Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum

Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

UPAYA PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI KAIN TAPIS DAN SIGER LAMPUNG


SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADSIONAL
Nenny Dwi Ariani1, Kholis Roisah2
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
r_kholis@yahoo.com

ABSTRAK

Kain Tapis dan Siger bagi Masyarakat Adat Lampung bersifat sakral dan berfungsi sebagai
busana adat yang penggunaannya bersifat khusus, namun saat ini telah terjadi desakralisasi terhadap
Kain Tapis dan Siger Lampung. Penelitian ini berfokus pada urgensi Kain Tapis dan Siger mendapat
perlindungan hukum, kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah Daerah dalam melindungi Kain Tapis dan
Siger, dan kebijakan ideal dalam melindungi Kain Tapis dan Siger. Metode penelitian menggunakan
pendekatan socio-legal research, pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Perlindungan Kain Tapis dan Siger sangat urgen baik ditinjau secara filosofis,
sosiologis dan yuridis; Kebijakan Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung melakukan optimalisasi terhadap
Peraturan Daerah yang terkait dan membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan
Kekayaan Intelektual tahun 2015. Kendalanya berupa aspek substansi, struktur dan kultur; Kebijakan
Ideal yang dilakukan yaitu membuat Peraturan Daerah Provinsi Lampung dan Peraturan Daerah
Kabupaten atau Kota yang substansinya berisi ketentuan khusus tentang Kain Tapis dan Siger serta
membuat peraturan pelaksana berupa Peraturan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Kata Kunci: Perlindungan; Tapis dan Siger; Upaya Pemerintah Daerah

1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung


2 Penulis Kedua, Penulis Korespondensi

73
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Pendahuluan dilihat dari aspek wilayah/ teritorial ternyata suatu


kelompok masyarakat adat berada di lebih dari satu
Keanekaragaman suku bangsa di kabupaten di Provinsi Lampung.
Indonesia3 menyebabkan adanya berbagai macam Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa
kreasi intelektual yang diciptakan oleh leluhur Kain Tapis dan Siger Lampung merupakan salah
bangsa dalam ruang lingkup seni, sastra dan ilmu satu hasil karya leluhur Bangsa Indonesia yang
pengetahuan yang terwujud dalam berbagai bentuk merupakan Ekspresi Budaya Tradisional5 sebagai
produk yang berbasis budaya dari masing-masing bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
suku bangsa tersebut. Salah satu wujud nyata dari harus dilindungi secara hukum, mengingat karya-
hasil pemikiran dan ide kreatif leluhur bangsa karya intelektual tersebut selain mencerminkan
Indonesia yang dituangkan dalam bentuk karya keanekaragaman budaya bangsa, juga terdapat
seni adalah Kain Tapis dan Siger Lampung. Kain nilai-nilai kesakralan yang terkandung di dalamnya
Tapis bagi Masyarakat Adat Lampung memiliki yang sampai saat ini tetap diakui dan dipatuhi oleh
makna simbolis sebagai lambang kesucian yang masyarakat adat Lampung, 6 di samping
dapat melindungi pemakainya dari segala kotoran mempunyai nilai ekonomi tinggi.
dari luar. Selain itu dalam pemakaiannya Kain
Tapis juga melambangkan status sosial
Memiliki Potensi Indikasi Geografis (Tesis), Universitas
pemakainya. Pada setiap Upacara Perkawinan Adat Lampung halaman 4 – 5.
5 Ekspresi Budaya Tradisional adalah karya intelektual dalam
mempelai wanita diwajibkan menggunakan kain
bidang seni, termasuk ekspresi sastra yang mengandung
Tapis dan Siger dalam bentuk tertentu sebagai ciri unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau
bagi Masyarakat Adat dan Kasta dari mempelai yang masyarakat tertentu, sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
1 angka 2 Rancangan Undang-Undang tentang
bersangkutan. Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional.
Masyarakat Adat Lampung terdiri dari dua Pengertian lain tentang Ekspresi Budaya Tradisional yaitu
kelompok besar yaitu: (1) masyarakat beradat “karya intelektual dalam bidang seni, termasuk ekspresi
sastra yang mengandung unsur karakteristik warisan
Pepadun; (2) masyarakat beradat Saibatin.4 Apabila tradisional yang dihasilkan, dikembangkan dan dipelihara
oleh kustodiannya.”, dikutip dari http://kebudayaan.
kemdikbud.go.id/ diakses pada 06-07-2015.
6 Kain Tapis dan Siger Lampung dikatakan sebagai Hak

Kekayaan Intelektual (HKI), mengingat pada dasarnya


3 Menurut Koentjaraningrat bahwa terdapat lebih kurang 900 konsep HKI sendiri merupakan bentuk penghargaan hasil
suku bangsa yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, kreativitas manusia, baik dalam bentuk penemuan-
Koentjaraningrat dalam Sudarmanto, “Produk Kategori penemuan (inventions) maupun hasil karya cipta dan seni
Indikasi Gopgrafis Potensi Kekayaan Intelektual Masyarakat (art and literary work), terutama ketika hasil kreativitas itu
Indonesia”. (Depok: Lembaga Pengkajian Hukum digunakan untuk tujuan komersial. Kepemilikannya bukan
Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), terhadap barangnya melainkan terhadap hasil kemampuan
halaman 110. dan kreativitas intelektual manusianya, yaitu diantaranya
4 Rita Laslubiati Puspawijaya, 2014. Peranan Pemerintah berupa ide atau gagasan. Kholis Roisah, Dinamika
Daerah Kabupaten Tulang Bawang Dalam Memberikan Perlindungan HKI Indonesia Dalam Tatanan Global:
Perlindungan Hukum Terhadap Kain Maduaro Yang Pembaharuan Hukum Kekayaan Intelektual Berkarakter

74
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Apabila dikaitkan dengan perlindungan HKI, para pengrajin hanya untuk diperdagangkan tanpa
kondisi dimana suatu masyarakat adat mendiami memperhatikan nilai-nilai filosofis yang terdapat di
lebih dari satu kabupaten, menimbulkan suatu kain Tapis tersebut. Begitu juga pemaknaan
problematika tersendiri. Sebagai contoh dikarenakan terhadap Siger hanya sebatas ciri khas masyarakat
masyarakat adat Pepadun yang berada di banyak Lampung sehingga pembuatannya tanpa
kabupaten, maka problematika yang timbul yaitu memperhatikan simbol-simbol khusus Masyarakat
tidak ada kabupaten yang mengkhususkan Adat Lampung. Hal ini terlihat pada lambang Siger
perhatiannya terhadap keberadaan kain Tapis dan yang dipasang di setiap toko di Bandar Lampung8
Siger sebagai karya budaya para leluhur Masyarakat dimana bentuknya berbeda-beda tanpa
Adat Lampung. Akibatnya sampai saat ini kain Tapis memperhatikan ketentuan bahwa bentuk Siger
dan Siger belum mendapat perlindungan hukum Masyarakat Adat Pepadun berlekuk sembilan,
secara khusus, ini disebabkan di satu sisi masing- sedangkan pada Masyarakat Adat Saibatin
masing pemerintah kabupaten tidak ada yang berlekuk tujuh.
merasa sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk Adanya perubahan pemaknaan baik
melindungi keberadaan kain Tapis dan Siger sebagai terhadap kain Tapis maupun Siger Lampung
perlengkapan upacara Perkawinan Adat Lampung, di tersebut akan berdampak hilangnya penghargaan
sisi lain pemerintah Provinsi Lampung juga belum dan rasa memiliki terhadap hasil karya budaya
melindunginya.7 tradisional masyarakat Lampung khususnya oleh
Pentingnya perlindungan hukum terhadap generasi muda Lampung. Hasil karya budaya
kain Tapis dan Siger Lampung, dikarenakan saat leluhur masyarakat Lampung tersebut hanya
ini pandangan masyarakat terhadap kain Tapis dan dipandang sebagai hasil karya seni yang bernilai
Siger hanya sebatas karya seni tradisional yang ekonomis, tanpa memperhatikan nilai-nilai
memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini terlihat dari kesakralannya.9 Cara pandang seperti ini rentan
banyaknya motif kain Tapis yang diproduksi oleh untuk terjadinya pengambilan Hak Cipta atas kain
Tapis dan Siger oleh pihak lain, apalagi saat ini
Indonesia, (Semarang: Pustaka Magister, 2013), halaman
7.
7 Berdasarkan hasil wawancara dengan Indra Jamal Nur
salah seorang staf pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Lampung pada tanggal 8 Oktober 2015, bahwa
sampai saat ini beberapa bentuk hasil budaya leluhur 8 Hal ini berkaitan dengan instruksi Walikota Bandar Lampung
masyarakat Lampung bukan didaftarkan di Ditjen KI akan agar di setiap Toko/Ruko yang berada di pinggir jalan raya
tetapi didaftarkan di Kemendikbud sebagai “Budaya Tak di Bandar Lampung diwajibkan untuk memasang lambang
Benda”, yaitu Tapis didaftarkan pada tahun 2013, Siger Siger.
Pengunten, Tari Melinting, Lamban Pesagi, Muaya, 9 Saat ini motif-motif Kain Tapis digunakan untuk kepentingan

Gamolan didaftarkan pada tahun 2014. Sedangkan pada fashion, bahkan sepatu wanita dibalut dengan Kain Tapis,
tahun 2015 yang didaftarkan yaitu: Seruit, Gulai Taboh, SKH. Radar Lampung, Sepatu Keren Berbalut Tapis, tgl.
Cakak Pepadun, Sekura Cakak Buah, dan Sulam Usus. 05-10-2015.

75
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

kain Tapis telah tembus pasar luar negeri.10 Upaya (3) Bagaimanakah upaya ideal yang harus
perlindungan hukum harus segera dilakukan oleh dilakukan oleh Pemerintah Daerah di Provinsi
pemerintah Indonesia, jangan sampai hasil karya Lampung dalam melindungi kain Tapis dan Siger
warisan budaya bangsa tersebut diakui negara sebagai Ekspresi Budaya Tradisional.
atau pihak lain, seperti yang pernah dialami oleh
Bangsa Indonesia yaitu kasus klaim Pengetahuan Metode Penelitian
Tradisional11 dan Ekspresi Budaya Tradisional (PT
dan EBT) Indonesia oleh Malaysia.12 Untuk itu Metode pendekatan yang digunakan
berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (2) Undang- berupa yuridis normatif dan yuridis empiris.
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan
(UU Hak Cipta), mewajibkan kepada negara mempelajari asas-asas hukum, norma-norma
termasuk pemerintah daerah untuk dalam peraturan perundang-undangan, pendapat
menginventarisasi, menjaga, dan memelihara ahli hukum, dan bahan kepustakaan hukum dan
Ekspresi Budaya Tradisional. Permasalahan dalam non-hukum. Sedangkan pendekatan yuridis empiris
tulisan ini yaitu: (1) Mengapa kain Tapis dan Siger dilakukan dengan melihat kenyataan-kenyataan
Lampung sebagai Ekspresi Budaya Tradisional hukum yang ada di lapangan yang berupa sikap,
perlu mendapat perlindungan hukum; (2) perilaku, dan pendapat hukum para subjek
Bagaimanakah upaya Pemerintah Daerah di penelitian tentang pokok permasalahan dalam
Provinsi Lampung dalam melindungi kain Tapis dan penelitian ini.
Siger dan apa saja faktor-faktor penghambatnya; Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder13. Pengumpulan data
10 Lampung Post, 25 Juni 2009. Dikutip dari
http://ulunlampung.blogspot.com/2013 diakses pada 27- menggunakan dua instrumen, yaitu: wawancara
07-2015.
11 Pengetahuan Tradisional adalah karya intelektual di bidang dan studi dokumentasi hukum. Teknik analisis data
pengetahuan dan teknologi yang mengandung unsur menggunakan model Strauss dan Corbin14 yaitu
karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan,
dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau dengan menganalisa data semenjak peneliti berada
masyarakat tertentu, sebagaimana dirumuskan dalam
Pasal 1 angka 1 Rancangan Undang-Undang tentang di lapangan berupa (1) open coding, (2) axial
Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya coding, (3) selective coding. Selain itu juga
Tradisional.
12 Dalam sebuah iklan di Discovery Channel dalam Enigmatic

Malaysia, ditayangkan Tari Pendet, Wayang, dan Reog 13 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian
Ponorogo diklaim merupakan kekayaan tradisional Hukum Normatif dan Empiris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Malaysia. Padahal sejatinya ketiganya merupakan 2010), halaman 156 – 158.
Ekspresi Budaya Tradisional Indonesia. Pengaturan 14 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif,

mengenai kekayaan intelektual berupa PT dan EBT juga (Jakarta:Penerbit PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 206. Lihat
telah menjadi isu hukum di dunia Internasional. A. Straus and Corbin, J. Busir, Qualitative Research:
http://download.portalgaruda.org/article diakses pada 18- Grounded Theory Procedure and Techniques, (London:
08-2015. Sage Publication, 1990), halaman 19.

76
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

mengikuti model interaktif sebagaimana yang terkandung dalam kain, maupun pada bentuk fisik
dikemukakan oleh Matthew B. Miles & A. Michael dan ragam motifnya. Perubahan makna simbolis-
Huberman dimana peneliti bergerak dalam 3 (tiga) filosofis motif kain Tapis merupakan perubahan hal
siklus yaitu reduksi data, penyajian data, dan yang paling esensial. Jika pada awalnya
penarikan kesimpulan dalam suatu jalinan dalam pembuatan motif disesuaikan dengan keperluan-
rangka membangun analisis data yang keperluan adat yang spesifik atau mengungkapkan
komprehensif.15 pesan-pesan tertentu, maka saat ini motif Kain
Tapis hanya dilihat dari aspek keindahannya
Pembahasan semata.16 Siger merupakan simbol khas Provinsi
Lampung. Siger yang menjadi lambang Lampung
A. Urgensi Perlindungan Hukum Terhadap Kain saat ini merupakan simbolisasi sifat feminin. Bagi
Tapis dan Siger Lampung Sebagai Ekspresi Masyarakat Lampung, Perempuan sangat berperan
Budaya Tradisional dalam segala kegiatan, khususnya dalam kegiatan
rumah tangga.17 Sedangkan nilai kesakralan yang
Perlindungan hukum terhadap kain Tapis terdapat pada Siger yaitu banyaknya gerigi lancip
dan Siger sangat pening baik dilihat dari aspek berlekuk 9 juga sebagai lambang sembilan sungai
filosofis, sosiologis dan yuridis. Secara filosofis yang mengalir di Daerah Lampung.18 Secara
berkaitan dengan adanya corak/motif pada kain sosiologis urgensi perlindungan terhadap kain
Tapis dan Siger yaitu selain terdapat nilai seni, juga Tapis dan Siger Lampung yaitu berkaitan dengan
terdapat simbol-simbol yang melambangkan adanya fungsi kain Tapis dan Siger secara
pandangan hidup seseorang atau Masyarakat Adat empiris/faktual di Masyarakat Adat Lampung sejak
Lampung sebagai konsep dasar mengenai zaman dahulu sampai sekarang. Saat ini kain Tapis
kehidupan yang dicita-citakan, disamping nilai-nilai masih digunakan oleh Masyarakat Adat Lampung,
kesakralannya. Siger pun memiliki makna simbolik hal ini terlihat pada acara-acara yang bernuansa
yaitu jumlah lekukannya melambangkan jumlah adat, para keluarga punyimbang dalam hal ini istri
marga dalam adat Pepadun atau jumlah adoq dan anak-anaknya menggunakan kain Tapis sesuai
(gelar adat) pada adat Saibatin. Seiring dengan strata kepunyimbangannya atau
perkembangan zaman, ternyata kain Tapis juga kedudukannya di dalam masyarakat, baik itu
mengalami perkembangan dan perubahan, baik
16Ardee,http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/siger-
pada aspek makna simbolis-filosofis yang
simbolisasi-status-dan-identitas-masyarakat-lampung.
diakses pada 01-09-2015.
15 Sugiyono,. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan 17 https://id.wikipedia.org/wiki/Siger, diakses pada 06-11-2015.

R&D, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), halaman 246 18 http://sikamala.com/2010/08/08/penjelasan-tentang-isi-dan-

– 247. arti-lambang-daerah-lampung/ diakses pada 06-11-2015.

77
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Punyimbang Marga, Punyimbang Tiyuh, atau acara pertemuan tokoh adat, walau pun jumlahnya
Punyimbang Suku. Kain Tapis dalam adat budaya sangat terbatas dikarenakan biaya
masyarakat Lampung biasanya dipergunakan penyelenggaraannya mahal. Mengingat secara
dalam beberapa keperluan, yaitu sebagai empiris kain Tapis dan Siger Lampung masih eksis di
kain/pakaian resmi penari wanita dan sebagai tengah-tengah masyarakat Lampung, maka sudah
hiasan pada upacara adat.19 Pemakaian Tapis seharusnya keberadaan kain Tapis dan Siger
pada acara adat selalu disesuaikan dengan derajat Lampung tersebut sebagai EBT untuk segera
pemakai dan acara adat yang didatangi, misalnya mendapat perlindungan hukum oleh Pemerintah
pada acara Perkawinan dan Cakak Pepadun, Tapis Daerah di Provinsi melalui pembuatan suatu
yang dipakai adalah Jung Sarat, Raja Medal, Raja kebijakan yang tertuang di dalam sebuah Peraturan
Tunggal, Dewasano, Limar Sekebar, Ratu Tulang Daerah baik di tingkat Provinsi Lampung, maupun
Bawang, Cucuk Semako. Pada acara Cangget dan di tingkat Kabupaten dan Kota se Provinsi
Menerima Tamu, Tapis yang dipakai adalah Lampung.
Bintang Perak, Tapis Balak, Pucuk Rebung, Lawek Sedangkan secara yuridis perlunya
Linau, dan Kibang. perlindungan terhadap kain Tapis dan Siger
Sedangkan Siger merupakan mahkota Lampung berkaitan dengan adanya ketentuan yang
khas Lampung yang merupakan simbol keagungan mengatur secara khusus tentang eksistensi kain
Budaya Lampung yang dikenakan oleh Kebayan Tapis dan Siger di masyarakat Lampung, baik
(Pengantin) dan Bangsawan Lampung. Sigokh bentuk peraturan perundang-undangan di tingkat
dikenakan saat Tayuhan seperti Pernikahan dan nasional, maupun di tingkat Provinsi Lampung.
acara Adat lainnya. Siger sebagai simbol Peraturan perundang-undangan tingkat nasional
masyarakat Lampung digunakan pada berbagai yang menjadi payung hukum perlindungan
upacara-upacara adat terutama Upacara Adat terhadap kain Tapis dan Siger Lampung adalah
Begawi. Siger dipakai sebagai mahkota pengatin Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
dan sebagai mahkota para penari tarian tradisional Hak Cipta, khususnya ketentuan Pasal 38 yang
Lampung seperti tari Sembah Sigeh Penguten.20 mengatur tentang Ekspresi Budaya Tradisional
Saat ini kain Tapis dan Siger masih digunakan oleh (EBT). Kain Tapis dan Siger Lampung dikatakan
Masyarakat Adat Lampung dalam berbagai acara sebagai Ekspresi Budaya Tradisional karena pada
adat seperti pernikahan, hitanan, kematian dan motif/corak yang ada pada kain Tapis, serta bentuk
dan lambang pada Siger selain terdapat nilai seni,
19 Lampung Post, 25 Juni 2009, diakses di juga terdapat simbol-simbol yang mengandung
http://ulunlampung.blogspot.com/2013
20 http://www.kamusq.com/2012/11/siger-lampung- makna filosofis yang dianut masyarakat Lampung.
pengertian-dan definisi.html, diakses pada 06-11-2015.

78
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Hal ini sejalan dengan pengertian Ekspresi Budaya tentang eksistensi kain Tapis dan Siger, maka
Tradisional yaitu “karya intelektual dalam bidang keberadaan Peraturan Daerah sebagai bentuk
seni, termasuk ekspresi sastra yang mengandung perlindungan secara yuridis terhadap kain Tapis dan
unsur karakteristik warisan tradisional yang Siger Lampung dirasakan sudah sangat mendesak.
dihasilkan, dikembangkan dan dipelihara oleh Keberadaan Perda tersebut di Provinsi Lampung
kustodiannya”.21 akan berfungsi sebagai dasar hukum untuk
Di tingkat daerah, sampai saat ini belum ada melindungi dan melestarikan kain Tapis dan Siger
Peraturan Daerah (Perda) baik di tingkat Provinsi yang merupakan salah satu bentuk peninggalan
Lampung maupun di tingkat Kabupaten dan Kota di leluhur bangsa khususnya masyarakat Lampung
Provinsi Lampung yang mengatur secara khusus yang bersifat ekspresi budaya tradisional.
tentang eksistensi kain Tapis dan Siger Lampung.
Produk legislasi daerah di Lampung yang digunakan B. Upaya Pemerintah Daerah di Provinsi
sebagai upaya melindungi dan melestarikan kain Lampung Dalam Melindungi Kain Tapis dan
Tapis dan Siger saat ini dipandang belum dapat Siger, serta Faktor-Faktor Kendalanya
dijadikan dasar hukum untuk melindungi keberadaan
kain Tapis dan Siger. Produk legislasi tersebut yaitu : Upaya Pemerintah Daerah di Provinsi
(1) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Lampung dalam melindungi kain Tapis dan Siger
Tahun 2008 tentang Pemeliharaan Kebudayaan berupa kebijakan secara hukum dan non-hukum.
Lampung; (2) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Bentuk kebijakan secara hukum berupa: (1)
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Membuat dan memberlakukan Peraturan Daerah
Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya; (3) (Perda) Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 5 Tahun Kebudayaan Lampung; (2) Mewajibkan motif kain
2013 tentang Kelembagaan Masyarakat Adat Tapis dan Siger sebagai unsur dekoratif dan
Lampung, dan (4) Peraturan Daerah Provinsi elemen bangunan gedung berornamen
Lampung Nomor 27 Tahun 2014 tentang Arsitektur Lampung, sebagaimana diatur di dalam
Bangunan Gedung Berornamen Lampung. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 27
Berdasarkan uraian di atas, oleh karena saat Tahun 2014 tentang Arsitektur Bangunan
ini belum ada Peraturan Daerah di tingkat Provinsi Gedung Berornamen Lampung; (3) Membuat
Lampung maupun di tingkat Kabupaten dan Kota se- Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang
Provinsi Lampung yang mengatur secara khusus Perlindungan Kekayaan Intelektual tahun 2015.
Sedangkan kebijakan non-hukum yaitu
21 Dikutip dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/, diakses mengadakan dan mendukung acara-acara atau
pada 06-07-2015.

79
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

kegiatan-kegiatan yang bernuansa budaya Lampung Siger. Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang
seperti: (a) menggelar acara Karnaval Budaya Bawang melindungi dan melestarikan kain Tapis dan
Lampung dan Tapis Carnival V di halaman Mahan Siger dilakukan dengan mengadakan kegiatan-
Agung (rumah dinas Gubernur Lampung) pada kegiatan seperti Festival Adat Mego Pak, acara
tanggal 30 Agustus 2015;22 (b) membangun Menara Begawi Adat, dan acara Pemberian Gelar Adat
Siger sebagai ‘ikon’ khas Provinsi Lampung yang kepada para tokoh daerah dan nasional.24
berada tepat di titik 0 km Pulau Sumatera yaitu di Sedangkan upaya Pemerintah Daerah Kota Bandar
lahan dekat Pelabuhan Penyeberangan Kapal Lampung dalam rangka melindungi dan melestarikan
Ferry Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan; (c) kain Tapis dan Siger yaitu membangun beberapa
mendukung acara penggunaan kain Tapis pada monumen/tugu pengantin. Tugu Pengantin adat
acara tertentu seperti dalam ajang Miss Pepadun berada di Perempatan Jalan Dr. Susilo
Supranational 2015 di Polandia dimana Putri Bandar Lampung, Tugu Pengantin Saibatin berada di
Indonesia Pariwisata 2015 Gresya Amanda memakai Pertigaan Jalan Ahmad Yani Bandar Lampung,
tapis Lampung, dan di ajang Miss Universe 2015 di sedangkan Tugu Siger berada di Taman Jalan
Las Vegas Nevada Amerika Serikat dimana Putri Hasanudin Bandar Lampung. Kini siger bukan
Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri menggunakan hanya digunakan sebagai mahkota pada acara
busana bermaterikan Tapis Lampung.23 Adanya adat Suku Lampung, namun juga telah menjadi
dukungan terhadap kegiatan tersebut di atas, hal ini icon berupa hiasan dan lambang kebanggaan
dikarenakan acara semacam itu dapat menjadi Provinsi Lampung, ini dapat dilihat seperti di
sarana untuk melestarikan kain Tapis dan Siger kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di dekat
Lampung melalui kegiatan promosi budaya. pelabuhan Bakauheni telah dibangun sebuah
Sedangkan upaya Pemerintah Daerah menara berbentuk siger dengan nama Menara
Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung dalam Siger, di kabupaten-kabupaten lain pun banyak
melindungi kain Tapis dan Siger, berdasarkan hasil menggunakan siger sebagai hiasan pada tugu-tugu
penelitian tidak ditemukan dalam bentuk kebijakan dan kantor-kantor pemerintahan dan perusahaan.25
legislasi. Hal ini dapat diketahui bahwa belum ada Selain itu pada setiap kantor Bupati dan Walikota di
kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang memiliki Provinsi Lampung selalu ada Ruang
Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan Pertemuan/Rapat yang diberi nama Tapis dan Siger,
upaya perlindungan dan pelestarian kain Tapis dan begitu juga selalu terdapat ornamen yang bercirikan

22 SKH. Koran Editor, Festival Krakatau 2015 Menuju 24 Ibid.


Destinasi Wisata Dunia, tgl. 31-08-2015. 25 Nurwan Gawoh, Asal Usul (Sejarah) Siger Lampung,
23 SKH. Radar Lampung, Tapis Lampung ke Miss Universe, http://nurwangawoh.blogspot.com/ 2012/ 03/ siger-
tgl. 27-11-2015. lampung.html, diakses tgl. 30-7-15

80
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

budaya Lampung khususnya motif Tapis dan Siger. tentang Pemeliharaan Kebudayaan Lampung
Adanya kebijakan penggunaan nama Tapis dan dan Perda Pemerintah Daerah Provinsi
Siger seperti tersebut di atas berkaitan dengan Lampung Nomor Nomor 27 Tahun 2014
adanya Perda Provinsi Lampung No. 27 Tahun 2014 tentang Arsitektur Bangunan Gedung
tentang Arsitektur Bangunan Gedung Berornamen Berornamen Lampung. Kedua peraturan daerah
Lampung, yang mewajibkan pada setiap bangunan tersebut tidak secara khusus mengatur
milik pemerintah baik pusat maupun daerah di mengenai eksistensi kain Tapis dan Siger
Provinsi Lampung harus terdapat elemen bangunan Lampung, melainkan hanya berkaitan dengan
yang berbentuk Siger dan unsur dekoratif berbentuk upaya pelestarian budaya Lampung secara
motif Tapis. Upaya Pemda Kabupaten dan Kota yang keseluruhan. Sedangkan di lingkungan
lain dalam melindungi dan melestarikan kain Tapis pemerintah daerah Kabupaten dan Kota yang
yaitu seperti Pemkab Pringsewu yang mengadakan ada di Provinsi Lampung juga belum memiliki
pelatihan kerajinan kain Tapis Lukis Khas Pringsewu peraturan daerah yang mengatur tentang kain
di Pekon Ambarawa Barat Pringsewu pada tanggal 6 Tapis dan Siger tersebut. Konsekuensi yang
Agustus 2015.26 Sedangkan Pemkab Tulang Bawang timbul dengan kondisi seperti itu yaitu walau pun
Barat mengundang Tim Desainer Batik Khas ada berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2015 untuk Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun
memilih corak dan motif Tapis yang akan dipatenkan Kabupaten dan Kota untuk melindungi
menjadi batik khas Tuba Barat.27 keberadaan kain Tapis dan Siger, namun di sisi
Faktor kendala pelaksanaan kebijakan lain masih ditemukan adanya tindakan atau sikap
Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung dalam sebagian anggota masyarakat di Lampung yang
melindungi Kain Tapis dan Siger yakni berkaitan menggunakan dan memanfaatkan kain Tapis
aspek substansi, struktur dan kultur hukum dan Siger tidak pada tempatnya yang semata-
masyarakat Lampung. Secara substansi hukum mata dilihat dari kepentingan ekonomis, seperti
bentuk kendalanya yaitu saat ini kebijakan kain Tapis digunakan untuk penutup sepatu, tas
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung yang dan lain sebagainya.
secara tidak langsung berkaitan dengan Kondisi di atas telah direspon oleh
perlindungan kain Tapis dan Siger terdapat di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung bersama-
dalam Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah sama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2008 Lampung dengan cara mengajukan Rancangan
Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi Lampung
26 SKH. Radar Lampung, Pelatihan Kerajinan Tapis, tgl. 07-
08-2015. tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual dan
27 SKH. Radar Lampung, Batik Khas, tgl. 19-08-2015.

81
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Raperda tentang Pelestarian Warisan Budaya perkembangan zaman, yaitu lebih mementingkan
Lampung, walaupun telah diusulkan sejak tahun untuk kepentingan model (fashion) dan ekonomi
2014 namun hingga saat ini belum juga disahkan semata.
menjadi Peraturan Daerah.28 Faktor Struktur
Hukum yakni belum adanya lembaga tertentu C. Kebijakan Ideal Pemerintah Daerah di
yang mempunyai tugas khusus untuk melindungi Provinsi Lampung Dalam Melindungi Kain
budaya Lampung, khusus kain Tapis dan Siger Tapis dan Siger
sebagai peralatan perkawinan adat. Saat ini
lembaga yang melaksanakan kegiatan yang Kebijakan ideal untuk melindungin kain
berkaitan dengan budaya Lampung baik di Tapis dan Siger yakni berupa kebijakan khusus
tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota yang dituangkan di dalam Peraturan Daerah
dalam praktiknya adalah Dinas Kebudayaan dan Provinsi Lampung dan Peraturan Daerah serta
Pariwisata serta lembaga swasta yang bernama Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota di
Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Lampung. Kebijakan melalui Perda
(Dekranasda). Namun koordinasi diantara kedua Provinsi Lampung yang substansinya harus
lembaga ini dipandang masih kurang, hal ini berisikan: (a) Kain Tapis dengan motif-motif tertentu
dapat diketahui bahwa kegiatan-kegiatan yang dan Siger sebagai perlengkapan Upacara Adat
dilaksanakan oleh pihak Dekranasda Provinsi Lampung yang digunakan oleh Masyarakat Adat
Lampung yang tidak atau belum dilaporkan Lintas Kabupaten dimiliki oleh Pemerintah Daerah
kepada pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung; (b) terhadap kain Tapis dengan
Provinsi Lampung.29 motif-motif umum bukan untuk Upacara Adat
Sedangkan faktor budaya hukum yaitu Lampung menjadi milik Pemerintah Kabupaten atau
adanya sikap sebagian penduduk asli Lampung yang kota tempat asal kain Tapis tersebut; (c) membuat
tidak lagi mempertahankan penggunaan kain Tapis larangan dengan menerapkan sanksi administrasi,
dan Siger dengan motif tertentu yang semata-mata perdata, atau pidana terhadap perbuatan yang
untuk kepentingan upacara adat, serta hanya dipakai menggunakan kain Tapis dengan motif-motif
oleh orang-orang tertentu saja. Sikap seperti ini tertentu di luar kepentingan Upacara Adat Lampung;
sebagai pengaruh heterogenitas masyarakat (d) dalam rangka perlindungan dan pelestarian kain
Lampung di samping adanya pengaruh Tapis dan Siger, Pemerintah Daerah baik Provinsi
maupun Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung
28 Sekretariat DPRD Lampung, Daftar Tunggakan Raperda
Provinsi Lampung, 2015. agar mengoptimalkan peran serta Lembaga
29 Indra Jamal Nur selaku Pejabat di Dinas Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, wawancara tgl. 8-10- Masyarakat Adat Lampung sebagaimana yang diatur
2015.

82
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor kepentingan ekonomi masyarakat. Sehubungan
5 Tahun 2013 tentang Kelembagaan Masyarakat dengan itu dituntut adanya kebijakan Pemerintah
Adat Lampung; (e) untuk meningkatkan Kabupaten/Kota diantaranya adalah mematenkan
perekonomian masyarakat Lampung pada hak cipta atas kain Tapis Kreasi, sosialisasi kain
umumnya, maka terhadap kain Tapis dengan motif- tapis, dan eksplorasi nilai ekonomis kain Tapis.
motif yang umum dapat digunakan untuk Berkaitan dengan hal-hal di atas, perlu adanya
kepentingan di luar Upacara Adat dengan ketentuan kebijakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
apabila penggunaannya untuk kepentingan bisnis untuk: Pertama, mencatatkan hak cipta Kain Tapis
maka harus membayar royalti kepada Pemerintah Kreasi. Kedua, Sosialisasi Kain Tapis dalam
Daerah Kabupaten atau Kota tempat asal kain Tapis berbagai bentuk kegiatan. Minimnya referensi
yang bersangkutan sebagai Pendapatan Asli Daerah tentang Kain Tapis ternyata juga pararel dengan
(PAD). Selain itu jika memungkinkan Pemerintah minimnya orang-orang Lampung, khususnya
Daerah Provinsi, untuk memanfaatkan jenis-jenis generasi mudanya yang mengetahui kain ini.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dapat Kondisi ini tentu cukup memprihatinkan dan
disesuaikan dengan karakteristik Ekspresi Budaya berbahaya terhadap kelangsungan eksistensi Kain
Trdisional (EBT). Setidaknya ada 3 (tiga) jenis HKI Tapis dan Siger. Oleh karena itu, perlu segera
yang dapat digunakan untuk keperluan ini, yaitu dilakukan sosialisasi, khususnya kepada siswa-
Merek, Indikasi Geografis dan Rahasia Dagang. siswa sekolah. Misalnya dengan menjadikan Kain
Sedangkan kebijakan melalui Peraturan Tapis sebagai salah satu mata pelajaran muatan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah lokal. Melalui cara ini, para siswa tidak hanya
Kabupaten/Kota berkaitan dengan otonomi daerah mengetahui bentuk formal (fisik) Kain Tapis, tetapi
diwujudkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten juga nilai-nilai yang dikandungnya.30 Ketiga, agar
atau Kota hanya berwenang untuk mengkoordinir masyarakat mempunyai ketertarikan untuk
pemanfaatan dan pelestarian kain Tapis dan Siger melestarikan dan mengembangkan Kain Tapis,
Lampung yang diatur secara khusus dalam Perda maka keberadaan Kain Tapis harus memberikan
Kabupaten/Kota. Di dalam Perda tersebut diatur manfaat bagi peningkatan kesehjateraan
tentang kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota masyarakat. Oleh karena itu pemerintah daerah
untuk mengatur pemanfaatan dan pelestarian kain kabupaten dan lembaga terkait harus bekerjasama
Tapis dan Siger. Pengertian pemanfaatan termasuk untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif
juga upaya Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
mendukung para pengrajin kain Tapis untuk 30 Fachruddin M. Dani, Eksistensi Tenun dan Motif Tradisional
Lampung http://fachruddin54.
melakukan pengembangan kain Tapis Kreasi untuk blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false.html,
diakses pada 30-07-2015.

83
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dan memberikan kemudahan dalam bidang memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
produksi, permodalan, distribusi, dan pemasaran.31 2008 tentang Pemeliharaan Kebudayaan Lampung;
Untuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan 2) Menjadikan motif kain Tapis dan Siger
sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan sebagai unsur dekoratif dan elemen bangunan
adanya peraturan lebih lanjut berupa Peraturan gedung berornamen Lampung, 3) Membuat
Kepala Daerah dalam hal ini Peraturan Bupati dan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang
Peraturan Walikota. Perlindungan Kekayaan Intelektual tahun 2015.
Kendala yang dihadapi yaitu di Provinsi
Simpulan dan Saran Lampung belum ada Peraturan Daerah yang
secara komprehensif mengatur tentang kain
Simpulan Tapis dan Siger, belum ada lembaga/instansi
yang mempunyai tugas secara khusus
Urgensi Perlindungan Hukum Terhadap melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
Kain Tapis dan Siger Lampung Sebagai Ekspresi perlindungan dan pelestarian kain Tapis dan
Budaya Tradisional secara filosofis berkaitan Siger, adanya sikap bagi sebagian penduduk Asli
dengan corak/motif yang ada pada kain Tapis dan Lampung yang tidak secara kaku mempertahankan
Siger selain mengandung nilai seni, nilai pola-pola hidup yang berlaku di kalangannya.
kesakralan, juga terdapat simbol-simbol yang Kebijakan Ideal Pemerintah Daerah di
melambangkan konsep dasar mengenai kehidupan Provinsi Lampung dalam melindungi kain Tapis
yang dicita-citakan. Secara sosiologis, sampai saat dan Siger yaitu dalam bentuk 1) Kebijakan
ini kain Tapis dan Siger masih digunakan oleh pembuatan Peraturan Daerah Provinsi Lampung
Masyarakat Adat Lampung. Sedangkan secara yang substansi memberikan kewenangan kepada
yuridis sampai saat ini Peraturan Daerah baik di Pemerintah Daerah Provinsi mengatur penggunaan
tingkat Provinsi Lampung, maupun di tingkat Tapis dan Siger antar Pemerintah Kabupaten di
Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Lampung ProvinsiLampung; 2) Kebijakan pembuatan
belum ada yang mengatur secara komprehensif Peraturan Daerah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi
tentang eksistensi kain Tapis dan Siger Lampung. Lampung yaitu mencatatkan Hak Cipta Kain Tapis
Upaya Pemerintah Daerah di Provinsi Kreasi, mensosialisasikan kain Tapis dan Siger
Lampung dalam melindungi kain Tapis dan Siger dalam berbagai bentuk kegiatan agar masyarakat
dilakukan secara hukum dan non-hukum. Secara mempunyai ketertarikan untuk melestarikan dan
yuridis diwujudkan dengan cara: 1) Membuat dan mengembangkan kain Tapis dan Siger. Untuk
mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan di atas,
31 Ibid.

84
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

maka diperlukan adanya peraturan lebih lanjut Memberikan Perlindungan Hukum


berupa Peraturan Kepala Daerah dalam hal ini Terhadap Kain Maduaro Yang Memiliki
Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota. Potensi Indikasi Geografis (Tesis),
Universitas Lampung, 2014.
Saran Roisah, Kholis. Dinamika Perlindungan HKI
Indonesia Dalam Tatanan Global:
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Pembaharuan Hukum Kekayaan Intelektual
perlu melakukan pembahasan ulang terhadap Berkarakter Indonesia, (Semarang:
Rencana Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pustaka Magister, 2013).
Perlindungan Kekayaan Intelektual agar mengatur Sinuraya, Esther Helena dan Wahyuningsih, Eko.
secara khusus tentang eksistensi kain Tapis dan Katalog Kain Tapis Koleksi Museum Negeri
Siger Lampung. Selain itu Pemerintah Daerah baik Propinsi Lampung “Ruwai Jurai”
Provinsi maupun Kabupaten dan Kota yang ada di (Pemerintah Propinsi Lampung Dinas
Provinsi Lampung untuk meningkatkan kegiatan Pendidikan Propinsi UPTD Museum Negeri
Sosialisasi dan mengoptimalkan peran Lembaga Propinsi Lampung “Ruwa Jurai”: Bandar
Masyarakat Adat Lampung dalam melindungi dan Lampung, 2005).
melestarikan kain Tapis dan Siger Lampung. Sudarmanto, “Produk Kategori Indikasi Gopgrafis
Potensi Kekayaan Intelektual
Daftar Pustaka Masyarakat Indonesia”. (Depok:
Lembaga Pengkajian Hukum
A. Straus and Corbin, J. Busir, Qualitative Internasional Fakultas Hukum
Research: Grounded Theory Procedure Universitas Indonesia, 2005).
and Techniques, (London: Sage
Publication, 1990). Sugiyono,. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian dan R&D, (Bandung: Remaja
Kualitatif, (Jakarta:Penerbit PT. Rineka Rosdakarya, 2009).
Cipta, 2008). Ardee,http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/si
Fajar, Mukti dan Achmad, Yulianto. Dualisme ger-simbolisasi-status-dan-identitas-
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris masyarakat-lampung.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Dani, Fachruddin M. Eksistensi Tenun dan Motif
Puspawijaya, Rita Laslubiati, Peranan Pemerintah Tradisional Lampung
Daerah Kabupaten Tulang Bawang Dalam

85
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 12, Nomor 1, Tahun 2016 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

http://fachruddin54.blogspot.com/2012/11/no
rmal-0-false-false-false.html.
Gawoh, Nurwan, Asal Usul (Sejarah) Siger
Lampung, http://nurwangawoh.blogspot.com/
2012/ 03/ siger-lampung.html.
SKH. Radar Lampung, Sepatu Keren Berbalut
Tapis, tgl. 05-10-2015.
Lampung Post, 25 Juni 2009. Dikutip dari
http://ulunlampung.blogspot.com/2013.
SKH. Koran Editor, Festival Krakatau 2015 Menuju
Destinasi Wisata Dunia, tgl. 31-08-2015.
SKH. Radar Lampung, Tapis Lampung ke Miss
Universe, tgl. 27-11-2015.
SKH. Radar Lampung, Pelatihan Kerajinan
Tapis,tgl. 7-8-2015.
SKH. Radar Lampung, Batik Khas, tgl. 19-08-2015.
Sekretariat DPRD Lampung, Daftar Tunggakan
Raperda Provinsi Lampung, 2015.
Indra Jamal Nur selaku Pejabat di Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi
Lampung.
http://download.portalgaruda.org/article.
http://kebudayaan. kemdikbud.go.id/.
https://id.wikipedia.org/wiki/Siger.
http://sikamala.com/2010/08/08/penjelasan-
tentang-isi-dan-arti-lambang-daerah-
lampung/
Lampung Post, 25 Juni 2009, diakses di
http://ulunlampung.blogspot.com/2013
http://www.kamusq.com/2012/11/siger-lampung-
pengertian-dan definisi.html.
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

86

Anda mungkin juga menyukai