Anda di halaman 1dari 18

TRAGEDI THALIDOMIDE:

REGULASI DAN KEAMANAN OBAT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia

SYIFA AMANDA
260110180068
FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
ABSTRAK

SYIFA AMANDA1
1
Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinagor, Jl.
Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Fax. +62-
22-7794545

Pada tahun 1960, farmasi beralih menjadi patient-oriented sebab salah satu
obat, yaitu Thalidomide yang diproduksi oleh perusahaan Jerman. Pada mulanya,
baik farmasis maupun peneliti mengira bahwa dalam Thalodomide hanya terdiri
atas satu senyawa saja untuk mengobati mual pada ibu hamil. Kemudian, bayi-bayi
yang dilahirkan mengalami phocomelia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap fakta-fakta mengenai mekanisme Thalidomide yang merugikan.
Metoda penelitian menggunakan metoda kualitatif, yaitu dengan kajian pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Thalidomide terdiri atas dua senyawa yang
mengobati mual dan sisanya menyerang pada bayi secara langsung sehingga
menyebabkan kecacatan. Hasil studi dapat menyimpulkan bahwa penuntasan
masalah medis ini adalah dengan menghentikan peredarannya. Namun,
penghentiannya membutuhkan waktu 8 tahun sebab korbannya sudah tercatat lebih
dari 10.000 bayi di seluruh dunia. Akhirnya, peredaran obat diatur kembali dengan
regulasi yang lebih ketat.

Kata kunci: phocomelia, mekanisme obat, regulasi obat, dan Thalidomide.

i
ABSTRACT

SYIFA AMANDA1
1
Department of Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Padjadjaran University, Jatinangor
Campus, St. Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 45363, West Java.
Fax. +62-22-7794545

In 1960, pharmacists turned to be patient-oriented due to one of the drug,


named Thalidomide, was produced by a Germany company. At first, pharmacists
or researchers thought that there was one compound to against morning sickness in
pregnant women. This research aims to uncover facts about Thalidomide harmful
mechanism. Qualitative method is used in this research, i.e. literature review. The
result showed that Thalidomide consisted of two compounds that against morning
sickness and the rest against the baby directly, causing disability. From the study
can be concluded that the solution of this medical problem is stopping the
distribution. However, it takes 8 years for stopping the distribution due to more than
10.000 babies in all over the world have become victims. Finally, drug regulation
is reregulated with tighter regulation.

Keywords: phocomelia, drug mechanism, drug regulation, and Thalidomide.

ii
KATA PENGANTAR

Sebuah kesempatan besar bagi saya untuk mengikuti tahap persiapan


bersama di Universitas Padjadjaran. Maka dari itu, untuk memenuhi syarat
kelulusan TPB Bahasa Indonesia, penulis mengajukan sebuah karya tulis ilmiah
“TRAGEDI THALIDOMIDE: REGULASI DAN KEAMANAN OBAT”.
Pembatasan masalah dan referensi-referensi yang digunakan telah mendukung
masalah yang diangkat untuk dipelajari secara mendalam. Karya tulis ilmiah ini
diperoleh melalui studi pustaka terhadap referensi-referensi yang mendukung.
Karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Metodologi Penelitian
4. Pembahasan
5. Penutup

Jatinangor, 11 Desember 2018


Penulis

Syifa Amanda

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………..… i
ABSTRACT ………………………………………………………………..…ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...…iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………..…2
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………..… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Judul ……………………………………………………………4
2.2 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………… 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………… 5
3.2 Metode Penelitian …………………………………………………….…. 5
3.3 Sumber Data …………………………………………………………...…6
3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….....6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Regulasi dan Keamanan Thalidomide ………………………………...… 8
4.2 Mekanisme R-Thalidomide dan S-Thalidomide …………………………9
4.3 Phocomelia …………………………………………………………….…10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...… 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu obat akan memberikan efek terapi setelah melewati empat
fase, yaitu fase farmasetik, fase farmakokinetik, fase farmakodinamik, dan
fase farmakoterapi. Fase farmasetik menyangkut mengenai bnetuk sediaan
yang terdisolusi ke dalam medium absorpsinya. Fase farmakokinetik
menyangkut mengenai absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat
di dalam tubuh. Fase farmakodinamik merupakan fase interaksi antara obat
dengan reseptor spesifik yang dituju. Sedsngkan fase farmakoterapi
merupakan fase perubahan dari efek farmakologi menjadi efek klinik. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keempat fase tersebut adalah chirality.
Chirality merupakan sifat suatu obat yang memiliki dua bentuk berbeda
sehingga memberikan efek terapi yang berbeda pula (Basori, 2012).
Thalidomide, obat yang beredar pada akhir 1950-an dan awal tahun
1960-an, merupakan obat yang mampu mengatasi mual dan munta pada ibu
hamil tetapi menyebabkan phocomelia (cacat kaki dan tangan) pada bayi
yang dilahirkan. Thalidomide juga menyebabkan gangguan jantung,
gangguan mata, dan malforasi telinga (Nofiarny, 2016).
Thalidomide merupakan obat yang memiliki enantiomer atau
chirality, yaitu R-Thalidomide yang memliki efek untuk mengobati mual
dan muntah pada ibu hamil dan S-Thalidomide yang menyebabkan
pertumbuhan abnormal pada janin yang dikandungnya (Fendy, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian
latar belakang, maka rumusan masalah yang penulis angkat dalam karya
tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mekanisme R-Thalidomide dan S-Thalidomide?
2. Apa yang dimaksud dengan phocomelia?
3. Bagaimana regulasi dan penghentian regulasi Thalidomide?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian
latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan mekanisme R-Thalidomide dan S-Thalidomide.
2. Menjelaskan definisi phocomelia secara mendalam.
3. Menjelaskan regulasi dan penghentian regulasi Thalidomide.
4. Memenuhi tugas akhir bahasa Indonesia.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan karya tulis ilmiah ini tersusun menurut sistematika
sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang yang
mendukung masalah yang diangkat. Pada bab ini juga berisi rumusan
masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan untuk mempermudah
penulis mengkaji dan mengarahkan tujuan serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka, menjelaskan mengenai materi-materi yang
berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam
karya tulis ilmiah ini. Penjelasan materi-materi tersebut merupakan
informasi-informasi yang diperoleh melalui kajian pustaka.
Bab III Metodologi Penelitian, membahas mengenai metode
penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, teknik
pengumpulan beserta analisisnya. Metode yang digunakan adalah metode
historis. Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang
berdasarkan pada fakta-fakta atas peristiwa lampau sehingga dapat suatu
kesimpulan.
Bab IV Pembahasan, penulis menguraikan seluruh informasi
ataupun data yang diperoleh melalui penelitian dalam bentuk uraian
deskriptif. Dalam bab ini juga ditemukan jawaban atas permasalahan-
permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

2
Bab V Penutup, penulis mengemukakan jawaban atas
permasalahan-permasalahan secara keseluruhan. Hasil akhir ini merupakan
hasil penelitian serta interpretasi penulis terhadap inti pembahasan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Judul


TRAGEDI THALIDOMIDE: REGULASI DAN KEAMANAN OBAT

No Kata Arti Kata


1 Tragedi Peristiwa yang menyedihkan
2 Thalidomide Salah satu jenis obat
3 Regulasi Pengaturan
4 Keamanan Keadaan aman; ketenteraman
Bahan untuk mengurangi, menghilangkan
5 Obat penyakit, atau menyembuhkan seseorang
dari penyakit
(Kemendikbud RI, 2016).
Tragedi Thalidomide merupakan salah satu masalah terbesar yang
pernah terjadi dalam dunia medis. Atas dasar tersebut, karya tulis ilmiah
dengan judul Tragedi Thalidomide: Regulasi dan Keamanan Obat diangkat
untuk mengungkap fakta-fakta mengenai mekanisme Thalidomide yang
merugikan.

2.2 Tinjauan Pustaka


Tahun
No Judul Pengarang Penerbit Tebal ISBN
Terbit
Kimia
R. J.
Organik
Fessenden xv + 590 22-21-
1 Edisi Erlangga 1982
dan J. S. Halaman 004-1
Ketiga Jilid
Fessenden
1

Melalui Kimia Organik, penulis mengenal penetapan konfigurasi


sistem (R) dan (S) dimana merupakan intisari yang sangat penting untuk
mengungkap mengenai mekanisme Thalidomide yang merugikan sehingga
masalah tersebut menjadi transparan.

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan karya tulis
ilmiah dengan judul “TRAGEDI THALIDOMIDE: REGULASI DAN
KEAMANAN OBAT” dilaksanakan di Kabupaten Bandung. Penelitian ini
berlangsung adalah selama 1 minggu, yaitu mulai dari 30 November 2018
sampai 7 Desember 2018..

3.2 Metode Penelitian


Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos, yang berarti cara
atau jalan. Penelitian merupakan usaha untuk menyelidiki suatu masalah
secara teoritis. Penelitian ini merupakan penelitian dengan mengumpulkan
fakta-fakta mengenai mekanisme Thalidomide yang merugikan. Pokok
penelitian ini merupakan peristiwa masa lampau, maka metode yang
digunakan adalah metode historis dengan tujuan untuk mengumpulkan
fakta-fakta secara objektif dan memperoleh kesimpulan yang akurat.
Adapun metode sejarah memiliki lima langkah, yaitu:
1. Pemilihan topik.
2. Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan fakta-fakta berupa data
pada masa lampau.
3. Kritik adalah kegiatan menyelidiki keabsahan data tersebut baik
bentuk maupun isinya.
4. Interpretasi adalah kegiatan menghubungkan data yang diperoleh,
5. Penyajian atau historiografi adalah menyampaikan data yang
diperoleh dalam bentuk tulisan.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan fakta- fakta
masa lampau serta menyajikannya dalam bentuk tulisan mengenai tragedi
thalidomide: regulasi dan keamanan obat.

5
3.3 Sumber Data
Data sejarah merupakan segala bentuk peninggalan masa lampau
yang mengisahkan sutau kejadian atau perilaku manusia. Adapun sumber
data dalam penelitian historis dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Peninggalan material merupakan peninggalan yang berhubungan
dengan kebutuhan primer manusia pada masa lampau seperti tempat
tinggal, perkakas, senjata, dan lain-lain.
2. Peninggalan tertulis peninggalan yang berhubungan dengan tulisan
dalam berbagai bentuk maupun media seperti kitab, relief, dan lain-
lain.
3. Peninggalan tidak tertulis merupakan peninggalan yang mengatur
kehidupan suatu masyarakat atas dasar kesepakatan masyarakat
tersebut seperti norma.
Penelitian historis menggunakan dua macam data, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu peneliti
terjun langsung melakukan analisis terhadap suatu peristiwa tertentu. Data
sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan ulang
hasil observasi orang lain. Di antara kedua sumber tersebut, sumber primer
merupakan bukti tangan pertama dan memiliki prioritas dalam
pengumpulan data.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer yang sesuai dengan tema penelitian dan sumber data sekunder
berupa buku, jurnal, maupun skripsi yang menunjang penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka.
Studi pustaka merupakan penelitian yang dilakukan dengan referensi berupa
kepustakaan (buku, jurnal, skripsi, dan lain-lain) yang mendukung topik
yang dibahas. Studi pustaka memiliki keuntungan antara lain dapat
mempelajari suatu masalah dalam sudut pandang ilmiah, menarik

6
kesimpulan yang akurat, dan menyajikannya dengan menggunakan
sistematika penulisan yang tepat.
Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan
dengan menggali bahan-bahan pustaka seperti buku, jurnal, dan skripsi.
yang dilakukan di rumah ataupun perpustakaan daring. Melalui penelusuran
tersebut, penulis memperoleh data primer maupun sekunder.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Regulasi dan Keamanan Thalidomide


Pada era pascaperang, kesulitan tidur merupakan hal yang menjadi
wajar. Thalidomide sebagai satu-satunya obat penenang non-barbiturat dan
pil tidur didistribusikan ke seluruh dunia, terutama di Eropa, dengan
penjualan yang hampir sama seperti aspirin. Thalidomide pertama kali
didistribusikan di Jerman pada tahun 1957 sebagai obat bebas, dengan klaim
“benar-benar aman” untuk semua orang termasuk ibu dan anak “bahkan
selama kehamilan”.
Sekitar tahun yang sama, seorang ahli kandungan Australia, Dr.
William McBride, meresepkan Thalidomide sebagai obat untuk meredakan
morning sickness di luar klaim khasiatnya. Namun, di Amerika, pengawas
Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) mengecam hal tersebut
sebab tidak memiliki data yang lengkap dan memadai mengenai keamanaan
dan efektivitasnya. Data yang ada tidak memuat apakah Thalidomide dapat
melewati plasenta sebagai tempat persediaan makanan untuk janin yang
sedang berkembang.
Setelah diketahui bahwa bayi-bayi yang dilahirkan mengalami
kecacatan, phocomelia, Undang-undang Obat di Amerika mengalami
amandemen. Pengawasan dan proses persetujuan obat diperketat dan dapat
memakan waktu delapan sampai dua belas tahun, termasuk uji hewan dan
uji klinis terhadap manusia.
Pada Maret 1962, Thalidomide ditarik dari peredaran di sebagian
besar negara. Meskipun efek sampingnya berbahaya, FDA
memperbolehkan penggunaan Thalidomide untuk pengobatan peradangan
penyakit Hansen (leprosy) dan sebagai agen kemoterapi multiple myeloma
sesuai dengan System for Thalidomide Education and Prescribing Safety
(S.T.E.P.S.) (Fintel et al., 2009).

8
4.2 Mekanisme R-Thalidomide dan S-Thalidomide
Enantiomer merupakan sepasang senyawa yang memiliki sifat fisika
dan kimia yang sama, tetapi membentuk bayangan cermin satu sama lain.
Jika suatu cahaya terpolarisasi bidang ditembuskan pada larutan
enantiomer, maka cahaya tersebut akan berputar ke arah kiri atau kanan.
Enantiomer yang memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kanan disebut
dekstrorotatori (Latin: dexter, “kanan”), sedangkan yang memutar bidang
polarisasi cahaya ke arah kiri disebut levorotatori (Latin: laevus, “kiri”).
Arah perputarannya ditandai dengan (+) untuk dekstrorotatori dan (-) untuk
levorotatori, misalnya (+)-gliseraldehida dan (-)-glliseraldehida
berdasarkan konfigurasi mutlak. Konfigurasi mutlak merupakan urutan
penataan keempat gugus di sekitar atom karbon kiral (mengikat empat atom
yang berlainan).
Sistem (R) dan (S) atau sistem Chan-Ingold-Prelog merupakan
sistem yang menyatakan konfigurasi mutlak. Huruf (R) berasal dari bahasa
latin, Rectus, yang berarti kanan. Sedangkan, huruf (S) berasal dari bahasa
latin, Sinister, yang berarti kiri. Dalam sistem (R) dan (S) ini, gugus-
gugusnya diberi urutan prioritas sebagai berikut:
1. Gugus dengan bentuk molekul paling kecil berarah ke belakang
2. Tarik anak panah ke gugus dengan bentuk molekul tertinggi ketiga
dan kedua
3. Jika panah searah dengan jarum jam, maka konfigurasinya (R).
Namun jika panah berlawanan arah dengan jarum jam, maka
konfigurasinya (S) (Fessenden dan Fessenden, 1982).

9
Bahan aktif Thalidomide terdiri atas R-Thalidomide dan S-
Thalidomide dengan perbandingan 1:1,17. Meskipun perkembangan pesat
teknologi sudah dapat memisahkan R-Thalidomide dan S-Thalidomide,
namun pemberian R-Thalidomide di dalam tubuh tidak dapat menutupi efek
teratogenik S-Thalidomide yang disebabkan oleh interkonversi. Di dalam
tubuh, R-Thalidomide mampu berikatan dengan enzim-enzim sehingga
menyebabkan efek farmakodinamik yang mengatasi morning sickness.
Sedangkan S-Thalidomide tidak mampu berikatan dengan enzim-enzim
tubuh sehingga menyebabkan efek teratogenik yang menimbulkan cacat
pada janin.

4.3 Phocomelia
Phocomelia merupakan suatu keadaan dimana bayi dilahirkan
dengan anggota badan yang terlihat seperti sirip anjing laut. Tulang dari
anggota tubuh bagian atas diperpendek atau tidak ada dan jari-jari menyatu.
Phocomelia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, namun yang
paling umum adalah disebabkan oleh induksi Thalidomide dan pewarisan
genetik. Phocomelia ditularkan sebagai sifat resesif autosom dengan
variabel ekspresivitas dan malformasi terkait kromosom 8.

Dasar embriologis malformasi tungkai menunjukkan bahwa seorang


individu akan memiliki kromosom salinan yang terpisah dengan
sentromernya sehingga tidak dapat berpindah ke khatulistiwa ketika fase
metafase pada pembelahan sel. Akibatnya, sel kehilangan kemampuannya
untuk membelah. Pada kasus phocomelia, sel tersebut menghambat

10
perkembangan anggota tubuh, mata, otak, atau struktur lain (Chakre et al.,
2012).
Tidak ada operasi khusus yang dilakukan untuk phocomelia.
Namun, pembedahan korektif dapat dilakukan untuk malformasi bawaan
terkait phocomelia. Baik anestesi umum maupun regional dapat digunakan,
tetapi disesuaikan dengan keabnormalan pada individu (Mukhtar, 2013).

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
R-Thalidomide dan S-Thalidomide merupakan enantiomer yang
memiliki efek inversi di dalam tubuh. R-Thalidomide sangat
menguntungkan untuk mengatasi kesulitan tidur, morning sickness, dan
sebagainya. Sedangkan S-Thalidomide menyebabkan bayi-bayi yang
dilahirkan mengalami phocomelia, yaitu keadaan dimana kaki dan tangan
memendek dengan jari-jari yang menyatu.
Di beberapa negara besar, sejak Maret 1962, disttibusi Thalidomide
dihentikan dan di beberapa negara lain, peredarannya diperketat sesuai
dengan System for Thalidomide Education and Prescribing Safety
(S.T.E.P.S.).

12
DAFTAR PUSTAKA

Basori, A. 2012. Aspek Chirality di Dalam Farmakologi Suatu Tantangan


Farmakoterapi di Masa Depan. Surabaya: Universitas Airlangga.
Chakre, G. S., S. U. Chakre dan P. R. Kulkarni. 2012. Phocomelia Syndrome-A
Case Report. Journal of Khrisna Institute of Medical Sciences University.
1(2): 150-151.
Fendy. 2004. Molekul Khiral dari “Thalidomide” Sampai “L-DOPA”. Tersedia
Online di http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/499/jbptitbpp-gdl-fendykimia-
24906-1-molekul-a.pdf [Diakses pada 30 November 2018].
Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Fintel, B., A. T. Samaras dan E. Carias. 2009. The Thalidomide Tragedy: Lessons
for Drug Safety and Regulation. Tersedia Online di
https://helix.northwestern.edu/article/thalidomide-tragedy-lessons-drug-
safety-and-regulation [Diakses pada 30 November 2018].
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. KBBI Daring.
Tersedia Online di https://kbbi.kemdikbud.go.id/ [Diakses pada 30
November 2018].
Mukhtar, K. 2013. Anesthesia Recommendations for Patients Suffering from
Pochomelia. Tersedia Online di
https://www.orpha.net/data/patho/Pro/en/Phocomelia-En.pdf [Diakses
pada 30 November 2018].
Nofiarny, D. 2016. Pengenalan Farmakovigilans: Apa dan Mengapa Diperlukan?.
Medicinus. 29(1): 53-56.

13

Anda mungkin juga menyukai