ada sesuatupun di dunia ini
rehabilitasi dan yakin bahwa lingkungan ini mampu membawa klien pada
Understand is rather than to be Understood (pahami lebih dulu orang lain sebelum
Do your things right, everything else will follow (pekerjaan yang dilakukan dengan
Be careful what ask to you, you might just get it (mulutmu harimaumu)
You can’t keep it unless you give it away (sebarkanlah ilmumu pada banyak orang)
What goes around, comes around (perbuatan baik akan berbuah baik)
Compensation is valid (selalu ada ganjaran bagi perilaku yang kita buat)
Pondok Pesantren Suryalaya dan Pondok Pesantren Inaba di Jawa Barat dengan
pendekatan nilai- nilai agama Islam dimana kegiatan utamanya adalah berdzikir.
Beda halnya di Thailand dimana para biksu Budha merawat klien yang
mengalami ketergantungan opioida di kuil, antara lain kuil Budha Tan Kraborg. Di
dalam kuil, setiap pagi klien diberi ramuan daun yang menyebabkan klien muntah
dan sore harinya mendapat pelajaran agama Budha dalam lima hari pertama.
30
Setelah lima hari tidak ada lagi kegiatan terstruktur dan klien diberi kesempatan
untuk memulihkan kesehatannya dari kelelahan. Para pendeta ini juga telah dilatih
lebih dari satu kali. Setelah selesai mengerjakan seluruh langkah yang ada, seorang
pecandu harus menjalankan kembali langkah pertama. Karena banyak hal baru yang
seumur hidup.
1. Kami mengakui bahwa kami tidak punya kekuatan untuk mengatasi kebiasaan
2. Kami berkesimpulan bahwa suatu kekuatan yang lebih besar dari diri kami
5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kami sendiri dan kepada orang lain,
6. Siap secara bulat menerima Tuhan yang akan mengubah semua cacat watak.
kami.
8. Membuat daftar-daftar orang yang telah kami rugikan, dan ingin berubah
terhadap mereka.
31
9. Berubah secara langsung kepada orang tersebut dimana mungkin, kecuali bila
10. Terus menemukan diri kami sendiri dan bila terdapat kesalahan, segera
mengakuinya.
11. Melalui doa dan meditasi meningkatkan hubungan secara sadar dengan Tuhan,
12. Dengan memiliki kesadaran spiritual sebagai hasil dari langkah ini, kami akan
pendekatan dan bidang ilmu yang mendukung sehingga dapat memfasilitasi korban
narkotika dalam mengatasi masalahnya dari aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual.
meliputi:
Pendekatan awal
program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi lain guna memperoleh
dukungan dan data awal calon klien residen dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
32
Penerimaan
msuk panti (seperti surat keterangan medical check up, test urine negatif, dan
sebagainya),
(ii) Pengisisan formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan menjadi residen,
Assessment
olahraga.
Bimbingan orang tua dan keluarga, dimksudkan agar orang tua / keluarga
33
Bimbingan keterampilan, berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan usaha
Resosialisasi / reintegrasi
diarahkan untuk menyiapkan kondisi residen yang akan kembali kepada keluarga
(iii) Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan melanjutkan sekolah
Terminasi
rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program (clean and sober).
34
Meningkatkan konsep diri melalui psikoterapi kognitif behavioral.
suportif.
Meningkatkan sikap tegas untuk mampu menolak segala macam bujukan atau
kelompok, konseling.
masing.
35
BAB III
A. Kerangka Teori
Narkotika Pecandu
MCMI - III
Amphetamine
GangguanKepribadian
Otak
Neurotransmitter DOPAMIN
Terapi Community (TC)
GangguanPsikologis
MCMI - III
Recovery
36
B. Kerangka Konsep
Narkotika
Adiksi
MCMI - III
GangguanKepribadian Normal
TerapiComunity TerapiComunity
Recovery
37
C. Hipotesis Penelitian
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
padapecandunarkotikajenis amphetamine.
B. Lokasi Penelitian
Bira VI, Nomor 35, Kelurahan Pai, Kecamatan Birringkanaya, kota Makassar,
C. Waktu Penelitian
39
Teknik pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling yaitu suatu
yang memenuhi kriteria penelitian hingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.
(Zα + Zβ) S 2
n1 = n 2 = 2
X1 - X2
Zα : 1,282 S : 10
Zβ : 1,282 X1 - X2 : 10
(1,282 + 1,282) 10 2
n1 = n 2 = 2 = 13,107 (dibulatkan 13)
10
Dari rumus di atas, maka besar sampel yang yang diperlukan minimal berjumlah
13 orang.
F. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
40
2. Kriteria Eksklusi
G. Cara Kerja
Cara Penelitian
fase Medis
Primery
komputerisasi
1. Identifikasi Variabel
41
I. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Definisi Operasional
- Adiksi adalah pemakaian zat atau obat tanpa prosedur yang tepat dan
berdampak negatif bagi kesehatan dan perkembangan otak. Bila terus terjadi
dapat berakibat pada suatu gangguan yang dinamakan adiksi dan dependency
(ketergantungan).
Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants. Merupakan satu jenis narkotika
yang dibuat secara sintetis dan dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun
seseorang, yang meresap dan bersifat rigid, memiliki onset pada masa remaja
dari empat area: Kognisi, Fungsi interpersonal, Afektif dan Kontrol Impuls
42
- Therapy Community adalah sebuah kelompok yang terdiridari individu
J. Alur Penelitian
Pengguna Narkotika
Golongan Amphetamin
Test MCMI-III
Gangguan Kepribadian
Recovery
43
K. Pengolahan dan Analisa Data
jenis data studi dan dianalisa dengan desain SPSS (Statistical Package For
uji parametrik (Uji T berpasangan) jika memenuhi syarat dan jika tidak
44
BAB V
A. Hasil Penelitian
NO USIA JUMLAH
1 < 17 tahun 2
2 17- 40 tahun 48
3 > 40 tahun 1
45
Jenis Kepribadian yang muncul pada pemeriksaan MCMI-III pengguna
Jumlah MCMI-III
p 0.000
n 25
Dari hasil uji analisis Uji Korelasi Lambda diperoleh adanya korelasi yang
46
Tabel 3. Sebaran Jenis Kepribadian yang Muncul dalam Pemeriksaan MCMI
30
25 24
20
17 17 17 17
15
10
10 9 9
8
5 4 4
3 3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
47
Grafik 2. Sebaran Jenis Kepribadian Setelah Menyelesaikan Program TC
25
22
21
20
16
15 15
15
11
10 9
8
7 7
5 4
3 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627
Mengikuti Program TC
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
48
Sebelum dilakukan analisis data secara bivariat, maka dilakukan Tes
Normalitas terlebih dahulu terhadap data yang telah diperoleh. Tes Normalitas pada
penelitian ini menggunakan Uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang tersedia
SHAPIRO – WILK
Statistic df Sig.
Karena diperoleh nilai p=0.000, maka distribusi data dalam penelitian ini tidak
normal (p < 0.05) sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan UJI
49
Hasil Uji Wilcoxon adalah sebagai berikut :
Setelah TC – Sebelum TC
Z -7.22
N Mean Sum of
Ranks Ranks
Setelah TC – Negative
Positive
Ties 14c
Total 25
Dari hasil Uji Wilcoxon diperoleh nilai p=0.470 (nilai p > 0.05), sehingga tidak
terdapat perbedaan yang bermakna pada gangguan kepribadian antara sebelum dan
50
B. Pembahasan
17 s/d 40 tahun).
Dalam penelitian ini didapati adanya korelasi yang sangat kuat antara pengguna
hasil penelitian ini tidak didapati adanya perubahan gangguan kepribadian yang
bermakna pada pengguna zat amphetamine dari residen yang mengikuti terapi dan
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini hanya melihat
hubungan antara zat jenis amphetamin dengan gangguan kepribadian, tanpa melihat
adalah MCMI III, dimana kita ketahui jawaban pertanyaannya sangat dipengaruhi
oleh persepsi subjektif dari sampel penelitian, sehingga pasian masih dapat
51
BAB VI
A. SIMPULAN
Gangguan Kepribadian.
B. SARAN
RI, cq. Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar untuk meninjau kembali
digunakan sebagai cetak biru program rehabilitasi dalam lingkup BNN RI.
TOT, atau seminar yang berhubungan dengan masalah adiksi secara berkala.
penelitian lanjutan untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang sudah ada ini.
52
DAFTAR PUSTAKA
DeLeon, G. 2000. The Therapeutic Community: theory, model and method. New
Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI. 2002.
Pelayanan Medik
Community.
MD: NIDA
53
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
54