Bab 9 ANALISIS LEVERAGE PDF
Bab 9 ANALISIS LEVERAGE PDF
ANALISIS LEVERAGE
A. Pengertian Leverage
Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds)
oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau sumber dana tersebut perusahaan harus
mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.
Konsep leverage sangat bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, sehingga akan dapat meningkatkan
keuntungan pemegang saham. Sebaliknya penggunaan leverage juga dapat meningkatkan resiko
keuntungan.Jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya, maka
penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang sahamnya.
Leverage operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT) yang diperoleh. Pengaruh tersebut dapat dicari dengan menghitung besarnya
tingkat leverage operasinya (degree of operating leverage).
Tingkat Leverage Operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) adalah prosentase perubahan
laba operasi (EBIT) yang disebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan)
Atau :
S - VC Q (P – V)
DOL Q unit = =
S – VC - FC Q (P – V) - FC
Manajemen Keuangan 51
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Atau :
S - VC EBIT + FC
DOL S Rupiah = =
S – VC - FC EBIT
Dimana :
DOL Q Unit = DOL dari penjualan dalam unit
DOL S Rupiah = DOL dari penjualan dalam rupiah
EBIT = Laba operasi sebelum pajak dan bunga
P = Harga per unit
V = Biaya variabel per unit
(P – V) = Marjin kontribusi per unit
Q = Kuantitas (unit) barang yang diproduksi atau dijual
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel Total
S = Penjualan
Laba Operasi (EBIT)= [P (Q) – V(Q)] – FC
(EBIT) = Q (P – V) – FC
Contoh 1
Berikut ini terdapat 3 kondisi keuangan 3 perusahaan K, M dan N dengan keaadaan sbb :
Manajemen Keuangan 52
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Untuk membuktikan efek perubahan penjualan terhadap EBIT yang diperlihatkan oleh besarnya DOL
masing-masing perusahaan, maka dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini apabila penjualan ketiga
perusahaan naik 10% dan biaya variabel juga naik 10 %
DOL merupakan salah satu komponen yang menunjukkan resiko bisnis perusahaan. DOL perusahaan
memperbesar dampak dari faktor lain pada variabilitas laba operasi. DOL yang tinggi tidak akan
berpengaruh, bila perusahaan dapat memelihara penjualan dan struktur biaya yang konstan. Jadi DOL
dapat dipandang sebagai suatu ukuran dari resiko potensial yang menjadi aktif hanya jika penjualan
dan biaya produksi berubah-ubah.
Besarnya tingkat perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan (DOL) sangat erat
hubungannya dengan titik impas/titik pulang pokok. Titik impat menunjukkan besarnya pendapatan
sama dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Semakin besar penjualan berarti semakin besar laba operasi secara absolut berarti semakin jauh dari
titik impas, sebaliknya DOL-nya semakin kecil. Pada umumnya perusahaan tidak senang beroperasi
dengan DOL yang tinggi, karena penurunan sedikit dalam penjualan dapat mengakibatkan kerugian
(penurunan laba yang besar sehingga menjadi rugi).
Leverage Keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan
dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar saham (EPS = Earning Per Share).
Manajemen Keuangan 53
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Masalah Leverage Keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap.
Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang
menguntungkan (Favorable Financial Laverage) atau efek yang positif apabila pendapatan yang
diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari pada beban tetap atas penggunaan dana yang
bersangkutan.
Efek yang menguntungkan dari leverage keuangan sering disebut Trading in Equity
Leverage keuangan itu merugikan (Unfavorable Leverage) apabila perusahaan tidak dapat
memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap yang harus
dibayar.
Nilai leverage keuangan positif atau negatif dinilai berdasarkan pengaruh leverage yang dimiliki
terhadap pendapatan per lembar saham (EPS). Artinya bagaimana pengaruh alternatif pendanaan yang
akan dipilih terhadapat pendapatan per lembar saham. Alternatif kombinasi pendanaan tersebut
misalnya, alternatif pendanaan hutang obligasi dengan saham biasa, obligasi dengan saham preferen,
obligasi dengan saham biasa atau saham preferen dengan saham biasa. Dari alternatif-alternatif
pendanaan tersebut perlu dicari berapa jumlah biaya pendanaan yang harus dikeluarkan agar dengan
pendanaan tersebut menyebabkan nilai laba operasi (EBIT) yang menghasilkan EPS yang sama atau
tercapai titik indifferen (Indifferent Point). Titik Indifferent adalah suatu keadaan dimana pada keadaan
tersebut tercapai tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama pada berbagai alternatif
pendanaan
Analisis Titik Indifferen adalah analisis untuk menentukan titik yang menunjukkan tingkat laba
operasi (EBIT) yang menghasilkan laba per lembar saham (EPS) yang sama untuk dua pilihan
struktur modal.
Rumus EPS :
(EBIT – I) (1 – t) - PD
EPS =
NS
Manajemen Keuangan 54
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Contoh 2 :
Apabila perusahaan tersebut sebelumnya belum memiliki obligasi maka besarnya indifferent
point tersebut dapat dihitung secara langsung dengan menggunakan rumus sbb :
Manajemen Keuangan 55
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
X (1 – t) (X – C) (1 – t)
Saham Biasa VS Obligasi = =
S1 S2
Dimana :
X : EBIT pada titik indiferent point
C : Jumlah bunga obligasi (dalam Rp)
S1 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar jika hanya menjual saham biasa
S2 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar jika hanya menjual saham biasa dan
obligasi
t : Tarif Pajak perusahaan
Mengambil alternatif II dan III maka indiferen point dapat dihitung sbb
Manajemen Keuangan 56
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Apabila suatu perusahaan sebelumnya sudah memiliki obligasi dan akan mengeluarkan obligasi
baru, maka besarnya indifferent point tersebut dapat dihitung secara langsung dengan
menggunakan rumus sbb :
Dimana :
X : EBIT pada titik indiferent point
C1 : Jumlah bunga dalam Rp yang dibayarkan dari jumlah pinjaman yang telah ada
C2 : Jumlah bunga dalam Rp yang dibayarkan baik untuk pinjaman yang telah ada
(yang lama) maupun pinjaman yang baru
S1 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar jika tambahan dana dipenuhi dengan
hanya menjual saham baru
S2 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar jika tambahan dana dipenuhi dengan
hanya mengeluarkan obligasi baru/mengeluarkan obligasi bersama-sama dengan
pengeluaran saham baru.
t : Tarif Pajak perusahaan
Contoh 4
Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp.1 juta yang terdiri dari saham biasa sebesar Rp.
800.000 (800 lembar) dan 4% obligasi sebesar Rp. 200.000. Perusahaan merencanakan
mengadakan perluasan usaha, dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp. 200.000.
Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan
obligasi baru dengan bunga 6% per tahun. Tax rate 50%. Berapakan indifferent pointnya?
Manajemen Keuangan 57
Analisis Leverage (Bab 9) Astried P
Bunga dikurangi dari EBIT, sedangkan deviden saham preferent diambil dari EAT. Tingkat
bunga dihitung atas dasar sebelum pajak. Sedangkan deviden saham preferent atas dasar
sesudah pajak. Oleh karena itu perlu diadakan adjustment untuk menjadikan deviden saham
preferent menjadi atas dasar sebelum pajak seperti halnya bunga utang.
1
Deviden Saham Preferen (Deviden saham Preferen atas
atas dasar sebelum pajak = dasar sesudah pajak)
( 1 - t)
Manajemen Keuangan 58