Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA BERBASIS PROYEK PADA

PEMBUATAN MINUMAN KEFIR FRUIT ENZYME BERBAHAN


DASAR BUAH NANAS (Ananas comosus)

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Oleh:

MUHAMAD SAEPUL ANWAR

1162080044

BANDUNG

2018 M/1440 H
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan alam dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu cabang dari ilmu kimia adalah kimia organik yang
berkaitan dengan struktur, sifat, komposisi, reaksi, serta sintesis senyawa organik
(fessenden). Pembelajaran kimia organik dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis
proyek. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat bekerja lebih otonom,
mengembangkan pembelajaran sendiri, lebih realistik sehingga dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dan menekankan suatu proses penemuan untuk dapat
menghasilkan suatu produk (Okudan, et al,. 2006:3)

Pembelajaran berbasis proyek memerlukan lembar kerja untuk menunjukan


karakteristik berbasis proyek yang memiliki enam fase, diantaranya fase 1; Menganalisis
masalah, fase 2; Membuat desain, fase 3; Melaksanakan penelitian, fase 4; Menyusun
draft/prototype produk, fase 5; Mengukir, menilai, dan memperbaiki produk, fase 6;
Finalisasi dan publikasi produk (Pradita, Mulyani, & Redjeki, 2015). Lembar kerja
berbasis proyek dapat membantu siswa dalam memaknai suatu materi dan membantu siswa
dalam menikmati proses pembelajaran (Hayati, dkk. 2013:1)

Salah satu konsep kimia organik yang dapat digunakan dalam bidang industri atau
rumah tangga, salah satunya adalah pembuatan minuman enzim dari buah nanas yang
merupakan pengaplikasian dari kimia fermentasi. Enzim diketahui telah memainkan
peranan penting dalam produksi makanan atau minuman sejak zaman dulu, salah satu
contohnya adalah produksi whiskey. Dewasa ini, hampir semua makanan atau minuman
yang diproduksi secara komersial mengandung setidaknya satu bahan yang telah dibuat
dengan enzim. Enzim berperan penting dalam menghasilkan produk makanan dan
minuman yang lebih bergizi dan memberikan manfaat yang signifikan (Chandrasekaran, et
al,. 2015). Lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI) mengungkapkan dalam bidang
industri, enzim akan memiliki peranan penting karena akan menghasilkan produk yang
sangat spesifik sehingga dapat diperhitungkan dengan mudah. Selain itu melalui
penggunaannya, enzim menjadi primadona industri pada saat ini dan masa yang akan
datang karena energi yang digunakan dapat dihemat dan tentunya akrab serta ramah
lingkungan (LIPI, 2011).

Bromelin merupakan enzim yang diekstrak dari buah nanas (Ananas comosus)
dengan menghancurkan daging buahnya (Hairi, 2010). Enzim bromelin termasuk golongan

1
glikoprotein, yaitu protein yang mengandung satu bagian oligosakarida pada tiap molekul,
yang terikat secara kovalen dengan rantai polipeptida enzim tersebut (Gautam et al., 2010).
Fungsi enzim bromelin mirip dengan papain dan fisin yaitu sebagai enzim protease atau
pemecah protein menjadi peptida dan asam amino. Selain itu enzim bromelin pada nanas
sering dimanfaatkan sebagai bahan kontrasepsi KB untuk memperjarang kehamilan,
sehingga ibu yang sedang mengandung tidak dianjurkan mengkonsumsi buah nanas karena
dapat mengakibatkan keguguran (Wuryanti, 2004).

Menurut Kumar (2015:1) dalam penelitiannya, pembuatan enzim sangat bermanfaat


bagi industri minuman jus buah karena dapat menghasilkan hasil yang lebih tinggi dari jus
buah biasa, juga meningkatkan kualitias fisik seperti mengurangi kepahitan dan mencegah
penggelapan warna jus. Pada penelitian ini pembuatan minuman enzim tidak hanya
menggunakan buah nanas sebagai mediatornya, namun ada penambahan kefir whey
didalamnya. Kefir whey mengandung 320 K Cal/L dan protein whey 0.8-1%, kemudian
mengandung alfa laktalbumin sebanyak 25% yang berfungsi untuk meningkatkan
kecerdasan anak dan imunoglobulin yang berfungsi sebagai antibodi (Kurniati dkk, 2016).
Sehingga dengan penambahan kefir whey dalam pembuatan minuman enzim dengan buah
nanas ini dapat meningkatkan kualitas beserta manfaat dari produk yang dihasilkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan pembuatan
lembar kerja berbasis proyek yang menerapkan konsep kimia organik fermentasi. Oleh
karena itu penulis mencoba mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul
“Pengembangan Lembar Kerja Berbasis Proyek pada Pembuatan Minuman Kefir
Fruit Enzyme Berbahan Dasar Buah Nanas (Ananas comosus)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penyusunan lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan minuman kefir
fruit enzim berbahan dasar buah nanas?

2. Bagaimana kelayakan lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan minuman kefir
fruit enzim berbahan dasar buah nanas?

3. Bagaimana karakteristik minuman kefir fruit enzim berbahan dasar buah nanas?

2
C. Tujuan Penelitian
Menindak lanjut dari rumusan masalah di atas, penelitian ini secara khusus bertujuan
untuk:

1. Menentukan penyusunan lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan minuman kefir
fruit enzim berbahan dasar buah nanas.

2. Menentukan kelayakan lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan minuman kefir
fruit enzim berbahan dasar buah nanas.

3. Menentukan karakteristik minuman kefir fruit enzim berbahan dasar buah nanas.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi diri pribadi, siswa atau
mahasiswa, maupun masyarakat, yaitu:

1. Mempermudah serta dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa


dalam melakukan praktikum.

2. Memberikan alternatif bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam
proses belajar mengajar pada konsep kimia fermentasi, sehingga mampu membantu
serta mempermudah dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

3. Menambah wawasan mengenai pembuatan minuman berkhasiat yang hemat energi dan
ramah lingkungan dan dapat dikembangkan untuk berwirausaha dalam pembuatan
minuman kefir fruit enzyme berbahan dasar buah nanas dan kefir whey.

E. Definisi Operasional
1. Lembar Kerja Berbasis Proyek
Lembar kerja merupakan salah satu bahan ajar yang berperan penting dengan
memberikan berbagai penugasan yang relevan dengan materi yang diajarkan, sehingga
penggunaannya dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran (Majid, 2008). Sedangkan
Sani (Sani, 2014:172) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai suatu
pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan
sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek sekolah.
2. Enzim Bromelin pada Buah Nanas
Enzim bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas (Ananas comosus).
Bromelin termasuk kedalam golongan sufrihidil yang mengandung enzim proteolitik..

3
enzim bromelin menghidrolisis protein yang mengandung ikatan peptida menjadi asam
amino yang lebih sederhana (Gautam et al., 2010).
3. Kefir Whey
Kefir whey adalah cairan yang tersisa setelah kultur susu yang memisahkan menjadi
dadih dan whey. Kefir whey mengandung 320 K Cal/L dan protein whey 0.8-1%, kemudian
mengandung alfa laktalbumin sebanyak 25% yang berfungsi untuk meningkatkan
kecerdasan anak dan imunoglobulin yang berfungsi sebagai antibodi (Kurniati et al., 2016).

F. Hasil Penelitian Terdahulu


Hasil dari penelitian Kumar (2015), pembuatan enzim sangat bermanfaat bagi industri
minuman jus buah karena dapat menghasilkan hasil yang lebih tinggi dari jus buah biasa,
juga meningkatkan kualitias fisik seperti mengurangi kepahitan dan mencegah
penggelapan warna jus. Sedangkan pada penelitian Nurhidayah, dkk (2014), enzim
bromelin yang diekstrak dari bonggol nanas dapat diisolasi pada pH optimum sebesar 7,0
dengan substrat terhidrolisis sebesar 39, 179 µg/ml dan aktivitas enzim sebesar 1,081
unit/g.

Selanjutnya pada penelitian Chandrasekaran et al. (2015), pasar enzim di seluruh dalam
industri makanan atau minuman diperkirakan akan mencapai $1,69 miliar pada tahun 2018
dengan pertumbuhan moderat selama lima tahun ke depan. Pembuatan enzim dalam
produksi makanan atau minuman menghasilkan produk yang lebih inovatif dan memenuhi
standar.

G. Kerangka Pemikiran
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar kerja berbasis
proyek. Lembar kerja berbasis proyek memiliki enam fase, diantaranya fase 1;
Menganalisis masalah, fase 2; Membuat desain, fase 3; Melaksanakan penelitian, fase 4;
Menyusun draft/prototype produk, fase 5; Mengukir, menilai, dan memperbaiki produk,
fase 6; Finalisasi dan publikasi produk. Selanjutnya prosedur pembuatan minuman enzim
dari buah nanas dan kefir dapat diterapkan pada lembar kerja berbasis proyek sehingga
prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dapat di validasi dan diuji kelayakannya
apakah baik untuk digunakan dalam pembelajaran atau tidak.

Secara umum, kerangka berpikir mengenai penyusunan lembar kerja berbasis proyek
pada pembuatan minuman enzim dari buah nanas dan kefir pada konsep kimia fermentasi
dalam penelitian ini digambarkan pada Bagan 1.

4
5
Analisis Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Analisis LK Tahapan dalam Analisis Jurnal


Berbasis Proyek pembelajaran yang Relevan

Langkah-langkah Langkah-langkah
dalam Proyek Identifikasi masalah, membuat pembuatan minuman
rumusan masalah dana analisis enzim
maslah serta membuat hipotesis
Menganalisis masalah berdasarkan wacana
Analisis masalah
yang berkaitan
Membuat desain produk yang dengan pembuatan
sesuai dengan rumusan masalah minuman enzim dari
mengenai pembuatan minuman nanas dan kefir
Membuat desain produk enzim dari buah nanas dan kefir

Melaksanakan penelitian
berdasarkan desain proyek yang
Melaksanakan penelitian Pembuatan minuman
telah dibuat
enzim dari buah
nanas dan kefir

Melakukan penilaian terhadap


Menyusun draft/prototype kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan desain proyek yang
dibuat

Melihat kembali produk yang telah


dibuat dan meminta pendapat
Mengukur, menilai dan
kelompok lain terhadap produk
memperbaiki produk
tersebut

Finalisasi dan publikasi Mempresentasikan produk dengan


produk menggunakan media pembelajaran

Lembar kerja berbasis proyek

Uji kelayakan lembar kerja

Lembar kerja berbasis proyek pada pembuatan minuman enzim dari buah nanas dan kefir

Bagan 1 kerangka berpikir lk berbasis proyek pada pembuatan kefir fruit enzyme

6
I. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Pengertian Lembar Kerja Berbasis Proyek
Lembar kerja adalah lembar kegiatan yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa.
Bentuk tugas yang diberikan di dalam lembar kerja dapat berupa tugas teoritik, misalnya
membaca sebuah artikel untuk kemudian ditugaskan membuat resumenya, atau tugas
praktik yang dapat berupa kegiatan survey atau kerja lapangan (Majid, 2008).
Lembar kerja berbasis proyek adalah lembar kerja yang berisi pembelajaran berbasis
proyek (Thomas, 2000:17). Sedangkan Sani (2014:172) mendefinisikan pembelajaran
berbasis proyek sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi
dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek
sekolah. Selanjutnya Abidin (2014:169) mengemukakan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan
suatu proyek pembelajaran tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lembar kerja
berbasis proyek merupakan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada kerja proyek
yang diintegrasikan dengan kehidupan nyata dan dapat membangun pengetahuan awal
siswa serta dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar siswa.

b. Karakteristik Lembar Kerja Berbasis Proyek


Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing untuk membedakan
model satu dengan yang lain. Menurut Sani (2014:275) pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermakna bagi siswa. Adapun Wena (2009:145) menjelaskan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) siswa membuat keputusan
tentang sebuah kerangka kerja. 2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan
kepada peserta didik. 3) siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan. 4) siswa bertanggung jawab untuk mengakses
dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah. 5) proses evaluasi dijalankan secara
kontinu. 6) siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
dan 7) hasil akhir berupa produk yang diuji kualitasnya dan dievaluasi dalam proses
pembelajaran.

7
c. Langkah-langkah pada Lembar Kerja Berbasis Proyek
Setiap pendekatan, model, atau metode memeiliki prosedur pelaksanaan yang
terstruktur sesuai dengan karakteristiknya. Begitu pula dengan pembelajaran berbasis
proyek, menurut (Pradita et al., 2015) langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis
proyek adalah:
1. Praproyek
Tahapan ini meruapakan kegiatan yang dilakukan oleh guru diluar jam pelajaran,
dimana guru merancang deskripsi proyek, menyiapkan media dan berbagai sumber belajar.
2. Fase 1, mengidentifikasi masalah
Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan terhadap obyek tertentu, berdasarkan
pengamatannya siswa mengidentifikasi masalah dan membuat rumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan.
3. Fase 2, membuat desain dan jadwal pelaksanaan proyek
Pada tahap ini siswa secara kolaboratif dengan anggota kelompoknya mulai
merancang proyek dan menentukan penjadwalan pengerjaan proyek.
4. Fase 3, melaksanakan penelitian
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan penelitian awal sebagai model dasar bagi
produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan kegiatan tersebut siswa mengumpulkan
data dan selanjutnya menganalisis data yang relevan dengan penelitiannya.
5. Fase 4, menyusun draf/prototype produk
Pada tahap ini siswa mulai membuat produk awal sebagai mana rencana dan hasil
penelitian yang dilakukan.
6. Fase 5, mengukur, menilai, dan memperbaiki produk
Pada tahap ini siswa melihat kembali produk awal yang dibuat, mencari kelemahan,
dan memperbaiki produk tersebut. Dalam kegiatannya siswa dapat meminta pendapat atau
kritik dari kelompok lain.
7. Fase 6, finalisasi dan publikasi produk
Pada tahap ni siswa melakukan finalisasi produk. Setalah diyakini sesuai dengan
harapan, produk dipublikasikan dalm bentuk media pembelajaran.
8. Pascaproyek
Pada tahap ini guru menilai, memberikan penguatan, masukan, dan saran perbaikan
atas produk yang telah dihasilkan siswa.

8
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek memili keunggulan yakni dapat digunakan untuk
mengembangkan: 1) kemampuan akademik siswa, 2) sosial emosional siswa, dan 3)
berbagai keterampilan berpikir yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata (Sani,
2014:77)

Adapun menurut Abidin (2014:177) kelebihan menggunakan pembelajaran berbasis


proyek adalah:
1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan
pekerjaan penting.
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelsaikan masalah.
3) Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
4) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya.
5) Mendorong siswa mempraktikan keterampilan berkomunikasi.
6) Meningkatkan ketrampilan siswa dalam mengelola sumber daya.
7) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasi
waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan
tugas.
8) Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia
nyata.
9) Melibatkan siswa untuk belajar menumpulkan informasi dan menerapkan pengetahuan
tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

b. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Disamping kelebihan yang dimiliki, menurut Sani (2014:177-178) model pembelajaran
berbasis proyek memiliki kekurangan yaitu:
1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelasaikan masalah dan menghasilkan produk.
2) Membutuhkan biaya yang cukup.
3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
5) Memiliki ketidak sesuaian untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak meiliki
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan.
6) Menyebabkan kesulitan yang melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.

9
3. Kimia Fermentasi
Fermentasi adalah proses penguraian senyawa senyawa organik untuk menghasilkan
energi yang mengubah substrat menjadi produk baru dengan bantuan mikroba (Madigan, et
al,. 2009). Sedangkan menurut Muhidin (2001), fermentasi merupakan pengolahan substrat
dengan peranan mikroba (jasad renik) sehingga menghasilkan produk baru yang
dikehendaki dengan memanfaatkan bahan yang murah menjadi produk yang bernilai
ekonomi.
Berdasarkan produk yang yang dihasilka, menurut Mottram, dkk (2002) fermentasi
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1) Homofermentatif, fermentasi dengan produk akhir berupa asam laktat. Contoh,
pembuatan yogurt.
2) Heterofermentatif, fermentasi dengan produk akhir berupa asam laktat dan etanol yang
sama banyak. Contoh, pembuatan tempe.

4. Enzim bromelin pada Buah Nanas


Nanas termasuk tanaman herba epifit, umumnya memiliki batang pendek. Daunnya
panjang dan sempit, dan umumnya berkumpul di dasar atau merupakan roset, serta
memiliki duri (Nurhidayah,dkk. 2014) Adapun klasifikasi dari tanaman nanas adalah:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Zingiberida
Ordo : Bromeliales
Familia : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus
Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas (Ananas comosus). Bromelin
diisolasi dri buah nanas dengan menghancurkan daging buah untuk mendapatkan ekstrak
kasar enzim bromelin yang ditemukan dalam buah nanas yang muda ataupun yang tua.
Buah nanas muda mengandung enzim bromelin lebih banyak, sedangkan buah nanas yang
matang mengandung sedikit enzim bromelin (Hairi, 2010). Bromelin termasuk ke dalam
golongan sufrihidil yang mengandung enzim proteolitik. Selain itu juga mengandung
peroksida, asam fosfat, beberapa protease inhibitor, dan organik yang mengikat kalsium.
Enzim bromelin menghidrolisis protein yang mengandung ikatan peptida menjadi asam
amino yang lebih sederhana. Dalam hal ini sistein endopeptidase secara khusus memotong

10
ikatan peptida pada gugus karbonil seperti yang ditemukan dalam arginin atau asam amino
aromatik yaitu fenilalanin atau tirosin (Gautam et al., 2010).

Fungsi enzim bromelin mirip dengan papain dan fisin yaitu sebagai enzim
protease atau pemecah protein menjadi peptida dan asam amino. Selain itu enzim bromelin
pada nanas sering dimanfaatkan sebagai bahan kontrasepsi KB untuk memperjarang
kehamilan, sehingga ibu yang sedang mengandung tidak dianjurkan mengkonsumsi buah
nanas karena dapat mengakibatkan keguguran (Wuryanti, 2004).

J. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini, digunakan metode research and development atau metode
penelitian dan pengembangan, keunggulan dari metode ini karena dapat menghasilkan
produk tertentu, dan dapat diuji keefektifannya (Sugiyono, 2007:407). Desain research and
development dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D, menurut
Haryati (2012:47) ada empat tahapan yaitu: 1) Define (pendefinisian); 2) Design
(perencanaan); 3) Develop (pengembangan) dan 4) Disseminate (penyebaran). Namun
pada penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan.

2. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel, digunakan teknik
simple random sampling karena sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, dengan demikian semua anggota
sampel dianggap sama (Sugiyono, 2007:120). Bahan dasar dalam penelitian ini adalah
buah nanas yang diperoleh di Kabupaten Subang.

3. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap
persiapan (Define), tahap pelaksanaan (Design), dan penarikan kesimpulan (Develop).
Berikut adalah tahapan prosedur yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
1) Tahap Persiapan (Define)
Pada tahapan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Menganalisis masalah.
b. Menganalisis jurnal penelitian yang relevan.
c. Melakukan studi pendahuluan atau studi pustaka.
d. Menganalisis SK/KD

11
e. Membuat proposal penelitian dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2) Tahap Perencanaan (Design)
Pada tahapan ini, terdapat beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu:
a. Pembuatan minuman kefir fruit enzyme berbahan dasar buah nanas yang diperoleh
dari Kab. Subang.
b. Penyusunan lembar kerja berbasis proyek.
c. Uji validasi format lembar kerja berbasis proyek.
d. Uji terbatas lembar kerja berbasis proyek.
3) Tahap Penarikan Kesimpulan (Develop)
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian, pengolahan data, dan
analisis data yang diperoleh kemudian dideskripsikan sehingga jelas apa ditemukan dari
penelitian tersebut. Berdasarkan deskripsi dari data yang telah diambil, selanjutnya ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

4. Instrumen Penelitian
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Prosedur Penyusunan Lembar Kerja yang di Validasi oleh Dosen
Prosedur penyusunan lembar kerja berisi langkah yang akan dilakukan pada saat
penelitian, selanjutnya dilakukan validasi oleh dosen agar instrumen tersebut layak
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan lembar kerja.
b. Lembar Format Uji Validasi Lembar Kerja Praktikum
Instrumen yang digunakan untuk uji validitas dalam penelitian ini adalah angket.
Angket atau questionnare adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dan bertujuan untuk mendapatkan jawaban
(Nasution, 2003:128). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrumen yang telah
dibuat apakah layak atau tidak digunakan dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan yaitu
menggunakan pendapat para ahli/dosen sebanyak tiga orang atau ganjil. Setelah pengujian
validitas dari tim ahli/dosen dilanjutkan dengan uji coba instrumen berupa uji coba
terbatas.
c. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Mahasiswa
Rubrik penilaian berisi kriteria apa saja yang harus dicapai mahasiswa sesuia dengean
tahapan lembar kerja berbasis proyek.
d. Prosedur Karakterisasi Minuman Kefir Fruit Enzim dari Buah Nanas

12
Prosedur karakterisasi minuman kefir fruit enzim dari buah nanas dan alat-alat seperti
tabung fermentasi, neraca analitik, pisau dan titrasi formol.
e. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan uji
validasi. Metode eksperimen dalam pengumpulan datanya dilakukan di laboratorium,
sedangkan uji validasi metode pengumpulan datanya dimana koresponden diberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tercantum dalam lembar kerja untuk
diberikan nilai.

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisis data disesuaikan dengan instrumen yang digunakan dan
jenis data yang diperoleh:

a. Analisis karakterisasi minuman kefir fruit enzyme


Analisis yang digunakan adalah deskripstif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk menggambarkan karakteristik minuman kefir fruit enzyme berbahan
dasar buah nanas. Sedangkan kuantitatifnya dilakukan dengan penentuan kadar protein
menggunakan metode Bradford, dimana kadar protein ditentukan dengan membandingkan
satndarnya.
b. Uji validasi lembar kerja berbasis proyek
Setelah diperoleh hasil penilaian dan pendapat para ahli berupa data kuantitatif maka
kegiatan selanjutnya yaitu menganalisis dengan cara membandingkan nilai kelayakan (r)
dengan nilai rkritis yang telah ditetapkan. Nilai rkritis pada umumnya digunakan untuk
mengidentifikasi batas validitas suatu instrumen yang nilainya ditetapkan sebesar 0,30
berdasarkan penggunaan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2007:126).
Rumus yang digunakan untuk nilai kelayakan (r) adalah
×
𝑟
𝑁. 𝑛
Keterangan: r = nilai kelayakan
X = bobot jawaban responden
N = jumlah item
N = jumlah responden
Mencocokan hasil uji kelayakan atau rhitung dengan rkritis yaitu jika rhitung lebih besar dari
rkritis 0,30 dikatakan valid dan sebaliknya (Sugiyono, 2007:126). Interpretasi mengenai
besarnya nilai kelayakan (rhitung) disajikan pada tabel 1.

13
Tabel 1 Interpretasi Nilai Kelayakan (r)

No Nilai Kelayakan (r) Interpretasi

1 0,80 = r = 1,00 Tinggi

2 0,60 = r = 0,80 Cukup Tinggi

3 0,40 = r = 0,60 Agak Rendah

4 0,20 = r = 0,40 Rendah

5 0,00 = r = 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009:286)
Menurut (Arikunto, 2009:286) bahwa dalam penelitian ini menggunakan angket yang
didalamnya terdapat format uji kelayakan rating scale, dengan empat poin alternatif.
Kriteria sangat baik = 4; cukup baik = 3; kurang baik = 2; dan tidak baik = 1.

Data hasil uji coba terbatas yang dihasilkan, yaitu berupa nilai yang diperoleh
mahasiswa. Nilai dari masing-masing mahasiswa selanjutnya diubah kedalam bentuk
persen dari masing-masing soal yang dijawab oleh setiap mahasiswa, dimana untuk
mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mengerjakan soal dalam lembar kerja
tersebut.

K. Agenda Penelitian

L. Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.

Arikunto, S., & others. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.

Chandrasekaran, M., Basheer, S. M., Chellappan, S., Krishna, J. G., & Beena, P. S. (2015).
Enzymes in food and beverage production: An overview. Enzymes in Food and
Beverage Processing, (January 2016), 117–138. https://doi.org/10.1201/b19408

Gautam, S. S., Mishra, S. K., Dash, V., Goyal, A. K., Rath, G., & others. (2010).
Comparative study of extraction, purification and estimation of bromelain from stem
and fruit of pineapple plant. Thai J Pharm Sci, 34(2), 67–76.
14
Hairi, M. (2010). Pengaruh Umur Buah Nanas dan Konsentrasi Ekstrak Kasar Enzim
Bromelin pada Pembuatan pada Pembuatan Virgin Coconut Oil dari Buah Kelapa.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Haryati, S. (2012). Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian dalam Bidang Pendidikan. Majalah Ilmiah Dinamika, 37(1), 15.

Hayati, M. N., Supardi, K. I., & Miswadi, S. S. (2013). Pengembangan pembelajaran ipa
smk dengan model kontekstual berbasis proyek. Innovative Journal of Curriculum
and Educational Technology, 2(1).

Kumar, S. (2015). Role of enzymes in fruit juice processing and its quality enhancement.
Advances in Applied Science Research, 6(6), 114–124. Retrieved from
www.pelagiaresearchlibrary.com

Kurniati, T., Windayani, N., & Listiawati, M. (2016). Total Asam Laktat, Protein, Lemak,
Karbohidrat, dan Serat Whey kefir Susu Sapi Berdasarkan Konsentrasi Starter dan
Waktu Fermentasi. Proceeding Semnas Biotek UGM, 1, 449.

LIPI. (2011). Enzim. Pusat Penelitian Bioteknologi. http://www.biotek.lipi.go.id. Diakses


14 Maret 2019

Madigan, M. T., Martinko, J. M., Parker, J., & others. (2009). Brock Biology of
Microorganisms (12th ed., Vol. 11). New York: Prentice hall Upper Saddle River, NJ.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mottram, D. S., Wedzicha, B. L., & Dodson, A. T. (2002). Food chemistry: acrylamide is
formed in the Maillard reaction. Nature, 419(6906), 448.

Muhidin, D. (2001). Agroindustri Papain dan Pektin. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nasution, S. (2003). Metode research (penelitian ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhidayah; Masriany; Mashuri, M. (2014). Isolasi dan pengukuran aktivitas enzim


bromelin dari ekstrak kasar batang nanas (Ananas comosus) berdasarkan variasi pH.
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 2(2), 119–125.
https://doi.org/10.24252/bio.v1i2.457

Okudan, G., Finelli, J., & Kisenwether, E. C. (2006). Entrepreneurial Design Projects:

15
What Type of Projects Are Effective in Improving Student Learning & Enthusiasm?
Asee, (October 2015), 3.

Pradita, Y., Mulyani, B., & Redjeki, T. (2015). Penerapan model pembelajaran Project
Based Learning untuk meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas siswa pada materi
pokok sistem koloid kelas XI IPA semester genap Madrasah Aliyah Negeri Klaten
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1), 1–12.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sugiyono, M. P. P. (2007). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa


Beta.

Thomas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning, 17–18.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wuryanti, W. (2004). Isolasi dan Penentuan Aktivias Spesifik Enzim Bromelin dari Buah
Nanas (Ananas comosus L.). Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi, 7(3), 78–82.

16

Anda mungkin juga menyukai