Halaman 1
Karena itu bagi pakar teknologi Wadjio memiliki pandangan dan kepandaian
untuk melaksanakan pembuatan barang-barang jadi (finished product) secara
effective dan ekonomis dengan tidak menimbulkan bahaya pada tenaga-tenaga
pelaksana ataupun kerusakan pada alat-alat dan bahan- bahan dalam pelaksanaan
tersebut, sehingga perlu diketahui dan difahami bagaimana syarat-syarat yang
sebaiknya dilakukan serta faham akan fungsi dari roduk yang dihasilkan tersebut.
Halaman 2
Proses kimia yang sudah berjalan baik didalam research laboratorium, menjadi
proses kimia yang dapat dikerjakan dengan baik pula dalam industri dalam skala
besar.
Pengetahuan teknologi pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
Yaitu semua tindakan guna menghasilkan bentuk baru dari suatu material
tanpa mengubah sifat-sifat kimia dari material itu.
Yaitu tindakan yang bertujuan membuat produk baru dari suatu material
dengan mengubah sifat-sifat kimia dari material tersebut.
Misalnya:
Akan tetapi karena batasan antara kedua golongan itu tidak tegas, maka dalam
mempelajarinya masih dijadikan satu.
PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR
1. Suhu (Temperature)
ºC = 5 / 9 (ºF – 32)
ºF = 9 / 5 (ºC) + 32
Suhu absolute
ºC = (ºC + 273)ºK
1 lb = 16 0z
1 short ton = 2.000 lb
1 kg = 2.205 lb
1 lb = 7.000 grains
Halaman 3
1 foot (1 ft) = 12 in
1 yard (1 yd) = 3 ft
1 mile = 5.280 ft
1 drum = 55 Gallon
gram
Untuk cairan dan zat padat : density =
cc
gram
Untuk gas: density =
liter
lb
Dalam satuan inggris: density =
Cu.ft
Untuk gas:
gram
( )gas x rapat gas x
liter
Berat jenis (B.J) gas x = gram =
( liter )udara rapat udara
5. Kadar (Concentrasi)
Ada beberapa macam cara untuk menghitung kadar (concentrasi) dari suatu
larutan.
Contoh:
Kita mempunyai larutan NaCl dalam air pada suhu 20ºC, ternyata
mengandung 23 gram NaCl per 100 cc larutan itu. Rapat larutan pada suhu
20ºC adalah 1,148 gram/cc. Bagaimana kita menghitung kadar dari larutan
ini?
Dasarnya: 100 cc larutan itu beratnya = 100 x rapatnya = 114,8 gram
23 gram
NaCl = 23 gram = = 0,393 gmol
58,5 gram/gmol
Airnya ada = (114,8 – 23) gram = 91,8 gram = 91,8/18 gmol = 5,1 gmol
Halaman 4
Jadi mol fraksi zat x dalam suatu campuran/larutan adalah perbandingan
dari : gmol x dengan jumlah gmol seluruh komponen yang ada di dalam
campuran itu.
Perhitungan kadar yang praktis adalah kadar derajat BAUME, yang
dikemukakan oleh Antonie Baume tahun 1708
1. Untuk cairan yang lebih berat dari pada air (B.J > 1)
145
ºBe = 145 -
B.J
Halaman 5
Contoh:
1. 1.000 lb per menit larutan air yang mengandung 10% NaCl dipekatkan
dalam sebuah pesawat penguap. Selama proses penguapan sebagian
dari airnya menguap dan larutan pekat juga keluar dari pesawat
penguap berupa larutan 50% NaCl. Hitunglah:
a. Berapa banyaknya larutan pekat yang dihasilkan per menit
b. Berapa banyaknya air yang diuapkan per menit
V (uap air)
Feed
L (Larutan pekat)
Penyelesaian :
Air, dengan rmus molekul H2O, merupakan bahan yang penting bagi keperluan
sehari-hari terhadap kehidupan dan juga merupakan zat pelarut (solvent) yang
paling murah.
Halaman 6
Prinsip penjernihan air
Air yang digunakan sebagai bahan dasar adalah air sungai atau air dari
sumber, diendapkan lumpurnya, dihilangkan pengaruh micro-organismenya,
disaring dan kemudian dihilangkan dari pengaruh-pengaruh bakteri.
Air sungai yang berasal dari gunung, sifatnya tergantung dari tanah yang
dilaluinya. Kalau anah yang dilalui itu berjenis humus dan tanahnya tidak lapuk,
maka air akan mengandung garam-garam yang dapat larut dan zat-zat organik
yang berasal dari pembusukan tumbuh-tumbuhan. Kalau garam yang larut itu
sedikit, maka kolloid dari lumpur akan stabil. Susunan kolloid air sungai tidak
tetap, terutama mengandung komponen-komponen:
Fe - oksidasi kira-kira 4%
Al - oksidasi kira-kira 30%
Si - oksidasi kira-kira 30%
Dan zat-zat organik lainnya.
Konstitusi dari komponen ini menunjukkan susunan kaoline dengan rumus
Al2O3.2SiO2.2H2O, yaitu kira-kira mengandung:
Al2O3 = 39%
SiO2 = 46,6%
H2O = 13,9%
Air sungai menjadi berwarna karena
Zat-zar organik yang mengandung Nitrogen dan kolloid humus yang berasal
dari senyawa-senyawa karbohidrat. Butiran-butiran kolloid itu bermuatan positif
atau negatif yang menyebabkan kolloid itu menjadi stabil, tetapi pada umumnya
kolloid mengandung muatan-muatan negatif. Apabila muatan negatif ini
dihilangkan atau dikecilkan sampai menjadi nol, maka akan terjadi penggabungan
butir-butir, dan proses ini disebut proses penggumpalan atau proses koagulasi atau
proses penetralan muatan-muatan.
Untuk meneralkan/mengecilkan muatan-muatan negatif dilakukan dengan
cara menambahkan electrolit pada air tersebut.untuk kolloid yang negatif,
penetralan dengan ion-ion H+ atau kation-kation yang bervalensi 2 atau 3 yang
berasal dari garam-garam atau hidroksida-hidroksida. Untuk kolloid yang positif,
penetralan dengan ion-ion OH- atau anion yang bervalensi 2.
Butir-butir lempung dari air sungai berupa komplek, yang dapat
mengeluarkan ion H+ atau OH- secara elektrolisis, tetapi butir-butir lempung itu
sendiri merupakan dispersi kolloid yang mempunyai permukaan bermuatan
negatif.
Percobaan
Suspensi dari kaoline murni, dialiri aliran listrik diantara 2 elektroda dari Pt,
maka bergeraknya butir-butir kolloid kaoline ke salah satu elektroda tidak jelas.
Tetapi apabila pada suspensi ini diberi asam humus, maka butir-butir kolloid
kaoline akan pergi ke anoda. Dengan mocroscoop ultra dapat terlihat bahwa
karena pengaruh asam humus, maka butiran-butiran dari kaoline menjadi lebih
kecil, sehingga muatan negatifnya lebig besar. Jadi untuk mengurangi muatan-
muatan negatifnya harus memberikan ion-ion positif agar menjadi netral,
misalnya ; Cu++, Al3+, Fe3+ atau ion H+. Tetapi pada saat ini yang banyak
dipakai adalah Al dari senyawa Al2(SO4)3 atau K2SO4.Al2(SO4)3 (tawas) dan dapat
juga dipakai FeSO4 dan susu kapur.
Tujuan dari proses koagulasi
Menggumpalkan butir-butir kolloid, kemudian gumpalan diperbesar
diameternya, sehingga dalam beberapa saat dapat mengendap. Untuk
mempercepat proses koagulasi biasanya dibantu dengan pengadukan dengan
kecepatan tertentu
+
Halaman 7
Tetapi jika pengadukan terlalu cepat, maka ion-ion yang sudah netral dapat terurai
lagi. Menurut hukum Stokes kecepatan pengadukan dinyatakan dalam rumus:
d2 (ρ− ρ′)g
v=
18 η
Dimana:
v : kecepatan pengadukan
d : diameter butiran
ρ : B.D kolloid
ρ’ : B.D cairan
η : consentrasi
g : gravity
karena lumpur adalah senyawa yang banyak mengandung air, maka perbedaan ρ
dan ρ’ kecil sekali.
Macam-macam proses koagulasi
1. Koagulasi dengan asam
Umumnya digunakan asam sulfat. Tetapi pH dari air yang diperoleh adalah 6-
6,7. Jadi dengan pemberian asam sulfat 0,1 N sebanyak 10 cc / liter akan
terjadi koagulasi sempurna, tetapi koagulasi terjadinya sangat lambat, maka
cara ini sudah tidak dipakai lagi dan air yang diperoleh sedikit asam.
2. Koagulasi dengan basa
Senyawa yang dipakai biasanya adalah batu kapur Ca(OH)2 berlebihan, maka
proses ini disebut “ axcess lime method”. Kelemahan proses ini adalah, air
menjadi sangat alkalis, sekalipun bebas bakteri, tetapi berasa dan berbau. pH
air menjadi tinggi 11-11,5 dan untuk menurunkan pH dapat diberikan udara
yang mengandung CO2
3. Coagulasi dengan campuran FeSO4 + Ca(OH)2
Proses ini tidak ekonomis, sebab FeSO4 mahal dan pH dari koagulasi adalah
8-9. Kelemahan lain adalah adanya Ca maka FeSO4 berubah menjadi basis
hingga berubah menjadi Fe2(SO4)3 yang dapat larut, sehingga terikut dalam
air.
4. Coagulasi dengan Al(SO4)3
Garam Al(SO4)3 sebagai koagulan termasuk elektrolit lemah. Garam ini
dalam air mengalami hidrolisa dan terbentuk Al(OH)3 yang bersifat kolloid:
HOH H+ + OH-
Al(SO4)3 3SO4= + 2Al3+
Al (OH)3 bersifat kolloid
Jadi disamping terjadi proses penetralan dari butir-butir lempung oleh Al3+,
maka koagulasi dibantu oleh adanya Al (OH)3. pH koagulasi antara 5,4 - 6,2.
Hasil pengamatan:
a. Koagulasi lempung menggunakan asam, maka koagulasi terjadi pada pH
3–4
b. Koagulasi lempung menggunakan Al(OH)3, koagulasi terjadi pada pH 4,8
– 8.
c. Apabila koagulasi zat tersebut asam + Al(OH)3, maka koagulasi terjadi
pada pH 5,5 – 6
Jadi pada pH 3, maka ion H+ hanya dapat mengkoaguleer lempung.
Sedangkan pada pH 3, maka ion H+ tidak dapat mengkoaguleer lempungnya
sendiri, karena itu jika ada ion Al3+ , maka:
Lempung + Al3+ Al(OH)3, maka akan terjadi .......................
Pada saat ini koagulan yang banyak digunakan adalah Al(SO4)3 dan dosisnya
berbeda-beda tergantung pada keruh dan tidaknya air. Sebagai contoh untuk
air dari sungai ciliwung memerlukan dosis Al(SO4)3 100 mg/liter.
Halaman 8
Proses pembersihan air minum:
Air dibersihkan secara chemis dan phisis, koagulan yang digunakan adalah
Al(SO4)3, yang dosisnya bergantung pada banyaknya butir-butir lempung yang
ada dalam air. Setelah air dicampur dengan koagulan, diaduk, terjadi proses
koagulasi dimana butir-butir lempung yang sudah netral dibiarkan mengendap dan
air secara dekantasi dialirkan ke bak lain untuk dibersihkan dari micro-organisme
dengan larutan KMnO4, kemudian dialirkan ke bak lain untuk menghilangkan
pengaruh bakteri dengan menggunakan gas chloor, choor cair, air chloor, kaporit.
Kemudian air disaring agar terbebas dari lempung-lempung halus.
Pada pemberian larutan Al(SO4)3 terjadi penetralan muatan dari butir-butir
sehingga butir-butir kecil bergabung menjadi butir-butir yang lebih besar dan
karena beratnya ia akan mengendap dengan sendirinya.
Proses pembersihan air pada umumnya dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
1. Cara kecil-kelilan (batch process)
2. Cara besar-besaran (continue process)
1. Cara batch process
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dan dapat digambarkan
sebagai berikut:
CaCO3
Al2(SO4)3
KMnO4
Carbon active
Saringan
tank
mixer
mud
Pintu air B
Al2(SO4)3 = 7 mg/l
Bak koagulasi
III IV
sungai
33 mg/l Al2(SO4)3 C
KMnO4
D
Bak pengendap
V VI terakhir
saringan saringan
Halaman 10
Hal ini merupakan kekurangan dari air sadah dalam keperluan sehari-hari dan juga
dalam proses-proses kimia kesadahan menjadi pengaruh yang cukup serius.
1. Kesadahan sementara
2. Kesadahan tetap
Kesadahan air dapat dinyatakan dalam derajat kesadahan, dan ada 4 macam
derajat kesadahan, yaitu:
1. Derajat kesadahan Jerman (Germans Hardness: G.H)
Yaitu yang menyatakan banyaknya gram CaO dalam 100 liter air (gr
CaO/100 liter).
2. Derajat kesadahan Prancis (French Hardness : F.H)
Yaitu yang menyatakan banyaknya gram CaCO3 dalam 100 liter air
(gr.CaCO3/100 liter)
3. Derajat kesadahan Inggris (British Hardness : B.H)
Yaitu yang menyatakan banyaknya grain CaCO3 dalam 1 gallon air (grain
CaCO3/gallon air).
1 grain = 0,0648 gram; 1 gallon = 4,543 liter
4. Derajat kesadahan p.p.m (part per million)
Yaitu yang menyatakan banyaknya bahan yang terlarut dalam gram tiap
1.000.000 gram air.
Misalnya; air mengandung Ca(HCO3)2 : 300 ppm, ini berarti bahwa 300 gram
Ca(HCO3)2 ada dalam setiap 10 gram air atau 300 mgram/1 liter air.
Yang biasa dipergunakan dalam teknik adalah derajat kesadahan Jerman, selain
Ca dan Mg terkadang mengandung bahan-bahan lain yang juga mengganggu
proses, misalnya Fe(HCO3)2 yang dapat mengendap, sehingga menyumbat pipa-
pipa, juga garam-garam asam, gas-gas CO2, H2S dan lain sebagainya.
Settling
tank
Mix tank penyaring
Air lunak
Sebenarnya proses kapur soda ada dua macam proses yaitu proses dingin dan
proses panas.
Pada proses dingin pengendapannya kurang sempurna, sedang pada proses
panas pengendapannya sempurna, sebab sadah sementara cukup dapat
dipanaskan dengan jalan pemanasan dalam tangki-tangki pendidih menurut
reaksi :
Ca(H6O3)2 CaCO3 + H2O + CO2
Gas CO2 akan dibebaskan dari air, sehingga gas ini tidak mengganggu dalam
proses dan dalam tangki itu sendiri.
Pada proses kapur soda dengan cara proses panas dapat dilihat berdasarkan
flowsheet dibawah ini:
penyaring
Air pencuci
saringan
Air lunak
Mix-tank
Bahan pengendap
Langkah-langkah proses:
1) Mula-mula air dianalisis untuk menentukan dosis bahan pengendap,
kemudian air sadah dipanaskan dengan uap.
2) Penyampuran air dengan bahan kapur + NaCO3 dengan dosis tertentu.
3) Air sadah dipompa kedalam tangki pencampur.
4) Mereaksikan kapur + soda dengan air sadah dalam tangki pencampur sambil
dilakukan pengadukan, hingga terjadinya proses koagulasi, dimana butiran
halus bergabung menjadi butiran besar, yang kemudian mengendap.
5) Secara dekantasi air lunak dialirkan ke tangki penyaring yang kemudian
dipompa ke reservoir.
Jadi dalam proses panas ini terjadi tiga tingkatan proses yaitu:
a) Pemanasan
b) Reaksi dengan kapur (menghilangkan sadah sementara)
c) Reaksi dengan soda (menghilangkan sodah tetap)
2. Proses Zeolit:
Saat ini banyak industri-industri yang menggunakan proses zeolit karena
lebih praktis.
Zeolit merupakan persenyawaan dari: Natrium-Aluminium-Silikat
dengan rumus molekul Na2O.Al2O3.2SiO2 dan disebut juga pasir hijau
Halaman 12
Na2.Al2O3.n.SiO2
Jika air sadah dicampur dengan pasir Zeolit maka akan terjadi reaksi
Kelebihan dari proses ini adalah bahwa garam-garam Ze, misalnya CaZe
dapat diambil kembali (di-recovery) menjadi Na2Ze dengan
memberikan/mengalirkan dengan larutan NaCl jenuh.
Air lunak
Na2Ze
Air sadah Larutan NaCl jenuh
CaCl2
Contoh:
10.000 gram air sadah yang mengandung MgCl2 yang equivalent dengan 300
ppm dari CaCO3 dilunakkan dengan proses Zeolit. Hitunglah banyaknya
NaCl yang dipakai untuk me-recovery Zeolit, jika NaCl yang dipergunakan
30% berlebihan.
Hitungan:
Halaman 13
Air lunak yang keluar disebut air asam, sebab mengandung asam-asam seperti
HCl atau H2SO4 dan kemudian asam-asam ini dihilangkan dengan
mengalirkannya ke menara anion exchanger, dan sebagai bahan anion
exchanger adalah basa-basa organik seperti:
Reaksi.......................
Prosesnya disebut demineralisasi, menurut reaksi sebagai berikut:
Reasi..................
Terlihat sekarang bahwa asam HCl terikat oleh anion exchanger
Cara-cara recovery kation dan anion exchanger
Untuk kation exchanger dapat direaksikan dengan H2SO4 sehingga senyawa-
senyawa dapat dikembalikan pada persenyawaan-persenyawaan semula,
menurut reaksi:
(RSO3)2Ca + H2SO4 R-SO3H + CaSO4
Halaman 14
Untuk anion exchanger dapat dibersihkan dengan Na2CO3 menurut reaksi
sebagai berikut:
Reaksi...................
Kemudian pembersihan terhadap kathion dan anion exchanger dilakukan
secara periodik.
De-aliator berfungsi untuk menghilangkan gas-gas O2, dan CO2. Gas O2 perlu
dihilangkan untuk mencegah terjadinya korosi pada pipa-pipa.
Pengaliranstoom dari bawah akan memberikan vacuum dalam air sehingga
gas-gas O2 dan CO2 dapat keluar. Reservoir berfungsi untuk mengeluarkan
air lunak secara continue.
4. Proses Phosphat:
Proses ini prinsipnya adalah, mengikat ion-ion Ca dan logam-logam lainnya
dengan ion phosphat, sehingga terjadi endapan garam-garam phosphat.
Bahan yang dipakai dapat mon, di- dan tri-phosphat atau Natrium hexa meta-
phosphat yang akan memberikan garam komplex dari Ca, Mg, dan Fe.
Pemakaian Natrium hexa meta-phosphat diberikan berlebihan sehingga
semua garam-garam Ca, Al, Mg, dapat diubah menjadi garam complex.
Rumus Na-hexa meta-phosphat adalah (NaPO3)6
Selain menghilangkan kesadahan, perlu pula menghilangkan Silikat, sebab
pada pemanasan akan mengendap dan melapisi tangki pendidih dan pipa-
pipa. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan Ferri hydroksida
Fe2(SO4)3 + Ca(OH)23 Fe(OH)3 + CaSO4
Halaman 15
INDUSTRI GARAM DAPUR (NaCl)
Garam dapur (NaCl) merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan,
diantaranya:
1. Untuk keperluan hidup sehari-hari
Tubuh manusia memerlukan garam NaCl untuk mengubah garam-garam
Kalium yang bersifat tidak baik, menjadi garam Natrium, terutama saat
banyak mengeluarkan peluh (keringat).
2. Dalam bidang industri
Dalam industri, NaCl merupakan bahan untuk pembuatan zat-zat kimia lain
diantaranya NaOH, Na2CO3, Na2SO4, HCl juga Chloor. Selain itu dapat juga
digunakan untuk merecovery Zeolit, pabrik sabun, pengawetan ikan atau
daging (diasin).
Sifat-sifat NaCl:
- Berat jenisnya 2,2 dan kristalnya berbentuk kibue
- Titik cairnya 772ºC dan titik didihnya 1750ºC
- Dalam 1 liter air pada 0ºC dapat larut 356 gram, sedang pada 100ºC dapat
larut 390 gram.
PEMBUATAN Na2CO3
Proses pembuatan soda abu dapat dilakukan dengan dua proses, yaitu:
a) Dari bahan dasar tambang (Trona)
b) Secara sintetis
a. Dari bahan dasar tambang
Dialam terdapat biji (mineral) yang disebut “TRONA” (suatu bahan
tambang), atau disebut juga Natrium Sesqui Carbonat
(Na2CO3.NaHCO3.2H2O).
Zat ini dapat terjadi jika suatu larutan carbonat dan bicarbonat terdapat
kesetimbangan antara ion carbonat dan ion bicarbonat dalam larutan tersebut,
dengan pertolongan gas CO2 dari udara, menurut reaksi setimbang:
CO3= + H2O + CO2 2 (HCO3)-
Halaman 21
Dari reaksi diatas sebagian dari Na2CO3 menjadi NaHCO3, hingga kemudian
adanya sedikit NaCl dalam reaksi tersebut, menjadi katalisator positif untuk
mempercepat terbentuknya Trona.
Pembuktian
- Jika suatu larutan carbonat pada suhu kamar, kemudian tanpa adanya
NaCl kemudian dialiri gas CO2, maka semua carbonat akan berubah
menjadi bicarbonat.
Na2CO3 + CO2 + H2O 2 NaHCO3
- Tetapi jika diberi NaCl dalam larutan tersebut, maka akan terbentuklah
Trona
3Na2CO3 + CO2 + H2O 2 Na2CO3.NaHCO3.2H2O
Pembuatan soda abu dari bahan dasar tambang, sekarang sudah tidak
dikerjakan lagi.
b. Cara Syntetis
Dari proses ini terdapat dua proses yang terkenal, yaitu proses menurut
Leblane dan Salvay.
1. Cara Leblane
Menurut Leblane Na2CO3 dapat dibuat dari NaCl menurut perubahan
kimia sebagai berikut:
2NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2 HCl
Na2 SO4 + 4C Na2S + 4 CO
Na2S + CaCO3 Na2CO3 + CaS
Kemudian dengan jalan extracsi dan kristalisasi bertingkat dan menabah
gas CO2 seperlunya, maka Na2S berubah menjadi Na2CO3 yang dapat
dipisahkan besama-sama dengan Na2CO3, dan hasil lainnya berupa
Na2CO3.10H2O.
2. Cara Solvay
Pada tahun 1869, Solvay telah berhasil menemukan proses pembuatan
Na2CO3 yang lebih effectiv dan lebih ekonomis, sekalipun mula-mula
menjumpai banyak kesulitan, tetapi pada akhirnya dapat dilakukan
dengan baik.
Sebagai bahan mentah digunakan NaCl (garam dapur), CaCO3 (batu
gamping), C (eokes), dan NH3 (ammoniak).
I
- CaCO3 CaO + CO2 - 43,5 cal
- C + O2 CO2 + 96,5 cal
II
- CaO + H2O Ca(HO)2 + 15,9 cal
III
- 2NH4Cl + Ca(OH)2 2NH3 + CaCl2 + H2O - 31,8 cal
IV
- NH3 + H2O NH4OH + 8,4 cal
V
- 2NH4OH + CO2 (NH4)2CO3 + H2O + 22,1 cal
- (NH4)2CO3 + CO2 + H2O 2NH4HCO3
- NH4HCO3 + NaCl NH4Cl + NaHCO3
VI
- 2NaHCO3 Na2CO3 + 6O2 + H2O -30,7cal
Langkah-langkah proses pembuatan Na2CO3 menurut Solvay dapat
diikuti menurut flow sheet dibawah ini:
Halaman 22
Gambar......
1) Melarutkan NaCl dalam air, sehingga membentuk larutan NaCl yang
jernih dan bersih. Unsur-unsur Ca, Mg, Fe dibersihkan dengan
memberikan NaCO3 sehingga terjadi pengendapan dari basa-basa
logam berat dan ion-ion SO4= sebagai CuSO4
2) Melarutkan NH3 dalam larutan NaCl jenuh hingga setiap liter larutan
mengandung 83 gram NH3 dan 260 gram NaCl. Karena pada reaksi:
NH3 + H2O NH4OH
Mengeluarkan panas, maka sebelum direaksikan dengan CO2, larutan
NaCl jenuh dengan ammoniak didinginkan dahulu sampai 25ºC
kemudian dimasukkan kebagian atas dari menara yang tingginya 25
meter, sehingga tekanan dibagian bawah menara kira-kira 3 kg/cm2
dan cukup kuat untuk melarutkan CO2 dalam brine tersebut, hingga
barulah bereaksi dengan NH4OH dan menjadi (NH4)2CO3 dan
kemudian menjadi NH4CO3 dan akhirnya dengan NaCl akan
membentuk NaHCO3 yang mengendap.
3) Endapan NaHCO3 yang keluar melalui bawah menara merupakan
suspensi lalu dicuci dan disaring. Kristal NaHCO3 yang keluar dari
saringan biasanya masih mengandung 7% air, lalu dikenakan proses
kalsinasi, menurut:
2NaHCO3 Na2CO3 + CO2 + H2O
4) Na2CO3 yang keluar didinginkan, digilas dan diayak, kemudian
dibungkus.
Contoh :
1) Larutan air mengandung 9,8% berat Na2SO4 dan 1,8% berat Na2CO3
berapa lb air yang harus diuapkan dari 100 lb larutan ini sampai jenuh
dari salah satu zat padat pada 20ºC tanpa timbulnya kristal. Diketahui
daya larut pada 20ºC dari:
Na2SO4 = 15,1% dan Na2CO3 = 2,8%
Hitungan:
Susunan 100 lb larutan mula-mula : 9,8 lb Na2SO4 ; 1,8 lb Na2CO3;
88,4 lb H2O.
Misalnya ada x lb air yang diuapkan, maka menurut balance air:
air mula-mula = air yang diuapkan + air dalam larutan akhir
(0,884)(100) = x + (0,821) (100 – x)
Maka x = 3, 46
Halaman 23
Setelah jenuh pada 20ºC susunannya : 15, 1 lb Na2SO4 ; 2,8 lb Na2CO3
; 82,1 lb H2O
2) 1.000 lb larutan pada suhu 22,5ºC mengandung 21 lb Na2CO3 dan 10
lb Na2SO4 tiap 100 lb air.
Hitunglah :
a. Susunan dan berat kristal yang terbentuk, jika larutan tersebut
didinginkan pada suhu 17,5ºC.
b. Susunan dan berat kristal yang terbentuk jika larutan tersebut
didinginkan pada suhu 10ºC.
Diketahui bahwa:
Daya larut pada suhu 17,5ºC dari : Daya larut pada suhu 10ºC dari
Na2CO3 = 13,8% ; Na2CO3 = 10% ; Na2SO4 = 8,5% ; Na2SO4 = 6,2%
C = 12 ; O = 16 ; Na = 23 ; S = 32
Hitungan :
a. Susunan larutan adalah:
Na2SO4 = 10 / 131 x 100% = 7,64%
Na2CO3 = 21 / 131 x 100% = 16,02%
H2O = 100 / 131 x 100% = 76,34%
Kristal yang terbentuk :
Karena suhu operasi dibawah 32ºC, maka untuk Na2CO3 akan
terbentuk kristal Na2CO3.10H2O
Dan misalnya kristal yang terbentuk = x lb, maka menurut balance
Na2CO3:
(0,1602) (1000) = (0,138) (100 – x) + 0,371 (x)
x = 98 lb Na2CO3. 10H2O
% Na2CO3 dalam kristal Na2CO3. 10H2O :
106
= 286 x 100% = 37,1
balance Na2SO4 :
(0,074)(80) = 0,441 y + (0,114) (80 – x – y)
5,92 = 0,441 y + 9,12 – 0,114 x – 0,114 y
0,327 y = 0,114 x – 3,17
0,114 x 3,17
y = ........................... (2)
0,327
PROSES ELECTROLYSA
Sekarang jika kita mengatakan ada pabrik caustic soda, maka pasti
prosesnya dilakukan secara electrolysa. Sekarang 90% hasil caustic soda dibuat
secara electrolysa dan 10% secara caustisasi. Proses caustisasi biasanya
merupakan bagian dari pabrik lain, misanya bagian dari pabrik kertas.
Pada tahun 1807, Davy membuat caustic soda dari electrolysa leburan NaCl,
tetapi hasilnya kurang baik. Kemudian menyusul pada tahun 1890, Le Suer yang
mula-mula mengelectrolysa larutan NaCl, dan hasilnya sangat baik. Maka pada
tahun itu mulai terdapat instalasi cel-electrolysa yang bekerja secara komersial.
Prinsip dari proses ini adalah: meng-electrolysa larutan NaCl, sehingga
menghasilkan 4 ion-ion.
NaCl Na+ + Cl-
+
HOH OH- + H+
NaOH
Jadi apabila kita menpunyai larutan NaCl dan kita kenakan aliran listrik
searah, maka ion-ion H dan Cl akan dinetralkan dahulu, kemudian memberikan
gas-gas H2 dan Cl2 dan yang ersisa adalah ion-ion Na dan OH, maka dengan ini
kita akan memperoleh larutan NaOH dalam air.
Bahan dasar :
1. NaCl padat murni yang dilarutkan dalam air murni (paling baik)
2. Kadang kalanya memakai air laut atau air sumber NaCl. Untuk itu perlu
dibersihkan terlebih dahulu dari senyawa-senyawa Ca, Mg, Fe dengan
memberikan Na2CO3 atau Ca(OH)2
Tenaga yang dipakai pada electrolysa larutan NaCl adalah seharga dengan hasil
kali antara kekuatan tarik-menarik yang mengalir dengan potensial dalm cel.
Voltage minimum yang diperlukan dalam proses ini secara teoritis sesuai dengan
persamaan rumus dari GIBBS HELMHOLTZ yang menyatakan hubungan antara
tenaga listrik dan panas reaksi dalam sistem tersebut, sebagai berikut :
ΔH DE
E=J -T-
nF dt
n = jumlah mole
dimana:
E : voltage teoritis terkecil yang diperlukan untuk menguraikan NaCl
ΔH : perubahan enthalpy dalam teaksi tersebut, dinyatakan dalam Calori/gtam-
equivalent
J : nilai panas yang secara mekanis, dalam Joule/kcal
T : suhu mutlak
F : constanta Faraday, dalam Coloum/gram-equivalent
Reaksi kimia yang terjadi dalam system ini adalah:
NaCl + H2O NaOH + 0,5 H2 + 0,5 Cl2
Dan dapat dipecah menjadi reaksi-reaksi sebagai berikut:
Na+ + 0,5Cl2 NaCl H = - 97.105
H2 + 0,5 O2 H2O H = - 68,372
Na+ + 0,5O + 0,5H NaOH H = - 112.053
Maka jumlah panas dari proses kimia adalah – 97.105 + 68.372 – 112.053
Halaman 26
Kemudian jika harga diatas dimasukkan kedalam rumus Gibb helmholtz maka:
53,424 dE
E = (4,182) x - T. = 2,31
96,5 dt
Besarnya nilai ini biasanya hanya 0,5, sehingga hanya 30 atau 50% dari NaCl
yang dapat diubah menjadi NaOH.
CEL DIAFRAGMA
Anoda dibuat dari grafit (Carbonium) dan katoda dibuat dari besikarena murah.
Tetapi yang paling baik dari Plitina. Diafrakma dibuat dari asbes yaitu suatu
membran yang lurus, tugasnya mengurangi terjadinya reaksi sekunder, dan
diafragma itu harus tidak bereaksi dengan zat-zat tersebut, serta mempunyai
tahanan listrik yang rendah. Secara scematis cel diafragma dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar...............
Ion Cl- membentuk gas Cl2 pada anoda (A), sedang ion H+ membentuk gas H2
pada katoda (K). Diafragma memisahkan bagian anoda dan katoda dari larutan
NaCl. Hasilnya larutan NaOH dapat disalurkan melalui saluran (F) secara
continue.
Halaman 27
CEL MERCURY
Cel mercury (air raksa) ini mengikat Natrium yang terjadi dan melekat sebagai
katoda menjadi suatu amalgam. Kemudian diruang lain amalgam diuraikan oleh
air menjadi NaOH dan H2 menurut reaksi:
NaHgx + H2O NaOH + xHg + 0,5 H2
Cel mercury memerlukan:
a. Rapat aliran listrik yang tinggi
b. Efficiency alirannya kira-kira 95%
c. Hasil NaOH nya tidak mengandung garam
d. Kepekatan NaOh tinggi sehingga biaya penguapan kecil
Secara scematis cel mercury dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar.................
Ruang I diisi dengan larutan NaCl sedangkan ruang II diisi dengan H2O, gas Cl2
yang terjadi dalam ruang I dapat terus keluar melalui lubang atas keruang
pengolahan gas Cl2.
Ion Na+ bergerak melalui air raksa menuju katoda, tetapi karena air raksa sudah
berhubungan dengan katoda dengan perantara electrolit, maka air raksa dan ion
Na membentuk amalgam (NaHg) dan karena gerakan exentrik dari alat ini,
amalgam dapat berpindah ke ruang II kemudian dalam ruangan ini Na bereaksi
dengan air menjadi NaOH yang lama kelamaan menjadi pekat. Pada reaksi ini
terbentuk gas H2 yang dapat dipindahkan ketempat penimbunan gas H2. Cel ini
biasanya megelectrolisis larutan NaCl pada suhu 60-70ºC pada tegangan listrik
4,5 volt dan kekuatan aliran listrik sebesar 500 sampai 15.000 ampere. Larutan cel
dapat merupakan larutan NaOH 35% dan kemudian diuapkan menggunakan
pesawat penguap triple-effect hingga menjadi larutan NaOH 50%.
Langkah-langkah proses dapat diikuti menurut flow sheet dibawah ini:
1. Garam NaCl dilarutkan dalam air dan ditambah garam yang berasal dari flter,
kemudian dibersihkan didalam reactor. Dipanaskan dan kemudian
dimasukkan kedalam cel-cel electrolysa.
2. Gas-gas H2 dan Cl2 ditampung untuk keperluan lain, dan larutan cel dibawa
menuju pesawat penguap, setidaknya triple-effect.
3. Karena menjadi pekat, maka NaCl nya mengendap dan dibawa ke filter.
Dalam filter dialirkan air agar sisa-sisa NaOH dapat diambil lagi dan air
pencuci dialirkan kembali ke evaporator.
4. Setelah lewat evaporator, didinginkan agar NaCl mengendap kembali, dan
dari pendinginan dilewatkan ke pemekatan, kemudian dimasukkan kedalam
bejana-bejana setelah itu di penyerbuk.
Jadi NaOH dapat dijual berupa larutan, serbuk atau padat. Larutan NaOH 50%
yang belum murni disebut Crude Caustic Solution
Flow Sheet
Halaman 28
Gambar....................
Ca(OH)2 yang dipakai kental, dan suhunya tidak boleh lebih dari 40ºC.
Adapun cara lain untuk pembuatan Calium hypoklorit adalah:
2Cl2 + NaHCO3 Cl2O + 2CO2 + H2O
e) Kaporit (CaOCl2)
Dikenal dengan nama bleaching powder dan yang membuat pertama kali
adalah Charles Tinant 1798, dengan cara mengalirkan gas Cl2 melalui bubuk
Ca(OH)2 yang dikeringkan.
Gambar.......................
Gas Cl2 tidak bisa bereaksi dengan CaO atau Ca(OH)2 kering, tetapi jika
Ca(OH)2 lembab 4-5% air, dapat bereaksi dengan baik. Dengan hal ini maka
garam mengandung ion-ion chloride.
Suhu reaksi dibawah 40ºC, sebab diatas suhu ini akan terjadi chlorat :
Chlorinasi tidak diselesaikan seluruhnya dan harus ada yang tertinggal 15%
nya, untuk mempertahankan agar susunan tetap seimbang. Dalam
perdagangan kaporit mengandung 35% chloor.
Halaman 31
INDUSTRI-INDUSTRI
BELERANG, SULFIDA-SULFIDA, OKSIDA-OKSIDA BELERANG
DAN ASAM SULFAT
1. Belerang
Bahan-bahan dari belerang banyak digunakan diantaranya dipakai untuk
industri-industri pemberantasan hama, pupuk buatan, pulb kertas, bahan
peledak, zat warna, karet, cat, pernis, dan lain-lain. Belerang terdapat di
gunung-gunung berapi baik dalam keadaan bebas maupun terikat dengan
senyawa-senyawa lain diantaranya:
a) Pyrit (FeS2 ; FeS3 ; FeS4)
b) Mineral sulfida (SnS2 ; MnS)
Proses pengambilan belerang yang bercampur dengan batuan-batuan dapat
dilakukan dengan cara pemanasan, kemudian didestilasi. Proses ini dapat
dilihat sebagai berikut :
Gambar...........................
Batu-batu yang mengandung belerang disusun, kemudian dipanaskan, maka
belerangnya akan meleleh kebawah disamping timbulnya gas-gas SO2. Alat
diatas disebut Calearone dan mempunyai kapasitas 200 sampai 700 meter
kubik, dan dari proses ini rendemen belerang hanya 15% dari jumlah
seluruhnya. Kemudian belerang ini dimurnikan dengan cara mendestilasi
belerang. Belerang dilebur kemudian diuapkan, uap belerang masuk kedalam
ruangan dari bata. Mula-mula mengembun sebagai serbuk belerang dan
kemudian setelah panas, mencair dan ditampung didalam cetakan.
2. Sulfida-sulfida Belerang
Sulfida-sulfida belerang yang akan dibahas terutama adalah Na2S dan
Natrium tiosianat (Na2S2O3).
a) Pembuatan Na2S
1. Pembakaran Na2SO dan C dalam dapur pada suhu 850ºC
850ºC
Na2SO3 + 4C Na2S + 4CO
850ºC
BaSO4 + 4C BaS + 4CO
BaS + Na2SO3 BaCO3 + Na2S
Halaman 32
2. Reaksinya adalah
3. Oksida-oksida Belerang
Belerang dioksida (SO2)
Manfaat SO2 diantaranya untuk
a) Bahan mentah pada pembuatan asam sulfat
b) Bahan pemucatan textil dan lain-lain
c) Bahan desinfectan untuk makanan dan buah-buahan dalam kaleng
d) Bahan mentah untuk pembuatan sulfit-sulfit dan tiosulfat
e) Bahan pengkilang petrolium
f) Bahan pendingin (refregerant) dan sebagainya
Untuk memperoleh gas SO2 biasanya didapat dari reaksi oksidasi belerang
dan belerang yang dipakai adalah belerang murni atau dari pyrit, menurut
reaksi oksidasi sebagai berikut :
Reaktor
SO2 = 7,2% SO2 = 2,5%
O2 = 13,2% O2 = 11,7%
N2 = 79,6% N2 = 85,5%
Pengurangan SO2 = 5,77 gmol dan penguranan O2 = 2,89 gmol, SO2 bereaksi
dengan O2 menurut reaksi:
SO2 + 0,5O2 SO3
Berarti SO2 yang berubah = 2 x 2,89 = 5,78 gmol dan selisihnya = 5,78 – 5,77
= 0,01 gmol (sangat kecil dapat diabaikan). Jadi banyaknya gas SO2 yang
terbentuk adalah 5,77 gmol.
Halaman 34
3. Pada pembakaran pyrit pada suhu 800ºC, maka analisa gas keluar adalah SO2
6,2% ; C2 12,1% dan N2 81,7%. Hitunglah berapa bagian yang terbakar
berubah menjadi SO3.
Penyelesaian:
- 4FeS2 + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2
- 4FeS2 + 15O2 2Fe2O3 + 8SO3
Basis 100 gmol SO3
O2 untuk membakar SO2 = 11/8 x 6,2 = 8,53 gmol
O2 yang terdapat dalam gas = 12,10 gmol +
O2 yang dibutuhkan = 20,63 gmol
N2 yang nasuk = 81,7%, maka N2 ini membawa O2 dari udara sebanyak :
21/79 x 81,7 gmol = 21,72 gmol
O2 yang dibutuhkan = 20,63 gmol -
O2 yang tersisa = 1,09 gmol
Sisa O2 kemudian bereaksi dengan belerang membentuk SO3
SO3 yang terbentuk = 8/15 x 1,09 gmol = 0,58 gmol
Belerang yang terbakar menjadi SO2 dan SO3 = 6,2 + 0,58 = 6,78 gmol
Jadi bagian yang berubah menjadi SO3 = 0,58/6,78 x 100% = 8,6%
Halaman 35
PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT
Sampai saat ini proses pembuatan asam sulfat dilakukan dengan dua cara yaitu
proses bilik timbal dan proses kontak.
1. Proses Bilik Timbal (Lead Chamber Process)
Pembuatan asam sulfat menurut proses bilik timbal dapat diikuti menurut
flow sheet dibawah ini:
Gambar...............................
Langkah-langkah proses:
1. Gas SO2 bersama-sama gas-gas NO + NO2 (sebagai katalisator)
dimasukkan kedalam menara Glover dan bersama dengan itu dimasukkan
pula gas-gas yang datang dari menara Gay Lussac
2. Gas-gas dari mendara Glover dimasukkan ke bilik timbal dan kemudian
disemprot dengan air dan menghasilkan asam kamar yaitu H2SO4 50ºC
Be. Hasil ini sebagian diambil dan sebagian dikembalikan ke menara
Glover, dan menghasilkan asam Glover, yaitu H2SO4 60ºC Be.
3. Dalam menara Gay Lussac diusahakan agar gas-gas NO dan NO2 tidak
hilang dan dikembalikan ke menara Glover.
Cara pembuatan gas-gas No/NO2
Kebanyakan dengan cara mengoksidasi ammoniak. Ammoniak didihkan
kemudian disemprotkan udara dari bawah, terjadi oksidasi melalui katalisator
Platina (Pt) yang berbentuk kasa. Hasil reaksi didinginkan dan menghasilkan
gas NO.
Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah sebagai berikut:
4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O
2NO + O2 2NO2
Proses pembuatan gas-gas NO/NO2 ini dapat diikuti menurut flow sheet
dibawah ini:
1) NH3 cair dipanaskan hingga mendidih dan gas NH3 dimasukkan dari atas
ke stripping-colum dimana terdapat kasa platina sebagai catalysator dan
dari bawah disemprotkan udara.
2) Campuran gas-gas yang terbentuk didinginkan, airnya dikeluarkan dan
gas-gas NO/NO2 ditampung yang selanjutnya dipakai pada proses
pembuatan asam sulfat.
Halaman 36
Gambar..................................
Reaksi-reaksi yang terjadi pada pembuatan asam sulfat dengan cara bilik
timbal adalah:
1. Reaksi homogen dalam fase gas:
2NO + O2 2NO2 .................................................................(1)
2NO2 N2O4 .............................................................................(2)
2. Reaksi heterogen fase gas dan cair
SO2 + H2O H2SO3 ......................................................(3)
H2SO3 + NO2 H2SO4.NO asam violet .................................(4)
H2SO4.NO + NO2 atau O2 2HOSO2ONO + H2O atau (+NO)
asam nitrosil sulfat .............................................................................. (5)
2HOSO2ONO + SO2.2H2O 2H2SO4.NO + H2SO4 ..........(6)
3. Reaksi homogen fase cair
H2SO4.NO H2SO4 + NO ...................................................(7)
H2SO4NO + H2O H2SO4 + NO NO2 ..............................(8)
H2SO4.NO + HNO3 H2SO4 + 2NO2 .................................(9)
Dengan adanya asam violet, akan terjadi reaksi (5) kembali sedemikian
terjadi berulang-ulang hingga sebagian SO2 kembali menjadi H2SO4.
Menara Blover (Glover Tower)
Didalam menara ini berisi potongan-potongan batu tahan asam dan suhu
dalam menara ini berkisar antara 425ºC - 660ºC.
Fungsi menara Glover:
1) Melepaskan gas-gas oksida Nitrogen dari asam nitosil sulfat (Nitrus-vit)
untuk melepaskan gas-gas ini maka kadar asam harus diturunkan dengan
menambah asam yang berasal dari kamar timbal.
2) Memekatkan asam kamar yang dimasukkan kedalamnya.
3) Mendinginkan gas-gas yang diperoleh dari pembakaran belerang.
4) Untuk membentuk asam sulfat reaksi terjadi di puncak menara, karena di
puncak menara terdapat NO ; SO2 ; H2O.
5) Membersihkan kotoran-kotoran dari gas, karena gas-gas yang bertemu
dengan uap trues, racunnya dapat diserap.
6) Menguraikan HNO3 yang mungkin ada (tidak selalu terjadi).
Halaman 37
Kamar Timbal
Dibagian dalam kamar ini dilapisi dengan timbal (Pb), sebab Pb dengan asam
sulfat membentuk PbSO4 yang tetap menempel didinding dan berfungsi
sebagai pelindung terhadap Pb yang ada dibagian bawahnya. Biasanya
berbentuk cylindris dan makin banyak jumlah kamar timbal ini reaksi
semakin baik. Pada dinding bagian luar dibuat berlapis agas pendinginan
sempurna.
Fungsi kamar timbal
1) Sebagai tempat terjadinya reaksi dengan waktu tinggal yang cukup
2) Meradiasikan panas keluar
3) Menyediakan permukaan untuk terjadinya kondensasi uap yang terjadi.
Gas-gas yang masuk dalam kamar timbal kecepatannya berkurang, namun
justru pada saat ini terjadi reaksi dengan sempurna.
Cara melakukan pengamatan
1) Pengawasan terhadap suhu, sebab reaksinya sangat exotherm
2) Warna gas dapat menunjukkan apakah campuran itu cukup atau tidak
Apabila warnanya violet NO2 ditambah
Apabila terjadi kristal ditambah air
3) Gas dianalisa, baik bagi gas yang masuk maupun yang keluar
4) Dilakukan analisa juga terhadap asam yang terjadi
Menara Gay Lussac
Susunannya hampir sama dengan menara Glover
Fungsi dari menara Gay Lussac
1) Untuk menangkap oksida-oksida nitrogen, dengan menggunakan asam
yang agak pekat, karena proses penyerapan maka suhu harus rendah.
2) Gas-gas yang keluar dari kamar timbal harus dijaga dari gas gas SO2 agar
NO/NO2 tidak bersifat korosif.
3) Reaksi yang terjadi:
H2SO4 + NO + NO2 2HOSO2ONO + H2O
Catatan :
- Pendinginyang dipakai harus tahan asam
- Pompa untuk memompa gas-gas dan asam juga harus tahan asam dan
suhu tinggi
Asam sulfat dari hasil dapat dijual antara lain asam dari menara glover
atau asam dari kamar timbal.
Pemakatan H2SO4
Ada beberapa cara untuk memekatkan asam sulfat, diantaranya:
1) Cara Cascade
Asam sulfat encer dimasukkan dari atas menyiram piringan-piringan yang
tahan asam. Piringan dibuat bertingkat dan makin kebawah makin luas,
kemudian air ba dihembuskan bahan b bahan bakar. Terjadi penguapan
dari bagian-bagian yang tipis yang tumpah diantara piringan-piringan itu.
Hasilnya asam sulfat menjadi lebih pekat.
Gambar .................................
2) Cara Menara (Rectificatie)
Dengan jalan menyelubungi gas panas, maka akan menambah tekanan
uap pada asam sulfat. Pekerjaan ini disebut Rectificatie. Gas-gas
bersentuhan dengan asam sulfat encer sehingga asam sulfat sebagian akan
keatas. Tetapi uap ini kemudian bersentuhan lagi dengan asam yang baru
masuk dan turun lagi menghasilkan asam sulfat yang lebih pekat.
Gambar............................
Halamanan 38
3) Pemekat Drum
Alat-alat yang dipakai bentuknya seperti drum, asam encer dipertemukan
dengan bahan bakar dan udara, sehingga sebagian besar air akan terbawa
oleh udara tersebut kemudian dilakukan ke pengendapan Cottrol, agar jika
terdapat asam sulfat akan didinginkan dan keuar sebagai asam sulfat yang
lebih pekat.
Gambar..............................
4) Pemekat Vacuum
Prinsip susunan alat-alatnya seperti pada pemekat drum, hanya
tekanannya dijadikan vacuum, sehingga air lebih mudah menguap.
Catatan :
Pompa-pompa yang dipakai untuk menempa dibuat dari timbal (Pb) dan
untuk asam sulfat yang lebih tinggi 90% dibuat dari besi tuang. Unsur Pb
pada asam sulfat yang pekat, lapisan Pb akan larut dan membentuk garam
asam, sedang Fe pada asam sulfat pekat akan membentuk FeSO4 dan
merupakan lapisan pelindung.
Contoh soal:
1. Pyrit yang mempunyai susunan 50,4 S dan sisanya 45,2% Fe serta zat-
zat lain yang inert. Pyrit akan dibakar dengan udara dan menyisakan
zat padat mengandung 5% S sedangkan gas-gas yang keluar
susunannya:
SO2 = 8,9% ; O2 = 7,98% ; N2 = 83,12%
Hitunglah % tage belerang yang keluar dari pembakaran yang berupa
gas SO3
S = 32 ; O = 16 ; Fe = 59
2. Dalam pabrik asam sulfat yang menggunakan proses secara kamar
timbal, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
- Belerang yang dibutuhkan tiap harinya 6,7 ton dengan kemurnian
99,4%
- Gas-gas yang keluar dari tempat pembakaran tersusun atas
7,9% SO2 ; 12,75% O2 ; dan 79,35% N2
- Gas yang keluar dari menara Glover terdiri dari
6,9% SO2 ; 12,4%O2 ; dan 80,7% N2
- Asam dari kamar timbal 5,5 ton/hari dengan kepekatan 52ºBe
(66,03)
- Asam dari menara Glover 20,25 ton/hari dengan kepekatan
60,5ºBe (78,55%)
Selanjutnya Nitreus Vitriol dinyatakan dalam NaNO3 2,6%, berapakah
efficiency belerang yaitu:
a) Efficiency belerang untuk menjadi asam sulfat
b) % tage asam seluruhnya yang berbentuk dimenara Glover
c) Jumlah ton asam kamar timbal yang dikembalikan ke menara
Glover tiap harinya
S = 32 ; H = 1 ; O = 16
Halaman 39
Penyelesaian:
Tinjauan reaksi
S + O2 SO2
SO2 + 1,5O2 SO3
SO3 + H2O H2PO4
Jadi 1 gmol S ecuivalent dengan 1 gmol H2SO4
6,7 x 0,994
a) Belerang yang masuk gmol dan ini equivalent dengan
32
6,7 x 0,994
x 98 = 20,4 gmol H2SO4 100%
32
Belerang yang keluar dalam bentuk H2SO4 dari:
- Menara Glover = 20,25 x (0,7855) = 15,9 gmol
- Kamar timbal = 5,5 x (0,6603) = 3,63 gmol +
Jumlah = 19,53 gmol
Jadi efficiency belerang:
19,53
η = x 100% = 95,7%
20,4
13−0,5 𝑥 𝑥
195 x v =
100−0,5 𝑥 8−𝑥
x = 7,87
𝑥 7,87
% SO2 dari 100% SO2 = x 100% = x 100% = 98,38%
8 8
Kecepatan reaksi
Proses oksidasi SO2 menjadi SO3 adalah proses katalisa yang mekanisme
reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Halaman 42
Gambar..................................
Apabila gas A dan gas B bereaksi maka tingkat I : A dan B berdifusi ke
katalisator. Tingkat II : katalisator itu mengabsorpsi gas A dan B. Dengan
demikian pertumbuhan jauh menjadi lebih besar.
Setelah itu terjadilah reaksi pada permukaan katalisator, zat-zat yang telah
bereaksi kemudian keluar (desorpsi). Jadi proses katalisa menjadi tiga tingkatan
proses yaitu absorpsi – reaksi – desorpsi – sehingga kecepatan reaksi tergantung
pada kecepatan absorpsi dan kecepatan desorpsi.
Kecepatan reaksi juga tergantung dari gaya dorong :
dSO3 k ( S− Se )
Dimana =
di √(S0 − S)
Catalysator
Fungsi katalisator adalah untuk mempercepat laju reaksi, tetapi tidak
mempengaruhi letak kesetimbangan.
1. Katalisator yang pertama digunakan adalah Platina (Pt), ada tiga jenis
katalisator Pt yaitu:
a) Pt yang diletakkan di asbest
Asbest dicuci dengan asam, kemudian dicuci lagi dengan air dan
dicelupkan pada PtCl4
b) MgSO4 (padat) ditumbuk sampai halus, kemudian disemprot dengan Pt
selanjutnya di kalsinasi.
c) Batu apung yang ditumbuk sampai halus, kemudian disemprot dengan
PtCl4, selanjutnya dikalsinasi.
Kelemahan dari katalisator ini adalah mahal dan mudah diracun.
2. Katalisator lain yang dapat dipakai adalah Fe2O3
3. Katalisator yang sekarang banyak dipakai adalah Vanadium Penta Oksida
(v2O5). Keuntungan katalisator ini adalah harganya murah dan tidak mudah
diracun.
Racun katalisator
Katalisator disebut keracunan apabila banyak menyerap zat-zat lain, sehingga
permukaannya menjadi berkurang, yang berarti mengurangi kecepatan reaksi yang
diharapkan. Penyerapan yang kuat terhadap zat-zat lain biasanya diserap secara
rhysica, kecuali diserap secara kimia. Cara meregenerasi katalisator dapat
dijalankan dengan cara oksidasi, kemudian direduksi kembali.
Proses pembuatan asam sulfat menurut proses kontak dapat dilihat dalam
flow sheet dibawah ini.
Udara yang dipakai untuk pembakaran dan waste heat boiler dibersihkan
dengan H2SO4. Hasil pembakar belerang dibersihkan dalam waste heat boiler,
kemudian dimasukkan kedalam converter bersama-sama O2 setelah dilakukan
pada penukar kalor I dan II.
Hasil reaksi dari SO2 + 0,5 O2 SO3
Dilakukan kembali dalam heat exchanger II, kemudian dimasukkan lagi kedalam
conventer.
Halaman 43
Gambar....................................
Hasil penyerapan ini, sebagian dikeluarkan sebagai oleum 60% dan sebagian yang
masih berbentuk gas dikenakan penyerapan lagi dengan asam sulfat, dan akan
menghasilkan asam sulfat 98%.
Gambar..................................
Pengubahan SO2 menjadi SO3 menurut reaksi adalah:
SO2 + 0,5 O2 SO3
Berlangsung dalam konvertor dengan katalisator vanadium penta-oksida. Gas SO2
dari waste heat boiler masuk ke konverter pada suhu 260º dan pada lapisan
katalisator I pada suhu 570ºC dan 80% dari SO2 dapat diubah menjadi SO3. Dari
katalisator pertama dengan suhu 260ºC masuk ruang katalisator kedua sehingga
97% SO2 berubah menjadi SO3.
Penyerapan gas SO3
Untuk memperoleh oleum 60 sampai 70% penyerapan SO3 dilakukan dengan
menggunakan oleum 20%. Untuk memperoleh oleum 20% SO3 larut dalam
H2SO4 100%, dipakai asam sulfat 98% sebagai penyerap. Dan untuk memperoleh
asam sulfat 99% dipakai asam sulfat 98% sebagai bahan penyerap. Zat-zat dalam
absorber I yang masih berbentuk gas dialirkan ke absorber II dan diserap dengan
asam sulfat, maka akan menghasilkan asam sulfat 98%.
Halaman 44
C OH C C
O OC17H35
OH + C17H25COOH H
C C C OC17H35 + 3H2O
H2 Asam stearat H2 O
C OH C C OC17H35
Glyserin Glysero-tristearat
(Suatu alkohol) (ester)
Golongan A : jenuh
Golongan B : tidak jenuh kekurangan 2 atom hidrogen
Golongan C : tidak jenuh kekurangan 4 atom hidrogen
Golongan D : tidak jenuh kekurangan 6 atom hidrogen
Pada minyak tumbuh-tumbuhan rantai atom C nya terletak antara 16-18
Halaman 45
Contoh:
H2 H2
Searat (jenuh) : CH3(OH2)7 C C C (CH2)7 COOH
H H
Oleat(tidak jenuh) : CH3(OH2)7 C C (CH2)7 COOH
Sebagai contoh dapat dilihat pada pengambilan minyak biji kapas dengan
cara pengempatan (press) sebagai berikut:
1) Biji kapas setelah dibersihkan dikupas dan dibersihkan lagi baru
kemudian dimasukkan ke alat penggilas.
2) Kemudian dimasukkan kedalam pemasak, dicampur dengan air
sebanyak 12 bagian berat, dipanaskan 230ºF selama 20 menit sambil
diaduk.
3) Kemudian dipress dengan presshydrolic
4) Lalu disaring, dan ampas yang masih mengandung 6 sampai 10%
minyak dapat dipakai untuk makanan ternak, sedang filtrat dibersihkan
dengan NaOH untuk menghilangkanasam-asam dan membentuk bahan
sabun, sedangkan filtratnya dijernihkan dengan karbon aktif.
5) Hasilya disaring, dan filratnya dikenakan stoom destilasi secara vakuum
untuk menghilangkan bau, dan hasilnya sebagai minyak ang jernih dan
tidak berbau.
Contoh kedua: cara penyeduhan (extraksi)
Maksud dari cara extraksi ini dimaksudkan agar dapat diperoleh semua
minyak yang ada dalam bniji itu, dan dari ampasnya dapat diambil senyawa
posphatnya yang dikenal dengan sebutan Lechitinc yaitu zat yang sangat
penting dalam industi-industri karet dan kulit sebab dapat berlaku sebagai
oxidant, dan sebagai emulgator margarin dan untuk sabun-sabun yang
mahal harganya.
Sebagai solvent dapat dipakai aceton, benzen, CCl4 , Chloroform,
Hexaan dan lain-lain. Misalnya extraksi biji kedelai prosesnya kedelai
setelah dipanaskan dengan uap, dimasukkan kedalam extraktic yang berisi
solvent. Minyak semuanya akan larut dalam solvent dan solvent yang yang
telah mengandung banyak minyak berdasarkan sifat-sifat fisisnya dikenakan
proses distilasi. Hasilnya dihilangkan warna dan baunya.
Halaman 46
Rumus Lecithine
H2
C O C R1
O
H
C O C R2
H2 H2 H2
C O P O C C N (CH3)3
OH OH
MINYAK KELAPA
Kelapa yang dikeringkan (kopra) mengandung 40% minyak kelapa,
sedangkan jika kopra yang kadar airnya kurang dari 8% terdapat 60 sampai 65%
minyak. Yang paling efficient , minyak kelapa ini diperoleh dengan jalan
pengempatan (press) dan hasilnya dibersihkan dengan NaOH dari asam-asam
organik, dan dijernihkan dengan karbon aktif, kemudian baunya dihilangkan
dengan stoom destilasi.
Kegunaan minyak kelapa ini terutama untuk minyak goreng, bahan
pembuatan margarin dan sabun.
Selain pengempatan (press) dapat juga diperoleh dengan jalan extraksi tetapi
cara ini terlalu mahal.
MINYAK KEDELAI
Biji kedelai mengandung 15% minyak kedelai dan ini dapat diperoleh dengan
jalan pengempatan maupun dengan extraksi. Ampasnya masih mengandung 45%
protein, sehingga masih dapat dipakai sebagai bahan makan hewanatau manusia.
Juga dalam ampas kedelai masih mengandung lecithin. Lecithin ini dapat
diperoleh dengan jalan extraksi dari ampas, dengan solvent Chloroform atau
hexan.
MINYAK JARAK
Minyak jarak dapat diperoleh dengan cara pengematan atau extraksi dari biji
jarak yang mengandung 35 samapai 55% minyak. Kegunaan minyak ini adalah
untuk obat urut, bahan bakar, untuk tinta mesin ketik, pelumas motor. Bila minyak
ini dikenakan proses sulfonasi dapat diperoleh Turkey red oil sebagai bahan
pewarna.
MINYAK TUNG
Diperoleh dari buah pohon tung yang tumbuh di Tiongkok yang mengandung
50 sampai 60% mnak, dengan cara pengempatan maka pada ampasnya masih
mengandung 5% minyak. Kemudian miyak disaring dan didiamkan, maka
kotoran-kotorannya akan mengendap sendiri. Ampasnya kerana masih banyak
menandung Nitrogen dan Phosphor, dapat dipakai untuk pupuk dan minyak tung
banyak dipakai untuk pernis dan cat dinding.
MINYAK KAKI (NEAT)
Diperoleh dengan jalan memask kulit, tulang dan kaki hewan dalam air selama 10
jam. Minyaknya yang terapung disaring dengan fleanel kemudian dipanaskan
pada 250ºF untuk beberapa jam lalu didinginkan, disaring dengan
..................................pada suhu 34ºF selama 2 minggu.
Halaman 47
Kemudian dipakai untuk minyak jam dan mesin-mesin halus lainnya, sedangkan
minyak kedua dipakai pada industri-industri textil dan kulit dan stearinenya
dipakai pada industri sabun.
MALAM
Malam adalah ester-ester dari mono dan dihydrid alkohol dengan asam-asam
lemak terdapat dalam keadaan tercampur. Selain itu, parafin meskipun bukan ester
biasanya juga disebut malam. Malam banyak diperoleh pada hewan, tumbuh-
tumbuhan dari hasil tambang juga sintesis.
Beberapa jenis malam:
1) Malam Tawon diperoleh dari hewan tawon dengan jalan mengextraksi atau
memanaskan dalam air panas atau mengempat.
2) Malam Carnouba, diperoleh dari carnouba palm tumbuh di Brazilia. Daun
palm ini dipotong-potong, dikeringkan selama 3 hari kemudian dibanting-
banting hingga malamnya keluar (terlepas), dicairkan lalu dibersihkan.
Malam carnouba dipakai sebagai bahan smeer sepatu, kertas karbin, lilin dan
lain-lain.
3) Ozokerit, adalah malam hasil tambang yang diperoleh dengan jalan chilling
(penyedukan) kemudian disaring.
4) Malam sintesis, sampai sekarang malam sintesis belum memperlihatkan
kemajuan yang berarti dalam perdaganan malam.
Contoh
Alat-alat yang digunakan dalam proses hydrogenasi diantaranya alat pembuat
katalisator, alat pembuat minyak siap hidrogenasi, dan sebuah converter (reactor)
untuk melakukan reaksi hidrogenasi berulang-ulang.
Gas hydrogen diperoleh dari:
a) Elektrolisa : 2H2O 2H2 + O2
b) Oksidasi Fe dengan uap : 3Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H2
Flow sheet proses hidrogenasi
Gambar………………….
Halaman 48
Margarine sebenarnya merupakan emulsi minyak (dalam hal ini lardmix) dan air,
dimana air tersebut sebagai butir-butir kecil didalam minyak. Jadi margarine
termasuk tipe emulsi air dalam minyak (water in oil emulsion). Emulsi ini
menentukan kualitas dari margarine, sebab emulsi yang baik bila butir-butir
airnya dapat tersebar rata dan ukurannya sama besar, maka keadaan yang
demikian membuat margarine menjadi homogen. Selain itu emulsi harus stabil,
artinya butir-butir air yang sudah tersebar tidak akan dapat mengumpul kembali.
Emulsi yang rusak memberikan sifat mudah bocor pada margarine dalam
penyimpanan, juga jika dipakai untuk menggoreng akan bersifat tidak baik, hal ini
menunjukkan gejala bahwa airnya akan memisah dan milk (salah satu ingredient)
akan mengendap pada tempat pemggorengan.
Bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan margarine serta fungsinya masing-
masing:
1) Minyak dan lemak, ini merupakan bahan pokok dari margarine keduanya
dicampur dengan perbandingan tertentu sebagai lardmix dan mempunyai
konsistensi tertentu.
2) Air, merupakan pembawa ingredient (bumbu) yang tidak dapat larut dalam
minyak dan besar kecilnya butir-butir air menentukan /mempengaruhi
konsistensi.
3) Udara, dipakai untuk memperoleh consistensi yang dikehendaki juga dalam
margarine merupakan gelembung-gelembung kecil yang tersebar dalam
minyak.
4) Ingredient (bumbu-bumbu), selain lardmix, air dan udara sebagai komponen
margarine, masih diperlukan bumbu-bumbu khusus untuk berbagai macam
hasil. Diantaranya:
Halaman 49
a) Bahan peng-emulsi (emulsifying agent = emulgator)
Margarine menghendaki emulsi yang stabil, dan emulsi yang stabil ini
dapat diperoleh bila tegangan muka butir-butir air dalam emulsi cukup
besar untuk mencegah butir-butir air menjadi butir-butir yang besar. Milk
(susu) juga mempunyai efek sebagai bahan pengemulsi, tetapi lemak dan
milk saja tidak dapat menjadi emulsi yang stabil. Sekarang sebagai bahan
peng-emulsi yang baik adalah Lecithine dengan kadar tidak lebih dari
0,5% dari pada berat minyak.
b) Bahan pengawet
Sudah selayaknya bahwa setiap bahan makanan memerlukan bahan
pengawet, untuk mencegah kerusakan bahan makanan itu selama
disimpan, (mencegah pembusukan oleh micro-organisme). Pemilihan
bahan pengawet harus diingat bahwa bahan itu sendiri bukan merupakan
racun bagi makanan, tidak mengganggu kesehatan manusia ataupun tidak
member rasa atau bau tidak enak pada makanannya, bahan pengawet yang
dipakai adalah HCL, Natrium benzoat, atau kaporit dalam jumlah yang
sedikit.
c) Bahan pewarna (color material)
Karena lardmix berwarna putih, maka untuk memberi warna margarine
seperti warna mentega diperlukan bahan pewarna, yang tidak merugikan
kualitas margarine. Kebanyakan bahan pewarna ini diambil dari tanam-
tanaman.
d) Bahan perasa
Untuk memberi rasa pada margarine, diberikan bahan-bahan pemberi rasa
seperti garam dapur dan milk powder yang kadarnya tergantung pada rasa
yang dikehendaki.
e) Bahn bau-bauan
Untuk member bau yang sedap pada margarine maka ditambah bahan
pemberi bau seperti butter flavor dan diacetyl.
f) Bahan gizi (Nutrivitive ingredient)
Nilai gizi merupakan factor utama dalam menentukan kualitas suatu
makanan. Untuk meningkatkan nilai gizi pada margarine diberikan
vitamin A dan D yang keduanya dapat larut dalam minyak.
Catatan:
Milk powder dan garam dilarutkan dalam air kemudian dicampurkan pada
margarine. Bahan bau-bauan, bahan pewarna, vitamin, dan lecithine
dilarutkan dalam minyak.
Halaman 51
4) Pencampuran bahan-bahan menjadi hasil cair
Bahan lemak, air, dan ingredients dicampur dalam churn yang berbentuk
bejana besar dan terbuat dari stainless steel, dasarnya berbentuk bola dan
dilemkapi dengan pengaduk.
Prosesnya:
Churn diisi dengan lardmix sebanyak sepertiga tempat, kemudian diaduk
berturut-turut ditambahkan bahan air dan ingredients, pengisian diteruskan
sampai penuh setelah diaduk beberapa menit, hasil dikeluarkan melalui dasar
churn dan dipompa kedalam filter, kemudian dikemas kedalam kaleng-kaleng
margarine.
Catatan:
Lardmix adalah campuran dari minyak kelapa yang telah mengalami refining
dengan stearine. Keduanya dicampur didalam washing tank dengan
perbandingan tertentu, kemudian campuran berturut-turut dicuci dan
dipucatkan (bleaching), dan dihilangkan baunya, baru disimpan sebagai
lardmix.
Stearine, dibuat dari palm oil yang sudah mengalami refining dan bleaching,
kemudian dikenakan proses hidrogenasi (hardening process) dengan
catalysator Nikel. Sesudah hydrogenasi stearine dipisahkan dari
catalisatornya dengan filter, lalu filtratnya adalah stearine.
Disamping itu ada cara lain yaitu gabungan dari reaksi hidrolisa dan netralisasi
yang prinsipnya sebagai berikut:
Hidrolisa:
Minyak + air asam-asam lemak tinggi + Glyserin
(C17H35COO)3.C3H5 + 3H2O 3C17H35COOH + C3H5(OH)3
Netralisasi:
Asam-asam lemak tinggi + C. Soda sabun Na + air
(C17H35COO)3.C3H5 + NaOH C17H35COONa + H2O
atau:
(C17H35COO)3.C3H5 + Na2CO3 2C17H35COONa + H2O + CO2
Halaman 54
Gambar…………………..
Halaman 56
Soal :
1) Dalam industry sabun secara besar-besaran digunakan proses pemanasan
sempurna (full boiled process). Dalam proses ini terdapat ketentuan sebagai
berikut:
a) 20 ton minyak yang mengandung 2% air, dari jenis glyseril stearad
dikenakan proses saponoficatie dengan larutan NaOH 32%
b) Sabun yang dihasilkan masih mengandung 0,2% NaOH.
Dari keadaan diatas, hitunglah:
a. Berapa banyaknya NaOH 100% yang dibutuhkan
b. Berapa banyaknya sabun yang dihasilkan
c. Berapa banyaknya gliserin yang terbentuk
Na = 23 O = 16 C = 12 H = 1
2) Sabun bubuk dibuat dari larutan yang mengandung 20% sabun dan 40%
Na2CO3. Jika dalam proses ini, semua Na2CO3 berubah menjadi Na2CO3.H2O
dan sabun bubuk yang dihasilkan tetap mengandung 5% air, hitunglah
banyaknya air yang diuapkan dalam spray-tower untuk mencapai keadaan
diatas.
3) Dalam sebuah indusri sabun bubuk dibuat dari larutan yang mengandung
20% sabun, 40% Na2CO3, dan 40% air. Dari analisa ternyata dalam proses
ini semua Na2CO3 berubah menjadi Na2CO3 monohidrat.
Jika sabun bubuk yang terjadi tetap mengandung 5% air maka
a) Hitunglah banyaknya air, yang diuapkan dalam spray-tower untuk
mencapai keadaan diatas
b) Bagaimana susunan sabun bubuk yang terjadi (dalam %)
Basis 100 gram campuran
a) Na2CO3 + H2O Na2CO3.H2O
40 40 40
maka 106 grol Na2CO3 ~ grol H2O ~ 106 grol Na2CO3.H2O
106
40 40
grol Na2CO3.H2O = x 124 gram Na2CO3.H2O
106 106
Halaman 57
INDUSTRI GULA (SUGAR INDUSTRY)
Gula dibuat dari batang tebu dan dari biot (semacam akar seperti ketela yang
tumbuh dihawa dingin). Di Indonesia tanaman tebu untuk dapat tumbuh dengan
baik maka diperlukan
- Daerah yang tropis atau sub-tropis
- Daerah yang banyak turun hujan
- Panas matahari yang cukup
Selain dapat terurai karena panas, dapat juga terurai dengan air (hidrolisa)
inversi
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Campuran sama banyak antara glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Maka
pada proses hidrolisa ini disebut inversi dan proses inversi ini akan berjalan lebih
cepat jika dalam larutan tersebut terdapat katalisator HCl. Karena glukosa dan
fruktosa dapat mereduksi maka disebut gula reduktor, sehingga mudah untuk
dioksidasi. Jadi lebih aktif dari pada saccharosa atau kurang stabil (mudah rusak).
Selain inversi secara hidrolisa, dapat juga oleh mikroorganisme yaitu sejenis
bakteri yang dapat mengeluarkan enzim-enzim yang dapat memecahkan sukrosa.
Oleh sebab itu didalam pabrik harus dapat mencegah terjadinya inversi seminimal
mungkin, dengan cara memberikan alkali pada kadar rendah. Karena pengaruh
alkali, saccharosa dapat membuat senyawa saccharat dan nantinya apabila diberi
asam maka akan lepas lagi, kemudian alkali dan asam akan membentuk garam.
asam
Saccharat saccharat + garam
Sifat ini nantinya dipakai pada proses pembersihan nira (cairan yang keluar dari
batang tebu). Larutan sukrosa bersifat optis aktif (memutar bidang polarisasi),
sehinga terkadang dalam larutan gula dapat ditentukan dengan memakai
polarimeter. Polarimeter yang khusus dipakai untuk gula disebut saccharimeter.
1) Gula reduktor, adalah campuran banyak asam dari glukosa dan fruktosa.
Semakin tua batang tebu maka makin sedikit jumlah reduktornya. Apabila
diberikan CaO, maka gula reduktor ini pecah menjadi asam-asam organik,
kemudian asam-asam itu dengan pengaruh ion Ca membentuk garam dan
mengendap. Sifat ini nantinya dipakai pada proses pembersihan nira. Tetapi
apabila pemanasan terlalu tinggi asam-asam organic yang ada dapat
mempengaruhi hidrolisa terhadap sukrosa, samapai pemanasan kira-kira
60ºC.
2) Zat-zat organik: biasanya zat-zat anorganik Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, K2O,
SO3=, H2SO3. Untuk menentukan kadar dari bahan-bahan anorganik didalam
tebu, dengan cara memijarkan sepotong tebu hingga menjadi abu, sehingga
dapat diperiksa dari abu tersebut zat-zat anorganik yang terkandung, sebab
umumnya bahan organic menguap pada pemanasan. Juga dengan jalan berapa
yang larut dalam HCl.
3) Asam-asam organic, apabila tebu sudah cukup masak, maka biasnya tidak
banyak kadar asam organiknya. Asam-asam organic yang sering ada adalah
diantaranya:
a) Asam glycol
CH2 OH
COOH
CH3 CH2
Halaman 58
c) Asam appol
COOH
CH OH
CH2
COOH
d) Asam gallus
COOH
HO OH
OH
COOH
Sebagian dari asam-asam ini dalam keadaan bebas dan sebagian terikat,
karena adanya asam-asam ini ditambah adanya SO3=, PO43-, maka pH dari
nira 5,5. Apabila tebu itu mati maka didalamnya terdapat asam cuka, hal ini
disebabkan karena terjadinya oksidasi asam-asam organic tersebut. Selain
asam cuka karena proses mikrobiolgis maka sebagian dari gula diubah
menjadi asam susu (asam laktat) C3H6O3 atau
COOH
CH OH
CH3
4) Serabut, (veselstof), ini adalah nama kumpulan dari semua zat padat dari
batang tebu yang tidak masuk dalam nira. Kalau bahan serabut dikeringkan,
maka hamper 50% dari sabut ini adalah selulosa sedangkan yang lainnya
adalah abu, zat lilin, peetin, lignin yang ada pada kebanyakan tanaman
berkayu. Bahan sabut inilah yang dalam pabrik gula dipakai sebagai bahan
bakar (fuel). Satu pabrik gula yang banyak adalah jika feulnya cukup dari
bahan serabut saja.
5) Zat-zat lain dalam jumlah sedikit
a) Zat warna, yang penting adalah chlorophyll, selain itu ada carotin yang
member warna kuning. Kedua zat ini dalam air larut sebagai suspensi,
jadi mudah dipisahkan dari nira yaitu dengan didiamkan saja.
b) Zat yang mengandung Nitrogen, terutama protein yang merupakan bagian
dari protoplasma, senyawa-senyawa nitrogen ini bila diikutkan dalam
nira, yang nantinya akan mengendap jika dipanaskan.
c) Zat-zat getah (gomstoffen), sebagian zat-zat ini ikut mengendap pada
pembersihan nira, tetapi ikut dalam mollase (tetes).
d) Zat lilin, ini terdapat dibagian luar dari batang, terutama pada buku-buku
dan ini akan mengendap pada pembersihan nira.
Terkadang dibagi menjadi dua bagian yaitu gula dan yang tidak menjadi gula.
Diantara dua penggilingan terdapat bak berisi air untuk merendam ampas,
sehingga terjadi proses ekstraksi dan ampas lebih lunak untuk penggilingan
berikutnya. Cara ini disebut mcerasi, dan dapat dipakai air dingin maupun air
panas (60-70ºC), tetapi pectin larut yang member warna coklat dan sukar
dihilangkan dalam pembersihan nira.
Di Indonesia umumnya dipakai cara imbibisi dan rata-rata air imbibisi yang
dipergunakan adalah 20% dari berat tebu yang masuk (rata-rata). Hasil dari
stasiun penggilingan adalah nira kasar, dan harus diketahui kadar saccharosa,
zat kering dan abu.
a) Saccharosa diteliti dengan saccharimeter, misalnya POL 15, artinya 15%
b) Zat kering diteliti dengan cara menguapkan airnya perlahan-lahan, diukur
dengan nilai BRIX.
c) Abu diteliti dengan cara memijarkan zat dalam kroes porselein.
Dari bagian-bagian ini yang penting adalah harga POL dan BRIX, sebab POL
menunjukkan kadar saccharosa yang larut dalam nira, sedang BRIX angka
yang menunjukkan zat kering. Kedua harga POL dan BRIX akan menentukan
derajat kemurnian RQ (Reinheids Quotient)dari nira.
𝑃𝑂𝐿
RQ = 𝐵𝑅𝐼𝑋 x 100%
Misalnya kita larutkan gula pasir dalam air, maka POL = BRIX, jadi RQ
adalah 100% . jika POL 15 dan BRIX 17 maka
15
RQ = 17 x 100% = 88,2%
+O2
Belerang SO2 dialirkan kedalam nira
Karena nira sebagian besar adalah air, maka reaksina
H2O + SO2 H2SO3
Ca(OH)2 + H2SO3 CaSO3 + 2H2O
Setelah proses ini selesai timbul buih yang bersifat sebagai absorbansi dan
menyerap zat-zat lain, sehingga mempunyai endapan ekstra.
3. Carbonasi
Cara ini sekarang banyak sekali dipakai, karena ternyata hasilnya adalah
gula pasir yang sangat putih, nira kasar dibersihkan dengan Ca(OH)2
berlebihan kemudian kedalamnya dialirkan gas CO2, maka akan terjadi
perubahan pH dan pengendapan ion Ca. gas CO2 diperoleh dari:
kalsinasi
CaCO3 CaO + CO2
CO2 + H2O H2CO3
Ca(OH)2 + H2SO3 CaSO3 + 2H2O
Pada pemurnian dengan system karbonasi, zat yang bukan gula (non
sugar) mudah dipisahkan, sehingga mudah diperoleh hasil gula yang
putih. Selain itu memudahkan karyawan dalam bekerja dengan CO2.
Selain cara-cara standard diatas, dipakai juga cara carbonatasi dan
sulfitasi atau dubble carbonatasi, dubble sulfitasi, karena semakin bersih
pemurnian nira maka Kristal-kristal gula besar dan warnanya putih.
Halaman 62
Percobaan Pemurnian Nira pada Proses Defecatie
Untuk menjaga agar tidak terjadi peruraian sukrosa mejadi gula pereduksi,
peruraian gula pereduksi menjadi asam-asam organik, dipergunakan CaO. Zat
ini sebagai pembersih yang mudah didapat dan harganya murah.
CaCO3 CaO + CO2
CaO + H2O Ca(OH)2
Gambar......................
b) Tebu yang diperlukan untuk menghasilkan tiap ton gula 97º adalah
a) Gula yang dihasilkan setiap 24 jam adalah
85
= 8,8 x 24 = 231,82 ton
Halaman 64
INDUSTRI FERMENTASI
Yang dimaksud dengan fermentasi adalah perubahan suatu bahan ke bahan lain
dengan pertolongan mikro-organisme (M.O)
M.O ini berupa fungsi, yaitu suatu tumbuhan tak berchlorophyl (non green plant).
Dalam fungi ini termasuk bakteri, yeast dan mold (kapang). M.O ini memakan
bahan organik, karenanya makan ini merupakan faktor yang penting dalam
industri fermentasi. Dan karena perubahan suatu zat tertentu (nutrient) maka M.O
dapat tumbuh dan berkembang biak dan mengubah bahan makan itu menjadi
bahan yang lain.
Yeast dan bakteri adalah suatu tumbuhan yang bersel satu (uni cellulair) dan
berukuran sangat kecil. Yeast berbentuk oval dengan diameter 0,004-0,005 mm,
sedang bakteri lebih kecil lagi dan berbentuk batang. Yeast berkembang biak
dengan budding sedang bakteri berkembang biak dengan membelah diri. Mold
merupakan benang yang multicellulair dan umumnya berkembang biak dengan
spora (dengan biji). M.O banyak yang berguna bagi manusia, tetapi ada juga yang
membahayakan.
Fermentasi apabila diamati meliputi banyak proses kimia, misalnya perubahan:
1) Oksidasi :
alkohol menjadi asam asetat
sukrosa menjadi asam sitrat
dekstrosa menjadi asam glukonat
2) Reduksi
Aldehid menjadi alkohol
Sulfat menjadi H2S
3) Hidrolisa
Pati menjadi glukosa
Sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
4) Esterifikasi
Hexosafosfat menjadi hexosa dan fosfat
Biasanya reaksi kimia karena m.o adalah proses yang sangat kompleks dan tidak
dapat digolong golongkan. Menurut Silcox dan Lee, ada lima syarat mutlak untuk
proses fermentasi yang baik, yaitu:
1. M.o harus menghasilkan produk yang dikehendaki, m.o harus cepat
berkembang biak dan dapat mempertahankan sifat-sifat biologisnya yang
uniform, sehingga dapat menghasilkan hasil yang telah ditentukan.
2. Bahan dasar (raw material) sebagai tempat hidup (substraat) murah.
3. Hasilnya harus berguna
4. Fermentasi harus berjalan dengan cepat
5. Zat yang dihasilkan harus mudah dimurnikan
Faktor-faktor utama dalam proses fermentasi adalah:
- Micro-organismenya
- Perlengkapannya
- Fermentasinya sendiri
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses fermentasi adalah:
pH, suhu, aerasi (pemberian udara), agitasi (pengadukan) dan kultur jaringan.
Beberapa m.o membutuhkan udara (aerob) dan ada anaerob. Jadi untuk
kepentingan pertumbuhannya disamping keperluan makanan juga memerlukan
zat-zat lain dalam jumlah sedikit, misalnya persulfat, ammonium phosphat
(NH4)2PO4, tetapi ada juga zat-zat lain yang menjadi racun m.o.
halaman 65
INDUSTRI ALKOHOL
Mula-mula pembuatan alkohol terbatas pada pembuatan minuman keras, tetapi
alkohol sekarang merupakan bahan penting baik untuk bahan pelarut (solvent) dan
untuk bahan dasar pada pembuatan-pembuatan lainnya. Yang disebut alkohol
dalam industri adalah etil alkohol (etane) dalam perdagangan umumnya
mengandung 95% C2H5OH dan 5% H2O.
Alkohol dalam keadaan murni (absolut, anhydrous) dipakai dalam kedokteran,
obat-obatan dan minuman dan ini dikenakan pajak.
Donaturated alkohol adalah alkohol yang dicampur dengan bahan-bahan yang
lainnya sehingga tidak dapat untuk diminum, tetapi hanya untuk solvent atau
untuk bahan dasar pembuatan bahan-bahan lain misalnya aset aldehid, asam
asetat, atil asetat, glikol dan etil klorida. Alkohol ini dapat juga dipakai untuk
bahan butadiena dan styrena dan bahan bahan ini penting untuk pembuatan karet
sintetis.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan alkohol yaitu bahan yang
mengandung:
1) Mengandung succhrosa, umumnya dipakai mellase (tetes) baik dari gula tebu
maupun dari gula biet.
2) Mengandung pati (amilum) dan juga dapat berasal dari padi-padian (grain)
atau tumbuhan-tumbuhan lain misalnya kentang, ketela dan lain-lain.
3) Dari gas hidrokarbon dan juga dari bahan yang mengandung selulosa.
4) Bahan-bahan sisa dari hasil pertanian.
Dari bahan-bahan diatas, yang paling banyak digunakan adalah mellase (tetes),
dikarenakan murah dan masih banyak mengandung gula yang dapat
difermentasikan. Gula yang dapat difermentasikan kurang lebih 70% succhrosa,
sedangkan yang 30% adalah gula invert (glukosa dan fruktosa).
Proses pembuatan alkohol dapat diikuti menurut flow sheet sebagai berikut :
Halaman 66
Gambar....................................
Langkah-langkah proses:
Alkohol Sintetis:
Selain pembuatan alkohol secara fermentasi, maka alkohol juga dapat dibuat
secara sintetis. Dalam teknik alkohol sintetis ini dibuat dari bahan dasar etilen
(C2H4) yang dapat dilakukan dengan 2 cara:
Cat adalah campuran zat-zat padat yang opaque (tidak dapat ditembus
cahaya) yang didispersikan kedalam medium cair dipergunakan untuk melindungi
logam atau memperindah permukaan.
Susunan pembentuk cat adalah dibagi menjadi dua bagian yaitu:
- Ingredients
- Pigment
1) Ingredient:
a. Bahan berbentuk film, merupakan minyak biji rami, mnyak kedelai,
cascin, emulsi latex dan lain-lain.fungsinya adalah membentuk film
pelindung karena terjadinya oksidasi dan polimerisasi dari senyawa-
senyawa yang tidak jenuh.
b. Tiners (bahan pengencer), berupa hidrokarbon alifatis nafta, fraksi dari
petroleum, terpentine, hidrokarbon aromatik (toleena xxylol). Fungsinya
untuk mensuspensikan pigment, melarutkan bahan pembentuk film dan
mengencerkan.
c. Drier (pengering), berupa senyawa-senyawa logam seperti Co, Mn, Pb,
Zn, dari naphtonat, rosinat, linoleat. Fungsinya mempercepat pengeringan
karena terjadinya oksidasi dan polimerisasi.
d. Anti shinning agent, berupa polyhidroksi phenol, fungsinya mencegah
terjadinya penggumpalan dan kerak sebelum cat tersebut dipergunakan.
e. Plasticizer, berupa jenis-jenis minyak, fungsinya menberikan sifat-sifat
plastis pada film.
Halaman 68
2) Pigment
Selain konstituen-konstituen diatas komponen yang penting adalah
pigment, sebab pigment itu akan memberikan bermacam-macam warna pada
cat, jenisnya adalah:
- Pigment putih : timbal putih, titanium oksida, zone oksida,
lthophone, sinc sulfida, Pb sulfat basis.
- Pigment hitam : Carbon black, grafit, magnetik black
- Pigment orange : Pb. Chromat basis, Cd. Orange, Mo orange
- Pigment biru : ultra marine, cobalt blue, iron blue
- Pigment hijau : Cr. Oksida, Cr. Green, Cr. Oksida terhidrat
- Pigment merah : red lead, oksida besi, Cd red
- Pigment coklat : burt sionna, vandijke brown
- Pigment metallic : aluminium, serbuk Zn, serbuk coper
- Pigment pelindung metal : timbal merah, timbal biru, Zn chromat
basis.
Fungsi pigment:
Selain itu juga ada zat lain yaitu extender (thinner yang inert) dan ini
berupa china clay, talk, asbestos yang mempunyai serat-serat pendek,
silika, gips, mica, barict dan lain-lain.
Fungsi dari extender ini adalah mengurangi harga pigment dan menambah
kekuatan pelindung.
Pigment biasanya berupa bahan anorganik, tetapi dapat pula berupa bahan
warna organik yang tidak larut atau bahan warna organik yang mengendap
pada carrier anorganik misalnya : Al2O3, BaSO4.
Berbagai macam konstituents yang terdapat dalam cat tergantung pada
penggunaan dari cat itu.
Fungsi cat adalah antara lain sebagai pelindung, pemberi warna, tahan
cuaca, tahan dicuci, mengkilat dan bersifat anti korosi terhadap barang-
barang yang dicat.
Factor yang penting untuk menentukan sifat-sifat (mutu) dari cat adalah
dalam pigment volume concentrasi (PVC) yang didefinisikan sebagai:
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑎𝑡
PVC = 𝑣𝑜𝑙 𝑝𝑖𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡+𝑣𝑜𝑙 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑒𝑛𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙
Tingkatan PCV
35 – 45 : setengah mengkilap
34 – 40 : kayu primer
25 – 35 : mengkilat
25 – 40 : metal primer
Halaman 69
Flow sheet
Gambar....................
INDUSTRI PERNIS
Pernis adalah suatu zat cair kental yang pada umumnya dipakai untuk
penutup, pelindung, dan keindahan berbagai permukaan.
Definisi pernis adalah suatu dispersi kolloid dari larutan damar alam atau sintetis
dalam minyak (pengencer).
- Pernis minyak
- Pernis spiritus
Perbedaan antara pernis minyak dan spiritus adalah bahwa pernis spiritus :
Halaman 71
Flow sheet
Gambar.................
2) Pernis spiritus
Pembuatannya sangat sederhana, yaitu dengan melarutkan damar dalam
pelarut yang mudah menguap, dan pada pengeringan pelarutnya menguap
semua yang tertinggal adalah resin murni yang merupakan film.
Proses pembuatannya yaitu: damar dimasukkan dalam tong horizontal yang
dapat berputar, keudian ditambahkan zat-zat pelarut. Setelah semua larut,
pemutaran dihentikan, kemudian diaduk dan disaring. Terkadang larutan
perlu dipanaskan sedikit dengan cara tong-tong diberi mantel untuk aliran air
panas pada suhu 65ºC. Hasil pernis diberi sedikit bahan plastis dan pewarna
hingga diperoleh pernis berwarna.
Tabel jenis-jenis pernis spiritus
Halaman 72
Catatan-catatan penting:
Mekanisme pengeringan minyak-inyak yang mengering pada umunya
mengandung ester-ester yang tidak jenuh dengan satu atau lebih ikatan
rangkap pada rantaai atom C. Proses pengeringan adalah reaksi kimia yiatu
terjadinya oksidasi menjadi oxyn yang selanjutnya terjadi polimerisasi.
Reaksi...............
Karena itu terbentuk lapisan keras dan elastis yang disebut film
INDUSTRI KERTAS
Dalam industri kertas pada umumnya terdapat dua tingkatan proses untuk
mengubah bahan dasar (kayu, merang dan lain-lain) mejadi kertas, yaitu:
1. Pembuatan pulp dari bahan dasarnya
2. Pembuatan kertas dari pulp
1. Pembuatan Kertas dari Bahan Dasarnya
Ada lima macam proses pembuatan pulp dari bahan dasarnya, yaitu:
1) Proses mekanikal (misal di Pematang Siantar)
2) Proses sulfat
3) Proses sulfit
4) Proses soda (di Padalarang, Leces)
5) Proses pomilio (di Blabak)
Kayu yang pada umumnya merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan
kertas, tetapi disamping itu terdapat bahan-bahan lain seperti merang, jerami,
bambu, kapas (buangan dari pabrik textil), bagasse (ampas tebu), rags (kertas
atau textil yang sudah tidak terpakai).
Halaman 73
Hampir semua kayu baik yang lunak maupun yang keras dapat dibuat
pulp. Reaksi yang terjadi umumnya merupakan hidrolisa (menghasilkan
mercaptan dan sulfit) dari lignin menjadi alkohol dan asam.
Urutan proses dan operasi pada proses sulfat yaitu:
a) Kayu dihilangkan kulitnya dan dipotong-potong kemudian
dihancurkan dalm grinder hingga menjadi kecil-kecil (elips).
b) Chips kemudian dimasukkan dalam degester, ditambah dengan
cooking liqour (cairan pemasak) yang terdiri dari NaOH dan Na2S dan
dipanaskan dengan uap.
c) Setelah pemanasan selesai, isi degoster dikeluarkan melalui bagian
bawah ditampung melalui screen, maka pulp tertinggal diatas screen,
sedang cairan pemasak (black liqour) mengalir terus dan disimpan
dalam tangki untuk direcovery atau dibuang.
d) Pulp diatas screen setelah dingin dicuci dan disaring lagi dan bagian-
bagian yang melalui saringan dipekatkan dalam thickener.
e) Pulp yang telah dipekatkan dikenakan proses bleaching, yaitu untuk
menguraikan zat-zat warna yang tidak larut menjadi larut dan
dihilangkan dengan pencucian. Ada dua macam proses bleaching yang
biasa digunakan:
- Single stage process
Bleaching dilakukan dengan penambahan Ca-hypochlorit dan
diaduk, tetapi hasilnya tidak begitu sempurna.
- Triple stage process
Terdiri dari treatment dengan cklorin netralization dengan air
kapur atau caustik soda, baru kemudian dikenakan bleaching
dengan Ca-hypochlorit.
f) Setelah proses bleaching dikenakan pencucian dan pengentalan
kemudian dibuat lembaran-lembaran pulp melalui mesin-mesin pres.
3) Sulfite Pulp (proses sulfit)
Kayu dihilangkan kulitnya, dipotong-potong dan dihaluskan hingga
menjadi bentuk elips. Cooking liquid yang dipakai terdiri dari larutan
Ca(HSO3)2 yang jenuh dengan SO2. Pada proses ini reaksi-reaksi yang
terjadi adalah:
- Reaksi dari lignin dengan bi-sulfit
- Pemisahan secara hidrolisa compleks selulosa-lignin
S + O2 SO2
Cooking liquor ini dimasukkan kedalam degester bersama chips pada 70-
60 psia suhu 105-155ºC selama 10-11 jam. Setelah pemanasan selesai
kemudian dikeluarkan discreen dan bagian-bagian yang halus dipekatkan
dalam thickener. Cairan pekat dari thickener dialirkan ke bleacher dimana
aliran C12 bebas, dan kemudian setelah diklorinasi dikenakan netralisasi
dengan air kapur. Setelah dicuci, dipekatkan lagi dan terakhir dibuat
lembaran-lembaran melalui mein-mesin pres.
Gambar…………………..
Proses ini dilakukan pada semua pembuatan kertas, karena proses ini
dimaksudkan untuk menutup ruang-ruang diantara serat-serat, member
permukaan yang rata, menambah keindahan warna putih dan menjadikan
kertas mudah untuk diberi tulisan atau cetakan serta memperbaiki oaquecity.
Kertas polio adalah kertas yang tidak diberi bahan pengisi.
Bahan-bahan pengisi pada umumnya terdiri atas zat-zat anorganik seperti talk
clay, CaCO3, TiO2 dan lain-lain.
Selain itu bahan kertas harus dikenakan “proses sizing”, yang fungsinya
agar kertas tersebut sukar ditembus bahan-bahan cair, permukaannya menjadi
keras, licin, dan rata.
Proses sizing dapat dilakukan bersamaan dengan proses beating atau juga
dikerjakan setelah lembaran-lembaran kertas mulai terbentuk, dengan cara
menambahkan bahan-bahan pengisi yang terdiri dari sabun-sabun dari hasil
penyabunan resin atau emulsi, dan diikuti penambahan alum Al(SO4)3.18H2O,
untuk memperoleh endapan atau koagulasi yang dikehendaki sebagai lapisan
film yang gelatinous pada serat-serat, yang apabila melepaskan air membentuk
permukaan yang keras dan halus.
Halaman 76
- Fourderinier machine
- Calenders machine
Dikedua mesin itu bahan kertas dibentuk dan dikeringkan dengan jalan
menggilas sambil dipanaskan dan kemudian dihaluskan dengan rol-rol
calenders.
Langkah-langkah proses:
Catatan:
Kayu yang mengandung 48% selulosa dipakai sebagai bahan kasar untuk
membuat chemical pulp. Pulp ini akan menghasilkan 56 ton kertas (basis kering)
tiap harinya. Bahan kertas yang dihasilkan didasarkan atas 90% selulosa dan
mengandung 67% air, kemudian dikenakan proses pengeringan dalam mesin
pengeringan hingga kadar air menjadi 5,5%
Hitunglah:
Perhitungan:
Halaman 77
INDUSTRI SEMEN
Halaman 78
Pendahuluan
Pada umumnya, yang disebut semen adalah bahan batu-batuan yang jika
dicampur air dapat menjadi keras dengan sendirinya.
Jadi secara sederhana yang dapat dimasukkan dalam golongan semen adalah
gamping, gips + air atau gamping + pasir + batu merah dapat menjadi semen
merah. Awalnya yang digunakan sebagai bahan dasar semen adalah batu di alam
dibakar secara sederhana dan jika ditambahkan air akan mengeras, tetapi hasil dari
proses diatas sekarang sudah tidak begitu banyak digunakan.
Sekarang dengan dasar teknik kimia, untuk perencanaan yang modern dan
mengawasan yang seksama, maka dari bahan-bahan yang bermacam-macam dapat
dibuat semen yang hasilnya sangat memuaskan.
a) Semen Pozzolana
Pertama kali dibuat di Itali, dengan membakar empat bagian tanah Pozzolana
dan satu bagian kapur hingga menjadi semen
b) Semen Portland
Dibuat dari kalsinasi lempung kapur dan lain-lain, ditambah gips dan hasilnya
berwarna abu-abu hijau atau abu-abu coklat. Portland semen ini mempunyai
beberapa jenis lagi:
1. Semen regular yaitu semen umum yang dipakai untuk rumah-rumah
2. Semen Portland putih yaitu dibuat dari lempung putih, dan kadar Fe-nya
sedikit.
3. Semen Portland Maoury yaitu campuran semen dengan batu kapur dan
tanah diat….yang dihaluskan, dengan atau tanpa penambahan Ca-olearat,
petroleum, lempung-lempung colloid untuk menambah plastisitas.
4. High Early Strength Cement (semen HES), yaitu semen yang bahan
dasarnya menggunakan banyak kapur, pembakaran dua kali, mengandung
lebih banyak 3CaO.SiO2 = C3S dari pada semen regular lebih halus,
cepat mengeras, karena pemanasan lebih banyak dibandingkan yang
biasa.
5. Low Heat of Setting Cement (semen L.H), mengandung lebih banyak
C4AF = 4CaO.Al2O3.Fe2O3, C2S = 2CaO.SiO2 sedang kadar C3S dan C3A
= 3CaO.M2O3 rendah.
6. Aeid rest Cement, semen ini tahan terhadap bahan kimia dan asam sulfat,
mengandung lebih sedikit C3A dan lebih banyak C4AF dari biasanya, dan
ditambah sedikit Ca-steonat atau Na-silikat.
c) Semen Alumina Tinggi
Terbuat dari campuran kapur dan Bauxite kemudian dikalsinasi, dan biasanya
mengandung FeO, silica, Magnesium dan lain-lain. Hasilnya cepat keras
tahan air dan asam sulfat. Persentase Al2O3 dari 40-70% dan makin tinggi
kadar Al, makin tahan panas. Biasanya dipakai pada tungku-tungku.
d) Semen tahan asam atau semen special
Banyak digunakan pada menara-menara yang asam gasnya, juga untuk lantai-
lantai tahan asam. Dibuat dari campuran water-glas H2SiO3 silikat tinggi
dengan pasir silica, dengan tepung asbest dicampur menjadi bubur, kemudian
dibakar dan dihaluskan.
Halaman 79
Pada umumnya bahan dasar yang dipakai pada pembuatan semen dalam industry
adalah
1) Batu kapur yaitu yang banyak memberikan CaO, dan sedikit mengandung
MgO
2) Lempung (clay): yang memberi SiO2, juga Al2O3 dan Fe2O3
3) Pasir silika (SiO2)
4) Biji besi : yang banyak memberi Fe2O3 dan sedikit Al2O3
5) Gips : yang fungsinya untuk memperlambat pengerasan semen
MgO : jika dalam jumlah banyak, mengakibatkan mutu semen tidak baik, begitu
juga jika terdapat banyak CaO bebas dapat menimbulkan peristiwa
pengembangan tertunda (delate expantion). Jadi jika masih ada CaO dan
MgO yang bebas, apalagi jika berbentuk kristal akan bereaksi dengan air
dengan lambat sekali dan timbul panas. Maka reaksi air dengan senyawa-
senyawa lainnya akan terhenti, atau lama sekali. CaO dan MgO juga dapat
bereaksi dengan lembab udara:
Halaman 80
Karena itu semen yang akan dikirim ke konsumen harus diteliti bener-benar
adanya CaO yang bebas.
Pada umumnya ada dua macam proses dalam pembuatan semen yaitu:
1) Proses basah
2) Proses kering
Kedua proses diatas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan,
tergantung pada
Tungku pembakaran dibuat dari baja yang didalamnya terdapat batu tahan api.
Diameter tungku 9-11 ft dan perputarannya 0,5-2 rpm. Lama bahan dalam tungku
adalah 2-3 jam dan miringnya 2º.
Halaman 81
Halaman 82
Proses yang terjadi dalam tungku putar terbagi dalam lima zone yaitu:
Pada reaksi semen portland susunannya tergantung dari bahan dasar yang
dimasukkan, dan juga tergantung pada keadaan pembakaran dalam tungku.
Berdasarkan analisa susunan semen bermacam-macam, tetapi susunan yang
paling banyak ditemui adalah CaO.SiO2, CaO.SiO2.Al2O3, dan juga
CaO.SiO2.Al2O3.Fe2O3.MgO.
Halaman 83
Semen regular :
Hasil dari hidrolisa dan hidrasi sukar larut dalam air, dan keras. Jika reaksi diatas
tidak benar, maka pada saat pengerasan semen banyak sekali air yang keluar dari
massa campuran. Selama proses pengerasan terjadi panas, panas ini disebut panas
hidrasi yang untuk masing-masing senyawa berlainan.
Pada umunya panas hidrasi : C3A > C3S > C4AF > C2S\
h a y i
Senyawa 3 7 28 90 180
C4AF 29 43 48 47 73
C3 A 170 188 202 188 218
C2 S 19,5 18,1 43,6 55,2 52,6
C3 S 98,3 110 114 122,4 120,6
Halaman 84
Semen L.H.S (Low heat of setting semen) dipakai pada pembuatan dam-dam, agar
tidak retak karena banyak panas yang dikeluarkan. Perbandingan pengerawan
masing-masing komponen dari hasil penyelidikan dengan briket-briket komponen
murni adalah sebagai berikut:
Dari data-data diatas terlihat bahwa setelah waktu yang lama C3A menjadi tidak
begitu keras. Karena C3A bersifat demikian, yaitu cepat sekali mengeras, maka
sering menyebabkan peristiwa “flash setting”, maka sifat yang tidak baik ini
diperbakai dengan menambahkan gips yang berfungsi sebagai retarder. Dengan
penambahan gips ini terbentuk C3A.6H2O terhambat, sehingga reaksi pengerasan
C3A menjadi:
Kedua kristal ini lebih stabil dibandingkan C3A.6H2O, dan terjadinya tidak terlalu
cepat sehingga terjadinya “flash setting” dapat dicegah.
Halaman 85
Analisa semen
Supaya hasil semen tetap uniform, maka dilakukan berbagai macam analisa
diantaranya:
b) Pengujian physis
1) Kehalusan
Untuk analisa digunakan semen dan yang yang baik mempunyai
kehalusan
98-99% melalui 200 mesh
88-90% melelui 325 mesh
2) Permukaan spesifik
Yaitu permukaan dalam cm2/gram, yang baik adalah 1750 cm2/gram
3) Kekuatan tekan
Harga standard yaitu : 3 hari minimum 84,5 kg/cm2
7 hari minimum 147,8 kg/cm2
28 hari minimum 246,4 kg/cm2
4) Kekuatan tarik
Harga standard yaitu : 3 hari minimum 10,6 kg/cm2
7 hari minimum 19,4 kg/cm2
28 hari minimum 24,6 kg/cm2
5) Waktu kepadatan
Pemadatan awal minimum = 60 menit
Pemadatan akhir maksimum = 600 menit
6) Expansi maksimum 500%
Disamping tes-tes di atas masih banyak pengujian ang lainnya. Pada clinker
yang keluar dari kiln, penting untuk dianalisa yaitu mengenai:
INDUSTRI PETROLIUM
Kata petroleum diambil dari bahasa latin, yaitu petra yang artinya padas, dan
oleum yang artinya minyak, jadi petroleum minyak padas atau minyak bumi.
Halaman 86
Bensin yang dahulu disebut gasoline, umumnya dipakai untuk keperluan
penerangan lampudan pemanas kompor-kompor. Tetapi dengan berhasilnya para
pakar teknologi membuat mesin-mesin alat pengangkutan, baru gasoline disusun
dengan bentuk baru yang disebut “bensin”, yang sampai sekarang merupakan
bahan yang terpenting diantara hasil-hasil dari petroleum lainnya.
1) Gasoline (bensin)
- Komponen hidrokarbon C5 sampai C9
- Titik didih antara 40-140ºC
- Berat jenis antara 0,7-0,74
1. Pertambangan
- Penyelidikan tambang (survey)
- Pembuatan bangunan-bangunan tambang
- Pengamilan bahan-bahan kasar dari tambang dan pengolahan menjadi
hasil tambang yang diperdagangkan.
2. Pengkilangan
- Pengambilan gas-gas alam
- Pengolahan minyak hasil tambang menjadi bensin, kerosin, dan lain-lain.
Halaman 87
3. Perdagangan
- Memberikan penyuluhan dari hasil-hasil minyak dalam pemakaiannya
pada mesin-mesin dan dimana bahan-bahan tersebut dipergunakan
4. Transport dan penyimpanan
- Meliputi trasportasi minyak didarat, laut dan udara
- Penyimpanan hasil-hasil minyak dalam tangki-tangki yang menjamin
segi keamanan.
Sebagian besar dari minyak bumi terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon dan
umumnya dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
Contoh:
1) Senyawa-senyawa alkana
Methan : CH4
2-Methylpropan : C3H7(CH3)
n-pentan : C5H12
2,2-dimetilpropan :C3H6(CH3)2
n-hexan : C6H14
2,2-dimetilbutan : C4H8(CH3)2
2,2,3-trimethyl-butan : C7H16
2,2,4-trimethyl-pentan : C8H18
n-oktan : C8H18
n-dekan : C10H22
n-penta-dekan : C15H32
n-oktan-dekan : C18H38
n-Eikosan : C20H42
dan lain-lain
2) Senyawa-senyawa alkena
Ethen : C2H4
Propen : C3H6
Buten : C4H8
2 metyl propen : C3H8CH3
Penten : C3H8
2-metyl buten : C4H7CH3
Hezen : C6H12
Nepten : C7H14
Okten : C8H16
2,4,4 trimetyl penten : C5H7(CH3)3
Propadien : C3H4
Butadiene 1,3 : C4H6
Methyl butadien1,3 (isoprene) : C5H8
3) Senyawa-senyawa aromatic
Benzena : C6H6
Toluena : C6H5CH3
Xylen : C6H4(CH3)2
Ethyl benzen : C6H5C2H5
Isopropyl-benzen : C6H5C3H7
Metyl 4 isopropyl benzen : C6H4CH3C3H7
Phenyl hexadekan : C6H5C16H33
Naphtalen : C6H4C4H4
Anthracen : C6H4C2H2C6H4
Phenantren : C6H4C2H2C6H4
Pyren : C6H3(C2H2)2C6H3
Tetrahydro naphten : C10H12
Halaman 88
4) Senyawa-senyawa naphtan
Cyclopropan : C3H6
Cyclobutan : C4H8
Cyclopentan : C5H10
Cyclohezen : C6H12
Metyl cyclo butan : C4H9CH3
Metyl cyclo pentan : C5H9CH3
Metyl cyclo hexen : C6H11CH3
n butyl cyclohexan : C6H11C4H9
Poly naphtan : CnH2n-2 : CnH2n-4 : CnH2n-6
Naphtan : CnH2n
5) Senyawa-senyawa hodrokarbon yang mengandung
a) Oksigen
Misalnya asam naphten (naphtenic acid) yang menurut Von Braun banyak
terdapat dalam kerosene.
Reaksi…………..
Zat ini sifatnya korusief, jadi sulit dikilang, dengan larutan NaOH
menghasilkan emulsi yang sukar dipisahkan dari minyak.
Senyawa asam lainnya adalah phenol:
Reaksi………………….
b) Belerang
Misalnya yang terpenting adalah:
- Senyawa tio-alkohol atau thiol, mercaptan dengan rumus umum:
RSH : atau CnH2n+1 – SH
Ethyl mercaptan: C2H5 – SH
- Dialkyl-disulfid dan thio ether dengan rumus umum:
RSSR C2H5 – S - S – CH3
RSR C2H5 – S – CH3
c) Nitrogen
Senyawa-senyawa ini misalnya pyridine dan chinaline
Reaksi......................
SYNTHETIC PETROLEUM (sintesa minyak bumi)
Halaman 89
1) Proses Synthol
Proses ini mengubah cokes menjadi bahan bakar untuk mobil menurut reaksi
C + H2O CO + H2
nCO + (2n+1)H2 CnH2n+1 + nH2O
CO + 2H2 CH3OH
Dengan pengolahan CO dan H2 menjadi hidrokarbon maka dapat diperoleh
senyawa-senyawa
- Alifatis : CnH2n+2
- naphtenis : CnH2n atau CnH2n-2
- senyawa senyawa H – C dengan ikatan rangkap termasuk aromatic
Minyak tanah berasal dari peruraian zat-zat organik yang umumnya dari tumbuh-
tumbuhan dan hewan kecil yang terdapat sebagai endapan bertumpuk dengan
endapan yang lain di lautan. Dalam minyak terdapat senyawa-senyawa yang sulit,
misalnya:
Percobaan pada tahun 1890, Engler telah berhasil mensimulasi terjadinya minyak
bumi dari lemak tumbuh-tumbuhan dan lemak hewansampai terbentuknya
minyak seperti yang diuraikan diatas, dan pengikutnya menjadi semakin banyak.
- Bensin tops
- Bensin ringan
- Bensin berat
- Solar ringan
- Solar berat
Halaman 91
Residu ini kemudian dapat diolah lagi dengan cara stoom-destilasi, vacuum
destilasi, atau perekahan (cracking).
Residu dikenakan :
a) Stoom destilasi
Penyulingan ini dilaksanakan dengan uap air dari 200 ºC dan tekanan 2 atm,
dialirkan kedalam ketel minyak dari suhu minimum 220 ºC dan diatur himgga
mencapai suhu 32 ºC, dan menghasilkan:
b) Vacuum destilasi
- Kristalisasi bertingkat
- Penyerapan bertingkat
- Penyerapan warna
Gambar.......................
Umpan mengandung campuran 50% mol pentan dan 50% mol hexan.
aa, bb : garis-garis konjugasi, yaitu garis-garis dimana cairan dan uap dalam
keadaan seimbang.
Jadi daerah T1a b T2b a T1 adalah daerah dimana cairan dan uap dalam keadaan
setimbang.
Titik P : dititik ini keadaan tetap homogen, tetapi terpecah menjadi dua fase yaitu
cairan a dan uap a.
1. Batch Process
Instalasinya terdiri dari: sebuah ketel, sebuah alat pendingin dan sebuah
pesawat untuk menankap zat sulingan (destilat) yang seringkali ditempatkan
dalam sebuah bangunan tersendiri (tail house), dimana destilasi tergantung
pada sifat-sifat selanjutnya dialirkan dalam salah astu bagian dari sebuah
lemari pemisah (tail box)
Gambar.....................
2. Continue Process
Dalam sistem continue terdapat beragam jenis dari yang sederhana sampai
yang modern, diantaranya:
Gambar...........................
D : destilat
R : residu
Q : kalor
Dalam sistem NCB ini bahan pokok pengisian (feed) dalam bentuk
cairan.
b) Sistem Trumble
Proses ini pada prinsipnya sama seperti pada NCB, perbedaannya adalah
pada feed, pada sistem trumble feed berupa gas, dalam praktek sistem ini
jarang dipakai. Uap yang masuk didinginkan berangsur-angsur pada titik
embun dari campuran tersebut. Sehingga tetes-tetes cairan yang pertama
mulai mengembun mengandung banyak komponen yang titik didihnya
lebih tinggi. Kemudian diperkecil lagi, dan akan diperoleh pengembunan
lagi demikian seterusnya. Akhirnya akan tinggal sejumlah kecil
komponen yang titik didihnya rendah, dalam keadaan murni sebagai uap.
Halaman 93
Gambar…………………
Halaman 94
Gambar…………………..
Alat-alatnya terdiri dari dapur tabung (pipe still) untuk pemanasan feed,
dan penguapan dilakukan dalam ruang penguap B, dimana terdapat plat-
plat atau pinggan-pinggan dimana residu keluar dari bagian bawah dari
alat ini.
e) System rectifikasi
Halaman 95
Gambar....................
Dan fungsi kolom rectifikasi itu adalah untuk memperoleh kontak yang
baik antara uap-uap yang naik keatas dan zat-zat embunan yang turun
kebawah. Untuk mencapai kontak yang sempurna ini maka dalam kolom
dipasang plat-plat yang dilengkapi dengan bubble cup, sehingga pada
tiap-tiap plat uap yang naik keatas dipaksa untuk melalui suatu lapisan
cairan, ini berarti uap yang keluar dari bagian atas kolom merupakan
komponen yang titik didihnya paling rendah, sebab komponen-komponen
lainnya dalam uap yang titik didihnya lebih tinggi mengembun kembali
dalam perjalanannya keatas pada plat-plat yang berisi cairan. Kemudian
residu yang keluar dari kolom dimasukkan lagi dalam ketel pengisian
yang dipanaskan, sehingga jika masih ada sedikit-sedikit komponen yang
volatile dapat diuapkan lagi dan masuk kembali dalam kolom.
Jika suatu senyawa-senyawa CxHy disuling dengan uap air, maka tekanan
parsial dari senyawa-senyawa itu sama dengan tekanan parsial uap air dan
berbanding terbalik dengan berat molekul senyawa itu atau dapat
dirumuskan:
18 (1−W)
p = W x M+18(1−W) P
p = tekanan parsial
W = bagian berat dari uap air terhadap jumlah zat sulingan seluruhnya
Contoh:
Suatu fraksi minyak yang mempunyai berat molekul 500, disuling dengan
20% berat uap air, dibawah tekanan 20 mmHg, maka keadaannya adalah
Halaman 96
18 (1−0,2)
P = 100+8 x 18 x 0,8 x 20 = 2,5 mmHg
Gambar………………….
Keterangan:
1) Bahan minyak (pengisian) dipanaskan dalam dapur-tabung (A),
hingga suhu 400ºC, suhu pengisian ini konstan dengan adanya alat
control suhu TR1
2) Hasil dasar (bitumen-asphal) dikeluarkan melalui (B) dengan
pengaturan suhu NR
3) Hasil utama keluar melalui T, dan dua fraksi lagi yang titik didihnya
lebih tinggi misalnya minyak pelumas ringan dan berat, keluar melalui
S1 dan S2 dengan pengatur suhu TR3 dan TR4. Jika terjadi kenaikan
suhu, TR2 akan membuka dan TR3, TR4, menutup kran yang
berhubungan sehingga jumlah yang lebih besar dari fraksi yang
bersangkutan mengalir kedalam kolom sebagai refluks.
4) C adalah lapisan bahan pengisi untuk menghilangkan kabut dalam
system tersebut.
5) P1, P2, P3, P4 adalah pompa-pompa untuk mengeluarkan hasil dari
system sedangkan stoom masuk pada p, q, dan r.
6) BC = kondensor barometris yang dihubungkan dengan pompa
vacuum, hingga dalam system dapat tercapai tekanan rendah 20-30
mmHg dan kedalam BC disemprotkan air.
7) Dengan demikian maka dapat diperoleh bagian-bagian minyak seperti
paraffin, vaceline, minyak pelumas dan lain-lain.
Halaman 97
- Paraffin medium
- Minyak saringan II
- Paraffin lembek
- Minyak saringan III
- Parafine liquidium
- Minyak saringan IV
Gambar…………………..
Gambar………………..
Kemudian melalui proses pengeringatan maka parafin I, parafin medium
dan parafin lembek dapat dipisahkan dari minyak yang masih ada dalam
parafin, hingga diperoleh:
- Parafin murni
- Minyak keringat
c) Dalam minyak pelumas berat pada suhu 280-320ºC pada tekanan 20-30
mmHg biasanya mengandung bahan-bahan yang mudah membeku. Jika
minyak ini dicampur dengan solvent, kemudian didinginkan sehingga
terbentuk bahan-bahan yang semi solid, yaitu vaceline.
3) Minyak asphal basis, setelah diambil fraksi ringannya, maka residu dioksidasi
dengan O2 dan berubah menjadi bahan asphal lembek kemudian diikuti
oksidasi lambat dengan uap air sehingga menjadi asphal keras.
Halaman 98
Tujuan dari proses ini adalah memperoleh hasil minyak yang lebih banyak,
dengan cara memecah molekul-molekul besar yang mengandung senyawa-
senyawa hidrokarbon menjadi molekul-molekul yang lebih kecil, dengan bahan
dasar residu. Prosesnya dibagi menjadi dua golongan yaitu perekahan thermos
(thermal cracking) dan perekahan katalitis (Cataliytic Cracking)
1) Perekahan Thermis (Thermal Cracking)
Pada proses ini pemecahan molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil
disebabkan karena pengaruh suhu yang tinggi. Hasil yang diperoleh
merupakan bermacam-macam senyawa hidrokarbon yang umumnya adalah:
a) CnH2n+2 Cn-mH2(n-m)+ + CmH2m
C15H32 C8H18+ C7H14
b) CnH2n+2 2Cn-mH2(n-m)+2 + mCH4 + mC
2C15H32 2C8H18 + 7CH4 + 7C
c) (m+1)CnH2n+2 (n+1) CmH2m + (n-m)C
9C15H32 16C8H18 + 7C
Jadi hasil ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh, misalnya:
reaksi…………………………..
Gambar………………………
a) Sistem fasa-uap
b) Sistem fasa-cairan
Contoh:
Halaman 99
Proses rengkah fasa uap secara teknis yang paling penting adalah proses gyro.
Walaupun sekarang pemakaiannya itu terbatas, maka dibawah ini diuraikan
dengan singkat salah satu cara pengerjaan, yaitu:
Proses gyro
Gambar………………………….
Langkah-langkah proses:
Bahannya, misalnya paraffin atau minyak gas, dipompa dengan pompa (1)
kedalam ruang (2), kemudian bercampur dengan uap-uap, yang dipanaskan
dalam dapur tabung (3) pada suhu yang tinggi (±595ºC). campuran dari (2)
dialirkan pada dephlegmator (4), disini terjadi pemisahan dalam uap dan zat
sulingan berat.
Dari uap-uap rekahan, maka dalam kedua kolom (5) dan (6) dipisahkan fraksi
zat sulingan ringan dan fraksi zat sulingan berat. Hasil dasar dari kolom (6)
dan dephlegmator (4), dipanaskan dalam dapur tabung kedua (7) pada suhu
370ºC, kemudian dalam penguapan (8) dipisahkan dalam sebuah hasil dasar
(residu rekahan) dan sebuah hasil utama yang direkah dalam dapur tabung
pertama (3). Tekanan dalam system ini bertekanan ± 3 atm.
2) Perekahan katalisis (Catalytic Cracking)
Proses perekahan dengan katalisator ini merupakan proses yang lebih efisien,
karena dengan adanya katalisator, sehingga reaksi perengkahan dapat
berlangsung pada suhu yang lebih rendah dan akan lebih tepat lagi pada suhu
tertentu.
Halaman 100
Katalisator-katalisator yang digunakan adalah bahan-bahan yang
mengandung asam-kersik (kiezelzuur), misalnya silikat, campuran dari asam
kersik, Aluminium-oksida dan lain-lain.
Proses cracking katalitis ini mempunyai dua macam keuntungan, jika
dibandingkan dengan proses cracking thermos biasa, yaitu :
a) Perbandingan antara bensin dan gas disebabkan karena pendeknya waktu
cracking (cracking-time) pada suhu rendah adalah sangat baik.
b) Hasil bensin menunjukkan angka oktan yang baik, meskipun ia tidak
begitu kenyang.
Proses cracking katalitis ini berlaku sebagai proses fasa-uap, jadi proses ini
hanya dipakai untuk merekah zat-zat sulingan dan tidak untuk residu. Suhu
yang dipakai hampir sama seperti pada rekahan fasa cair, yaitu 480-550ºC.
Pada saat proses perekahan berlangsung, selalu terjadi peracunan katalisator
oleh unsur-unsur karbon, sehingga selalu perlu diregenerasikan dengan cara
membakar arang tersebut dengan udara.
a) Proses Houdry
b) Proses TCC (Thermofor Catalytic Cracking)
c) Proses systim Fluid Catalytic Cracking
a) Proses Houdry:
Proses ini merupakan proses batch, katalisatornya berbentuk pellet/tablet
dimana uap dari zat sulingan-minyak yang akan direngkah dialirkan
kedalamnya. Jika daya kerja katalisator berkurang karena tertutup oleh
karbon, maka reactor dibersihkan dengan uap atau gas asap dan proses
diteruskan ke reactor lain, demikian seterusnya.
b) Proses TCC (thermofor Catalytic Cracking)
Pada proses ini uap-minyak bercampur dengan katalisator (berbentuk
mutiara-mutiara halus) dalam sebuah reactor, yang sebagian diisi dengan
katalisator. Uap menggelembung dalam katalisator cair (moved bed
catalysator). Uap-uap rengkahan keluar dari reaktor dari bagian atas, sesudah
dibersihkan dari kotoran-kotoran didalam sebuah pusaran angin. Dari bagian
bawah reaktor mengalirkan terus-menerus katalisator yang telah terpakai
kedalam sebuah ruangan, kemudian dibakar dengan hawa-udara, dan
kemudian dialirkan kembali kedalam reaktor melalui bagian atas.
c) System Fluid Catalytic Cracking
Pada proses ini dipakai katalisator dalam bentuk bubuk, yang dapat dibawa
oleh aliran gas. Proses ini dapat dilihat melalui flow sheet dibawah ini:
Gambar…………………….
Halaman 101
Langkah-langkah proses:
Uap-uap minyak (1) yang mengalir kedalam membawa katalisator dari pipa
tegak keseluruh ruangan reaksi (3), dimana berlangsung proses perengkahan.
Ruang reaksi ini ukurannya sangat kecil, sehingga katalisator tetap tinggal
didalamnya, sedangkan uap-uap rengkahan mengalir keluar dari bagian atas
reactor (4). Katalisator dialirkan dari bawah reaktor keluar (5) dan ditiupkan
dengan hawa udara kedalam regenerator (6), dimana arangnya terbakar.
Sebagian dari katalisator tertinggal dalam regenerator, dan sebagian dialirkan
kembali melalui peredarannya.
Untuk memisahkan gas-pembakaran dan zat yang terbawa dipakai alat
pusaran angin dan sebuah prespitator (Cottrell). Katalisator didinginkan pada
dua buah tempat.
Pada setiap alat proses ditambahkan alat-alat penolong untuk membagi uap-
uap rengkahan, mengembalikan (recycling) fraksi-fraksi berat tersebut.
Proses ini menghasilkan bensin dengan angka oktan yang baik, sehingga
proses perengkahan katalitis memegang peranan penting dalam pembuatan
bensin pesawat, karena bensin-bensin yang diproses secara katalitis
mengandung banyak aromat-aromat, selama peperangan bensin-bensin ini
merupakan bahan yang penting untuk membuat toluene, yaitu bahan dasar
untuk membuat bahan peledak TNT (Tri Nitro Toluen).
Kesimpulan:
Karena itu hasil minyak seperti bensin, kerosin, minyak pelumas, paraffin
dan sebagainya masih perlu dikenakan pengkilangan dengan asam sulfat 94-
98%. Hasil minya setelah dicuci dengan 10 bagian berat H2SO4 98%,
dinetralkan dengan alkali dan dibersihkan dari zat-zat yang tidak
dikehendaki. Untuk keperluan obat-obatan seperti parafine liquidium,
Vaseline dan sebagiannya dapat dipakai 50-80 % berat H2SO4, aromat-
aromat akan menjadi sulfonat menurut reaksi:
H2 H H2 H3 H H3
C C C + H2SO4 C C C
H2SO4
Tetapi juga terjadi polimerisasi yang kemudian mengendap dan dapat
dipisahkan secara pengendapan, pemusingan dan jika perlu penyulingan.
Khusus untuk bensin dan kerosin, minyak yang telah diambil kotorannya
dengan H2SO4 kemudian dinetralkan dengan larutan alkali, kemudian dicuci
dengan air bersih. Untuk minyak pelumas atau paraffine setelah dibersihkan
dengan H2SO4 98%, diendapkan lalu disaring.
Gambar…………………
Disini minyak dikerjakan dalam aliran berlawanan dengan asam dalam dua
tingkat, dan dengan alkali di tingkat ketiga. Pertama-tama minyak dicampur
dengan asam yang telah digunakan dalam tingkatan pembersihan kedua. Hal
ini dilakukan dalam dalam alat pencampur (V1), yang dapat membentuk
pusaran disebabkan adanya penjepitan dengan cepat. Kemudian dikenakan
pencampuran keeping (m1), yang mempunyai ukuran-ukuran sedemikian
rupa sehingga didapatkan waktu-perhubungan (contact-time) yang
dibutuhkan. Minya yang terasam dipisahkan dalam pemusing (c1).
Kemudian minyak mengalir ketingkat kedua, dimana dikerjakan dengan
asam yang baru (V2, m2, c2) dan pada akhirnya ketingkat ketiga (V3, m3,
c3) untuk netralisasi dengan alkali.
Halaman 103
Pb(Ona)2
R S
2 R S H Pb
Mercaptan R S
R S R S
Pb + PbS
R S R S
Dialkyl sulfida
(R = radikal alkyl)
Dengan proses ini, bensin mengalami perbaikan mutu, tetapi dalam hal ini
jika pemberian belerangnya kurang banyak, maka mercaptida-mercaptida
timbal tidak bisa mengendap dan tetap larut dalam bensin, dan jika pemberian
belerang terlalu banyak, maka pada penyulingan-ulangan, bensin atau residu
akan menjadi korosif.
Halaman 104
INDUSTRI BARANG-BARANG KARET
(Rubber Industry)
Barang-barang karet yang dibuat dari bahan karet kegunaannya sangat luas
diantaranya meliputi barang-barang:
- Mekanik ; ban kipas mesin, driyfrim, pipa-pipa, penyangga-penyangga
getara, dan lain sebagainya.
- Keperluan rumah tangga; kasur, bantal, alas gelas minum, alas lantai dan lain
sebagainya.
- Olah raga ; bola tenis, bola volley, sepatu dan lain-lain
- Kain berlapis karet; lapisan tunggal untuk macam-macam tas, lapisan bubble
untuk jas hujan.
H2 CH3 H H2
C C C C
n
Karena itu bahan-bahan karet selain diperoleh dari karet alam (latex), juga
diperoleh dari karet syntetis (synthetic rubber).
Bahan Dasar
Bahan dasar yang utama adalah karet, yang diperoleh dari dua macam sumber,
yaitu:
1. Karet Alam
Karet alam adalah getah dari pohon karet (Havea Brasliensis), yaitu suatu
cairan putih seperti air susu yang berat jenisnya kira-kira 4.
Cairan ini disebut latex dan mempunyai susunan sebagai berikut:
- Karet hidrokarbon 36%
- Air 60%
- Protein 1,8%
- Aceton extract 1,8%
- Mineral 0,4%
Latex ini terdiri dari 2 phase yang penting, yaitu phase karet dan phase air.
Phase karet tersuspensi halus dalam phase air hingga membentuk suatu
larutan colloid, dimana zarah-zarah karet berupa bola-bola kecil yang
berdiameter 0,5-5 micron, dan memperlihatkan adanya gerakan Brown
(Brown movement).
a) Protein
Berfungsi sebagai stabilisator, karena protein adalah suatu ikatan polair,
maka akan memberikan muatan-muatan pada butir-butir karet yaitu
muatan listrik yang sama tandanya, sehingga butir-butir akan tolak
menolak dan koagulasi. Muatan-muatan listrik yang ada tergantung pada
pH dari suasana karet dan larutan kolloid ini memunyai pH tertentu
dimana tidak bermuatan listrik yang disebut titik iso electric, dan pada
titik ini mudah memperoleh koagulasi. Latex segar yang keluar dari
pohon mempunyai pH 6,5-7, sedangkan titik iso elektrik mempunyai pH
4,8. Jika diberi asam maka pH akan turun mendekati titik iso elektrik
sehingga akan terjadi koagulasi.
Tetapi jika langsung diberi asam ada kemungkinan melewati titik iso
elektrik, tidak terjadi koagulasi (tetap kolloid) , maka pemberian asam
harus sedikit demi sedikit.
Grafik……………………….
Halaman 105
b) Aceton extract
Berfungsi sebagai anti oxydant alam, sebab mengandung bahan-bahan
yang menghambat aksi O2 dari udara, dan selain itu mengandung asam-
asam lemak yang penting pada pengolahan selanjutnya saat penggunaan
ZnO sebagai activator.
c) Mineral
Abu latex sebagian besar mengandung unsure-unsur K dan P, sebagian
kecil mengandung Na, Ca, Fe, Mg dan dalam jumlah yang sedikit
mengandung Cu, Mn.
Coagulasi Latex
Mengawetkan Latex
Terkadang jarak dari kebun ke pabrik sangat jauh, sehingga latex perlu
diawetkan supaya tidak terjadi koagulasi sebelum dikehendaki. Bahan
pengawet yang digunakan terutama ammoniak (baik ammoniak liquida atau
ammoniak murni), jika pada latex diberika ammoniak maka akan terlihat hal-
hal sebagai berikut:
a) Kebanyakan mikro organisme akan mati karena ammoniak, termasuk
jamur-jamur.
b) Bila terdapat asam-asam, maka asam-asam akan diikat oleh ammoniak,
pH tidak turun.
c) Garam-garam Ca, Mg membentuk garam-garam komplek dan
mengendap.
d) pH naik sampai kira-kira 10, jadi jauh dari titik iso elektris.
Halaman 106
Dapat juga dipakai NaOH atau KOH, tetapi basa-basa ini tidak
mempunyai sifat membunuh mikro organism sekalipun bisa menimbulkan pH
yang tinggi.
Pemberian ammoniak kira-kira 2-3 gram/liter latex, tetapi apabila latex
sudah dikentalkan, bisa diberikan 5-6 gram/liter latex. Jadi pemberian
ammoniak tidak boleh berlebihan karena korosif, sehingga setelah latex tiba
di pabrik harus diperiksa kadar ammoniaknya.
Cara pemeriksaan kadar ammoniak:
10 cc latex dimasukkan dalam gelas piala yang bersih, kemudian
ditambahkan aquadest hingga menjadi 100cc, selanjutnya ditambahkan 1-5
tetes indicator metyl merah (20 gram metyl merah dalam 100cc alcohol 60%)
HCl, maka kadar ammoniaknya adalah
𝑎 𝑥 0,1
e= 𝑥 17
10
2. Karet Synthetis
Karet alam mudah larut atau mengembang (swell) dalam kebanyakan solvent
hidrokarbon, misalnya dalam pelarut naphta. Sudah tidak jarang dalam
konstruksi-konstruksi teknik diperlukan bahan-bahan serupa karet yang tahan
terhadap pengaruh solvent-solvent hidro karbon. Untuk hal ini ada dari jenis
tertentu sintetis dengan baik dapat memenuhinya.
Beberapa jenis dan pembuatan karet sintetis
1) C – R – S ; jenis ini dibuat dengan cara mereaksikan butadiene dan
styrene dengan perbandingan 3 : 1 dan membentuk eoplymer GR – S,
menurut reaksi
H2
nC
H
C
H
C
H2
C
H
+ nC
H2
C
K2S2O8 H2
C
H
C
H
C
H2
C
H
C
H2
C
Butadiena 50ºC ; 80 psia n
Liq at 60 psia C 6H 5 GR - C6H5
Styrene Copolymer (a soft solid
liq
HO OH
hydroquinon
2) GR – I (butyl rubber)
Butyl rubber merupakan copolymer dari isobutylene dengan jumlah
sedikit isoprene, menurut reaksi:
CH3
nC
H2 H2
C + nC
CH3 H
C C
H2
C
H2
C
CH3
C
H
C
H2 CH3 H2
C C C
n
CH3 CH3
GR – I
isobutylene isoprene
(a soft solid)
Liq
Sifat-sifat:
- Mudah divulkanisasikan
- Tahan terhadap petroleum, gasoline, minyak tumbuh-tumbuhan dan
lemak hewan, serta solvent
- Jika dikombinasikan dengan karet lain dapat diperoleh karet yang
tahan terhadap suhu rendah dan suhu tinggi (-57°C sampai 149°C).
4) G R – M : (Neoprene)
Neoprene adalah hasil polymerisasi chloroprene. Sebagai bahan dasar
adalah acetylene dan HCl pekat. Acetylene mula-mula dimurnikan
dengan cara dilakukan kedalam asam sulfat melalui pipa, kemudian terus
dialirkan melalui larutan CuCl2 dan NH4Cl dan kemudian dibiarkan pada
suhu kamar. Gas yang mengalir didinginkan ke -70°C, dimana
vinylacetylene (titik didih 5°C) mengembun.
Kemudian vinylacetylene dalam bentuk gas dialirkan melalui larutan
CuCl2 (25 bagian) dan larutan NH4Cl (25 bagian) dalam HCl pekat, yang
dilakukan dalam bejana cylinder dan reaksi dipertahankan pada suhu
30°C.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
H H H H H2
2C C C C C C
H H H2 H2 H H2 H2 H H2
C C C C + HCl C C C C C C C C
Cl Cl
chloroprena
H2 H H2 H2 H H2
C C C C C C C C
Cl Cl
Monomer
Polychloroprena (neoprene)
(liq)
(polymer, a soft solid)
H2 H2 H2 H2
C C + n Na S S Na C C S S + 2nNaCl
n
Cl Cl S S S S
Ethylene
Na-tetra sulfida Thiokol - A
diechlorida
1) Pembuatan Butadine
Butadine selain dapat diperoleh dari fraksi petroleum, juga dapat diperoleh
dari ethylalkohol menurut reaksi:
CH3CH2OH + CH3CHO CH2 = CH = CH = CH2 + 2H2O
Etanol (liq) acetaldehyde 1,3 - butadiene
(volatile liq) (a gas, forming a liq under pressure)
Perbandingan molekul rata-rata adalah 3 mol alcohol dan 1 mol acetaldehyde,
reaksi berjalan dalam reaktor dengan katalisator yang mengandung
Tantanlum oksida (Ta2O5) kurang lebih 2% pada suhu masuk 325ºC dan
tekanannya hamper 1 atmosfer, reaksi berjalan dalam bentuk gas.
2) Pembuatan styrene
Kira-kira 90% dari styrene yang dipakai sekarang diperoleh dari proses
alkylasi dan dehydrogenasi sebagai berikut:
Reaksi alkylasi:
AlCl3
C6H6 + C2H4 C6H5 - C2H5
95ºC ; 5 psia
Benzen Ethylene Ethylbenzen
(liq) (gas) (liq)
Reaksi dehydrolysa:
Cat HCl H H2
C6H5 C2H5 C6H5 C C + H2
630ºC Styrene
(liq)
Selain karet, baik karet alam maupun karet sintetis, untuk industry barang-barang
dari karet mutlak diperlukan adanya ingredients guna meningkatkan kualitas
karet.
Halaman 109
2) Accelerator:
Adalah bahan kimia yang bila ditambahkan dalam karet pada waktu proses
penyampuran akan mempercepat proses vulkanisasi. Menurut jenisnya
accelerator dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a) Accelerator anorganik ; mempunyai susunan kimia anorganik misalnya
CaCO3, ZnO, MgO, dan PbO (Lithargo)
b) Accelerator organik ; mempunyai susunan kimia organik misanya:
- Captax ; mengandung Marcaptobenzothiazolo yang rumusnya
C H N = C(S).SH. Captax tidak larut dalam air dan benzene, tetapi
larut dalam alcohol, aceton, ether, ammonia dan jumlah yang dipakai
0,5 – 2% dari jumlah karet.
- Diphenyl guamidine ; (C6H5NH)2C = NH) yang berbentuk Kristal
putih.
- Zine dimetyl dithiocarbamate, terutama mengandung:
(CH3)2N.C(S).S.Zn.S.C(S).N(CH3)2
- Tuads ; (methyl tuads), terutama mengandung Tetramethylthiuram
disulfide : (CH3)N.C(S).S.(S)C.(S).N.(CH3)2
Tuads adalah tepung putih abu-abu, tidak larut dalam air tetapi larut
dalam chloroform. Tuads dapat juga dipakai (bertindak) sebagai
bahan vulkanisasi, karena pada kenyataannya apabila diberikan
dalam prosentase yang tinggi dapat terjadi proses vulkanisasi tampa
penambahan belerang pada karet. Umumnya Tuads diberikan dalam
jumlah 0,1 – 1 %
3) Activator
Activator adalah bahan yang apabila dicampurkan pada compound karet yang
mengandung accelerator dapat mempercepat atau bersifat mengaktifkan
accelerator. Pada umumnya accelerator tidak memiliki sifat pengajak
(startling effect) pada reaksi vulkanisasi, dan aktivator dapat memberikan
startling effect pada kerja accelerator. Activator yang digunakan misalnya;
ZnO, MgO, PbO.
4) Softener (plasticizer) atau Peptizer
Adalah bahan yang dapat menyebabkan sifat-sifat plastis, hingga pemasukan
bahan-bahan lain kedalam karet dapat bercampur homogen. Bahan-bahan
plasticizer misalnya ; minyak-minyak mineral, lilin paraffin, dammar-damar,
asam stearine dan lain-lain.
5) Anti Oxidant
Meskipun dalam bahan karet telah terdapat anti oxidant alam (aceton axtract),
masih perlu ditambahkan anti oxidant buatan, yaitu bahan yang jika
ditambahkan kedalam karet dapat menambah daya tahan karet terhadap
ageing.
Yang dimaksud dengan ageing adalah:
- Karet menjadi lengket, lunak, dan akhirnya keras dan pecah-pecah.
- Elastisitasnya hilang, flexibelitynya hilang, mudah sobek dan daya tahan
terhadap gesekan hilang.
Jadi ageing adalah kerusakan fisik yang terjadi dalam karet karena pengaruh
panas, cahaya dan udara serta faktor yang mempercepat kerusakan karet
adalah oksigen dari udara, ozon, cahaya dan panas. Maka dalam hal ini anti
oxidant banyak dipakai untuk melawan efek-efek tersebut.
Anti oxidant yang biasa dipakai adalah ; Deenax, tetapi dalam perdagangan
banyak jenisnya misalnya:
Syarat-syarat filler:
Hampir semua compound karet yang dibuat dalam pabrik mengandung filler
yang sangat tinggi, yaitu dari 30% keatas.
Halaman 111
7) Bahan warna:
Adalah bahan ayng dapat memberikan warna dari barang-barang karet yang
diinginkan bila diberikan pada compound karet. Terdapat dua golongan besar
bahan-bahan warna yang digunakan:
a) Bahan warna anorganik, misalnya :
Oksida besi (Fe2O3) memberi warna : merah
Carbon black (C) memberi warna : hitam
Titanium oksida (TiO) memberi warna : putih
Zinc oksida (Zn2O) memberi warna : putih
b) Bahan warna organik, misalnya:
vulcanosinecht Gelb 3GF : kuning
vulcanosinecht Rot LGF : merah
Untuk ketiga proses ini dapat dipakai “open mill” atau “closed mill”, yaitu suatu
alat penekan/penggesek yang terdiri dari 2 rol dari baja (rol muka dan rol
belakang) yang berputar dengan arah yang berlawanan dan dengan kecepatan
putar yang berbeda. Pendinginan rol-rol dipakai air yang disemprotkan kebagian
dalam dari rol-rol tersebut.
a) Mastication
Bahan karet dimasukkan diantara 2 rol yang berputar hingga mencapai
plastisasi yang diinginkan. Proses yang terjadi selama mastication adalah
sebagai barikut:
- Peristiwa dipolymerisasi dan molekul-molekul karet oleh panas,
kemudian terjadi oksidasi. Dipolymerisasi molekul-molekul karet
terbukti dari turunnya viskositas karet yang telah dimasticasi.
- Plasticity bertambah dengan kenaikan kadar O2, sehingga macro
molekul (C5H8)1000 oleh O2 dalam proses masticasi mengalami
dipolymerisasi:
(C5H8)1000 + O2 2(C5H8)500O
Sehingga rantai molekul menjadi jauh lebih pendek.
Halaman 112
Gambar...................
b) Percampuran (mixing)
Adalah proses pemasukkan bahan-bahan (ingredients) kedalam karet yang
telah dimasticasi hingga diperoleh suatu campuran yang merata dan erat.
Proses ini juga dikerjakan dengan “open mill” dengan rol-rol dari baja. Tahap
pencampuran bahan-bahan adalah sebagai berikut:
- Karet
- Bahan warna, filler dan sebagian softener
- Sisa dari softener
- Antioxidant, activator, accelerator
- Belerang, bila proses yang berikutnya dapat segera dikerjakan.
Halaman 113
Extruding
Proses Molding
Dengan menggunakan bermacam-macam cetakan logam, dapat dibuat berbagai
macam bentuk barang-barang karet, misalnya alas gelas air minum, alas lantai
rumah, mobil, daln lain-lain. Jadi compound karet ditekan secara hydraulic (1000
psia) dalam cetakan logam dan sekaligus divulkanisasi, karena malalui plat-plat
logam yang ada, dapat dialirkan pemanas stoom dengan tekanan 45 psia selama
20 menit. Dapat diperoleh bermacam-macam bentuk dan warna barang-barang
karet.
Fabric Proofing
Proofing diartikan melapisi tekstil atau bahan lain dengan karet supaya tidak
tembus air. Hal ini penting terutama untuk pembuatan barang-barang seperti tas-
tas, jas hujan, tutup meja dan lain-lain.
Pengeringan Solvent
Pengeringan atau penguapan solvent dipakai alat dengan plat-plat atau
pipa-pipa pemanas. Suhu dari pemanas adalah 140ºC, bila solvent yang dipakai
adalah gasoline. Jarak pemanas kira-kira 2-6 meter dan lebarnya 1,25 meter. Suhu
pemanas, tebal lapisan, dan kecepatan bahan dalam pemanas harus diperhitungkan
sehinga dapat diperoleh hasil yang diharapkan dengan mutu yang baik.
Gambar……………….
Halaman 115
Prosedur proses
Proses Vulcanisasi
Proses ini dalam pabrik menjadi proses akhir dari barang-barang karet
yang telah mengalami pembentukan. Pada umumnya bila karet dipanaskan dengan
belerang, maka akan terjadi perbaikan sifat-sifat fisik karet. Proses ini disebut
vulkanisasi, ditemukan pertama kali oleh Charles Goodyear pada tahun 1839.
Halaman 116
CH3
CH3 H2 H2
H2 H H2 H
vule C C
C C C C C C
dengan S n
S
Gambar……..
Pendahuluan
Bahan peledak adalah suatu bahan yang karena pengaruh suhu, goncangan
mekanis atau termis akan terurai dengan cepat disertai timbulnya suhu dan gas-
gas yang mengembang dengan cepat memberikan tekanan yang besar terhadap
sekitarnya secara mendadak hingga timbullah ledakan.
Dari berbagai bahan peledak, maka bahan peledak yang kita butuhkan adalah
bahan peledak yang sifat ledakannya kuat dan dapat diatur dengan mudah serta
memiliki tenaga potensial yang cukup tinggi.
Bahan peledak pada umumnya dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu sebagai
berikut:
Beberapa istilah :
Explosi = suatu ledakan disebut explosi, apabila gas-gas yang
terjadi pada suatu ledakan bergerak memanjar.
Implosi = suatu ledakan disebut implosi, apabila gas-gas yang
terjadi pada suatu ledakan bergerak memusat.
Detonasi = jika rentetan reaksi yang menjalar memalui bahan
peledak itu mempunyai kecepatan = 0,001 detik/meter.
Deflagrasi = jika rentetan reaksi yang menjalar melalui bahan peledak
itu mempunyai kecepatan 0,1 detik/meter.
Explosi biasa = jika kecepatan rambatnya 0,01 detik/meter.
Selain sifat-sifat di atas, maka bahan peledak masih perlu diteliti lagi
mengenai :
1) Kepekaannya
2) Panas explosinya (Panas penyalaanya)
3) Jenis dan bahan penyalaanya
4) Kecepatan detonasinya
5) Kekuatan ledakannya
6) Bahan-bahan hasil ledakan
7) Panas ledakan dan karakteristik produk
Pada umumnya bahan peledak, baik yang sangat peka maupun yang
tidak peka terhadap gaya-gaya adalah kurang baik. Selanjutnya
kepekaan bahan peledak dapat diperbesar atau dikecilkan dengan cara:
Tenaga Potensial
Tenaga potensial dari suatu bahan peledak adalah nilai panas explosi
bahan tersebut dinyatakan dalam satuan kg, yaitu panas explosi kali
faktor tetap 425.
Contoh:
trotyl = Q = 730 kkal eq. 730 x 425 kgm = 310.250 kgm
salpeter kruit Q = 700 x 425 kgm = 297.500 kgm
3) Jenis dan bahan penyalaan:
Panas penyalaan adalah suhu dimana bahan peledak tersebut mulai
terurai dengan ledakan, bentuknya berubah dan kemudian terbakar
biasa.
Contoh:
0,1 gram bahan peledak dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian
dipanaskan secara teratur sedemikian sehingga setiap menit suhunya
naik 5 ºC dengan pemanas minyak. Maka pada suatu saat terdapat suhu
dimana terjadinya peruraian secara spontan.
Dari berbagai percobaan terdapat data-data sebagai berikut:
Bahan peledak panas penyalaan (ºC)
Knoll kwik (fulminate hydrargyrum 160 – 165
Schiot katun 183 – 176
Nitroglycerine ± 200
Nitroglycerine kruit 170 – 180
Dynamite 180 – 200
Asam pykrine ± 225
Salpeter kruit ± 300
System penyalaan
1) Initicering progressive
Untuk membengkitkan detonasi sempurna pada sejumlah bahan
peledak, maka diperlukan tekanan pertama untuk
Halaman 120
menyalakan bahan peledak initial, dan detonasi yang diangkitkan ini
dipergunakan untuk menyalakan bahan peledak initial yang
berikutnya dan detonasi yang dibangkitkan disini akhirnya
dipergunakan untuk meledakkan bahan peledak yang dimaksud.
Sebagai bahan peledak initial lazimnya dipakai lead azida.
2) Initicering cumulative
Untuk membengkitkan detonasi yang lebih sempurna, diasakan
penyalaan dari dua tempat yang menjalar ke suatu tempat, dimana
kedua penyalaan itu bertemu dan dapat membangkitkan gelombang
detonasi juga, dan lebih luas gaya initiceringnya.
3) Penyalaan sympahtick (penyalaan pada jarak tertentu)
Dalam hal ini penyalaan terjadi karena tekanan mendadak dan cepat
(schok) dari suatu ledakan didekatnya. System penyalaan ini
tergantung pada keadaan fisis dan chemis dari bahan peledak
initialnya masing-masing. Menurut Berthelot perambatan dari
ledakan disebabkan karena terjadinya gelombang ledakan.
Kecepatan detonasi
Kecepatan detonasi menurut “ Dautriche” dapat diukur sebagai berikut:
Bahan peledak yang akan diukur detonasinya dibungkus dalam bungkusan
karbon. Dititk a dan b pada bingkisan pada jarak tertentu dihubungkan satu
sama lain dengan suatu tali penyalaan (slagkoord) terdiri dari suatu tabung
dari timbale yang berisi trotyl, ditempatkan pada sebuah plat timbel.
Misalnya kecepatan detonasi melalui slagkoord telah ditentukan dengan teliti
sebesar 6.000 meter/detik. Jika titik-titik a dan b bersamaan dinyalakan, maka
gelombang-gelombang detonasi dari a dan b akan saling bertemu ditengah-
tengah slagkoord tersebut yaitu dititik “m” disertai adanya tanda goresan
melintang.
Jika bungkus karbon dinyalakan disebelah kiri, mula-mula a dinyalakan
kemudian baru b hingga gelombang-gelombang detonasi akan saling bertemu
disebelah kanan “m”, misalnya di “p”.
Gambar.......................
- Waktu yang diperlukan penyalaan detonasi untuk merambat dari a ke b
melalui m adalah:
𝑎.𝑚 .𝑝
f= detik
6000
Dimana:
B : brisanti
Q : panas explosi
d : kepekatan bahan
t : kecepatan ledakan setiap satuan panjang
Bahan hasil ledakan:
Suatu bahan peledak dikatakan baik untuk dipakai jika bahan peledak tersebut
sebagian besar berubah menjadi gas, atau dengan kata lain jumlah liter gas
per kg bahan peledak harus sabanyak mungkin.
Pada umunya bahan-bahan peledak ketika saat meledak mengalami
perubahan keadaan seperti bahan-bahan, senyawa, atau unsur - unsur yang
bentuknya stabil misalnya CO2, H2O, N2 dan sebagainya. Tetapi dapat
menjadi bahan-bahan yang korosif seperti NO dan NO2 yang dapat merusak
benda-benda dari logam.
Untuk memperbaiki jalannya ledakan harus diperhatikan jumlah oksigen yang
diperlukan untuk oksidasi, harus tersedia cukup banyak dalam bentuk KC103
dan KNO3 dan sebagainnya. Selain itu volume dari gas-gas yang terbentuk
sebagai hasil ledakan tersebut harus banyak. Karena itu telah dilakukan
penyelidikan terhadap setiap jenis bahan peledak dengan jalan menentukan
specific volume atau volume pada 0 ºC dan tekanan I atm dari zat-zat gas
yang terjadi pada ledakan dari 1 kg bahan peledak. Dalam hal ini H2O selalu
diperhatikan dan diperhitungkan sebagai uap H2O.
Specific volume (Vo) dapat dihitung dengan persamaan:
1000
Vo = x 22,4 x n
𝑀
Dimana
M : berat molekul bahan
n : jumlag gram molekul bahan (zat-zat)
contoh:
Hitunglah specific volume (Vo) dari hasil ledakan trinitroglycerine
4 C3H5(ONO2)3 12 CO2 + 10H2 + 6N2 + O2
4 x 227 gram (12 + 10 + 6 + 1) = n
1000
1 kg ∞ 4 𝑥 227 x 29 x 22,4 liter = 715 liter
halaman 122
dimana
Q = panas explosi
c = panas jenis masing-masing bahan hasil ledakan
g = berat masing-masing dari bahan hasil ledakan
contoh:
nitroglycerine diledakan kemudian dihitung besarnya panas ledakan
4 C3H5(ONO2)3 12 CO2 + 10H2 + 6N2 + O2
Telah diketahui bahwa panas explosi nitroglycerine = 1517 kkal/kg
Jika berat CO2 = 0,720 kg dan panas jenisnya = 0,215 kkal/kg
H2O = 0,180 kg dan panas jenisnya = 0,480 kkal/kg
N2 = 0,168 kg dan panas jenisnya = 0,244 kkal/kg
O2 = 0,032 kg dan panas jenisnya = 0,215 kkal/kg
Maka panas ledakannya adalah:
𝑄 1517
t = ∑ 𝑐𝑔 = (0,720 𝑥 0,215)+ (0,18 𝑥 0,48)+ (0,168 𝑥 0,244)+ (0,032 𝑥 0,215)
= 5250 ºC
Menurut perhitungan teoritis praktis suhu terletak antara 3000 - 4000ºC.
karena banyak panas yang diberikan pada benda-benda disekitarnya, selain
itu panas jenis (e) dari bahan-bahan tersebut belum diperhitungkan secara
tepat, dapatlah dimengerti bahwa praktis suhunya lebih rendah dari 4000 ºC
atau ± 3500ºC, atau diantara 2000 - 3500ºC.
Karakteristik produk
Sebagai ukuran tenaga explosi, berthelot memperhatikan specific volume
(Vo) dan panas yang dihasilkan pada ledakan tersebut “Q”. hasil kali (Vo x
Q) oleh Berthelot disebut “karakteristik Product”.
Nama bahan peledak karakteristik produk
Knoll kwik 410 x 315 = 129.150
Salpeter kruit 700 x 250 = 175.000
Trotyl 730 x 890 = 149.700
Asam pikrine 810 x 880 = 712.800
Nitrocellulosa 930 x 900 = 837.000
Nitroglycerine kruit 1200 x 860 = 1.066.400
Nitroglycerine 1520 x 715 = 1.086.000
Tekanan Explosi
Jika 1 kg bahan peledak dalam sebuah ruangan ledakan sebesar 1 liter
diledakkan, maka akan terjadi gasm dan tekanannya menjadi P atm, suhu
menjadi TºK. Jika P 1 atm dan T 237 K, maka volume gas tersebut menjadi
V1.
Pada umumnya gas itu sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum Boyle Gay
Lussac, tetapi apabila terus-menerus ditekan, akan tiba saatnya menjadi zat
cair dan tidak sesuai lagi dengan ketentuan hukum tersebut. Volume yang
terkecil dari gas tersebut yang dapat dicapai dengan pengempatan disebut co-
volume disingkat dengan huruf (a) dan nilai (a) = 0,001, V1 hingga keadaan
gas tersebut pada panas ledakan menurut ketentuan-ketentuan hokum tersebut
adalah:
𝑃(𝑉−𝑎) 1 𝑥 𝑉1) 1 𝑥 𝑉1 𝑥 𝑇
= P = 273 (𝑉−𝑎)
𝑇 237
1 𝑥 𝑉𝑜 𝑥 𝑇)
Nilai = specific energi = f
273
𝑓
Sehingga tiap kg bahan peledak, tekanannya : P = 𝑉−𝑎
𝑃(𝑉−𝑎)
Untuk g kg bahan peledak, tekanannya : P = dalam V liter ruang
𝑇
ledakan.
𝜎𝑓
Menurut Nobel dan Abel : g/V = ladingsdichheit = σ sehingga P = 𝑎
(1−
𝑉
Halaman 123
Apabila terbentuk benda padat, sebagai sisa dari ledakan tersebut dengan
volume u liter per kg maka ruang ledakan tersebut volumenya:
𝑓 𝑔 𝑓 𝜎𝑓6
P = 𝑉−𝑎−𝑢 = 𝑉 𝑎 𝑢 = 𝑎 𝑢 = atm
1 − 1− −
𝑉 𝑉 𝑉 𝑉
PRODUKSI BAHAN PELEDAK
Produksi bahan peledak ini, ditinjau dari jenisnya dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu:
a) Bahan peledak fisis
b) Bahan peledak chemis
c) Bahan peledak campuran fisis dan chemis
Halaman 125
Halaman 126
Keterangan:
H2
C O
O
N N N N
O H2 O
C C H2
O N O
H2
C
O2N C C NO2
H C C N CH3
C
NO2
NO2
Bahan peledak ini dipakai untuk pengisi projectile yang ditugaskan untuk
menempuh lapisan-lapisan baja. Projectile ini harus dibuat dari benda logam
yang berdinding tebal dan kuat dan diisi dengan bahan peledak seperti diatas
karena dapat mengimbangi perlawanan dari lapisan baja yang akan ditembus.
Projectile ini tidak akan meledak sebelum menembus lapisan baja itu:
Contoh Bazoka.
Ammonium pierate Guanidine pierate
O NH4
NH
C
O2N C C NO2
H 2N C N O2 NO2
HC CH
H
C
NO2
Gun-powder:
Nitro-cellulosa
Halaman 127
Nitro glycerine :
Armonium-nitrat :
Asam pikrine :
Ammonium – pikrat :
Tetryl :
Hg(ONO)2 Hg + 2CO + N2
Lead azida brisant sekali dan tahan terhadap pengaruh air. Dalam
pemakaiannya biasanya dicampur dengan T.N.T atau Pn – Stypnate atau
trinitro – phenyl – methylnitramine.
Pb NO2
C C
O2N C C NO2 H C C H
H C C O O2N C C NO2
C C
NO2
NO2 O2N N CH3
Nitro Glycerine
Dalam waktu 60-90 menit reaksi sudah dianggap selesai menurut reaksi
berikut:
H2 H2
C OH C O NO2
H H2SO4
3H +
H
C OH + ONO2 C O NO2 + 3H2O
5ºC
H2 H2
C OH C O NO2
Gambar………………………………
860 lb Glycerine
Halaman 129
Dynamite
- Tepung kayu
- NH4NO3
- NaNO3 untuk menyerap nitro-glycerine
Pada umumnya bahan-bahan peledak tersebut kurang stabil dan agak tonie.
Diaethyleneglicol dinitrate (D.E.G.N)
Gambar………………
Halaman 130
Semua bahan-bahan digilas dalam penggilasan peluru yang terdiri dari kayu.
Kemudian serbuk dicampur dalam tromol putar yang dilapisi dengan kulit
atau peluru kayu, lalu digilas dengan roda besi dari 5 ton dalam keadaan
bercampur dengan air lalu diperas secara hydrolis sampai 100 atm, sehingga
menjadi benda seperti cake. Kemudian dipecah lagi, digilas, diayak dan
setelah kering diberi grafit sebanyak 20 gram setiap kwintal mesiu.
- KNO3 diperoleh dari sendawa chili NaNO3 yang direaksikan dengan KCl
menurut reaksi:
NaNO3 + KCl KNO3 + NaCl
- Belerang diperoleh dari reaksi antara H2S dan gas SO2, menurut reaksi:
2H2S + SO2 2H2O + 3S
Dalam ledakan, menimbulkan gas-gas sebagai berikut:
20KNO3 + 10S + 30C 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S3 + 14CO2
+ 10CO + 10N2
Nitro Cellulosa
Rumus molekul cellulosa sampai sekarang belum dikenal dengan pasti, tetapi
berat molekulnya diperkirakan 300.000, sedangkan rumus empirisnya adalah:
{C6H7O2(OH)3}n
Cellulosa sulfat ini tidak stabil dan dapat membahayakan stabilitet Nitro-
cellulosa, karena adanya cellulosa sulfat harus dihindarkan.
50 lb H2SO4 100%
0,2 lb Na2CO3
Gambar………..
Langkah-langkah proses:
Catatan:
Trinitro Toluena
Mulai dibuat pada tahun 1880 oleh Flursehcim dan kemudian tahun 1902 di
Jerman dipakai untuk mengisi granat, maka sejak itu dipakai dimana-mana.
Trinitro toluena merupakan kristal kuning yang titik cairnya 81°C, jika
dipukul tidak meledak, tetapi jika didotoneer dengan slagkwik dapat meledak
dengan hebat dan terurai menurut reaksi:
2C6H2(CH3)(NO2)3 12 CO + 5H2 + 3N2 + 2C
Bahan peledak ini di Jerman disebut trotyl
Inggris : trinitro-toluen
Prancis : tolite
Spanyol : triliet
Trotyl terkempat lebih peka terhadap detonasi slagwik dari pada trotyl
tercetak. Ledakan dapat lebih hebat jika pada trotyl ditambah oksida hingga
hasil-hasil uraian H2 dan C dapat teroksideer. Bahan peledak ini biasanya
dipakai untuk pengisi bom-bom.
Rumus trinitro toluene adalah:
Halaman 133
T.N.T adalah suatu bahan peledak yang tidak reactive terhadap logam-logam,
tetapi bahan peledak ini sangat explosive.
Pembuatannya:
T.N.T dapat dibuat dengan jalan nitrasi toluene dengan asam campuran
HNO3 dan H2SO4 pekat dalam nitrator-notrator dari baja atau cast-iron,
melalui dua cara:
a) Cara tidak langsung
Sebelum tahun 1938, pembuatan T.N.T dilakukan dengan cara tidak
langsung dalam tiga tingkat, dengan campuran asam yang makin kuat
dan suhu yang makin tinggi. Pada reaksi tersebut timbul panas yang
sangat banyak dan T.N.T membuih hebat sekali bahkan dapat terjadi
kenaikan suhu yang tidak dapat diatur atau diawasi, hingga memudahkan
terjadinya ledakan dan kebakaran.
b) Cara langsung
Kemudian akhir-akhir ini pembuatan T.N.T dilakukan secara langsung.
Dalam proses ini sejumlah perbandingan kecil dari toluene dicampur
dengan sejumlah besar asam campuran diaduk kearah bawah hingga
terjadi reaksi. Karena pengadukan yang terus-menerus maka reaksi
nitrasi berlangsung sempurna hingga terbentuk mono sampai dengan
dinitro toluene dan setelah dipanaskan terbentuklah T.N.T. Dalam proses
ini buih yang membahayakan tidak terjadi.
T.N.T dari hasil ini, setelah dibersihkan dengan air kemudian dengan
larutan Na2CO3 lalu diikuti dengan larutan Na2CO3 aq 16%. Na2CO3 aq
dipakai untuk menetralkan kelebihan asam-asam, sedangkan Na2CO3
dipakai untuk mencuci bahan-bahan Natrium ninitrosulfonat. Setelah
dibersihkan kemudian T.N.T disaring, dicuci lagi, dikeringkan dan jika
perlu dilebur dan diberi bentuk flabe atau grain, pada umumnya hasil dari
proses ini cukup baik.
Catatan:
Selain toluene ada juga senyawa-senyawa yang sejenis seperti: bensol
naphtaline, xylol, phenol, kresol dan lain-lan, dapat dikenakan proses
nitrasi hingga menjadi bahan-bahan peledak misalnya:
Naphtaline………………… naphtiet
Phenol ……………………. Asam pikrin (pieric acid)
Bensol ……………………. Trinitro-bensol
Catatan :
nitrasi
- C6H6 C6H3(NO2)3
- C6H4(CH3)2 C6H(CH3)2(NO2)3
Xylol trixyl padat
1) Timbal – styphnol
NO2
C
H C C O
C6H4(OH)2
Pb-styphnol
O2N C C NO2
O Pb
C O
C
H C C H H C C O S
+ 3HNO3
H C H O
H C C H C OH
C C
H H
OH
C
H2SO4 O2N C C NO2
+ 3H2 + H2SO2
H C C H
C
NO2
Asam pikrat
Asam pikrat dapat merusak logam dan menjadi explosive, karena itu
lalu biasanya dirubah menjadi NH4 – pikrat dengan cara:
OH NH4
C C
O2N C C NO2 O2N C C NO2
+ NH4OH + H 2O
H C C H H C C H
C C
NO2 NO2
3) Tetryl
Tetryl atau 2.4.6 trinitrophenil atau methynitramine
(C6H2(NO2)3NCH3NO2. Bahan peledak ini banyak dipakai
sebagai kooster explosive untuk bom, kanon pesawat udara dan
peluru anti pesawat udara. Tetryl dapat diperoleh dengan jalan
nitrasi dari dimethyl-anelinen dengan campuran HNO3 dan H2SO4
secara multiple stage nitratium.
CH3
H H CH3
CH3
C C
H C C N CH3 C C NO2
H2SO4 H
+ 2HNO3 + 2H2O
H C C H H C H
C
C C
H
NO2
CH CH CH
N O2N N
3 3 3
C C
H C C NO2 H C C NO2
H2SO4
+ 8HNO3 + 6NO2 + CO + 6H2O
H C C H H C C H
C C
NO2 NO2
C
O2N N N NO2
H2 C C H2
N
NO2
Propellant
Propellant dimasukkan dalam golongan bahan peledak, sebab bahan ini
memuat oksigen yang merupakan bahan diperlukan untuk melakukan
reaksi kimia yang dimaksudkan. Pada saat ini propellant banyak dipakai
untuk bahan bakar roket-roket dan guided mitsiles (peluru kendali),
karena reaksi kimianya menghasilkan bahan-bahan yang menyembur
keluar dengan kekuatan yang sangat besar, yang menyebabkan adanya
suatu gaya dorong terhadap benda dengan kekuatan yang sama tetapi
berlawanan arah. Gaya ini mula-mula dipergunakan dalam petasan-
petasan, kembang api, dan lain sebagainya. Tetapi pada akhir-akhir ini
telah menjelma menjadi roket, karena telah dibangun, dimajukan secara
modern dalam rangka mechanical, chemical,dan technical engineering.
Propellant yang dipakai harus sedapat mungkin berbentuk cair atau padat
dan pada reaksi kimia menghasilkan suhu yang tertinggi dan bahan-
bahan dengan berat molekul yang sekecil mungkin. Kemampuan
propellant tergantung dari “specific impuls” yaitu bilangan yang
menunjukkan jumlah lb gaya dorong yang dihasilkan oleh setiap lb bahan
propellant yang terbakar dalam 1 detik. Specific impils yang dihasilkan
berbanding lurus dengan akar dari suhu T dan berbanding terbalik
dengan akar dari berat molekul M, atau dirumuskan:
Halaman 136
√𝑇
Spec.imp =
√𝑀
Contoh peluru kendali dari jenis “V.T” (variable time) adalah suatu
projectile penangkis serangan-serangan dari udara yang pada ujung
depannya dilengkapi dengan alat-alat penerima dan alat-alat
pemancar radio kecil yang mampu menangkap atau memancarkan
gelombang-gelombang pendek (microwave) dari beberapa mega-
cycle frequentie.
Topeng gas
Halaman 139
INDUSTRI PALSTIK
Plastik merupakan bahan padat yang bersifat plastis dan non kristaline pada suhu
biasa. Penggunaan plastik dewasa ini sangat luas karena sifat-sifat baiknya
diantaranya; kekerasannya, tahan terhadap air dan pembuatannya yang mudah,
dan karenanya maka:
- Beberapa plastik tahan terhadap corrusie, tahan zat-zat cair dan zat kimia,
maka plastik dari jenis ini dapat dipakai untuk pipa-pipa dan tangki-tangki
atau menara absorbsi.
Plastik adalah sintetik resin (damar sintesa) yang dihasilkan dari proses-proses:
NH2 H CH2
C O + HCHO C O + H2O
NH2 NH2
a) Sintetik resin
Kemudian sintetik resin ini dapat dibagi menjadi dua golongan lagi yaitu:
b) Berasal dari selulosa, hasil tumbuh-tumbuhan dan juga yang berasal dari
senyawa-senyawa:
a) Thermosetting plastik
b) Thermoplastik
Halaman 140
5) Resin type Acrylat; merupakan hasil polymerisasi dari asam acrylit atau
metacrylat dan disebut pula Lucite. Bahan ini mempunyai sifat transparat,
addhesi elastis, tahan terhadap sinar matahari, tahan terhadap suhu yang tidak
terlalu tinggi.
7) Silicon resin; plastik ini sngan berguna dalam perindustrian alat-alat listrik,
sebab tahan terhadap panas, tidak mengabsorpsi air dan bersifat isolator yang
sangat baik.
Halaman 141
Industri plastik dapat maju dengan pesat karena penggunaan yang sangat luas dan
bahan baku serta bahan intermediate yang sangat mudah diperoleh dan sangat
banyak tersedia. Bahan-bahan ini berasal dari pertambangan, hutan, pertanian,
pabrik kertas dan tekstil, gas alam, pertambangan petroleum. Pertambangan batu
bara dan petroleum memberikan bahan dasar phenol, formaldehyd, bahan warna,
solvent, asam maleat, asam phtalat dan lain-lain bahan organik. Hutan
memberikan hasil kayu sebagai filler (tepung kayu), bahan-bahan dari tanah
seperti asbest, filler, mica juga CaO untuk membuat Ca-Carbida dan acetylene.
Yang merupakan bahan organik; tepung kayu, kapuk (catton), alfa sellulosa,
pulp kertas, tekstil buangan, ampas tebu.
5) Katalisator
Plastik dari jenis ini dapat dibuat dari dua cara yaitu:
1) Proses kering; dipakai formaldehyde atau aldehyde-aldehyde lain yang
berupa zat padat. Karena proses ini mahal, maka sekarang tidak dipergunakan
lagi kecuali pembuatan bahan-bahan yang transparant.
Halaman 142
Gambar.....................
Halaman 143
Gambar..........................
Langkah-langkah proses:
2) Bahan ini kemudian dicampur dengan asam yaitu campuran dari HNO3 pekat
baru dan spent acid dan dikenakan nitrasi pada suhu tertentu. Nitrasi ini
merupakan bacth proses dan perbandingan bahannya yaitu:
32 bagian berat sellulosa dicampur dengan 1.500 bagian berat asam pada
suhu 30°C, selama 35 menit.
Komposisi asamnya 21% HNO3; 6,35% H2SO4; 0,5% N2O2; 15,5% H2O
Gugus OH dan gugus nitrat tidak baik untuk palstik karena sifatnya yang
dapat meleleh karena itu sellulosa dikenakan nitrasi particel yaitu
mengandung kira-kira 10,7 – 11,2 %.
Sifat-sifat dari palstik yang dihasilkan adalah lat/ulet, tahan terhadap air, mudah
dibuat menjadi barang-barang, mudah dipekatkan, jernih dan dapat diberi
bermacam-macam warna, dapat dipakai untuk film bioskop.
Langkah-langkah proses:
1) 100 bagian berat asam acetat glacial, 100 bagian berat anhydrat asam acetat
dan sedikit H2SO4 pekat dicampur kemudian didinginkan hingga suhu 45°F,
kemudian secara berlahan-lahan ditambahkan 35 bagian berat cellulosa.
Massa ini kemudian dimasukkan katalisator dari besi tuang dengan pengaduk
dan proses acetylasi berlangsung selama 5-8 jam pada suhu 86°F.
2) Hasil acetylasi merupakan cairan dengan viscus dan diencerkan dengan asam
acetat pekat dalam volume yang sama sambil ditambah H2SO4 10% dan
dimasukkan kedalan aging tank selama 15 jam pada suhu 100°F dan disini
terjadi proses hydrasi dari beberapa gugus acetat.
Gambar.............................
Halaman 145
Diantara sifat-sifat cellulosa acetat adalah bahwa merupakan plastik yang kuat dan
mempunyai mechanical trength yang tinggi, tahan terhadap pukulan, transparant,
dapat diberi berbagai macam warna dan dapat pula dibuat berbagai macam
bentuk barang.
Sifat ini akan lebih baik jika ester ini berupa campuran antara acetat dan butyrat.
Ester dari campuran ini tidak menyerap air, mempunyai dimensi yang tetap, tahan
terhadap pengaruh cahaya, tahan pukulan, dan dapat diberi berbagai macam
warna. Penggunaanya antara lain untuk alat pesawat telepon.
Methyl meta crylat resin adalah jenis plastik yang biasa disebut “Ploxi-glas” dan
“Lucite” pada perang dunia II banyak dipakai sebagai pelindung cockpit dari
berbagai pesawat terbang. Plastik ini tidak berwarna, bersih seperti gelas, tidak
mudah retak, kuat, dan sukar terbakar, dan dibuat lembaran dan bentuk-bentuk
lain.
Methyl meta crylat adalah suatu cairan yang dibuat dari aceton cyanhydrine
(dibuat dari aceton dan hydrogen cyanida) dengan cara hydrolisa kemudian
menjadi CH3C(OH)(COOH).CH3 dan setelah airnya diserap oleh asam pekat
memberikan asam methyl acrylat CH2=C(CH3)-COOH, dan dengan esterifikasi
memberikan CH2=C(CH3)-COOH3.
Reaksinya:
CH3
O
CH3COOCH3 + HCN C C
CH3 CN
2) Reaksi kedua :
CH3 CH2
O H2SO4 O
C C C C
125°C
CH3 CN CH3 NH2.H2SO4
3) Reaksi ketiga :
CH2
CH2
O
H2SO4 O
C C NH4HSO4
+ CH3OH + H2O C C +
90°C
CH3 NH2.H2SO4
CH3 OCH3
Halaman 146
Gambar..................
Langkah-langkah proses:
Thermoplastik resin pada umumnya dibentuk dalam satu alat yang disebut
Injection molding press (gambar A), yaitu mesin press yang bekerja horizontal
dalam proses ini resin dalam bentuk compound dan berwarna dimasukkan
kedalam feed hopper dalam bentuk butir-butir, bentuk batang kecil-kecil atau
keping-keping, dan masuk kedalam ruang pemanas sambil mendapat tekanan dari
plunger, depreader, dan pencetakannya sendiri. Resin ini kemudian meleleh dan
sambil ditekan mengalir kecetakan dingin dan mengeras. Kemudian tutup cetakan
dibuka, dan plastik yang mempunyai bentuk dikeluarkan dan demikian
seterusnya.
Gambar........................
The principle of the injection molding press
1) Spreader (pembentang),
2) heater,
3) mold,
4) cooling channels,
5) nozzel,
6) plunger,
7) feed hopper,
8) torpedo.
The principle of the vertical hydraulic compression press, for molding compounds
containing thermosetting resins.
Halaman 147
Sebagai pemanas dipakai stoom yang dibuat dari baja, kerjanya alat press ini
biasanya automatis dan menggunakan tekanan dari 50 sampai 500 ton.
Wool:
Woll adalah polypeptida yang komplex, yaitu suatu polypeptida yang dibuat dari
20 buah jenis asam-amino. Selain itu Keratine merupakan bahan pokok dari
pembuatan wool. Secara kimia ini merupakan bentuk polymer dari bermacam-
macam jenis asam-amino dan menghasilkan rantai peptida yang panjang seperti
tersebut dibawah ini:
O H H O H H O R H O O O
H H R H H H
C C N C C N C C N C C N C C N C C N
H C H
S
H C H
H H O H O H O H O O H O
H R H
N C C N C C N C C N C C N C C N C C N
R H R H R H H R H
Dari analysa elementer dari wool murni rat-rata diperoleh data-data sebagai
berikut:
Belerang = 3 – 4%
Nitrogen = 16 – 17%
Carbon = 50 – 5%
Oksigen = 22 – 25%
Silk:
Silk, seperti juga wool, terdiri dari asam-asam amino yang berhubungan satu sama
lain dan membentuk rantai panjang polypeptida sebagai berikut:
O H H O R H O H H O O O O
R H H H R H
C C N C C N C C N C C N C C N C C N C
R H R H R H
Berbeda dengan wool, maka silk tidak mengandung belerang sama sekali, jadi
tidak terdapat rantai silang dari crystine.
Sifat berbeda lainnya adalah bahwa silk termakan oleh asam chlorida, tetapi wool
tidak, jika silk dikenakan hydrolisa maka akan pecah menjadi constituent-
constituent glycine, alanine, scrine, dan tyrosine.
Nylon (polyamide)
Halaman 148
Reaksi pembuatannya:
NH2(CH2)6NH2 + COOH(CH2)4COOH - NH(CH2)6NH - CO(CH2)4CO -
Hexamethylenediamine Asam Adipat Polyhexametnylene Adip-amide
Suhu operasi adalah 220 - 270°C bebas udara, dan H2O merupakan hasil
samping dari condensi.
Reaksi pembuatannya:
NH2(CH2)6NH2 + COOH(CH2)8COOH
- NH(CH2)6NH - CO(CH2)8CO -
Polyhexametnylene
Hexamethylenediamine Asam sabacat
Sabacamide
Suhu operasinya 220 – 270 °C bebas udara dengan kehilangan molekul H2O
Dacron (Polyester)
Dacron adalah suatu bahan yang pembentukannya dapat dilakukan dengan cara
pemanasan asam anhydrid dibasis dengan glycol pada suhu 200 – 275 °C menurut
reaksi sebagai berikut:
O O O O
Cat
CH3O C C OCH3 + HOC2H4OH 2CHOH + HOCHOC C OC2H4OH
O O
O O
HOC2H4O C C OCH2H4OH
Cat
HOC2H4O
C
Tenakan C OC2H4O n
rendah
Polyester banyak digunakan
sebagai bahan pakaian Dacron (Teryline) + HOC2H4OH
Asbestos (Asbest)
Asbest adalah suatu bahan hasil polimeer anorganik alam dan secara kimia ada
hubungannya dengan jenis bahan gelas, karena didalam molekulnya terdapat
logam silicat terhydrat.
Chrysotile : Mg6.Si4O11.(OH)6.H2O
Amosite : Mg7(Si4O11)2(OH)2
Crocidolete : Na2Fe5(Si4O11)(OH)2
Halaman 149
Rayon
Rayon adalah suatu bahan yang dibuat dari bermacam-macam larutan dari
perubahan cellulosa. Salah satu jenis rayon yang penting adalah “Viscose rayon”
yang dapat dibuat melalui proses viscose menurut reaksi:
Reaksi dianggap selesai jika telah terjadi perubahan warna dari cellulosa dari
putih kekuning-orange. Kemudian cellulosa xanthate dimasukkan kedalam mixer
yang telah berisi larutan NaOH encer hingga menghasilkan larutan cellulosa dan
6,5% NaOH. Hasilnya berwarna coklat hijau dan kental dan disebut “Viscose”.
Larutan viscose ini kemudian disaring untuk memisahkan zat-zat lain dan
cellulosa yang tidak larut kemudian dipompa ke tangki-tangki pemasak, dimana
dikenakan tekanan vacuum dibawah suhu 16°C, yang mengandung 7,25%.
Plastk dari jenis ini disebut (Coumarone – Indene Resins” dan dihasilkan dari
minyak teer batu bara dari proses pemanasan petroleum. Minyak teer ini
mengandung zat-zat diantaranya sebagai bahan plastik yaitu:
CH CH
CH CH
O CH2
Coumarone Indene
H H
C C
H CH2
Polymer ini mempunyai berat molekul yang rendah yaitu dari 1.000 kebawah.
Plastik dari hasil ini banyak digunakan untuk pelapis permukaan, bahan tinta
cetak, kertas lilin, ubin lantai dan untuk pelunak dan perekat dalam industri karet.
Epoxide Resin
Salah satu contoh dari jenis ini ada epoxide resin yaitu suatu polyther-polyther
yang dibuat dengan kondonsi epichlorohydrin dengan polyhylolpropana.
Reaksinya:
O CH3
CH3
CH3 OH
O C OCH2CHCH2
CH3
Halaman 150
Penggunaan dari plastik yang pokok adalah untuk pelapis permukaan, dan jika
dikombinasikan dengan phenolik resin hasilnya dapat dipakai untuk pelapis
bagian dalam dari kaleng-kaleng bahan makanan, dan jika dikombinasikan dengan
urea-resin memberikan email putih.
Protein Plastik
Casein merupakan bahan pokok protein dalam air susu dan merupakan komponen
penting dalam pembuatan keju. Casein ini dapat diperoleh dari air susu dengan
cara pengendapan dengan HCl atau asam sulfat pekat atau suatu enzym yaitu
“rennet”. Gugusan yang sederhana dalam casein adalah:
NH CH CO
Casein mengandung sedikit belerang dan phospor kira-kira 3%, tetapi casein
sebagai plastik membentuk rantai silang dengan dimensi yang tetap. Pemecahan
casein menghasilkan zat-zat leucine, proline, asam glutamat dan lysine. Casein
plastik biasa disebut “Galalith” dan banyak digunakan sebagai perekat (lem).
INDUSTRI PUPUK
Hasil pertanian suatu tahan pertanian tergantung dari zat yang terdapat dalam
bahan makanan yang diperlukan tumbuhan dalam pertumbuhannya dalam
jumlah yang sekecil mungkin.
Hasil suatu tanaman tergantung pada jumlah yang tepat (optimum) dari
bahan-bahan keperluan hidup tanaman tersebut . keadaan berlebihan atau
kekurangan dapat menghambat jalannya pertumbuhan tanaman.
Mula-mula yang selalu dipakai sebagai bahan pupuk adalah “stalmest” yang
penting artinya karena sifat-sifatnya sebagai zat penahan (bufferende werking).
Tetapi sekarang dalam pertanian banyak dipakai “pupuk buatan” yang diawasi
oleh Balai Penyelidikan Pemerintah dan macam-macam peraturan yang
diperlukan untuk penyelesaian perselisihan dalam perdagangan pupuk buatan.
Pupuk Buatan
2) Chili salpeter (sendawa chili), Kalk salpeter (sendawa kapur) dan Calcium
Cyanamida (zat penggembur kapur).
Halaman 151
b) Pupuk zat penggembur II
d) Pupuk Pospat
Calcium fasfat, Super fosfat dan ultra super fosfat, dubble super fosfat,
dicalcium fosfat, NH4-fosfat, bubuk tulang dan lain-lain.
Reaksi ini dilaksanakan terhadap gas NH3 pada H2SO4 yang berada dalam
saturator yang dilapisi dengan Pb
Disebut : Amatol
b) Pembuatan Urea
NH4CNO NH2CONH2
Halaman 152
2. Dalam industri seluloid, Ureum dipakai sebagai anti dan stabilizer. Dalam
hal ini dibuat menurut reaksi:
CaNCN CO2
H2N – CN H2O, H2SO4
NH2 CO NH2
Ureum
Pada tekanan 100 atm dan suhu 190°C, CO2 direaksikan dengan NH3 cair
beberapa jam lamanya dan dapat dicapai conversi 80% dalam suatu
autocleve yang dilapisi dengan perak.
Selain dari industri pupuk, urea kristal dipakai sebagai bahan mentah pada
pembuatan plastik seperti form-aldehyda dan juga di industri-industri lainnya.
Bakteri zat penggembur yang lazimnya selalu terdapat didalam tanah-tanah
pertanian, mampu mengubah zat penggembur atau NH3 menjadi hydroksil amine
(NH2OH). Kemudian senyawa ini dengan zat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
golongan leguminosen menjadi asam-asam amino yang selanjutnya diserap oleh
akar-akar tanaman tersebut.
c) Pembuatan NaNO3
NaNO3 terdapat dalam chili salpeter yang terdapat digaram pasir di Amerika
Serikat ditempat yang tingginya 1000 – 3000 meter sepanjang 400 mile
didaerah utara selatan yang lebarnya 5 sampai 40 mile. NaNO3 juga dapat
diperoleh melalui gyh-proses, selective leaching, dan crystalisasi dari batu
Caliche yang semula tidak diperhatikan karena hanya mengandung sedikit
NaNO3 (17% NaNO3).
d) Pupuk phosphat
Tahun 1669 Brand mulai menemukan phosphat, dan pada tahun 1840 seorang
Inggris J.B.Lewas mendapatkan patent dari pemerintahnya untuk
menghasilkan pupuk pertanian dari tulang-tulang dan asam sulfat.
Kemudian pada akhir-akhir ini bahan utama untuk membuat phosphor dan
senyawa-senyawanya adalah padas phosphat (phosforit), yang ditemukan
dalam keadaan keras dan bentuk bongkahan yang terdiri dari 70 -75% kapur
fosfat dan mengandung 4 – 6% lembab. Di Florida dalam setiap ton fosforit
terdapat 2 – 0,8 lb Uranium dan dapat menghasilkan Vanadium sebagai bahan
samping.
Dengan cara froth – floatation proces dari matrix (fosfat besar) yang
mengandung 40% Ca-phosphat, dapat diambil bahan fosfat yang
mengandung 66 – 68% Ca-fosfat. Kemudian proses ini yang lebih efektif
adalah system Upgrading terhadap padas-padas matrix yang meliputi proses-
proses pencucian, penggilasan, pemisahan, pengayakan, hydroseparasi,
pemekatan dan lain-lain.
Halaman 153
a) Pokok : fosfar, asam sulfat, super fosfat, asam fosfat, tripple super
fosfat, mono ammonium fosfat, mono potasium fosfat dan lain
sebagainya.
Untuk membuat cadas fosfat (fosforit) menjadi bahan buatan, maka cadas fosfat
itu harus diubah antara lain menjadi superfosfat menurut reaksi berikut:
Dalam reaksi ini asam flouridanya bersih membentuk asam flour silicium. Pada
umumnya diperlukan H2SO4 berlebihan karena didalam cadas terdapat juga
CaCO3, Al2O3, Fe2O3, CaF2. Dari asam sulfat yang diperlukan untuk reaksi diatas
yang terdiri dari 54 sampai 56 °Be H2SO4, 60% dibuat dalam pabrik superfosfat
itu sendiri dari belerang dengan kadar S 90%.
Halaman 154
Menurut dasar asas-asas efisiensi dan ekonomi, cadas fosfat itu digilas hingga
90% dari bahan tersebut dapat menembus ayakan dari 100 mesh, hingga reaksinya
berjalan cepat, dengan jumlah asam yang hemat dan mutu superfosfat yang tinggi.
Pembuatan superfosfat secara teknis menurut DEN Process dapat diikuti menurut
flow sheet sebagai berikut:
Gambar .......................................
Langkah-langkah proses:
1) Cadas fosfat setelah dicampur dan digilas, diayak melalui 100 mesh
kemudian dimasukkan dalam tempat pengolah superfosfat yang berkapasitas
2 ton dan dibuat dari east – iron yang dilapisi dengan Pb, dicampur dengan
asam fosfat, diaduk selama 1 – 3 menit.
Selain itu menurut Oberphos Process, hasil superfosfat dapat dijadikan bentuk
superfosfat granular.
Untuk itu digunakan pengering putar (rotary drier) dan dengan alat ini bahan
superfosfat mengalami proses self agregasi, karena pembasahan, penggilingan,
dan pemanasan secara berputar dari bagian-bagian bahan hingga terbentuk
superfosfat granular dan hasilnya sebelum dipakai harus disimpan selama 10 hari
(lebih pendek dari proses DEN)
Tripple Superfosfat
Bahan ini mengandung 45 sampai 50 % P2O5 artinya hampir 3 kali lebih besar
dari kadar P2O5 dari superfosfat, sehingga disebut tripple superfasfat.
Reaksinya:
Halaman 155
Dalam proses ini, sebagian bahan mentah dapat dipergunakan batu fosfat yang
lebih murah dari batu fosfat yang digunakan ada superfosfat biasa.
Perlu diketahui bahwa dalam proses ini tidak boleh terdapat NH4OH berlebihan ,
karena dapat menyebabkan terjadinya phosphat – phosphat yang sukar larut.
Oleh karena itu diutamakan superfosfat yang mengandung Urea atau NH 4 nitrat
dari pada superfosfat yang diberi NH4OH. Campuran Urea, NH4 – nitrat dan
bahan fosfat, lazimnya disebut larutan nitrogen.
Maksud dari pembuatan double superfosfat adalah untuk memperbaiki mutu dari
superfosfat yang masih mengandung CaSO4 yang tidak berguna dan hanya
mengandung 18 – 20 % P2O5 yang dipakai. Untuk meningkatkan kadar fosfat ini
maka pada superfosfat ditambahkan asam hydrofosfat:
Dengan demikian maka tidak ada campuran CaSO4, dan dalam analisa ternyata
kadar P2O5 nya naik menjadi 40 – 48 % yang kira-kira menjadi 3 x dari semula,
karena itu disebut Double superfosfat.
Fosfor dapat diperoleh berdasarkan persamaan reaksi dbawah ini, dari cadas
fosfat:
Atau :
Sebagian besar dari fosfor dipergunakan untuk membuat asam fosfat melalui P 2O5
menurut reaksi:
4P + 5O2 2P2O5
Halaman 156
Gambar...........................
Cadas fosfat setelah digilas halus, direaksikan dengan asam fosfat dalam
sebuah penggilas peluru kemudian dilakukan dalam deretan tiga buah
agigator. Reaksi dilanjutkan dalam degester dengan ditambah asam sulfat
hingga SiF4 gasnya keluar dan ditangkap dalam menara absorbsi. Ca – Sulfat
setelah diendapkan disaring, dicuci dan disaring lagi. Air saringan permulaan
terdiri dari asam fosfat yang paling pekat untuk dipekatkan menjadi asam
fosfat pekat. Air saringan berikutnya makin encer diresirkulasikan lagi
kedalam pereaksi penggilas dan seterusnya.
Bubuk cadas fosfat dicampur dengan pasir dan cokes hijau, kemudian
dipanaskan dalam dapur listrik, setelah panas reaksi tercapai, cairan CaSiO3
dan ferro fosforous mengalir keluar, sedangkan uap fosfor dan gas CO keluar.
CO uap dioksideer menjadi P2O5, kemudian dihydrateer menjadi H3PO4
pekat. Setelah disaring dapat dibersihkan.
Halaman 157
Proses electric furnace process dapat dilihat melalui flow sheet dibawah ini:
Gambar.................................
Ca dari cadas diikat oleh pasir menjadi CaSiO3 sludge yang dicerat setiap jam
dan mengandung 2% P2O5, PO4 – nya setelah susut menjadi uap P dan gas
CO dikeluarkan dari dapur dibersihkan dalam pemisah debu beberapa kali.
Setelah bersih dibakar dengan udara panas, sebagian dalam tempat pemanas
udara dan sebagian lagi dalam dapur ketel uap, selanjutnya P2O5 diubah
menjadi H3PO4 dalam hydrator.
Proses blast furnace dapat diikuti menurut flow sheet dibawah ini:
Gambar..........................