Anda di halaman 1dari 13

Document1

10 Petua Hilangkan Rasa ‘Nervous’ Dalam Segala Hal

“Alamak dah nak dekat pukul 2pm. Ok dah start gabra ni tak pasal-pasal sejam lagi
kena buat presentation masa meeting nanti. Dahlah aku ni ‘nervous’, memalukan
sungguh. Mesti suara pun susah nak keluar. Aduh, ‘sure’ berpeluh-peluh aku dalam
bilik ‘meeting’. Ni pun dah ‘panic attack’ ni. Cepatlah bagi cara hilangkan gemuruh, aku
nak buat sekarang sebelum rasa nak tercabut jantung ni.”
Semua orang pasti pernah alami perasaan ini. Gemuruh bila hadapi orang ramai, gugup
apabila dalam dewan peperiksaan, panik berjumpa bakal mertua dan banyak lagi
perkara yang menyebabkan timbulnya perasaan ini.
Relaks. Ini adalah perasaan normal.

10 CARA HILANGKAN GEMURUH DALAM SEGALA HAL


Sebenarnya ada cara hilangkan rasa gemuruh ini. Apa yang anda boleh lakukan
adalah:
1. BANYAKKAN PRAKTIS PERKARA YANG BUAT ANDA GEMURUH
Jika anda cepat gemuruh apabila bercakap di hadapan orang ramai atau public
speaking, anda boleh atasinya dengan menghadirkan diri dalam mesyuarat atau
diskusi awam.
Sesekali suarakan pandangan anda pada isu berbangkit. Jadi anda akan lebih konfiden
untuk bercakap kepada orang awam.
Document1

Foto Kredit: hercanberra.com


2. BERSEDIA
Jika anda bakal menghadapi temu duga kerja, pastikan anda sudah mencari maklumat
mengenai syarikat tersebut, jawatan dan juga soalan-soalan yang akan ditanya sewaktu
dalam temu duga nanti.
Apabila anda bersedia dengan maklumat yang ada, dengan sendirinya anda yakin pada
diri sendiri secara tak langsung dapat mengurangkan rasa gemuruh.
3. FIKIR POSITIF
Yakin dengan diri yang anda mampu melakukan yang terbaik.
Tenangkan diri dengan bersifat positif yang semuanya akan anda lakukan dengan
jayanya.
Apabila anda sudah set dengan fikiran positif, maka hasilnya pasti juga positif.

Memandu pertama kali pun gemuruh juga kan? Foto Kredit: sun-sentinel.com
4. TENANGKAN DIRI
Relakskan diri daripada memikirkan pelbagai perkara. Duduk dan regangkan diri agar
badan lebih ‘longgar’.
Seeloknya, bawa diri berjalan agar minda lebih tenang. Tutupkan mata dan fokus pada
matlamat anda.
5. FOKUS PADA PERNAFASAN
Tarik nafas perlahan-lahan dan lepaskan.
Lakukan berulang kali sehingga rasa diri relaks. Ia dapat mengurangkan perasaan
gemuruh.
Document1

6. PAKAI PAKAIAN YANG MEMBUATKAN ANDA ‘BERNAFAS’


Perasaan gemuruh boleh meningkatkan pengeluaran peluh.
Elak memakai pakaian yang ketat atau tidak selesa kerana ia boleh menambah lagi
rasa gemuruh.
Pakai pakaian yang longgar dan mudah menyerap peluh.
7. KURANGKAN PERGERAKAN
Kurangkan pergerakan kerana ia boleh menyebabkan orang sekeliling merasai
perasaan gemuruh yang anda hadapi.
Untuk tampil yakin, pegang pen di tangan kerana ia dapat mengatasi rasa gemuruh.
Pastikan anda juga berdiri lurus.
Kredit: antennaconsulting.com
8. BERI SEMANGAT PADA DIRI SENDIRI
Dengan ini, diri akan lebih bersemangat, yakin pada diri sendiri dan kurang rasa
gemuruh.
Cakap “You can do it!” pada diri anda di cermin.

Foto Kredit: sophietarrant.com


9. ELAK KAFEIN
Document1

Seeloknya, elak minum kopi, teh dan energy drink yang mengandungi kafein sehari
sebelum event yang membuat anda gemuruh.
Sebaliknya, cuba amalkan teh herba yang boleh membantu memberi ketenangan.

Foto Kredit: cafe-hallmanns.com


10. TIDUR SECUKUPNYA
Pastikan anda mendapatkan tidur yang cukup. Kurang tidur boleh menambah rasa
lesu, tidak bermaya dan mudah panik.
Apabila panik, perasaan gemuruh juga meningkat.

YAKIN PADA DIRI SENDIRI


Walaupun anda dah mengamalkan semua cara hilangkan gemuruh di atas, perlu ada
keyakinan pada diri sendiri.
Bila hilang keyakinan, maka dengan mudah, perasaan panik dan gugur secara
automatiknya akan hadir pada diri.

Creating Impresssion – Menciptakan Kesan Pertama


Document1

Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang hanya membutuhkan 7 detik untuk


memutuskan bahwa mereka akan menyukai Anda atau tidak. Oleh karena itu peran
kesan pertama begitu penting.
Simak juga video berikut (saya ambil dari salah satu episode video show saya) yang
menampilkan sebuah cerita tentang pentingnya kesan pertama.
Kesan pertama akan membangun persepsi orang akan diri Anda. Jika kesan pertama
yang Anda ciptakan begitu menggoda (eh salah… itu kan kata iklan) maksud saya jika
kesan pertama Anda baik maka tahap-tahap berikutnya juga akan lebih mudah.
Tapi Pak… jika ternyata saya salah membuat kesan pertama, apakah nasib saya sudah

tidak bisa berubah lagi?


Jawabannya “Belum tentu”, kesan pertama seseorang bisa juga salah. Akan tetapi
biasanya cukup sulit untuk mengubah persepsi yang keliru di awal. Jadi mengapa tidak
kita buat kesan pertama yang baik.
TIPS – TIPS UNTUK MENAMPILKAN KESAN PERTAMA YANG BAIK
Nah… supaya lebih mantap belajarnya, saya sudah berikan tips – tips menampilkan
kesan pertama dalam bentuk audio. Anda bisa dengarkan langsung hanya dengan
mengklik player yang ada di bawah ini.
Berikut adalah poin – poin penting pembahasan yang ada di audio di atas:
Tips #1 Perlihatkan Antusiame Anda
Jikalau Anda tampak lesu, tidak semangat bicara dan bahkan selalu berkeluh kesah,
apakah lawan bicara akan tertarik untuk terus mengobrol dengan Anda? Saya yakin
Anda sudah tahu jawabannya.
Oleh karena itu dalam berkomunikasi, tingkatkan level energi dan tunjukkan antusiasme
Anda.
Ingat, antusiasme itu menular. Jikalau Anda antusias maka Andapun bisa mengubah
lawan bicara untuk menjadi antusias.
Selalulah Aware / sadar akan level antusiasme Anda. Tanyakan pada diri Anda
sendiri, “Dalam skala 1 – 10, berapakah level antusiasme saya sekarang?”. Kesadaran
akan hal ini akan membuat Anda juga sadar untuk senantiasa meningkatkan level
energi Anda.
Tips #2 Perhatikan Penampilan Anda
Ada pepatah berkata “Don’t judge a book by its cover” artinya jangan menilai seseorang
dari penampilannya. Akan tetapi pada kenyataannya kita sering menilai orang dari
penampilannya. Ini adalah suatu kondisi yang tidak bisa kita pungkiri.
Oleh karena itu perhatikanlah penampilan Anda. Kenakan pakaian dan aksesoris yang
sesuai dengan konteks.
Tips #3 Cara Anda Berjabat Tangan Membentuk Kesan Pertama Anda
Jangan sampai Anda membuat kesalahan berjabat tangan seperti yang ada di video ini
ya:
9 Aturan berjabat tangan yang harus anda ketahui
Document1

Dengan mengetahui 9 aturan berikut anda akan membuat kesan pertama yang baik.
Jadi pastikan anda mengetahui dan menerapkan hal-hal berikut:
1. Pastikan tangan Anda bebas
Jikalau tangan kiri Anda memegang handphone dan dompet (sambil menenteng tas
berisi jajanan), tangan kanan mendekap laptop plus bahu memanggul tas ransel, saya
pastikan anda pasti kerepotan ketika harus berjabat tangan. Bisa-bisa harus pakai
acara bongkar muatan dulu untuk berjabat tangan.
Oleh karena itu jika memang anda bakal menemui orang dan butuh berjabat tangan,
pastikan tangan anda bebas.
2. Perhatikan kondisi tangan Anda
Jikalau tangan Anda basah habis dari toilet atau lengket setelah makan lemper, lebih
baik Anda jangan berjabat tangan dulu. Saya tidak bisa membayangkan reaksi lawan
bicara anda ketika Anda dengan santai tetap berjabat tangan. Pastikan kondisi tangan
kering dan bersih sebelum berjabat tangan.
3. Jika Anda sedang duduk, berdirilah
Jika seseorang mengulurkan tangannya dan Anda dalam posisi duduk, maka berdirilah
terlebih dahulu sebelum menjabat tangannya. Hal simpel ini menunjukkan bahwa Anda
benar-benar respek dengan lawan bicara.
4. Pasikan telapak tangan dalam posisi menghadap ke samping
Janganlah mengulurkan tangan dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas atau
ke bawah. Posisi telapak tangan menghadap ke atas menandakan
anda submissive (menurut, mengalah), sedang posisi telapak tangan menghadap ke
bawah menandakan anda dominan.
5. Bukalah ibu jari Anda
Jangan tutup ibu jari Anda (menempel di telapak tangan), akan tetapi bukalah ibu jari
Anda. Indiskasinya adalah jika telapak tangan menghadap ke samping, maka ibu jari
semestinya mengarah ke atas.
6. Pastikan ada web to web contact
Web adalah sudut antara ibu jari dan telunjuk, kalau masih bingung yang mana, ini dia
gambar anatominya (seperti pelajaran biologi saja ya):
Document1

Ketika berjabat tangan, pastikan web tangan


menyentuh web lawan bicara (istilah bahasa jawanya, salamannya sampai mentok).
Jika tidak terjadi web to web contact, maka dalam jabat tangan Anda seperti hanya
menggenggam jari-jari lawan bicara saja. Persepsi yang ditimbulkan adalah kurang
percaya diri.
7. Sesuaikan kekuatan genggaman
Walaupun tiap hari Anda fitness dan melatih otot tangan, akan tetapi dalam berjabat
tangan jangan sampai meremas terlalu kuat tangan lawan bicara. Yang sering
melakukan hal ini biasanya adalah pria.
Sebaliknya jangan juga mengenggam terlalu lemah atau bahkan tidak digenggam sama
sekali, Ini menimbulkan kesan bahwa anda kurang menghormati lawan bicara. Nah..
jika yang ini yang lebih sering melakukannya adalah wanita.
8. Ayun tangan anda 1 – 2 kali
Setelah menggenggam tangan lawan bicara dengan full, maka Anda bisa
mengayunkan tangan 1 – 2 kali. Jangan juga mengayun-ayun terus tanpa berhenti
(terutama jika berjabat tangan dengan cewek cantik atau cowok ganteng), bisa-bisa
anda nanti menimbulkan kesan yang lain dan jauh berbeda dari yang ingin Anda
tampilkan.
9. Buatlah kontak mata dan tersenyumlah
Ketika berjabat tangan, pandang wajah lawan bicara, buat kontak mata dan
tersenyumlah. Senyum adalah tanda universal bahwa anda terbuka. Dan tanpa kontak
mata, Anda akan kurang merespek lawan bicara.
Skill Komunikasi Terpenting (yang Sering Dilupakan Orang)
Jika ada seseorang disebut sebagai komunikator ulung, menurut anda skill atau
karakter apakah seharusnya yang dimiliki oleh dia?
Kebanyakan orang akan menjawab:
 Kemampuan berbicara di depan orang banyak
 Karisma dan kepercayaan diri yang tinggi
 Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
Document1

Hanya saja ada satu skill yang sering kelewatan dan dilupakan orang, padahal ini
adalah skill yang paling krusial untuk menjadi seorang komunikator. Tanpa adanya
penguasaan akan skill ini, orang tersebut tidak ada akan disebut sebagai
komunikator handal.
Jadi… skill apakah yang saya maksud? Jawabannya tidak lain adalah…
Listening Skill / Kemampuan Mendengar

Listening – Skill Komunikasi Terpenting yang Sering Dilupakan Orang


Setuju tidak bahwa tanpa kemampuan mendengar yang baik, seseorang tidak akan
bisa disebut sebagai komunikator handal?
Dalam karir, pekerjaan, maupun kehidupan pribadinya orang lain akan kurang respek
kepadanya. Dan bukankah banyak pernikahan yang gagal hanya karena mereka
kurang saling mendengarkan dan memahami?
Akan tetapi kenyataannya, banyak dari kita adalah pendengar yang buruk. Mendengar
juga bukanlah suatu skill yang diajarkan ketika kita berada di bangku sekolah.
Mengapa Kita adalah Pendengar yang Buruk?
Ada beberapa alasan mengapa banyak orang adalah pendengar yang buruk, berikut
adalah beberapa di antaranya:
1) Karena kita sibuk mendengarkan diri kita sendiri saja
Pernahkah Anda terlibat dalam sebuah percakapan seperti ini?
A: Liburan kemarin saya pergi ke Bali lo..
B: Oohh.. kalau saya sih pergi ke Malaysia
A: Iya.. kemarin liburan saya seru banget, kita banyak habiskan waktu di pantai Kuta
lihat matahari terbenam
B: Kalau aku, sore sampai malam banyak di Petronas Tower, waktu malam indah
banget lampunya
A: Waktu lagi santai-santai di pantai, tiba-tiba aku didatangi orang asing, lalu
blablabla…
B: Wah.. itu sih belum seberapa, kalau aku kemarin malahan lebih seru lagi. Begini
ceritanya blablabla…
Dua orang berbicara, akan tetapi tidak ada yang mendengar.
Mengapa? Karena keduanya sibuk untuk mendengarkan dirinya sendiri. Bagi mereka
mendengarkan hanya berarti menunggu lawan bicara selesai berbicara dan setelah
itu berganti mengutarakan pendapat atau cerita.
Sering kita melakukan hal ini karena:
Document1

 Ingin menjadi bintang dalam pembicaraan. Kita ingin tampak paling berpengetahuan,
paling seru, paling lucu (bahkan bisa juga paling menderita)
 Ingin dan merasa perlu untuk memberikan nasehat, saran atau opini
 Ingin mendominasi pembicaraan, seringkali bahkan dengan melakukan interupsi

Pernahkah Anda melakukan hal yang sama?


Seringkali saya juga mendapati diri saya melakukan kesalahan yang sama, rasanya
gatal sekali untuk membuktikan bahwa pengalaman atau cerita kita itu lebih hebat,
pengetahuan kita itu lebih dalam dibandingkan lawan bicara kita.
“The biggest communication problem is that we do not listen to understand. We listen to
reply” – Gabriel Garcia Marquez
Nah, itulah sebab pertama mengapa kita adalah pendengar yang buruk, dengan
mengetahuinya paling tidak anda lebih mawas diri ketika suatu saat fenomena ini
menghampiri anda.
2) Terhalang oleh persepsi atau bias
Sebelum mendengarkan, seringkali kita sudah memiliki filter, persepsi atau anggapan-
anggapan tentang lawan bicara. Di waktu mendengar, kita akan mencari pembenaran
atas persepsi kita yang akhirnya menghalangi pemahaman akan maksud sebenarnya
dari lawan bicara.
Misalkan saja Anda mengetahui teman Anda, si Jono, hobby banget berhutang. Maka
ketika Si Jono bercerita kepada Anda, setiap kalimat atau cerita yang keluar dari mulut
Si Jono Anda persepsikan sebagai alasan mengapa kali ini dia perlu berhutang lagi.
3) Selective Listening – hanya mendengar apa yang ingin kita dengar
Memang sudah sifat dasar manusia untuk menyukai yang serupa dengan kita. Hanya
saja dalam mendengar sering akhirnya kita memfilter informasi yang masuk, kita hanya
mendengar apa yang ingin kita dengar saja.
Jika ada orang memuji, kita langsung mengiyakan perkataannya sambil berkata dalam

hati “Wah.. dia memang baik sekali dan tahu apa yang dia katakan”
Akan tetapi jikalau ada orang yang memberi kritik atau masukan kita lantas “Ini orang
apa sih.. cerewet banget dan sok tahu. Emangnya dia tahu apa sih?”
4) Banyak distraction / gangguan di sekitar kita
Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang akan tetapi Anda tidak merasa
didengarkan? Lawan bicara Anda bukannya konsentrasi mendengar Anda, akan tetapi
lebih sibuk dan konsentrasi dengan handphone yang ada di genggamannya.
Gadget atau handphone seringkali menjadi hambatan terbesar di dalam mendengar.
Kita tidak bisa benar-benar mendengar dan menikmati waktu bersama dengan lawan
bicara karena perhatian kita terpecah pada gadget.
Document1

Setiap kali handphone berbunyi atau berkedip, kita merasa gatal untuk segera
mengeceknya. Jikalau tidak segera mengecek, bisa-bisa rasanya gelisah dan tidak

tenang Hasilnya konsentrasi terganggu dan tidak bisa fokus di dalam mendengar.
Simak juga tulisan di blog saya khusus mengenai distraksi dari handphone ini di link
berikut.
Nah, itulah sebab – sebab dari mengapa kita susah menjadi pendengar yang baik.
Pernah mengalaminya bukan? Sekarang bagaimana cara atau tips – tipsnya untuk
menjadi pendengar yang lebih baik. Simak berikut ya!
Metode S.I.R untuk Menjadi Pendengar yang Lebih Baik
Metode Mendengar Efektif = Metode S.I.R
Metode S.I.R. adalah sebuah akronim yang berasal dari kata-kata Sensing, Interpreting
dan Responding. Berikut adalah penjabarannya:
1) SENSING
Sensing adalah sebuah proses mendengar yang disertai dengan fokus dan bahasa
tubuh yang sesuai.

Sensing – Mendengar dengan seluruh indera kita


Mendengar bukanlah sebuah proses yang otomatis, untuk mendengar dengan efektif
anda membutuhkan usaha dan fokus. Di dalam bahasa Inggris ada perbedaan kata
antara mendengar yang otomatis dan yang disertai fokus.
Hearing adalah mendengar yang otomatis, yang hanya mengandalkan indera
pendengaran. Contohnya: Anda mungkin mendengar suara orang berbicara,
hembusan angin dari AC atau suara mobil melintas.
Listening adalah mendengar yang disertai fokus dan perhatian, di mana Anda
mendengarkan dengan telinga, mata dan hati. Anda mendengarkan sambil
berusaha memahami maksud dan tujuan orang yang berbicara.
Mendengarkan juga harus disertai dengan bahasa tubuh yang sesuai. Jika mata Anda
tidak menatap lawan bicara malahan sibuk mengetik di handphone atau komputer,
maka orang di depan Anda juga merasa tidak sedang didengarkan.
Gunakan bahasa tubuh yang sesuai ketika mendengarkan, yaitu:
Document1

 Posisi badan sedikit condong ke depan ke arah lawan bicara


 Pastikan ada kontak mata dengan lawan bicara
 Fokus dan tidak sambil melakukan hal lain
Perlu juga kita untuk menghilangkan distraksi yang mungkin muncul, untuk hal itu
mungkin video berikut bisa menginspirasi Anda:
2) INTERPRETING
Interpreting adalah proses menafsirkan makna dari si pemberi pesan.

Interpret – menangkap makna yang tersirat


Mengapa kita harus melakukan hal ini?
Karena seringkali apa yang disampaikan dan apa yang dimaksudkan berbeda.
Misalnya saja ketika anda pulang ke rumah dan bertanya “Sayang, apakah kamu baik-
baik saja?” dan suami / istri Anda menjawab “YA, BAIK-BAIK AJA” (sambil cemberut
dan nada kesal). Sebagai pendengar yang baik tentu saja Anda tahu bahwa kata-kata
yang diucapkan dan kenyataannya berbeda 180 derajat.
Oleh karena itu, Anda tidak bisa mendengar hanya dengan telinga. Mendengarlah juga
dengan mata dan hati. Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi suara dari lawan
bicara, maka Anda akan bisa menangkap maksud yang tersirat.
Berusahalah untuk sensitif dengan kondisi yang ada. Ketika Anda mendapati bahwa
terjadi ketidaksinkronan antara kata yang diucapkan dengan maksud, maka anda bisa
memahami dan bertanya lebih lanjut.
Percayalah bahwa dengan melakukan hal ini anda bisa menyelamatkan diri dari banyak
masalah dan membuat diri anda menjadi pendengar yang lebih baik.
3) RESPONDING
Responding adalah bagaimana Anda merespon apa yang disampaikan oleh lawan
bicara
Document1

Respond – tunjukkan bahwa Anda paham dan tertarik


Dalam merespon seringkali kita tergoda untuk melakukan hal-hal berikut:
 Memberikan saran-saran dan pendapat kita
 Ganti menceritakan kisah kita yang lebih heboh, lebih seru dan lebih lucu
Hal tersebutlah yang akhirnya membuat kita menjadi pendengar yang kurang efektif.
Ada kalanya seseorang menyampaikan sesuatu bukan karena mereka ingin
mendengarkan saran atau pendapat Anda, akan tetapi mereka hanya butuh
seseorang untuk mendengar.
Jadi saran saya adalah, baru berikanlah saran atau pendapat jika diminta.
Kendalikan juga diri anda, mungkin Anda memiliki cerita, kisah atau referensi yang lebih
heboh dan lebih keren, akan tetapi simpanlah dulu hal itu.
Fokuslah untuk mendengarkan dan memahami saja.
Tiga level dalam merespon pembicaraan
Level #1 Hmm.. Okay.. Oo…
Seringkali bentuk respon terbaik dalam menanggapi sebuah pembicaraan adalah hanya
dengan berkata “Hmm…”, “Okay…” “Ooo…” atau bahkan hanya sekedar anggukan
kepala.
Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa Anda memang dalam posisi 100% mendengar
dan siap untuk menerima lebih banyak lagi.
Akan tetapi tentu saja tidak bisa sepanjang pembicaraan Anda hanya bergumam dan
mengangguk-angguk saja, tetap Anda harus juga merespon dengan kata-kata. Oleh
karena itu, berikut adalah dua level mendengar yang berikutnya.
Level #2 Mengulangi / memparafrase apa yang disampaikan
Dengan mengulangi apa yang disampaikan oleh lawan bicara berarti anda
mengkonfirmasi apa yang dia sampaikan sekaligus mengundang dia untuk berbicara
lebih mendalam lagi. Berikut saya berikan contoh-contoh supaya lebih jelas:
Contoh 1:
A : Liburan kemarin saya pergi ke Bali lo…
B : Ooo.. jadi liburan kemarin ke Bali ya?Contoh 2:
Document1

A : Akhir-akhir ini tugas kantor kok banyak banget, aduh pusing jadinya hari-hari ini
B : Saya bisa mengerti jika kamu pusing gara-gara tugas yang banyak itu
Level #3 Bertanya lebih lanjut
Dengan bertanya berarti kita menunjukkan rasa tertarik akan apa yang disampaikan
oleh lawan bicara.
Tentu saja karena ini adalah bentuk dari merespon, maka pertanyaan yang anda ajukan
haruslah berhubungan dan sesuai dengan topik pembicaraan yang dia sampaikan
sebelumnya. Jika pertanyaan Anda tidak berhubungan malahan anda terkesan sebagai
orang yang tidak peduli.
Contoh bertanya yang tidak tepat:
A : Liburan kemarin saya pergi ke Bali lo…
B : Oh ya.. ngomong-ngomong kamu sudah nonton film Superman yang baru diputar di
bioskop nggak?
Contoh bertanya yang tepat:
A : Liburan kemarin saya pergi ke Bali lo…
B : Oh ya.. menarik sekali. Waktu di sana sempat mengunjungi objek wisata apa saja?
Nah, itu tadi adalalah pembahasan tentang Listening Skill – Skill Komunikasi
Terpenting (yang sering dilupakan orang). Listening skill adalah skill komunikasi
yang menjadi dasar untuk skill – skill komunikasi yang lain, oleh karena itu dalam
pembahasan 21 Hari Menjadi Pribadi Menarik dan Disukai Orang Lain ini saya letakkan
di bagian pertama.
Saatnya Praktek!
Hanya membaca dan mengetahui konten ini saja tidak akan membuat Anda menjadi
pendengar yang baik. Setelah ini segera praktekkan apa yang sudah Anda pelajari.
Fokuslah untuk menjadi pendengar yang lebih baik. Anda bisa langsung
mempraktekkan dengan keluarga, rekan kerja atau teman.
Sadarilah kesalahan yang sering terjadi dalam mendengar, dan jangan terjebak pada
hal yang sama. Gunakan metode S.I.R untuk menjadi pendengar yang lebih baik.
Silahkan memberi komentar, mendiskusikan atau mensharingkan apa yang anda
alami atau hasil praktek anda. Anda bisa menuliskannya pada kolom komentar yang
ada di bawah ini. Saya dan pembaca yang lain juga ingin mendengar hasil dari anda
Nantikan juga konten mendatang dalam seri 21 Hari Menjadi Pribadi Menarik dan
Disukai Orang Lain. Setelah ini kita akan membahas cara untuk membina dan
menjalin relasi dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai