Askep Menjelang Ajal
Askep Menjelang Ajal
Oleh:
KELOMPOK 3
KEPERAWATAN B
ISLAMIAH
MOH. AKSA
MUSLIMIN
MUHRINA
NUR ANNISA BERLIN
RULYANIS
VILDA AMALIAH
Bismillahirrohmanirrohim
kehadirat Allah Swt, karena atas berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kita masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk masih
dapat bekerja demi dunia dan akhirat kita. Tak lupa pula kita menyampaikan
sholawat dan salam kepada Rosulullah Saw, beserta sahabat dan keluarganya
sekalian, yang sang Murobbi tebaik kita di dunia dan akhirat.
Menjelang Ajal & Setelah Kematian”. Makalah ini bersumber dari berbagai
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan…........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kematian dan Menjelang Ajal...................................................................
B. End of Life Care (EOL Care) ..............................................................................
C. Proses Pada Klien Menjelang Ajal Dan Setelah Kematian. .......................................
D. Perawatan yang Diberikan ............................................................................
E. Asuhan Keperawatan Pada Klien Menjelang Ajal Dan Setelah Kematian...
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang.
berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang
berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami
proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar
artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam
klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien menjelang ajal dan setelah kematian ?
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang berarti
terhentinya fungsi jantung dan paru- paru secara menetap, atau terhentinya
kerja otak secara permanen. Ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang tentang
1. Kematian
2004).
1. Perawatan Hospice
Perawatan hospice berfokus pada pemberian dukungan dan perawatan bagi orang
terjadi. Apabila tim hospice bertemu secara teratur, kebutuhan ini dapat
tetapi tanda emosional dan perilaku sering kali tidak terlihat jelas. Pengkajian
yang tersering adalah di rumah dan di unit berbasis rumah sakit (atau panti
antara lain:
isolasi.
(Kozier : 2004)
hidup individu itu sendiri, dan bagaimana individu diobati oleh pemberi
keparahan gejala.
dan temukan cara untuk membantu mereka mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
diri. Kesendirian membuat mereka jadi ketakutan dan merasa putus asa.
f. Mendukung Keluarga
pengganti yang tepat ketika klien tidak dapat lagi berbicara untuk dirinya
sendiri.
2. Perawatan Paliatif
pengobatan. Perawatan ini dapat berbeda dari perawatan hospice, dalam hal
klien tidak yakin tengah menjelang ajal. Perawatan hospice dan paliatif dapat
dalam beberapa minggu terakhir sebelum kematian. (Potter & Perry : 2005)
gejala-gejala yang sama, namun tidak ada satu klien pun yang sama
c. Pertimbangan Kebudayaan
Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi
d. Persetujuan
ini. Klien yang telah diberi informasi memadai dan setuju dengan
perawatan yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha
perawatan.
harus ikut sertadalam diskusi ini. Klien dengan penyakit terminal sebisa
f. Komunikasi
dari penyakit yang diderita klien. Hal ini penting karena pemberian
perawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan
merasa harus melakukan sesuatu meskipun itu sia-sia adalah tidak etis.
Profesi
aspek hidup klien serta koordinasi yang baik dari masing-masing anggota
tim tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal kepada klien dan
keluarga.
emosional.
m. Pemeriksaan Ulang
berikut:
Mereka perlu memikirkan apa yang akan terjadi dan bagaimana serta di
menjelang ajal ingin meninggal dirumah dan keluarga atau orang lain
hari, seperti makan, bergerak, dan tidur. Banyak obat telah digunakan
dan alkohol. Biasanya dokter menentukan dosis, tetapi opini klien harus
mereka pada klien, tetapi berespon terhadap klien sesuai dengan latar
belakang klien dan kebutuhannya. Keterampilan komunikasi adalah
d. Mendukung Keluarga
Saat tidak ada apapun yang dapat membalikan proses menjelang ajal
empati dan penuh perhatian. Perawat juga berperan sebagai seorang guru,
dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi dan apa yang dapat
diharapkan oleh keluarga. Karena efek stres saat melalui proses berduka,
anggota keluarga mungkin tidak menyerap apa yang dikatakan dan perlu
bagi klien, dan memegang tangan klien. Namun perawat tidak boleh
yang merasa tidak mampu berada bersama dengan orang menjelang ajal
juga memerlukan dukungan dari perawat dan dari anggota keluarga lain.
melakukannya
ajal sering kali merasa bahwa mereka telah kehilangan kontrol atas
Dengan memberi tahu pilihan yang tersedia untuk klien dan orang
berikut :
b) Sulit berbicara.
kontrol spinkter.
2) Perlambatan Sirkulasi
a) Sensasi berkurang.
3) Perubahan Respirasi
4) Kerusakan Sensori
a) Pandangan kabur.
3) Kehilangan reflek.
berfungsi, suhu tubuh turun sekitar 1 derajat celcius per jam sampai suhu
balutan dan plester perekat. Setelah sirkulasi darah berhenti, sel darah
sekitar. Pengubahan warna ini, yang disebut sebagai Livor Mortis , tampak
lain slang mungkin dipotong antara 2,5 cm dari kulit dan diplester di
meninggal yaitu:
e. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada
universal.
disaksikan olehkeluarga.
1) Tempat mandi
3) Gayung
4) Air sabun
5) Shampo
6) Sisir
7) Cotton bud
8) Washlap
9) Handuk
Prosedur Memandikan :
ketika berwudhu.
kali
mayat.
jangan terlihat).
3. Tahap Mengkafani
b. Kapas
c. Parfum
d. Kapur barus
e. Tikar
Prosedur Mengkafani :
1) Agama Kristen
Dalam ajaran agama Katolik Roma mati itu hanya suatu perpisahan
yang abadi dan Tuhan. Tuhan itu baik hati dan mengampuni semua
dosa dan kesalahan. Seorang katolik yang baik tidak usah takut
kematian. Contoh:
kesalahannya.
2) Agama Islam
dari gangguan ini dapat dicari baik dalam kekuatan yang meguasai
pada saat itu akantiba masa pengadilan bagi semua orang. Orang
masalah kepercayaannya.
3) Tradisi Yahudi
manusia.
4) Agama Hindu
diberitahu.
untuk melaluisaat kritis. Bersikap sopan dan beri privasi jika pemuka
jenazah:
1) Muslim
memerlukan itu.
2) Hindu
3) Yahudi
4) Kristen
komuno terakhir.
lanjut usia akan menjadi pengalaman dan akan meningkatkan kekuatan tim
untuk upaya penanggulangan gejala yang sama pada pasien yang lain. Tugas
Keluarga pasien adalah subjek suasana tegang dan stres, baik fisik
kerabat lain
fasilitas klien, dan lain lain. Pada kenyataannya, klien dapat di ajak diskusi
dianggap dan dihargai walaupun fisiknya tidak berdaya. Kelelahan fisik dan
untuk beristirahat. Dukungan pada keluarga saat masa sulit sangat penting,
yaitu:
Beban sulit di rasa berat bila klien di rawat. Namun, hal tersebut akan
puas karena keluarga telah memberikan sesuatu yang paling berharga bagi
berkesan bagi keluarga yang di tinggalkanya. Hal yang terakhir ini terungkap
pada saat kunjungan masa duka oleh anggota tim perawatan paliatif.
akan menyentuh faktor fisik, psikis, sosial, spiritual, dan budaya klien.
tim paliatif dalam kualitas ilmu, kualitas karya, dan kualitas perilaku, serta
adalah:
dan perkembangan.
requisite), yaitu :
istirahat.
social.
Kematian
1. Pengkajian
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit
dengan klien.
2. Head To Toe
g. Kulit pucat.
klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan
akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai. Doka (1993)
resiko penyakit.
maupun psikologis.
pasti terjadi.
ginjal.
c. Problem Nutrisi dan Cairan: Asupan makanan dan cairan menurun,
memakai selimut.
3. Diagnosis Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosis I :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
prognosis.
mengurangi ketakutan.
h) Dengarkan klien.
b. Diagnosis II :
Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam, diharapkan duka
dilakukan).
dilakukan).
dilakukan).
Intervensi :
a) Identifikasi kehilangan.
kehilangan.
kehilangan.
sebelumnya.
f) Buat pernyataan empatik mengenai duka cita.
secara konsisten).
dilakukan).
konsisten).
4 (sering dilakukan).
konsisten).
Intervensi :
kondisi klien.
mendukung.
menerima informasi.
konsisten menunjukkan).
menunjukkan).
konsisten menunjukkan).
konsisten menunjukkan).
(sering menunjukkan).
Intervensi :
gambaran dirinya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). New Jersey:
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4 volume 1.
Jakarta : EGC