Anda di halaman 1dari 2

CERAMAH SINGKAT HARI RAYA IDUL ADHA (HARI RAYA QURBAN)

Bapak-bapak, Ibu-ibu serta para hadirin sekalian yang berbahagia!


Ucapan tahmid dan tasyakur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena kita semua
masih di beri kesempatan oleh Allah hidup di muka buminya, sehingga kita semua masih
dapat bertemu dengan bulan Dzulhijjah, utamanya pada tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut
dengan hari raya Adh-ha atau hari raya Qurban ini.

Bulan Dzulhijjah ini disebut dengan bulan haji, karena pada bulan ini tepatnya pada tanggal
10 dzulhijjah semua hamba-hamba Allah yang mampu ekonomi dan fisiknya telah berkumpul
di padang arofah dengan pakaian serba putih, menundukan wajahnya kehadirat Allah, dengan
tujuan yang satu yaitu mengerjakan Ibadah haji untuk mengharapkan ridho dan maghfiroh-
Nya.

Juga bulan Dzulhijjah ini disebut dengan Hari Raya Qur'ban atau 'Idul Adh-ha, karena
seorang muslim mendapat kesempatan untuk beramal bakti dengan menyembelih hewan
korban, apakah itu dengan binatang unta, kambing atau lembu. Dan juga bagi orang yang
telah di anugrahi rezeki yang melimpah ruah, dia diwajibkan untuk berkorban. Menyembelih
binatang kurban itu tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang menunaikan ibadah haji di
Mekkah, tetapi bagi setiap muslim dimanapun berada, kemudian daging qurbannya dibagi-
bagikan kepada para fakir miskin, dan sebagainya boleh dimakan sendiri.

Dalam Al-Qur'an Surat Al Kautsar Allah memerintahkan:

"Maka sembelihlah untuk Tuhan dan Berkorbanlah" Dan dalam hadist lain Rasulullah
bersabda: "Barang siapa mempunyai kelapangan (kejembaran rezeki), mampu untuk
berkorban tetapi tidak melakukannya, maka janganlah dia dekat-dekat ke Mushollah tempat
kami beribadat".
Hadirin sekalian yang berbahagia!

Binatang korban yang disembelih dengan hati yang ikhlas itu kelak di hari akhir akan
ditimbang darahnya, tanduknya, bulunya dan semua anggota tubuhnya, sekaligus akan
menjadi saksi baginya.

Rasulullah saw bersabda yang artinya:

"Sembelihlah korban dan senangkanlah hatimu, sesungguhnya seorang muslim yang


menghadapkan hewan-hewan sembelihnya ke kiblat, maka darah hewan itu, tanduknya dan
bulunya semuanya merupakan kebajikan yang akan ditimbang pada hari kiamat."

Hadirin sekalian yang berbahagia!

Menyembelih binatang korban itu mengandung dua aspek perwujudan, yaitu:


Pertama: Aspek uhudiah (Peribadatan), yaitu berbakti dan mendekatkan diri kepada Tuhan,
sesuai dengan asal kata korban itu berasal dari kata "Qoroba" yang artinya mendekatkan diri
kepada Allah. Sebagai imbangan pendekatan itu, maka Allah dekat pula kepada orang yang
berkorban, dan Tuhan akan melipatgandakan pahalanya di akhirat kelak.

Kedua: Aspek kemasyarkatan. Karena dengan melakukan korban dan membagi-bagikan


daging sembelihan itu akan berkembanglah pendekatan sesama umat manusia. Dimana kaum
muslimin yang sedang hidup dalam garis kemiskinan yang selama hidupnya tidak pernah
makan daging sapi, kini dia merasakan bagaimana nikmatnya makan daging ikan sapi.
Dengan jalan ini insya Allah akan terciptalah kemurnian sosial dalam masyarakat.

Hadirin sekalian yang berbahagia!

Demikianlah pidato yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini mudah-mudahan
berkenan di hati para hadirin sekalian. Terima kasih atas segala perhatiannya dan mohon
maag atas segala kekurangan dan kekhilafannya.

Akhirul kalam WABILLAAHIT TAUFIQ WALHIDAYAT WASSALAMU'ALAIKUM


WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUHU.

Anda mungkin juga menyukai