B. Pokok Bahasan :
Bayi Baru Lahir
E. Evaluasi Penilaian
1. Jenis Evaluasi : Pertanyaan
2. Bentuk Evaluasi : Tes tertulis dan lisan
3. Alat Evaluasi : Soal tes (terlampir)
F. Daftar Pustaka
a. APN. (2008) Jakarta: JNPK-KR
b. Depkes RI. (2010) Buku Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik- Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
c. Nanny Vivian Lia Dewi, S.ST. (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Salemba Medika
Lampiran I
14. Genitalia.
15. Reflek rooting atau mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut, sudah terbentuk dengan baik.
16. Reflek morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan, sudah baik.
b) Sucking (menghisap).
c) Swalling (menelan).
d) Graping (mengenggam).
e) Tonik neck (mengangkat leher).
f) Morro (terkejut).
g) Walking (melangkah).
h) Babinsky.
Lampiran II
Evaluasi
A. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian bayi baru lahir?
2. Bagaimana asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir normal?
B. Jawaban
1. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram. (Dewi Lia, 2010)
2. a. Membersihkan jalan nafas
1) Letakan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
lurus sedikit tengadah kebelakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kasa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebaynyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya
bayi segera menangis.
b. Memotong dan merawat tali pusat.
1) Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting
steril dan diikat dengan pengikat steril.
2) Merawat tali pusat yaitu Cuci tangan dengan sabun dan air bersih,
bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas
basah, kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan
kasa steril/bersih, popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
1) Keringkan bayi secara seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3) Tutup bagian kepala bayi
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayi
5) Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan bayi
(lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi). (APN,
2008)
Di bawah ini, beberapa hal berkaitan dalam menjaga suhu tubuh
bayi, yaitu mekanisme kehilangan panas pada bayi, adalah sebagai
berikut :
a) Evaporasi adalah kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah.
b) Konduksi adalah kehilangan panas melalui benda-benda padat
yang berkontak dengan kulit bayi.
c) Konveksi adalah pendinginan melalui aliran udara di sekitar
bayi.
d) Radiasi adalah kehilangan panas melalui benda padat dekat bayi
yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
d. Memberikan obat tetes / salep mata
Memberikan obat tetes mata (larutan perak nitrat atau neosporin) atau
salep mata (eritromysin 0,5% atau tetrasiklin 1%) dalam 1 jam pertama
setelah bayi lahir.
e. Pemantauan pada Bayi Baru Lahir
1) Suhu badan dan lingkungan.
2) Tanda-tanda Vital, antara lain :
a) Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hamper
bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada
waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerakan pernapasan 30-50 kali
per menit.
b) Nadi dapat dipantau di semua titik nadi perifer.
c) Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.
d) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak, suhu tubuh
bayi normal 36,50C sampai 37,50C.
e) Denyut jantung bayi normal Berkisar antara 100-180x/menit.
3) Berat badan.
4) Mandi dan perawatan kulit.
5) Pakaian.