Anda di halaman 1dari 148

PELAJARAN 1

DIRIKU

Kompetensi Dasar
1.1. Bersyukur atas dirinya dan anugerah teman.
2.1. Percaya diri terhadap dirinya dan teman.
3.1. Mengenal dirinya dan temannya sebagai anugerah Allah.
4.1. Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menghias doa/berpuisi/ bemyanyi) yang
mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anugerah dirinya dan temannya.

Indikator
1.1.1. Mengungkapkan syukur atas kekhasan yang diberikan Allah.
2.1.1. Bangga bahwa dirinya mempunyai kekhasan.
2.1.2. Menghormati identitas orang lain.
3.1.1. Menuliskan identitas dirinya dengan benar.
3.1.2. Menjelaskan mengapa seseorang diberi nama.
3.1.3. Menceritakan kembali kisah Yesus diberi nama.
4.1.1. Membuat doa syukur kepada Tuhan atas anugerah dirinya yang khas.

Bahan Kajian
1. Identitas diri.
2. Kisah Yesus diberi nama (Lukas 2:21-38).
3. Doa dan lagu syukur atas anugerah identitas dirinya yang khas.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas I. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang kekhasan yang dimilikinya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Bermain, tanya jawab, cerita, informasi/ceramah, dan refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, lagu, gambar, permainan.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Pelajaran ini merupakan pelajaran awal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik.
Pada saat ini siswa belum terbiasa dengan lingkungan yang baru di sekolahnya. Suasana yang
baru mungkin membuat siswa merasa takut, asing, dan tidak betah dengan keadaan di
sekolahnya. Dalam situasi seperti ini peranan guru sangat besar dan menentukan agar siswa
menjadi senang dan betah di tempat baru. Guru harus mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan dengan sikap yang penuh kasih sayang, sabar, dan memberikan rasa aman.
Dengan sikap inilah guru mengajak siswa untuk menyadari dirinya yang khas, yang mempunyai
identitas yang berbeda satu dengan lainnya.
Setiap orang memiliki identitas diri yang khas. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
alamat rum ah, dan keterangan lainnya merupakan identitas yang akan memudahkan orang lain
mengenalnya. Identitas diri merupakan kekhasan yang membedakan kita dengan orang lain.
Kekhasan diri dapat berupa kekhasan fisik, seperti: berbadan gemuk-kurus, tinggi-pendek,
berambut keriting-lurus, berkulit putih-hitam, bermata sipit-besar, dan kekhasan secara psikis
seperti: periang, pendiam, suka bergaul, pemarah, penakut, penyendiri, dan sifat-sifat lainnya.
Kekhasan diri seharusnya membuat orang merasa bangga atas dirinya. Namunkadang-
kadang karena pandangan yang keliru, orang menjadi minder atau malu. Misalnya anak berkulit
hitam merasa malu berada di antara teman- teman yang berkulit putih. Bahkan dapat saja terjadi
kekhasan diri seseorang menjadi objek ejekan teman-temannya. Hal seperti ini perlu diarahkan
secara benar agar tidak merugikan atau menghambat perkembangan diri seseorang.
Kekhasan yang dimiliki setiap orang hendaknya diterima dengan apa adanya seperti Tuhan
yang mencintai setiap manusia apa adanya dan bukan seperti seharusnya. Dalam Yesaya 49:16
dituliskan "Tuhan sedemikian men- cintai aku, hingga la telah melukiskan aku di telapak tangan-
Nya". Apa pun yang menjadi kekhasan dalam diri setiap orang merupakan tanda cinta Tuhan
kepada kita.
Ketika Yesus genap 8 hari dan la harus disunatkan, la diberi nama Yesus, vaitu nama yang
disebut malaikat sebelum la dikandung ibu-Nya... (Lihat Lukas 2: 21-33). Nama Yesus
menunjukkan kekhasan diri-Nya sebagai Putra Allah. Nama yang disebut malaikat. Kita pun
mempunyai nama. Nama yang diberikan orang tua pada saat kita lahir. Nama menunjukkan
identitas kita yang membedakan kita satu dengan yang lain.
Pelajaran ini bertujuan untuk menyadarkan siswa bahwa memiliki identitas diri yang
lengkap adalah penting. Bahwa selain memiliki kesamaan dengan orang lain, dirinya memiliki
perbedaan yang khas. Kekhasan dirinya adalah anugerah Tuhan yang berguna untuk
memperkaya dan memperindah kehidupan bersama. Tuhan mencintai kekhasan diri setiap orang.
Karena itu sudah sepantasnya siswa menerima dan memelihara kekhasan dirinya serta
menghormati kekhasan diri orang lain.
Rasa bangga atas kekhasan diri perlu ditumbuhkembangkan sedemikian rupa. Untuk itu,
siswa perlu mengenal dengan baik kekhasan dirinya. Ia perlu mengalami bahwa kekhasan
dirinya memang berguna di dalam kehidupan bersama. Dengan demikian, diharapkan siswa
mampu menghargai dirinya yang khas dan menghormati orang lain yang berbeda dengannya.
Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Kita akan belajar mengenal bahwa setiap orang mempunyai identitas diri yang berbeda satu
dengan yang lain. Kita mempunyai kekhasan atau keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain.
Kekhasan diri kita merupakan anugerah Tuhan. Karena itu, kita harus bangga dengan kekhasan
diri kita.

Guru mengajak siswa memulai pelajaran dengan berdoa dan bernyanyi, misalnya:

Doa

Tuhan, terima kasih atas diri kami.


Engkau memanggilku dengan namaku.
Tuhan, Engkau mencintai aku.
Amin.

Lagu : "Aku Tumbuh Berkembang", lihat Buku Siswa halaman 10.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Permainan
Guru mengajak siswa untuk mengenal identitas dirinya melalui permainan. Guru
menyiapkan nama-nama siswa. Kemudian, guru mempersilakan siswa untuk mengambil satu
nama yang terdapat dalam kotak. Setelah itu, siswa mencari teman yang sesuai dengan nama
yang tertulis di kertas. Diharapkan mereka saling mengenal. Permainan diulang lagi. Setiap
siswa mengambil satu nama lagi yang berbeda di dalam kotak. Permainan diulang sampai 3
kali. Setelah mereka saling mengenal, siswa dipersilakan maju ke depan kelas untuk
mengenalkan namanya dan nama teman-teman yang diperoleh dalam permainan.
2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi permainan dengan
bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Apakah senang berkenalan dengan teman?
b. Selain nama, apa lagi keterangan diri seseorang yang perlu dikenal?
c. Bagaimana sikap yang baik bila menyebut nama seseorang?
3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya :
Nama diberikan orang tua sejak kita lahir. Setiap orang mempunyai nama yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Kalau kebetulan nama panggilannya sama, masih
ada pembeda lainnya, misalnya nama ayahnya, ibunya, tempat dan tanggal lahirnya, alamat
rumahnya, atau keterangan lain. Nama dan keterangan diri menunjukkan identitas kita.
Identitas sangat penting agar orang lain dapat mengenal kita dengan baik. Kita hendaknya
bersyukur kepada Tuhan karena identitas diri ini. Karena itu, panggillah nama temanmu
dengan benar dan sopan.
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seorang anak yang memperkenalkan dirinya
(lihat Buku Siswa halaman 11), kemudian menuliskan identitas dirinya seperti pada tempat
yang tersedia.

Mama : Dita
Tempat, tanggal lahir : Singkawang, 16 Maret 2009
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah : Sutanto
Nama ibu : Susi
Alamat : Jl. Diponegoro No. 11 Singkawang
Kegemaran : Menyanyi

Tulislah Identitas Dirimu

Nama : ……………………………………..
Tempat, tanggal lahir : ……………………………………..
Jenis kelamin : ……………………………………..
Nama ayah : ……………………………………..
Nama ibu : ……………………………………..
Alamat : ……………………………………..
Kegemaran : ……………………………………..

Kemudian, guru mempersilakan setiap siswa memperkenalkan dirinya di depan kelas.

4. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak dari berbagai etnis. Ada gambar
anak yang berambut hitam, kuning, keriting, dan lurus. Ada gambar anak yang gemuk,
kurus, tinggi, dan pendek. Ada anak yang bermata sipit dan besar. Ada anak yang hidungnya
mancung dan yang pesek. Lihat Buku Siswa halaman 12.

5. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan dan
komentar untuk gambar yang diamati. Contoh pertanyaan dari siswa :
1. Mengapa ada yang rambutnya kriting?
2. Mengapa ada yang kulitnya putih?
3. Siapa yang memberikan rambut, kulit, mata yang berbeda?

6. Peneguhan
Setiap orang mempunyai kekhasan atau keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain
selain identitas diri. Ada yang berkulit putih, dan ada yang berkulit hitam. Ada yang
berambut keriting dan ada yang berambut lurus. Ada yang berhidung mancung, ada yang
pesek dan sebagainya. Kekhasan ini merupakan anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan
diterima sebagaimana adanya.
Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar yang menceritakan kisah Yesus diberi
noma dan setelah itu menyimak dengan baik cerita berikut ini :

Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan (bdk. Lukas 2: 21-40)


Pada usia delapan hari Yesus disunat dan la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut
oleh Malaikat Gabriel pada waktu menyampaikan kabar gembira kepada Maria.
Maria dan Yosep membawa Yesus ke Bait Allah. Yesus diserahkan kepada Tuhan.
Dalam hukum Tuhan: "semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah".
Maria dan Yosep membawa sepasang merpati untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Di
Bait Allah Maria dan Yosep bertemu dengan Simeon . Simeon orang yang baik dan suka
berdoa. Ia sedang menunggu kedatangan penyelamat. Simeon sangat senang bertemu dengan
Yesus.
Maria dan Yosep juga bertemu dengan Hana. Hana selalu berpuasa dan berdoa. Hana
adalah seorang nabi perempuan.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk menanggapi kisah Yesus disunat dan diserahkan kepada Allah
dengan hertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Siapakah nama yang disebut malaikat
b. Kapan Yesus diberi nama?
c. Apa yang dipersembahkan kepada Allah?
d. Siapa itu Simeon?
e. Siapa itu Hana?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya :

Ayah dan ibu memberi nama kepada anak-anaknya. Mereka memilih nama yang
istimewa untuk setiap anaknya. Yesus pun diberi nama seperti yang disebut oleh Malaikat
Gabriel sebelum la dikandung ibu-Nya. Yesus juga diserahkan kepada Allah. Sebagai tanda
persembahan, diserahkan sepasang tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Di Bait Allah
Yesus disambut dengan gembira oleh Simeon dan Hana. kita hendaknya bersyukur kepada
Tuhan karena telah membimbing orang tua untuk memberi kita nama yang istimewa, nama
yang menunjukkan kekhasan diri kita.
Sebagai tambahan pendalaman dan peneguhan, guru mengajak siswa untuk melengkapi
cerita Kitab Suci.

Pada usia delapan hari ………………………………… disunat.


Yesus pun diberi …………………………………
Nama Yesus telah disebut oleh …………………………………
Pada waktu menyampaikan kabar ………………………………… kepada Maria
Maria dan ………………………………… membawa Yesus ke Yerusalem
Yesus diserahkan kepada …………………………………
Dalam hukum Tuhan semua anak laki-laki sulung harus diserahkan bagi ……………………

Maria dan yosep membawa sepasang burung ……………………… untuk dipersembahkan


kepada …………………………………

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi


Refleksi
Guru mengajak siswa untuk mengingat identitasnya yang benar.
Apakah aku mengenal identitas diriku dengan benar?

Aksi
Guru mengajak siswa untuk mengenal dirinya dengan baik dan menghias doa yang sudah
ditempelifoto.
 Tulislah ciri-ciri dirimu dengan benar
Rambutku …………………………………
Kulitku …………………………………
Hidungku …………………………………
Badanku …………………………………
 Tempellah fotomu, tulislah doa di bawah foto tersebut, lalu hiaslah dengan indah.

Penutup
"Tuhan, Engkau memanggilku dengan nama .........
Terima kasih Tuhan"

Rangkuman
 Setiap orang unik
 Misalnya mempunyai nama, warna rambut, warna kulit, dan kegemaran yang berbeda
 Keunikan ini menunjukkan identitas diri
 Identitas diri berguna agar orang lain mudah mengenal kita
 Aku bangga mempunyai identitas diri yang istimewa
 Memanggil nama atau identitas diri orang lain harus dengan sopan
 Yesus juga mempunyai identitas diri
 Pada usia delapan hari Maria dan Yosep memberi nama kepada anaknya yaitu Yesus
 Nama Yesus berasal dari nama yang diberitahukan oleh Malaikat Gabriel
 Maria dan Yosep membawa Yesus ke Bait Allah
 Maria dan Yosep mempersembahkan sepasang merpati sebagai kurban yang dipersembahkan
kepada Allah
 Kita bersyukur atas identitas diri yang diberikan Allah

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Ia diberi nama Yesus."

Doa
Terima kasih Tuhan. namaku sungguh indah. Aku bangga dengan namaku. Amin.
Lagu "Aku Tumbuh Berkembang".
Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
kekhasan yang diberikan Allah atas dirinya yang khas

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Bangga bahwa dirinya Menyebutkan identitas
mempunyai kekhasan dirinya dengan bangga
Memanggil nama teman
dengan sopan
Menyebutkan ciri-ciri
khas fisik dengan bangga

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menuliskan identitas dirinya Tuliskan nama lengkapmu 20
dengan benar. Tuliskan nama panggilanmu 20
2 Menjelaskan mengapa seseorang Mengapa kamu diberi nama (lisan) 20
diberi nama. Menyebutkan arti nama dirinya 20
(lisan)
3 Menceritakan kembali kisah Untuk apa Yesus dibawa ke Bait 20
Yesus diberi nama (bdk. Lukas Allah
2:21-40). Kapan Yesus diberi nama? 20
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur
No Indikator Butir Instrumen Skor
Membuat doa syukur kepada
1 Tuhan atas anugerah dirinya Isi doa 100
yang khas
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan
membaca Kitab Suci dari Lukas 1: 63.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian keterampilan dengan menuliskan kembali
identitas dirinya dengan benar dan menghiasnya.
PELAJARAN 2
DIRIKU DICINTAI TUHAN

Kompetensi Dasar
1.1 Bersyukur atas dirinya dan anugerah Tuhan.
2.1 Percaya diri terhadap dirinya dan teman.
3.1 Mengenal dirinya dan teman sebagai anugerah Allah.
4.1 Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menuliskan doa/bepuisi/beryanyi) yang
mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anugerah dirinya dirinya dan temannya.

Indikator
1.1.1 Mengungkapkan syukur bahwa dirinya dicintai Tuhan.
2.1.1 Bangga bahwa dirinya dicintai Tuhan.
3.1.1 Menyebutkan siapa yang diterima Yesus.
3.1.2 Mengulang kembali kata-kata Yesus agar anak-anak datang kepada-Nya.
3.1.3 Menyebutkan tindakan Yesus kepada anak-anak.
4.1.1 Membuat doa syukur tentang rinta Tuhan kepada dirinya.

Bahan Kajian
1. Yesus memberkati anak-anak (Markus 10:13-16).
2. Lagu "Biarkan anak-anak datang kepada-Ku".
3. Doa syukur karena dirinya dicintai Tuhan.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang cinta Tuhan kepada dirinya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi.
Sarana : Lagu, gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Semua orang tahu bahwa anak-anak sangat membutuhkan cinta, baik dari orang tua
maupun orang-orang yang ada di lingkungannya. Anak-anak akan merasa bahagia kalau mereka
dicintai di lingkungan tempat mereka berada. Siswa kelas satu juga bahagia apabila dicintai oleh
teman-teman dan lingkungan barunya di sekolah. Terlebih lagi dicintai Tuhan Yesus.
Yesus cinta terhadap semua orang. Tetapi, bahwa Yesus juga cinta secara pribadi kepada
anak-anak, mungkin belum banyak diketahui. Hal inilah yang perlu ditanamkan kepada siswa
bahwa mereka dicintai oleh Yesus.
Markus 10:13-16 secara jelas mengungkapkan bagaimana Yesus mencintai anak-anak
dengan menerima dan memberkati mereka. Teks ini sebenarnya berbicara mengenai syarat untuk
masuk Kerajaan Allah. Arti teks ini tentu saja susah untuk dicerna oleh siswa kelas I. Bagi anak,
yang penting adalah sikap Yesus terhadap mereka. Yesus, tanpa memedulikan keletihan dirinya
sehabis berkeliling untuk mengajar, masih bersedia menerima anak-anak dengan penuh cinta.
Bahkan, la menegur para rasul yang mengusir anak-anak yang datang kepada-Nya. Hal ini
menunjukkan cinta Yesus kepada anak-anak. Anak-anak boleh datang kepada-Nya, duduk dekat-
dekat dengan-Nya, boleh memeluk dan menjamah-Nya, dan la memberkati mereka.
Cerita di atas akan sangat mengesan bagi anak-anak bila disampaikan dengan menarik.
Siswa akan tahu bahwa Yesus mencintai mereka. Mereka tidak akan segan-segan datang kepada
Yesus. Dalam masa sekarang, tawaran Yesus untuk datang kepada-Nya berarti mencintai dan
berdoa kepada Yesus.

Kegiatan Pembelajaran
Pembuka
Pengantar
Anak-anak sangat membutuhkan cinta, baik dari orang tua maupun orang-orang yang ada
di lingkungannya. Anak-anak akan merasa bahagia kalau mereka dicintai di lingkungan tempat
mereka berada. Terlebih lagi dicintai Tuhan Yesus.

Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa, misalnya:

Doa
Tuhan Yesus, Engkau mencintai kami walaupun kami masih kecil. Terima kasih, Tuhan
Yesus. Amin.

Lagu "Biar Anak-anak Datang kepada-Ku", lihat Buku Siswa halaman 20.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Yesus bersama dengan anak-anak dari berbagai
suku di Indonesia. Lihat Buku Siswa halaman 21.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan terhadap gambar, dengan bertanya atau
menyatakan pendapatnya, misalnya :
a. Siapa sajakah yang ada pada gambar?
b. Siapa sajakah yang dicintai Yesus?
c. Apakah tandanya bahwa Yesus mencintai semua anak?
3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya:
Tuhan Yesus mencintai semua anak. Tuhan Yesus tidak membedakan anak yang berambut
ken ting atau lurus, anak yang kurus atau gendut, anak berkulit hitam atau putih. Tuhan Yesus
mencintai anak-anak dari mana pun, baik dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, Flores, Papua, dan
lainnya. Tuhan ingin agar semua anak saling mencintai dan mau berteman dengan siapa saja.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa niengamati garnbar dan mendengarkan kisah Yesus memberkati anak-
anak Lihat Buku Siswa halaman 21-22.

2. Pendalaman
Setelah bercerita, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya dan memberikan
tanggapan dengan cerita Tuhan Yesus memberkati anak-anak, misalnya:
a. Anak-anak tadi ingin bertemu dengan siapa?
b. Mengapa anak-anak ingin bertemu Yesus?
c. Siapa yang tidak senang ketika anak-anak datang kepada Yesus?
d. Bagaimana sikap Yesus?
e. Apa yang dikatakan Yesus kepada para rasul?
f. Apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan berkat Yesus?

3. Peneguhan
Tuhan Yesus cinta kepada semua orang. Yesus juga mencintai anak-anak. Anak-anak boleh
datang kepada-Nya. Tuhan memberkati dan mencintai setiap anak yang datang kepada Nya.
Sekarang pun Yesus tetap mencintai anak- anak. Yesus tetap mengundang anak-anak untuk
datang kepada-Nya. Anak- anak datang dengan berdoa dan bemyanyi memuji Tuhan. Di gereja
atau di rumah ibadat anak-anak dapat meminta berkat Tuhan. Karena itu rajinlah ke gereja
bersama orang tua atau saudaramu. Tuhan dapat juga memberi berkat pada saat kita berdoa
bersama keluarga di rumah, atau bersama umat di lingkungan. Karena itu rajinlah berdoa dan
bemyanyi untuk memuji Tuhan.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalamannya.
Apakah aku mencintai Tuhan?

Aksi
 Guru mengajak siswa menulis doa syukur karena dirinya dicintai Tuhan di buku tugasnya,
lalu menghiasinya, misalnya :
"Tuhan, terima kasih karena Engkau mencintai diriku. Berkatilah dan jagalah aku. Amin."
 Mewarnai
Guru mengajak siswa mewarnai gambar anak yang sedang bersama Tuhan Yesus (ada anak
laki dan anak perempuan).
Penutup
Rangkuman
 Tuhan Yesus mencintai semua orang.
 Tuhan mencintai anak-anak.
 Tuhan memberkati anak-anak.
 Anak-anak boleh datang kepada Tuhan Yesus.
 Datang kepada Yesus berarti rajin berdoa dan ke Gereja.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku."

Doa
Tuhan Yesus, Engkau mencintai aku dan menjadikan aku sangat berharga. Terima kasih,
Tuhan Yesus. Amin.

Lagu "Biar Anak-anak Datang kepada-Ku".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur Berdoa dengan khusyuk
bahwa dirinya dicintai Tuhan. sebelum dan sesudah
pembelajaran.
Bersikap hormat pada saat
membaca atau mendengar
pembacaan Kitab Suci

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Bangga bahwa dirinya dicintai Menyebutkan nama Tuhan
Tuhan. dengan penuh hormat.
Rajin ke gereja.

5. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Menyebutkan siapa yang Siapakah yang diterima Yesus? 20
diterima Yesus.
2 Mengulangi kembali kata-kata Kata-kata apa yang diucapkan Yesus 20
Yesus agar anak-anak datang ketika anak-anak datang kepada-
kepada-Nya. Nya?
3 Menyebutkan tindakan Yesus Siapa yang tidak senang anak-anak 20
kepada anak-anak. datang kepada Yesus?
Mengapa para rasul mengusir anak- 20
anak itu?
Bagaimana anak-anak sekarang 20
datang kepada Yesus?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

6. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur tentang cinta Tuhan kepada dirinya.

No Indikator Butir Instrumen Skor


Membuat doa syukur tentang
1 cinta Tuhan kepada dirinya. Isi doa 100

Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan membuat tulisan
"Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku" dan menghiasnya dengan indah.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan
kata-kata yang diucapkan Yesus ketika anak-anak datang kepada-Nya.
PELAJARAN 3
DIRIKU DAN TEMANKU

Kompetensi Dasar
1.1 Bersyukur atas dirinya dan anugerah teman.
2.1 Percaya diri terhadap dirinya dan teman.
3.1 Mengenal dirinya dan temannya sebagai anugerah Allah.
4.1 Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menuliskan doa/berpuisi/bemyanyi) yang
mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anu-gerah dirinya dan temannya.

Indikator
1.1.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah teman.
2.1.1 Bangga mempunyai teman yang baik.
3.1.1 Menyebutkan 5 nama teman-temannya.
3.1.2 Menyebutkan sikap yang baik terhadap teman.
3.1.3 Menyebutkan nama teman-teman Yesus menurut Markus 1:16-20; 2:13-14.
4.1.1 Menceritakan pengalaman bermain bersama teman di depan kelas.

Bahan Kajian
1. Nama teman-teman.
2. Sikap terhadap teman.
3. Kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya (Markus 1:16-20; 2:13-14).

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Komkat KWI. 2004. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas II.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
5. Pengalaman siswa dan guru tentang teman-temannya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita, lagu, gambar, permainan
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaanya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Setiap orang ingin mempunyai teman untuk berbagi suka dan duka. Siswa kelas I juga
senang sekali mempunyai teman, terutama teman untuk bermain. Teman yang ada di kelas
beraneka ragam: teman yang berbeda jenis kelamin, teman yang berbeda kegemaran, teman yang
berbeda agama, dan teman yang berbeda suku. Sejak dini perlu ditanamkan bahwa perbedaan
bukan menjadi halangan dalam berteman. Perbedaan itu indah dan meskipun berbeda, kita bisa
hidup rukun.
Yesus juga mempunyai banyak teman. Teman-teman Yesus berasal dari berbagai penjuru.
Ada Simon dan Andreas, penjala ikan dari Galilea. Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus. Lewi si
pemungut cukai. Ada Filipus, Tadeus, Simon orang Zelot, Bartolomeus, Thomas, Yakobus anak
Alfeus dan Yudas Iskariot. Teman-teman Yesus yang berjumlah 12 ini selalu mengikuti Yesus ke
mana pun la pergi. Yesus hidup rukun bersama teman-teman-Nya.
Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk saling menghormati perbedaan dan hidup rukun.
Aku dan temanku memang berbeda. Perbedaan itu indah dan merupakan anugerah Tuhan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka
Setiap orang ingin mempunyai teman untuk berbagi suka dan duka. Anak-anak tentu
senang sekali mempunyai teman, terutama teman untuk bermain. Teman yang ada di kelas
beraneka ragam: teman yang berbeda jenis kelamin, teman yang berbeda kegemaran, teman yang
berbeda agama, dan teman yang berbeda suku.

Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa, misalnya :

Doa
Terima kasih, ya Tuhan
Engkau telah memberi teman kepadaku
ada yang laki laki, ada yang perempuan
ada yang putih, ada yang hitam.
Ada yang berambut keriting dan ada yang lurus.
Ajarilah kami, ya Tuhan, untuk saling menyayangi. Amin.

Lagu "Banyak Kawan", lihat Buku Siswa halaman 26.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang anak-anak yang sedang bergembira dan
melakukan permainan (ada yang bermain tali, ada yang bermain bola, ada yang bermain
bersama, ada yang bermain kelereng). Lihat Buku Siswa halaman 27.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas gambar yang diamati, dengan bertanya
atau memberikan pendapat, misalnya:
a. Permainan apa saja yang ada pada gambar?
b. Perbedaan apa saja yang tampak pada gambar?
c. Perbedaan apa saja yang ada di antara teman-teman?
d. Bagaimana sikap yang baik terhadap teman yang berbeda?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya :
Ada macam-macam perbedaan di antara kita. Ada anak laki-laki, ada anak perempuan. Ada
anak kurus, ada anak gemuk. Ada anak berambut keriting, ada yang berambut lurus. Ada anak
wama kulitnya putih, ada yang hitam atau sawo matang. Ada anak yang bentuk wajahnya bulat,
ada yang lonjong. Dan masih banyak perbedaan lain yang dapat kita lihat di antara kita. Tuhan
menciptakan setiap anak berbeda agar semua tampak indah dan istimewa. Semua anak yang
berbeda itu adalah teman. Kita idak boleh membeda- bedakan teman. Teman itu anugerah Tuhan.

4. Permainan
Setelah mengamati gambar dan peneguhan, guru mengajak siswa untuk keluar kelas dan
melakukan permainan, misalnya: permainan mencari teman.

Permainan Mencari Teman

Langkah-Langkah Permainan :
a. Guru mengajak siswa membuat lingkaran.
b. Setelah itu, guru mengajak siswa berputar sambil bemyanyi
c. Kemudian, guru menghentikan lingkaran yang sedang berputar sambil menyebut angka.
Apabila guru menyebut angka 3, maka siswa harus mencari teman sampai berjumlah 3 orang.
d. Jika siswa tidak mendapat teman, pesera didik berkumpul di tengah lingkaran. Sebagai
hukumannya, guru dapat meminta siswa tersebut memperkenalkan dirinya.
e. Permainan ini dapat diulang sesuai dengan situasi.

5. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas pemudnm dengan bertanya atau
memberikan pendapat, misalnya :
a. Apakah senang dengan permainan tadi?
b. Mengapa senang kalau bermain?

6. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya :
Bermain memang sangat menyenangkan. Bermain membuat kita mem- punyai teman yang
banyak. Bermain harus jujur. Jujur membuat kita disayangi oleh teman-teman. Meskipun kita
berbeda satu dengan yang lain.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus bersama dua belas teman-Nya dan
mendengarkan bacaan Kitab Suci. Bdk. Mrk 1:16-20; 2: 13-14 dan Mat 10: 2-8. Lihat Buku
Siswa halaman 29-30.

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, la melihat dua nelayan vaitu Simon dan
adiknya Andreas. Mereka menangkap ikan di danau dengan jala.
Yesus berkata kepada mereka, "Ikutlah Aku. Aku akan mengajar kalian menjala orang."
Mereka langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus.
Yesus berjalan terus, lalu melihat pula dua orang bersaudara yang lain, yaitu Yakobus dan
Yohanes, anak-anak Zebedeus. Mereka berada di dalam perahu dan sedang memperbaiki jala
mereka.
Yesus langsung memanggil mereka. Kemudian mereka meninggalkan ayah mereka di
dalam perahu bersama-sama dengan orang-orang upahannya. Lalu mereka pergi meninggalkan
Yesus.
Jumlah murid Yesus ada 12 orang. Mereka disebut rasul. Kedua belas rasil itu adalah
Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, Yohanes, Yakobus anak Zebedeus, Filipus
dan Bartolomeus, Tomas, Simon orang Zelot, Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus,
Tadeus dan Yudas Iskariot.
Kedua belas rasul itu diutus oleh Yesus dan la berpesan kepada mereka, "Janganlah kamu
menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga
sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta;
usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula
dengan cuma-cuma."

2. Pendalaman
Guru mengajak siszva untuk memberi tanggapan terhadap bacaan Kitab Suci, dengan bertanya
atau menyatakan pendapatnya, misalnya :

a. Berapa jumlah teman Yesus?


b. Mengapa teman-teman Yesus mengikuti-Nya?
c. Apa tugas teman-teman Yesus?
d. Bagaimana sikap yang baik terhadap teman?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan, jawaban, dan tanggapan siswa, misalnya :

Yesus mempunyai teman. Teman-teman Yesus berasal dari berbagai penjuru. Ada Simon
dan Andreas, penjala ikan dari Galilea. Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus. Lewi si pemungut
cukai. Ada Filipus, Tadeus, Simon orang Zelot, Bartolomeus, Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan
Yudas Iskariot. Teman-teman Yesus yang berjumlah 12 ini selalu mengikuti Yesus ke mana pun
la pergi. Mereka membantu Yesus. Yesus hidup rukun bersama teman- teman-Nya.
Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman hidupnya.
"Bagaimana sikapku terhadap teman?"

Aksi
Guru mengajak siswa untuk menceritakan suka duka pengalaman bermain bersama teman.

Penutup

Rangkuman
Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :
 Setiap orang mempunyai teman.
 Banyak teman membuat kita bahagia.
 Teman itu anugerah Allah.
 Kita harus menghormati teman yang berbeda dengan kita.
 Yesus mempunyai banyak teman.
 Teman Yesus yang berjumlah dua belas disebut rasul.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Berteman itu indah."

Doa
Guru mengajak siswa menutup pelajaran dengan doa, misalnya:
Tuhan Yesus
Terima kasih telah memberi teman kepadaku
Ajarilah kami untuk saling menghargai dan mengasihi. Amin.

Lagu "Banyak Kawan".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Tuhan atas anugerah teman. atas anugerah teman.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Bangga mempunyai teman Berteman dengan siapa
yang baik. pun.
Tidak mengejek teman.
Memberi salam kepada
teman.
Meminjamkan
pensil/buku kepada teman.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan 5 nama temannya Sebutkan 5 nama teman-temanmu! 20

2 Menyebutkan sikap yang baik Sebutkan sikap yang baik terhadap 30


terhadap teman teman!

3 Menyebutkan nama teman- Sebutkan nama teman-teman Yesus! 50


teman Yesus menurut Mrk 1: 16-
20; 2:13-14.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Lisan
b. Bentuk Instrumen : Menceritakan pengalaman bermain bersama teman

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menceritakan pengalaman
bermain bersama teman di depan Isi pengalaman. 100
kelas.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan membuat tulisan
"Kamu adalah Temanku"dan dihias dengan indah.
Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan
nama 12 teman Yesus.
PELAJARAN 4
ANGGOTA TUBUHU

Kompetensi Dasar
1.2 Bersyukur atas anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah.
2.2 Bertanggung jawab terhadap anggota tubuh yang dianugerahkan Allah kepadanya.
3.2 Mengenal anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah.
4.2 Melakukan aktivitas (misalnya merawat anggota tubuh/menggambar/mewamai/menghias
gambar anggota tubuh) sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas anugerah anggota tubuh.

Indikator
1.2.1 Mengungkapkan syukur karena Tuhan menganugerahkan anggota tubuh.
2.2.1 Menggunakan anggota tubuh yang dimiliki dengan baik.
3.2.1 Menyebutkan semua anggota tubuh yang dimilikinya.
3.2.2 Menjelaskan bahwa seluruh anggota tubuh'adalah ciptaan Tuhan.
3.2.3 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dapat dilakukan tubuh.
4.2.1 Mewamai gambar anggota tubuh.

Bahan Kajian
1. Macam-macam anggota tubuh.
2. Semua anggota tubuh berguna.
3. Tuhan menciptakan anggota tubuh dengan baik.
4. Kitab Suci : I Korintus 12: 14-20.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang anggota tubuh dan kegunaannya. Pendekatan: Kateketis
dan Saintifik.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi.
Sarana : Gambar anggota tubuh, teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dm kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Tubuh manusia terdiri atas banyak anggota seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki, dan
yang lainnya. Setiap anggota tubuh mempunyai fungsi yang berbeda. Siswa kelas I sudah
mengenal anggota tubuhnya sejak mereka TK. Pada usia setingkat ini, anak-anak senang
menggunakan anggota tubuhnya untuk bermain. Misalnya bertepuk tangan, melompat-lompat
dengan kaki, berlari dan berbagai permainan yang menggunakan anggota tubuh. Anak- anak
merasa senang karena memiliki anggota tubuh yang bisa digunakan untuk bermain bersama
teman.
Anak-anak juga sering menyalahgunakan anggota tubuh. Tangan yang seharusnya
digunakan untuk berbuat baik, tetapi digunakan untuk memukul temannya. Kaki yang
seharusnya dipakai untuk berjalan, sering digunakan untuk menendang temannya. Mulut dan
lidah yang seharusnya digunakan untuk berkata-kata yang baik, tetapi digunakan untuk
berbahasa kotor, dan mengejek teman. Anggota tubuh harus digunakan untuk berbagai perbuatan
baik sesuai dengan kehendak Tuhan yang melengkapi hidup manusia dengan berbagai anggota
tubuh. Dengan anggota-anggota tubuh, kita dapat melakukan apa yang kita inginkan. Anggota-
anggota tubuh tidak bekerja sendiri-sendiri. Mereka selalu bekerja sama untuk melakukan setiap
perbuatan.
Dalam I Korintus 12: 14-20 Rasul Paulus menasihatkan bahwa tubuh itu terdiri dari banyak
anggota. Anggota tubuh tidak boleh saling menonjolkan diri atau mengatakan bahwa dia yang
paling berjasa. Semua harus bekerja sama dan saling melengkapi. Semua anggota tubuh harus
dipergunakan untuk berbuat baik bagi orang lain.
Pelajaran ini bertujuan membimbing siswa untuk mengenal dengan baik anggota tubuh
yang dianugerahkan Tuhan kepadanya dan mengharapkan siswa memahami bahwa anggota
tubuhnya harus dipergunakan hanya untuk kebaikan saja sesuai kehendak Allah. Anggota-
anggota tubuh tidak boleh dipergunakan untuk berbuat jahat yang merugikan diri sendiri. Juga
tidak untuk menyakiti sesama atau merusak alam sekitar.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka
Pengantar
Tubuh manusia terdiri atas banyak anggota seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki, dan
yang lainnya. Setiap anggota tubuh mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap anggota tubuh harus
dipergunakan untuk berbuat baik. Setiap anggota tubuh itu dianugerahkan Tuhan sebagai
kelengkapan diri kita masing-masing. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan
menganugerahi kita anggota tubuh untuk d'apat bekerja, berjalan, berbicara, melihat, bermain,
dan lainnya.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa, misalnya :
Tuhan Yesus yang baik, terima kasih atas anggota tubuh ini.
Bimbinglah aku agar selalu menggunakan anggota tubuhku untuk berbuat baik. Amin.

Lagu "Rupa-rupa Anggota Tubuh", lihat Buku Siswa halaman 36.


Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Memperagakan anggota tubuh


Guru mengajak siswa untuk bernyanyi sambil memperagakan anggota tubuh. Guru
menyanyikan dahulu lagu tersebut sambil memperaga¬kan anggota tubuh yang disebut dalam
lagu tersebut. Selanjutnya, siswa menyanyikan lagu tersebut sambil memperagakan anggota
tubuhnya yang disebut dalam lagu.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas lagu dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya:
a. Apa sajakah anggota tubuh kita?
b. Siapa yang memberi kita anggota tubuh?
c. Perbuatan baik apa sajakah yang dapat dilakukan anggota tubuh?

3. Peneguhan
Tuhan memberi kita anggota tubuh. Setiap anggota tubuh berguna. Ada dua mata untuk
melihat, ada dua telinga untuk men den gar, ada dua tangan untuk bekerja, ada dua kaki untuk
berjalan. Ada satu hidung untuk bemapas, satu mulut untuk bicara dan berdoa. Anggota tubuh
kita pergunakan bukan untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk berbuat baik.

4. Bercerita : Mana yang Lebih Berjasa?


Guru mengajak siswa mendengarkan cerita sambil mengamati gambar yang ada di Buku Siswa
halaman 37-39.

Pada suatu hari terjadi pertengkaran di antara anggota-anggota tubuh. Siapa yang paling
berjasa di antara mereka. Setiap anggota tubuh berseru bahwa dialah yang paling berjasa.
Tangan: "Akulah yang paling berjasa, kalau mau makan tanganku yang memasukkan
makanan ke mulut."
Mulut menjawab: "Hai tangan jangan sombong ya, akulah yang me- ngunyah makanan dan
menelan hingga masuk ke perut. Jadi, aku yang paling berjasa." Kaki meloncat dan berkata: "Ha
ha ha, akulah yang paling berjasa. Mau ambil makanan, akulah yang berjalan. Mau meloncat
atau menari, pergi ke sekolah atau bermain di taman, akulah yang berjalan."
Hidung pun berteriak, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang mencium sedapnya
makanan. Aku yang membau wanginya bunga ketika kita berjalan di taman."
Telinga tidak mau kalah, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang mendengar
nasihat guru dan orang tua. Aku yang mendengar panggilan Mama."
Mata pun ikut bicara, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang melihat segala
sesuatu. Aku yang melihat makanan di meja. Kalau tak ada aku, semua akan gelap."

Tiba-tiba,

Kepala berkata: "Stop, stop! Semua anggota tubuh berjasa. Apakah tangan bisa mengambil
makanan kalau kaki tidak berjalan? Apakah mulut bisa mengunyah kalau tangan tidak
memasukkan makanan ke mulut? Hidung mencium sedapnya makanan tetapi kalau kaki dan
tangan tidak bekerja tentu makanan tidak akan sampai ke mulut. Telinga mendengar nasihat
guru, tapi kalau tangan dan kaki tidak bekerja, nasihat guru percuma. Jadi, semua anggota tubuh
berjasa. Semua harus bekerja sama."

5. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas cerita dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya:
a. Siapa yang berjalan ke meja makan?
b. Siapa yang melihat makanan di meja?
c. Siapa yang mencium sedapnya makanan?
d. Siapa yang memasukkan makanan ke mulut?
e. Siapa yang mengunyah makanan?
f. Siapa yang paling berjasa?

6. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya :
Setiap anggota tubuh dianugerahkan Tuhan dan semua penting dan berjasa. Tidak ada yang
lebih berjasa. Anggota tubuh saling bekerja sama dan saling membantu.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menganugerahkan anggota tubuh untuk
dapat berjalan, bekerja, berbicara, melihat, bernapas, bermain, dan lainnya. Ada bermacam-
macam cara bersyukur, misalnya dengan merawat anggota tubuh secara teratur. Kita pun bisa
bersyukur dengan cara berdoa.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk menyimak nasihat Rasul Paulus tentang anggota tubuh (I Kor 12:
14-20).
Tubuh terdiri dari banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "karena aku bukan tangan, aku
tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata:
karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya
adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-
masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata
semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang banyak anggota, tetapi hanya satu
tubuh.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas nasihat Rasul Paulus dengan bertanya
atau menyatakan pendapatnya. Jika belum ada siswa yang memberi tanggapan, guru dapat
memulai dengan pertanyaan misalnya:
a. Apa saja anggota tubuh?
b. Bolehkah anggota tubuh saling mengejek?
c. Siapa yang memberikan anggota tubuh?
3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Tuhan memberikan anggota tubuh yang lengkap kepada kita. Ada mata, ada telinga, ada
hidung, ada mulut, ada tangan, ada kaki yang saling melengkapi. Mata untuk melihat, telinga
untuk mendengar, hidung untuk mencium, mulut untuk bicara, tangan untuk memegang, kaki
untuk berjalan, dan yang lainnya. Semua anggota tubuh ini dipergunakan dengan baik. Tuhan
senang kita menggunakan anggota tubuh yang diberikan-Nya untuk berbuat baik bagi orang lain.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Santo Paulus, misalnya:
"Apakah aku sudah menggunakan anggota tubuhku untuk perbuatan baik?”

Aksi
 Guru mengajak siswa untuk melengkapi dan mewarnai gambar tubuh manusia.
 Guru menugaskan siswa untuk melakukan satu perbuatan baik di rumah, misalnya menyapu
dan melaporkan pada guru.

Penutup

Rangkuman
 Aku mempunyai anggota tubuh.
 Anggota tubuhku anugerah Allah.
 Aku memiliki mata, hidung, mulut, telinga, kaki, dan tangan.
 Allah senang bila kita menggunakan anggota tubuh untuk berbuat baik.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa:
"Anggota tubuhku anugerah Allala."

Doa
Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa.
Terima kasih, Tuhan Yesus.
Aku memiliki anggota tubuh.
Bantulah aku untuk menggunakannya dengan baik. Amin.

Lagu "Rupa-rupa Anggota Tubuh".


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur karena Mengucapkan doa syukur
Tuhan menganugerahkan atas anugerah anggota
anggota tubuh. tubuh.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menggunakan anggota tubuh Tangan digunakan untuk
yang dimiliki dengan baik. menulis, bersalaman.
Mulut digunakan untuk
berdoa
Kaki digunakan untuk
berjalan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan semua anggota Sebutkan anggota tubuh yang 20
tubuhyang dimilikinya. dimiliki!
2 Menjelaskan bahwa seluruh Siapa yang memberikan anggota 20
anggota tubuh adalah ciptaan tubuh ini?
Tuhan.
3 Menyebutkan perbuatan- Perbuatan baik apa yang dilakukan 20
perbuatan baik yang dapat tangan?
dilakukan tubuh.
Perbuatan baik apa yang dilakukan 20
kaki?

Perbuatan baik apa yang dilakukan 20


mata?

Jumlah Skor 100


Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Gambar anggota tubuh.

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar anggota Kerapian 50
tubuh. Komposisi Warna 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan penga¬yaan dengan menuliskan
perbuatan baik yang sudah dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan
kegunaan dari masing-masing anggota tubuh.
PELAJARAN 5
AKU MERAWAT ANGGOTA TUBUH

Kompetensi Dasar
1.2 Bersyukur atas anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah.
2.2 Bertanggung jawab terhadap anggota tubuh yang dianugerahkan Allah kepadanya.
3.2 Mengenal anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah.
4.2 Melakukan aktivitas (misalnya merawat anggota tubuh/menggambar/ mewamai/menghias
gambar anggota tubuh) sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas anugerah anggota tubuh.

Indikator
1.2.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anggota tubuh yang dimiliki.
2.2.1 Merawat anggota tubuhnya dengan penuh tanggung jawab.
3.2.1 Menyebutkan alasart pentingnya merawat anggota tubuh.
3.2.2 Menyebutkan cara merawat anggota tubuh.
3.2.3 Membedakan anggota tubuh yang sehat dan yang tidak sehat.
4.2.1 Mewamai gambar seorang ibu yang sedang menggunting kuku anaknya.

Bahan Kajian
1. Pentingnya merawat anggota tubuh.
2. Cara merawat anggota tubuh.
3. Membiasakan diri merawat anggota tubuh.
4. Kitab Suci : Matius 9: 27-30.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang merawat anggota tubuh. Pendekatan: Kateketis dan
saintifik.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita dan refleksi.
Sarana : Gambar anggota tubuh, teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka
pelaksanaanya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Siswa kelas I sudah mengenal anggota tubuh dan kegunaannya. Mereka juga sudah
mengerti bahwa anggota tubuh yang indah ini merupakan anugerah Tuhan. Pada pelajaran ini
siswa diajak untuk merawat anggota tubuhnya agar selalu hidup sehat dan bersih. Tubuh yang
bersih jauh dari penyakit. Tubuh yang bersih bebas dari kotoran.
Bagaimana cara merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih? Setiap hari merawat tubuh
dengan cara mandi, merawat gigi dengan menggosok gigi, merawat rambut dengan mencuci
rambut atau keramas, merawat telinga dengan membersihkan telinga, merawat tangan dengan
mencuci tangan, merawat kuku dengan rajin menggunting kuku, merawat kaki dengan men¬cuci
kaki, merawat hidung, dan merawat mata. Dengan demikian, kita akan sehat dan bersih.

Dalam Matius 9: 27-30 diceritakan Yesus menyembuhkan mata dua orang buta.

Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil
berseru-seru dan berkata, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam
sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka,
"Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, " Ya, Tuhan, kami
percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Jadikanlah kepadamu menurut
imanmu." Maka meleklah mata mereka. Cerita dari Matius 9:27-30 menegaskan bahwa Yesus
sangat mencirttai kita. Yesus senang kalau manusia sehat. Maka Yesus menyembuhkannya.
Karena itu hendaklah kita yang sehat selalu bersyukur kepada Tuhan dengan merawat anggota
tubuh yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.

Kegiatan Pembelajaran
Pembukaan
Pengantar
Kita harus merawat anggota tubuh yang diberikan Tuhan. Kita merawat anggota tubuh agar
selalu sehat dan bersih. Tubuh yang bersih jauh dari penyakit. Tubuh yang bersih bebas dari
kotoran. Bagaimana cara merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih! Setiap hari merawat
tubuh dengan mandi, merawat gigi dengan menggosok gigi, merawat rambut dengan mencuci
rambut, merawat telinga dengan membersihkan telinga, merawat tangan dengan mencuci tangan,
merawat kuku dengan rajin menggunting kuku, merawat kaki dengan mencuci kaki, merawat
hidung, dan merawat mata. Dengan demikian kita akan sehat dan bersih.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa.
Tuhan Yesus, aku senang dengan anggota tubuhku.
Semua akan kurawat agar sehat dan bersih. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Lagu "Perbuatan Anggota Tubuh", lihat Buku Siswa halaman 44.


Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak yang sedang merawat anggota
tubuhnya. Ada yang mandi. Ada yang menggosok gigi. Ada yang sedang keramas. Ada yang
mencuci tangan. Ada yang menggunting kuku. Ada yang mencuci kaki. Ada dokter yang sedang
memeriksa mata seorang anak.

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan atas gambar dengan
menanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Apa yang dilakukan anak-anak pada gambar?
b. Apakah gunanya merawat anggota tubuh?
c. Apakah akibatnya bila tubuh tidak dirawat dengan baik?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Tuhan memberikan anggota tubuh kita dengan baik. Anggota tubuh harus selalu dirawat
agar sehat dan bersih. Apabila kita membiarkan anggota tubuh tanpa merawatnya, maka akan
menjadi sumber penyakit dan kotor. Kita bersyukur kepada Tuhan diberi anggota tubuh yang
sehat.

Guru mengajak siswa untuk memasangkan anggota tubuh dengan alat untuk merawat-nya.
Contohnya: lihat Buku Siszva halaman 45.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus menyembuhkan dua orang buta berdasarkan
cerita dari Matius 9:27-30.
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil
berseru-seru dan berkata, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam
sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka,
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, "Ya, Tuhan, kami
percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Jadikanlah kepadamu menurut
imanmu." Maka meleklah mata mereka.

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya atas
gambar dan cerita Kitab Suci, misalnya:
a. Mengapa dua orang buta mencari Yesus?
b. Mengapa Yesus mau menyembuhkan orang buta?
3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Tuhan Yesus sangat mencintai manusia. Tuhan Yesus ingin manusia sehat dan bahagia.
Ketika ada dua orang buta yang datang kepada-Nya dan memohon kesembuhan, Yesus pun
menyembuhkannya. Kita yang sehat hendaknya bersyukur dan memuji Tuhan karena diberi
tubuh yang sehat dengan rajin merawat anggota tubuh kita.

Mari melengkapi cerita lihat buku siswa halaman 47.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi j Refleksi


Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya:
"Rajinkah aku merawat anggota tubuhku?"

Aksi
 Kegiatan menggosok gigi bersama di sekolah.
 Mintalah siswa membawa sikat gigi dan pasta gigi ke sekolah.
 Tunjukkan cara menggosok gigi yang benar kepada anak-anak.

Penutup

Rangkuman
 Anggota tubuh perlu dirawat dengan baik.
 Anggota tubuh harus sehat dan bersih.
 Bila ada anggota tubuh yang sakit, kita harus berobat sampai sembuh.
 Tuhan Yesus senang bila kita sehat.
 Jika ada manusia yang sakit, Tuhan Yesus akan menyembuhkannya.
 Tuhan Yesus menyembuhkan dua orang buta.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
Kita harus rajin merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih.

Doa
Tuhan yang mahabaik, tubuhku telah tumbuh dengan baik. Sembuhkanlah bila aku sakit. Amin.

Lagu "Perbuatan Anggota Tubuh".


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur Mengucapkan doa
kepada Tuhan atas anggota syukur atas anggota
tubuh yang dimiliki. tubuh yang dimiliki.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Merawat anggota tubuhnya Rajin menggosok gigi.
dengan penuh tanggung jawab. Setiap hari mandi 3 kali.
Rajin mencuci rambut.
Makan makanan yang
sehat.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan alasan pentingnya Mengapa kita harus merawat angota 25
merawat anggota tubuh. tubuh?
2 Menyebutkan cara merawat Bagaimana cara merawat anggota 25
anggota tubuh. tubuh?
3 Membedakan anggota tubuh Apa ciri-ciri anggota tubuh yang 25
yang sehat dan yang tidak sehat. sehat?
Apa ciri-ciri anggota tubuh yang 25
tidak sehat?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Gambar seorang ibu yang sedang menggunting kuku anaknya.
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Mewarnai gambar seorang ibu Komposisi Warna 50
yang sedang menggunting kuku Kerapian 50
anaknya.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan
kembali kisah Yesus menyembuhkan dua orang buta dengan kata-kata sendiri.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.
PELAJARAN 6
RUMAHKU

Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk
bertumbuh dan berkembang.
2.3 Bertanggung jawab atas lingkungan mmah sebagai tempat yang dianu-gerahkan Allah untuk
bertumbuh dan berkembang.
3.3 Mengenal lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh
dan berkembang.
4.3 Melakukan aktivitas memelihara lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan
berkembang.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur atas lingkungan rumah sebagai tempat untuk bertumbuh dan
berkembang.
2.3.1 Merawat lingkungan rumah sebagai tempat untuk bertumbuh dan berkembang.
3.3.1 Menyebutkan kegunaan rumah.
3.3.2 Menyebutkan cara merawat rumah.
3.3.3 Menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakeus.
4.3.1 Mewamai gambar rumah.

Bahan Kajian
1. Kegunaan rumah.
2. Merawat rumah sebagai tanda syukur kepada Allah.
3. Kitab Suci: Lukas 19:1-10.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang rumah.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya
diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Rumah merupakan identitas diri kedua setelah nama diri. Dalam perkenalan antarteman di
sekolah, setelah menvebut nama, biasanya juga menyebutkan tempat tinggalnya.
Tempat tinggal bagi siswa diidentikkan dengan rumah. Pada umumnya sebuah rumah
terdiri atas ruang keluarga, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan toilet, dapur, gudang, dan
ruang lain sesuai kebutuhan keluarga. Kemudian, di depan rumah ada ruang terbuka atau taman.
Setiap kamar atau ruang sepantasnya digunakan sesuai fungsinya masing-masing. Misalnya:
kamar tidur digunakan untuk tidur, ruang tamu sebagai tempat menerima tamu, ruang makan
sebagai tempat makan bagi keluarga, ruang keluarga sebagai tempat untuk berkumpulnya
keluarga, gudang sebagai tempat menyimpan barang yang tidak terpakai, dan lainnya. Bila setiap
anggota keluarga tertib dalam menggunakan kamar atau ruang sesuai fungsinya, semua anggota
keluarga akan merasa aman dan nyaman di dalam rumah.
Dalam Lukas 19: 1-10 diceritakan Yesus mengunjungi rumah Zakeus. Zakeus yang
dianggap berdosa oleh orang-orang sekitarnya justru mendapat kunjungan dari Yesus. Kunjungan
Yesus selalu membawa kebaikan dan keselamatan bagi keluarga yang dikunjungi. Zakeus yang
semula menjadi pemungut cukai akhirnya bertobat dan menjadi pengikut Yesus.
Yesus juga mengunjungi rumah kita. Dengan kunjungan Yesus, rumah kita tentu lebih
aman dan nyaman. Melalui pelajaran ini, siswa diharapkan dapat mengenal rumah sebagai
tempat tinggal, fungsi setiap kamar atau ruang di dalamnya, membiasakan diri merawat rumah,
dan bersyukur karena Tuhan Yesus mengunjungi rumah kita.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka
Pengantar
Tempat tinggal disebut juga dengan rumah. Pada umumnya sebuah rumah terdiri atas ruang
keluarga, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan toilet, dapur, gudang, dan ruang lain sesuai
kebutuhan keluarga. Kemudian, di depan rumah ada ruang terbuka atau taman. Setiap kamar atau
ruang sepantasnya digunakan sesuai fungsinya masing-masing.

Doa
Guru mengajak siswa mengawali pertemuan dengan doa, misalnya:
Terima kasih, Tuhan Yesus, Engkau memberi kami rumah. Tinggallah bersama kami. Berkatilah
rumah kami agar aman dan damai. Amin.

Lagu "Betapa Indah RumahMu Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 50.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar rumah yang indah dan rumah yang sederhana.
Lihat Buku Siswa halaman 51.
2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siszua untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang
gambar tersebu, misalnya:
a. Bagaimana keadaan rumah dalam gambar?
b. Apa guna rumah ?
c. Apa sajakah bagian-bagian rumah?
d. Apa guna dari setiap bagian rumah?
e. Bagaimana cara merawat rumah?

Setelah itu, guru mengajak siswa mengenal bagian-bagian rumah dengan memasangkan
gambar dan nama ruangan atau kamar sesuai fungsinya (Lihat buku siswa halaman 52).

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Rumah sangat penting untuk tempat tinggal sebuah keluarga. Ada rumah yang mewah dan
ada yang sederhana. Rumah merupakan tempat keluarga berlindung dari hujan dan terik
matahari. Rumah juga tempat berkumpulnya keluarga. Di dalam rumah ada kamar dan ruang
sesuai kebutuhan keluarga. Ada ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, dan yang
lainnya. Rumah harus dirawat agar bersih dan rapi. Cara merawat rumah, misalnya setiap hari
rumah harus disapu dan dipel, debu yang melekat di meja dan kursi dibersihkan, merapikan
tempat tidur, dan lainnya. Rumah yang bersih akan membuat keluarga merasa nyaman dan sehat.
Bahkan, siapa pun yang berkunjung ke rumah kita akan merasa senang. Tuhan Yesus pun senang
mengunjungi rumah kita, seperti la mengunjungi rumah Zakeus.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siszoa untuk mengamati gambar di Buku Siswa halaman 53-54 dan
mendengarkan cerita Yesus mengunjungi rumah Zakeus berdasarkan cerita dari Lukas 19:1-9.

Pada suatu hari Yesus melakukan perjalanan ke Yerikho. Di kota itu tinggallah seorang
kaya yang bernama Zakeus. Ia adalah seorang pemungut cukai. Ia mengumpulkan uang untuk
dirinya sendiri dan bangsa Romawi. Orang banyak tidak menyukai perbuatan Zakeus.
Banyak orang ingin melihat Yesus. Mereka berjejer dan berdesak-desakan ingin memberi
salam kepada Yesus.
Zakeus juga ingin melihat Yesus. Karena badannya pendek, Zakeus tidak bisa melihat
Yesus. Maka Zakeus memanjat pohon supaya dapat melihat Yesus. Ketika melihat Yesus, Zakeus
berkata, "Itukah Yesus? Jadi Dia Yesus dari Nasaret." Zakeus pun berteriak menyambut
kedatangan Yesus.
Yesus terus berjalan. Akhirnya, ia berada tepat di bawah pohon yang dipanjat Zakeus. Tiba-
tiba Yesus berhenti dan berkata, "Zakeus, turunlah! Hari ini Aku harus mengunjungi rumahmu."

Zakeus terkejut. Ia segera turun dari pohon dan mengajak Yesus menuju rumahnya.
"Mulai sekarang aku berjanji memberikan setengah dari yang aku dapatkan untuk orang
miskin," janji Zakeus kepada Yesus.
Yesus berkata, "Hari ini kamu dan keluargamu telah diselamatkan."

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan atas cerita
dari Lukas, misalnya :
a. Siapa Zakeus?
b. Mengapa Yesus mau mengunjungi rumah Zakeus?
c. Apa janji Zakeus?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya :
Zakeus senang sekali Yesus mau menumpang di rumahnya. Zakeus me- rasa rumahnya
diberkati oleh Tuhan. Zakeus berjanji akan mengembalikan uang pajak yang diambilnya. Yesus
pun senang karena setelah dikunjungi, Zakeus bertobat.
Tuhan Yesus juga memberkati setiap keluarga dan rumahnya. Kita bersyukur kepada Tuhan
karena memiliki sebuah rumah dan Yesus juga mengunjungi rumah kita.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalamannya dibandingkan dengan pengalaman
Kitab Suci, misalnya :
"Rajinkah aku merawat rumah?"

Aksi
 Mewarnai gambar sebuah rumah.
 Sapulah lantai rumahmu dan rapikan peralatanmu setelah bermain!

(Tulislah di buku tugasmu hasil pekerjaanmu, mintalah tanda tangan orang tuamu, lalu laporkan
kepada gurumu).

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa:
"Hari ini Aku mengunjungi rumahmu."

Penutup

Rangkuman
 Rumah adalah tempat tinggal keluarga.
 Rumah mempunyai bagian-bagian.
 Ada ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, kamar mandi dan yang lainnya.
 Rumah harus dirawat agar bersih dan rapi.
 Rumah yang bersih akan membuat keluarga merasa nyaman dan sehat.
 Yesus mengunjungi rumah Zakeus.
 Zakeus bertobat setelah dikunjungi Yesus.
 Tuhan senang mengunjungi rumah kita.
 Kita bersyukur kepada Tuhan karena kunjungan Yesus ke rumah kita.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
lingkungan rumah sebagai atas dirinya yang khas.
tempat untuk bertumbuh dan
berkembang.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Merawat lingkungan rumah Membantu ibu menyapu
sebagai tempat untuk Membereskan tempat
bertumbuh dan berkembang. tidur sendiri.
Membereskan mainan
setelah bermain.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan kegunaan rumah. Sebutkan guna rumah! 20
2 Menyebutkan cara merawat Sebutkan cara merawat rumah! 20
rumah.
3 Menceritakan kisah Yesus Rumah siapakah yang dikunjungi 20
mengunjungi rumah Zakeus. Yesus?
Mengapa Yesus mengunjungi rumah 20
Zakeus?
Apa yang dikatakan Yesus kepada 20
Zakeus ketika sampai di rumahnya?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Gambar rumah

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar rumah Komposisi Warna 50
Kerapian 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menggambar
rumah tempat tinggalnya.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 7
KELUARGAKU

Kompetensi Dasar
1.3 Bersyukur atas lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk
bertumbuh dan berkembang.
2.3 Bertanggung jawab terhadap lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang.
3.3 Mengenal lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh
dan berkembang.
4.3 Melakukan aktivitas memelihara lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan
berkembang.

Indikator
1.3.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah keluarga.
2.3.1 Melaksanakan tugas dalam keluarga dengan penuh tanggung jawab.
1.1.1 Menyebutkan tugas setiap anggota keluarga.
1.1.2 Menyebutkan perbua tan-perbua tan ba i k yang dilakukan orang tua.
3.3.3 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya terhadap orang tua.
3.3.4 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara- saudaranya.
1.1.1 Mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dalam lagu.

Bahan Kajian
1. Tugas ayah, ibu, dan anak di dalam keluarga.
2. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang tua.
3. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya terhadap orang tua.
4. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara-saudaranya.
5. Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dalam lagu.
6. Injil Yohanes 15: 12-14,17.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas 1 SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang keluarga.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah dan refleksi.
Sarana : Teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, makapelaksanaannya
diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Dalam pelajaran ini siswa disadarkan akan peranan keluarga dalam kehidupannya.
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, adik, atau kakak. Mereka hidup bersama. Setiap anggota keluarga
mempunyai tanggung jawab tertentu. Ayah dan ibu bertanggung jawab melindungi, mendidik,
dan memberi nafkah untuk semua anggota keluarga. Anak-anak bertanggung jawab atas tugas-
tugas tertentu sesuai kemampuannya. Tetapi hidup dalam keluarga juga tidak luput dari
pertengkaran dan salah paham. Tetapi biasanya hal-hal yang kecil ini membuat kita semakin
saling mengasihi.
Dalam Injil Yohanes 15:12-14, 17 Yesus memerintahkan agar kita "saling mengasihi satu
sama lain sebagai saudara". Tandabahwa orang sungguh saling mengasihi saudaranya adalah rela
memberikan hidupnya bagi saudaranya. Jika hidup sebagai satu keluarga dan saling mengasihi,
semua tugas dalam keluarga akan menjadi ringan dan keluarga menjadi bahagia.
Kasih dalam keluarga adalah wujud kehadiran Tuhan yang mencintai kita. Dengan
pelajaran ini diharapkan siswa merasakan bahwa kasih Tuhan dapat dirasakan dalam hidup
keluarga. Keluarga adalah anugerah Tuhan untuk dirinya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Kasih dalam keluarga adalah wujud kehadiran Tuhan yang mencintai kita. Kasih Tuhan
dapat dirasakan dalam hidup keluarga. Keluarga adalah anugerah Tuhan untuk dirinya.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa, misalnya:
Tuhan Yesus,
Engkau telah memberiku keluarga.
Engkau memberkati keluargaku.
Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Lagu "Kasih Sayang Ibu dan Ayah", lihat Buku Siswa halaman 58.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
dua anak yang sedang bekerja di rumah. Kemudian guru menceritakan kisah keluarga Maria.
Lihat Buku Siswa halaman 59.

Keluarga Maria
Keluarga Maria terdiri dari empat anggota keluarga. Ada ibu, ayah, Santo, dan Maria.
Mereka hidup rukun dan saling menolong. Semua mengerjakan tugasnya masing-masing sebagai
anggota keluarga. Ayah mencari nafkah untuk membiayai hidup keluarga. Ibu memasak,
membersihkan rumah, dan merawat anak-anak. Abang Santo membantu Ibu menyapu halaman
rumah setiap sore, dan Maria membantu Ibu mencuci piring setelah makan malam bersama.
Suatu hari Santo menolak membantu ibunya untuk menyapu halaman rumah. Santo ingin
bermain sore itu bersama teman-temannya. Mukanya eemberut ketika hari sudah sore. Santo
harus melakukan tugasnya, tetapi teman-teman sudah memanggilnya untuk bermain.
Ayah mengetahui keadaan Santo dan ayah mendekatinya, "Kenapa Nak, setiap sore
mukamu eemberut. Coba cerita kepada Ayah." Setelah ditanya ayahnya, Santo lalu menceritakan
isi hatinya, bahwa ia ingin bermain bersama temannya setiap sore. Ayah menasihati Santo bahwa
setiap anggota keluarga mempunyai tugas dan tugas harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
Sejak itu Santo sadar bahwa dalam keluarga harus saling mengasihi dan saling menolong
sehingga keluarga akan bahagia.

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang
gambar dan cerita, misalnya:
a. Apa tugas ayah?
b. Apa tugas ibu?
c. Mengapa Santo eemberut?
d. Apa sajakah tugas anak dalam keluarga?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya:
Setiap anggota keluarga bertanggung jawab terhadap tugasnya. Ayah bekerja mencari
nafkah untuk keluarga. Ibu memasak dan membersihkan rumah dan merawat anak-anak. Ibu
dapat juga bekerja membantu Ayah mencari nafkah. Namun, di rumah harus ada yang
menyiapkan makanan untuk keluarga dan merawat rumah. Anak-anak juga harus ikut membantu
pekerjaan di rumah yang dapat dilakukannya. Namun, tugas utama anak- anak adalah belajar
dengan rajin dan tekun.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus bersama satu keluarga yang saling mengasihi
dan mendengarkan bacaan Kitab Suci Yohanes 15:12-14,17. Lihat Buku Siswa iialaman 61.

Inilah perintah-Ku, yaitu kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak
ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang vang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabat-Nya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu.
Inilah perintah-Ku kepadamu: kasihilah seorang akan yang lain."

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang
nasihat Kitab Suci, misalnya:
a. Apa perintah Yesus?
b. Bagaimana saling mengasihi dalam keluarga?
c. Bagaimana keadaan keluarga yang saling mengasihi?
3. Peneguhan
Perintah Yesus agar saling mengasihi itu seperti Yesus yang mengasihi kita. Dalam
keluarga, orang tua mengasihi anak dan anak mengasihi orang tua. Cara mengasihi adalah
dengan melaksanakan tugas sebagai anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab dan saling
menghormati. Bila ayah, ibu, dan anak saling mengasihi, keluarga akan rukun dan bahagia.

Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan pesan Kitab Suci.
"Sudahkah aku melakukan perbuatan baik bagi keluargaku?"

Aksi
 Mewarnai gambar satu keluarga yang bahagia dan Yesus di tengah keluarga mereka.

Penutup

Rangkuman
 Tuhan sangat mengasihi kita.
 Kita diberi orang tua, yaitu ayah, ibu, dan saudara.
 Ayah, ibu, dan saudara mencintai kita.
 Bermacam-macam perbuatan baik telah dilakukan ayah, ibu, dan saudara untuk kita.
 Setiap anggota keluarga mempunyai tugas.
 Tugas harus dilaksanakan dengan tanggung jawab.
 Ayah bertugas mencari nafkah dan melindungi keluarga.
 Ibu bertugas menyiapkan kebutuhan keluarga dan merawat anak-anak.
 Anak bertugas membantu pekerjaan orang tua.
 Perintah Yesus agar saling mengasihi dalam keluarga.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Hendaklah kamu saling mengasihi seperti Aku mengasihi karma."

Doa
Tuhan Yesus yang mahabaik,
Berilah aku tanggung jawab dalam melaksanakan tugasku di rumah dan saliang mengasihi dalam
keluarga. Amin.

Lagu "Kasih Sayang Ibu dan Ayah". Lihat Buku Siswa halaman 58.

Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Tuhan atas anugerah keluarga. atas dirinya yang khas.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Melaksanakan tugas dalam Membantu ibu menyapu
keluarga dengan penuh Membereskan tempat
tanggung jawab. tidur sendiri.
Membereskan mainan
setelah bermain.
Membereskan meja
makan setelah makan.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan tugas setiap Sebutkan tugas setiap anggota 25
anggota keluarga. keluarga!
2 Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan-perbuatan baik 25
perbuatan baik yang dilakukan yang dilakukan orang tua!
orang tua.
3 Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan- perbuatan baik 25
perbuatan baik yang yang yang dilakukan terhadap orang tua!
dilakukan terhadap orang tua.
4 Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan- perbuatan baik 25
perbuatan baik yang dilakukan yang dilakukan terhadap saudara!
terhadap saudara- saudaranya.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menyanyikan lagu

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mengungkapkan rasa syukur Isi lagu 50
kepada Tuhan atas anugerah Ekspresi 50
keluarga dalam lagu.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan
tugas apa yang sudah dilakukan selama seminggu dan ditandatangani orang tua.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 8
SEKOLAHKU
Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur atas lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk
bertumbuh dan berkembang.
2.4. Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat ber-tumbuh dan
berkembang.
3.4. Mengenal lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh
dan berkembang.
4.4. Melakukan aktivitas memelihara lingkungan sekolah sebagai tempat ber-tumbuh dan
berkembang.

Indikator
1.4.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan sekolah sebagai
tempat bertumbuh dan berkembang.
2.4.1 Melaksanakan tugas sebagai warga sekolah dengan tanggung jawab.
3.4.1 Menyebutkan tujuan orang bersekolah.
3.4.2 Menyebutkan petugas-petugas pelayanan di sekolah.
3.4.3 Menyebutkan tugas-tugas petugas di sekolah.
3.4.4 Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3.4.5 Menjelaskan cara bersyukur kepada Allah atas anugerah sekolah.
4.4.1 Melakukan piket kelas.

Bahan Kajian
1. Tujuan orang bersekolah.
2. Petugas-petugas pelayanan di lingkungan sekolah dan tugasnya masing-masing.
3. Cara bersyukur kepada Allah atas anugerah sekolah.
4. Merawat lingkungan sekolah.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang sekolah.
5. Lingkungan sekolah.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah dan refleksi.
Sarana : Teks cerita, teks Kitab Suci,
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dua kalipertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya
diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk bersosialisasi, selain rumah dan lingkungan. Di
sekolah anak-anak akan bertemu dengan guru yang mendidik dan mengajar mereka dalam
berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik, dan keterampilan yang berguna dalam kehidupannya,
serta bertemu dengan teman-teman yang baru. Di sekolah guru membantu siswa untuk
mengembangkan kecerdasan dan kepribadian mereka. Selain guru, masih ada yang berperan
membantu perkembangan siswa, seperti karyawan TU (tata usaha), penjaga sekolah, petugas
kebersihan, dan lainnya. Dengan demikian, keterbatasan orang tua dan masyarakat dalam upaya
mengembangkan kecerdasan anak dapat terlaksana secara efektif di sekolah.
Di sekolah siswa juga bertemu dengan teman-teman yang dapat diajak untuk belajar
bersama, bermain bersama, dan mengerjakan tugas bersama. Di sekolah siswa belajar banyak hal
untuk bekal hidup mereka kelak.
Nasihat bijak di dalam Kitab Amsal mengatakan: "Berpeganglah pada didikan, jangan
melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu. Jangan menempuh jalan orang fasik, dan
jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14). Demikianlah kitab Amsal menasihati
setiap orang untuk mencintai pendidikan. Pendidikan akan membawa siswa pada kehidupan yang
lebih baik.
Melalui pelajaran ini siswa diharapkan dapat memahami tujuan ber- sekolah, mengenal
lingkungan sekolah, dan mengenal para petugas pelayanan yang a da, terutama para guru sebagai
pendidiknya. Diharapkan pula siswa selalu bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai
seorang pelajar demi masa depan mereka dan bersyukur kepada Tuhan dengan belajar yang rajin,
menyayangi teman, hormat kepada guru dan juga kepada tenaga kependidikan di sekolah.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka
Pengantar
Sekolah merupakan salah satu tempat untuk bersosialisasi, selain rumah dan lingkungan. Di
sekolah anak-anak akan bertemu dengan guru yang mendidik dan mengajar mereka dalam
berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik, dan keterampilan yang berguna dalam kehidupannya,
serta bertemu dengan teman-teman yang baru.
Kegiatan Pembelajaran

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa.
Tuhan Yesus, kami senang dapat belajar di sekolah ini Berkatilah kami agar dapat belajar dengan
baik. Amin.

Lagu "Keluarga Besar Sekolahku", lihat Buku Siswa halaman 68.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar lingkungan sekolah dan puisi di bawah ini.
Lihat Buku Siswa halaman 69.

Sekolahku
Setiap hari aku ke sekolah
Sekolahku sangat indah
Tempat aku belajar
Tempat aku mendapat ilmu
Aku berjumpa dengan guruku
Guru yang baik
Guru yang memberi ilmu
Untuk masa depanku
Aku berjumpa dengan temanku
Belajar bersama
Bernyanyi bersama
Bermain bersama
Terima kasih sekolahku
Terima kasih guruku
Terima kasih teman-temanku
Kau berjasa kepadaku

(Apabila siswa kelas satu belum bisa membaca, maka guru membacakan puisi di atas dan siswa
menirukannya.)

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas puisi dengan bertanya, menyatakan
pikiran atau perasaannya, misalnya :
a. Apa yang tertulis dalam puisi?
b. Untuk apakah kita ke sekolah?
c. Siapa saja yang berjasa di sekolah?
d. Bagaimanakah sikap yang baik terhadap guru?
e. Siapa sajakah yang bertanggung jawab untuk merawat lingkungan sekolah?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Kita merasa senang karena dapat bersekolah. Di sekolah kita belajar bersama guru dan
teman-teman dan bertemu dengan petugas kebersihan, penjaga sekolah, dan yang lainnya. Di
sekolah kita dapat belajar membaca, menulis, berhitung, menggambar, bemyanyi, berolahraga,
dan belajar yang lainnya. Semua itu agar membuat kita menjadi anak yang pintar dan berbudi
luhur. Tetapi lingkungan sekolah juga perlu dirawat. Sekolah yang bersih dan rapi membuat kita
dapat belajar dengan nyaman. Sebaliknya, ada juga teman kita yang tidak dapat bersekolah. Kita
harus berdoa bagi teman-teman yang tidak dapat belajar dengan baik di sekolah agar mereka
dapat bersekolah.
Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Yesus yang mengajar anak-anak sambil
mendengarkan bacaan Kitab Amsal 4:13-14. Lihat Buku Siswa halaman 70.
Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu.
Jangan menempuh jalan orang fasik, dan jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14).

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas Amsal 4:13-14 dengan menanya atau
menyatakan pendapatnya, misalnya :
a. Mengapa harus sekolah?
b. Siapa sajakah yang ada di sekolah?
c. Bagaimana sikap yang baik saat di sekolah?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Nasihat bijak di dalam Kitab Amsal mengatakan: "Berpeganglah pada didikan, jangan
melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu. Jangan menempuh jalan orang fasik, dan
jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14). Nasihatnya adalah bahwa setiap orang
harus bersekolah. Bersekolah membuat kita menjadi pintar dan menjadi orang baik. Di sekolah
kita dididik oleh guru dengan berbagai ilmu pengetahuan, kebiasaan yang baik, dan keterampilan
bagi kehidupan kita nantinya. Banyak teman tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah,
karena itu kita bersyukur kepada Allah karena kita dapat bersekolah. Bagaimana cara kita
bersyukur? Kita dapat bersyukur kepada Allah dengan rajin belajar, menyayangi teman. hormat
kepada guru dan petugas lainnya seperti petugas keamanan, petugas kebersihan, dan lainnya.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siszva membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya:
"Rajinkah aku belajar setiap hari?"

Aksi
Guru mengajak siswa untuk berkeliling dan mengamati lingkungan sekolah, mengenal para
petugas yang melayani kebutuhan mereka di sekolah, dan mencatat di buku tugas masing-
masing.

Menulis Nama-Nama Petugas Sekolah


Tulislah nama-nama petugas sekolah yang kamu kenal!

Tugas Jabatan Nama


Kepala sekolah ……………………………………………….

Wakil kepala sekolah ……………………………………………….

Guru kelas 1 ……………………………………………….

Guru kelas 2 ……………………………………………….

Guru kelas 3 ……………………………………………….

Guru kelas 4 ……………………………………………….

Guru kelas 5 ……………………………………………….

Guru kelas 6 ……………………………………………….

Petugas tata usaha ……………………………………………….

Petugas perpustakaan ……………………………………………….

Petugas UKS ……………………………………………….

Petugas keamanan ……………………………………………….

Pembantu sekolah ……………………………………………….

Penutup

Rangkuman
 Sekolah adalah tempat aku belajar.
 Di sekolah aku bertemu dengan guru, petugas sekolah, dan teman- teman.
 Kita harus patuh pada nasihat guru.
 Kita harus bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru.
 Kita harus bertanggung jawab dengan kebersihan sekolah.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa:
"Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya."

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik,
berilah aku semangat untuk rajin belajar agar menjadi anak yang baik dan pintar. Amin.

Lagu "Keluarga Besar Sekolahku". Lihat Buku Siswa halaman 68.


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah yang telah kepada Allah atas
menganugerahkan sekolah anugerah sekolah.
sebagai tempat bertumbuh dan
berkembang.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Melaksanakan tugas sebagai Mengerjakan tugas yang
warga sekolah dengan diberikan guru.
tanggung jawab. Menjaga kebersihan
sekolah.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Jawaban Singkat

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mengenal lingkungan sekolah Mengapa kita harus bersekolah? 20
sebagai tempat yang Siapa saja yang kamu jumpai di 20
dianugerahkan Allah untuk sekolah?
bertumbuh dan berkembang. Apa saja yang dipelajari di sekolah? 20
Sebutkan nama sekolahmu! 10
Sebutkan nama gurumu! 10
Bagaimana caranya agar kita 20
menjadi pintar?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Kegiatan
b. Bentuk Instrumen : Piket kelas

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Melakukan aktivitas memelihara Menyapu kelas. 50
lingkungan sekolah sebagai Membuang sampah kelas ke 50
tempat bertumbuh dan penampungan sampah sekolah.
berkembang.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan
cerita tentang sekolahnya.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan
mengapa kita harus bersekolah.

PELAJARAN 9
GURUKU

Kompetensi Dasar
1.4 Bersyukur atas lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk
bertumbuh dan berkembang.
2.4. Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan
berkembang.
3.4. Mengenal lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh
dan berkembang.
4.4. Melakukan aktivitas memelihara lingkungan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan
berkembang.

Indikator
1.4.1. Mengungkapkan syukur kepada Tuhan mendapat guru yang baik.
2.4.1. Melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan penuh tanggung jawab.
3.4.1. Menyebutkan macam-macam pelajaran yang diajarkan guru.
3.4.2. Menyebutkan nama gurunya.
3.4.3. Menyebutkan manfaat pelajaran yang diberikan oleh guru.
3.4.3. Menyebutkan sikap-sikap yang baik terhadap guru di sekolah.
3.4.5. Menyebutkan panggilan yang diberikan murid-Nya kepada Yesus menurut Lukas 5:1-11.
4.4.1. Membuat doa syukur atas karunia guru yang baik.

Bahan Kajian
1. Macam-macam pelajaran di sekolah.
2. Manfaat pelajaran di sekolah.
3. Sikap-sikap yang baik terhadap guru di sekolah.
4. Kitab Suci: Lukas 5: 1-11.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dar. Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitat. Jakarta: LAI dan
LBI
4. Pengalaman siswa dan guru tentang gurunya.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Bernyanyi, bermain, informasi, dan refleksi
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, makapelaksanaannya
diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Sekolah merupakan tempat anak-anak bertemu dengan guru yang men- didik dan mengajar
mereka dalam berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik dan keterampilan yang berguna dalam
kehidupannya, serta bertemu dengan teman-teman baru. Di sekolah guru membantu siswa untuk
mengembangkan kecerdasan dan kepribadian mereka. Selain guru, masih ada yang berperan
membantu perkembangan siswa, seperti karyawan TU (Tata Usaha), penjaga sekolah, petugas
kebersihan, dan lainnya.
Dalam Lukas 5: 1-11 diceritakan bahwa banyak orang yang mengikuti Yesus untuk
mendengarkan pengajaran-Nya. Mereka menyebut Yesus sebagai Guru. Ketika Yesus naik ke
dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, Yesus menyuruh Simon supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu la duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Setelah selesai berbicara, la berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam
kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa- apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku
akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah
besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Para murid patuh kepada gurunya sehingga
memberikan hasil yang berlimpah kepada mereka.
Melalui pelajaran ini siswa diharapkan untuk selalu mematuhi nasihat gurunya sehingga
pendidikan akan berhasil dan kelak mereka mempunyai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Guru merupakan orang yang membantu orang tua untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Doa
Guru mengajak siswa mengawali pelajaran dengan doa, misalnya:
Terima kasih, ya Tuhan,
karena Engkau memberi kami guru yang baik Bimbinglah kami agar dapat belajar dengan
baik. Amin

Lagu "Guruku Tersayang", lihat Buku Siswa halaman 74.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar guru yang sedang memberikan penjelasan pada
siswa yang menanyakan pelajaran. Lihat Buku Siswa halaman 75.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas gambar dengan bertanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya :
a. Ceritakan peristiwa pada gambar!
b. Pelajaran apa sajakah yang ibu/bapak guru ajarkan di sekolah?
c. Pelajaran apakah yang paling disukai anak-anak? Mengapa?
d. Apa yang harus dilakukan supaya pintar?
e. Bagaimanakah sikap yang baik saat ibu/bapak guru mengajar?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan tanggapan siswa, misalnya:
Di sekolah kitabelajar bersama teman-teman. Ibu/bapak guru mengajarkan bermacam-
macam pelajaran. Semua pelajaran berguna untuk hidup kita. Anak yang rajin belajar dan tekun
berdoa akan cepat pintar. Tugas yang diberikan ibu/bapak guru harus dikerjakan. Nasihat
ibu/bapak guru harus ditaati. Dengan demikian, kita mempunyai masa depan yang baik.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yes us bersama murid murid-Nya (Lukas 5:1-11).
Lihat Buku Siswa halaman 76.
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sedang orang banyak
mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai.
Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya
menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari
atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang
dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan
setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka
mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya
mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama- sama mengisi kedua
perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Ketika Simon Petrus melihat hal itu, ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-
sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga
Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada
Simon, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka
menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti
Yesus.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan cerita di atas dengan bertanya atau
menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Siapa saja yang bersama Yesus?
b. Simon memanggil Yesus dengan sebutan apa?
c. Apa nasihat Yesus kepada murid-Nya?
d. Apakah murid-Nya mendengarkan nasihat Yesus?
e. Apa yang terjadi setelah mereka mendengar nasihat Yesus?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, jawaban, dan tanggapan siswa,
misalnya:
Murid-murid Yesus memanggil-Nya dengan sebutan Guru. Mereka senang mendengarkan
pengajaran dan nasihat Gurunya, yaitu Yesus. Ketika Yesus menyuruh murid-Nya bertolak lebih
dalam, mereka pun menuruti apa vang dikatakan Yesus. Hasilnya mereka mendapat ikan yang
sangat banyak. Nasihat guru kita juga harus kita taati. Dengan belajar kita menjadi pintar,
menjadi tahu banyak hal. Maka belajar itu penting sekali. Guru mendidik kita menjadi anak yang
pintar dan berbudi luhur. Semua yang dajarkan akan berguna untuk hidup kita kelak.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya:
"Sudahkah aku melaksanakan nasihat guru?"

Aksi
Guru memberi tugas kepada siswa untuk mewarnai gambar ibu/bapak guru yang sedang
menjelaskan pelajaran kepada seorang anak di kelas kemudian menuliskan nama ibu/bapak
gurunya.

Penutup

Rangkuman
 Pendidik kita di sekolah adalah guru.
 Kita harus patuh pada nasihat guru.
 Mengeijakan tugas dengan tekun dan teliti.
 Yesus disebut Guru oleh murid-murid-Nya.
 Murid-murid Yesus taat pada nasihat Yesus.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Hormatilah dan taatilah nasihat guru."

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah aku semangat untuk rajin belajar di sekolah maupun di rumah.
Amin.

Lagu "Guruku Tersayang."

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Tuhan mendapat guru yang karena mendapat guru
baik. yang baik.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Melaksanakan tugas yang Selalu mengerjakan PR.
diberikan guru dengan penuh
tanggung jawab.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan macam-macam Sebutkan pelajaran apa saja yang 20
pelajaran yang diajarkan guru. diajarkan guru!
2 Menyebutkan nama guru- Siapa nama gurumu? 20
gurunya
3 Menyebutkan manfaat pelajaran Apa manfaat pelajaran yang 20
yang diberikan oleh guru. diberikan guru?
4 Menyebutkan sikap-sikap yang Sebutkan sikap-sikap yang baik 20
baik terhadap guru di sekolah. terhadap guru!
5 Menyebutkan panggilan yang Murid-murid memanggil Yesus 20
diberikan murid-Nya kepada dengan sebutan apa?
Yesus menurut Lukas 5:1-11.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Piket kelas
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Membuat doa syukur atas Isi doa 100
karunia guru yang baik.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan
slogan "Hormatilah gurumu, taatilah nasihatnya" dan dihias dengan indah.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk memelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru
memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 10
ALLAH MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI

Kompetensi Dasar
1.5 Percaya akan Allah sebagai pencipta yang mahabaik.
2.5 Bertanggung jawab terhadap dptaan Allah yang mahabaik.
3.5 Mengenal Allah sebagai pencipta yang mahabaik.
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menulis doa, menggambar/mewamai/membuat mozaik)
tentang dptaan Allah.

Indikator
1.5.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah atas semua ciptaan-Nya.
2.5.1 Memelihara dptaan Tuhan dengan penuh tanggung jawab.
3.5.1 Menceritakan kembali kisah penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1:1-24).
3.5.2 Menyebutkan manfaat ciptaan Tuhan bagi kehidupan manusia.
3.5.3 Menyebutkan cara-cara melestarikan alam dptaan Tuhan.
4.5.1 Menggambar ciptaan Tuhan.

Bahan Kajian
1. Alam yang indah dan yang rusak.
2. Manfaat alam ciptaan Tuhan bagi manusia.
3. Melestarikan alam ciptaan Tuhan.
4. Kisah penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1:1-28).

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang penciptaan langit dan bumi.
5. Lingkungan alam ciptaan Tuhan.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah, penugasan, dan bermain peran.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Alam yang diciptakan Tuhan memang sungguh indah. Siswa kelas I sudah mampu
mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan ini. Ketika melihat alam sekitar, mereka mengagumi
dengan kata-kata yang sederhana, misalnya: gunung yang tinggi, laut yang luas, bunga yang
indah, dan sebagainya.
Dalam kitab Kejadian 1:1-28 dikisahkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi serta
isinya. Ketika Tuhan selesai menciptakan alam, Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik. Tujuan
utama penciptaan langit dan bumi serta isinya adalah agar manusia sebagai ciptaan Tuhan dapat
hidup sejahtera di alam ini. Bumi serta isinya diserahkan kepada manusia untuk dipelihara dan
dilestarikan.
Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk menyadari bahwa semua yang indah itu pemberian
Tuhan. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Semua ciptaan Tuhan baik adanya. Dengan
demikian diharapkan tumbuh kesadaran siswa untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Bapa
yang telah menciptakan alam semesta ini untuk kebahagiaan manusia, tetapi juga keprihatinan
terhadap kerusakan alam lingkungan. Rasa syukur ini diwujudkan dengan memelihara dan
melestarikan alam sekitarnya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Allah yang menciptakan alam yang indah untuk manusia. Semua ciptaan Allah baik
adanya. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur kepada Allah Bapa yang telah menciptakan
alam semesta ini untuk kebahagiaan manusia. Rasa syukur ini diwujudkan dengan memelihara
dan melestarikan alam sekitarnya.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa.
Tuhan Engkau sungguh baik.
Engkau ciptakan bagi kami, langit dan bumi serta segala isinya. Berkatilah kami agar mampu
memelihara ciptaan-Mu. Amin.

Lagu "Alangkah Megah Karya-Mu", lihat Buku Siswa halaman 82.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak sisiva untuk mengamati gambar alam ciptaan Tuhan. Satu gambar alam yang
indah dan satu gambar alam yang rusak. Lihat Buku Siswa halaman 83.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut
dengan contoh pertanyaan :

a. Mengapa ada alam yang indah ?


b. Mengapa ada alam yang rusak?
c. Mengapa bisa terjadi demikian?
d. Siapa yang merusak alam ciptaan Tuhan?
3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan gambar, pertanyaan dan tanggapan sisu\: misalnya:
Betapa senang kita berada di alam yang indah ini. Ada kebun yang indah sungai yang
bersih, laut yang luas, gunung yang tinggi, hutan yang lebat. dan sawah yang menghijau. Hati
kita pasti kagum dengan karya Allah ini Sebaliknya, bila kita melihat alam yang diberikan Allah
kepada kita tidak dipelihara dan dilestarikan, bahkan dirusak, seperti kebun yang tidak dirawat.
penebangan pohon di hutan secara liar, sungai yang airnya penuh sampah dan kotor, laut yang
penuh sampah plastik, dan gunung yang gundul, hah kita pasti sedih. Alam ciptaan Allah yang
rusak akan menimbulkan penyakit. Kerusakan alam ini disebabkan oleh manusia yang tidak
bertanggung jawab. Semua diciptakan Allah untuk kita manusia. Jadi, sepantasnya kita bersyukur
dan melestarikan alam ciptaan ini.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar dan cerita tentang penciptaan langit dan bumi dari
Kejadian 1:1-28. Lihat Buku Siswa halaman 84-88.
Beginilah Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya.

Hari Pertama
Allah menciptakan bumi. Gelap gulita meliputi seluruh bumi. Lalu Allah berfirman,
"Jadilah terang ..." Dan terang itu jadi seperti yang Tuhan kehendaki.
Terang itu disebut siang. Sedangkan gelap disebut malam.
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.

Hari Kedua
Allah berfirman lagi, "Jadilah cakrawala ..." Lalu cakrawala jadi. Ada gumpalan awan
besar dan awal-awan kecil melayang-layang di angkasa raya. Cakrawala itu diberi nama langit.
Di bawah langit ada bumi, yang penuh dengan air.
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.

Hari Ketiga
Allah memandang selurahbumi yang penuh dengan air. Lain berfirmanlah Allah, "Jadilah
tanah yang kering Lalu terjadilah, dari air muncul tanah vang kering dan disebut darat.
Sedangkan kumpulan air yang banyak disebut laut.
Allah memandang tanah kering di darat, masih kosong. Lalu Allah berfirman lagi,
"Hendaknya di darat tumbuh berbagai jenis pohon yang berbuah dan berbiji Lalu terjadilah
demikian. Berbagai jenis pohon yang berbuah dan berbiji tumbuh di darat. Seluruh daratan
ditumbuhi pohon-pohon yang hijau dan segar.
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.

Hari Keempat
Allah melihat di langit masih kosong. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di langit ada
benda-benda bercahaya untuk menerangi bumi siang dan malam ..." Lalu kehendak Allah terjadi
lagi. Benda-benda bercahaya muncul di langit. Ada matahari, bulan, dan bintang-bintang.
Matahari bertugas menerangi bumi di siang hari. Sedangkan bulan dan bintang bertugas
menerangi bumi di malam hari.
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.

Hari Kelima
Allah memandang lautan luas dan di udara. Belum ada makhluk hidup di dalam laut, juga
di udara. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di dalam laut hidup berbagai jenis makhluk
hidup, dan di udara berbagai jenis hewan yang beterbangan ..." Dan kehendak Allah terjadi lagi.
Berbagai jenis hewan muncul dari dalam laut. Ada ikan besar dan ikan kecil, kepiting, udang,
dan hewan lainnya. Kemudian, di udara muncul juga berbagai jenis burung yang beterbangan,
kupu-kupu, dan serangga lainnnya. Lalu Allah memberkati semua hewan di laut dan di udara,
kata-Nya, "Berkembang biak dan bertambah banyaklah kamu ..."
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.

Hari Keenam
Allah memandang lagi ciptaan-Nya yang ada di darat. Sudah banyak pohon dan tumbuh-
tumbuhan di darat. Tetapi belum ada hewan yang berkeliaran seperti di laut. Lalu Allah
berfirman, "Hendaknya di darat hidup berbagai jenis hewan dan binatang liar Lalu terjadilah
demikian. Ada sapi, kambing, domba, kucing, ayam, kelinci, dan berbagai hewan piaraan
lainnva. Ada juga binatang-binatang liar seperti ular, singa, harimau, dan berbagai binatang liar
lainnya.
Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya.
Kemudian Tuhan berfirman lagi, "Baiklah, sekarang kita jadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita." Lalu Tuhan Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Kemudian,
Tuhan Allah menyerahkan semua ciptaan-Nya kepada manusia, kata-Nya, "Semua ciptaan ini
Kuberikan kepadamu. Pergunakan dan peliharalah semuanya dengan baik ...”

2. Bermain Peran

a. Persiapan dan Pemgaan: tentang Kisah Penciptaan


(Para siswa dibagi menjadi 7 kelompok untuk menampilkan visualisasi kisah penciptaan.
Kelompok 1 sampai 5 bertugas menampilkan kisah penciptaan hari pertama sampai kelima.
Kelompok 6 dan 7 bertugas menampilkan kisah penciptaan hari keenam).

Persiapan Penampilan Kelompok (Pembagian Tugas)

Kelompok 1
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar bola bumi yang besar. Bola bumi
dibagi dua. Bagian yang satu diberi warna terang dan yang lain warna gelap.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Pertama". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat
agar mudah dilambaikan.

Kelompok 2
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar lautan
lepas. Di atas laut buatlah gambar gumpalan-gumpalan awan yang melayang-layang.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Kedua". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat
agar mudah dilambaikan.

Kelompok 3
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar
pemandangan laut. Ada laut dan daratan. Di darat ada banyak pohon tumbuh.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Ketiga". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat
agar mudah dilambaikan.

Kelompok 4
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar
matahari, bulan, dan bintang-bintang. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Keempat".
Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan.

Kelompok 5
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar lautan
lepas. Ada ikan-ikan berlompatan di atas permukaan laut. Di udara ada burung-burung
beterbangan.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Kelima". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat
agar mudah dilambaikan.

Kelompok 6
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar hutan.
Banyak pohon dan berbagai jenis hewan berkeliaran.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Keenam". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat
agar mudah dilambaikan.

Kelompok 7
Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar seorang
laki-laki dan seorang perempuan. Di kiri dan kanannya ada gambar pohon-pohon dan beberapa
jenis hewan. Di bagian belakang ada gambar ikan-ikan berlompatan di laut dan burung-burung
beterbangan di udara.
Pada bagian bawah gambar tulislah "Semua ciptaan untuk manusia". Hiasilah gambarmu
dan beri tongkat agar mudah dilambaikan.

Berlatihlah menampilkan kisah penciptaan sesuai bagian kelompokmu.

b. Peragaan Kisah Penciptaan


1. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing dengan gambar-gambar kisah penciptaan
yang telah disiapkannya.
2. Sebelum drama dimulai, siswa menyanyikan lagu.
3. Setelah itu7 peragaan kisah penciptaan dimulai dan guru membacakan kisah penciptaan itu.

Beginilah Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya :

Pada hari pertama


Bumi masih kosong dan gelap. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang ...” Dan kehendak Allah
terjadilah. Ada terang dan ada gelap di bumi. (Kelompok 1 maju di depan kelas. Sambil
melambaikangambar-gambarnya, mereka menyanyikar. refren dari lagu "Alangkah megah”
Kemudian kembali ke tempat duduknya diiring tepuk tangan semua sisiva dan seruan: "Syukur
kepada Allah”

Pada hari kedua


Tuhan Allah memandang ke langit. Langit masih kosong. Lalu berfirmanlah Allah, "Jadilah
cakrawala ...." Dan ... kehendak Allah terjadi. Ada gumpalan awan besar dan awan-awan kecil
melayang-layang di cakrawala. Cakrawala itu diberi nama langit.
(Kelompok 2 maju di depan kelas dengan car a yang sama seperti kelompok 1).

Pada hari ketiga


Allah memandang seluruh bumi. Bumi penuh dengan air. Lalu ber-firmanlah Allah,
"Jadilah tanah yang kering Dan kehendak Allah terjadilah. Dari dalam air muncul tanah kering.
Tanah yang kering itu disebut darat. Lalu Allah berfirman lagi, "Hendaknya di darat tumbuh
berbagai jenis pohon ...." Dan kehendak Allah terjadi lagi. Pohon-pohon yang besar dan pohon
kecil tumbuh di mana-mana.
(Kelompok 3 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).

Pada hari keempat


Allah melihat lagi di langit. Belum ada benda-benda bercahaya. Lalu berfirmanlah Allah,
"Hendaknya di langit ada benda-benda bercahaya untuk menerangi bumi siang dan malam ...."
Dan kehendak Allah terjadilah. Di langit muncul matahari, bulan, dan bintang-bintang.
(Kelompok 4 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).

Pada hari kelima


Allah melihat lagi. Belum ada makhluk hidup di laut. Di angkasa juga belum ada. Lalu
berfirmanlah Allah, "Hendaknya di dalam laut hidup berbagai jenis hewan, dan di angkasa
berbagai jenis hewan yang beterbangan Dan kehendak Allah terjadilah. Berbagai jenis hewan
berenang di laut. Dan berbagai jenis burung beterbangan di angkasa.
(Kelompok 5 maju di depart kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).

Pada hari keenam


Allah memandang di darat. Banyak pohon, tetapi belum ada hewan yang berkeliaran
seperti di laut. Lalu Allah berfirman, "Hendaknya di darat hidup berbagai jenis hewan dan
binatang liar ...." Dan kehendak Allah terjadilah. Ada berbagai jenis hewan berkeliaran di darat.
(Kelompok 6 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).

Tuhan Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Kemudian
Tuhan berfirman lagi, "Baiklah, sekarang kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita."
Lalu Tuhan Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Tuhan Allah menyerahkan
semua ciptaan- Nya kepada manusia, kata-Nya, "Semua ciptaan ini Kuberikan kepadamu.
Pergunakan dan peliharalah semuanya dengan baik
(Kelompok 7 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).
3. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas kisah penciptaan dengan bertanya atau
menyatakan pendapatnya, misalnya:
a. Apa saja ciptaan Tuhan?
b. Berapa hari Tuhan menciptakan dunia dan isinya?
c. Siapa ciptaan Tuhan yang paling sempurna?
d. Untuk siapakah ciptaan Tuhan itu?
e. Bagaimana sikap kita terhadap semua ciptaan Tuhan?
f. Bagaimana cara memelihara ciptaan Tuhan?

4. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Tuhan menciptakan dunia dan isinya. Hari pertama Tuhan menciptakan terang dan gelap.
Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala. Hari ketiga Tuhan menciptakan tumbuhan. Hari
keempat Tuharv menciptakan matahari. bulan, dan bintang. Hari kelima Tuhan menciptakan
binatang. Hari keenam Tuhan menciptakan manusia. Hari ketujuh Tuhan istirahat. Ketika Allah
selesai menciptakan alam, Allah melihatnya bahwa semuanya itu baik. Semua yang diciptakan
Tuhan adalah untuk manusia agar manusia dapat hidup senang, gembira, dan bahagia di bumi ini.
Tuhan menginginkan manusia memelihara dan melestarikan semua ciptaan-Nya. Bagaimana cara
kita memelihara dan melestarikannya? Kita dapat menanam tanaman, penghijauan, membuang
sampah pada tempatnya, dan yang lainnya.

Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak sisiva untuk merenungkan :
"Sudahkah aku memelihara alam lingkunganku?"

Aksi
 Gambarlah salah satu ciptaan Tuhan yang paling kamu kagumi.
 Guru meminta setiap siswa untuk :
1. Membawa satu pot tanaman ke sekolah
2. Menyiam tanaman tersebut setiap hari

Penutup

Rangkuman
 Tuhan menciptakan dunia dan isinya selama enam hari.
 Hari pertama Tuhan menciptakan terang dan gelap.
 Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala.
 Hari ketiga Tuhan menciptakan tumbuhan.
 Hari keempat Tuhan menciptakan matahari, bulan, dan bintang.
 Hari ke lima Tuhan menciptakan binatang.
 Hari keenam Tuhan menciptakan manusia.
 Hari ketujuh Tuhan istirahat.
 Manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan semua ciptaan Tuhan.
Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Cintailah alam ciptaan Tuhan."

Doa
Tuhan yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu
karena telah menciptakan alam yang indah ini.
Berkatilah kami agar mampu memelihara dan melestarikan semua ciptaan-Mu. Amin.

Lagu "Alangkah Megah Karya-Mu".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah atas semua ciptaan-Nya. atas semua ciptaan-Nya.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Memelihara ciptaan Tuhan Membuang sampah pada
dengan penuh tanggung jawab. tempatnya
Menyiram tanaman.

Membersihkan halaman
rumah.
Menyapu lantai yang
kotor.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Isian

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Siapa yang menciptakan langit dan 20
bumi?
Menceritakan kembali kisah Apa yang diciptakan Tuhan bagi 20
penciptaan langit dan bumi kita?
(Kejadian 1:1-24). Mengapa Tuhan menciptakan langit 20
dan bumi untuk kita?
2 Menyebutkan manfaat ciptaan Apa kegunaan/manfaat alam ciptaan 20
Tuhan bagi kehidupan manusia. Tuhan bagi kita?
3 Menyebutkan cara-cara Bagaimana cara melestarikan alam 20
melestarikan alam ciptaan Tuhan ciptaanTuhan?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Gambar ciptaan Tuhan

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menggambar ciptaan Tuhan. Isi gambar 100
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan cara
memelihara alam ciptaan Tuhan, lalu dikumpulkan.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 11
ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA
Kompetensi Dasar
1.5 Percaya akan Allah sebagai pencipta yang mahabaik.
2.5 Bertanggung jawab terhadap ciptaan Allah yang mahabaik.
3.5 Mengenal Allah sebagai pencipta yang mahabaik.
4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menggambar/mewamai/membuat mozaik) tentang ciptaan
Allah.

Indikator
1.5.1 Mengungkapkan syukur bahwa Allah menciptakan manusia.
2.5.1 Menghormati temannya yang laki-laki maupun perempuan.
3.5.1 Menyebutkan temannya yang laki-laki dan yang perempuan.
3.5.2 Menyebutkan contoh perbuatan menghormati temannya yang laki-laki dan perempuan.
3.5.3 Menceritakan kembali kisah penciptaan manusia berdasarkan kitab Kejadian 1:26-31.
4.5.1 Mewamai gambar manusia laki-laki dan perempuan.

Bahan Kajian
1. Teman laki-laki dan perempuan.
2. Kitab Kejadian 1: 26-31.
3. Contoh perbuatan menghormati teman laki-laki dan perempuan.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitat Jakarta: LAI dan
LBI.
4. Pengalaman siswa dan guru tentang penciptaan manusia.
5. Lingkungan sekitar.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita
Sarana : Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Ciptaan Tuhan yang paling
luhur dan indah. Karena manusia diciptakan menurut citra Allah (gambar dan rupa Allah)
sehingga manusia dapat berpikir, dapat bergaul, dan dapat mengasihi sesamanya. Semua ciptaan
lainnya diberikan kepada manusia supaya hidup manusia menjadi senang dan bahagia.
Dalam kitab Kejadian 1:26-31 dikisahkan bahwa Allah menciptakan ma¬nusia laki-laki
dan perempuan. Manusia yang pertama diciptakan Allah bernama Adam. Kemudian, Tuhan
mengambil tulang rusuk Adam, dan dibuatnya manusia perempuan yang disebut Hawa. Tuhan
membuat Taman Firdaus yang indah dan subur sebagai tempat tinggal Adam dan Hawa.
Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling melengkapi, artinya
keduanya saling menolong. Laki-laki dan perempuan sederajat. Tidak ada yang lebih berkuasa.
Namun, dalam masyarakat, perem-puan kurang dihormati sebagai teman yang perlu dilindungi.
Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk bersyukur karena telah diciptakan melalui orang
tua, juga bersyukur karena diberi teman baik laki-laki maupun perempuan untuk bermain dan
belajar bersama serta mewujudkannya dengan saling menghormati, baik laki-laki maupun
perempuan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling me- lengkapi, artinya
keduanya saling menolong. Laki-laki dan perempuan sederajat. Tidak ada yang lebih berkuasa.
Laki-laki dan perempuan saling menghormati.

Doa
Guru mengajak siswa untuk mengcuvali pelajaran dengan berdoa, misalnya:
Tuhan yang Mahabaik,
Engkau ciptakan laki-laki dan perempuan.
Ajarilah kami untuk selalu rukun dalam berteman. Amin.

Lagu "Ciptaan Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 96.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak perempuan dan anak laki-laki yang
berjalan bersama Yesus. Lihat Buku Siswa halaman 97.

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya terhadap gambar,
misalnya:
a. Siapa sajakah yang ada pada gambar?
b. Sebutkan nama teman-temanmu laki-laki dan perempuan!
c. Mengapa kamu mau berteman dengan mereka?
d. Siapakah yang menciptakan laki-laki dan perempuan?
e. Bagaimana Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan se- karang ini?
f. Bagaimana sikap terhadap teman laki-laki dan perempuan?
3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyan siswa, misalnya:
Kita mempunyai banyak ternary, baik laki-laki maupun perempuan. Tuhan menciptakan
laki-laki dan perempuan. Sekarang Tuhan menciptakan manusia. baik laki-laki maupun
perempuan, melalui orang tua masing-masing. Maka kita harus saling menghormati antara laki-
laki dan perempuan.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar dan mendengarkan kisah penciptaan manusia. Lihat
Buku Siswa halaman 98-99.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, Allah berpikir bahwa bumi belum ada manusia.
Maka Allah berfirman, "Baiklah Kita menjadikan ma¬nusia menurut gambar dan rupa Kita."
Lalu Allah mengambil tanah liat, dibentuklah manusia. Kemudian, diembuskan napas-Nya, lalu
manusia pertama itu hidup. Oleh Allah, manusia pertama itu diberi nama Adam.
Allah menempatkan Adam di Taman Firdaus yang subur. Di taman itu banyak binatang
yang beraneka macam. Namun, Adam tidak gembira, karena meskipun dia hidup dengan
binatang-binatang itu, tidak ada satu pun binatang itu yang bisa berbicara dan bermain-main
dengan dia.
Lalu, Allah berpikir lagi. Tidak baik manusia sendiri saja. Aku akan memberi seorang
penolong yang serupa dengan dia. Ketika Adam sedang tidur nyenyak, Allah mengambil salah
satu tulang rusuk Adam, kemudian dibuat-Nya manusia perempuan dan diembuskan napas-Nya,
lalu hiduplah manusia perempuan yang dinamai Hawa. Oleh Allah, Hawa dibawa kepada Adam.
Ketika Adam melihat Hawa, senanglah hati Adam, katanya, "Inilah yang serupa dengan
aku."

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang Kisah
Penciptaan Manusia Pertama, misalnya:
a. Apa yang diciptakan Allah setelah menciptalan langit dan bumi?
b. Siapa nama manusia laki-laki?
c. Siapa nama manusia perempuan?
d. Apa keistimewaan manusia?
e. Di manakah Adam dan Hawa tinggal?
f. Bagaimana keadaan tempat itu?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Tuhan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Mereka di- beri nama Adam
dan Hawa. Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya dan diberikan kepada manusia.
Manusia laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan supaya saling menolong/membantu dan
saling menghormati. Kita dapat melihat orang tua kita yang saling membantu dan menghormati
dalam keluarga. Karena itu, kita bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan kita, manusia
laki-laki maupun perempuan.
Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Sudahkah aku menghormati teman laki-laki maupun perempuan?"

Aksi
 Tulislah doa syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan manusia.
 Ucapkanlah doamu dengan sikap hormat.

Penutup

Rangkuman
 Tuhan Allah menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam dan Hawa.
 Adam diciptakan Allah dari segumpal tanah yang dibentuk.
 Hawa diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam.
 Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden atau Firdaus.
 Adam dan Hawa bertugas memelihara semua ciptaan Tuhan Allah.
 Kita bersyukur kepada Tuhan Allah yang telah menciptakan kita melalui orang tua.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang hams diingat oleh siswa :
"Allah menghendaki agar laki-laki dan perempuan saling menghormati.

Doa.
Tuhan Allah yang Mahabaik, Engkau telah menciptakan laki-laki dar perempuan. Bantulah agar
kami saling menghormati. Amin.

Lagu "Ciptaan Tuhan".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur bahwa Mengucapkan doa syukur
Allah menciptakan manusia. karena sudah diciptakan
Allah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Menghormati temannya yang Tidak membeda-bedakan
laki-laki maupun perempuan teman yang laki-laki
maupun perempuan.
Bermain dengan siapa
saja.

3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan temannya yang Sebutkan nama temanmu laki-laki 20
laki-laki dan yang perempuan. dan perempuan!
2 Menyebutkan contoh perbuatan Sebutkan perbuatan saling 20
menghormati teman laki-laki menghormati teman laki-laki dan
dan perempuan. perempuan!
3 Menceritakan kembali kisah Siapa yang menciptakan manusia? 20
penciptaan manusia berdasarkan Dimana Tuhan menempatkan 20
kitab Kejadia 1: 26-31. manusia pertama?
Siapa nama manusia pertama yang 20
diciptakan Tuhan?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar manusia laki- Kerapian 50
laki dan perempuan. Komposisi warna 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan
cara mereka saling menghormati antara laki-laki dan perempuan secara tertulis.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 12
KABAR GEMBIRA
Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik kepada umat
manusia.
2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah
kelahiran Yesus.
3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Ma-habaik.
4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran
Yesus.

Indikator
1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik.
2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih dan diberikan
kepada teman-teman yang kekurangan.
3.6.1 Menyebutkan nama malaikat yang menyampaikan kabar gembira kepada Maria.
3.6.2 Menjelaskan isi kabar gembira yang disampaikan malaikat Gabriel.
3.6.3 Menyebutkan jawaban Maria kepada malaikat.
3.6.4 Menyebutkan contoh perbuatan baik yang pemah dilakukan terhadap sesama.
4.6.1 Membuat kartu Natal.

Bahan Kajian
1. Kabar gembira dari malaikat Gabriel.
2. Isi kabar gembira yang disampaikan malaikat Gabriel.
3. Contoh perbuatan kasih kepada sesama.
4. Kitab Suci Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KW1. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Bukn Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kkelas 1.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kabar gembira.
7. Lingkungan alam sekitar

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.
Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Siswa kelas I SD mudah sekali menciptakan suasana gembira karena sikapnya yang
spontan dan apa adanya. Kegembiraan dapat dimuncul- kan karena mendapat hal-hal yang baru
dan sesuatu yang menyenangkan baginya, seperti mendapat hadiah, mempunyai adik, naik kelas,
berekreasi, dan sebagainya, termasuk ketika merayakan hari Natal.
Dalam Injil Lukas 1: 26-38 dikisahkan tentang Maria menerima kabar gembira dari
malaikat Gabriel. Maria seorang gadis biasa dan miskin me- rasa terkejut dan sekaligus gembira
dan cemas ketika mendengar kabar malaikat itu. Ia terkejut karena dikunjungi malaikat Tuhan. Ia
gembira karena kerinduannya akan kedatangan Mesias mulai terjawab sebagaimana kata
malaikat, "Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhurnya." Maria
menantikan seorang Penyelamat yang membebaskan bangsanya dari jajahan bangsa Romawi.
Maria cemas karena ia belum dinikahi oleh tunangannya, Yusuf, tukang kayu dari Nasaret.
Malaikat Gabriel meneguhkan hati Maria bahwa anak yang akan di- lahirkan itu berasal
dari Roh Kudus. Maria pun menjawab berita malaikat itu dengan penuh iman, "Aku ini hamba
Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Maria menyerahkan diri sepenuhnya pada
Allah dan menerima tugasnya untuk menjadi ibu penyelamat manusia dengan penuh sukacita,
meskipun akan menghadapi tantangan.
Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah di- nanti-nantikan oleh
bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari
kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap tanggal 25
Desember. Kelahiran Yesus membawa warta gembira bagi kita semua.
Perayaan Natal hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka me- nyambut Yesus yang
datang sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan hal-hal yang lahiriah, seperti
baju baru, makanan yang enak, dan hadiah Natal. Natal dirayakan dengan kegembiraan,
kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan perwujudan cinta Tuhan kepada
manusia.
Siswa kelas I masih dalam tahap pengenalan akan pribadi Yesus Kristus. Maka, dalam
pelajaran ini guru diharapkan mampu mengenalkan pribadi Yesus Kristus yang datang untuk
menyelamatkan manusia, terutama mereka yang miskin, tertindas, dan yang tidak mendapat
perhatian melalui kisah kelahiran Yesus.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah di- nanti-nantikan oleh
bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari
kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap tanggal 25
Desember. Kelahiran Yesus membawa warta gembira bagi kita semua.

Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan berdoa, misalnya:


Doa
Tuhan Yesus yang Mahabaik,
kami gembira karena Engkau mau datang ke dunia sebagai Juru Selamat kami.
Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Lagu "Terpilih Bunda Maria", lihat Buku Siswa halaman 104.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Lihat buku siswa halaman 105.
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar berikut di bawah ini :
 Anak-anak yang sedang merayakan ulang tahun
 Anak-anak yang mendapat hadiah
 Anak-anak berekreasi bersama orang tuanya
 Anak-anak makan bersama dengan keluarga
 Seorang anak yang mendapat adik baru

2. Pendalaman
Untuk mendalami isi gambar yang diamati, guru mengajak siswa untuk menceritakan gambar
yang paling disukai.

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya:
Orang merasa gembira apabila mendapat kabar gembira seperti me-rayakan ulang tahun,
mendapat hadiah, makan bersama keluarga, rekreasi bersama keluarga, mendapat adik baru, dan
yang lainnya. Kegembiraan itu sesungguhnya berasal dari Tuhan. Tuhan sangat sayang kepada
manusia. Maka, Tuhan mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar gembira kepada
Maria bahwa la akan mengandung dan melahirkan Juru Selamat dunia. Maria terkejut, gembira,
dan cemas dengan kabar itu. Namun, Maria menerima kabar gembira ini dengan penuh iman.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar dan mendengarkan cerita tentang Maria
mendapat kabar gembira dari malaikat Gabriel. Lihat Buku Siswa halaman 108.

Kabar Gembira untuk Maria

Pada suatu hari seorang malaikat turun dari surga atas perintah Tuhan Allah. Nama
malaikat itu Gabriel. Ia pergi ke sebuah kota bernama Nasaret, di daerah Galilea.
Malaikat itu masuk ke rumah seorang wanita, namanya Maria. Maria berasal dari
keturunan Daud.
Malaikat Gabriel menyapa Maria, katanya, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
besertamu."
Maria terkejut mendengar perkataan itu. Dengan perasaan takut Maria memandang
malaikat itu. Lalu Maria bertanya, "Apakah arti salam itu?"
Jawab malaikat Gabriel, "Jangan takut, hai Maria, sebab Allah memilih engkau untuk
melaksanakan rencana-Nya. Sesungguhnya engkau akan mengandung. Engkau akan melahirkan
seorang anak laki-laki. Berilah Dia nama Yesus. Ia akan menjadi besar. Ia akan disebut Anak
Allah yang Mahatinggi. Allah akan memberi Dia takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Dia akan
menjadi raja sampai selama-lamanya." Maria bingung mendengar perkataan itu. Lalu, Maria
bertanya, "Bagaimana hai itu bisa terjadi. Saya ini belum punya suami?"
Malaikat itu menjawab, katanya, "Janganlah khawatir, Maria. Roh Kudus akan turun
atasmu. Kuasa Allah yang Mahatinggi akan menjagamu sebab anak yang akan kaulahirkan itu
adalah Anak Allah."
Kemudian, malaikat Gabriel berkata lagi, "Ada kabar gembira lain yang mau kusampaikan
padamu. Sesungguhnya Elisabet, saudaramu yang disebut mandul itu, sekarang sedang
mengandung seorang anak laki-laki, meskipun ia sudah tua. Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil!"
Kata Maria kepada malaikat itu, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku
menurut perkataanmu itu!"
Malaikat Gabriel gembira mendengar jawaban Maria. Ia segera mening- galkan rumah
Maria dan kembali ke surga (Bdk. Luk 1:26-38).

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan siswa untuk menanggapi cerita dengan menanya atau menyatakan
pendapatnya, misalnya:
a. Siapa nama malaikat yang diutus Tuhan?
b. Siapa yang dikunjungi malaikat?
c. Mengapa malaikat Gabriel datang ke rumah Maria?
d. Apa kata malaikat kepada Maria?
e. Apa yang dapat kita teladan dari Bunda Maria?

3. Peneguhan
Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Malaikat Gabriel diutus
oleh Tuhan untuk menyampaikan kabar gembira kepada Maria. Maria dipilih Tuhan untuk
menjadi ibu Juru Selamat. Sang Juru Selamat itu adalah Yesus. Maria menerima tugas itu
dengan sepenuh hath Maria taat pada kehendak Tuhan dan ia menjawab, "Terjadilah padaku
menurut perkataan-Mu." Kita hendaknya meneladan Maria yang selalu setia dan taat
melaksanakan perintah Allah.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru membandingkan pengalaman siswa dengan pengalaman Kitab Suci.
"Sudahkah aku membawa kabar gembira bagi orang lain?"

Aksi
 Membuat kartu Natal.
 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, atau alat tulis sebagai perbuatan kasih dan
diberikan kepada teman-teman yang kekurangan.
Penutup

Rangkuman
 Bunda Maria tinggal di Nasaret.
 Tuhan Allah mengutus malaikat Gabriel.
 Malaikat Gabriel membawa kabar gembira kepada Bunda Maria.
 Bunda Maria akan melahirkan Yesus.
 Yesus disebut Sang Juru Selamat.
 Bunda Maria menjadi teladan kita.
 Bunda Maria percaya dan taat pada perintah Allah.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa:
"Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu."

Doa
Tuhan Yesus, bantulah kami agar selalu percaya dan taat kepada-Mu, seperti Bunda Maria.Amin.

Lagu "Terpilih Bunda Maria".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
kelahiran Yesus sebagai wujud atas kelahiran Yesus.
kasih Allah yang Mahabaik.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengumpulkan bahan Mengumpulkan makanan.
makanan, pakaian, alat tulis Mengumpulkan pensil/buku
sebagai perbuatan kasih dan
diberikan kepada teman-teman
yang kekurangan.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Menyebutkan nama malaikat Siapa nama malaikat yang 25
yang menyampaikan kabar menyampaikan kabar gembira
gembira kepada Maria. kepada Maria?
2 Menjelaskan isi kabar gembira Apa kabar gembira yang 25
yang disampaikan malaikat disampaikan malaikat Gabriel?
Gabriel.
3 Menyebutkan jawaban Maria Apa jawaban Maria kepada 25
kepada malaikat. malaikat?
4 Menyebutkan contoh perbuatan Sebutkan perbuatan baik yang 25
baik yang pernah dilakukan pernah kamu lakukan terhadap
terhadap sesama. sesama!
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat kartu Natal

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat kartu Natal. Gambar-gambar Natal. 50
Ucapan selamat Natal. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menulis
perkataan Bunda Maria "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 13
KELAHIRAN YESIS

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur atas kelahiraran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat
manusia.
2.6 Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah
kelahiran Yesus.
3.6 Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik.
4.6 Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran
Yesus.

Indikator
1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik
kepada umat manusia.
2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih.
3.6.1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita kelahiran Yesus Lukas 2: 1-6; Matius
1:26-33
3.6.2 Menjelaskan makna kelahiran Yesus bagi keselamatan manusia.
3.6.3 Menyebutkan contoh perbuatan baik yang pemah dilakukan terhadap sesama.
4.6.1 Mewamai gambar bayi Yesus bersama anak-anak.

Bahan Kajian
1. Makna kelahiran Yesus.
2. Tokoh-tokoh yang hadir dalam kisah Kelahiran Yesus.
3. Perbuatan kasih kepada sesama.
4. Kitab Suci Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Katolik dan Budi Pekerti Kelas
I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitar. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang kelahiran Yesus.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita
Waktu : 4 Jam Pelajaran.
Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Peristiwa kelahiran bayi selalu membawa berita gembira bagi siapa saja, termasuk anak-
anak. Peristiwa kelahiran Yesus juga merupakan kabar gembira karena sudah dinanti-nantikan
oleh bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat.
Hari kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap
tanggal 25 Desember. Dalam Injil Mateus 1: 26-33 dan Lukas 2: 1-6 diceritakan Yesus lahir di
Betlehem di sebuah kandang domba. Yesus lahir dalam kesederhanaan dan hanya ditemani oleh
Bapak Yosep dan Ibu Maria serta hewan-hewan.
Berbeda dengan kita sekarang. Kita merayakan kelahiran Yesus dengan kegembiraan. Kita
menyiapkan kelahiran Yesus dengan pohon natal, lagu natal, gua natal, kue natal, dan juga
pakaian baru. Hari Natal hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka menyambut Yesus yang
datang sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan hal-hal yang lahiriah, seperti
baju baru, makanan yang enak, pohon natal, lagu natal, dan hadiah natal. Natal hendaknya
dirayakan dengan kegembiraan, kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan
perwujudan cinta Tuhan kepada manusia.
Siswa kelas I masih dalam tahap pengenalan akan pribadi Yesus Kristus. Maka dalam
pelajaran ini guru diharapkan mampu mengenalkan pribadi Yesus Kristus yang datang untuk
menyelamatkan manusia, terutama mereka vang miskin, menderita, dan yang tidak mendapat
perhatian melalui kisah kelahiran Yesus.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah dinanti-nantikan oleh
bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari
kelahiran Yesus hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka menyambut Yesus yang datang
sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan. hal-hal yang lahiriah, seperti baju
baru, makanan yang enak, pohon natal, lagu natal, dan hadiah Natal. Natal hendaknya dirayakan
dengan kegembiraan, kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan perwujudan
cinta Tuhan kepada manusia.

Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa dan menyanyikan lagu Natal.

Doa
Selamat datang Yesus.
Selamat datang di hatiku. Amin.

Lagu "Yesus Slamat Datang", lihat Buku Siswa halaman 112.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar perayaan Natal Lihat Buku Siswa halaman 113.
2. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan tentang
Natal. Contoh pertanyaan dari siswa:
a. Kapan kita merayakan hari Natal?
b. Apa yang disiapkan untuk menyambut Natal?
c. Apa arti Natal?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan atas pertanyaan-pertanyaan di atas :
Hari Natal selalu disambut dengan gembira. Lagu-lagu natal dikuman- dangkan di mana-
mana. Banyak orang menyiapkan baju baru, makanan yang enak-enak, hadiah Natal, dan
sebagainya. Sebenarnya yang paling penting dalam menyambut hari Natal adalah menyiapkan
hati kita untuk menyambut Sang Juru Selamat, Yesus Kristus yang datang untuk kita semua.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru menceritakan atau mendramatisasikan kisah kelahiran Yesus berdasarkan Injil Matius
1:26-33 dan Lukas 2:1-6.

Kisah Kelahiran Yesus

Setelah menerima berita dari malaikat Gabriel, Maria yang masih gadis itu pun
mengandung. Ia mengandung atas kuasa Roh Kudus. Melihat keadaan Maria yang telah
mengandung, Yusuf tunangannya akan meninggalkan Maria dengan diam-diam. Tetapi, Allah
tahu maksud Yusuf sehingga ia mengutus malaikat-Nya untuk memberitakan bahwa Maria
mengandung atas kuasa Allah sendiri. Maka Yusuf pun akhirnya menerima Maria. Menjelang
kelahiran anak Maria, ada perintah dari Kaisar Agustus di Roma agar semua penduduk
mendaftarkan diri di tempat asalnya masing-masing. Yusuf dan Maria berasal dari Betlehem,
maka mereka harus pergi mendaftarkan diri di Betlehem. Padahal Maria hampir melahirkan.
Yusuf dan Maria menaati perintah Kaisar. Mereka pun berangkat ke Betlehem. Ketika hari mulai
malam Maria dan Yusuf mencari penginapan, tetapi mereka ditolak karena berasal 1 dari Desa
Nasaret dan mereka miskin.
Terpaksa Yusuf mengajak Maria ke sebuah gua. Gua itu tempat berteduh para gembala dan
kambing serta domba mereka di waktu malam. Gua itu kotor dan baunya tidak sedap. Di situ
hanya ada jerami dan sebuah palungan tempat minum kambing dan domba. Di dalam gua itulah
anak Maria lahir. Seorang bayi laki-laki yang manis dan elok rupanya. Bayi itu dibaringkan
dalam palungan, dibungkus dengan kain lampin dan beralaskan jerami.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan cerita Kitab Suci tentang kisah Kelahiran
Yesus dengan tanya jawab. Contoh pertanyaan-pertanyaan :
a. Mengapa Maria dan Yusuf pergi ke Betlehem?
b. Apakah Maria dan Yusuf diterima di Betlehem?
c. Di manakah tempat kelahiran Yesus?
d. Apakah kamu mengunjungi Bayi Yesus di palungan Natal? Mengapa?
e. Apa yang kamu katakan kepada bayi Yesus?

3. Peneguhan
Kisah kelahiran Yesus membuat kita gembira. Yesus datang ke dunia karena Dia sangat
mencintai manusia. Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Yesus lahir di gua kandang hewan
dan dibaringkan dalam palungan. Tempat ini menunjukkan bahwa Yesus datang sebagai anak
yang miskin dan mau bersahabat dengan anak-anak yang miskin. Yesus bersahabat dengan
sernua orang tanpa memandang miskin maupun kaya.
Apakah kamu pernah mengunjungi Bayi Yesus pada hari Natal? Apakah kamu pernah
melakukan perbuatan yang baik untuk orang tua, guru, dan teman-teman?

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Suci.
"Sudahkah aku melakukan perbuatan kasih?"

Aksi
 Guru menugaskan siswa untuk menulis perbuatan-perbuatan dengan mengumpulkan bahan
makanan, alat tulis, dan lainnya.
 Guru mengajak siswa untuk mewarnai gambar Bayi Yesus bersama anak-anak.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan menjadi inti
pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Allah telah berjanji mengutus seorang Juru Selamat.
 Juru Selamat itu adalah Yesus.
 Yesus lahir di Kota Betlehem.
 Ibu Yesus bernama Maria.
 Bapak Yesus bernama Yusuf.

Untuk diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Yesus Juru Selamat manusia."

Doa
Tuhan Yesus yang baik,
Engkau datang untuk semua orang.
Bantulah kami untuk menjadi orang yang sederhana.
Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.
Lagu "Yesus Selamat Datang".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
kelahiran Yesus sebagai wujud atas kelahiran Yesus.
kasih Allah yang Mahabaik
kepada umat manusia.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan.
alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang Sebutkan tokoh-tokoh yang ada 20
ada dalam cerita kelahiran Yesus dalam cerita kelahiran Yesus!
Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33. Mengapa Maria dan Yusuf ke 10
Betlehem?
Apakah Maria dan Yusuf diterima di 10
Betlehem?
Dimanakah tempat kelahiran Yesus? 10
2 Menjelaskan makna kelahiran Apa makna kelahiran Yesus? 25
Yesus bagi keselamatan manusia.
3 Menyebutkan contoh perbuatan Sebutkan perbuatan baik yang 25
baik yang pernah dilakukan pernah kamu lakukan!
terhadap sesama.
Jumlah Skor 100
Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Gambar Bayi Yesus bersama anak-anak.
No Indikator Butir Instrumen Skor
1 Mewarnai gambar bayi Yesus Kerapian 50
bersama anak-anak. Komposisi warna 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan
perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan kepada orang tua, teman, atau guru.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 14
PARA GEMBALA

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat
manusia.
2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah
kelahiran Yesus.
3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Maha-baik.
4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran
Yesus.

Indikator
1.6.1 Mengungkapkan syukur atas wujud kasih Allah yang Mahabaik dalam kisah para gembala
yang mengunjungi bayi Yesus.
2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih.
3.6.1 Menyebutkan tokoh yang pertama kali mendapat kabar gembira kelahiran Yesus dari
malaikat.
3.6.2 Menjelaskan alasan para gembala yang pertama mendapat kabar gembira kelahiran Yesus
dari malaikat.
3.6.3 Mengungkapkan contoh perbuatan yang dilakukan bagi teman yang kurang mendapat
perhatian.
4.6.1 Mewamai gambar para gembala mengelilingi bayi Yesus.

Bahan Kajian
1. Kisah para gembala mendapat kabar gembira dari malaikat.
2. Perbuatan yang dilakukan bagi teman yang kurang mendapat perhatian.
3. Kitab Suci Lukas 2: 8-20.
4. Lagu natal.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untar. SD kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untar SD kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitar Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang para gembala yang mengunjungi bayi Yesus.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.
Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pe-
laksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Kisah kelahiran Yesus Kristus merupakan kisah yang sangat menarik bagi siswa kelas I.
Mereka gembira ketika Natal tiba. Mereka mempersiapkan segala pernak-pernik untuk
menyambut datangnya Sang Juru Selamat.
Dalam Injil Lukas 2: 8-20 diceritakan bahwa para gembala gembira men- dengar kabar
kelahiran Yesus Sang Juru Selamat dunia. Mereka adalah kelompok pertama yang mendapat
kabar gembira kelahiran Yesus. Merekalah yang mendengar nyanyian para malaikat dan yang
pertama bergembira karena dapat menyembah Bayi Yesus. Mereka mewartakan kepada orang
lain bahwa Yesus Sang Juru Selamat telah lahir di Betlehem. Mereka menyambut kedatangan
Yesus di kandang, dengan kesederhanaan, ketulusan hati, dan kepercayaan.
Kegembiraan dan kesederhanaan para gembala dapat dijadikan contoh teladan bagi siswa
kelas I untuk merayakan hari Natal. Natal adalah perwujudan cinta Tuhan yang pantas dirayakan
dengan gembira dan sederhana.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Para gembala gembira mendengar kabar kelahiran Yesus Sang Juru Selamat dunia. Mereka
adalah kelompok pertama yang mendapat kabar gembira kelahiran Yesus. Merekalah yang
mendengar nyanyian para malaikat dan yang pertama bergembira karena dapat menyembah Bayi
Yesus. Mereka mewartakan kepada orang lain bahwa Yesus Sang Juru Selamat telah lahir di
Betlehem. Mereka menyambut kedatangan Yesus di kandang dengan kesederhanaan, ketulusan
hati, dan kepercayaan.

Guru rnengawali pertemuan dengan mengajak siswa berdoa dan menyanyikan lagu "Wartakan
dengan Lantang".

Doa
Bapa yang Mahabaik, hari ini kami akan mendengar cerita para gembala yang mengunjungi-Mu.
Kami juga ingin mengunjungi-Mu dan memuji nama-Mu. Terima kasih, Yesus telah datang ke
dunia. Amin.

Lagu "Wartakan dengan Lantang", lihat Buku Siswa halaman 120.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar tentang gembala yang menjaga ternak
dan isi lagu. Lihat Buku Siswa halaman 121.
2. Pendalaman
Guru menggali pengalaman siswa tentang kehidupan gembala dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a. Siapakah gembala itu?
b. Apa tugas para gembala?
c. Di manakah para gembala berkumpul dengan ternaknya?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban dari siswa dan mengembani.
Gembala adalah orang yang pekerjaannya menjaga kambing dan dc Mereka sering berada
di padang rumput sambil menggembalakan kaml dan dombanya. Tugas gembala adalah menjaga
dan memberi makan kep kawanan ternaknya. Jika ada ternaknya yang hilang, mereka akan menc
Mereka juga menjaga ternaknya dari binatang buas. Mereka merup2 kelompok orang yang
sederhana dan miskin.
Lagu yang baru saja dinyanyikan di atas menceritakanbetapa gembiran para gembala yang
mendapat kabar dari malaikat. Mereka menuju untuk menghadap Bayi Yesus yang telah lahir.
Mereka bersujud dan rre- nyembah. Kelahiran Yesus membawa damai bagi umat manusia.
Mandate kita mendengarkan kisah para gembala yang mendapat kabar gembira daa malaikat.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak sisiva untuk mengamati gambar-gambar tentang para gembala yane mendapat
kabar gembira dari malaikat dan bercerita dengan menarik berdasarkan hri Lukas 2:8-20.

Para Gembala Mendapat Kabar Gembira dari Malaikat

Tidak jauh dari gua kandang hewan itu, para gembala sedang menjaga kawanan domba
mereka. Tiba-tiba datanglah malaikat berdiri di dekat mereka dan sinar terang meliputi mereka
sehingga mereka ketakutan. Lalu malaikat itu berkata, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juru
Selamat, yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: kamu akan menjumpai
seorang bayi dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan."
Seketika itu juga tampaklah bala tentara surga memuliakan Tuhan, katanya, "Kemuliaart
kepada Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya." Setelah itu para malaikat meninggalkan mereka dan kembali ke surga.
Gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem
untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang di- beritahukan Tuhan kepada kita." Lalu
mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi yang sedang terbaring
di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan kepada semua
orang apa yang telah dikatakan mereka tentang Anak itu.
Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan para gembala itu
kepada mereka, tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan
merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah,
karena segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah
dikatakan kepada mereka.

2. Pendalaman
Guru memberikan kesempatan kepada sisioa untuk bertanya sebagai pendalaman atas cerita
Kitab Suci di atas. Contoh pertanyaan sebagai berikut :
a. Siapa yang mendapat kabar gembira dari malaikat?
b. Apa yang dikatakan malaikat itu kepada para gembala?
c. Ke manakah para gembala mencari Juru Selamat?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Yang menyambut kelahiran Yesus pertama kali adalah orang-orang sederhana, yaitu para
gembala. Merekalah yang mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa Juru Selamat telah
datang. Mereka pun bergembira dan memuji Tuhan serta mewartakan kelahiran Yesus kepada
semua orang.
Yesus datang untuk semua orang, tidak membedakan yang miskin ataupun kaya. Semua
orang dicintai-Nya. Karena itu kita juga harus mencintai semua teman tanpa melihat teman kita
itu kaya atau miskin. Justru, kita harus lebih memperhatikan teman yang kekurangan, miskin,
tidak mendapat perhatian, dan tersingkirkan.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak sisioa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalamem Kitab Suci.
"Sudahkah aku memberi perhatian kepada teman yang kekurangan?"

Aksi
Guru mengajak siswa untuk meresapkan pesan kisah para gembala mendapat kabcr gembira
dari malaikat dengan menuliskan nama-nama temannya yang kurang mendapa: perhatian dan
memberikan perhatian dengan membagikan makanan, meminjamkan pens:, ataupun buku,
mengajak bermain, dan yang lainnya.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak sisioa untuk mengingat kalimat/gagasan yam; menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Orang pertama yang mendengar kabar gembira kelahiran Yesus adalah para gembala.
 Gembala adalah orang yang menjaga dan mencari makanan untuk ternak.
 Para gembala yang sederhana itu sangat istimewa di mata Tuhan.
 Tuhan mengutus malaikat untuk memberi kabar tentang kelahiran Yesus kepada para
gembala.
 Para gembala gembira karena Juru Selamat telah datang.
 Kita menolong sesama terlebih yang kekurangan, tidak mendapat perhatian, dan
tersingkirkan.
Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Gloria in Excelsis Deo" (Kemuliaan kepada Allah di surga).

Doa
Tuhan Yesus yang baik, Engkau datang untuk semua orang, yang miskin maupun kaya. Engkau
menjadi penyelamat kami. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.

Lagu "Gloria" lihat Buku Siswa halaman 127.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
wujud kasih Allah yang atas kasih Allah yang
Mahabaik dalam kisah para Mahabaik melalui kisah
gembala yang mengunjungi para gembala yang
bayi Yesus. mengunjungi bayi Yesus

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan.
alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan tokoh yang pertama Siapa yang pertama kali mendapat 20
kali mendapat kabar gembira kabar gembira dari malaikat bahwa
kelahiran Yesus dari malaikat. Yesus sudah lahir?
2 Menjelaskan alasan para gembala Mengapa para gembala gembira 20
yang pertama mendapat kabar setelah mendengar kabar dari
gembira kelahiran Yesus dari malaikat?
malaikat.
3 Menyebutkan contoh perbuatan Apa yang dikatakan malaikat itu 20
yang dilakukan bagi teman yang kepada para gembala?
kurang mendapat perhatian. Apakah kamu senang bila mendapat 20
kabar dari malaikat?
Apa yang kamu lakukan bila melihat 20
teman kurang mendapat perhatian?
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar para gembala Komposisi warna 50
mengelilingi bayi Yesus. Kerapian 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan doa
syukur karena para gembala sudah mengunjungi Bayi Yesus.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 15
TIGA ORANG MAJUS DARI TIMUR

Kompetensi Dasar
1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat
manusia.
2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah
kelahiran Yesus.
3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Maha-baik.
4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran
Yesus.

Indikator
1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik
kepada umat manusia melalui kisah Tiga Orang Majus.
2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih.
3.6.1 Menyebutkan nama tiga orang Majus yang mengunjungi Bayi Yesus.
3.6.2 Menyebutkan petunjuk yang digunakan tiga orang Majus ketika mengun¬jungi Bayi
Yesus.
3.6.3 Menjelaskan maksud kedatangan tiga orang Majus ketika Yesus lahir.
3.6.4 Menyebutkan jenis persembahan yang dibawa oleh tiga orang Majus.
4.6.1 Mewamai gambar anak-anak membawa persembahan atau hadiah kepada bayi Yesus
yang berada di palungan.

Bahan Kajian
1. Kisah tiga orang Majus dari Timur.
2. Maksud kedatangan tiga orang Majus ketika Yesus lahir.
3. Kitab Suci Matius 2:1-12.
4. Lagu Natal.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dar. Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1,
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI
6. www.makna-puisi.com/2016/04puisi-anak-kado-istimewa-dan-mak- nanya.html.
7. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah tiga orang Majus.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi/ceramah, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, puisi, teks Kitab Suci, teks cerita, doa, dan lagu natal.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.
Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Pada pelajaran yang lalu, siswa sudah mengenal bahwa para gembala adalah orang pertama
yang mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa Sang Juru Selamat sudah lahir. Kegembiraan
para gembala juga dirasakan oleh tiga orang Majus dari Timur.
Dalam Injil Matius 2: 1-12 diceritakan tiga orang Majus dari timur mencari raja baru yang
lahir di tanah Yudea. Orang Majus adalah orang ahli perbintangan. Mereka melihat bintang yang
bersinar terang yang menandakan bahwa telah lahir seorang Raja besar. Mereka mencari bayi
yang baru lahir dengan petunjuk bintang besar yang menandakan bahwa Raja besar telah lahir di
dunia. Ketiga orang Majus itu bernama Baltasar, Melkior, Gaspar. Mereka ke Betlehem dan
melihat bintang besar itu berhenti, lalu ud menyembah di atas tempat Yesus dilahirkan. Mereka
masuk ke tempat dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Mereka menyembah bayi us
dengan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur.
Dalam pelajaran ini, diharapkan siswa meneladan tiga orang Majus yang ak sombong,
menghormati bayi Yesus yang miskin, dan mau mempersem- ikan kekayaannya. Apakah kita
mau seperti orang Majus itu? Apa yang ah kita persembahkan untuk Yesus?

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Tiga orang Majus dari timur mencari raja baru yang lahir di tanah Yudea. Orang Majus
adalah ahli perbintangan. Mereka melihat bintang yang sinar terang, yang menandakan bahwa
telah lahir seorang Raja besar. Mereka mencari bayi yang baru lahir dengan petunjuk bintang
besar yang medakan bahwa Raja besar telah lahir di dunia.

Guru membuka pertemuan dengan mengajak siswa berdoa dan bemyanyi

Doa
Bapa yang Mahakasih, berkatilah kami hari ini.
Kami mau memuji namaMu dan mempersembahkan hati kami.
Bantulah kami agar selalu dekat dengan-Mu. Amin.

Lagu "Tiga Raja dari Timur", lihat Buku Siswa halaman 130.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Lihat Buku Siswa halaman 131.
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seorang anak yang berulang tahun dengan
banyak hadiah dan mendengarkan puisi tentang hadiah ulang tahun.

Hatiku bahagia
Karena hari ini adalah hari ulang tahunku
Semua keluarga berkumpul
Teman-temanku pun berkumpul
Aku mendapat hadiah istimewa
Dari ibuku tercinta
Sebuah sepeda, ya ... sepeda yang kuimpikan
Kuimpikan dari dulu
Semua mengucapkan salam padaku
Aku sangat bahagia
Ternyata teman-temanku juga membawa hadiah untukku
Terma kasih, semuanya
Terima kasih, ibuku, hadiah ini begitu istimewa untukku

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan puisi di atas dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a. Mengapa hatiku bahagia?
b. Hadiah apa yang diberikan ibu?
c. Siapa saja yang datang ke ulang tahunku?
d. Bagaimana perasaan yang berulang tahun?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan atas jawaban siswa dan mengembangkannya.
Hadiah selalu membawa kegembiraan bagi siapa pun yang menerimanya, terlebih anak-
anak yang selalu menghar apkannya, misalnya ketika ulang tahun, naik kelas, dan lainnya.
Saudara, tetangga, dan teman yang mengetahuinya pasti akan datang untuk mengunjungi dan
ikut merayakannya. Biasanya mereka akan membawa hadiah. Demikian juga ketika Yesus lahir.
Tiga orang Majus dari Timur datang menyembah Yesus dengan membawa hadiah. Mari kita
mendengarkan cerita tentang tiga orang Majus dari Timur.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar dalam buku siswa dan menceritakan kisah tiga orang
Majus dari Timur berdasarkan Injil Matius 2: 1-12. Lihat Buku Siswa halaman 132-134.

Tiga Orang Majus dari Timur

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah
orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, "Di manakah Dia, Raja
orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di timur dan kami
datang untuk menyembah Dia." Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di
mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, "Di Betlehem, tanah Yehuda, karena
demikianlah ada tertulis dalam Kitab Nabi dan engkau Betlehem tanah Yehuda, engkau sekali-
kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah
akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku, Israel." Lalu, dengan
diam-diam Raja Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti Herodes bertanya
kepada mereka, kapan bintang itu tampak. Kemudian, ia menyuruh mereka ke Betlehem,
katanya, "Pergi dan selidikilah dengan saksama hal-haL mengenai Anak itu dan segera sesudah
kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia."
Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah mereka. Bintang yang mereka
lihat di timur telah mendahului mereka. Bintang itu berhenti tepat di atas Bayi itu berada. Ketika
melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Mereka masuk ke dalam gua itu dan melihat
Anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta
bendanya, lalu mempersembahkan hadiah kepada-Nya, yaitu emas, dupa, dan mur.
Setelah menyembah Yesus, mereka diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali
kepada Herodes. Maka pulanglah mereka ke negerinya me- lalui jalan lain.

2. Pendalaman
Guru mendalami isi atau pesan kisah di atas dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa yang menjadi petunjuk tiga orang Majus untuk mencari Yesus?
b. Siapakah yang tidak senang dengan kelahiran Yesus?
c. Apa yang dilakukan tiga orang Majus ketika bertemu bayi Yesus?
d. Apa yang dipersembahkan tiga orang Majus kepada bayi Yesus?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Orang Majus adalah ahli perbintangan. Mereka melihat bintang besar sebagai tanda bahwa
Raja besar telah lahir di dunia. Mereka mencari Raja besar yang baru lahir itu dengan petunjuk
bintang. Tiga orang Majus yang mencari Bayi Yesus bernama Melkior, Baltasar, dan Gaspar.
Mereka mem- persembahkan hadiah sebagai lambang cinta mereka kepada Yesus Sang Juru
Selamat. Mereka mempersembahkan emas, dupa, dan mur. Mereka tidak sombong. Mereka mau
menyembah Yesus yang masih bayi dan miskin. Mereka mau mempersembahkan kekayaannya
untuk Yesus.
Apakah kamu seperti orang Majus itu? Apa yang dapat kamu persem- bahkan untuk Yesus?
Kita dapat belajar dari tiga orang Majus yang datang menyembah Yesus. Kita dapat memberi
persembahan kepada Yesus dengan memberi bantuan kepada sesama yang miskin dan menderita.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

1. Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Apa yang aku berikan kepada teman yang kekurangan dan menderita?"
2. Aksi
a. Penugasan
Guru mengajak siswa untuk meresapkan isi atau pesan dari kisah tiga orang Majus yang
bergembira mengunjungi bayi Yesus dengan mempersembahkan hadiah kepada bayi
Yesus.
b. Mewarnai Gambar
Guru mengajak siswa mewarnai gambar anak-anak Indonesia yang menggunakan
pakaian daerah masing-masing membawa persembahan atau hadiah kepada bayi Yesus
yang berada di palungan.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimatlgagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Tiga orang Majus dari Timur bergembira dengan kelahiran Yesus.
 Orang Majus adalah orang yang ahli dalam perbintangan.
 Tiga orang Majus ini mencari tempat kelahiran Yesus dengan petunjuk bintang.
 Tiga orang Majus ini bernama Melkior, Baltasar, dan Gaspar.
 Mereka datang untuk menyembah Yesus.
 Tiga orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada Bayi Yesus.
 Kita bersyukur karena Yesus datang untuk menyelamatkan manusia.
 Kita bersyukur dengan berdoa dan selalu berbagi dengan orang yang miskin dan menderita.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang hams diingat oleh siswa:
"Tiga orang Majus datang menyembah Yesus Sang Juru Selamat dengan membawa emas,
kemenyan, dan mur."

Doa
Tuhan Yesus yang baik,
Engkau telah datang untuk menyelamatkan semua orang.
Bantulah kami agar dapat meneladan tiga orang Majus
yang selalu mencari dan menyembah-Mu. Amin.

Lagu "Tiga Raja dari Timur".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur
kelahiran Yesus sebagai wujud atas kasih Allah yang
kasih Allah yang Mahabaik Mahabaik dalam kisah
kepada umat manusia melalui Tiga Orang Majus.
kisah Tiga Orang Majus.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan.
alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan nama tiga orang Sebutkan nama tiga orang Majus 25
Majus yang mengunjungi bayi yang mengunjungi bayi Yesus!
Yesus.
2 Menyebutkan petunjuk yang Sebutkan petunjuk yang digunakan 25
digunakan tiga orang Majus ketika tiga orang Majus ketika
mengunjungi Bayi Yesus. mengunjungi bayi Yesus!
3 Menjelaskan maksud kedatangan Mengapa tiga orang Majus 25
tiga orang Majus ketika Yesus mengunjungi Bayi Yesus?
lahir.
4 Menyebutkan jenis persembahan Sebutkan jenis persembahan yang 25
yang dibawa oleh tiga orang dibawa tiga orang Majus!
Majus.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar anak-anak Komposisi warna 50
membawa persembahan atau
hadiah kepada Bayi Yesus yang Kerapian 50
berada di palungan.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan:
1. Menceritakan kembali kisah tiga orang Majus.
2. Membacakan hasil tulisan di depan kelas.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 16
DOA HARIAN UMAT KATOLIK

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.
2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian.
3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.
4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa.
2.7.1 Mengucapkan doa dengan hormat.
3.7.1 Menjelaskan arti berdoa.
3.7.2 Menyebutkan macam-macam doa harian dalam Gereja Katolik.
3.7.3 Menceritakan kisah Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani (Markus 14: 32-42).
3.7.4 Menyebutkan teladan dari Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dalam berdoa.
4.7.1 Membuat doa syukur sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Bahan Kajian
1. Arti berdoa.
2. Doa harian dalam Gereja Katolik.
3. Teladan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dalam berdoa.
4. Kitab Suci: Lukas 22: 39-46.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab In-donesia.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa harian umat Katolik.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, cerita, dan dramatisasi.
Sarana : Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Siswa kelas I SD belum memahami arti doa secara mendalam. Mereka memahami doa
terbatas pada mengucapkan kata-kata yang telah dihafalkan dan dilakukan dengan sikap tubuh
yang sopan, misalnya berlutut, tangan di depan dada, mata tertutup, dan kepala tertunduk,
sedangkan sikap batin dalam berdoa belum sepenuhnya dipahami.
Doa merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan Tuhan. Jika kita terbiasa berdoa, kita
akan semakin kenal dengan Tuhan. Melatih anak untuk terbiasa berdoa berarti mengajak mereka
untuk mengadakan komunikasi dengan Tuhan, mengarahkan hati, pikiran, dan perasaan hanya
kepada Tuhan. Doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membersihkan jiwa dan
memberikan kekuatan serta semakin mendekatkan hati kita kepada Tuhan.
Bagi orang beriman, berdoa adalah salah satu kewajiban untuk menghormati Tuhan
Pencipta dan Pemberi Hidup. Berdoa dapat dilakukan sendiri atau bersama pada setiap saat.
Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa, "Perlu berdoa dan tidak jemu-jemu." (lihat Lukas
18:1). Dalam Injil Markus 14: 32-42 diceritakan setelah perjamuan malam terakhir, Yesus
mengajak murid- murid-Nya pergi ke bukit zaitun. Di situ ada sebuah taman yang bernama
Getsemani. Ketika sampai di taman Getsemani, kata Yesus kepada murid- murid-Nya,
"Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Menurut Yesus, doa merupakan kekuatan kita dalam
situasi apa pun, baik suka maupun duka. Dengan berdoa, kita mengarahkan hati kepada Tuhan
yang berarti menyatakan iman terhadap-Nya. Hidup iman tidak dapat dipisahkan dari hidup doa.
Doa yang didalami melalui pelajaran ini adalah doa harian umat Katolik, yakni Tanda Salib,
Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan. Doa harian ini merupakan salah satu bentuk
komunikasi anak dengan Tuhan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Bagi orang beriman, berdoa adalah salah satu kewajiban untuk meng- hormati Tuhan
Pencipta dan Pemberi Hidup. Berdoa dapat dilakukan sendiri atau bersama pada setiap saat.
Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa, "Perlu berdoa dan tidak jemu-jemu" (lihat Lukas
18:1).

Guru mengawali pertemuan dengan doa dan lagu (apabila siswa belum mengenal lagu ini
sebaiknya dilatih terlebih dahulu).

Doa
Tuhan Yesus yang baik,
hari ini kami akan belajar tentang doa.
Bantulah kami agar dapat berdoa dengan baik. Dengarkanlah doa-doa kami. Amin.

Lagu "Engkau Selalu Ada", lihat Buku Siswa halaman 140.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak yang sedang berdoa (sebelum
makan, pada saat belajar, sebelum tidur, sebelum pelajaran dimulai).
Lihat buku siswa halaman 141.
2. Pendalaman
Guru mengajak sisiva untuk mendalami pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan
berdoa.
a. Apakah kamu pernah berdoa? Jika pernah berdoa, apa yang kamu doakan?
b. Kapankah kamu berdoa?
c. Mengapa kita perlu berdoa?
d. Apa saja perlengkapan yang diperlukan agar dapat berdoa dengan baik?
e. Doa apa saja yang kamu ketahui?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Berdoa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Umumnya berdoa dilakukan ketika
sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah tidur, sebelum dan sesudah belajar di sekolah,
pada saat ulang tahun, dan lainnya. Dalam Gereja Katolik ada doa yang didoakan setiap hari,
yaitu doa Tanda Salib, doa Salam Maria, doa Bapa Kami, dan doa Kemuliaan.
Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan dan mengungkapkan syukur atas semua yang telah
diberikan Tuhan kepada kita dalam susah maupun senang. Dalam Gereja, banyak alat bantu
untuk berdoa seperti salib, lilin, bunga, rosario, dan patung.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak sisiva untuk mengamatigambar Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani dan
mendengarkan cerita dari Injil Markus 14: 32-42. Lihat Buku Sisiva halaman 143- 145.

Di Taman Getsemani

Setelah perjamuan malam terakhir, Yesus mengajak murid-murid-Nya pergi ke bukit zaitun.
Di situ ada sebuah taman yang bernama Getsemani. Ketika sampai di taman Getsemani, kata
Yesus kepada murid-murid- Nya, "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Dan la membawa
Petrus, Yakobus, dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada
mereka, "Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya, tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu
dari pada-Nya. Kata-Nya, "Ya, Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambilah cawan
ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,melainkan apa yang
Engkau kehendaki."
Setelah itu, la datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan la berkata
kepada Petrus, "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu
jam? Berjaga-jagalah danberdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah."
Lalu, la pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika la kembali pula, la
mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawaban
apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Kemudian, la kembali untuk ketiga kalinya dan
berkata kepada mereka, "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat,
Anak manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia
yang menyerahkan Aku sudah dekat."

2. Pendalaman
Untuk mendalami isi cerita dari Markus 14: 32-42, guru mengajak siswa untuk bermain peran
(dramatisasi) tentang Yesus berdoa di Taman Getsemani berdasarkan Injil Lukas 22: 39-46.
Guru menjadi pembaca cerita dan siswa bermain peran. Sebaiknya siswa dilatih terlebih
dahulu.

Yesus : "Marilah kita pergi ke Taman Getsemani."


Petrus : "Baik Guru." (Yesus dan kedua betas muridnya keluar)
Yesus : "Duduklah di sini sementara aku berdoa." (mengajak Petrus, Yohanes dan Yakobus)
"Petrus, Yohanes, dan Yakobus, mari ikut Aku."
Yesus : "Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-
jagalah." (Yesus berjalan terns beberapa langkah, lalu berhenti dan berlutut) "Ya
Bapa, ambillah derita-Ku ini, tetapi jangan yang apa Aku mau, melainkan apa yang
Engkau mau, jadilah." (Yesus bangun dan pergi membangunkan ketiga murid)
"Petrus, engkau tidur? Mengapa engkau tidak berjaga selama satu jam bersama
Aku?"
Petrus : "Ya, Guru," (sambil menggeliat dan menggosok-gosok mata).
Yesus : "Roh memang kuat, tetapi dagingmu lemah." (Yesus maju beberapa langkah dan
berdoa lagi) "Ya Bapa, ambillah derita-Ku ini, tetapi jangan apa yang Aku mau,
tetapi apa yang Engkau mau, jadilah." (Yesus bangun dan pergi membangunkan
ketiga murid, tetapi mereka tidur nyenyak) "Lihat! Orang itu sudah datang. Mereka
mau me- nangkap Aku. Bangunlah! Marilah kita pergi." (Yudas bersama beberapa
serdadu datang)
Yudas : (mencium Yesus) "Rabuni."
(serdadu-serdadu menangkap Yesus dan Yudas lari)

Setelah siswa mendramatisasikan Yesus berdoa di Taman Getsemani, maka guru mengajak
mereka untuk mendalami isi atau pesan dari kisah di atas dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut :
a. Bagaimana perasaanmu ketika memainkan drama tadi?
b. Siapa saja yang ikut berdoa bersama Yesus?
c. Apa yang terjadi ketika Yesus sedang berdoa?
d. Apakah kamu juga mau berdoa bersama Yesus? Mengapa?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Yesus rajin berdoa. Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa. Ketika mengalami peristiwa
sedih, Yesus berdoa kepada Bapa di surga dan mengajak murid-murid-Nya, yaitu Petrus,
Yakobus, dan Yohanes untuk berdoa. Ke- biasaan Yesus berdoa inilah yang membuat Dia selalu
bersemangat untuk berbuat baik kepada orang-orang yang miskin dan menderita. Di mana saja
dan kapan saja Yesus selalu berdoa seperti di Bait Allah, di Padang Gurun, di Taman Getsemani,
dan tempat lainnya. Kita pun diajak Yesus untuk selalu berdoa. kebiasaan doa juga dilakukan
oleh Santa Theresia. Mari kita melihat bagaimana pengalaman doanya.

Guru menceritakan pengalaman doa Santa Theresia dari Kanak-kanak

Theresia sejak kecil akrab dengan Tuhan. Ketika melihat bunga yang indah, burung, kupu-
kupu yang berwama-wami, ia berdoa, "Betapa indahnya riptaan- Mu, ya Tuhan." Ketika
mendengar bunyi guntur, ia berdoa, "Tuhan jangan marah sama Theresia. Lindungilah aku."
Ketika melihat pelangi yang beraneka wama di langit, ia berdoa, "Oh, Tuhan, bagus sekali
kalung dilehermu/Macam-macam kata yang diucapkan oleh Theresia kecil yang begitu dekat
dengan Tuhan.
Ketika berumur tujuh tahun, Theresia selalu berdoa kepada Yesus, katanya, "Yesus, tentu
Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan- Mu! Anggap saja saya ini
bola-Mu. Bila akan kau angkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kau sepak kiart kemari,
silakan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan
menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak kau tusuk bola-Mu, o Yesus, tentu sakit
sekali, tetapi terserah pada-Mu."

Guru mengajak siszua mendalami doa Santa Theresia dengan pertanyaan berikut dan
memberikan peneguhan :

a. Kapan Santa Theresia mulai akrab dengan Yesus?


b. Apa doa Santa Theresia kepada Yesus?
c. Sikap apa yang dapat diteladan dari Santa Theresia?

Santa Theresia selalu berdoa kepada Tuhan. Ia sudah akrab dengan Yesus sejak kecil. Apa
saja yang dialami, baik suka maupun duka, diungkapkan kepada Tuhan. Dia mempunyai sikap
rendah hati, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, sederhana, dan penuh cinta kasih.
Hendaknva kita meneladan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang rajin berdoa dan selalu
dekat dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajaksiswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Sudahkah aku berdoa setiap hari?"

Aksi
 Guru mengajak siswa untuk membuat doa terima kasih/syukur kepada Tuhan atas semua
anugerah-Nya dan mendoakannya di depan kelas.
 Setiap hari akan berdoa.
Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan.
 Berdoa dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
 Dalam berdoa kita berterima kasih, memohon, dan memuliakan Tuhan.
 Berdoa dapat dilakukan sendiri maupun bersama.
 Dalam Gereja Katolik ada doa yang didoakan setiap hari seperti doa Tanda Salib, doa Salam
Maria, doa Bapa Kami, dan doa Kemuliaan.
 Yesus berdoa di taman Getsemani.
 Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk berdoa.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa:
"Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan."

Doa
Tuhan Yesus, kami berterima kasih kepada-Mu.
Engkau mau mengajar kami berdoa.
Kami akan rajin berdoa seperti Engkau. Amin.

Lagu "Engkau Selalu Ada".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah melalui Doa. kepada Allah melalui Doa.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengucapkan doa dengan hormat. Berdoa dengan khusyuk
sebelum dan sesudah
pembelajaran
Bersikap hormat pada saat
membaca atau mendengar
pembacaan Kitab Suci
Menyebut nama Tuhan
dengan hormat
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menjelaskan arti berdoa. Apa arti berdoa? 20
2 Menyebutkan macam-macam doa Sebutkan macam-macam doa harian 20
harian dalam Gereja Katolik. yang ada dalam Gereja Katolik!
3 Menceritakan kisah Yesus sedang Siapa saja yang ikut berdoa bersama 10
berdoa di Taman Getsemani Yesus?
(Markus 14: 32- 42). Dimana tempat Yesus berdoa 10
bersama tiga murid-Nya?
Apa yang dilakukan Yesus di Taman 10
Getsemani?
Apa yang terjadi ketika Yesus 10
sedang berdoa?
4 Menyebutkan teladan Santa Sikap apa yang dapat diteladan dari 20
Theresia dari Kanak-kanak Yesus Santa Theresia?
dalam berdoa.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Membuat doa syukur sebagai
Isi doa 100
ungkapan iman kepada Allah.
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan
pengalamannya ketika berdoa.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 17
TANDA SALIB

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.
2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian.
3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.
4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Tanda Salib.
2.7.1 Mengucapkan doa Tanda Salib dengan hormat.
3.7.1 Menyebutkan isi doa Tanda Salib.
3.7.2 Menjelaskan arti Tanda Salib.
3.7.3 Menceritakan tentang Yesus yang disalibkan demi menyelamatkan umat manusia.
(Lukas 23:26-49).
4.7.1 Memperagakan doa Tanda Salib.

Bahan Kajian
1. Arti tanda salib
2. Isi doa tanda salib
3. Kitab Suci : Lukas 23: 33-49.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Cebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. LaluPr. Yosef. 2005. Komisi Kateketik KWI. Percikan Kisah-kisah Anak Manusia. Jakarta:
Komisi Kateketik KWI.
6. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitac. Jakarta: LAI dan
LBI.
7. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Tanda Salib.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita dan refleksi.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Siswa kelas I SD sudah dapat membuat Tanda Salib untuk membuka dan menutup suatu
doa. Arti membuat Tanda Salib itu sendiri belum begitu jelas bagi mereka. Tanda Salib bagi
mereka mungkin hanya berarti suatu gerakan tangan tanpa memahami arti dari gerakan itu.
Pelajaran ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan makna Tanda Salib. Membuat Tanda
Salib merupakan ungkapan iman, pemyataan rasa percaya kepada Allah Tritunggal yang
Mahakudus.
Dalam membuat Tanda Salib, kita menyebut Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ucapan ini
berarti memuliakan Allah Tritunggal. Membuat Tanda Salib juga mengenangkan cinta Yesus.
Demi cinta-Nya kepada Allah dan manusia, Yesus rela wafat di salib. Tuhan mencintai manusia,
Dia wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dengan kematian-Nya kita memperoleh
keselamatan secara cuma-cuma karena kemurahan Allah. Berdasarkan uraian di atas dapat
diketahui bahwa sungguh dalam arti yang terkandung dalam Tanda Salib.
Siswa kelas I SD cukup diperkenalkan arti membuat Tanda Salib secara sederhana, yakni
dengan membuat Tanda Salib berarti memuliakan Allah Tritunggal dan mengenangkan cinta
Yesus yang wafat di salib untuk menebus dosa manusia.

Kegiatan Pembelajaran
Pembuka

Pengantar
Doa Tanda Salib selalu digunakan untuk membuka dan menutup suatu doa. Arti membuat
Tanda Salib itu sendiri belum begitu jelas bagi mereka. Membuat doa Tanda Salib merupakan
ungkapan iman, pernyataan rasa percaya kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus. Dalam
membuat Tanda Salib kita menyebut Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ucapan ini berarti
memuliakan Allah Tritunggal. Membuat Tanda Salib juga mengenangkan cinta Yesus.

Guru mengajak sisiva untuk berdoa dan membuat Tanda Salib yang baik dan benar (dapat
dilakukan dengan nyanyian).

Doa
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.
Tuhan Yesus, Engkau rela menderita dan wafat di kayu salib
untuk menebus dosa semua orang.
Terima kasih, Tuhan Yesus.
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Lagu "Kisah Sengsara Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 151.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru membawakan cerita dengan menarik tentang sebatang bambu yang mengorbankan batang
bambunya untuk mengalirkan air bagi manusia dan sisiva dapat mengamati gambar yang ada di
buku siswa. Lihat Buku Siswa halaman 152-154.
Cerita tentang Bambu

Seorang tukang kebun memiliki serumpun bambu di sudut kebunnya. Setiap tahun bambu-
bambu itu bertambah tinggi dan kuat. Kemudian suatu hari tukang kebun itu berkata, "Sobat,
saya membutuhkan engkau."
Kata bambu itu, "Tuan, pakailah saya seperti yang Tuan inginkan, sava siap." Kemudian
suara tukang kebun itu menjadi agak serius dan berkata, "Agar saya bisa memakaimu, engkau
harus ditebang."
Tentu saja bambu itu kaget. "Menebang saya? Mengapa? Saya adalah bambu yang paling
baik di kebun ini. Jangan lakukan itu. Pakailah saya sekehendak Tuan, tapi janganlah menebang
saya."
" Begini, jika saya tidak menebang kamu, saya tidak bisa memakaimu."
Seluruh isi kebun itu terdiam. Bambu yang anggun itu perlahan-lahan menundukkan
kepalanya dan berbisik, "Tuan, jika itu adalah satu-satunya jalan untuk menggunakan saya, maka
tebanglah saya!"
"Tapi bukan itu saja," kata tukang kebun itu. "Saya masih akan memangkas semua cabang
dan daunmu."
"Ya Tuhan, semoga itu tidak terjadi pada diri saya!" kata bambu itu. "Hal itu akan merusak
keindahanku. Tuan, kalau bisa, janganlah pangkas cabang dan daun saya."
"Jika saya tidak memangkas cabang dan daunmu, saya tidak bisa me-makaimu." Bambu itu
merasa sangat terpukul, kemudia menyerah. "Tuan, pangkaslah semua cabang dan daun-
daunku!"
"Bambu tersayang, saya masih harus lebih menyakitimu lagi. Saya harus membelah dan
mengambil hati bagian dalammu. Jika tidak, maka saya tidak bisa memakaimu".
Bambu itu semakin menundukkan kepalanya dan berkata, "Tuan, pangkas-lah, potonglah,
belahlah, dan lakukanlah apa saja pada diriku sesuka Tuan."
Maka tukang kebun itu memotong bambu itu, memangkas cabang-cabang dan daun-
daunnya, membelahnya dan mengosongkan semua bagian dalamnya. Lalu dia membawa bambu
itu melalui sebidang tanah kering menuju sumber air. Dia menghubungkan bambu itu dengan
sumber air itu dan air pun mengalir ke tanah kering itu, membuatnya menjadi subur.
Demikianlah, hanya bila bambu itu dipotong, dipangkas, dan dibelah, dia bisa menjadi
sumber dan penyalur berkat yang melimpah bagi tanah gersang, dan tentu saja akhimya bagi
manusia.
(Cerita disadur dari buku Percikan Kisah-kisah Anak Manusia hlmn. 70)

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan cerita di atas dengan memberikan kesempatan
untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Contoh pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut:
a. Mengapa bambu itu dipotong?
b. Apa guna bambu?
c. Untuk siapakah bambu itu berkorban?
d. Mengapa bambu itu mau berkorban?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Bambu rela mengorbankan diri demi kebahagiaan manusia. Batang bambu dapat
mengalirkan air ke tanah yang gersang. Karena pengorbanan bambu ini. tanah yang gersang
menjadi subur dan manusia pun menjadi sejahtera.
Sikap bambu ini hendaknya kita teladan. Apakah kita mau berkorban untuk orang lain?
Mari kita lihat bagaimana pengorbanan Yesus yang rela disalibkan demi keselamatan manusia.

Langkah Kedua : Menggali PengalamanKitab Suci

1. Pengamatan
Siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa dan guru menceritakan tentang Yesus yang
disalibkari demi menyelamatkan umat manusia. (Lukas 23: 26-49). Lihat Buku Siswa halaman
155-156.

Yesus Disalibkan

Pilatus menyerahkan Yesus kepada prajurit, dan mereka membawa Dia untuk dihukum
mati. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang laki- laki yang bemama Simon yang
berasal dari Kirene. Ia datang dari desa dan mau pergi ke kota. Mereka menarik dia dan
memaksanya untuk mengambil kayu salib yang sedang dipikul Yesus. Lalu, mereka menyuruh
dia memanggul kayu salib itu dan berjalan di belakang Yesus.
Banyak orang berjalan mengikuti Yesus. Di antaranya ada wanita-wanita. Mereka menangis
melihat apa yang terjadi dengan Dia. Tetapi, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata,
"Wanita-wanita Yerusalem. Janganlah menangisi Saya! Menangislah untuk dirimu sendiri dan
untuk anak-anakmu."
Dua orang lain, kedua-duanya penjahat, juga dibawa untuk dihukum mat bersama Yesus.
Ketika mereka sampai di tempat yang disebut "Tengkorak' prajurit-prajurit itu memaku Yesus
pada kayu salib. Kedua orang penjahat itu juga dipaku pada kayu salib, yang seorang di sebelah
kiri dan yang lainnva di sebelah kanan Yesus.
Yesus berdoa untuk prajurit-prajurit itu. Yesus berkata, "Bapa, ampunilah mereka! Mereka
tidak tahu apa yang mereka lakukan." Prajurit-prajurit itu membagi-bagi pakaian Yesus di antara
mereka sendiri dengan membuani: undi.
Orang-orang berdiri di situ sambil menonton, sementara pemimpin-pemimpin Yahudi
mengejek Yesus. Mereka berkata, "la sudah menyelamatkar orang lain, cobalah sekarang la
menyelamatkan diri-Nya, kalau la betul-betul Raja penyelamat yang dipilih Allah!"
Prajurit-prajurit itu juga mengejek Dia. Mereka mendekati Dia dan memberikan anggur
asam kepadanya. Mereka berkata, "Kalau Engkau Raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"
Di atas kayu salib Yesus tertulis kata-kata ini: "Inilah Raja Orang Yahudi . Salah seorang
dari kedua penjahat vang disalibkan juga mengejek Yesus. Ia berkata, "Engkau Raja penyelamat
yang dipilih Allah, bukan? Nah. selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
Tetapi penjahat yang satu lagi menegur penjahat yang mengejek Yesus. Ia berkata, "Apakah
kau tidak takut kepada Allah? Sebentar lagi kau juga akan mati. Hukuman kita setimpal dengan
perbuatan kita. Tapi, dia sama sekali tidak bersalah!" Lalu, ia berkata kepada Yesus," Yesus,
ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja!" Yesus berkata kepadanya, "Saya berjanji
bahwa hari ini engkau akan bersama Saya di Surga."
Kira-kira pukul dua belas tengah hari, matahari berhenti bersinar. Seluruh negeri itu
menjadi gelap sekali sampai tirai di dalam rumah Tuhan robek menjadi dua. Yesus berteriak
dengan suara keras, "Bapa, aku menyerahkan diri-Ku kepada- Mu. Terimalah Aku!" Sesudah
berkata begitu, Ia meninggal.
Ketika perwira pasukan yang bertugas di situ melihat apa yang terjadi, ia menyembah
Allah. Katanya, "Pasti Orang ini tidak bersalah." Orang-orang yang menonton di situ melihat apa
yang terjadi. Mereka semua pulang dengan hati yang sangat menyesal. Semua kenalan Yesus,
termasuk para wanita yang datang bersama Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat
semuanya.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan Kitab Suci berdasarkan kisah di atas dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Dimanakah Yesus disalibkan?
b. Siapa yang membantu Yesus memanggul salib?
c. Apa tulisan yang ada di salib Yesus?
d. Apa doa Yesus kepada para prajurit?
e. Mengapa Yesus mau disalibkan?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban sisiva dan mengembangkannya.
Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya. Yesus disalib untuk kita karena la begitu
mencintai kita. Ketika disalib, Yesus masih mau mengampuni para prajurit yang menyalibkan-
Nya dengan berkata, "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat." Bahkan, kepada penjahat yang juga disalibkan di sebelah kanan-Nya, Yesus berjanji
bahwa hari ini juga ia akan bersama Yesus di Firdaus. Yesus mengampuni setiap manusia yang
mau bertobat. Semua kejadian pada saat Yesus disalib membuat banyak orang menyesal.
Yesus menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa manusia dan menyelamat- kan manusia.
Maka, salib penting sekali artinya bagi semua orang Katolik. Karena dengan salib, umat manusia
diselamatkan.
Membuat Tanda Salib dimulai dengan meletakkan tangan kanan di dahi sambil
mengucapkan dalam nama Bapa, kemudian tangan kanan ke dada sambil mengucapkan dan
Putra, lalu tangan kanan pindah ke pundak kiri dengan mengucapkan dan Roh Kudus, terakhir
tangan kanan pindah ke pundak kanan sambil mengucapkan amin.
Membuat Tanda Salib berarti kita mengakui dan memuliakan Allah Tritunggal yang
Mahakudus: Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tanda Salib juga berarti kita mengenangkan
cinta Yesus yang wafat di salib untuk menebus dosa manusia.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Pemahkah aku membantu teman yang menderita?"

Aksi
a. Penugasan
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewarnai gambar Yesus yang di salib.
b. Peragaan
Guru mengajak setiap siswa untuk memperagakan membuat Tanda Salib di depan kelas
secara benar dan sungguh-sungguh.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi
inti peivartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Orang Katolik membuka dan menutup doa dengan Tanda Salib.
 Membuat Tanda Salib berarti memuliakan Allah Tritunggal yang Mahakudus, yaitu Bapa,
dan Putra dan Roh kudus.
 Membuat Tanda Salib juga berarti mengenangkan Yesus yang wafat disalib.
 Membuat Tanda Salib harus keluar dari hati yang paling dalam karena merupakan ungkapan
iman, cinta, dan harapan kepada Tuhan.
 Membuat Tanda Salib harus dengan hormat dan sopan.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa
"Yesus rela wafat disalib karena mencintai kita."

Doa
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.
Tuhan Yesus, Engkau wafat di kayu salib untuk menyelamatkan kami.
Bantulah kami untuk selalu berdoa dan menghormati salib-Mu.
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Lagu penutup "Kisah Sengsara Tuhan".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa Tanda
Allah melalui doa Tanda Salib. Salib sebagai tanda syukur
kepada Allah.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Mengucapkan doa Tanda Salib dengan Berdoa Tanda Salib dengan
hormat. khusyuk sebelum dan
sesudah pembelajaran.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan isi doa Tanda Salib. Sebutkan isi doa Tanda Salib! 25
2 Menjelaskan arti Tanda Salib. Apa arti Tanda Salib? 25
3 Menceritakan tentang Yesus yang Dimanakah Yesus disalibkan? 10
disalibkan demi menyelamatkan Siapa yang membantu Yesus 10
umat manusia. (Lukas 23:26-49). memanggul salib?
Apa tulisan yang ada di salib Yesus? 10
Apa doa Yesus kepada para prajurit? 10
Mengapa Yesus mau disalibkan? 10
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Memperagakan doa Tanda Salib

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Memperagakan doa Tanda Salib. Hafal doa Tanda salib. 50
Gerakan tangan yang benar. 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan
kisah Yesus disalib dengan kata-kata sendiri.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 18
DOA BAPA KAMI

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.
2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian.
3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.
4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Bapa Kami.
2.7.1 Mengucapkan doa Bapa Kami dengan hormat.
3.7.1 Menyebutkan doa yang diajarkan Yesus kepada kita.
3.7.2 Menceritakn kisah Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada kita menurut Lukas 11:1-4.
3.7.3 Menjelaskan isi doa yang diajarkan Yesus.
4.7.1 Menulis dan menghias doa Bapa Kami.

Bahan Kajian
1. Doa dan Lagu Bapa Kami.
2. Isi pokok doa Bapa kami.
3. Kitab Suci: Lukas 11:1-4.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pusat Musik Liturgi. 2014. Madah Bakti. Buku Doa dan Nyanyian. Yogyakarta: PD Selamat.
7. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Bapa Kami.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, dan cerita.
Sarana : Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dm kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat Katolik. Doa Bapa Kami
merupakan doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang
sempurna. Kesempurnaannya diakui oleh tradisi Gereja Katolik sepanjang masa. Dalam Injil
Lukas 11: 1-4 diceritakan ketika Yesus selesai berdoa di suatu tempat, datanglah seorang dari
murid-murid- Nya dan meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Yesus menjawab, apabila
kamu berdoa, katakanlah, "Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami
setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami
pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan.
Dalam doa Bapa Kami, manusia menyapa Tuhan sebagai Bapa. Sapaan dalam doa Bapa
Kami mengungkapkan kedekatan dan keakraban hubungan Yesus dan Bapa-Nya. Ungkapan
Bapa Kami juga menunjukkan kedekatan dan keakraban Tuhan dengan kita. Tuhan terasa begitu
dekat dan selalu memperhatikan kita. Bapa itu adalah Bapa yang di Surga dan kita adalah anak-
anak-Nya, maka jika kita berdoa harus mengingat kepentingan Bapa, selain kepentingan kita
sendiri.
Setiap kalimat dalam doa Bapa Kami mengandung arti yang begitu mendalam dan dalam
doa Bapa Kami kita memohon supaya:
 Nama Bapa dimuliakan.
 Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini.
 Kehendaknya terlaksana dalam diri kita.
 Allah memberi kita rezeki yang cukup setiap hari.
 Pengampunan atas dosa-dosa kita.
 Kita dibebaskan dari pencobaan dan kejahatan.
Itulah salah satu alasan mengapa siswa kelas I SD sudah diperkenalkan dengan doa Bapa
Kami. Mereka diberi pengertian doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus sendiri dan
merupakan doa yang penting dalam perayaan Ekaristi. Sekaligus mulai ditanamkan rasa hormat,
kedekatan kepada Tuhan yang disapa sebagai Bapa sehingga mereka akan semakin dekat dengan
Tuhan yang mencintai anak-anak-Nya.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat Katolik. Doa Bapa Kami
merupakan doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang
sempurna. Kesempurnaannya diakui oleh tradisi Gereja Katolik sepanjang masa.

Guru mengajak sisiva berdoa untuk mengawali pelajaran, misalnya:

Doa
Tuhan Yesus yang Mahabaik.
Engkau selalu berdoa kepada Bapa di surga. Ajarilah kami berdoa. Amin.

Lagu "Hal Berdoa", lihat Buku Siswa halaman 163.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yes us bersama anak-anak yang sedang berdoa. Lihat
Buku Siswa halaman 164.

2. Pendalaman
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendalami gambar yang diamati dengan
mempersilhkan siswa menceritakan apa yang mereka amati.

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan cerita siswa serta mengembangkannya.
Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Jika kita berdoa, kita haras berdoa dengan penuh
hormat dan penuh perhatian. Pada saat berdoa kita tidak boleh bermain-main dan memikirkan
hal-hal lain. Kita haras sungguh- sungguh mengucapkan doa itu kepada Tuhan. Tuhan tidak
senang kita hanya berpura-pura saja. Tuhan senang kepada orang yang berdoa dengan sikap
penuh percaya, sabar, dan tulus hati tanpa mencari pujian. Percaya berarti sungguh-sungguh
yakin bahwa Tuhan mendengarkan doa kita. Sabar berarti tidak tergesa-gesa, tenang, dan sopan.
Tulus hati berarti sungguh-sungguh melakukannya.
Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat katolik. Doa Bapa kami merupakan
doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sempurna
dan diucapkan dalam perayaan Ekaristi.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar di buku siswa dan guru menceritakan kisah Yesus
mengajar murid-murid-Nya berdoa (Lukas 11:1-4). Lihat Buku Siswa halaman 165-166.

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika la berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarilah kami berdoa, sama
seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka, "Apabila
kamu berdoa, katakanlah
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan
kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap
orang yang bersalah kepada kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mendalami ajaran Yesus tentang doa Bapa Kami dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Doa apakah yang diajarkan Yesus kepada kita?
b. Siapakah yang minta diajari berdoa?
c. Kepada siapa Yesus berdoa?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan tentang isi atau pesan dari doa Bapa Kami berdasarkan
pertanyaan dan jawaban siswa.
Yesus mengajarkan doa yang sangat indah kepada kita, yakni doa Bapa Kami. Dalam doa
Bapa Kami, kita berbicara kepada Tuhan sebagai Bapa kita, seperti Yesus sendiri menyapa Bapa-
Nya. Sapaan-sapaan dalam doa Bapa Kami mengungkapkan kedekatan dan keakraban hubungan
Yesus dan Bapa-Nya. Ungkapan Bapa Kami juga menunjukkan kedekatan dan keakraban Tuhan
dengan kita. Tuhan terasa begitu dekat dan selalu memperhatikan kita. Bapa itu adalah Bapa
yang di surga dan kita adalah anak-anak-Nya, maka jika kita berdoa harus mengingat
kepentingan Bapa, selain kepentingan kita sendiri. Doa Bapa Kami yang ada dalam Kitab Suci
memang berbeda dengan yang kita doakan setiap hari. Doa Bapa Kami dalam gereja katolik
didoakan sebagai berikut :
Bapa Kami yang ada di Surga. Dimuliakalah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah
kehendak-Mu. Di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini. Dan
ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan
janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Jadi dalam doa Bapa Kami, kita memohon :


 Nama Bapa dimuliakan.
 Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini.
 Kehendak-Nya terlaksana dalam diri kita.
 Allah memberi kita rezeki yang cukup setiap hari.
 Pengampunan atas dosa-dosa kita.
 Kita dibebaskan dari percobaan dan kejahatan.

Setelah peneguhan, guru menceritakan kisah seorang anak yang sedang berdoa Bapa Kami,
tetapi tidak sungguh-sungguh. Cerita ini sebagai tambahan peneguhan bagi siswa.

Rita Berdoa Bapa Kami

Pada suatu hari ibu Rita menyuruh anaknya untuk berdoa Bapa Kami. Ibunya berjanji jika
Rita dapat berdoa dengan baik akan diberi hadiah cokelat. Maka mulailah Rita berdoa demikian :
Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu Datanglah kerajaan-Mu Jadilah
kehendak-Mu. Di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini

(tiba-tiba Rita berhenti berdoa dan bertanya kepada ibunya)

"Ibu cokelatnya enak ngak? dan Rita lupa melanjutkan doanya.

Temyata pada waktu berdoa "Bapa Kami" Rita hanya memikirkan cokelat yang dijanjikan oleh
ibunya.

(Disadur dari buku Percikan Kisah-kisah Anak manusia, hlmn. 323)

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Apakah aku berdoa Bapa Kami dengan sopan dan hormat?"
Aksi
a. Penugasan
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewamai gambar Yesus yang sedang mengajar
anak-anak berdoa.
b. Sikap
Mendaraskan doa Bapa Kami setiap hari dengan hormat dan sopan.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita adalah doa Bapa Kami.
 Dalam doa Bapa Kami kita menyebut Allah sebagai Bapa.
 Tuhan adalah Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu.
 Dalam doa Bapa Kami kita memohon supaya :
1. Nama Bapa dimuliakan.
2. Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini.
3. Kehendak-Nya terlaksana dalam diri kita.
4. Tuhan memberi kita rezeki yang cukup setiap hari.
5. Pengampunan atas dosa-dosa kita.
6. Kita dibebaskan dari percobaan dan kejahatan.
 Pada saat berdoa, kita harus mengucapkan doa kita dengan sikap penuh percaya, sabar, dan
tulus hati.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami."

Lagu
Guru bersama-sama dengan siswa menutup pelajaran dengan menyanyikan lagu doa "Bapa
Kami”

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah melalui doa Bapa Kami. kepada Allah melalui doa
Bapa Kami

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengucapkan doa Bapa Kami dengan Berdoa Bapa Kami dengan
hormat. khusyuk sebelum
pembelajaran.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan doa yang diajarkan Doa apa yang diajarkan Yesus 20
Yesus kepada kita. sendiri kepada kita?
2 Menceritakan kisah Yesus Siapakah yang minta diajarkan 20
mengajarkan doa Bapa Kami berdoa?
kepada kita menurut Lukas 11:1-4. Kepada siapa Yesus berdoa? 20
Sebutkan 3 permohonan dalam doa 20
Bapa kami!
3 Menjelaskan isi doa yang Apa isi doa Bapa Kami? 20
diajarkan Yesus.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menulis dan menghias doa Bapa Isi doa 50
Kami. Kerapian 50
Skor Maksimal 100
Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan
kembali dengan kata-kata sendiri Lukas 11:1-4.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaianulangdalamaspekpengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 19
DOA SALAM MARIA

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.
2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian.
3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.
4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Salam Maria.
2.7.1 Mengucapkan doa Salam maria dengan hormat.
3.7.1 Menyebutkan alasan menghormati Bunda Maria.
3.7.2 Menceritakan kisah Bunda Maria mendapat kabar dari malaikat (Lukas 1: 26-45).
3.7.3 Mewamai gambar rosario.

Bahan Kajian
1. Doa dan lagu Salam Maria.
2. Menghormati Bunda Maria.
3. Kitab Suci Lukas 1: 26-45.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Salam Maria.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, cerita, dan dramatisasi.
Sarana : Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Umat Katolik dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari doa dan tens- menerus beriman
kepada Allah. Dalam hal ini, Bunda Maria merupaka teladan bagi kita. Kitab Suci Perjanjian
Barn banyak menceritakan pokok-pokak kehidupan Bunda Maria melalui kata dan perbuatannya
yang menunjukkae dirinya sebagai orang beriman. Tidak ada orang yang lebih mendengarkan
saixa Tuhan daripada Bunda Maria. "Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurx perkataan-
Mu itu" (Lukas 1:38). Jawaban Maria atas kabar gembira merupakae penyerahan diri secara
spontan dan menyeluruh untuk hidup beriman. Maras percaya bahwa Tuhan memanggil dia,
maka ia menyerahkan diri kepada panggilannya itu dan mengikuti Dia. Maria bersedia
menyerahkan selurjflt hidupnya kepada Allah. Bahkan ketika Yesus menderita sengsara dan
wafat ia salib, Maria dengan setia mendampingi Yesus. Maria juga selalu berdoa bersama para
rasul setelah kebangkitan Yesus. Inilah teladan semua orang beriman.
Dalam injil Lukas 1:26-45 diceritakan Bunda Maria mendapat kabar gembiri dari malaikat
Gabriel dan setelah itu Bunda maria mengunjungi saudaranya Elisabet, yang juga mengandung.
Kata-kata yang diucapkan malaikat dan kata- kata yang diucapkan Elisabet menjadi dasar dari
doa Salam Maria.
Peranan Bunda Maria dalam sejarah keselamatan dan hubungannya dengan hidup beriman
tidak dapat dilepaskan. Karena itu, Bunda Maria begitu dihormati oleh Gereja Katolik dan perlu
diperkenalkan kepada siswa sejak kelas I SD. Bunda Maria diperkenalkan sebagai ibu Yesus
yang melahirkan dan memelihara Yesus dengan penuh cinta, sekaligus sebagai teladan ketaatan
dalam iman. Hal ini berarti mengajak siswa untuk menghormati dan mendekatkan diri kepada
Bunda Maria, berdoa kepadanya terutama melalui doa Salam Maria.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Bunda Maria percaya bahwa Tuhan memanggil dia, maka ia menyerahkan diri kepada
panggilannya itu dan mengikuti Dia. Maria bersedia menyerahkan seluruh hidupnya kepada
Allah. Bahkan, ketika Yesus menderita sengsara dan wafat di salib, Maria dengan setia
mendampingi Yesus. Maria juga selalu berdoa bersama para rasul setelah kebangkitan Yesus.
Inilah teladan semua orang beriman.

Doa
Guru mengajak siswa mengawali pelajaran hari ini dengan berdoa.
Bapa yang Mahabaik,
Engkau telah memberi kami seorang ibu yang bernama Maria.
Ia telah melahirkan Yesus untuk menyelamatkan kami.
Terima kasih, Tuhan Yesus.
Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu
Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekararang
waktu kami mati. Amin.

Lagu "Salam Maria", lihat Buku Siswa halaman 174.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Bunda Maria dan ada anak-anak yang sedang
berdoa. Lihat Buku Siswa halaman 175.

2. Pendalaman
Siswa mengungkapkan sejauh mana mereka mengenal Bunda Maria dengan pertanyaan-
pertanyaan berikut :
a. Siapakah Bunda Maria?
b. Mengapa kita berdoa kepada Bunda Maria?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban sisiva dan mengembangkannya.
Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Bunda Maria juga menjadi bunda kita semua. Kita boleh
berdoa kepadanya. Bunda Maria selalu menerima kita semua. Bunda Maria sangat peduli dengan
penderitaan manusia. Mengapa dikatakan demikian? Mari kita mendengarkan cerita berikut ini.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengarnati ganbar-gambar yang menceritakan latar belakang doa
Salam Maria berdasarkan teks Kitab Suci (Lukas 1:26-45). Setelah mengarnati, guru
menceritakan gambar-gambar tersebut.

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bemama Nasaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang
bemama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai,
Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam
hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab
engkau memperoleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus. Ia akan
menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan- Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hai itu mungkin terjadi karena aku belum
bersuami?"
Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi
Allah tidak ada yang mustahil."
Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Beberapa waktu kemudian, berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan
menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada
Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya
dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah
engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu
Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada
telingaku, anak yang di dalam rahimku me- lonjak kegirangan, dan berbahagialah ia yang telah
percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana."

Dalam pelajaran ini guru juga dapat mengganti cerita dengan bermain peran atau dramatisasi.
Guru memilih tiga orang siswa untuk berperan sebagai Bunda Maria, Elisabet, dan malaikat
Gabriel. Guru sendiri berperan sebagai narator atau pencerita. Setelah itu, ketiga siswa diberi
petunjuk dan dilatih bagaimana mereka harus berperan.

Maria Menerima Kabar Gembira

(Pada awal drama diputar musik yang sesuai)


Pembaca : Ada seorang wanita, Maria namanya.
Ia wanita yang sederhana, rendah hati, dan raj in berdoa.
Maria : (Masuk dan berlutut sambil berdoa)
Pembaca : Ia tinggal di sebuah kampung yang bemama Nasaret.
Pada suatu hari, datanglah malaikat Gabriel ke rumahnya.
Malaikat : (Masuk dan berdiri di depan Maria)
Pembaca : Malaikat Gabriel memberi salam kepada Maria, "Salam Maria penuh rahmat,
Tuhan sertamu." Mendengar itu Maria terkejut.
Malaikat : (Mengulurkan tangannya ke depan dan berjalan mengelingi Maria)
Maria : (Terkejut dan memandang malaikat Gabriel)
Pembaca : lalu bertanyalah Maria, "Siapakah engkau?"
Maria : (Terus melihat malaikat Gabriel dan mengulurkan tangannya)
Pembaca : Jawab malaikat itu, "Aku ini Gabriel, malaikat Tuhan. Aku membawa kabar
gembira bagimu."
Malaikat : (Tangan kiri menunjuk diri dan tangan kanan terulur ke depan)
Maria : (Terkejut, berlutut, dan menundukan kepala)
Pembaca : "Jangan takut, hai Maria, karena Tuhan berkenan dan mencintai engkau. Engkau
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamai-Nya Yesus.
Dia akan menjadi besar dan orang akan menyebut-Nya Putra Allah Yang
Mahatinggi."
Malaikat : (Tangan kanan dan terus terulur kedepan dan mengelilingi Maria)
Maria : (Menengadah dan memandang malaikat Gabriel)
Pembaca : Jawab Maria, "Bagaimana hal ini bisa terjadi, sedangkan aku belum bersuami?"
Maria : (Menunjukkan tangannya ke atas)
Pembaca : Kata malaikat Gabriel, "Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Tuhan akan
melindungimu."
Maria : (Tangan mengatup di dada)
Pembaca : Jawab Maria, "Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataanmu."
Beberapa bulan setelah peristiwa itu, berangkatlah Maria mengunjungi Elisabet,
saudaranya.
Elisabet : (duduk sambil menyulam)
Maria : (masuk dan memeluk Elisabet)
Pembaca : Ketika Elisabet melihat Maria, melonjaklah anak dalam rahimnya. Katanya,
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku."

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mendalami isi/pesan cerita atau drama dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a. Siapakah yang membawa kabar gembira kepada Maria?
b. Apa yang dikatakan malaikat itu kepada Maria?
c. Dari siapakah datangnya kabar gembira itu?
d. Bagaimana sikap Maria ketika mendengar kabar dari malaikat itu?
e. Apa jawaban Bunda Maria?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Bunda Maria berasal dari Nasaret. Bunda Maria adalah wanita pilihan Allah. Tuhan
menyuruh malaikat Gabriel memberitakan kabar gembira kepada Maria bahwa ia dipilih menjadi
bunda Juru Selamat yang dijanjikan. Juru Selamat yang dijanjikan itu terpenuhi dalam diri Yesus
Kristus.Bunda Maria menerima dan menyerahkan dirinya secara total kepada Allah dengan
menjawab, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."
Bunda Maria sama seperti ibu-ibu yang lain. Bunda Maria melahirkan, merawat, dan
membesarkan Yesus dengan penuh cinta. Bunda Maria mengajar Yesus berdoa dan mengajak
Yesus beribadat di Bait Allah.
Bunda Maria menjadi teladan orang beriman. Karena itu, Gereja Katolik sangat
menghormati Bunda Maria. Penghormatan terhadap Bunda Maria tampak dalam lagu dan doa-
doa yang ditujukan kepada Bunda Maria. Kita juga harus menghormati Bunda Maria dengan
berdoa kepadanya. Salah satu doa untuk menghormati Bunda Maria adalah doa Salam Maria.

Guru mengajak siswa untuk menghormati Bunda Maria dengan menyanyikan lagu Salam Maria
dari Madah Bakti 542 atau lihat Buku Siswa halaman 174.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Apakah aku berdoa Salam Maria dengan sopan dan hormat?"

Aksi
a. Penugasan
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewamai rosario yang merupakan salah satu
cara menghormati Bunda Maria.
b. Sikap
Mendaraskan doa Salam Maria setiap hari dengan sopan dan hormat.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat gagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Bunda Maria berasal dari Nasaret.
 Bunda Maria taat kepada Allah.
 Bunda Maria dipilih Allah menjadi Bunda Yesus.
 Bunda Maria menjadi teladan orang beriman.
 Menghormati Bunda Maria dapat melalui doa dan lagu.
 Doa Salam Maria dan doa Rosario adalah doa untuk menghormati Bunda Maria.
 Doa Salam Maria merupakan salam yang diberikan oleh malaikat Gabriel dan ucapan
Elisabet.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami."

Doa
Guru menutup pertemuan dengan mengajak siswa berdoa, yang dipandu oleh seorang siswa
yang dapat mengucapkan doa dengan baik, lalu dijawab oleh siswa lain dengan doa Salam
Maria.
 Bunda Maria yang tersuci, doakanlah kami agar menjadi anak-anak yang baik.
Salam Maria....
 Bunda Maria yang baik, doakanlah ayah dan ibu, kakak dan adik, teman-teman dan gum
kami agar selalu diberkati Tuhan.
Salam Maria ....
 Bunda Maria yang terkasih, doakanlah semua orang yang telah berbuat baik kepada kami.
Salam Maria ....
 Bunda Maria yang pemurah, doakanlah semua orang yang menderita sakit.
Salam Maria ....

Lagu "Ave-Ave Maria" dari Madah Bakti no. 546 atau lihat Buku Siswa halaman 182.

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah melalui doa Salam Maria. melalui doa Salam Maria.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengucapkan doa Salam Maria dengan Berdoa Salam Maria dengan
hormat. khusyuk sesudah
pembelajaran.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan alasan menghormati Sebutkan alasan menghormati 20
Bunda Maria Bunda Maria!
2 Menceritakan kisah Bunda Maria Siapakah yang membawa kabar 10
mendapat kabar dari malaikat gembira kepada Maria?
(Lukas 1 : 26 – 45) Apa yang dilakukan malaikat itu 10
kepada Maria?
Bagaimana sikap Bunda Maria 10
kepada malaikat?
Apa jawaban Bunda Maria kepada 10
malaikat?
Dari mana asal Bunda Maria? 10
Siapa yang menjadi teladan orang 10
beriman?
Bagaimana cara kita menghormati 10
Bunda Maria?
Siapa nama Bunda Yesus? 10
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Mewarnai gambar Rosario. Komposisi posisi warna 50
Kerapian 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan isi
doa Salam Maria dan dihias dengan indah.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 20
DOA KEMULIAAN

Kompetensi Dasar
1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.
2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian.
3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.
4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.

Indikator
1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Kemuliaan.
2.7.1 Mengucapkan doa Kemuliaan dengan hormat.
3.7.1 Menyebutkan nama murid Yesus yang ikut ke gunung berdasarkan Injil Matius 17:1-13.
3.7.2 Menyebutkan nama tempat Yesus berubah rupa berdasarkan Injil Matius 17:1-13.
3.7.3 Menyebutkan nama orang yang berbicara dengan Yesus ketika la berubah rupa.
berdasarkan Injil Matius 17:1-13.
3.7.4. Menjelaskan pesan Yesus kepada murid-Nya setelah peristiwa Yesus berubah rupa
berdasarkan Injil Matius 17:1-13.
3.7.5 Menjelaskan arti doa Kemuliaan.
3.7.6 Menyebutkan cara memuliakan Allah.
4.7.1 Menuliskan dan menghias doa Kemuliaan.

Bahan Kajian
1. Doa kemuliaan.
2. Arti doa Kemuliaan.
3. Kitab Suci: Matius 17: 1-13.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Kemuliaan.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi, tanya jawab, cerita, dan refleksi.
Sarana : gambar, lagu, teks cerita, teks Kitab Suci.
Waktu : 4 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibaiuakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar
Allah itu Mahabaik, Mahakuasa, dan Maha Pengampun. Maka hendaknya kita selalu
memuliakan Allah. Kemuliaan Allah Bapa yang Mahakuasa, Mahabaik, dan Maha Pengampun
tampak melalui kedatangan Yesus Putra Allah yang lahir ke dunia dengan kuasa Roh Kudus dan
bangkit pada hari ketiga. Setelah kebangkitan-Nya, la mengutus Roh Kudus untuk menyertai
umat-Nya sampai akhir zaman.
Dalam Injil Matius 17:1-13 diceritakan Yesus dimuliakan oleh Allah di atas gunung. Yesus
bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Para murid merasa heran
karena wajah Yesus berubah rupa. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya
menjadi putih bersinar terang sekali. Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara dengan
Yesus. Musa dan Elia tampak dalam kemuliaan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Putra Allah. Karena itu, kita harus memuliakan Yesus. Selain itu. juga memuliakan Allah Bapa
dan Roh Kudus.
Kemuliaan Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman. Maka
dalam doa Kemuliaan kita menyatakan kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti
pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Melalui pelajaran ini siswa kelas I
diharapkan selalu memuliakan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, baik melalui doa Kemuliaan
maupun perbuatan baik kepada sesama.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Allah itu Mahabaik, Mahakuasa, dan Maha pengampun. Maka hendaknya kita selalu
memuliakan Allah. Kemuliaan Allah Bapa yang Mahakuasa, Mahabaik, dan Maha Pengampun
tampak melalui kedatangan Yesus Putra Allah yang lahir ke dunia dengan kuasa Roh Kudus dan
bangkit pada hari ketiga. Setelah kebangkitan-Nya, la mengutus Roh Kudus untuk menyertai
umat-Nya sampai akhir zaman.

Doa
Guru mengawali pelajaran dengan doa, misalnya :
Tuhan yang Mahakasih
Berkatilah kami agar selalu dapat memuji dan memuliakan nama-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad.
Amin.

Lagu "Kami Memuji", lihat Buku Siswa halaman 184.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajaksiswa untukmengamatigambar-gambar yangmelukiskan kekaguman anak
terhadap ciptaan Tuhan dan siswa memberi komentar di bawah gambar itu. Lihat Buku Siswa
halaman 185. Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar yang men-
ceritakan kisah seorang raja yang ingin melihat Allah. Lihat Buku Siswa halaman 184.

Dahulu kala ada seorang raja yang terkenal kaya dan berkuasa. Namun, ia tidak bahagia.
Pada suatu hari sang raja duduk di atas takhtanya dan berpikir, "Sayalah raja yang paling
berkuasa. Semua orang tunduk di bawah perintahku. Hanya Tuhan Allah saja yang lebih
dihormati oleh rakyatku. Oh, andaikan aku bisa melihat Allah." Raja lalu memanggil para
menterinya dan menyuruh mereka memperlihatkan Tuhan Allah kepadanya. Sekalipun semua
menteri dan ahli itu mengatakan bahwa itu tidak mungkin, Raja tetap ngotot dan berkata, "Justru
karena saya ingin melihat-Nya. Kalau kalian tidak sanggup membawa Tuhan Allah ke is tana,
kalian semua akan saya hukum." Para menteri dan ahli agama takut bukan main.

Pagi berikutnya datanglah seorang gembala tua menghadap Raja, kata-nya,

"Ikutlah saya keluar istana dan saya akan memenuhi keinginan hati Baginda untuk
memandang Allah." Sang raja mengikuti gembala tua itu keluar. Sesampai di luar, gembala itu
menunjuk matahari yangbersinar terang dan mengajak sang raja memandang matahari itu.

"Mustahil! Mustahil!" kata Raja. "Nanti saya buta."

Dengan tersenyum gembala tua itu menyahut, "Kalau matahari saja yang dibuat oleh Sang
Pencipta sudah membutakan mata Baginda, bagaimana Baginda tahan memandang Allah
sendiri."

Dengan malu-malu Raja masuk kembali ke istana.


(diambil dari percetakan kisah-kisah Anak Manusia hlmn. 22-23)

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan cerita dengan bertanya atau memberi
tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa yang diinginkan Raja?
b. Mengapa Raja ingin melihat Allah?
c. Apa yang dilakukan gembala tua ketika menghadap Raja?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya.
Keinginan Raja untuk melihat Allah tidak tercapai. Allah itu mulia dan tidak mungkin bagi
seorang manusia untuk melihat-Nya. Melihat matahari saja, manusia tidak sanggup. Apalagi
melihat pencipta-Nya.
Allah itu mulia karena la Mahakuasa. Ia menciptakan dunia dan isinya. Allah itu mulia
karena Ia Mahabaik. Ia seperti Bapa yang sungguh memperhatikan kita, memberikan segala
sesuatu untuk manusia. Allah itu mulia karena Ia Mahakasih. Ia tidak membeda-bedakan
manusia. Ia mengasihi semua orang. Allah itu mulia karena Ia Maha Pengampun. Allah akan
mengampuni dosa kita bila kita bertobat.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci


1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar yang menceritakan Yesus dimuliakan di
atas gunung berdasarkan Injil Matius 17: 1-13. Lihat Buku Siswa halaman 188-189.

Yesus Dimuliakan di Atas Gunung

Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya naik ke sebuah
gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Tiba-tiba Yesus berubah rupa di depan mereka.
Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar terang sekali.
Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Musa dan Elia tampak dalam
kemuliaan dan berbicara tentang tujuan Yesus pergi ke Yerusalem.
Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika
Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu
untuk Elia."
Ketika Petrus sedang berbicara, turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari
dalam awan terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah Petrus, Yakobus, dan Yohanes dan
mereka sangat ketakutan. Lalu, Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil
berkata, "Berdirilah, jangan takut!" dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat
seorang pun, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu. Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu
ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara
orang mati."

2. Pendalaman
Guru mengajaksiswa mendalami isi atau pesan Kitab Suci dengan bertanya atau memberi
tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Di manakah Yesus berubah rupa?
b. Siapa saja yang bersama Yesus di atas gunung?
c. Siapa saja yang berbicara dengan Yesus ketika berubah rupa?
d. Kata-kata apa yang terdengar dari langit?
e. Apa pesan Yesus ketika mereka turun gunung?

3. Peneguhan
Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Para murid
merasa heran karena wajah Yesus berubah rupa. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan
pakaiannya menjadi putih bersinar terang sekali. Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara
dengan Yesus. Musa dan Elia tampak dalam kemuliaan.
Kemuliaan Allah yang Mahabaik, Mahakuasa, Mahakasih, dan Maha Pengampun tampak
melalui kedatangan Yesus Kristus. Yesus mau lahir di tempat yang sangat sederhana, yakni di
kandang. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit. Yesus mengampuni orang berdosa dan
bersahabat dengan semua orang. Yesus menderita sengsara, wafat disalib demi umat manusia dan
setelah bangkit mengutus Roh Kudus untuk menyertai umat-Nya hingga akhir zaman. Kemuliaan
Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman.
Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman iman.
"Rajinkah aku memuliakan Tuhan?"

Aksi
 Guru mengajak siswa ke Gereja pada hari Minggu untuk memuliakan Allah Bapa, Putra, dan
Roh Kudus dan meminta tanda tangan kepada pastor atau imam.
 Menuliskan doa Kemuliaan dan mewarnainya.
 Guru mengajak siswa untuk mengucapkan doa Kemuliaan dengan sikap santun satu per satu
di depan kelas.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siszva untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian.

Rangkuman
 Doa Kemuliaan adalah doa untuk memuliakan Allah.
 Allah itu mulia karena la Mahabaik.
 Allah itu mulia karena la Mahakuasa.
 Allah itu mulia karena la Mahakasih.
 Allah itu mulia karena la Maha Pengampun.
 Yesus dimuliakan oleh Allah di atas gunung.
 Kemuliaan Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman.
 Memuliakan Allah dapat melalui doa dan perbuatan baik.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi."

Doa
Guru mengakhiri pelajaran dengan doa Kemuliaan bersama-sama dengan siswa.
Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala masa. Amin.

Lagu "Mari Memuji".

Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah melalui doa Kemuliaan. melalui doa kemuliaan.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Mengucapkan doa Kemuliaan dengan Mengucapkan doa
hormat. Kemuliaan dengan khusyuk
sebelum dan sesudah
pelajaran.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan nama murid Yesus Sebutkan nama murid Yesus yang 20
yang ikut ke gunung berdasarkan ikut ke gunung!
Injil Matius 17: 1-13.
2 Menyebutkan nama tempat Yesus Apa nama tempat Yesus berubah 10
berubah rupa berdasarkan Injil rupa?
Matius 17:1-13.
3 Menyebutkan nama orang yang Siapa yang berbicara dengan Yesus 10
berbicara dengan Yesus ketika la ketika la berubah rupa?
berubah rupa. berdasarkan Injil
Matius 17:1-13.
4 Menjelaskan pesan Yesus kepada Apa pesan Yesus kepada murid- Nya 20
murid-Nya setelah peristiwa Yesus setelah peristiwa Yesus berubah
berubah rupa. berdasarkan Injil rupa?
Matius 17: 1-13.
5 Menjelaskan arti doa Kemuliaan. Apa arti doa Kemuliaan? 20
6 Menyebutkan cara memuliakan Bagaimana cara memuliakan Allah? 20
Allah.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Isi doa 50
Menuliskan dan menghias doa Kerapian
50
Kemuliaan
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan
kembali dengan kata-kata sendiri Injil Matius 17:1-13.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 21
BERDOA DENGAN BAIK DAN BENAR

Kompetensi Dasar
1.8 Bersyukur kepada Allah melalui sikap-sikap doa yang baik dan benar.
2.8 Santun dalam sikap-sikap berdoa.
3.8 Mengenal sikap-sikap berdoa sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
4.8 Mempraktikkan doa dengan sikap-sikap yang baik dan benar.

Indikator
1.8.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui sikap-sikap doa yang baik dan benar.
2.8.1 Berdoa dengan sikap yang baik dan benar.
3.8.1 Menyebutkan sikap doa yang diajarkan Yesus.
3.8.2 Menjelaskan arti sikap doa yang diajarkan Yesus.
3.8.3 Menyebutkan macam-macam sikap doa.
3.8.4 Menjelaskan arti sikap berlutut dalam berdoa.
3.8.5 Menjelaskan arti sikap duduk dalam berdoa.
3.8.6 Menjelaskan arti sikap berdiri dalam berdoa.
4.8.1 Memperagakan macam-macam sikap doa.

Bahan Kajian
1. Sikap berdoa yang baik dan benar.
2. Membiasakan diri berdoa dengan baik dan benar.
3. Kitab Suci: Injil Lukas 11:1-8.

Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Yogyakarta: Kanisius.
3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. lman Katolik - Buku Informasi dan Referensi.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I.
Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius.
5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.
6. Pengalaman siswa dan guru tentang sikap berdoa yang baik dan benar. Pendekatan: Kateketis
dan saintifik.

Pendekatan : Kateketis dan Saintifik.


Metode : Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita, refleksi, dan selebrasi.
Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu.
Waktu : 8 Jam Pelajaran.

Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka
pelaksanaannya diatur oleh guru.
Pemikiran Dasar

Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan sama seperti kita
berbicara dengan orang tua kita. Kita berbicara dengan sopan dan hormat. Maka dalam berdoa
juga harus dengan sikap yang baik, sopan, dan hormat. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita
cara berdoa yang baik (Lukas 11: 1-8). Apabila akan berdoa sebaiknya tidak pamer, tetapi
masuklah ke kamar, lalu berdoa dengan sopan. Gunakanlah kata-kata yang sederhana, tidak perlu
bertele-tele, sebab Tuhan sudah tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan. Dalam berdoa kita
hanya memikirkan Tuhan, maka tutuplah mata, tundukkan kepala, dan lipatlah tangan di depan
dada.
Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, dan berlutut. Sikap duduk
bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri, sopan, merenung,
dan siap mendengarkan Tuhan. Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau
tunduk menunjukkan sikap homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan. Sikap
berlutut dengan tangan terkatup di depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap hormat,
merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan menyembah Tuhan.
Pelajaran agama Katolik kali ini diisi dengan ibadat sabda. Ibadat sabda ini sebagai
ungkapan syukur, pujian, dan penyerahan diri kepada Tuhan. Siswa sudah mengenal dirinya dan
lingkungannya, Yesus Kristus, masyarakat, serta Gerejanya. Karena itu, mereka diajak untuk
lebih mengenal dan mulai menyadari bahwa Tuhan mencintai manusia melalui berbagai cara,
melalui kemampuan yang dimiliki, orang-orang di sekitarnya, pengalaman yang dialami, dilihat,
didengar dan dirasakan.
Ibadat sabda ini dipersiapkan sungguh-sungguh agar siswa mengalami kehadiran Tuhan
dan berkesan bagi mereka dengan melibatkan mereka dalam persiapan seperti: menata ruang
ibadat, menyiapkan lilin, bunga, salib, dan perlengkapan yang dibutuhkan. Selama proses
berlangsungnya ibadat sabda, siswa dilibatkan dalam nyanyian, doa-doa, dan bacaan Kitab Suci.

Kegiatan Pembelajaran

Pembuka

Pengantar
Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan sama seperti kita berbicara
dengan orang tua, guru, dan teman kita. Kita berbicara dengan dan benar, sopan, dan hormat.

Doa
Guru mengawali pertemuan dengan doa dan mengajak siswa untuk berdiri dengan sikap yang
baik dan benar, misalnya:
Bapa yang Mahakasih,
hari ini kami mau belajar berdoa dengan sikap yang baik dan benar.
Berkatilah kami agar selalu dapat berdoa dengan baik dan benar. Amin.

Lagu "Sikap Doa yang Baik", lihat Buku Siswa halaman 194.

Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa untuk mengamati sikap-sikap anak yang sedang berbicara dengan orang
tuanya. Lihat Buku Siswa halaman 195.
2. Pendalaman
Guru menggali pengalaman hidup siswa tentang sikap ketika berbicara dengan orang tua, guru,
dan teman. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa yang dibicarakan dengan orang tua?
b. Apa yang dibicarakan dengan guru?
c. Apa yang dibicarakan dengan teman?
d. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan orang tua?
e. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan guru?
f. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan teman?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban dari pengalaman faktual siswa.
Kita sangat senang apabila berbicara dengan orang lain. Kita dapat mengungkapkan
peristiwa-peristiwa yang dialami, baik peristiwa menyedih- kan maupun peristiwa yang
menyenangkan. Tetapi, saat berbicara jangan mengucapkan kata-kata yang dapat menimbulkan
pertengkaran. Kita harus bersikap sopan dan hormat. Demikian juga kalau berdoa. Berdoa berarti
berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan harus dengan sikap yang baik daia benar,
sopan, dan hormat. Dalam berdoa, kita hanya memikirkan Tuhan. Kita bersyukur atas semua
anugerah Tuhan kepada kita.

Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan
Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus yang sedang mengajar tentang sikap berdoa
yang baik dan benar, kemudian guru menceritakan ajaran Yesus tentang sikap berdoa yang baik
berdasarkan Injil Lukas 11:1-8. Lihat buku siswa halaman 196-197.

Pada suatu hari murid-murid Yesus berkata, "Tuhan ajarilah kami berdoa." Lalu, Yesus
mengajar mereka, kata-Nya, "Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang-orang
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam
kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi itu akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan. Janganlah
kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya."

2. Pendalaman
Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan dari cerita Kitab Suci di atas dengan
bertanya atau memberikan tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana sikap berdoa yang diajarkan Yesus?
b. Mengapa Yesus menasihati kita supaya saat berdoa jangan panjang- panjang?
c. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berdoa?

3. Peneguhan
Guru memberikan peneguhan berdasarkan jaioaban siswa dan mengembangkannya. Lihat Buku
Siswa halaman 196-197.

Yesus mengajarkan cara berdoa yang baik kepada Bapa di surga. Yesus mengajarkan agar
kita tidak seperti orang munafik, yang suka pamer kepada orang lain ketika berdoa. Yesus
menghendaki apabila berdoa, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu karena Allah Bapa akan
membalas doa kita. Yesus juga tidak suka kalau kita berdoa dengan bertele-tele. Allah adalah
Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu. Bapa mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita
meminta. Selain itu, ada juga sikap-sikap doa yang dilakukan ketika kita berdoa. Bagaimana
sikap-sikap doa itu, mari mengamati gambar sambil menyimak cerita.
Ada seorang anak laki-laki katolik yang berasal dari Sumatra. Andreas namanya. Ia masuk
ke Gereja, berdiri sejenak di hadapan tabernakel, me- nundukkan kepala, lalu memberi hormat
kepada Tuhan Yesus. Setelah itu, ia mencari tempat untuk berdoa. Ia berdiri dengan tangan
terbuka dan kepala menengadah ke atas, lalu berdoa, "Bapa yang Mahabaik. Engkau
menciptakan segala sesuatu untukku. Aku bersyukur karena Engkau selalu memelihara dan
melindungiku. Berkatilah orang tuaku, kakak dan adikku, teman-teman dan guru-guru yang
kucintai. Amin."
Fransiska berasal dari Jawa. Ia juga ingin berdoa. Di hadapan tabernakel dia
membungkukkan badan dengan tangan terkatup di dahi, bersujud memberi hormat kepada Tuhan
Yesus. Fransiska lalu mencari tempat duduk di lantai dengan kedua kakinya bersila dan tangan
terkatup di dahi lalu berdoa, "Bapa yang Mahakasih, aku datang kepada-Mu untuk bersyukur dan
memuji nama-Mu. Engkau sangat sayang kepadaku dan keluargaku. Berkatilah semua orang.
Amin.
Benedicta juga pergi ke Gereja untuk berdoa. Ia berasal dari Kalimantan. Ia berlutut di
hadapan tabernakel, lalu mencari tempat untuk berlutut. Tangannya terkatup dan matanya
tertutup. Maria berdoa, "Bapa yang Mahakuasa, aku bersujud dihadapan-Mu dan memberi
hormat, karena Engkau begitu baik kepadaku meskipun aku sering berbuat salah. Tuhan, ampuni
dosaku. Amin."

Setelah siswa mengamati gambar-gambar dalam bukunya masing-masing, guru kemudian


memberikan penjelasan.

Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, dan berlutut. Sikap duduk
bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri, sopan, merenung,
dan siap mendengarkan Tuhan.
Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau tunduk menunjukkan sikap
homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan. Sikap berlutut dengan tangan terkatup di
depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri di hadapan Tuhan,
dan menyembah Tuhan.

Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi

Refleksi
Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.
"Bagaimana sikapku saat berdoa?"

Aksi
a. Peragaan
Guru mempersilakan setiap siswa untuk menunjukan sikap-sikap berdoa yang baik dan benar
dan mereka boleh memilih sikap yang paling disukainya. Baik sekali apabila mereka dapat
berdoa spontan sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
b. Mewarnai gambar anak-anak yang sedang berdoa.

Penutup
Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi
inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan ibadat sabda.

Rangkuman
 Berdoa harus dengan sikap yang baik dan benar, sopan dan hormat.
 Yesus mengajarkan cara berdoa yang baik dan benar kepada Bapa di Surga.
 Yesus mengajarkan agar kita tidak seperti orang yang suka pamer kepada orang lain ketika
berdoa.
 Yesus menghendaki apabila berdoa, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu karena Allah
Bapa akan membalas doa kita.
 Yesus juga tidak suka kalau kita berdoa panjang-panjang (bertele-tele).
 Allah adalah Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu.
 Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, atau berlutut.
 Sikap duduk bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri,
sopan, merenung, dan siap mendengarkan Tuhan.
 Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau tunduk menunjukkan sikap
homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan.
 Sikap berlutut dengan tangan terkatup di depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap
hormat, merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan menyembah Tuhan.

Untuk Diingat
Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa.
"Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang-orang munafik."

Doa
Tuhan yang Mahabaik, kami gembira karena telah mengetahui cara berdoa yang baik dan benar.
Bantulah kami agar selalu dapat berdoa dengan baik dan benar. Amin.

Lagu "Sikap Doa yang Baik".


Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak
1 Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur
Allah melalui sikap-sikap doa melalui sikap-sikap doa.
yang baik dan benar.

2. Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

No Indikator Butir Instrumen Ya Tidak


1 Berdoa dengan sikap yang baik dan benar. Tidak berbicara dengan
teman saat berdoa atau
beribadah.
Tidak bermain-main dengan
teman saat berdoa atau
beribadah.
3. Pengetahuan
a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian)
b. Bentuk Instrumen : Esai

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Menyebutkan sikap doa yang Sebutkan sikap doa yang diajarkan 10
diajarkan Yesus. Yesus!
2 Menjelaskan arti sikap doa yang Mengapa Yesus menasihati kita 20
diajarkan Yesus. supaya saat berdoa tidak perlu
panjang- panjang?
3 Menyebutkan macam-macam Sebutkan macam-macam sikap doa! 10
sikap doa.
4 Menjelaskan arti sikap berlutut Apa arti sikap berlutut dalam 20
dalam berdoa. berdoa?
5 Menjelaskan arti sikap duduk Apa arti sikap duduk dalam berdoa? 20
dalam berdoa.
6 Menjelaskan arti sikap berdiri Apa arti sikap berdiri dalam berdoa? 20
dalam berdoa.
Jumlah Skor 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal
4. Keterampilan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa

No Indikator Butir Instrumen Skor


1 Memperagakan macam-macam Memilih sikap berlutut/berdiri/ duduk. 50
sikap doa. Isi doa (syukur, permohonan, tobat). 50
Skor Maksimal 100

Skoryangdiperoleh
Nilai = x100
Skormaksimal

Pengayaan
Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan memilih salah
satu sikap berdoa yang paling disenangi dan mengapa memilih sikap itu.

Remedial
Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan :
1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.
2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari
kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan
memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.

PELAJARAN 22
IBADAT SABDA

Susunan Ibadat
Tema : Bersyukur atas Kebaikan Tuhan
Waktu : 60 menit
Lagu Pembuka
Lagu "Ciptaan Tuhan" dari buku Ayo Puji Tuhan no. 04, atau lihat Buku Siswa halaman 203-204.

Salam
Guru : Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Anak: Amin.
Guru : Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Anak : Amin.

Kata Pengantar
Guru : Anak-anak yang terkasih dalam Yesus Kristus, hari ini kita mengadakan ibadat untuk
bersyukur kepada Tuhan yang sudah begitu baik kepada kita. Tuhan memberikan
orang tua yang baik, guru, teman-teman, dan semua orang yang mencintai kita.
Sekarang kita berkumpul untuk menghadap Tuhan, bersyukur kepada-Nya, dan mohon
perlindungan-Nya.

Marilah kita mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan yang sangat mencintai
dan baik kepada kita.

Doa Pembuka
Guru memimpin doa dan diikuti oleh anak-anak.
Tuhan Yesus yang penuh cinta, kami datang menghadap-Mu. Dengarkanlah doa- doa kami anak-
anak-Mu yang kecil dan lemah ini. Berkatilah kami agar dapat berdoa dengan baik. Amin.

Bacaan diambil Injil Lukas 17:11-19.

Sepuluh Orang Kusta

Pada waktu itu Yesus berada dalam perjalanan menuju sebuah desa. Setibanya di desa itu
datanglah sepuluh orang kusta. Mereka berteriak dari jauh, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Yesus memandang mereka lalu berkata, "Pergilah, tunjukkanlah dirimu kepada imam." Maka
pergilah mereka.
Sementara di dalam perjalanan, penyakit kusta mereka hilang. Melihat bahwa dirinya sudah
sembuh, salah seorang dari mereka kembali ke desa itu untuk mengucapkan terima kasih kepada
Yesus. Orang itu berasal dari Samaria. Yesus berkata kepadanya, "Bukankah kesepuluh orang
tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang? Tidak adakah di antara
mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?" Lalu la berkata kepada
orang asing itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

Pembaca : Demikianlah Sabda Tuhan


Anak-anak : Terpujilah Kristus

Nyanyian Tanggapan Sabda

Lagu "Yang Sakit Disembuhkan" dari Ayo Puji Tuhan no. 35, atau lihatBuku Siswa halaman 207.

Kotbah/Homili yang dibawakan oleh guru, misalnya:


Kita harus selalu bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan untuk apa yang kita alami
setiap hari, baik peristiwa yang menyedihkan maupun peristiwa yang menyenangkan. Kita harus
seperti orang Samaria yang berterima kasih kepada Yesus setelah disembuhkan penyakitnya.

Doa Umat

Pembaca : Tuhan Yesus yang baik, berkatilah ayah, ibu, dan semua saudara agar kami dapat
hidup rukun dan bahagia di dalam kasih-Mu. Kami mohon ....
Anak : Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Pembaca : Tuhan Yesus yang penuh kasih, berkatilah, hiburlah, dan bantulah teman-teman
yang menderita, kelaparan, dan mengalami bencana agar mereka tabah. Kami
mohon ....
Anak : Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Pembaca : Tuhan Yesus, berkatilah kami semua yang ada di sini agar kami saling mengasihi
dan selalu rajin belajar. Kami mohon ....
Anak : Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Pembaca : Tuhan Yesus, masih banyak doa yang ingin kami sampaikan kepada- Mu.
Tetapi kami percaya Engkau sudah mengetahui apa yang ada di dalam hati kami.
Engkaulah Mahatahu dan Mahabaik. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya.
Anak : Amin.

Doa umat ditutup dengan doa Bapa Kami sambil bergandengan tangan.

Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu


Datanglah kerajaan-Mu Jadilah kehendak-Mu
Di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rezeki pada hari ini
Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Penutup
Lagu "Utuslah Aku", dari Ayo Puji Tuhan no. 58, atau lihat Buku Siswa halaman 210.

GLOSARIUM

A
Allah Tritunggal : Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus
Anugerah : Pemberian, karunia

B
Bait Allah : Kenisah, pusat peribadahan bangsa Israel dan orang Yahudi di
Yerusalem pada zaman kuno
Berdoa : Berbicara dengan Tuhan
Berfirman : Bersabda
Bersyukur : Berterima kasih

C
Cakrawala : Kaki langit, batas pemandangan, horizon

D
Dilestarikan : Dijaga seperti keadaan semula, dipertahankan

G
Gloria in Excelcis Deo : Kemuliaan kepada Allah di surga

H
Hari Natal : Hari kelahiran Yesus

M
Memuliakan : Meninggikan, meluhurkan
Mesias : Juru Selamat

N
Nyawa : Jiwa, roh, semangat

O
Orang Majus : Orang yang ahli perbintangan

P
Palungan : Tempat makanan dan minuman ternak

R
Rasul : Murid Yesus pertama yang berjumlah 12 orang
Rezeki : Makanan, nafkah, pendapatan
Rosario : Tasbih
Rupa : Wajah

S
Sahabat : Teman
Sederhana : Wajah

T
Tahir : Sembuh
Tekun : Rajin, Sungguh-sungguh
Tersungkur : Terjatuh
U
Unik : Unik

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV, Cetakan
kedelapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 1. Yogyakarta Penerbit Kanisius.

Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 2. Yogyakarta Penerbit Kanisius.
Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 3. Yogyakarta Penerbit Kanisius.

Hardy Sastra Atmaja. 2016. Panduan Penggunaan Musik Kateketis bagi Pendidikan Iman Anak
dalam Keluarga, Sekolah, dan Gereja. Yogyakarta: PT Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. 2004. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas
II. Yogyakarta: Kanisius.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
kelas I. Buku Guru. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Komisi Kateketik KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD
kelas I. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. 2007. Ayo Fuji Tuhan — Nyanyian Liturgi dan
Rohani Anak. Yogyakarta Penerbit Kanisius.

Komisi Liturgi KWI. 1992. Puji Syukur — Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi. Jakarta: Penerbit
Obor.

Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan
LBI.

Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. 2000. Madah Bakti — Buku dan Nyanyian Edisi 2000 sesuai
TPE Baru. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Anda mungkin juga menyukai