Anda di halaman 1dari 9

HAK INFORMASI : PRIVASI DAN KEBEBASAN DI ERA INTERNET

Privasi (privacy) adalah hak seseorang untuk tinggal seorang diri, bebas dari
pengawasan maupun campur tangan pihak lain ataupun organisasi, termasuk negara.
Hak atas privasi juga terdapat di tempat kerja : Jutaan karyawan merupakan subjek
pengawasan elektronis berteknologi tinggi.

TABEL 4.3UNDANG-UNDANG FEDERAL YANG MENGATUR PRIVASI DI


AS
UNDANG-UNDANG PRIVASI FEDERAL UMUM
 Amendemen Undang-undang Kebebasan Informasi tahun 1966 ( Fredom of Information
Act of 1966 as Amended, 5 USC (552)
 Amandemen Undang-Undang Privasi tahun 1974 (Privacy Act of 1974 as Amanded, 5
USC 552a)
 Undang-undang Privasi Komunikasi secara Elektronik (Electronic Communication
Privacy Act ) tahun 1986
 Undang-Undang Perlindungan Privasi dan Penyesuaian Komputer (Computer Matching
and Privary Protection Act) Tahun 1988
 Undang-Undang Keamanan Komputer (Computer Security Act) tahun 1987
 Undang-undang Integritas Manajer Keuangan Federal (Federal Managers Financial
Integrity Act) tahun 1982
 Undang-undang Perlindungan Privasi Pengemudi (Driver’sPrivary Protection Act) tahun
1994
 Undang-Undang E-Government (E-Goverment Act) tahun 2002

UNDANG-UNDANG PRIVASI YANG MEMEPENGARUHI INSTITUSI SWASTA

 Undang-Undang Pelaporan Kredit yang Adil (Fair Credit and Reporting Act) tahun 1970
 Undang-Undang Hak dan Privasi Pendidikan (Family Education Rigths and Privary Act )
tahun 1974
 Undang-Undang Privasi Keuangan ( Right to Financial Privary Act) tahun 1978
 Undang-Undang Perlindungan Privasi (Privacy Protection Act) tahun 1980
 Undang-Undang Kebijakan Komunikasi Lewat Kabel (Cable Communication Policy Act)
tahun 1984

 Undang-Undang Privasi Komunikasi secara Elektronik (Electronic Communication


Privacy Act ) tahun 1986
 Undang-Undang Perlindungan Privasi Video (Video Privacy Protection Act) tahun 1988
 Undang-Undang Akuntabilitas dan Portabilitas Asuransi Kesehatan (The Health Insurance
Portabililty and Accountability Act – HIPAA ) tahun 1996
 Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak-Anak (Children’s Online Privacy
Protection Act – COPPA ) tahun 1998
 Undang-Undang Modernisasi Keuangan atau Undang-Undang Gramm-Leach-Billey
(Financial Modernization Act/Gramm-Leach-Bliley Act) tahun 1999
Teknologi sistem sistem informasi mengancam hak atas privasi individu dengan
melakukan pelanggaran privasi secara murah, efektif dan menguntungkan.
Hak terhadp privasi dilindungi oleh konstitusi di AS, Kanada, dan Jerman
dengan berbagai cara yang berbeda serta di negara lainnya melalui berbagai undang-
undang. Di AS, hak terhadap privasi dilindungi oleh Amandemen Pertama jaminan
kebebasan berbicara dan berasosiasi, dan Amandemen Keempat tentang pelindungan
terhadap penggeledahan dan penyitaan atas dokumen maupun rumah pribadi tanpa
alasan dan jaminan terhadap proses hukum.
Tabel 4.3 menggambarkan undang-undang dasar negara federal Amerika
Serikat yang diterbitkan guna menangani informasi tentang orang pribadi seperti
laporan kredir/utang, pendidikan, rekaman keuangan, rekaman surat kabar, dan
komunikasi elektronis. Undang-Undang Privasi ( Privacy Act ) yang dibuat pada tahun
1974 adalah bagian terpenting dari undang-undang ini, yang mengatur pemerintah
federal dalam pengumpulan, penggunaan, dan transparansi informasi saat ini, sebagian
besar hukum negara dan hanya sedikit yang menyentuh sektor swasta.
Sebagian besar undang-undang yang mengatur hak-hak privasi di Amerika dan
Eropa disusun berdasarkan aturan hidup yang disebut Praktik Informasi yang Adil
(Fair Information Practice – FIP ), yang pertama kali dicetuskan pada 1973 oleh komite
penasihat pemerintah federal yang diperbarui pada 2010 yang menambahkan tentang
teknologi yang menyerang privasi (FTC, 2010; Departemen Kesehatan, Pendidikan,
dan Kesejahteraan Amerika Serikat pada 1973). FIP adalah rangkaian prinsip yang
mengatur dalam pengumpulan dan penggunaan informasi tentang seseorang. Prinsip-
prinsip FIP didasari oleh gagasan tentang kepentingan yang saling memberi manfaat
antara pemegang rekaman dengan individu. Individu memiliki memiliki kepentingan
dalam sebuah transaksi dan pemegang rekaman-biasanya organisasi bisnis ataupun
lembaga pemerintah memerlukan informasi tentang individu untuk mendukung
transaksi tersebut. Ketika informasi telah diterima, individu melaksanakan
kepentingannya berdasarkan rekaman tersebut, dan
TABEL 4.4 PRINSIP – PRINSIP PRAKTIK PELAKSANAAN INFORMASI
YANG WAJAR DARI KOMISI PERDAGANGAN FEDERAL

1. Perhatian / kesadaran ( prinsip inti ). Situs web harus mengungkapkan


praktik pelaksanaan informasi mereka sebelum mengumpulkan data. Meliputi
identifikasi dari pihak pengumpul penggunaan data pihak penerima data yang lainnya
sifat dari pengumpulan (aktif/tidak aktif) status sukarela atau wajib konsekuensi dari
penolakan dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi kerahasiaan,
integritas dan kualitas dari data.

2. Pilihan / persetujuan ( prinsip inti ). Harus ada sebuah aturan pilihan


untuk memungkinkan para pelanggan memilih bagaimana informasi mereka akan
digunakan untuk tujuan kedua di luar tujuan mendukung transaksi, termasuk
penggunaan internal dan transfer kepada pihak ketiga.
3. Akses / partisipasi. Para pelanggan harus mampu memeriksa dan menguji akurasi
dan kelengkapan data yang diperoleh tentang diri mereka dengan cepat dan dengan
proses yang murah.
4. Keamanan. Pengumpul data harus mengambil langkah yang bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa informasi pelanggan akurat dan aman dari penggunaan
yang tidak diotorisasi.
5. Penegakan. Harus dilaksanakan suatu mekanisme untuk menegakkan prinsip –
prinsip dalam FIP. Hal ini dapat meliputi regulasi diri sendiri, legislasi yang
memberikan bagi para konsumen solusi hukum bagi pelanggaran, atau undang-
undang federal, dan regulasi.

informasi tersebut tidak akan digunakan untuk mendukung aktivitas lain tanpa
sepengetahuan yang bersangkutan. Pada 1998, FTC mencatat ulang dan memperluas
cakupan FIP untuk menyediakan aturan dalam melindungi privasi online. Tabel 4.4
mendekripsikan penerapan Prinsip Informasi yang Adil yang dikembangkan oleh FTC.
FIP yang dikembangkan oleh FTC digunakan sebagai panduan untuk
mendorong perubahan dalam pembuatan undang-undang Perlindungan Privasi Online
Anak -Anak ( Children’s Online Privacy Protection Act-COPPA), yang mewajibkan
situs web untuk meminta izin kepada orang tua si anak dalam mengumpulkan
informasi, apabila anak tersebut berusia di bawah 13 tahun. Pada 2010, FTC
menambahkan 3 aturan baru pada kerangka kerjanya dalam melindungi privasi.
Perusahaan harus menerapkan “ rancangan yang mempertimbangkaan aspek privasi”
(privacy by design” ), menciptakan produk dan layanan yang melindungi privasi
Perusahaan harus meningkatkan transparansi dalam penggunaan datanya. Perusahaan
wajib memberitahukan konsumen dan menyediakan pilihan yang jelas terkait skema
pengumpulan data memberitahukan konsumen dan menyediakan pilihan yang jelas
terkait skema pengumpulan data (FTC, 2010 ). Undang-undang tentang privasi dalam
internet lainnya yang diajukan adalah mengenai perlindungan terhadap penggunaan
personal identification numbers (PIN) secara online, seperti nomor jaminan sosial;
perlindungan terhadap informasi pribadi seseorang yang dikumpulkan lewat internet
yang belum terproteksi oleh COPPA; serta pembatasan dalam eksploitasi data untuk
keamanan negara.
Undang-undang Gramm-Leach-Bliley tahun 1999, yang mencabut larangan
kerja sama antarbank, perusahaan sekuritas, dan perusahaan asuransi termasuk
didalamnya beberapa perlindungan privasi konsumen pada jasa keuangan. Setiap
institusi keuangan wajib menerangkan kebijakan dan praktik mereka dalam melindungi
privasi orang pribadi serta memberikan informasi dan pilihan kepada konsumen apabila
terdapat persetujuan pembagian informasi dengan pihak ketiga yang tidak terafiliasi.
Undang-Undang Akuntabilitas dan Portabilitas Asuransi Kesehatan ( The
Health Insurance Portability and Accountability Act-HIPAA ) tahun 1996, yang efektif
dilaksanakan pada 14 April 2003, memasukkan perlindungan privasi terhadap rekaman
medis seseorang. Dokter, rumah sakit, dan penyedia jasa layanan kesehatan lainnya,
harus membatasi keterbukaan informasi pribadi pasien (hanya jika betul-betul
diperlukan saja) guna menjalankan apa yang diamanatkan.

Instruksi Eropa mengenai Perlindungan Data


Di Eropa, perlindungan terhadap privasi lebih ketat daripada di Amerika Serikat. Tidak
seperti di AS, negara-negara Eropa tidak mengizinkan perusahaan untuk menggunakan
informasi pribadi milik seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. Pada 25 Oktober
1998, komisi instruksi Eropa mengenai perlindungan data ( European Commission,s
Directive on Data Protection ) mulai diberlakukan, memperluas pemberlakuan
perlindungan privasi ke seluruh negara-negara Eropa. Petunjuk tersebut mewajibkan
setiap perusahaan untuk memberitahu orang yang bersangkutan apabila mereka sedang
mengumpulkan informasi tentangnya dan menjelaskan bagaimana data tersebut akan
disimpan dan digunakan.

Tantangan Internet Terhadap Privasi


Teknologi internet telah menghadirkan tantangan baru bagi perlindungan privasi
seseorang informasi yang dikirim pada jaringan luas ini, akan melewati berbagai
macam sistem berbeda yang dapat memantau, menangkap dan menyimpan setiap
pertukaran informasi yang melewatinya.
Pelacakan web yang telah terjadi pada situs web dan laman web yang telah Anda
kunjungi konten online yang sudah diakses seseorang dan item yang telah dibeli
seseorang melalui internet pengawasan dan pelacakan tersebut dilakukan tanpa
sepengetahuan pengunjung. Hal tersebut dilakukan bukan hanya oleh situs web
perorangan, namun juga jaringan perusahaan periklanan seperti Microsoft Advertising,
Yahoo, dan Double Click yang dapat melacak perilaku seseorang dalam beraktivitas di
dalam dunia maya pada ribuan situs web. Baik pemilik situs web maupun industri
periklanan membiarkan pelacakan terhadap individu di situs web karena dengan jalan
demikian iklan diterbitkan lebih terarah kepada sasaran yang tepat, dan hal itu akan
membiayai operasional situs web. Hal ini seperti tayangan televisi : perusahaan
periklanan mendukung ( membiayai) konten-konten gratis yang diakses pengguna.
Permintaan komersial terhadap informasi pribadi ini betul-betul tak terpuaskan.
Cookies adalah teks kecil yang tersimpan pada hard disk ketika pengguna
mengunjungi suatu situs web. Cookies mengindentifikasi perangkat lunak yang
digunakan oleh pengunjung dalam melakukan browsing internet dan memantau
kunjungan pada situs web.
Spyware lainnya yang dapat secara diam-diam meng-install dirinya sendiri ke
komputer pengguna dengan menumpang pada aplikasi yang lebih besar. Begitu ter-
install spyware tersebut akan meminta situs web mengirimkan iklan dan material-
material lain yang tidak diminta kepada pengguna dan melaporkan tindakan-tindakan
yang dilakukan pengguna selama menggunakan internet ke komputer lain.

Solusi Teknis
Sebagai pelengkap undang-undang, ada beberapa teknologi yang dapat melindungi
privasi pengguna selama berinteraksi menggunakan situs web. Kebanyakan perangkat
tersebut digunakan untuk mengenkripsi surel, atau berselancar di dalam dunia maya
secara anonim (menggaburkan identitas), atau mencegah komputer klien untuk
menerima cookies, atau untuk mendeteksi dan menghilangkan spyware.
Karena public semakin waspada/kritis terhadap ancaman pelacakan perilaku,
targeting ads, dan kegagalan industri dalam menerapkan aturan internal yang memadai,
perhatian beralih ke browser. Banyak browser tidak memiliki fitur Do Not Track. Bagi
pengguna yang telah mengaktivasi fitur Do Not Track, browser tersebut akan meminta
ke situs web agar perilaku pengguna jangan dilacak. Baik Internet Explorer9 maupun
Mozilla’s Firefox telah menyediakan fitur ini. Bagaimanapun fitur tersebut juga dapat
di non-aktifkan kembali seperti semula. Dan sebagian besar konsumen tidak pernah
mengunjungi bagian Options Privacy pada browser mereka. Industri perikanan online
menghadapi rencana Microsoft dengan pahit dan memperingatkan bahwa situs web
miliknya tidak berkewajiban mengikuti keinginan pengguna untuk tidak dilacak (baca:
mengancam tetap melacak). Tidak ada persetujuan resmi dari kalangan industri
periklanan online dalam merespons permintaan Do Not Track dan belum ada undang-
undang yang mewajibkan situs web untuk berhenti melacak.

HAK KEKAYAAN : KEKAYAAN INTELEKTUAL


Sistem informasi terkini telah menghadirkan tantangan yang luar biasa bagi hukum dan
praktik-praktik sosial yang melindungi kekayaan intelektual. Kekayaan intelektual
(intellectual property) dianggap sebagai harta tak berwujud yang diciptakan oleh
seseorang ataupun organisasi. Kekayaan intelektual adalah subjek/pokok persoalan
bagi berbagai macam jenis perlindungan di bawah naungan tiga tradisi resmi berikut :
rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.

Rahasia Dagang
Setiap produk hasil karya intelektual – sebuah formula, perangkat, pola atau komilasi
data yang digunakan untuk tujuan bisnis dapat digolongkan sebagai rahasia dagang
(trade secret ), dan bukanlah informasi yang dapat diakses secara umum. Perlindungan
terhadap rahasi dagang bervariasi antara satu negara dengan negara lain. Umumnya,
hukum yang mengatur rahasia perdagangan menjamin monopoli atas ide yang
digunakan dalam mengerjakan suatu produk, tetapi monopoli tersebut dapat menjadi
sangat lemah.
Perangkat lunak yang berisi elemen, prosedur, ataupun kompilasi yang bersifat
baru ataupun unik/khas dapat digolongkan sebagai rahasia dagang. Hukum rahasia
dagang melindungi ide pokok dalam pengerjaan suatu produk, tidak hanya manifestasi
mereka. Untuk membuat klaim ini, pencipta atau pemilik harus mengikat karyawan dan
pelanggannya dengan persetujuan tertutup untuk mencegah rahasia tersebut jatuh ke
masyarakat umum.
Hak Cipta
Hak cipta (copyright) adalah hak yang dijamin oleh undang-undang untuk melindungi
pencipta karya intelektual dari tindakan duplikasi yang dilakukan oleh pihak lain
dengan tujuan apa pun sepanjang hidup pencipta karya tersebut ditambah 70 tahun
sesudah kematiannya. Bagi karya intelektual yang dihasilkan perusahaan, perlindungan
hak cipta diberikan selama 95 tahun sejak pertama kali karya tersebut diterbitkan.
Kongres telah memperpanjang masa berlaku hak cipta terhadap buku, mata pelajaran
berkala, drama, komposisi musik, peta, gambar, karya seni dalam bentuk apa pun, serta
gambar bergerak/kartun. Maksud dibalik pemberlakuan undang-undang hak cipta
adalah untuk mendorong kreativitas dan produktivitas karya dengan menjamin orang-
orang yang kreatif menerima imbalan finansial dan manfaat lainnya dari pekerjaan
mereka.
Pada pertengahan tahun 1960-an, Badan Hak Cipta (Copyright Office) mulai
mendaftarkan program perangkat lunak, dan pada 1980, Kongres mengesahkan
Undang-undang Hak Cipta Perangkat Lunak Komputer (Computer Software Copyright
Act).
Hak Cipta memberikan perlindungan terhadap tindakan menyalin keseluruhan
isi maupun sebagian isi program. Merusak dan menghilangkan juga merupakan bagian
pelanggaran. Kekurangan dari hak cipta adalah ide/pemikiran yang terkandung dalam
karya tersebut tidak dilindungi, hanya manifestasi pekerjaaannya saja (karya fisiknya
saja).

Paten
Paten (patent) mengizinkan pemiliknya melakukan monopoli ekslusif terhadap ide
dibalik penemuan yang diperolehnya selama 20 tahun. Tujuan Kongres AS
mengesahkan undang-undang hak paten adalah untuk menjamin penemu mesin baru,
perangkat, ataupun metode baru menerima imbalan finansial secara utuh beserta dengan
penghargaan lainnya bagi kerja keras mereka, serta mendorong penyebarluasan
penemuan tersebut dengan menyediakan diagram yang terperinci bagi pihak-pihak
yang berharap menggunakan ide tersebut dengan seizin pemilik hak paten. Pengesahan
hak paten di Amerika Serikat ditentukan oleh Badan Paten AS (United States Patent)
dan Badan Merek Dagang (Trademark Office) Amerika Serikat, serta peraturan
pengadilan.
Konsep utama dari undang-undang hak paten adalah orisinalitas, kebaruan, dan
penemuan Badan Paten tidak menerima aplikasi untuk pengajuan hak paten untuk
perangkat lunak hingga tahun 1981, pengadilan tinggi memutuskan bahwa program
komputer dapat menjadi bagian dalam sebuah proses pematenan. Sejak saat itu, ratusan
hak paten telah disahkan dan ribuan menunggu pertimbangan.
Kekuatan perlindungan hak paten adalah mereka memberi hak monopoli
terhadap konsep yang terkandung dalam perangkat lunak tersebut. Kesulitannya adalah
selain melewati kriteria ketat yang kurang jelas (contoh, hasil karya tersebut harus
merefleksikan beberapa pemahaman khusus dan kontribusi), orisinalitas, dan kebaruan,
termasuk waktu tunggu bertahun-tahun untuk memperoleh perlindungan hak paten
tersebut.

Tantangan bagi Hak Kekayaan Intelektual


Teknologi informasi terkini, terutama perangkat lunak menimbulkan tantangan-
tantangan yang luar biasa terhadap hak kekayaan intelektual, sekaligus menciptakan
masalah-masalah etika, sosial, dan politis yang signifikan. Media digital dibedakan ke
dalam bentuk buku, majalah, dan media lainnya untuk mempermudah replikasi
(memperbanyak cetakan); perpindahan dan perubahan;sedangkan kesulitan dalam
mengelompokkan karya perangkat lunak sebagai program, buku, ataupun musik;
keringkasan – membuat pencurian mudah dilakukan; dan sulitnya menciptakan
keunikan dalam karya tersebut.
Penyebaran jaringan elektronis termasuk internet, telah mempersulit
perlindungan terhadap kekayaan intelektual. Sebelum teknologi jaringan dipakai secara
meluas, salinan dari perangkat lunak, buku, artikel majalah ataupun film harus disimpan
ke dalam media fisik seperti kertas, disk komputer, ataupun kaset video yang
menciptakan sedikit hambatan dalam pendistribusian. Dengan menggunakan teknologi
jaringan, informasi dapat secara luas diperbanyak dan didistribusikan.

KUALITAS SISTEM : KUALITAS DATA DAN KESALAHAN SISTEM


Perbedaan mengenai liabilitas dan akuntabilitas mengenai konsekuensi yang tidak
disengaja akibat penggunaan sistem melibatkan dimensi moral yang mandiri, namun
saling terkait, seperti apa kualitas sistem yang layak dan patut diterima secara
teknologi? Pada poin mana manajer sistem mengatakan, “Hentikan pengujian, kita telah
melakukan semua yang kita bisa untuk menyempurnakan perangkat lunak ini. Kirim
saja”! Kalangan masyarakat dan perusahaan mungkin menuntut pertanggungjawaban
atas konsekuensi yang sebetulnya bisa diduga dan dihindari. Dan wilayah abu-abu
tersebut adalah kegagalan sistem yang terjadi, hanya dapat diperbaiki dengan biaya
yang sangat mahal, dan biaya yang sangat besar guna menyempurnakan sistem ini
tidaklah sepadan secara ekonomis-tidak ada seorang pun yang mau membeli produk
ini.
Sebagai contoh, meskipun perusahaan perangkat lunak telah berupaya untuk
memperbaiki kelemahan pada produknya, sebelum diluncurkan ke pasaran, namun
akhirnya mereka tetap meluncurkan produk dengan sedikit kelemahan tersebut dapat
sama sekali meniadakan penerbitan perangkat lunak tersebut. Sejauh ini masalahnya
adalah bagaimana bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh pencipta perangkat
lunak tersebut-apakah menarik produk yang tidak pernah sempurna tersebut,
memperingatkan pengguna, atau melupakan semua risikonya (biarkan saja pembeli
merasa was-was)?
Tiga sumber pokok dari kinerja sistem yang bobrok adalah
1. Celah/kelemahan dan kesalahan pada sistem
2. Kegagalan perangkat keras ataupun fasilitas lainnya yang disebabkan oleh alam
maupun penyebab lainnya
3. Kualitas input data yang buruk.
Oleh karena itu, pasti ada hambatan dalam teknologi untuk menyempurnakan
perangkat lunak tersebut, dan pengguna harus waspada terhadap bencana kegagalan
sistem.
Meskipun celah/kelemahan pada perangkat lunak dan kerusakan pada
fasilitas sudah merupakan hal yang lumrah, sejauh ini sumber kegagalan sistem dalam
organisasi bisnis adalah kualitas data.

Anda mungkin juga menyukai