Anda di halaman 1dari 2

Cardiazole termasuk dalam obat analeptika yang mampu menstimulasi bagian sistem saraf

tertentu, terutama pusat pernafasan dan pusat vasomotor dalam medulla oblongata. Pada dosis
tinggi dapat menyebabkan spasmus otot. Mekanisme kerja obat dapat dipengaruhi oleh konsentrasi
obat, spesies hewan, faktor endogen (usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan hewan). Diet
terkait dengan komposisi pakan, cara pemberian, temperatur serta musim. Pada dosis tinggi
cardiazol dapat menyebabkan spasmus otot. (Gunawan 2007).

Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru.

Mekanisme kerja obat dapat diperanguhi oleh konsentrasi obat, spesies hewan, faktor
endogen (usia, berat badan, jenis kelamin, kelamin hewan), diet terkait dengan komposisi pakan,
cara pemberian, temperatur serta musim. Penggunaan cardiazol 1% pada dosis rendah
(100mg/kgBB) tidak mengakibatkan kematian tingkat kematian 50% dapat ditemukan pada
pemberian cardiazole 1% dengan dosis 200mg/KgBB dan 400mg/kgBB, sedangkan tingkat
kematian 75% ditemukan pada pemberian dengan dosis 800mg/kgBB. Pada dosis yang lebih
rendah hanya menunjukan konvulsi dan bila dilanjutkan pada dosis yang tinggi maka akan
mengalami konvulsi dan kematian (Mutscher 1999).

Mutscher E. 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi ed-5. Bandung(ID) : ITB

Dilakukan pemeriksaan fisiologis katak normal (posisi tubuh, reflek, rasa nyeri, tonus,
frekuensi napas dan jantung). Setelah itu, cardiazol disuntikan secara subcutan (SC) pada daerah
abdominal melalui saccus limphaticus femoralis dengan dosis bertingkat mulai 0,05 mL, 0,1 mL,
0,2 mL dan seterusnya. Setiap 10 menit diamati perubahan pada setiap dosis penyuntikan.
Pemberian obat dan pengamatan dihentikan setelah terjadi konvulsi pada katak. Kemudian bagian
otak dari katak dirusak satu per satu mulai dari cortex cerebri, medulla oblongata, dan medulla
spinalis untuk mengetahui titik tangkap kerja obat tersebut

Tabel 3. Stimulansia Medulla Oblongata pada Katak (Cardiazol)


Menit Dosis Posisi Reflek Rasa Tonus Frek. Frek. Konvulsi
(mL) Tubuh nyeri napas jantung
0 0,05 45o +++ +++ +++ 84 76 -
10 0,1 40o ++++ ++++ ++++ 84 100 -
20 0,2 30o ++++ ++++ ++++ 96 100 -
30 0,4 20o ++++ ++++ ++++ 112 - ++++
40 0,8 - - - - - - -

Katak yang disuntikan cardiazol mengalami konvulsi spontan, tidak seperti konvulsi yang
terjadi pada pemberian striknin dan caffein. Konvulsi yang terjadi berbentuk asimetris dan klonis.
Konvusi tampak saat pemberian dosis cardiazole 0,4 mL. Cardiazol termasuk dalam obat
analeptika yang mampu menstimulasi bagian sistem saraf tertentu, terutama pusat pernapasan dan
pusat vasomotor dalam medulla oblongata. Oleh sebab itu, saat terjadi konvulsi dan bagian otak
di rusak satu per satu, konvulsi berhenti saat bagian medulla oblongata katak dihilangkan.

Penyuntikan cardiazole di daerah abdominal yang melalui saccus limphaticus dengan cara
subkutan pada menit ke-0 tidak ada efek yang ditimbulkan, baik dalam refleks, rasa nyeri, dan
tonus. Namun. Kemungkinan terjadi kesalahan dari praktikan ditunjukan pada data, dimana tiap
menit ditambahkan cardiazol fungsi fisiologis katak meningkatkan, yangg dimana menurut
literatur cardiazole menurunkan fungsi fisiologis tubuh. Pada penyuntikan dengan dosis 0,4 ml,
katak mengalami konvulsi dan segera dilakukan perusakan daerah otak dari cortek cerebri tetapi
masih menunjukan gejala konvulsi, lalu dilakukan perusakan kembali pada daerah medulla
oblongata dan gejala konvulsi hilang. Hal ini membuktikan bahwa cardiazol memiliki titik tangkap
kerjanya di medulla oblongata.

Anda mungkin juga menyukai