0
1. Apa itu Toyota Business Practices (TBP)?
Saat ini, seluruh tim Toyota dari berbagai budaya sedang bekerja diseluruh negeri. Dan hal ini berkat
Toyota Way yang menyatukan kita semua. Toyota Way menyampaikan nilai dan tindakan-tindakan
dimana seluruh tim Toyota harus menerapkannya dalam pekerjaan kita. Dengan hanya membaca buku
“TOYOTA WAY 2001” saja tidak akan tercapai pemahaman secara mendalam dan tindakan dari nilai
yang terdapat pada Toyota Way. Kita hanya dapat mencapai dan menjalankannya hanya melalui
pengalaman yang didapat dari pekerjaan kita sehari-hari.
Oleh karena itu, dikembangkanlah Toyota Business Practices (TBP), sebagai cara untuk menerapkan
Toyota Way secara jelas di pekerjaan kita sehari-hari. Intisari konsep di balik TBP adalah model
pemecahan Problem TBP Drive and Dedication sebagai pedoman motivasi.
Sebagai contoh, anda dapat dengan jelas melihat pentingnya prinsip GENCHI GENBUTSU dari Toyota
Way dengan menerapkan Step Breakdown Problem dan Analisa Root Cause dari 8 Step TBP.
Demikian pula, anda dapat memahami arti Respect dan Kaizen melalui pemikiran customer first dari TBP
Drive and Dedication. Realisasi menyeluruh dari Toyota Way didapat melalui penerapan Toyota Business
Practices pada pekerjaan kita sehari-hari.
TOYOTA WAY
Toyota Way menyampaikan nilai dan tindakan dimana seluruh tim Toyota harus melaksanakannya untuk mencapai
prinsip pedoman Toyota. 2 konsep inti dari Toyota Way adalah Kaizen / Continuous Improvement,
( Improvement yang terus menerus ) dan Respect for People (Hormat kepada sesama)
•Continuous Improvement: Tidak pernah merasa puas dengan Current Situation dan selalu mencari solusi yang
efektif dan praktis.
•Respect for People: Melakukan yang terbaik untuk Toyota dengan membawa keberhasilan perusahaan melalui
pengembangan skill karyawan kita.
Diharapkan seluruh tim Toyota untuk memikirkan konsep ini ketika menjalankan tanggungjawabnya.
2. Drive and Dedication
Ideal Situation
GAP = Problem
Current
Situation
Type Problem
• Seperti pada ilustrasi dibawah ini, terdapat Problem Type “Event” dan Type “Setting”
10%
Ideal Situation
Current
Situation: 40%
GAP
Problem Type“Setting”
- Membuat Ideal Situation
yang tinggi dan baru agar
dengan sengaja menciptakan
“GAP”
10%
Current Situation
30%
GAP
Problem Type“Event”
“GAP” antara standar yang
ada (Ideal Situation) dan
Current Situation
Current Situation
Agar menemukan Problem…
Untuk menemukan Problem, sangat penting untuk memiliki kepekaan yang kuat terhadap
problem di pekerjaan kita.
Jangan cepat puas dengan Current Situation dan kita harus selalu menanyakan,”apakah ini
sudah benar?” Atau “Apakah dapat lebih baik?”
Toyota tidak melihat bahwa “mempunyai Problem”adalah sesuatu hal yang buruk. Sebaliknya,
Toyota percaya bahwa dengan menemukan Problem dan menemukan Countermeasure untuk
menghilangkan Problem tersebut dapat mengantarkan kepada Kaizen.
Kita harus menghilangkan anggapan”mempunyai Problem adalah sesuatu hal yang buruk”. Jadi
ketika tim lain menemukan Problem, anda harus menghargainya dan tidak menyalahkan mereka.
Bila tidak ada standart yang jelas, kita cenderung mengabaikan perubahan / variasi yang kecil
seperti “ Hal seperti ini sering terjadi”, “ kalau seperti ini sih apa boleh buat..” atau “Ini terjadi
hanya karena kebetulan saja”.
Sangat penting untuk mengetahui bahwa setiap perubahan / variasi, didalamnya mengindikasikan
adanya sebuah Problem dan kenalilah seberapa pun kecil Problem itu, kita harus berusaha
memecahkan semua Problem seakan-akan itu adalah Problem yang besar.
Memiliki Kesadaran akan adanya Problem
Pada suatu hari Mr. K sedang menonton televisi. Program TV itu membahas tentang sebuah
hotel yang berusaha keras untuk meningkatkan kepuasan customernya.
Filsafat hotel tersebut adalah membuat customer merasa seperti dirumah sendiri selama
mereka menginap. Mereka mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai customer
mereka agar mereka dapat meningkatkan tingkat pelayanannya. Sebagai contoh, bila seorang
customer meminta tambahan gantungan baju di lemari pakaian, mereka akan mencatatnya.
Dan bila customer tersebut datang kembali, tambahan gantungan baju sudah tersedia di lemari
pakaian. Contoh lainnya adalah temperatur di dalam kamar.Bila mereka mendapati customer
lebih menyukai kamar yang dingin, mereka akan mengatur temperatur kamar lebih dingin
daripada biasanya. Di salah satu wawancara yang terlihat di program itu, karyawan hotel
mengatakan,”Sudah terlambat untuk melakukan tindakan setelah kami diminta untuk
melakukan sesuatu. Misi kami adalah mengurus segala hal untuk para customer sehingga
mereka tidak perlu lagi untuk bertanya atau meminta”
Sebagai contoh, Divisi General Affair menerima banyak sekali permintaan dari tim divisi
lainnya berkaitan dengan prosedur administrasi. Banyak sekali pertanyaan yang sama dan
ketika dia sibuk, hal tersebut menjadi sebuah beban. Tetapi Mr.K menyadari bahwa divisi nya
lah yang seharusnya memberikan informasi cukup sehingga tidak membuat tim lain membuat
permintaan tersebut.
1. Breakdown Problem
Step 2. 2. Memilih problem berdasarkan prioritas
Breakdown 3. Menentukan Point of Occurrence dengan mengecek proses
Problem melalui GENCHI GENBUTSU
Step 1. Judul
Klarifikasi Problem
Step 2.
Breakdown Problem
Step 3.
Tetapkan Target
Step 4.
Analisa Root Cause
Step 5.
Membuat Rencana
Countermeasure
Step 6.
Pelaksanaan
Countermeasure
Step 7.
Evaluasi hasil
dan Proses
Step 8.
Standarisasi
Proses yang berhasil
Step 1. Klarifikasi Problem
Di Toyota tidak ada pekerjaan “Tanpa Problem”.
Pertama, pikirkan Ultimate Goal dari tanggung jawab pekerjaan anda.
Kemudian pahami Current Situation dari pekerjaan tanpa terpengaruh dengan Current
Situation, tanyakan bila Current Situation membawa ke arah Ultimate Goal. Anda selalu
membutuhkan kepekaan terhadap Problem (berhubungan dengan Ultimate Goal)
Setelah memahami dengan baik Ultimate Goal dan Current Situation, klarifikasikan Ideal
Situation dan bagaimana seharusnya Current Situation itu. Bandingkan dengan Actual
Situation agar dapat membayangkan GAP di antara keduanya. Hal Ini dapat membuat
Problem menjadi jelas.
Ultimate Goal
Kontribusi
Apakah saya
telah
memberikan
kontribusi
Ideal Situation
terhadap Ideal
Ultimate Situation
Goal? nya apa? G Problem
A
P
Visualisasi
(Buat dengan jelas)
Current Situation
■Proses
(1) Lihat hubungan antara Ultimate Goal perusahaan dan pekerjaan kita sendiri
Agar dapat mengklarifikasikan Ultimate Goal dari pekerjaan kita, pertama-tama kita harus
mengkonfirmasikan kembali pekerjaan kita dan memahami tujuan dari pekerjaan tersebut.
Sangat penting untuk mengetahui bagaimana pekerjaan kita dapat menambah nilai untuk perusahaan,
daripada sekedar melakukan apa yang diperintahkan oleh atasan tanpa berpikir .
Tujuan Toyota sebagai sebuah badan hukum adalah:
“Melalui penyediaan produk dan jasa, memberikan kontribusi kepada Customer dan
masyarakat”.
Pertama, pikirkan tujuan dari pekerjaan anda, kemudian pikirkan tujuan berikutnya. Bila kita
terus bertanya tujuan itu, pada akhirnya kita akan sampai pada tujuan Toyota. Bila mata rantai
itu berhubungan maka itulah tujuan dari pekerjaan anda.
Tujuan Toyota: Memberikan kontribusi kepada Customer dan Masyarakat melalui penyediaan produk dan jasa
【Research &
Departemen ⇒ 【Engineering】 【Procurement】 【Production】 【Sales】 【Finance】
Development】
Hal yang kurang tepat untuk memahami tujuan dari ide umum bila kita menanyakan
“Untuk apa hal itu?”. Bagaimanapun, dengan menanyakan lebih lanjut “Siapa yang
melakukannya?” Dan “Bagaimana cara melakukannya?” membuat kita mempunyai
elemen konkrit dari tujuan itu. Misalnya, “ Servis yang baik” mempunyai arti yang
berbeda bagi setiap individu. Penting untuk menjabarkan arti dari servis yang baik tersebut
secara konkrit agar setiap orang mempunyai pemahaman yang sama.
Pada beberapa macam pekerjaan seperti sales, dimana kita dapat mencapai tujuan kita
dengan melakukan tindakan kepada orang lain, kita juga harus menjelaskan,”oleh siapa?”
Untuk membuat Problem menjadi jelas, kita harus selalu bertanya apakah situasi kita sekarang ada
di tingkat ideal atau tidak. Terutama penting untuk karyawan Toyota, menyadari adanya muda, mura
dan/atau muri terjadi pada aktivitas pekerjaan kita. Bila ada muda, mura dan/atau muri pada
aktivitas pekerjaan kita, kita harus segera berusaha menghilangkan seluruh hal yang tidak ada nilai
tambahnya.
Di Toyota, kita menjadikan customer sebagai nomor 1 dan melaksanakan next proses sebagai
customer kita. Terlepas dari apakah itu bagian produksi,R&D, atau pekerjaan administratif, mereka
selalu mempunyai proses dan melaksanakan proses selanjutnya tidak hanya dengan produk dan jasa
yang penting tetapi juga dengan kualitas dan kuantitas dengan tepat waktu (just in time).
Proses 2. Klarifikasi Current Situation dan Ideal Situation dari pekerjaan anda
Ideal Situation adalah gambaran konkrit dari Ultimate Goal.Dengan kata lain, ini merupakan
penjabaran konkrit dan jelas dari kondisi ideal pekerjaan kita yang menggiring kita mencapai
tujuan.Karena pekerjaan kita adalah tanggung jawab kita, kita harus Tentukan Ideal Situation
kita sejelas mungkin. Ideal Situation adalah kombinasi dari Ultimate Goal kita (“Apakah
ini?”, “Siapa yang melakukannya?”, “Bagaimana realisasi ini adalah yang
terbaik”dan“Kapan?” dan “Berapa?”.
Kita harus memastikan bahwa Ideal Situation tidak berkembang hanya dari sudut pandang
divisi/departemen kita saja. Sangat penting untuk menilai kondisi Ideal Situation dari sudut
pandang customer dan departemen lainnya di perusahaan kita.
Ultimate Goal mencakup elemen “siapa”, “untuk siapa”, “apa” dan “bagaimana”.
Sementara, Ideal Situation mencakup elemen “kapan” dan “berapa”.
Proses 3. Visualisasikan GAP antara Current Situation dan Ideal Situation
Ketika Current Situation telah diklarifikasikan, selanjutnya kita harus mem-visualisasikan
GAP antara Current Situation dan Ideal Situation sehingga setiap orang dapat dengan mudah
memahami apa problemnya.
Administratif dan teknik memfokuskan pekerjaannya di area produksi tidak sebagai sebuah
standarisasi (pada prosedur dan hasil). Sehingga, bila kita tidak secara tegas mendefinisikan
dan menetapkan problem kita, maka problem akan terus terjadi.
Banyak sekali cara untuk mem-visualisasikan problem : konsep rencana sales, menetapkan
deadline, menulis tindakan konkrit di cetakan biru/blueprint, menunjukkan laporan kemajuan
aktivitas dengan grafik, memiliki kebijakan dan objektivitas secara tertulis atau klarifikasi
anggaran sebenarnya dan pengeluaran.
Kontrol Visual
Di Toyota, wajib untuk melakukan “Kontrol Visual” untuk mengembangkan pembagian
informasi dan koordinasi dengan lancar antar pihak terkait.
berbagi schedule, dapat menolong tim untuk memahami status sekarang,adalah salah satu
contoh dari Kontrol Visual.
Penting untuk selalu berusaha membayangkan Problem, berbagi Problem sehingga tim dapat
melaksanakan Countermeasure.
Step 2. Breakdown Problem
Breakdown Problem yang besar dan samar dan pisahkan problem yang kecil dan konkrit
yang langsung dapat kita pecahkan. Dengan Breakdown Problem anda dapat menemukan
Root Causenya secara efektif dan efisien.
Pertama, Breakdown Problem, Memilih problem berdasarkan prioritas, kemudian lihat
proses untuk menemukan Point of Occurence melalui GENCHI GENBUTSU dengan
mengumpulkan fakta-fakta secara kualitatif dan kuantitatif.
Kita perlu berhati-hati karena adanya kecenderungan untuk masuk ke Step berikutnya
tanpa melakukan breakdown Problem.
Prioritas
Prioritas
Problem Problem Problem Problem Problem
Problem Problem
Lihat Proses
Point of
Occurence (GENCHI
GENBUTSU)
■Proses
1. Breakdown Problem
2. Memilih problem berdasarkan prioritas
3. Menentukan Point of Occurence dengan mengecek melalui GENCHI
GENBUTSU
■ Detail
Step pertama adalah breakdown problem besar menjadi problem-problem kecil yang konkrit.
Banyak sekali cara untuk mengkategorikan problem sehingga kita dapat menyelesaikan problem
besar secara konkrit. Division Point / Kategori yang paling sering digunakan adalah:
Sangat mungkin untuk menguji dan menggolongkan Problem-Problem dari perspektif finansial
melalui analisa balance sheet dan/atau menggunakan teknik analisa statistik.
Terkadang kita melewati proses untuk menemukan Point of Occurence dan analisa Root Cause.
Kemudian membuat Rencana Countermeasure. Kita perlu memastikan untuk melakukan
Breakdown Problem dan setelahnya mengikuti setiap Step.
Contoh)Division Point / Kategori untuk menunjukkan Breakdown Problem: Sales kendaraan tidak
mencapai target
4 di 6 di
7 di trim 2 di chassis 1 di final 1 di Sedan 9 di Wagon
shift pertama shift kedua
Banyak scratch di proses trim Variasi minor oleh shift Banyak scratch di Wagon
<contoh yang tepat> Problem yang besar dan samar “10 scratch di line assembly” telah dipersempit
1 di Sedan 9 di Wagon
Beberapa Division Point / Kategori yang terkait digunakan untuk breakdown problem, sebagai contoh,
Melakukan penjualan dengan menggunakan sales di tiap dealer sebagai Division Point / Kategori tidak
dapat membantu untuk mengklarifikasikan Problem (tidak efektif). Akan tetapi, menggunakan Type mobil
sebagai Division Point / Kategori dapat menjadikannya terkait. Kita perlu untuk hindari hanya terpaku
pada 1 Type dari Division Point / Kategori tetapi fleksibel melihat Division Point / Kategori yang lainnya.
Division Point / Kategori yang tidak terkait Division Point / Kategori yang terkait
SUV
Sedan
Van
Wagon
Pada kenyataannya, banyak sekali keterbatasan waktu dan sumber daya ketika menyelesaikan
problem. Untuk itu, sangat mustahil untuk menyelesaikan semua problem sekaligus. Karena itu
perlu untuk memprioritaskan problem dan menyelesaikannya satu per-satu.
Prioritas harus dibuat dengan menguji semua problem yang terkait berdasarkan 3 faktor kunci :
tingkat kepentingan, tingkat mendesak dan potensi meluasnya.
Dalam prioritas, check data dengan obyektif. Lihatlah problem melalui GENCHI GENBUTSU:
Cari sumbernya untuk menemukan fakta-fakta melalui beberapa aktivitas seperti mendengarkan
customer atau dealer. Bagaimanapun, pada kasus dimana seluruh breakdown problem harus
diselesaikan, seperti pada kualitas, sangat mustahil untuk menyelesaikan semuanya sendirian.
Pada beberapa kasus, langkah terbaik adalah dengan melakukan konsultasi apa yang harus
dilakukan dengan pimpinan anda.
Terlalu dini untuk menanyakan “mengapa” pada tingkat ini. Problem dapat saja tiba-tiba
terjadi, itulah mengapa kita harus menguji proses ( alur operasi ) untuk menemukan “Point
of Occurence” melalui GENCHI GENBUTSU. Problem pada Point of Occurence disebut
“Problem To Tackle”.
Secara administratif dan secara tehnik berpusat pada pekerjaan, melihat proses berkaitan
pada tugas khusus mungkin akan lebih sulit. Bagaimanapun, selama ada hasil, pastilah ada
proses. Pada bagian administratif dan engineering , anda perlu menelusuri kembali sehingga
anda dapat menemukan Point of Occurencenya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
observasi GENBA, mengumpulkan informasi, dan mendengarkan orang-orang terkait.
Spesifikasi Point of Occurence dengan mengecek proses
Point of Occurence
Membuat
pertanyaan
Memutuskan survey Analisa hasil Memberikan
Konfirmasi Melakukan survey dan
tujuan dari isi dari laporan dan
survey survey memutuskan isi konfirmasi hasil
survey Memutuska laporan
n metode
survey
■=Persepsi Problem
(Lokasi dimana Problem ditemukan)
Step 3. Tetapkan Target
Tetapkan Target yang menantang ketika melakukan Problem Countermeasure. Dengan
melakukan ini kita telah1 langkah lebih dekat mencapai Ultimate Goal. Kita akan mengalami
kepuasan dari pencapaian tersebut.
Ketika mengejar target menengah/mid-term dan jangka panjang/long-term , buatlah
rangkaian target jangka pendek/ short-term.
Target
Target bukan apa yang harus Target harus kuantitatif,
dilakukan. konkrit dan menantang
Seberapa banyak?
Sampai Kapan?
Problem To Tackle
■Proses
1. Buat komitmen
Untuk menghindari “Tentukan Ideal Situation” sebagai sebuah target, kita dapat
menuliskan Ideal Situation kita dalam penggolongan klarifikasi dan kemudian
menuliskan target. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan “Pertengahan tahun ini,
perpendek waktu untuk design produk baru dalam 1 bulan (untuk memperpendek
pembuatan waktu dari produk baru dalam 2 bulan)
<Step 2>
<Step1> Prioritas Point of
Ideal Problem Occurence
Situation
Problem
Problem To Tackle
Problem
Besar/Samar Problem
Current <Step 3>
Situation Problem Target
Contoh) Jangan menetapkan Ideal Situation sebagai sebuah target pada Step ke 3
Memperpendek
periode membuat Meningkatkan 20% Meningkatkan partisipasi Dikeluarkannya
Ideal Situation produk baru selama 2 penjualan domestik training lebih dari 30% Instruksi Inspeksi
bulan, dibandingkan dibandingkan dengan dibandingkan dengan tahun Problem: kurang dari
dengan tahun tahun sebelumnya sebelumnya 4/bulan
sebelumnya
Memperpendek Menurunkan
periode Membuat Meningkatkan 20% Meningkatkan pastisipasi dikeluarkannya Instruksi
Target yang tidak produk baru selama 2 penjualan domestik training lebih dari 30% Inspeksi Problem:
tepat bulan, dibandingkan dibandingkan dengan dibandingkan dengan tahun kurang dari 4/bulan
dengan tahun tahun sebelumnya sebelumnya
sebelumnya
Target yang tepat Memperpendek Meningkatkan jumlah Mengurangi terjadinya
(Tetapkan Target Membuat Step 30% “customer wanita di Mengurangi alasana “terlalu scratch karena
untuk “Design” selama 1 urban area” 30% sibuk” atau “tidak penting” membentur area pintu
memecahkan bulan dibandingkan dibandingkan dengan dengan tidak menghadiri kiri Corolla menjadi
Problem to dengan tahun tahun sebelumnya training masing-masing 50% 0/bulan
Tackle) sebelumnya
Sebuah target harus dijabarkan secara terukur dan konkrit sehingga kita dapat menguji
hasil dari implementasi Countermeasure. Sebagai tambahan, sebuah target adalah
tantangan untuk mencapai hasil yang baik.
Berikut adalah key point dari “Tetapkan Target” :
1)Key Point untuk Tentukan pengukuran target
Tentukan pengukuran target, perlu adanya aspek pengukuran dan kualitatif dari
sebuah target. Ada 2 Type target, yaitu Target Kuantitatif dimana dapat dijabarkan
dengan jumlah konkrit dan Target Kualitatif dimana sulit untuk dijabarkan. Sebagai
contoh, target kuantitatif mencakup figur sales, jumlah penjualan mobil, persentase
cost reduction atau lead time, dan target kualitatif mencakup pengetahuan
manusia,tingkal skill, tingkat kepuasan, brand image dan struktur bisnis. Sangat
mudah untuk menentukan target pengukuran. Bagaimanapun, kita tetap membutuhkan
semacam indikator untuk menguji hasil walaupun target itu adalah kualitatif.
Ketika anda menentukan sebuah target, kita harus memikirkan apakah hal itu adalah sebuah
tantangan dan apakah dapat dikerjakan dengan mudah. Bila kita terlalu fokus pada keberhasilan, kita
cenderung kehilangan tantangan.
Selalu lebih baik melakukan konsultasi dengan pimpinan kita mengenai target yang anda tentukan.
Penyebab
対策
Root Cause
■Proses
Proses 1. Analisa Point of Occurence dari berbagai sudut pandang dan pikirkan
Possible Cause tanpa adanya prasangka
Dengan observasi Point of Occurence tanpa adanya Preconceived Ideas, kumpulkan semua Possible
Causenya untuk menemukan mengapa problem terjadi di Point of Occurence dalam sebuah proses.
Sangat penting untuk tidak membuat keputusan berdasarkan pengalaman anda atau pimpinan anda
sebelumnya.
Pertama, dengan kalimat “mengapa?”, pikirkan semua Possible Cause yang mungkin penyebab dari
Problem to Tackle. Ketika melakukannya, anda perlu untuk berpikir Division Point / Kategori yang
berkaitan untuk menemukan penyebab tanpa adanya kelalaian. Untuk menetapkan Division Point /
Kategori, pikirkan elemen dari problem yang akan diselesaikan atau melihat perubahan yang terjadi
dalam waktu yang tepat.
Di Toyota, kami membuang Preconceived Ideas tanpa mengabaikan intuisi dan pengalaman kami.
Anda mungkin akan menemukan kontradiksi karena Preconceived Ideas itu berasal dari pengalaman
Sedangkan intuisi itu berasal dari pengalaman.Tetapi arti sebenarnya adalah untuk memanfaatkan
pengalaman dan intuisi anda sebagi referensi ketika anda membuat satu pertimbangan.Tetapi jangan
membuat keputusan hanya berdasarkan pengalaman dan intuisi tanpa dipikirkan lebih dalam.
Contoh) Kemungkinan Division Point / Kategori untuk analisa Root Cause Why?
Ketika kita memikirkan penyebab, pertama kita harus menguji bila ada penyebab yang
berhubungan dengan pekerjaan kita sebelum melihat ke tempat lainnya.
Kita perlu melakukan tiap Step untuk keberhasilan dalam menyelesaikan Problem.
Contoh)Apa penyebab dari “Negosiasi skill yang rendah dari staff dealer”?
Ketika anda mengkonfirmasikan fakta dan bila penyebab dan hasil tidak relevant, berhentilah
bertanya “Mengapa”.
Sekali penyebab awal di konfirmasikan dengan fakta, itulah saatnya kita bertanya “Mengapa”
untuk kedua kalinya. Tujuannya adalah untuk menemukan mengapa penyebab awal
(berdasarkan fakta) terjadi. Kemudian, hal yang terpenting adalah melanjutkan bertanya
“Mengapa?”, berdasarkan fakta dan bukan berdasarkan teori yang tidak dapat dibuktikan atau
hipotesa yang belum terbukti.
Bila hubungan antara penyebab dan hasil tidak relevant walaupun telah ditemukan
Countermeasurenya, tidak akan menghasilkan hasil yang berlanjut atau mungkin hanya
menyelesaikan satu bagian saja dari Problem to Tackle.
Contoh yang tidak tepat : Negosiasi dengan customer tidak berhasil di dealer
Mengapa? Kurangnya support kepada staf dari pihak manufakturing, sehingga terjadi
kekurangan informasi kendaraan.
- Pernyataan penyebab ini mencakup penyebab dan hasil.
Pada kasus ini anda mungkin akan membuat kesalahan dengan mencari fakta untuk
membuktikan kurangnya support dibandingkan dengan kurangnya informasi.
Contoh) Ketika hubungan penyebab dan hasil tidak logis, akan terjadi Countermeasure yang salah
Dengan menambahkan tekanan udara pada ban, menambah tingkat kenyamanan berkendara
(tekanan udara yang tinggi biasanya mengurangi kenyamanan berkendara)
⇒ Problem sebenarnya adalah dengan Absorber menyebabkan kondisi berkendara yang buruk.
Selalu bertanya mengapa dan temukan Root Cause. Bila kita menggunakan Countermeasure pada
Possible Cause tanpa menemukan Root Cause, hanya akan mensia-siakan sumber daya (waktu,
aktivitas,dll)
Kita tidak bertanya“Mengapa?”hanya sampai 5 kali saja, kita harus mengulangi bertanya
“Mengapa”hingga kita mendapatkan gambaran konkrit dari Countermeasurenya. Bila kita sudah
mendapatkan breakdown yang cukup pada Step 2, jumlah pertanyaan “Mengapa” akan berkurang.
Ketika anda bertanya “Mengapa?”, kita berusaha untuk mempersempit penyebabnya. Kita harus
berhati-hati bahwa analisa penyebab tidak mengakibatkan penyebab yang makin melebar.
Terakhir, sangat penting sekali untuk tidak menyatakan bahwa analisa Root Cause sebagai kurangnya
motivasi seseorang atau skill yang kurang mengenal problem. Mungkin saja dapat ditemukan di
tengah-tengah analisa Root Cause, tetapi akan selalu ada alasan lain untuk itu. Sehingga kita perlu
untuk bertanya selalu “Mengapa?” daripada berhenti dengan menyalahkan pihak tertentu.
Contoh)“Apa penyebab buruknya negosiasi sales pada tim staf di dealer?”
Root Cause!!
Contoh ) “Apa penyebab buruknya negosiasi sales pada tim staf di dealer?”
※ Fokus beralih dari staff,kemudian supervisor , and selanjutnya kepada sistim (Keluarkan).
Mungkin benar bahwa “Performa skill evaluasi dari supervisor rendah”, akan tetapi,
fokus dari analisa Root Cause pastilah problem dengan staf, dan kita harus menanyakan
hal seperti level performa atau tindakan pekerjaan untuk menemukan Root Causenya.
Sebagai contoh, performa sales yang buruk di dealer mungkin mempunyai banyak penyebab seperti
ketertarikan dari mobil, Problem regional, atmosfir shop dan servis yang diberikan oleh staf. Di beberapa
kasus kita dapat menguji tiap penyebab dengan teliti dan menemukan Root Causenya. Bagaimanapun
ada beberapa kasus dimana kita harus antisipasi banyaknya Root Cause untuk tiap kasus dan mencari
dengan segera Countermeasurenya untuk menghindari resiko tidak berhubungan untuk perubahan faktor luar
pada saat yang tepat. Anda dapat menemukan kesamaan kasus di future teknologi atau membuat
sistim baru.
Walaupun anda mengantisipasi banyaknya Root Cause dan menemukan Countermeasurenya, sangat penting
untuk memikirkan melalui penyebab dan mempersempit sebanyak mungkin. Hal ini akan membawa pada
Membuat Rencana Countermeasure yang efektif dan efisien. Sebagai hasilnya, kita dapat mengetahui
Countermeasure yang mana yang dapat dilakukan dan apa Root Cause sebenarnya. Sangat penting untuk
menguji secara logis Root Cause dan membawanya ke Step berikutnya.Kita mungkin akan mengulangi
melakukan kesalahan kecuali kita klarifikasikan hubungan antara penyebab dan hasil..
Juga, Countermeasure yang dilakukan hari ini mungkin besok tidak efektif lagi apabila ada perubahan
lingkungan karena Root Cause itu sendiri dapat berubah.
26
(2) Mengecek apakah Root Cause atau bukan
Check 3 point dibawah ini. Bila sudah di lakukan konfirmasi, maka Root Cause yang anda
tentukan adalah BENAR Root Cause:
1. Bila kita menangani Possible Cause dan masalah bisa dipecahkan, apakah
hasil yang sama dapa berkelanjutan?
2. Dapatkah kita menelusuri hubungan sebab-akibat dari Possible Cause sampai
Point Problem dengan kalimat “Karena …maka…” berdasarkan fakta?
3. Apakah masalah tidak melebar bila kita sekali lagi menanyakan “Mengapa?”
Terakhir, kita tidak boleh lupa untuk mengecek kembali logika analisa Root Cause.
(contoh :hubungan antara “Mengapa”). Mungkin dapat berguna pula bila orang lain mengetahui
alasan kita apabila kita melupakan sesuatu seperti melakukan test “pilot” untuk proses
improvement kita sebelum melaksanakannya.
Sangat penting untuk dapat membedakan antara opini dan fakta ketika mendengarkan orang lain. Fakta
adalah sesuatu yang harus kita buktikan. Opini adalah pendapat seseorang dalam hal tertentu. Sebagai
contoh,” Hari ini akan hujan”…apakah ini fakta atau opini?
Pada kasus, “Diluar mendung, mungkin akan hujan.” Pernyataan ini terdiri dari fakta “Diluar mendung”,
tetapi juga sebuah opini, “akan turun hujan”. sangat penting untuk berhati-hati dengan opini yang terlihat
seperti fakta sesungguhnya. Ketika berpikir melalui Root Cause, bila kita berdasarkan penyelidikan mengenai
“Mengapa?” berdasarkan opini, kita akan salah mengartikan Root Cause yang sebenarnya dan membuang
waktu dengan melakukan Countermeasure yang tidak efektif.
Step 5. Membuat Rencana Countermeasure
Countermeasure
Countermeasure
Resiko apa
yang akan
timbul?
Countermeasure
Countermeasure
■Proses
Identifikasi faktor yang dapat berubah dengan perspektif “apa yang dapat dirubah?”
Problem “Sering terjadi kontak pallet selama operasi lift” telah diselidiki dan Root Cause “area storage pallet tidak
cukup luas” telah diidentifikasikan.Dengan perspektif “apa yang dapat dirubah?”,dibawah ini mungkin dapat
dikategorikan sebagai kemungkinan Countermeasurenya.
・Where : Dapatkah area storage direlokasi ke tempat yang lebih besar?
・When : Dapatkah jumlah pallet di kurangi dengan mengubah waktu deliverynya?
・What : Dapatkah tempat kerja lebih luas dengan membuat bentuk pallet lebih simple?
・How : Dapatkah area bekerja lebih luas dengan mengatur pallet?
Memperbarui asuransi
Apa tindakan
yang penting Telpon customer Staf Dealership Konfirmasi kondisi mobil baru Tiap bulan
untuk
menguatkan
aktivitas CR? Engineer Pengenalan model baru Tiap 3 bulan
Kirim informasi Staf Dealership Konfirmasikan kondisi mobil baru Tiap bulan Kartupos
kepada customer
Engineer Pengenalan model baru Tiap 3 bulan Surat
• Aktivitas CR “customer Relationship Activities”…tindakan atau peristiwa berarti untuk membangun landasan
yang kuat dengan customer
Proses 2. Pilih Countermeasure yang mempunyai nilai tambah yang tinggi
(1) Melibatkan siapa yang seharusnya terlibat (siapa yang terpengaruh) bila
menerapkan Countermeasure
Bila melaksanakan Countermeasure, banyak orang yang akan terpengaruh selain anda dan divisi
anda. Kita harus selalu mengklarifikasikan siapa (atau apa) yang akan terpengaruh melalui
pelaksanaan Countermeasure. Terlebih, cek tidak hanya proses target saja (Point of Occurence)
tetapi juga menemukan siapa yang akan terpengaruh pada proses sebelum dan sesudahnya.
Dengan melakukan ini, kita dapat mengerti berapa dan seberapa jauh Countermeasure itu
memberikan pengaruhnya.
Ketika melakukan penyeleksian untuk Tentukan Countermeasure mana yang akan dilakukan,
penting agar Countermeasure sesuai dengan pemenuhan standard yang diperlukan..
Pemenuhan berarti mematuhi hukum tetapi juga menghargai dan observasi kemasyarakata seperti
halnya dengan tata cara perusahaan, dan memberikan jasa yang berdasarkan kepentingan
customer, investor, karyawan dan seluruh jajaran Toyota. Inti sarinya adalah aktivitas perusahaan
harus adil untuk semua pihak yang terkait.
Efek: Benarkah dapat menghilangkan Root Cause? Apakah memenuhi target kita?
Anggaran dan/atau SDM: Berapa banyak biayanya dan berapa lama waktu yang diperlukan?
Berapa banyak orang yang kita perlukan agar deadline terpenuhi?
Resiko Apakah termasuk SEMUA resiko ketika melaksanakan Countermeasure ini?
Dan termasuk resiko ketika mengatur Countermeasure setelah pelaksanaan
Tiap bulan ○ × △ ×
Type baru /
pengenalan Tiap 3 bulan ○ ○ △ ○
model
Mengunjungi
Staff Bila diperlukan △ ○ △ △
customer
Kirimkan Bulanan ○ × △ ×
undangan untuk
mengunjungi Tiap 3 bulan
dealer
Contoh) Penyempitan Countermeasure untuk part yang salah pada line assembly
Risk
Resiko
Overall
Keseluruhan
Penilaian
Cost
Expected
Anggaran/SDM
diharapkan
Usaha yang
Technical
subsequent
Nuisance
Kesulitan tehnik
Quality
proses berikutnya
Gangguantopada
Problemproblem
Safety
keamanan
Problem
Workability
bekerja
Kemampuan
/ Man-hour
judgments
problem
kualitas
efforts
difficulty
process
a
Change partspart
Ganti warna color Moderate Major Moderate No
Tidak Tidak Good
No Bagus Yes
Ya ◎
Example) Narrowing
Change down countermeasures for strengthening customerPoor
parts
Ganti bentuk Relationship
Yes
Ya
activities
△
Major Moderate Difficult
Sulit Yes
Ya No
Tidak Buruk
part shape
Change sequence
Ganti rangkaian Easy
Minor Minor Mudah No
Tidak Yes
Ya Good
Bagus No
Tidak ○
of operation
operasi
Tindakan sementara dilakukan untuk memecahkan situasi yang tidak diinginkan atau membawa
situasi kembali ke kondisi sebenarnya. Dikarenakan tindakan sementara tidak dapat menghilangkan Root
Cause, efek dari tindakan sementara ini tidak dapat bertahan lama dan Problem akan muncul kembali.
Dilain pihak, Countermeasure di lakukan untuk menghilangkan Root Cause dan memberikan kontribusi “Ideal
Situation” secara berkelanjutan.
Karena memerlukan waktu untuk merencanakan dan melaksanakan Countermeasure, di beberapa kasus, kita
harus melaksanakan tindakan sementara untuk menghentikan Problem sementara. Problem akan terlihat hilang
setelah dilakukan tindakan sementara, tetapi kita harus ingat Problem akan terjadi kembali bila kita tidak
melakukan Countermeasure. Ketika melakukan Countermeasure,kita harus memastikan untuk mencatat Problem
dan detail dari tindakan sementara sehingga kita dapat menginformasikannya dengan tim lain yang terlibat.
Contoh) Bila terjadi kebakaran
• Bila terjadi kebakaran di sekitar kita, kita berusaha untuk segera memadamkannya. Inilah yang
disebut dengan tindakan sementara. Tetapi bila anda tidak menyelidiki penyebab dan mengambil
tindakan (Countermeasure) anda tidak akan tahu kapan hal itu akan terjadi kembali.
• Seperti pada contoh ini, tindakan sementara sangat penting dan kadangkala anda harus
melakukannya sesegera mungkin.
• Tetapi, anda juga perlu untuk melakukan Countermeasure untuk mencegah terjadi
kembali.
【Countermeasure】
Pindahkan limit switch
Ke area yang jauh
dari coolant
* Who? * How?
* What? * How much will it cost?
* When?
* Where?
* Why?
■手順
■Proses
Sangat penting untuk melaporkan, menginformasikan dan konsultasi pada saat yang tepat
dengan tim dan departemen terkait. Anda harus selalu berusaha untuk mengumpulkan
kebutuhan dan situasinya. Kita terutama harus membagikan berita negatif secepatnya karena
bila tidak, berita tersebut akan mempengaruhi apa yang mereka lakukan dan mungkin
memerlukan waktu untuk menyelesaikannya.Selanjutnya,dengan adanya laporan, informasi
dan konsultasi dapat mencegah dari resiko yang potensial dan mempersiapkan rencana
untuk menghadapi perubahan yang tidak terlihat.
Menilai hasil dan proses secara obyektif. Sangat penting untuk meninjau perspektif dari
kontribusi untuk kepuasan customer, sukses keseluruhan dari perusahaan dan diri sendiri
Kita harus belajar dari keberhasilan dan kegagalan dan akumulasi semua nya sebagai
pengetahuan dan “mengetahui bagaimana. .”
■Proses
1. Evaluasi proses dan hasil terhadap target dan sharing dengan pihak
terkait
2. Evaluasi dari 3 sudut pandang : Customer, Toyota dan Diri sendiri
3. Pelajari alasan keberhasilan dan kegagalan
■Detail
Proses 1. Evaluasi proses dan hasil terhadap target dan sharing dengan pihak terkait
(3) Konfirmasi efek insidentil positif dan negatif menuju suatu hasil
- Selidiki efek positif
Memahami efek insidentil yang terukur(Efek yang dapat dihitung)
Bila anda melakukan Countermeasure, kadangkala anda akan menemukan improvement pada
faktor lainnya seperti anggaran secondary material (agen coolant adhesive) dan anggaran energi.
Lihatlah secara dekat dan check bila efek insidentil ini ditemukan.
Memahami efek insidentil yang tidak terukur (Bukan efek visual dan bukan efek yang dapat dihitung)
Proses 2. Evaluasi dari 3 sudut pandang : Customer, Toyota dan Diri kita sendiri
Walaupun kita merasakan pekerjaan kita telah berhasil, customer mungkin memiliki opini
yang berbeda, terutama pada proses. Itulah mengapa kita perlu untuk membuat evaluasi
melalui GENCHI GENBUTSU. Bila kita selalu berpikir tujuan dari pekerjaan kita dan
mengikuti tiap Stepan dari TBP, harus berhubungan dengan evaluasi 3 kunci perspektif.
KAIZEN
Standarisasi
YOKOTEN
KAIZEN
Standarisasi
YOKOTEN
KAIZEN
Standarisasi
Sukses
P
Pelaksanaan
A D Ulangi PDCA
C
Gagal
■Proses
5W1H
Why What when Where Who How
Item
Konfirmasi
Spray position ↑ ↑ ↑ visual
Prosedur Melindungi dari Type Penggantia Konfirmasi
GENBA Operator
Penggantian penggunaan blades n Blades Visual Blade
Blades yg tidak perlu number
Proses yang berhasil harus distandarisasikan dan dibagikan pada perusahaan dengan terbuka.
Menerapkan proses pada berbagai situasi dan lingkungan mengantar pada pelaksanaan
proses itu sendiri (KAIZEN), dan sebagai hasilnya, dapat mensupport pertumbuhan
perusahaan.
Bila anda melakukan YOKOTEN, penting untuk membagikan tidak hanya metode dan
prosedurnya saja tetapi juga alasan mengapa kita memutuskan untuk melakukan proses ini.
Kemudian, kita perlu juga membagi kesalahan yang kita buat selama pelaksanaan.
KAIZEN adalah proses meningkatkan level atau nilai output/yang dihasilkan ketika bekerja
keras untuk mencapai “ Ideal Situation”, walaupun keberhasilan telah diraih, tetap akan
selalu ada hal yang belum dipecahkan atau perlu untuk ditinjau kembali. Untuk itu, sekali
kita melakukan Standarisasikan proses yang berhasil, kita perlu untuk membaginya melalui
YOKOTEN, dan mulai melakukan KAIZEN selanjutnya.