Ustek Air Bersih
Ustek Air Bersih
2. Ijin Usaha
1. No. IUJK : 1-3273-087399-1-000179 Tgl. 02 Februari 2010
Masa berlaku ijin usaha : s/d 22 Januari 2016
Instansi pemberi ijin usaha : BPMPPT Pemerintah Kota Bandung
3. Ijin Lainnya
1. No. SBU : 00003632
Masa berlaku ijin usaha : s/d 02 April 2014
Instansi pemberi ijin usaha : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
2. No. SIUP : 510/2-07402/2010/P.2/441-BPPT Tgl. 04 Februari
2011
Masa berlaku ijin usaha : s/d 04 Februari 2016
Instansi pemberi ijin usaha : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah
Kota Bandung
3. No. TDP : 101115115196 Tgl. 22 Januari 2010
Masa berlaku ijin usaha : s/d 22 Januari 2015
Instansi pemberi ijin usaha : BPMPPT Pemerintah Kota Bandung
C. Pengurus
1. Komisaris
No Nama No. KTP Jabatan dalam
Perusahaan
1 N. Zakaria 1050241201500001 Komisaris
2. Direksi
Jabatan dalam
No Nama No. KTP
Perusahaan
1 N. Zakaria 1050241201500001 Komisaris
2 Ir. Deny Zaelani 3273120502720017 Direktur Utama
3 Novitasari, Amd 156036703750003 Direktur I
4 Taty Rohayati, SE.Ak 1016264501740004 Direktur II
D. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (Untuk PT) / Susunan Persero (Untuk CV/Firma)
No Nama Nomor KTP Alamat Persentase
1 Ir. Deny Zaelani 3273120502720017 GG H.Kurdi 2 No 5 70%
Bandung
2 Novitasari, Amd 1.5603.670375.0003 Jl.Baros Utama 15%
No.43/1 Cimahi
3 Nining Zakaria 1050241201500001 GG H.Kurdi 2 No 5 15%
Bandung
2. Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perencanaan Sarana dan Sipil Hidrologi Kabupaten Dinas Tata Ruang Jl. Semarang 602.21/51/SPK/ 45.840.000 22/07/2011 19/09/2011
Prasarana Air Bersih Pedesaan Garut Perumahan dan No.115 Tarogong PKPA/ DED/AB-
DED Perencanaan Teknis Air Cipta Karya Garut PLP/2011
Bersih Kelurahan Sukanegla Kabupaten Garut
Kecamatan Garut Kota
2. Pengembangan Sistem Sipil Hidrologi Kabupaten Dinas Tata Ruang Jl. Semarang 602.21/14/SPK/ 95.190.000 29/10/2010 27/12/2010
Penyediaan dan Pengelolaan Garut Perumahan dan No.115 Tarogong PKPA AB-
Air Bersih Perencanaan Sarana Cipta Karya Garut PLP/DED
dan Prasarana Air Bersih Kabupaten Garut AB/2010
Pedesaan DED Perencanaan
Teknis Air Bersih
3. Penyusunan DED Penyediaan Sipil Hidrologi Pulau Departemen PU Jl. Karisma D4 45.1.4.4/KONTR 49.885.000 11/10/2007 24/10/2007
Air Bersih Pulau Jemaja Natuna Dirjen Cipta Karya Permata IV AK/ P3KP/2007
Tanjungpinang
4. Instalasi Air Minum / Air Sipil Hidrologi Kabupaten Dinas Pekerjaan Jl. Sama’un Bakri 0564/2048/DPU 130.190.000 24/10/2006 20/12/2006
Bersih Serang Umum K/2006
5. Penyusunan Master Plan Sipil Hidrologi Kabupaten Dinas Tata Ruang Jl. Wangsa 0501KKK- 95.040.000 20/05/2009 17/08/2009
Bidang / Sub Pemberi Tugas Kontrak Tgl Selesai Menurut
Lokasi
No Nama Pekerjaan Bidang BA. Serah
Pekerjaan Nama Alamat No & Tanggal Nilai (Rp) Kontrak
Pekerjaan Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jaringan Air Bersih dan Kabupaten Pemukiman dan Ghofarana No. 11 KPPR211PUPPBJ
Limbah di Zona Industri Subang Kebersihan Subang .KUDTRPW2009
Kabupaten Subang
6. Perencanaan Konstruksi Sipil Hidrologi Kabupaten Dinas Pekerjaan Jl. Cihaliwung No. 601.3/27/KRK/D 30.048.000 06/06/2008 06/07/2008
Jaringan Air Bersih/Air Minum Bandung Umum 39 Padalarang PU/2008
(Pengeboran Air Artesis di Barat
Kecamatan Batujajar)
1.3 Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air
Bersih Kelurahan Sukanegla Kecamatan Garut Kota
1 Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut
2 Nama Paket Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan
:
Pekerjaan Teknis Air Bersih Kelurahan Sukanegla Kecamatan Garut Kota
Lingkup Produk
3 Utama : 1. Perencanaan dan DED Air Bersih di Sukanegla Garut
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
1 Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
Lingkup Produk
3 Utama : 1. Penyusunan DED Air Bersih di Pulau Jemaja
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
Lingkup Produk
3 Utama : 1. Instalasi Air Minum / Air Bersih
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
Penyusunan Master Plan Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona Industri
2 Nama Paket
: Kabupaten Subang
Pekerjaan
Lingkup Produk Penyusunan Master Plan Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona
3 Utama : 1. Industri Kab. Subang
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
Lingkup Produk
3 Utama : 1. Perencanaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum di Batujajar
Nama Pemimpin
8 Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal
Jumlah Tenaga
9 Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan
Pada sub bab ini diuraikan mengenai tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
serta pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam pekerjaan Perencanaan Air Bersih Tahun
Anggaran 2014.
Uraian diatas menggambarkan tanggaapan dan saran terhadap Kerangak Acauan Kerja
(KAK) pekerjaan Perencanaan Air Bersih di Kab. Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2014
yang secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsultan sebagai pihak yang natinya
terlibat dalam kegiatan tersebut paham dengan kerangka kerja dan terutama tujuan yang
telah ditetapkan.
2.2 Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja
2.2.1 Pendekatan Umum
Salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di muka bumi adalah air.
Dengan semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk maka sebagai konsekuensinya adalah
berkurangnya luas lahan untuk berbagai jenis pemanfaatan diantaranya adalah pemukiman, jalan,
kawasan industri dan lain-lain yang membentuk suatu kawasan perkotaan yang gersang. Daerah
vegetasi yang berupa hutan sudah banyak yang dialihkan fungsinya, sehingga mengakibatkan
berkurangnya kantong-kantong resapan air. Kondisi tersebut pada saat musim hujan, hanya sedikit
air hujan yang meresap ke dalam tanah dan sebagian besar akan melimpas di permukaan yang
cukup besar yang menyebabkan terjadinya erosi lahan maupun banjir/genangan. Pada saat musim
kemarau cadangan air dalam tanah yang hanya sedikit akan sangat cepat habis sehingga terjadi
kekeringan baik pada sumur-sumur dangkal maupun alur-alur sungai. Pengembangan Kab. Gorontalo
Utara berikut dengan jaringan transportasi pendukungnya seperti jalan dengan kawasan lainnya,
akan menjadikan daerah tersebut menjadi daerah yang akan berkembang pesat. Hal ini akan
memicu naiknya kebutuhan akan air di daerah tersebut, baik akan kebutuhan air domestik industri
maupun air bersih/minum. Selama proses dan pasca pembangunannya, Kab. Gorontalo Utara seperti
pada daerah lainnya, akan mengalami terjadinya pacuan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Sementara itu volume ketersediaan sumber air yang ada di Kab. Gorontalo Utara relatif tetap,
sehingga perlu adanya pengaturan pemakaian air yang baik, agar potensi sumber daya air yang ada
dapat digunakan secara optimum dan berkelanjutan. Permasalahan kontinuitas, kuantitas dan
kualitas dari sumber air baku yang digunakan untuk pelayanan air bersih pada kondisi saat ini belum
dapat memenuhi harapan masyarakat.
Berbagai usaha sebagai antisipasi untuk menghadapi permasalahan tersebut perlu disiapkan oleh
pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengkaji
pembangunan sistem air bersih, kapasitas potensi sumber daya air, sarana pengadaan air yang ada
dan sarana pengadaan air yang mungkin dikembangkan di Kab. Gorontalo Utara.
Berlandaskan dari kondisi tersebut maka sudah selayaknya bila dilakukan upaya pemberdayaan
sumber-sumber air yang potensial guna keperluan pemenuhan kebutuhan air bersih. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara untuk mewujudkan penyediaan
air bersih yang layak secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas di Kab. Gorontalo Utara adalah
dengan mengembangkan pembangunan sistem air bersih perkotaan. Untuk mencapai tujuan
pembuatan perencanaan air bersih maka perlu dilakukan analisa hidrologi dan perencanaan air
bersih. Untuk lebih jelasnya metodologi penyusunan Perencanaan Air Bersih dapat dilihat pada
Gambar berikut ini.
BAGAN ALIR PEKERJAAN (EDIT YO)
2.2.2 Perencanaan Sistem Air Bersih
Perencanaan pembangunan sistem air bersih perkotaan di Kab. Gorontalo Utara ini nantinya
diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, maka dari itu Konsultan akan melakukan peninjauan
berbagai aspek terhadap pekerjaan, baik aspek teknis, sosial-ekonomi maupun aspek lingkungan.
Konsultan akan meneliti kembali potensi alamiah daerah yang akan direncanakan beserta seluruh
batasan-batasannya untuk kemudian menyusun sasaran yang dapat diterapkan dalam suatu
Program Rencana Pengembangan dan menganalisa serta mengevaluasi pengaruh terhadap kondisi
daerah kajian.
Perencanaan suatu jaringan transmisi air bersih suatu kawasan perlu mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu sosial budaya, teknis, biaya dan lingkungan. Untuk mencapai perencanaan yang tepat,
efektif dan efisien maka diperlukan metodologi perencanaan. Adapun langkah-langkah kegiatan
dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan masalah.
2. Mengumpulkan data, yaitu data primer dan data sekunder.
3. Menganalisis data, meliputi analisis proyeksi penduduk dan proyeksikebutuhan air pada
tahun rencana.
4. Merencanakan jaringan, bangunan penunjang dan reservoir.
5. Menghitung volume dan biaya keseluruhan yang tercakup dalam RAB.
6. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat, serta gambar desain.
Kebijakan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah tentang Pembangunan Sistem Jaringan air
bersih dan Pengembangan Kawasan Perkotaan.
Program-program Pembangunan Pusat dan Daerah yang bersifat lintas sektoral yang akan
dilaksanakan di kawasan perkotaan.
Data informasi sekunder mengenai kondisi fisik dasar, sosial ekonomi, kependudukan,
prasarana dan sarana yang ada, peruntukan lahan.
Peta-peta dasar yang diperlukan, baik yang dibutuhkan untuk analisa maupun untuk
perencanaan.
Berdasarkan data dasar yang berhasil dikumpulkan, kemudian dilakukan pembahasan mengenai
sistem jaringan air bersih yang ada secara makro. Adapun aktifitas pembahasan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
Menyiapkan Peta Sistem Jaringan air bersih Berdasarkan Peta Dasar Yang Diperoleh, Yang
Selanjutnya Peta Ini Akan Digunakan Untuk Pembahasan Sistem Jaringan air bersih
Kemudian seluruh masalah yang ada itu diplotkan ke dalam peta sistem jaringan air
tersebut di atas, atau sedemikian rupa dipersiapkan plotting setiap permasalahan dalam
peta tersebut sebagai acuan untuk di-superimposekan dalam pemanfaatannnya
- Susunan cara penanggulangan yang mungkin dapat diterapkan yang diplot dalam bentuk
Lay-out rencana sistem jaringan air yang akan dibahas dan ditinjau di lapangan
b. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan sebanyak 1 (satu) kali yaitu setelah penyusunan laporan Pendahuluan. Dalam
sosialisasi ini Konsultan mengundang Tim Teknis dan Instansi Pemerintah Daerah yang terkait,
Instansi Vertikal (PLN, Telkom, BPJ, dll), DPRD, Kecamatan, Kelurahan. Tokoh Masyarakat, LSM
setempat dan Akademisi.
Sosialisasi Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada
masyarakat tentang pekerjaan perencanaan air bersih yang akan dilakukan, juga memberikan
penjelasan tentang rencana kerja yang akan dilakukan oleh Konsultan serta melakukan penjaringan
aspirasi masyarakat yang meliputi : informasi dan permasalahan yang ada, pertanyaan dan saran
serta masukan masyarakat mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Dimana :
P = Probabilitas
T = Periode ulang
M = Ranking
N = Jumlah data
Persamaan tersebut dapat dipergunakan untuk menetapkan periode ulang dan probabilitas dari
suatu peristiwa/besaran yang terjadi dalam rangkaian data sebanyak n tahun. Proses perhitungan
debit andalan selanjutnya menggunakan Simulasi Debit Metode FJ. Mock, dimana dalam simulasi ini
menyajikan suatu sistem dengan model yang menirukan sifat-sifat dari sistemnya. Simulasi debit
cara ini memerlukan beberapa komponen masukan, dimana data curah hujan merupakan salah satu
komponen masukan yang dalam studi ini dipakai rerata curah hujan bulanan daerah. Komponen
simulasi debit yang lain adalah evapotranspirasi, infiltrasi dan kelengasan tanah (soil moisture).
Untuk perhitungan evapotranspirasi akan dipakai Metode Penman. Debit aliran masuk ke dalam
reservoir berasal dari hujan yang turun didalam daerah cekungan sebagian dari hujan tersebut
menguap, sebagian lagi turun mencapai permukaan tanah. Hujan yang turun mencapai tanah
sebagian masuk ke dalam tanah (resapan), yang akan mengisi pori-pori tanah sebagian mengalir di
atas tanah (aliran permukaan).
Jika pori tanah sudah mengalami kejenuhan, air akan masuk ke dalam tampungan air tanah. Gerak
air ini disebut perlokasi. Sedikit demi sedikit air dari tampungan air tanah mengalir ke luar sebagai
mata air menuju alur dan disebut aliran dasar. Sisa dari curahan hujan yang mengalir di atas
permukaan, disebut aliran permukaan, bersama aliran dasar bergerak masuk menuju reservoir.
Penguapan peluh (evapotranspirasi) tidak terjadi di atas permukaan tetapi juga di bawah permukaan
tanah di mana akar-akar tanaman berada. Uraian di atas merupakan filosofi yang mendasari model
FJ. Mock.
A. Hujan rata-rata bulanan
Daerah tadah hujan dan reservoir relatif sangat kecil sehingga prakiraan aliran sudah cukup teliti bila
diambil secara bulanan. Apabila di daerah semi kering pada umumnya aliran dasar tidak ada dan
reservoir tidak dibangun di sungai. Dalam keadaan seperti itu aliran masuk ke reservoir hanya dapat
diperkirakan dari curah hujan. Curah hujan rata-rata bulanan dihitung melalui data dari pos hujan
terdekat.
Pos hujan dipilih dengan persyaratan sebagai berikut :
Pilih satu pos hujan yang jaraknya terdekat dengan reservoir, kurang dari 10 km.
Jika tidak ada pos hujan dengan jarak lebih kecil dari 10 km, cari pos lain dengan jarak antara
11 km sampai 20 km tetapi jumlahnya harus minimal dua pos hujan.
Bila kedua pos dengan jarak antara 11 – 20 km tidak dapat diketemukan, cari 3 pos hujan
atau lebih disekeliling lokasi dengan jarak kurang dari 50 km.
Rumus untuk menghitung hujan rata-rata bulanan sebagai berikut :
RJan = 1/nS (RJan)i
RFeb = 1/nS (RFeb)i
RMar = 1/nS (RMar)i
Dimana :
RJan = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di daerah tadah hujan (mm/bulan).
(RJan)I = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di pos ke-1 (mm/bulan)
n = jumlah pos hujan
B.Penguapan
Perhitungan penguapan (evapotranspirasi) ini dapat didekati secara empiris dengan berbagai
persamaan hasil penelitian, dimana penerapannya antara lain didasarkan pula oleh ketersediaan
data-data di sekitar lokasi proyek.
Untuk suatu daerah dimana data-data suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan durasi
penyinaran matahari atau radiasi tersedia, disarankan untuk menggunakan Metode Penman (1948),
yang dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan metode yang lain.
Persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah :
Dengan :
ETo = evapotranspirasi (mm/hari)
W = faktor suhu udara
Rn = net radiasi ekuivalen dengan evaporasi (mm/hari)
F (u) = fungsi akibat kecepatan angin
(ea-ed) = perbedaan antara tekanan uap jenuh pada kondisi suhu udara rata-rata dengan tekanan
uap jenuh rata-rata dalam mbar.
C = faktor penyesuaian akibat perubahan cuaca pada siang dan malam hari
Dengan :
Q = Debit (m3 /det)
Dro = Direct run off (m3/det/km2)
Bf = Base flow (m3/det/km2)
A = Luas catchment (km2)
Dro = Ws – I
Bf = I – Vn
Ws = Water surplus
I = Infiltrasi
Vn = Storage volume
R = Curah hujan
Et = Evapotranspirasi
D. Kapasitas Tampungan
Berdasarkan peta situasi topografi skala 1 : 1.000, diperoleh hubungan antara elevasi, luas genangan
air dan volume tampungan, dimana grafik hubungan antara elevasi (H), luas permukaan (A) dan
volume tampungan (S).
Dalam menentukan/memilih kapasitas rencana waduk akan dipilih/dibandingkan dari tiga hal, yaitu :
1. Volume Tampungan yang diperlukan menyediakan air untuk :
Kebutuhan untuk dimanfaatkan /disadap
Volume cadangan untuk kehilangan air karena penguapan dan resapan
Ruangan untuk menampung sedimen
2. Volume air yang tersedia (potensi) selama musim hujan, yang merupakan jumlah air
maksimum yang dapat mengisi tampungan waduk
3. Daya tampung (potensi) topografi lokasi rencana waduk untuk menampung air, yaitu volume
maksimum tampungan waduk yang terbentuk karena dibangunnya suatu waduk.
Dari ketiga besaran tersebut dipilih yang terkecil sebagai volume/kapasitas tampung desain.
Dimana :
St = Volume air di akhir bulan t (m3)
St-1 = Volume air di akhir bulan t-1 (m3)
It = Aliran masuk selama bulan t (m3)
Ot = Aliran keluar selama bulan t (m3)
Rt = Kehilangan air karena rembesan selama bulan t (m3)
Et = Kehilangan air karena evaporasi selama bulan t (m3)
Kehilangan air akibat rembesan ( R ) diambil berdasarkan angka koefisien permeabilitas dikalikan
dengan luas dasar tasik yang terendam air. Sedangkan kehilangan air karena evaporasi bergantung
pada luas permukaan air tasik. Semakin luas permukaan air tasik semakin besar kehilangan air akibat
evaporasi, sebagaimana persamaan berikut ini :
Dimana :
E = Kehilangan air tasik karena evaporasi (m3)
Eo = Evaporasi potensial dari Penman (mm/bln)
A = Luas permukaan air tasik (m2)
2.4.4.2 Bendung
Pada daerah dengan kondisi topografi yang datar, terdapat kemungkinan bahwa elevasi sumber air
(sungai/danau) tidak berbeda jauh dengan elevasi lahan yang akan dituju. Bendung digunakan untuk
mempertinggi muka air ekisting di sungai/danau, sehingga dihasilkan head/tinggi tekan yang cukup
untuk mengalirkan air secara gravitasi. Sebagaimana free intake, bangunan pengambilan air berupa
bendung memerlukan bangunan pelengkap berupa pintu air dan sedimen trap.
Keuntungan dari penggunaan bendung adalah dapat mengakomodir muka air eksisting yang rendah
di sungai/danau, sehingga dapat tetap dimanfaatkan dan dialirkan secara gravitasi. Selain itu sistem
pengoperasiannya sederhana dan biaya operasionalnya relatif rendah. Kerugian penggunaan
bendung adalah terdapat kemungkinan terdapat adanya genangan tambahan akibat peninggian
muka air disekitar bendung. Selain itu penggunaan bendung sangat tergantung pada kondisi tanah
setempat terutama pada tanah pondasi dan nilai permeabilitas tanah.
2.4.4.3 Pompa
Penggunaan pompa dapat mengatasi adanya keterbatasan head/tinggi tekan akibat kondisi
topografi di kawasan ini. Elevasi air yang rendah di danau/sungai dapat diangkat hingga elevasi
tertentu, sehingga dapat dialirkan menuju pengguna air. Sistem penggunaan pompa dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
Semi gravitasi, Air dipompa dari sumber (danau/sungai) ke pengolahan air melalui saluran terbuka
Penggunaan pompa sepenuhnya, Air dipompa dari sumber untuk kemudian dialirkan ke
pengolahan air melalui saluran tertutup
Bangunan lain yang diperlukan dalam penggunaan sistem pompa antara lain adalah rumah pompa
dan saringan. Keuntungan penggunaan pompa adalah dapat mengatasi keterbatasan head/tinggi
tekan akibat rendahnya elevasi muka air sungai/danau eksisting. Selain itu penggunaan pompa
secara penuh juga dapat memperkecil resiko kehilangan air akibat permeabilitas tanah. Kerugian
penggunaan pompa adalah memerlukan biaya operasional harian yang lebih besar dibandingkan
dengan penggunaan bangunan lainnya.
Dimana :
Hp = Head pompa (m)
Z = selisih ketinggian pipa (m)
f = koefisien gesekan pipa
d = diameter pipa (m)
I = panjang pipa (m)
Kapasitas multi-pompa bersusun seri adalah sebagai berikut :
Dimana :
1,2,3 … = jenis pompa dan posisi yang berbeda
Q = debit yang masuk ke pompa (m3/det)
H = tinggi pompa (m)
= efisiensi pompa
= berat jenis air
Tekanan mutlak pompa di intake harus Net Positive Suction Head (NPSH) dengan rumus :
Dimana :
Hp = tinggi energi karena pompa (m)
Z = perbedaan tinggi hulu dan hilir (m)
hf = kehilangan tinggi akibat gesekan (m)
hm = kehilangan tinggi minor (m)
Tinggi energi Hp dengan kekuatan pompa dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
BHP = kekuatan pompa
Hp = tinggi pompa (m)
Q = debit masuk ke pompa (m3/det)
= efisiensi
Susunan pipa seri dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Q1,2 = debit masing-masing pipa (m3/det)
Hf = kehilangan energi gesekan masing-masing pipa (m)
Hf = (f.I/d).(V2/2g)
f = 64/Re
Re = Vd/v
Dimana :
f = faktor gesekan
I = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m2/det)
v = viskositas dinamis zat cair (m2/det)
Menyusun konsep kebijakan dan strategi dalam rangka mewujudkan suatu sistem perencanaan
air bersih yang terpadu sebagai upaya mengatasi permasalahan air bersih di Kabupaten
Gorontalo Utara.
Menentukan konsep alternatif-alternatif sistem prasarana air bersih yang akan diterapkan di
Kabupaten Gorontalo Utara .
Membuat rancangan rencana sarana dan prasarana jaringan air bersih lainnya seperti fasilitas
pompa bila aliran secara gravitasi tidak dapat memutuskan saluran sekunder ke saluran primer
atau boezem.
Laporan ini disusun dalam bentuk diskripsi tertulis yang dilengkapi dengan peta-peta, gambar-
gambar dan foto.
Sebelum penyerahan buku Laporan Akhir, Konsultan wajib melakukan Seminar untuk membahas
Draft Laporan Akhir dengan Tim Teknis, Dinas/Badan/Bagian/Kantor terkait di lingkungan
Pemerintah Daerah, Instansi Vertikal, DPRD, unsur Kecamatan, Kelurahan, Tokoh Masyarakat,
LSM dan Akademisi.
Konsultan wajib membuat Resume Draft Laporan Akhir untuk bahan bagi peserta Seminar.
Resume ini sudah disampaikan dan diterima Pihak Pemberi Pekerjaan 2 (dua) hari sebelum
pelaksanaan Seminar.
Menentukan kebijakan dan strategi dalam rangka mewujudkan suatu sistem perencanaan air
bersih yang terpadu sebagai upaya mengatasi permasalahan air bersih di Kabupaten Gorontalo
Utara.
Memuat alternatif terpilih sistem perencanaan air bersih yang akan diterapkan di Kabupaten
Gorontalo Utara
Memuat rencana dimensi saluran (primer, sekunder) pada sistem jaringan air bersih Kabupaten
Gorontalo Utara yang dapat mengalirkan debit banjir rencana
Memuat rencana sarana dan prasarana jaringan air bersih lainnya seperti fasilitas pompa bila
aliran secara gravitasi tidak dapat mematuskan debit banjir dari saluran sekunder ke saluran
primer atau boezem.
Dalam Laporan Akhir selain berupa diskripsi juga dilengkapi peta-peta kondisi dan rencana
sistem jaringan dengan skala sesuai kebutuhan, gambar dan foto.
Tim Utama
1 Eka Oktariyanto 5
2 Yuyun Mulyani 3
3 Prabowo Handonopuro 2
4 Hadiyan Rosyidi 2
Asisten
1 Rubianto Ramelan 3
2 Iwan Kosnandar 2
3 Nugraha Sentana 2
3 KUALIFIKASI TENAGA AHLI