Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM

DENGAN ATONIA UTERI


Nomor : SOP/K3/12/I/2017
Terbit ke :1
No.Revisi :0
DINKES KAB.
SOP
Tgl.Diberlakukan : 02 Januari 2017 UPTD UNIT
KEBUMEN Halaman : 1/3 PUSKESMAS KEBUMEN III

DitetapkanKepala
UPTD Unit drg. Mira Maria Mirza
Puskesmas NIP. 197905042006042014
Kebumen III

1.PENGERTIAN Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan atau post partum
haemorrhage (PPH) adalah perdarahan atau hilangnya darah 500cc atau lebih yang
terjadi setelah anak lahir.
Atonia uteri adalah uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri.
2.TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan perdarahan post partum
3.KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Unit Puskesmas Kebumen III
Nomor 189.4/435/KAPUS/2016 Tentang Jenis-Jenis Pelayanan di Unit Pelayanan Terpadu
Daerah Unit Puskesmas Kebumen III
4.REFERENSI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan dan Rujukan.
5.PROSEDUR 1. Jika ditemukan perdarahan lebih dari 500cc dengan kontraksi uterus lembek,
waspada dan beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan penanganan perdarahan
2. Apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil
(masase) fundus uteri, segera lakukan kompresi bimanual interna (KBI).
3. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukan
secara obstetric (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus vagina ibu.
4. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi secara penuh.
5. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior
uterus kearah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke
arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang.
6. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding
uterus dan juga merangsang myometrium untuk berkontraksi.
7. Evaluasi keberhasilan :
a. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI
selama 2 menit, kemudian perlahan lahan keluarkan tangan dan pantau ibu
secara melekat selama kala empat.
b. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang
perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian, segera
lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
c. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk
melakukan kompresi bimanual eksterna, kemudian lakukan langkah-langkah
penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai
menyiapkan rujukan.
8. Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg/rektal. Jangan berikan
ergometrin kepada ibu dengan hipertensi, karena ergometrin dapat menaikan
tekanan darah.
9. Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500
cc larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin, 16 tetes permenit.
10. Pakai sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI.
11. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1-2 menit, segera rujuk ibu ke RS karena
hal ini bukan atonia sederhana. Ibu membutuhkan tindakan kegawatdaruratan di
fasilitas kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi
darah.
12. Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infus cairan
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM
DENGAN ATONIA UTERI
Nomor : SOP/K3/12/I/2017
Terbit ke :1
No.Revisi :0
DINKES KAB.
SOP
Tgl.Diberlakukan : 02 Januari 2017 UPTD UNIT
KEBUMEN Halaman : 1/3 PUSKESMAS KEBUMEN III

hingga ibu tiba di tempat rujukan :


a. Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit.
b. Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah
cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 liter dan kemudian lanjutkan dalam jumlah
125 cc/jam.
c. Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml (botol kedua) cairan infus dengan
tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk
rehidrasi.
13. Dokumentasi hasil pemeriksaan

6. BAGAN ALIR
Masase fundus uteri
Segera sesudah plasenta
lahir (maksimal 15 detik)

Ya
Uterus
Evaluasi rutin
kontraksi
?
Tidak

- Evaluasi/bersihkan bekuan darah/selaput ketuban


- Kompresi Bimanual Interna (KBI)  maks 5 menit

Ya - Pertahankan KBI 1-2 menit


Uterus - Keluarkan tangan secara
kontraksi hati-hati
? - Lakukan pengawasan Kala IV
Tidak

- Ajarkan keluarga melakukan Kompresi


Bimanual Eksterna (KBE)
- Keluarkan tangan (KBI) secara hati-hati
- Suntikkan methyl ergometrin 0,2 mg IM
- Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur
- Lakukan KBI lagi

Uterus Ya
Pengawasan Kala IV
kontraksi
?
Tidak
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM
DENGAN ATONIA UTERI
Nomor : SOP/K3/12/I/2017
Terbit ke :1
No.Revisi :0
DINKES KAB.
SOP
Tgl.Diberlakukan : 02 Januari 2017 UPTD UNIT
KEBUMEN Halaman : 1/3 PUSKESMAS KEBUMEN III

Rujuk, dan lakukan :


- Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit
- Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat
rujukan/hingga maks 1,5L dan lanjutkan dalam jumlah
125cc/jam
- Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml (botol kedua)
cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan
pemberian cairan secara oral untuk rehidrasi

Dokumentasi

7.UNIT TERKAIT 1. Ruang Persalinan


2. Ruang Pasca Persalinan

8. REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
1

3
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST PARTUM
DENGAN ATONIA UTERI
Nomor : SOP/K3/12/I/2017
Terbit ke :1
No.Revisi :0
DINKES KAB.
SOP
Tgl.Diberlakukan : 02 Januari 2017 UPTD UNIT
KEBUMEN Halaman : 1/3 PUSKESMAS KEBUMEN III

Anda mungkin juga menyukai