Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STASE FARMASI KLINIS

ASSESSMENT MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)

Disusun Oleh :
Monica Praditya Puji Astari, S.Farm.

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
PERIODE AGUSTUS- SEPTEMBER
2018
ASSESSMENT MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)

1. Identitas Pasien
1.1. Tanggal keluhan :-
1.2. No. RM : 0043XXXX
1.3. Nama : Ny. S
1.4. Jenis Kelamin : Perempuan
1.5. Umur : 65 tahun

2. Bentuk / Manisfestasi ESO yang Terjadi


Pasien mengalami perasaan dingin atau kedinginan dan gatal – gatal saat berkeringat
setiap kali meminum obat.

3. Riwayat ESO yang Pernah Dialami : -


4. Riwayat Penggunaan Obat (Sebelum Terjadi Reaksi)
Pemberian
Nama Obat Bentuk Nama Generik Dosis/ Tgl/Jam Tgl/Jam
Cara
Waktu Mulai AKhir
Venstein Tablet Erdostein - - 11/7/2016 -
Salbutamol Tablet Salbutamol - - 11/7/2016 -

5. Pengobatan (Terhadap Reaksi yang Muncul)


Pasien diberi cetirizine 10 mg tablet sebanyak 10 tablet dan diminum sehari sekali 1 tablet
pada sore hari.
6. Pembahasan Efek Samping Obat
Adverse Drug Reactions
(ADRs) diklasifikasikan menjadi 2
yaitu Tipe dan Tipe B. Tipe A
merupakan ADR yang dapat
diprediksi dan biasanya karena
adanya dose dependent, biasanya
terjadi sebesar 80% kejadian di
Rumah Sakit. Sedangkan tipe B
merupakan ADR yang tidak biasa
terjadi, tidak dapat diprediksi dan
tidak bergantung pada dosis, sehingga
sejumlah kecil obat dapat
menyebabkan ADR. Reaksi
hipersensitivitas termasuk dalam
ADR tipe B (Schatz and Weber,
2015).
6.1.Salbutamol (Albuterol)
Menurut Thompson PDR (2003), penggunaan salbutamol atau albuterol dapat
menyebabkan terjadinya efek samping obat yaitu kedinginan, berkeringat, dan gatal –
gatal.
:
Peningkatan jumlah keringat pada penggunaan salbutamol memiliki persentase
sebesar <3%, berkeringat sebesar <2% dan kedinginan terjadi sebesar <2% (Medscape,
2018).

Berdasarkan pelaporan dari FDA, pasien yang menggunakan salbutamol,


terutama pada pasien perempuan dengan usia lebih dari 60 tahun mengalami gatal –
gatal (ehealthme.com).

6.2.Erdosteine

Erdostein bekerja sebagai ekspektoran untuk symptomatic treatment pada


bronchitis kronis eksaserbasi akut pada pasien dewasa dimana penggunaanya dapat
menyebabkan efek samping yaitu masalah pada lambung, gatal – gatal dan sakit kepala
(NHS, 2007).
Salah satu adverse event dari
erdosteine yang dilaporkan oleh
Ghringhelli et al. adalah
prutitus (Yunus et al., 2007).

7. Kesimpulan
Dari pencarian referensi yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami ADR tipe B dimana kejadian ADR jarang terjadi, tidak dapat diprediksi serta
tidak bergantung pada dosis. ADR gatal – gatal dapat disebabkan karena penggunaan
salbutamol dan erdostein. Gatal – gatal akan bertambah parah jika pasien berkeringat
dimana salbutamol juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi keringat pada pasien.
Selain itu, keadaan dingin atau kedinginan yang dialami pasien diduga karena ADR dari
salbutamol.

Referensi :
Ehealthme.com, 2018. Albuterol and Itching – from FDA Reports,
https://www.ehealthme.com/ds/albuterol/itching/, diakses pada tanggal 18 September
2018.
Medscape, 2018. Albuterol, https://reference.medscape.com/drug/proventil-hfa-ventolin-hfa-
albuterol-343426, diakses pada tanggal 18 September 2018.
NHS, 2007. Erdosteine 300 mg Capsules (Erdotin®).
Schatz, S., and Weber, R.J., 2015. Adverse Drug Reaction, PSAP, 5-26.
Thompson PDR, 2003. The PDR: Pocket Guide to Prescription Drugs 16th Edition.
Yunus, F., Mangunnegoro, H., Rahmawati, I., Tjandrawinata, R.R., Nofiarny, D., 2007. The
Role of Erdosteine in Reducing the Need for Bronchodilators During Acute Exacerbation
of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(10), 337-
345.

Anda mungkin juga menyukai