Anda di halaman 1dari 4

LOGISTIC AND SUPPLY CHAIN

MANAGEMENT
TUGAS INDIVIDU KE - 4

BAGUSRANU WAHYUDI PUTRA


09211850015011
Kelas - X
1. Forecasting atau ramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.
Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi
pada masa yang akan datang. Peramalan permintaan adalah kegiatan untuk
mengestimasi besarnya permintaan terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu
periode dan wilayah pemasaran tertentu.

Demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah dipenuhi
oleh supply chain. Jika dibandingkan dengan peramalan hanya melihat permintaan
sebagai input yang sudah “given” sedangkan demand management melihat bahwa input
tersebut harus diubah polanya terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan,
perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, produksi dan pengiriman ke pelanggan.

2. Pola permintaan yang fluktuatif dari waktu ke waktu aka membutuhkan sumber daya yang
lebih besar untuk memenuhinya. Sebagai contoh, untuk mencapai tingkat layanan yang
sama , besaran kapasitas yang dibutuhkan akan lebih tinggi pada permintaan yang
fluktuatif dibandingkan dengan permintaan yang stabil. Jika dapat menstabilkan
permintaan, investasi kapasitas untuk melayani permintaan akan lebih rendah dan produk
atau jasa yang dihasilkan dapat dijual dengan harga yang lebih rendah serta kinerja
operasional seperti tingkat utilitas kapasitan dan service level akan lebih tinggi.

3. Ada beberapa cara dalam mengelola permintaan yaitu antara lain :


a. Promosi
Kegiatan promosi dapat dilakukan dalam mengelola permintaan. Promosi pada
saat-saat tertentu membuat volume permintaan meningkat, baik segera setelah
pada saat promosi dilakukan maupun secara perlahan dan terjadi beberapa lama
setelah periode promosi berakhir. Untuk supply chain, kegiatan promosi dapat
membuat pola permintaan lebih mudah atau lebih sullit untuk dipenuhi,
b. Pricing
Kebijakan harga sebenarnya dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari instrument
promosi. Namun demikian kebijakan pricing bisa memiliki tujuan yang lebih luas
dari sekedar promosi. Sebagai contoh seperti tarif telepon yang telah diatur harga
nya menurut dari waktu penggunaan. Hal ini dalam rangka strategi untuk mengatur
permintaan .
c. Shelf Management
Posisi dan penempatan suatu barang di supermarket seringkali berpengaruh
terhadap penjualan barang tersebut. Barang yang letaknya tersembunyi,
walaupun sebenernya menarik bagi banyak konsumen, tidak aka banyak laku
karena tidak terlihat oleh calon konsumen nya. Hal ini juga dalam rangka strategi
utuk demand management.
d. Deal Structure
Deal structure meliputi persetujuan jual-beli seperti boleh atau tidaknya produk
dikembalikan, term pembayaran, perlindungan harga, garansi dan sebagainya.
Bisa atau tidak nya produk dikembalikan apabila tidak sesuai dengan keinginan
pembeli akan meningkatkan volume penjualan, namun penjual akan menanggung
biaya pengembalian yang lebih tinggi.

Halaman 1 dari 3
Instrument deman management diatas akan efektif jika digunakan pada
perusahaan yang memahami dengan baik atas perilaku konsumen terhadap
pemberlakukan masing-masing instrument strategi demand management.
4. CPFR (Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment)
CPFR bertujuan untuk mengurangi perbedaan antara ramalan yang dibuat oleh dua atau
lebih pelaku pada suatu supply chain, kemudian secara bersama-sama menentukan
kebijakan replenishment. Masing-masing pelaku (ritel dan distributor) akan bersama-
sama dalam membuat ramalan secara terpisah setelah itu kedua ramalan tersebut akan
dibandingkan, jika selisih ramalan diatas suatu angka batas tertentu, keduaya harus
melakukan review terhadap angka-angka ramalan sampai akhirnya diperoleh angka-
angka yang selisihnya di bawah batas tadi.
Empat proses yang masuk pada model CPFR yaitu :
a. Strategy & Planning
Menciptakan aturan dasar untuk hubungan kolaboratif. Pada tingkat ini, pembeli
maupun penjual menentukan product mix and placement, kemudian membuat
perencanaan event.
b. Demand & Supply Management
Membuat proyeksi permintaan pelanggan, order, dan kebutuhan pengiriman selama
horizon perencanaan.
c. Execution
Melakukan pemesanan, menyiapkan dann melakukan pengiriman, menerima dan
menyimpan produk di rak ritel, mencatat transaksi penjualan serta melakukan
pembayaran.
d. Analysis
Memonitor perencanaan dan eksekusi, terutama jika ada hal yang terjadi diluar
rencana. Hasilnya digunakan untuk menghitung kinerja dan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan berkelanjutan.

Contoh Perusahaan yang telah menerapkan CPFR adalah :


Walmart adalah salah satu contoh perusahaan yang telah menerapkan CPFR. Wal-Mart
merupakan pelopor dalam peramalan bersama. Projek CPFR (Collaborative Forecasting,
Planning & Replenishment) pertama yang diluncurkan di pertengan 1990an oleh Wal-Mart
dan Warner-Lambert dan didukung oleh SAP, Manugistics, dan Benchmarking Partners.
Projek tersebut awalnya disebut Collaborative Forecasting and Replenishment (CFAR).
Selama masa uji coba CFAR, Wal-Mart dan Warner-Lambert secara mandiri
mengestimasi permintaan dengan jangka waktu 6 bulan dan membandingkan
peramalannya serta merekonsiliasi perbedaan yang ada ditiap minggunya. Contoh CPFR
diterapkan oleh peritel raksasa Wal-Mart dengan 100 suppliernya di tahun 2005 dengan
mengunakan teknologi RFID (Radio Frrquency Identification). Hal ini diyakin oleh Wal-
Mart bahwa suppliernya membutuhkan informasi tentang demand di tingkat peritel, harga,
jumlah persedian di toko-toko Wal-Mart dalam kondisi seakurat mungkin dan dalam posisi

Halaman 2 dari 3
real time. Wal-Martpun membutuhkan informasi kepasitas pemasok, cadangan stock
pemasok, serta status pesanan.

Halaman 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai