Anda di halaman 1dari 3

Tugas Analisis Komposisi Kritis Halal

Nama : Firman Risnayadi Azhari

NPM : 240310160028

Mata Kuliah : Teknologi Industri Halal

Rice Vinegar

Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan di
Indonesia. Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung alkohol, yang diperoleh
dari berbagai macam bahan seperti buah buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan air kelapa. Hasil
dari fermentasi asam asetat sering disebut sebagai vinegar yang berarti sour wine. Vinegar
berasal dari bahasa Perancis, vindiger (vin=wine, digger=sour). Pada saat ini cuka atau vinegar
dibuat dari bahan kaya gula seperti buah anggur apel, nira kelapa, malt, gula sendiri seperti
sukrosa dan glukosa, dimana pembuatannya melibatkan proses fermentasi alokohol dan
fermentasi asetat secara berimbang.

Salah satu rice vinegar yang dijual di pasar Indonesia adalah Rice Vinegar Yuen Yick.
Dapat dilihat pada kemasan rice vinegar ini belum terdapat logo halal. Kemudian indentifikasi
komposisi titik kritis dari rice vinegar ini adalah penggunaan white wine di dalamnya. Untuk
komposisi lengkap dari rice vinegar ini adalah water, white wine, dan glutinous rice.
Wine adalah minuman hasil fermentasi dari buah anggur spesies Vitis Vinifera,
yang pada proses akhirnya akan menghasilkan berbagai macam jenis wine seperti Red Wine,
White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Fruit Wine, Sweet Wine dan Fortified Wine. White
wine dibuat dari tipe anggur yang kuning, keemasan, hijau, atau juga beberapa tipe anggur
merah. Jika menggunakan anggur merah, kulitnya tidak digunakan, hanya sarinya yang tidak
berwarna yang digunakan. Untuk tipe anggur lain: kuning, hijau, keemasan, kulit anggurnya
bisa saja digunakan atau juga tidak, dalam proses produksinya.

HALAL-HARAM CUKA (VINEGAR)

Ada 2 jenis cuka, yg halal dan yg haram. Cuka yg dibuat dari butiran sereal maupun
buahan halal dikonsumsi. Namun, cuka yg dibuat dari khamr hukumnya haram. Contoh cuka
haram: wine vinegar, spirits vinegar, balsamic vinegar, rice vinegar, cherry vinegar, cider
vinegar. Cuka beras (rice vinegar) ini haram krn dibuat dari rice wine (arak beras), bukan dari
beras. Cuka yg dibuat dari beras halal dikonsumsi. Titik kritis pengharaman cuka itu ada pada
2 hal: BAHAN. Bila dibuat dari butir2an serealia (beras, gandum, dll) maka hukumnya halal.
Namun jika dibuat dari arak (wine, spirits, cider, dll) maka hukumnya haram. PROSES
PEMBUATAN. Cuka dibuat dlm 2 proses fermentasi yg berkelanjutan (tidak terputus), yaitu
fermentasi tahap I (pengubahan glukosa menjadi alkohol) dan fermentasi tahap II (pengubahan
alkohol menjadi asam cuka). Jika diputus atau tdk melibatkan 2 proses tsb, maka menjadi sebab
ketidakhalalannya. Misal, cuka dibuat dari minuman keras.

Hadits yang terkait masalah ini:

ْ‫طل َح ْةَ أَبَا أَنْ َمالكْ بنْ أَنَسْ َعن‬ َْ َ ‫سأ‬


َ ‫ل‬ َ ْ‫ النبى‬-‫وسلم عليه هللا صلى‬- ْ‫ل خَم ًرا َورثُوا أَيتَامْ َعن‬
َْ ‫» أَهرق َها « قَا‬. ‫ل‬ ْ َ‫أَف‬
َْ ‫لَ قَا‬
‫لا أَجعَلُ َها‬ َْ ‫لَ « قَا‬
ْ ‫ل َخ‬ ْ »

Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Thalhah pernah bertanya pada Nabi SAW.
mengenaiْ anakْ yatimْ yangْ diwarisiْ khamr.ْ Lantasْ Beliauْ katakan,ْ “Musnahkanْ khamrْ
tersebut.”ْ Laluْ Abuْ Thalhahْ bertanya,ْ “Bolehkahْ akuْ mengolahnyaْ menjadiْ cuka?”ْ Nabiْ
SAW.ْmenjawab,ْ“Tidakْboleh.” (HR. Abu Daud no. 3675)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa ini adalah penjelasan yang amat jelas bahwa khomr
jika diolah menjadi cuka (dengan tangan manusia), maka itu tidak dibolehkan. Jika hal itu
dibolehkan, maka tentu harta anak yatim lebih pantas untuk diperlakukan seperti itu karena
harta mereka sudah sepantasnya dijaga, dikembangkan dan diperhatikan. Rasulullah
shallallahuْ ‘alaihiْ waْ sallamْ jugaْ melarangْ membuang-buang harta. Jika diperintah untuk
dimusnahkan berarti yang dimaksud adalah membuang-buang harta. Maka sudah dimaklumi
bahwa mengolah khomr menjadi cuka tidak membuat khomr tersebut jadi suci.

Jika khomr berubah dari cuka dengan sendiri (secara alami). Maka ini kembali ke
hukum asal cuka yang telah diulas, yaitu suci dan halal. Imam Malik rahimahullah sampai-
sampaiْ mengatakan,ْ “Akuْ tidakْ sukaْ seorangْ muslimْ mewariskanْ khomrْ lantasْ khomrْ
tersebut diolah (dengan tangan) lantas menjadi cuka. Namun jika khomr tersebut menjadi cuka
dengan sendirinya, maka tidak mengapa untuk disantap.

Sumber : Halal Centre Fak. Peternakan UGM ditulis oleh Nanung Danar Dono, Ph.D

Dipotong dari : WAG Gerakan Masyarakat Halal Indonesia

Anda mungkin juga menyukai