Askep Keluarga Vertigo
Askep Keluarga Vertigo
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
B. Etiologi
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media
dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops
labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor,
sklerosis multipleks.
2. Penyakit Sistem Saraf Pusat
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular,
fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
hipotensi ortostatik, blok jantung.
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c. Trauma kepala/ labirin.
d. Tumor.
e. Migren.
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medulla adrenal, keadaan
menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut.
Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/
tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
E. Pemeriksaan Penunjang
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik
Laboratorium
Radiologik dan Imaging
EEG, EMG, dan EKG
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan
adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi
untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja
selama beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada usia lanjut.
Skopolamin dalam bentuk plester kulit memiliki efek.
e. Menentukan scoring
Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang harus dilakuakan yaitu :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
x bobot = skala
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot
a) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas, yaitu :
1) Sifat masalah; dalam menentukan masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan
sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak
yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kapada hal-hal yang mengancam
kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi
yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah, factor-faktor yang mempengaruhi masalah yang dapat
diubah adalah :
a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk menangani masalah
b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sran dan prasarana
c) Sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan keterampilan dan waktu
d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu.
3) Potensi masalah untuk dicegah, hal-hal yang perlu diperhatikann dalm melihat potensi masalah
adalah :
a) Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya atau masalah yang
menunjukkan kepada prognosa dan beratnya masalah.
b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah
berhiubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa kelurga dan potensi masalh untuk
dicegah. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan
memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian dan perumusan masalah adalah menyusun
perencanaan perawatan dan kesehatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan
masalah kesehatan dari perencanaan, yaitu :
1) Masalah kesehatan
2) Masalah keperawatan
3) Sasaran
4) Tujuan
5) Kriteria
6) Standar
7) Intervensi
Ciri-ciri rencana perawatan keluarga, yaitu :
1) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa dating
2) Berkaitan denhgan masalah kesehatan dan keperawatan yang diidentifikasi
3) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
4) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus
c. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawtan terhadap kel;uarga, didasarkan kepada rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga :
1) Sumber daya keluarga (keuangan)
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluargasarana dan prasarana dalam keluarga
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.Evaluasi berkaitan
dengan tujuan. Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah :
1) Kriteria keberhasilan
2) Standar keperawatan
3) Keadaan fisik, misalnya peningkatan BB anak
4) Pengetahuan dan perubahan, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk tentang perawatan dan
kesehatan yang telah diberikan oleh perawat.
5) Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam
memberikan asuhan di rumah.
Alasan pentingnya evaluasi :
1) Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidaak berguna
2) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3) Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4) Untuk mengembangkan dan menyerpurnakanpraktik keperawatan.
Metode yang digunakan untuk penilaian atau evaluasi, yaitu :
1) Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga
2) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah telah
menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh perawat.
3) Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di buat dan tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
4) Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalm menentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan asuhan keperawatan.
BAB II
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama kepala keluarga : Tn. F
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar
Alamat : Jl. S. Parman, Komp. RS Islam Banjarmasin
Gg. Kafilah Rt.
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. F termasuk keluarga besar, karena terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek yang
tinggal dalam satu rumah.
4. Suku/bangsa
Tn. F adalah suku Banjar dan Ny. E suku jawa, tidak ada budaya atau istiadat yang dianut
keluarga yang dapat merugikan kesehatan keluarga.
5. Agama
Keluarga Tn. F beragama Islam, tidak ada nilai kepercayaan yang merugikan kesehatan
maupun pemahaman yang bertentangan dengan kesehatan atau dapat mempengaruhi budaya.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan rata-rata ± Rp. 3.000.000,- per bulan yang didapat dari hasil pekerjaan Tn. F
sebagai pengusaha laundry dan kos-kosan yang terdapat di belakang rumahnya.
Rambut
Berwarna hitam, lurus dan panjang
Kepala leher
Kepala dan leher klien cukup bersih, klien mengatakan sering merasa pusing mendadak saat
klien kelelahan, pusing terasa berputar-putar, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kesulitan saat menelan, dan tidak ada keterbatasan gerak.
Penglihatan dan mata
Struktur mata klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan pada mata klien.
Penciuman dan Hidung
Fungsi penciuman baik, mukosa bibir klien lembab, struktur simetris tidak ada peradangan pada
hidung.
Mulut
Kebersihan mulut dan gigi tampak bersih, fungsi mengunyah baik.
Telinga dan pendengaran
Tidak ada gangguan pada pendengaran klien dan tidak terdapat peradangan pada telinga klien.
Dada dan pernapasan
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22x/menit
Abdomen
Tidak ada teraba masa dan asites, bentuk abdomen simetris tidak terdapat nyeri pada abdomen.
Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelainan tulang dan sendi, gerakan normal penuh
menantang gravitasi dengan tahanan.
E: dapur
F F: tempat usaha (laundry)
G: kamar mandi
I G H: toilet
H I: kos-kosan*
* => kos-kosan kurang jelas, karena tidak di ijinkan penghuni kos untuk
melihat-lihat keadaan
2. Sarana sanitasi lingkungan
Sumber air minum dari air ledeng (PDAM), untuk mencuci piring, mengambil air ke sungai,
air minum dnan memasak menggunakan air ledeng. Kalau untuk air minum terlebih dahulu
dimasak sampai mendidih. Pembuangan limbah air dibuang di wastafel yang menjurus ke bawah
tanah, sedangkan air dan kotoran bekas BAB dan BAK di buang ke septikteng. Kebiasaan
membuang sampah hanya ditaruh de depan rumah, karenan setiap pagi hari ada petugas
kebersihan setempat yang akan membuangkannya.
3. Sarana kesehatan
Jarak rumah Tn. F dengan fasilitas kesehatan cukup dekat, 100 meter dari depan rumah akan
mendapati RS Islam Banjarmasin, sedangkan 150 meter dari belakang rumah akan mendapati
puskesmas Pasar Lama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, maka akan dibawa ke puskesmas,
dan apabila keadaan semakin memburuk maka akan di rujuk ke RS Islam Banjarmasin.
4. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Karakteristik tetangga mayoritas berbudaya Banjar, lingkungan fisik jarak antara rumah
setempat cukup dekat.
F. Struktur Keluarga
1. Struktur keluarga
Yang mengambil keputusan dalam keluarga bila ada masalah adalah Tn. F.
2. Struktur peran
Tn. F sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota masyarakat, sedangkan Ny. E sebagai istri
dan ibu rumah tangga yang mengurusi keperluan suami dan anaknya. Sedang An. F sebagai anak
yang baik, aktif dalam bermain dan senang bergaul dengan teman-teman yang berada di sekitar
rumahnya.
G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. F tampak rukun dan damai, terdapat perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga dan adanya dukungan terhadap anggota keluarga yng lainnya.
2. Fungsi sosiolisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. F tampak harmonis, hubungan dengan tetngga juga harmonis
dengan adanya tetangga yang sering duduk di teras rumah Tn. F.
3. Fungsi perawatan diri
a. Mengenai masalah kesehatan
Keluarga belum mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang sedang
dialami keluarga, yaitu meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, terlihat keluarga
tidak tau kalau salah satu keluarga menderita Vertigo.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. F tidak mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya, keluarga belum mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
tersebut.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga T. F belum mengerti cara perawatan yang berhubungan dengan penyakit Vertigo.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yng dapat meningkatkan gizi bagi
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas pelayana kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, selalu dibawa berobat ke puskesmas atau rumah sakit.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F mempunyaai satu orang anak laki-laki yang masih berumur 2 tahun.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. F mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya.
I. Amalisa Data
Ny. E mengalami penyakit vertigo
Pengelompokan Data Masalah Dignosa Keperawatan
Kesehatan
Data subjektif: Vertigo pada Ny. Ketidakmampuan keluarga
Keluarga mengatakan : E merawat anggota keluarga yang
1. Ny. E mempunyai sakit berhubungan dengan
penyakit vertigo kurangnya pengetahuan tentang
2. Ny. E mengatakan sering perawatan vertigo.
merasa pusing dan terasa
berputar-putar, saat pusing
datang penglihatan Ny. E
menjadi kabur.
Data Objektif:
1. Ny.E tampak nyeri kepala
dan tampak meringis
nyeri.
Score Vertigo pada Ny. E
No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah tidak/kurang 3/3x1 1 Kurang pengetahuan
sehat tantang penanganan
vertigo
2 Kemungkinan masalah ½x2 1 Melalui pendidikan atau
dapat di ubah hanya penyuluhan kesehatan
sebagian terutama tentang vertigo
3 Potensial dapat dicegah : 3/3x1 1 Masalah dapat diubah
tinggi dengan mudah kalau
ditunjang kemampuan
keluarga dalam merespon
adanya masalah
4 Menonjolnya masalah: ½x1 ½ Keluarga menganggap
masalah ada tetapi tidak penyakit vertigo ini seperti
perlu segera di tangani biasa tidak mengganggu
kegiatan sehari-hari
Jumlah Skor 3½