Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH PIPS

PERTEMUAN 4

LANDASAN PENDIDIKAN ILMU – ILMU SOSIAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai landasan pendidikan ilmu-ilmu sosial. Setelah
mempelajari uraian meteri, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan arti penting landasan pendidikan ilmu-ilmu sosial.


2. Menjelaskan pandangan aliran Essensialisme mengenai pendidikan ilmu-ilmu
sosial.
3. Menjelaskan pandangan aliran rekonstruksionisme mengenai pendidikan ilmu
sosial.
4. Menjelaskan aspek politis pendidikan ilmu-ilmu pengetahuan sosial.
5. Menjelaskan tuntutan masyarakat dari pendidikan sosial.

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan Arti penting landasan Pendidikan ilmu-


ilmu sosial.

Landasan pendidikan ilmu-ilmu sosial perlu dipelajari karena akan


memberikan dasar ilmiah yang kokoh bagi pengembangan wawasan calon guru ilmu
sosial. Seorang guru ilmu-ilmu sosial harus memiliki wawasan yang kuat dan

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 1


MATA KULIAH PIPS

memahami dasar-dasar mengapa ilmu—ilmu sosial perlu diberikan sebagai program


pendidikan di SMP dan SMA.

Dengan wawasan dan pengetahuan yang kuat dan luas guru akan dapat
melaksanakan tugas dengan penuh percaya diri akan kemamfaatan pendidikan yang
dikembangkannya. Guru tidak sekedar menjadi guru yang mampu mengajarkan ilmu-
ilmu sosial dengan baik, tetapi guru memiliki keyakinan kemanfaatan ilmu yang di
ajarkannya.

Dengan dorongan untuk memberikan yang terbaik, guru tidak akan merasa
puas terhadap yang sudah dimilikinya dan apa yang sudah dilakukannya. Perasaan
tidak puas apa yang dimiliki akan memacu guru untuk terus mencari dan menambah
pengetahuan, ketrampilan dan keprofesionalitas bagi seorang guru. Professional akan
membangkitkan semangat bagi guru itu sendiri. Dengan demikian guru akan terus
berupaya memperbaiki proses belajar siswa yang dibimbingnya dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan yang ingin dicapai adalah kualitas masyarakat sebagai suatu


masyarakat yang memiliki ke[pedulian, berimpati tinggi, tanggung jawab dan sebagai
suatu masyarakat kelompok sosial-budaya. Dalam falsafah kurikulum ada aliran
essensialisme dan aliran rekonstruksionisme. Bagaimana pandangan kedua aliran
tersebut, sekolah harus mengajarkan disiplin ilmu-ilmu sosial kepada siswa.

Tujuan pembelajaran 2. Menjelaskan pandangan aliran Essensialisme mengenai


Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial

Dalam falsafah kurikulum ada aliran yang dinamakan aliran essensial. Aliran
ini berpendapat bahwa sekolah harus mengajarkan disiplin ilmu kepada siswa. Aliran
falsafah ini berpandangan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah pendidikan

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 2


MATA KULIAH PIPS

keilmuan. Menurut aliran filsafat ini kecemerlangan ilmu adalah sesuatu yang harus
menjadi kepedulian setiap generasi sebab hanya melalui penguasaan ilmu masyarakat
berkembang.

Pandangan filsafat ini menuntut agar sekolah menjadi pusat


keunggulan(centre of excellence). Sekolah yang tidak mampu menjadi pusat
keunggulan bukanlah suatu lembaga pendidikan yang dapat diandalkan, karena ia
tidak akan mampu mempersiapkan generasi muda untuk berperan dengan baik dalam
masyarakat. Dalam pandangan falsafat esensial, seklolah yang demikian hanya
menjadi beban masyarakat dan tidak memberi konstribusi yang seharusnya kepada
masyarakat. Pemimpin-pemimpin bangsa tidak akan lahir dari sekolah yang
demikian.

Atas dasar pemikiran falsafat esensial, pendidikan haruslah disajikan dalam


bentuk utuh pendidikan keilmuan. Demikian pula dengan kurikulum yang berlaku
disekolah haruslah pula kurikulum disiplin ilmu. Kurikulum lain yang bukan disiplin
ilmu, yang mengembangkan aspek lain dari diri manusia, dianggap tidak pantas, dan
kurikulum yang demikian hanya akan merupakan beban bagi siswa. Sesuai dengan
ciri keilmuan, maka dalam pandangan falsafat esensial, intelektualisme adalah tujuan
yang paling mendasar dari setiap upaya pendidikan(Tanner dan Tanner,1980). Dalam
pandangan falsafah esensial ini, intelektualisme merupakan gambaran manusia yang
sempurna dan oleh karenanya tujuan pendidikan lainnya dianggap tidak penting dan
bukan tugas sekolah untuk mengembangkannya.

Golongan penganut aliran esensialisme ini berpendapat bahwa tujuan untuk


mendidik menjadi warga negara yang baik akan tercapai dengan sendirinya apabila
intelektualisme siswa dapat dikembangkan dengan baik. Dengan intelektualisme yang
tinggi sesorang akan menjadi anggota masyarakat yang aktif dan mampu memberikan
kontribusi yang berarti bagi perkembangan masyarakat dan dengan demikian ia akan

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 3


MATA KULIAH PIPS

menjadi warga masyarakat yang berkebribadian. Kemampuan penalaran akan


menjadi dasar bagi pandangan sikap dan perilaku, rasa estetika, tanggung jawab, atau
apresiasi terhadap suatu pekerjaan. Dengan kemampuan penalaran itulah seseorang
dapat menentukan mana yang benar dan tidak, mana yang harus dilakuakan dan tidak,
mana yang menguntungkan dan tidak, dan sebagainya. Bagi pandangan ini, tujuan
pendidikan seperti pengembangan rasa estetika, etika, kemampuan sosial, kerja sama
sosial, tingkah laku yang baik dilakukan hanya dalam konteks yang berhubungan
dengan sifat displin ilmu.

Dalam pandangan esensialisme, intelektualisme merupakan kemampuan


seseorang memcahkan berbagai persoalan yang ada secara keilmuan. Fenomena-
fenomena alamiyah, budaya dan sosial adalah bahan kajian keilmuan untuk
menemukan keteraturan sehingga dari keteraturan itu dapat dikembangkan teori atau
hukum tertentu. Keteraturan merupakan sesuatu yang pokok dari apa yang terlihat
dari fenomena. Apabila seseorang seperti Newton mampu melihat keteraturan bahwa
setiap kali buah apel jatuh maka ia akan jatuh ke bawah. Jatuhnya buah apel tersebut
adalah fenomena dan secara teratur ini terjsdi dimana-mana dan terjadi di setiap
benda(hanya kebetulan saja Newton memperhatikan buah apel dan bukan buah atau
benda lainnya). Fenomena jatuhnya buah apel atau benda lain ke bawah
menyebabkan Newton menemukan bahwa ada suatu gaya tarik bumi, sehingga buah
apel atau benda lainnya tidak melayang. Daya tarik ini kemudian dinamakan
gravitasi. Ini adalah pekerjaan intelektual dan pendidikan harusmelatih siswa untuk
mengembangkan kemampuan otaknya dalam mengerjakan pekerjaan.

Contohnya : ungkapan seperti zoon ratio(manusia makhluk berakal) adalah ciri khas
ungkapan pandangan esensialisme. Kapasitas lain, selain intelektualisme yang
menyebabkan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dari hewan tidak menjadi
pertimbangan sama sekali.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 4


MATA KULIAH PIPS

Dalam pandangan esensialis pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah bentuk


pendidikan yang paling tepat jika setiap disiplin ilmu diajarkan secara terpisah sesuai
dengan ciri keilmuan itu sendiri. Sedangkan pendidikan sosial memberikan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan bagi siswa untuk berkembang menjadi
individu yang dapat hidup sebagi anggota masyarakat, bangsa, dan negara melalui
berbagai pelajaran tentang apa yang ada dan terjadi dalam lingkungan sosial-budaya
tanpa menghubungkannya dengan pendidikan disiplin ilmu tertentu yang tidak
disukai oleh golongan esensialis. Oleh karena itu bagi mereka, pendekatan gabungan
dan terpadu dalam pendidikan ilmu-ilmu sosia bukan sesuatu yang diinginkan
kelompok yang menganut pandangan ini.

Menurut pandangan golongan ini bentuk gabungan dan terpadu dalam


pengajaran ilmu-ilmu sosial adalah sesuatu yang menyesatkan(Tanner dan Tanner,
1980:109). Oleh karena itu dalam bahasa yang dikemukakan Tanner dan Tanner
(1980: 109-110) dikatakan bahwa terpadu dan gabungan hanya terjadi jika siswa telah
menguasai kekuatan intelektual yang terpisah yang dikembangkan dari setiap disiplin
akademik yang fundamental. Dengan demikian maka tugas utama pendidikan di SMP
dan SMA adalah mengmbangkan kekuatan intelektual tersebut “melalui studi
disiplin ilmu yang diorganisasikan secara terpisah”(Tanner dan Tanner, 1980:110).

Aliran essensial pandangan adalah melalui ilmu-ilmu sosial mampu terwujud


masyarakat intelektualis, masyarakat yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh
masyarakat jika pendidikan ilmu-ilmu sosial diselenggarakan menggunakan
pendekatan terpisah.

Dalam konflik pendidikan di Indonesia menyatakan bahwa IPS(Ilmu


Pengetahuan Sosial) adalah pendidikan yang bertujuan mengembangkan kehidupan
sosial-budaya. Dilihat dari tujuan pendidikan seperti yang dirumuskan dalam GBHN
atau pun UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 5


MATA KULIAH PIPS

dikatakan bahwa pandangan essensialisme adalah pandangan yang sempit. Baik


dalam GBHN maupun dalam UU no 2 tersebut tujuan pendidikan jauh lebih luas dan
kepedulian terhadap manusia sebagai suatu individu yang utuh sangat ditonjolkan.
Artinya, jika pandangan essensialisme ini digunakan dalam mengembangkan
kurikulum ilmu-ilmu sosial SMP dan SMA maka pendidikan ilmu-ilmu sosial hanya
akan mengambil tugas untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa saja,
sedangkan kemampuan lainnya diserahkan kepada mata pelajaran lainnya.

Bemtuk pendidikan ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan pada kurikulum


1994 adalah bentuk yang dianggap paling ideal dalam pandangan golongan esensialis.
Oleh karena itu pemikiran bahwa pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, tata negara adalh bentuk kurikulum yang dianggap paling tepat dan
seharusnya. Bentuk pendidikan ilmu-ilmu sosial seperti yang dikembangkan dalam
kurikulum 1975 adalah bentuk yang kurang tepat. Keberadaan mata pelajaran
sosiologi dan antropologi sebagai suatu mata pelajaran gabungan dalam kurikulum
1984 merupakansuatu noda untuk pandangan esensialis walaupun tidak ada anjuran
mengenai korelasi dalam pengembangan materi.

Keberadaan pendidikan ilmu-ilmu sosial di Indonesia didasarkan pandangan


esensialis hanya terarah pada suatu bentuk kurikulum tertentu dan untuk unit
pendidikan tertentu dalam pandangan yang sempit dan bernilai positif. Aliran
esensialis dikembangkan untuk kurikulum sekolah, kelompok mata pelajaran
keilmuan yang dijadikan dasar bagi siswa SMA untuk melanjutkan studinya ke
jenjang perguruan tinggi.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 6


MATA KULIAH PIPS

Tujuan Pembelajaran 3: menjelaskan pandangan Aliran Rekonstruksionisme


mengenai pendidikan Ilmu-ilmu sosial

Aliran filsafat kurikulum lainnya yang adalah rekonstruksionis filsafat ini


memandang pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan sosial
(Tanner dan Tanner, 1980 : 120). Intelektualisme seperti yang di inginkan disiplin
ilmu bukan tujuan yang dikehendaki filsafat ini. Problema dalam masyarakat dan
upaya penyelesaian masalah dalam masyarakat adalah tujuan yang jauh lebih penting
dari pegembangan intelektualisme keilmuan.

Dalam pandangan rekonstruksionisme, ilmu-ilmu sosial diajarkan agar


bermanfaat untuk dilaksanakan dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Dalam
pandangan ini maka disiplin ilmu-ilmu sosial hanya dijadikan sumber materi untuk
mencapai tujuan diatas. Oleh karena itu menurut pandanga ini seleksi materi ilmu-
ilmu sosial dapat dilakukan lebih bebas dari pengaruh struktur keilmuan. Definisi
IPS(atau istilah lain) sebagai pendidikan sosial adalah definisi yang menggambarkan
pandangan rekonstruksionisme.

Rekonstruksionisme di pelajari oleh John Dewy (Redja Mudyahardjo, 1980


:151), memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman –pengalaman yang
berlangsung terus dalam hidup. Sekolah menjadi tempat utama berlangsungnya
pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat.
Aliran rekonstruksioninalis memandang bahwa pendidikan sebagai alat untuk
membangun masyarakat masa depan.

Tujuan sekolah adalah sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan


sosial-budaya, ekonomi dan politik dalm masyarakat. Tugas sekolah harus mampu
mengubah masyarakat masa kini. Pelajar hendaknya dipandang sebagai bunga yang
sedang mekar. Artinya siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi
pembangun masyarakat masa depan. Demikian halnya guru sebagai direktur proyek,

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 7


MATA KULIAH PIPS

harus mampu berinovasi dan memberi motifasi pada peserta didik sesuai dengan
profesinya.

Aliran rekonstruksionoisme berpandangan pendidikan ilmu-ilmu sosial lebih


tepat menggunakan pendekatan keterhubngan. Pendidikan bertujuan kepada
kemampuan kognitif dan konatif, agar kelak siswa menjadi masyarakat yang baik dan
berkomstribusi dalam membangun bangsa dan negara.

Tujuan Pembelajaran 4 : Menjelaskan Landasan Politis Pendidikan Ilmu-ilmu


Pengetahuan Sosial

Landasan politis yang dimaksud adalah keputusan formal yang berkaitan


dengan pendidikan ilmu-ilmu sosial. Ada beberapa keputusan politik yang dapat
dijadikan landasan keberadaan pendidikan ilmu-ilmu sosial di SD, SMP, dan SMA.
Keputusan politik atau produk hukum lain yang mendukung keberadaan pendidikan
ilmu-ilmu sosial.

1. PP nomor 28tahun 1990 tentang pendidikan dasar. SD dan SMP adalah


bagian dari pendidikan dasar 9 tahun. Materi kurikulum pendidikan
disebutkan disebutkan dalam pasal 14 ayat 2 PP nomor 28, diantara lain
adalah pendidikan kewarganegaraan, ilmu bumu, sejarah Nasional dan
sejarah Umum.
2. PP nomor 29 tahin 1990, tentang pendidikan menengah, pasal 1 ayat 2
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan menengah ialah meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 8


MATA KULIAH PIPS

3. Tap. No. II/MPR/1993 tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut.


Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, trampil, displin, beretos kerja, professional, bertanggung
jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nosional juga
harus menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiaan sosial serta kesadaran
pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan.
4. Keputusan menteri tentang “ Kurikulum Pendidikan Dasar” nomor
060/U/1993 DAN “Kurikulum Sekolah Menengah Umum” nomor
061/U/1993. Kedua keputusan itu tertanggal 25 februari (yang umumnya
disebut dengan istilah kurikulum 1994). Dalam lampiran surat keputusan
nomor 060/U/1993 disebutkan bahwa kurikulum SMP terdapat mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) yang merupakan bentuk
pengajaran ilmu-ilmu sosial terpadu dinamakan materinya dinyatakan
“bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan
tata negara”.
5. Lampiran surat keputusan nomor 061/U/1993, kurikulum SMU memiliki
struktur program pengajaran umum wajib diikuti siswa kelas 1 dan II.
Program pengajaran umum, pengajaran disiplin ilmu sejarah (nasional dan
umum), ekonomi, sosiologi, dan geografi, sejarah diajarkan sampai kelas
III sebagai mata pelajaran wajib bagi semua siswa.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 9


MATA KULIAH PIPS

Tujuan Pembelajaran 5 : Menjelaskan Tuntutan Masyarakat dari Pendidikan


ilmu-ilmu Sosial

Kehadiran pakar dalam ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan oleh masyarakat,


seiring semakin banyaknya lembaga-lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang di
lingkungan masyarakat. Berdirinya pusat-pusat sosial seperti rumah yatim, rumah
jompo, lembaga-lembaga pendidikan anak nakal, rumah singgah, dan organisasi
sosial yang lain, membuktikan bahwa masyarakat sangat mengharapkan jasa dari
ilmuwan sosial.

Pembangunan yang pesat membawa dampak dalam kehidupan sosial.


Berbagai aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki nilai, norma dan
moralitas yang tinggi. Pergeseran nilai dan norma dari yang lama ke era global
memerlukan adaptasi yang berbudaya dan kepekaan sosial. Untuk ini diperlukan
pengetahuan, pemahaman, dan bahkan kepakaran dalam ilmu-ilmu sosial, seperti
Sosiologi, Antropologi, Psikologi, geografi, sejarah dan ilmu-ilmu sosial yang lain.

Kehadiran ilmu-ilmu sosial disambut baik oleh masyaraakat didasarkan dari


penyelenggaraan pendidikan program Ilmu Pengetahuan Sosial masih mendapat
perhatian yang besar. Kenyataan ini diperkuat lagi dengan banyaknya siswa tamatan
program Ilmu Pengetahuan Sosial masuk ke jenjang perguruan tinggi jurusan
kedokteran, atau jurusan lain. Artinya selama pendidikan di jalur ilmu-ilmu sosial
mereka tidak kehilangan minat dan belajar sungguh-sungguh untuk menyelesaikan
program studinya.

C. SOAL LATIHAN

Kerjakan soal ini dengan sungguh-sungguh secara berurutan nomor soal.

1. Jelaskan kegunaan landasan pendidikan ilmu-ilmu sosial.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 10


MATA KULIAH PIPS

2. Uraikan tujuan yang ingin dicapai pendidikan IPS oleh aliran Esensialisme.
3. Jelaskan alasan aliraan Esensialisme pendekatan terpisah lebih tepat untuk
PIPS.
4. Uraikan tujuan yang ingin dicapai pendidikan IPS oleh aliran
Rekonstruksionisme.
5. Jelaskan aliran rekonstruksionisme pendekatan ketergabungan lebih baik
disbanding pendekatan terpisah.

D. REFERENSI

Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati. 2003. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Arnie Fajar. 2005. Portopolio Dalam Pembelajaran IPS, Bandung. PT. Remaja
Resda Karya.

Hamid Hasan.S. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Bandung.

Redja Mudyaharjodjo. 1998. Pengantar Pendidikan. PT. Raja grafindo Persada.


Jakarta.

S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Page 11

Anda mungkin juga menyukai