Analisa Protein Metode Kjeldahl PDF
Analisa Protein Metode Kjeldahl PDF
didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan
senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan
jumlah N total ini mewakili jumlah protein yang ada, sehingga disebut kadar
protein kasar. Analisa protein total Kjeldahl terdiri atas tiga tahapan; destruksi,
Pada tahap ini, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
S, dan P. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga
menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. 0,5 g sampel tepung terigu
cakra kembar dan tepung terigu segitiga biru, dan kemudian ditambah dengan
bahwa proses destruksi telah selesai. Alat destruksi dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 1. Alat Destruksi
Pada tahap destilasi ini dilakukan penambahan larutan NaOH 100 ml. Fungsi
penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak
dapat berlangsung dalam keadaan asam. Pada tahap destilasi ini, ammonium sulfat
dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH dengan alkalis dan
Larutan sampel yang telah terdestruksi dimasukkan dalam alat destilasi dan
bagian kanan alat tersebut. Metil merah merupakan indikator yang bersifat
amfoter, yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa. Indikator ini digunakan
Asam borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3 sebagai destilat berupa
gas yang bersifat basa. Supaya ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka
sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar
sehingga dapat ditentukan jumlah protein sesuai dengan kadar protein bahan.
Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah warna
biru karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa
sehingga mengubah warna merah muda menjadi biru. Reaksi destilasi akan
berakhir bila ammonia yang telah terdestilasi tidak bereaksi basis. Hasil destilasi
yang di perlukan yaitu untuk merubah warna larutan yang tadinya berwarna biru
warna merah maka dapat di gunakan indikor, indicator dalam analisa protein yang
di gunakan yaitu metil merah. Pada tahap titrasi ini harus di perhatikan betul-betul
karena jika HCl yang di dgunakan untuk titrasi terlalu banyak maka akan
mempengaruhi perhitungan total protein sehingga kadar protein tidak akan benar
atau akan semakin banyak karena terjadi salah perhitungan pada saat titrasi.
Akhir titrasi ditandai dengan warna merah muda yang terbentuk dan tidak
Dari hasil titrasi diketahui kadar protein pada tepung terigu cakra kembar
kadar protein pada kedua sampel, yaitu tepung terigu cakra kembar dan tepung
terigu segitiga biru. Untuk tepung terigu cakra kembar telah didapat kadar protein
yaitu 13,1 %, hasil yang didapat sesuai dengan Anonima 2011, kadar protein 11-
jenis A karena kadar proteinnya melebihi dari standar. Tepung ini termasuk jenis
tepung berprotein tinggi karena bahan yang digunakan adalah jenis gandum Hard
wheat. gandum ini paling banyak ditanam didunia dan banyak digunakan sebagai
bahan baku pembuatan roti karena mempunyai kadar protein yang tinggi.
Gandum ini mempunyai ciri-ciri kulit luar berwarna coklat, bijinya keras dan
berdaya serap tinggi. Setiap bulir terdiri dari dua sampai lima bulir gabah.
Sedangkan untuk tepung terigu segitiga biru telah diketahui kadar protein
yaitu 10,8 %. Menurut Anonima 2011, hanya sedikit perbedaan yaitu 9 -10%, jika
hanya sedikit ditanam. Setiap bulirnya terdiri dari 3-5 buah, berwarna putih
sampai merah, bijinya lunak berdaya serap air rendah. Jenis gandum ini biasanya