Instrumen Dan Telusur Full SNARS Rev.1
Instrumen Dan Telusur Full SNARS Rev.1
STANDAR NASIONAL
AKREDITASI RUMAH SAKIT
EDISI 1
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Hal.
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
TUJUAN ......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan
terus menerus oleh rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit,
setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi. Sejalan dengan
proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakukan review sandar akreditasi
mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS telah
memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai
tahun 2018.
Dengan diberlakukan SNARS 1, KARS memandang perlu tersedianya acuan untuk penilaian dan
persiapan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah instrumen akreditasi SNARS 1 oleh KARS.
TUJUAN
1. Untuk Surveior
• Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei
• Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada waktu
survei
• Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit
melakukan simulasi.
• Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.
2. Untuk Rumah Sakit.
• Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditasi
• Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya
• Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam SNARS
1
Instrumen akreditasi SNARS I merupakan instrumen yang dipergunakan KARS untuk menilai
kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS I yaitu standar pelayanan berfokus pada pasien untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit.
Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP), telusur
dan skor dengan penjelasan sebagai berikut :
STANDAR
Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu
rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS.
Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar
lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu dan
bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS,
menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan
geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di
tempat di tempat.
Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau
kombinasinya yang berarti sebagai berikut :
(R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun
oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan,
peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program
(D) = Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau
pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen
rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan
lainnya.
TELUSUR
Telusur yang ada pada instrumen akreditasi SNARS i ini adalah untuk mengetahui pemenuhan elemen
standar dari setiap elemen penilaian. Telusur ini memandu surveior untuk mencari bukti pemenuhan
setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut :
(R) = Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah sakit.
Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai ........ atau 1) sampai
........, maka untuk menilai kelengkapan regulasi tersebut, surveior agar melihat
yang ada pada maksud dan tujuan.
Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang ...... maka regulasi yang ditelusuri tidak
harus semua regulasi harus ada atau TIDAK HARUS ada kebijakan, ada pedoman,
ada panduan, ada SPO dan ada program TETAPI dapat salah satu, yang perlu
diperhatikan oleh surveior adalah isi dari regulasi harus mengacu yang ada di
maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ....., maka regulasi yang ditelusuri
adalah berbentuk pedoman. Untuk mengetahui isi pedoman yang benar, surveior
agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundanganundangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian ....., maka regulasi
yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui
isi pedoman pengorganisasian yang benar, surveior agar melihat maksud dan
tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ....., maka regulasi yang
ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui isi
pedoman pelayanan yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan
peraturan-perundangan-undangan terkait.
Bila pada kolom telusur tertulis program ....., maka regulasi yang ditelusuri, adalah
berbentuk program. Untuk mengetahui isi program yang benar, surveior
o Bukti materi tentang … o Bukti laporan tentang … o Bukti tentang ……, berupa
a.l. ………..
o Bukti sertifikat o Bukti supervisi: o Bukti form check list (ceklis) o Bukti
pelaksanaan supervisi
(O) = Untuk mendapatkan bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai
dengan regulasi maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses
kegiatan atau pelayanan.
Observasi ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa
juga dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya :
hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi
pelaksanaan hand hygiene dengan menggunakan sampel, dari hasil observasi
tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahui. Misal dari 10 sampel hanya 5
orang yang melakukan hand hygiene dengan benar.
(S) = Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan
kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta
staf rumah sakit untuk memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan
mengacu persyaratan yang ada di EP.
Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/ pelayanan dapat juga merupakan
cross check bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah mengikuti
pelatihan sehingga mampu memperagakan kegiatan tersebut, misalnya simulasi
penggunaan APAR. Simulasi juga dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah
pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya : hasil audit hand hygiene
RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene,
misalnya berdasarkan observasi hanya 50 %, dan setelah surveior meminta
simulasi hanya 50 % staf RS yang mampu melaksanakan, padahal bukti dokumen
pelatihan hand hygiene sudah 100 %. Maka bukti pelatihan tersebut tidak valid.
SKOR
Pada kolom skor tertulis sebagai berikut :
10 : TL (terpenuhi lengkap)
5 : TS (Terpenuhi sebagian)
0 : TT (Tidak Terpenuhi)
1. Pemberian skoring
Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10, sesuai pemenuhan rumah sakit pada
elemen penilaian (EP)
Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian
Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab
Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan mengurangi
jumlah EP
2. Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut :
Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
minimal 80 %
Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
antara 20 – 79 %
Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
kurang dari 20 %
2. Hasil jawaban "ya" atau jawaban "biasanya" atau jawaban "jarang" atau
wawancara dari "selalu" "kadang-kadang" "tidak pernah"
pemenuhan
persyaratan
yang ada
di EP
3. Regulasi kelengkapan regulasi kelengkapan regulasi 20 kelengkapan regulasi
sesuai 80 % - 79 % kurang 20 %
dengan yang
dijelaskan di
maksud dan
tujuan
pada
standar
D Bukti hasil pengumpulan data dan Akreditasi pertama : Data dan informasi
informasi yang meliputi indikator area terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul
klinis, manajemen, sasaran keselamatan sejak 3 bulan sebelum survei
pasien, insiden keselamatan pasien, dan
tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK Akreditasi ulang : Data dan informasi terkait
IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul
sejak 12 bulan sebelum survei
Contoh 2) :
o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain
bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang
berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat gambar di
bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review rekam
medis.
Contoh
Pada saat survei awal atau ulang, rumah sakit tidak memenuhi standar penggunaan darah dan
produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur klinis belum ada dan belum
dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan. Ketika surveior
kembali untuk melakukan survei remedial, rumah sakit tersebut menunjukkan bukti bahwa
panduan dan prosedur klinis telah dibuat dan berdasarkan bukti dari literatur, organisasi profesi,
dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup proses untuk butir a) sampai e) di maksud dan
tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi tentang panduan ini dan wawancara dengan staf
menunjukkan bahwa mereka telah mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada rekam
medis menunjukkan bahwa proses ini telah dilakukan.
Berdasarkan tindak lanjut oleh rumah sakit dan bukti yang dilihat oleh surveior, maka rumah sakit
akan dianggap patuh sepenuhnya.
Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau
tindakan dan kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses identifikasi yang
digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien,
tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). Nomor
kamar pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area
layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya.
Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi
pasien dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi
terhadap pasien koma
• Staf pendaftaran
• Staf klinis
W
• Pasien/keluarga
3. Identifikasi pasien dilakukan sebelum O Lihat proses identifikasi sebelum tindakan, prosedur 10 TL
dilakukan tindakan, prosedur diagnostik, diagnostik dan teraputik. Identifikasi minimal 5 TS
dan terapeutik. menggunakan dua identitas dari tiga identitas pasien, 0 TT
(O,W,S) identifikasi dilakukan secara verbal atau visual
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
W
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
S
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian O Lihat proses identifikasi sebelum pemberian obat, 10 TL
obat, darah, produk darah, pengambilan darah, produk darah, pengambilan spesimen, dan 5 TS
spesimen, dan pemberian diet (lihat juga pemberian diet 0 TT
PAP 4; AP 5.7). (O,W,S)
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
S
5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian O Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum pemberian 10 TL
radioterapi, menerima cairan intravena, radioterapi, menerima cairan intravena, 5 TS
hemodialisis, pengambilan darah atau hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan 0 TT
pengambilan spesimen lain untuk spesimen lain, katerisasi jantung, prosedur radiologi
diagnostik, dan
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin dilakukan maka
harus ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan
darurat, identifikasi dan penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil
pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau hasil
pemeriksaaan oleh penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil pemeriksaaan, dan
pengirim memberi konfirmasi atas apa yang telah ditulis secara akurat
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan staf
keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif
(shift);
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit
perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik.
Elemen Penilaian SKP 2 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang komunikasi efektif R Regulasi tentang komunikasi efektif antar profesional 10 TL
antar profesional pemberi asuhan. (lihat pemberi asuhan, sesuai MKE 1 EP 1 - -
juga TKRS 3.2). (R) 0 TT
2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang komunikasi 10 TL
antar profesional pemberi asuhan. (D,W) efektif 5 TS
0 TT
W • DPJP
• PPA lainnya
• Staf klinis
• DPJP
W • Staf klinis
• DPJP
W • PPA lainnya
• Staf klinis
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang D Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan dan 10 TL
harus melaporkan dan siapa yang harus siapa yang harus menerima nilai kritis hasil 5 TS
menerima nilai kritis hasil pemeriksaan pemeriksaan diagnostik 0 TT
diagnostik dan dicatat di rekam medis
(lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (D,W,S) • DPJP
W
• Staf klinis
3
Penyebab terjadinya medication error ini adalah:
1) pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai
2) tersedia produk baru
3) kemasan dan label sama
4) indikasi klinik sama
5) bentuk, dosis, aturan pakai sama
6) terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah
Elemen Penilaian SKP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penyediaan, R Regulasi tentang obat yang perlu di waspadai 10 TL
penyimpanan, penataan, penyiapan, dan - -
penggunaan obat yang perlu di waspadai 0 TT
(R)
2. Rumah sakit mengimplementasikan D Bukti pelaksanaan terkait obat yang perlu diwaspadai 10 TL
regulasi yang telah dibuat (D,W) 5 TS
• Apoteker/TTK 0 TT
W • Staf klinis
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua D Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai. 10 TL
obat yang perlu diwaspadai, yang 5 TS
disusun berdasar data spesifik sesuai O Lihat daftar di unit terkait 0 TT
kebijakan dan prosedur
(D,O,W)
W • Apoteker/TTK/Asisten apoteker
• Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, D Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai di tempat 10 TL
penyimpanan obat yang perlu penyimpanan obat. 5 TS
diwaspadai, termasuk obat 0 TT
“lookalike/sound-alike” semua diatur di Lihat tempat penyimpanan obat yang perlu
tempat aman (D,O,W) O
diwaspadai
• Apoteker
W • TTK
• Asisten apoteker
Standar SKP 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit konsentrat.
Elemen Penilaian SKP 3.1 Telusur Skor
W • Apoteker
• TTK
• Asisten apoteker
SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG
MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-Pasien
yang menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut :
1. Beri tanda di tempat operasi
2. Dilakukan verifikasi pra-operasi
3. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai
4. Melakukan verifikasi pasca operasi
Staf RS
W
4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat W Staf RS 10 TL
cuci tangan. (W,O,S) 5 TS
O Lihat fasilitas untuk cuci tangan (1 tempat tidur satu 0 TT
handrub), lihat kepatuhan staf pada lima saat cuci
tangan.
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko 10 TL
asesmen terhadap semua pasien rawat jatuh 5 TS
inap dan rawat jalan dengan kondisi, 0 TT
diagnosis, lokasi terindikasi berisiko Lihat hasil asesmen risiko jatuh di rawat inap dan
tinggi jatuh sesuai kebijakan dan O
rawat jalan
prosedur
(D,O,W)
• PPJA
W
• Staf klinis
3. Rumah sakit melaksanakan proses D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen risiko 10 TL
asesmen awal, asesmen lanjutan, jatuh 5 TS
asesmen ulang dari pasien pasien rawat 0 TT
inap yang berdasar catatan O Lihat asesmen awal dan ulang/lanjutan dari pasien
teridentifikasi risiko jatuh (D,O,W) rawat inap.
• PPJA
W • Staf klinis
• Pasien/keluarga
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan 10 TL
di dalam maupun di luar rumah sakit. skrining di dalam maupun di luar rumah sakit. 5 TS
(D,W) 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
W
3. Ada proses pemeriksaan penunjang D Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk 10 TL
yang diperlukan/spesifik untuk skrining sesuai PPK 5 TS
menetapkan apakah pasien diterima 0 TT
atau dirujuk. (D,W) W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Petugas laboratorium dan Radiologi
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan D Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis 10 TL
apakah kebutuhan pasien sesuai 5 TS
dengan kemampuan rumah sakit W • Staf medis 0 TT
(lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W) • Staf keperawatan
5. Pasien diterima bila rumah sakit dapat D Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis 10 TL
memberi pelayanan rawat jalan dan 5 TS
rawat inap yang dibutuhkan O Kesesuaian pemberian pelayanan rawat jalan dan rawat 0 TT
pasien.(D,O,W) inap yang dibutuhkan pasien
W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf admisi
6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan 10 TL
dipindahkan atau dirujuk sebelum untuk skrining 5 TS
diperoleh hasil tes yang dibutuhkan 2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis 0 TT
tersedia.(D,O,W)
Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan penunjang
O
untuk memutuskan untuk dirawat atau dirujuk
• Staf medis
• Staf keperawatan
W
Standar ARK 1.1
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk
asesmen dan tindakan.
Maksud dan Tujuan ARK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses triase R Regulasi tentang triase berbasis bukti 10 TL
berbasis bukti. (R) 5 TS
0 TT
2. Ada pelaksanaan penggunaan proses D Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis bukti 10 TL
triase berbasis bukti yang digunakan 5 TS
untuk memprioritaskan pasien W • Dokter IGD 0 TT
sesuai dengan kegawatannya (D,W) • Perawat IGD
3. Staf sudah terlatih menggunakan D Bukti pelaksanaan pelatihan internal tentang triase 10 TL
kriteria. (D,W,S) berbasis bukti yang digunakan 5 TS
0 TT
W • Dokter IGD
• Perawat IGD
2. Ada pelaksanaan skrining pasien D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk 10 TL
masuk rawat inap untuk menetapkan skrining pasien rawat inap 5 TS
kebutuhan 0 TT
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, • Staf medis
W
dan r2ehabilitative. (D,W) • Staf keperawatan
3. Temuan diproses skrining D Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan untuk 10 TL
menentukan pelayanan atau menetapkan rencana asuhan dan tindakan pada pasien 5 TS
tindakan kepada pasien. (D,O,W) 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
W
4. Prioritas diberikan pada pelayanan D Bukti tentang penetapan prioritas untuk pelayanan 10 TL
terkait preventif, paliatif, kuratif, dan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif 5 TS
rehabilitatif. (D) 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
W
Standar ARK 1.3
Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan
dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
2. Pasien diberi tahu alasan penundaan D Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan 10 TL
dan kelambatan pelayanan dan kelambatan pelayanan dan diberi informasi tentang 5 TS
diberi informasi tentang alternatif alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan 0 TT
yang tersedia sesuai kebutuhan klinis dicatat di rekam medis
pasien dan dicatat di rekam medis.
(D,W) • Staf medis
• Staf keperawatan
W • Pasien
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses
pendaftaran rawat jalan.
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien 10 TL
pasien rawat inap dan pendaftaran rawat inap dan rawat jalan 5 TS
rawat jalan. (D,W) 0 TT
W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien 10 TL
pasien gawat darurat ke unit rawat gawat darurat ke unit rawat inap 5 TS
inap. (D,W) 0 TT
W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien
4. Ada pelaksanaan proses menahan D Bukti tentang edukasi pelaksanaan menahan pasien untuk 10 TL
pasien untuk observasi. observasi 5 TS
(D,W) W 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien
5. Ada pelaksanaan proses mengelola D Bukti tentang pemberian informasi rujukan dan 10 TL
pasien bila tidak tersedia tempat pengelolaan pasien apabila tempat tidak tersedia 5 TS
tidur pada unit yang dituju maupun 0 TT
di seluruh rumah sakit. (D,W) • Staf medis
W
• Staf keperawatan
• Pasien/keluarga
Pasien/keluarga
• Staf Admisi
• Staf medis
W • Staf keperawatan
• Pasien/keluarga
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang penjelasan termasuk 10 TL
yang diharapkan dan hasil asuhan yang diharapkan 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 0 TT
W • Staf Admisi
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien/keluarga
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya D Bukti materi penjelasan perkiraan biaya yang ditanggung 10 TL
yang ditanggung pasien atau pasien atau keluarga antara lain tarif RS 5 TS
keluarga. (D,W) 0 TT
• Staf admisi
• Pasien/keluarga
W
4. Penjelasan yang diberikan difahami W Pasien/keluarga 10 TL
oleh pasien atau keluarga untuk 5 TS
membuat keputusan. (W) 0 TT
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi masalah. Semua staf
rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen
risiko dapat ikut berperan serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer
Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada penempatan
pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan
pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit
darurat dan di unit intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit.
Diharapkan rumah sakit dapat mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
Elemen Penilaian ARK 2.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur tentang R Regulasi tentang proses untuk mengatur alur pasien di 10 TL
proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g) di 5 TS
rumah sakit termasuk elemen a) maksud dan tujuan 0 TT
sampai dengan g) di maksud dan
tujuan.
(R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur D Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk 10 TL
pasien untuk menghindari menghindari penumpukan termasuk pada keadaan 5 TS
penumpukan. (D,W) bencana 0 TT
• Dokter IGD
W
• Perawat IGD
• Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi dan upaya perbaikan 10 TL
pengaturan alur pasien secara pengaturan alur pasien secara berkala 5 TS
berkala dan melaksanakan upaya 0 TT
perbaikannya. (D,O,W) Lihat pelaksanaan pelayanan pasien IGD
O
W • Dokter IGD
• Perawat IGD
• Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien
Maksud dan Tujuan ARK 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 3 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan proses R Regulasi tentang perencanaan pemulangan pasien (P3) 10 TL
penyusunan perencanaan atau discharge planning termasuk kriteria 5 TS
pemulangan pasien (P3), dimulai pasien yang membutuhkan P3 0 TT
pada asesmen awal rawat inap dan
menetapkan kriteria pasien yang
membutuhkan P3 (R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat D Bukti tentang pelaksanaan P3 atau discharge planning 10 TL
direkam medis sesuai regulasi RS dicatat di rekam medis 5 TS
(D,W) (Lihat AP 2 dan ARK 4) 0 TT
W • DPJP
• Staf keperawatan
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient/Person
Centered Care–PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-centred health services.
(WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016–2026, July 2015).
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan
vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya
atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang
berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai
terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut:
• keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
• dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA)
(Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
• profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu antara
lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical
Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi);
• perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
• asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
• manajer pelayanan pasien/case manager.
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan
manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
• pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
• terpelihara kesinambungan pelayanan;
• pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
• kemampuan pasien mengambil keputusan;
• keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
• optimalisasi sistem pendukung pasien;
• pemulangan yang aman;
• kualitas hidup dan kepuasan pasien.
Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga merupakan
alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat
mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan
asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar
form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi
manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan
manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi
awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua
form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP)
dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko – kesempatan, serta
perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (discharge
planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi, koordinasi,
komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan
kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP),
pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat: i) Pelayanan darurat dan penerimaan
rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur
klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya.
Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4;
PAB 7.2)
Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses dan R Regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk 10 TL
pelaksanaan untuk mendukung mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan, 5 TS
kesinambungan dan koordinasi sebagai asuhan pasien terintegrasi yang berpusat pada 0 TT
asuhan, termasuk paling sedikit i) pasien (patient centered care) termasuk:
sampai dengan m) di dalam maksud • penetapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh waktu di
dan tujuan, sesuai regulasi rumah jam kerja
sakit (lihat juga • ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP 4 Sesuai
TKRS 10). (R) PAP 2
• Staf Klinis
W • Manajer Pelayanan Pasien
4. Pasien yang mendapat pelayanan R Sesuai EP 1 10 TL
MPP, pencatatannya dilakukan dalam 5 TS
Form MPP selalu diperbaharui untuk D Bukti form MPP (form A dan form B) 0 TT
menjamin komunikasi dengan PPA.
(R,D)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang 10 TL
pelayanan didukung dengan difasilitasi oleh MPP 5 TS
menggunakan perangkat pendukung, 0 TT
seperti rencana asuhan PPA, catatan O Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
MPP, panduan, atau perangkat kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
lainnya. (D,O,W)
• DPJP/PPA lainnya
• Manajer Pelayanan Pasien
W • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang 10 TL
dibuktikan di semua tingkat/fase difasilitasi oleh MPP di semua tingkat/fase asuhan pasien 5 TS
asuhan pasien. (D,O,W) 0 TT
Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
O
• DPJP/PPA lainnya
• Manajer Pelayanan Pasien
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
W
(R)
W • Pimpinan RS
• Komite medis/sub komite kredensial
• DPJP
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
1. Ada regulasi tentang transfer pasien R Regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di 10 TL
antar unit pelayanan di dalam rumah dalam rumah sakit, termasuk penetapan form transfer 5 TS
sakit dilengkapi dengan form transfer yang meliputi EP 2 sampai dengan EP 7 0 TT
pasien. (R)
2. Form tersebut memuat indikasi pasien D Bukti form transfer memuat indikasi pasien masuk dirawat 10 TL
masuk dirawat. (D) 5 TS
0 TT
3. Form tersebut memuat riwayat D Bukti form transfer memuat riwayat kesehatan, 10 TL
kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik 5 TS
pemeriksaan diagnostik. (D) 0 TT
4. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap diagnosis yang dibuat 10 TL
diagnosis yang dibuat. (D) 5 TS
0 TT
5. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap prosedur yang 10 TL
prosedur yang dilakukan. (D) dilakukan 5 TS
0 TT
2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai D Bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria 10 TL
dengan kriteria 5 TS
pemulangan pasien. (D,W) • DPJP 0 TT
W • Staf keperawatan
• Manajer Pelayanan Pasien
3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria R Sesuai EP 1 10 TL
tentang pasien yang diizinkan untuk 5 TS
keluar meninggalkan rumah sakit 0 TT
selama periode waktu tertentu. (R)
4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien D Bukti tentang pelaksanaan pasien yang diizinkan 10 TL
yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu 5 TS
meninggalkan rumah sakit selama 0 TT
periode waktu tertentu. (D,W) • DPJP/PPA lainnya
• Staf klinis
W
• Manajer Pelayanan Pasien
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien D Bukti pelaksanaan rujukan untuk kesinambungan asuhan 10 TL
bila diperlukan dapat ditujukan 5 TS
kepada fasilitas kesehatan baik • DPJP 0 TT
perorangan ataupun institusi yang W • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
berada di komunitas dimana pasien • Manajer Pelayanan Pasien
berada yang bertujuan untuk • Pasien/keluarga
memberikan bantuan pelayanan.(D)
1. Ringkasan pulang memuat riwayat D Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, 10 TL
kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. 5 TS
pemeriksaan diagnostik. 0 TT
(D)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi D Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien 10 TL
pasien dirawat inap, diagnosis, dan dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain 5 TS
komorbiditas lain. 0 TT
(D)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur D Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan 10 TL
terapi dan tindakan yang telah tindakan yang telah dikerjakan 5 TS
dikerjakan. (D) 0 TT
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang diberikan 10 TL
diberikan termasuk obat termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit sesuai 5 TS
setelah pasien keluar rumah sakit. PKPO 4.3 EP 2 0 TT
(D)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan 10 TL
kesehatan pasien (status present) pasien (status present) saat akan pulang dari rumah sakit 5 TS
saat akan pulang dari rumah sakit. 0 TT
(D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak 10 TL
tindak lanjut dan dijelaskan kepada lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga 5 TS
pasien dan keluarga. (D) 0 TT
• DPJP
• Kepala instalasi rawat inap/kepala unit rawat inap
W
• Staf Rekam Medis
• Pasien/keluarga
1. Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan R Regulasi tentang pasien rawat jalan yang asuhannya 10 TL
dengan asuhan yang kompleks atau kompleks meliputi: 5 TS
yang diagnosisnya kompleks 1) kriteria diagnosis yang kompleks 0 TT
diperlukan Profil Ringkas Medis 2) kriteria asuhan yang kompleks
Rawat Jalan (PRMRJ) yang sesuai 3) kriteria yang memerlukan Profil Ringkas Medis Rawat
dengan regulasi rumah sakit. (R) Jalan (PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar mudah ditelusur (easy
to retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam PRMRJ oleh DPJP(EP 3)
2. Ada regulasi yang menetapkan bahwa R Sesuai EP 1 10 TL
proses PRMRJ mudah 5 TS
ditelusur (easy to retrieve) dan 0 TT
mudah di-review. (R)
3. Informasi penting yang dimasukkan ke R Sesuai EP 1 10 TL
dalam PRMRJ 5 TS
diidentifikasi oleh DPJP. (R,D) D Bukti pelaksanaan pencatatan informasi penting yang 0 TT
dimasukkan ke dalam PRMRJ yang diidentifikasi oleh DPJP
4. Proses tersebut dievaluasi untuk D Bukti pelaksanaan tentang evaluasi pengisian PRMJ oleh 10 TL
memenuhi kebutuhan para DPJP dan DPJP untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien 5 TS
meningkatkan mutu serta 0 TT
keselamatan pasien. (D,W) • DPJP
• Staf klinis
W
• Staf Rekam Medis
• Komite/tim PMKP
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri.
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai D Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan 10 TL
dengan kebutuhan kesinambungan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien 5 TS
asuhan pasien. 0 TT
(D)
3. Rumah sakit yang merujuk D Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat 10 TL
memastikan bahwa fasilitas memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk 5 TS
kesehatan yang menerima dapat 0 TT
memenuhi kebutuhan pasien yang W • DPJP
dirujuk. (D,W) • Staf keperawatan
• Petugas Ambulance
4. Ada kerjasama rumah sakit yang R Regulasi tentang kerjasama rumah sakit yang merujuk 10 TL
merujuk dengan rumah sakit dengan rumah sakit yang menerima rujukan yang sering 5 TS
yang menerima rujukan yang dirujuk 0 TT
sering dirujuk. (R)
Standar ARK 5.1
Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
Maksud dan Tujuan ARK 5.1 : Lihat SNARS 1
1. Ada staf yang bertanggung jawab D Bukti tentang penunjukan staf yang bertanggung jawab 10 TL
dalam pengelolaan rujukan termasuk dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan 5 TS
untuk memastikan pasien diterima di pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat 0 TT
rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien
memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)
• DPJP
W • Staf keperawatan
• Staf klinis terkait
2. Selama proses rujukan ada staf yang D Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai dengan 10 TL
kompeten sesuai dengan kondisi kondisi pasien yang selalu memonitor dan mencatatnya 5 TS
pasien yang selalu memonitor dan dalam rekam medis 0 TT
mencatatnya dalam rekam medis.
(D,W) • Staf keperawatan
W
• Petugas pendamping
• Staf keperawatan
• Staf Farmasi
W • Petugas Ambulance
4. Ada proses serah terima pasien antara D Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien antara staf 10 TL
staf pengantar dan yang pengantar dan yang menerima 5 TS
menerima. (D,O,W) 0 TT
O Lihat form serah terima pasien
W • Staf terkait
• Petugas Ambulance
5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila D Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila rujukan 10 TL
rujukan yang dibutuhkan tidak dapat yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan 5 TS
dilaksanakan. (D) 0 TT
Standar ARK 5.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 5.2 : Lihat SNARS 1
Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin kesinambungan asuhan.
Dokumen rujukan berisi
a) identitas pasien;
b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan; c)
diagnosis kerja.
d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e) tujuan rujukan;
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau
tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien
meninggal atau membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter yang
menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama proses rujukan.
Elemen Penilaian ARK 5.2 Telusur Skor
1. Dokumen rujukan berisi nama dari D Bukti form rujukan memuat nama dari fasilitas pelayanan 10 TL
fasilitas pelayanan kesehatan yang kesehatan yang menerima dan nama orang yang 5 TS
menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien 0 TT
menyetujui menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi alasan pasien D Bukti form rujukan memuat alasan pasien dirujuk, 10 TL
dirujuk, memuat kondisi pasien, dan memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih 5 TS
kebutuhan lanjut. 0 TT
pelayanan lebih lanjut. (D)
• DPJP
W • Komite/tim PMKP
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
• Staf keperawatan
• Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan, serta pasien
rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi tentang transportasi pasien meliputi: 10 TL
transportasi pasien sesuai dengan 1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan 5 TS
kebutuhannya yang meliputi kesehatan sesuai dengan kondisi pasien, termasuk 0 TT
asesmen kebutuhan transportasi, pasien rawat jalan
obat, bahan medis habis pakai, serta 2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat
alat kesehatan dan peralatan medis kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan kondisi
pasien
sesuai dengan kebutuhan pasien. (R)
3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses
rujukan
2. Berdasar atas hasil asesmen, alat D Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen 10 TL
transportasi yang digunakan untuk 5 TS
rujukan harus sesuai dengan kondisi Penyediaan alat transportasi pasien 0 TT
dan kebutuhan pasien dan
memenuhi ketentuan keselamatan O
transportasi termasuk memenuhi • Kepala unit pelayanan
persyaratan W • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
PPI. (D,O,W) • Staf terkait
• Sopir ambulans
3. Bila alat transportasi yang digunakan D Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi sesuai 10 TL
terkontaminasi cairan tubuh pasien PPI 7.2 5 TS
atau pasien dengan penyakit 0 TT
menular harus dilakukan proses O Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi alat
dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2) transportasi
(D,O,W)
• IPCN
W • Staf terkait
• Sopir ambulans
4. Ada mekanisme untuk menangani D Bukti pelaksanaan penanganan pengaduan/keluhan 10 TL
keluhan proses transportasi dalam dalam proses rujukan 5 TS
rujukan. 0 TT
(D,W) • Staf terkait
W
• Sopir ambulans
Standar HPK 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam asuhan.
4. Semua staf memperoleh edukasi dan D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hak dan kewajiban 10 TL
memahami tentang hak serta pasien 5 TS
kewajiban pasien dan keluarga, juga 0 TT
dapat menjelaskan tanggung • Kepala diklat
jawabnya melindungi hak pasien. W
• Staf RS
(D,W)
Standar HPK 1.1
Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien serta merespon
permintaan yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian.
Maksud dan Tujuan HPK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1.1 Telusur Skor
1. Agama, keyakinan dan nilai-nilai D Bukti dalam RM tentang identifikasi agama, keyakinan 10 TL
pribadi pasien teridentifikasi (D,W). dan nilai-nilai pribadi pasien 5 TS
(lihat juga MKE.8 EP 1) 0 TT
W • Staf rekam medis
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
2. Staf memberikan asuhan dengan cara D Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati agama, 10 TL
menghormati agama, keyakinan dan keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien 5 TS
nilai-nilai pribadi pasien (lihat juga 0 TT
MKE.8 EP 2). (D,W) W • Staf klinis
• Pasien/keluarga
3. Rumah sakit menanggapi permintaan D 1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan 10 TL
rutin, termasuk permintaan kompleks 2) Bukti permintaan pelayanan rohani 5 TS
terkait dukungan agama atau 3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani 0 TT
bimbingan
kerohanian. (D,W,S)
W • Staf klinis
• Pasien/keluarga
1. Ada regulasi tentang kewajiban R Regulasi tentang wajib simpan rahasia pasien dan 10 TL
simpan rahasia pasien dan menghormati kebutuhan privasi pasien 5 TS
menghormati kebutuhan privasi 0 TT
pasien. (R)
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa D Bukti pelaksanaan tentang penjelasan kerahasiaan 10 TL
segala informasi tentang kesehatan informasi kesehatan pasien 5 TS
pasien adalah rahasia dan 0 TT
kerahasiaan itu akan dijaga sesuai W • Staf klinis
peraturan perundangundangan. • Pasien/keluarga
(D,W)
3. Pasien diminta persetujuannya untuk D Bukti pelaksanaan permintaan persetujuan pelepasan 10 TL
pelepasan informasi yang tidak informasi kepada pihak luar oleh pasien misalnya: 5 TS
tercakup dalam peraturan asuransi, BPJS, perusahaan, Dinas 0 TT
perundang-undangan. (D,W) Kesehatan
• Staf klinis
W
• Staf terkait
• Pasien / keluarga
Staf terkait
W
3. Staf rumah sakit memahami peran D Bukti pelaksanaan proses perlindungan 10 TL
mereka dalam tanggung jawabnya 5 TS
dalam melaksanakan proses O Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan 0 TT
perlindungan. (D,O,W)
W • Staf terkait
• Pasien / keluarga
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan
1. Ada regulasi tentang hak pasien untuk R Regulasi tentang pemberian informasi semua aspek 10 TL
mendapatkan informasi tentang asuhan dan tindakan medis serta DPJP dan PPA yang - -
kondisi, diagnosis pasti, rencana memberi asuhan 0 TT
asuhan dan dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan serta
diberitahu tentang hasil asuhan
termasuk kemungkinan hasil yang
tidak terduga. (R)
2. Pasien diberi informasi tentang kondisi D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang kondisi 10 TL
medis mereka dan diagnosis pasti. medis dan diagnosis pasti 5 TS
(D,W) ( lihat juga 0 TT
MKE.9 EP 1) • DPJP
W
• PPJA
• Pasien/keluarga
3. Pasien diberi informasi tentang D Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang rencana 10 TL
rencana asuhan dan tindakan yang asuhan dan tindakan yang akan dilakukan, sesuai MKE 9 5 TS
akan dilakukan dan berpartisipasi EP 1 0 TT
dalam pengambilan keputusan.
(D,W) • DPJP
W
• PPJA
• Pasien/keluarga
4. Pasien diberi tahu bilamana D Bukti pelaksanaan pemberian informasi bila 10 TL
“persetujuan tindakan” (informed diperlukan persetujuan kedokteran, sesuai MKE 9 EP 5 TS
consent) diperlukan dan bagaimana 4, PAB 5.1 dan PAB 7.1 0 TT
proses memberikan persetujuan.
(D,W) • DPJP
W
• Pasien/keluarga
5. Pasien dijelaskan dan memahami D Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil 10 TL
tentang hasil yang diharapkan dari dan proses asuhan/pengobatan. 5 TS
proses asuhan dan pengobatan 0 TT
(lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan • DPJP
W
PAP.2.4). (D,W) • Pasien/keluarga
6. Pasien dijelaskan dan memahami bila D Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil 10 TL
terjadi kemungkinan hasil yang tidak yang tidak terduga. 5 TS
terduga (lihat juga PAP.2.4 EP 2). 0 TT
(D,W) W • DPJP
• Pasien/keluarga
• Staf klinis
W • Pasien / keluarga
d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi dari
berbagai sudut pandang
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam medis
pasien
2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi D Bukti pelaksanaan pasien yang menolak pelayanan 10 TL
tersebut. (D,W) resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup dasar 5 TS
0 TT
• DPJP/PPA lainnya
• Staf klinis
W
• Pasien / keluarga
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima, menanggapi
dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien.
Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
2. DPJP menjelaskan informasi tindakan D Bukti pemberian informasi tindakan kedokteran yang 10 TL
yang akan diambil dan bila perlu akan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis 5 TS
dapat dibantu staf terlatih. (D,W) 0 TT
• DPJP
• Pasien/keluarga
W
3. Pasien memahami informasi tentang D 1) Bukti pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
tindakan yang memerlukan 2) Bukti penolakan/persetujuan 5 TS
persetujuan khusus (informed 0 TT
consent) melalui cara dan bahasa
W • DPJP
yang dimengerti oleh pasien. Pasien
• PPJA/staf klinis
dapat
• Pasien/keluarga
memberikan/menolak persetujuan
khusus (informed consent) tersebut.
(D,W)
Standar HPK 5.2
Persetujuan khusus (informed consent) diberikan sebelum operasi, anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah dan
produk darah, tindakan dan prosedur serta pengobatan lain dengan risiko tinggi yang ditetapkan oleh regulasi rumah sakit
2. Rumah sakit menetapkan dan D Bukti pelaksanaan proses persetujuan bila pasien tidak 10 TL
melaksanakan proses, apabila orang kompeten tanda tangan pada informed consent 5 TS
lain yang memberi persetujuan 0 TT
khusus (informed consent). (D,W) W • DPJP
• Dokter Anestesi
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
3. Nama orang yang menggantikan D Bukti dalam rekam medis tentang pencatuman nama 10 TL
pemberi persetujuan dalam orang yang menggantikan pemberian persetujuan bila 5 TS
persetujuan khusus (informed pasien tidak kompeten 0 TT
consent) sesuai peraturan perundang-
undangan, tercatat di rekam medik. • Staf klinis
W
(D,W) • Pasien/keluarga
PENELITIAN, DONASI DAN TRANSPLANTASI ORGAN
Standar HPK 6
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek penelitian.
Maksud dan Tujuan HPK 6 dan HPK 6.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi tentang tanggung jawab pimpinan RS dalam 10 TL
dimana pimpinan rumah sakit perlindungan terhadap pasien yang digunakan sebagai - -
bertanggung jawab atas subyek penelitian/uji klinis 0 TT
perlindungan terhadap pasien yang
menjadi subyek peserta penelitian,
dan mempromosikan kode etik dan
perilaku professional serta
mendorong kepatuhan terhadap
kode etik profesi dan perilaku
professional termasuk dalam
penelitian serta menyediakan
sumber daya yang
2. Pimpinan rumah sakit, secara lisan D Bukti pelaksanaan penyampaian informasi tentang 10 TL
dan tertulis, mengkomunikasikan ke regulasi pada HPK 6 EP 1 5 TS
seluruh staf rumah sakit mengenai 0 TT
komitmen mereka untuk melindungi O Lihat bukti pelaksanaan penyampaian informasi
manusia/pasien sebagai subjek
peserta penelitian dan mendukung • Staf peneliti
W
perilaku yang sesuai dengan kode • Komite Etik Penelitian
etik profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat • Staf Diklit
juga TKRS.12)
3. Pimpinan rumah sakit menentukan D Bukti penetapan Komite Etik Penelitian disertai uraian 10 TL
komite yang bertanggung jawab atas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. 5 TS
kesinambungan perkembangan dan 0 TT
kepatuhan terhadap semua W • Staf peneliti
peraturan perundang-undangan • Komite Etik Penelitian
serta regulasi rumah sakit tentang • Staf Diklit
penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subyek. (D,W)
2. Pimpinan rumah sakit dan komite D Bukti tentang tersedianya anggaran yang adekuat untuk 10 TL
memiliki proses penyusunan program penelitian 5 TS
anggaran untuk menyediakan sumber 0 TT
daya yang adekuat agar program • Direktur
penelitian berjalan W
• Komite Etik Penelitian
efektif. (D,W)
• Kepala Diklit
3. Pimpinan rumah sakit menyediakan D Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi pasien bila 10 TL
atau memastikan terdapat jaminan terjadi KTD 5 TS
asuransi yang adekuat untuk 0 TT
menanggung pasien yang • Direktur
berpartisipasi dalam uji klinis yang W
• Komite Etik Penelitian
mengalami kejadian yang tidak
• Kepala Diklit
diharapkan (adverse
• Staf peneliti
event).(D,W)
• Pasien/keluarga
Standar HPK 6.2
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan akses ke
penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek.
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktuwaktu
dimana penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal ini kepada pasien dan
keluarganya.
W
• DPJP/staf klinis
• Komite Etik RS
• Pasien/keluarga
• Kepala Diklat
W
• Staf terkait
4. Rumah sakit mendapat persetujuan D Bukti pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor 10 TL
dari donor hidup. hidup 5 TS
(D,W) 0 TT
W • DPJP/staf klinis
• Komite Etik RS
• Pasien/keluarga
Standar AP 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan
spiritual pasien
Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat SNARS 1 Asesmen
pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR:
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan pasien (I
- informasi dikumpulkan).
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
kesehatan pasien. (A - analisis data dan informasi)
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (R- rencana
disusun)
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah dan 10 TL
jenis asesmen awal disiplin medis. jenis asesmen awal disiplin medis dengan metode 5 TS
(D,W) IAR 0 TT
• DPJP
W
• Unit rekam medis
• DPJP
W
• Unit rekam medis
4. Ada bukti keterlibatan keluarga dalam D Bukti dalam RM keterlibatan keluarga dalam 10 TL
melengkapi asesmen awal. melengkapi asesmen awal (alloanamnesa), termasuk 5 TS
(D,W) (lihat HPK 2 EP1) memberikan keputusan dalam rencana asuhan, 0 TT
sesuai ARK 2.1 EP 4 dan MKE 9 EP 5
Pasien /keluarga
W
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari
aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.1 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien rawat inap (ranap) meliputi pasien rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien 5 TS
riwayat kesehatan pasien dan dan pemeriksaan fisik, dengan menggunakan pola 0 TT
pemeriksaan fisik (D,W) IAR
DPJP
W
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien rawat inap meliputi faktor bio- pasien rawat inap meliputi faktor bio-psikososio- 5 TS
psiko-sosio-kulturalspiritual. (D,W) kultural-spiritual, dengan menggunakan pola IAR 0 TT
PPJA
W
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM asesmen awal pasien ranap 10 TL
pasien rawat inapmenghasilkan menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan 5 TS
diagnosis awal dan masalah pasien, dengan menggunakan pola IAR 0 TT
kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga
ARK 3) • DPJP
W
• PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien rawat inap harus selesai dalam rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau lebih 5 TS
waktu 24 jam atau lebih cepat sesuai cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan jam 0 TT
dgn kondisi pasien. (D,W)
• DPJP
• PPJA
W • Staf rekam medis
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM asesmen awal pasien rawat inap 10 TL
pasien ranap menghasilkan rencana menghasilkan rencana asuhan, dengan menggunakan 5 TS
asuhan (D,W) pola IAR, terintegrasi sesuai dengan AP 4 EP 1 dan 2 0 TT
dan PAP 2.1
• DPJP
W • PPJA
• MPP
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari
aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.2 Telusur Skor
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien gawat daruratmeliputi riwayat pasien gawat darurat yang mencakup riwayat 5 TS
kesehatan pasien dan pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan fisik. 0 TT
fisik. (D,W)
• DPJP
W
• PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien gawat darurat menghasilkan pasien gawat darurat menghasilkan diagnosis awal 5 TS
diagnosis awal dan masalah dan masalah kesehatan pasien 0 TT
kesehatan pasien. (D,W)
(lihat juga ARK 3 ) • DPJP
W
• PPJA
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal 10 TL
pasien gawat darurat menghasilkan pasien gawat darurat menghasilkan rencana asuhan 5 TS
rencana asuhan dengan metode IAR 0 TT
(D,W)
• DPJP
W
• PPJA
Standar AP 1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus
3
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen
dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Elemen Penilaian AP 1.4.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen R Regulasi tentang kriteria asesmen kebutuhan 10 TL
kebutuhan fungsional dan risiko fungsional dan risiko jatuh - -
jatuh, yang dikembangkan bersama 0 TT
staf yang kompeten dan berwenang.
(R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan D Bukti dalam RM tentang skrining kebutuhan 10 TL
fungsional termasuk risiko jatuh. fungsional dan risiko jatuh 5 TS
(lihat SKP 6) (D,W) 0 TT
W • PPJA
• Pasien/Keluarga
3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang rasa nyeri dan 10 TL
memfasilitasi asesmen ulangan yang tindak lanjutnya 5 TS
teratur dan tindak lanjut sesuai 0 TT
kriteria yang dikembangkan oleh RS W • PPJA
dan kebutuhan pasien. (D,W) • Pasien/Keluarga
Standar AP 1.6
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu.
Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1 Asesmen
tambahan antara lain untuk:
• Neonatus
• Anak
• Remaja
• Obstetri/maternitas
• Geriatri
• Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien)
• Sakit terminal/menghadapi kematian
• Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri (intense)
• Pasien dengan gangguan emosional atau pasien psikiatris
• Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol
• Korban kekerasan atau kesewenangan
• Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
• Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi
• Pasien dengan sistem imunologi terganggu
Tambahan asesmen terhadap pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dalam kerangka kultural pasien.
Proses asesmen disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional.
Elemen Penilaian AP 1.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi tentang R Regulasi tentang asesmen tambahan sesuai populasi 10 TL
asesmen tambahan untuk populasi - -
pasien tertentu (R) 0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen ulang 10 TL
medis dilaksanakan minimal satu kali medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, - -
sehari, termasuk akhir minggu / libur termasuk akhir minggu/libur untuk pasien akut 0 TT
untuk pasien akut (D,W)
• DPJP
• Pasien/keluarga
W
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen ulang 10 TL
oleh perawat minimal satu kali per oleh perawat minimal satu kali per sif atau sesuai 5 TS
shift atau sesuai dengan perubahan dengan perubahan kondisi pasien 0 TT
kondisi pasien. (D,W)
• PPJA
W
• Pasien/keluarga
4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang yang 10 TL
lainnya dilaksanakan dengan interval dilakukan oleh PPA lainnya 5 TS
sesuai regulasi RS. (D,W) 0 TT
W • PPA lainnya
• Pasien/keluarga
Standar AP 2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat
dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan AP 2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 2.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan pengaturan urutan R Regulasi tentang pengaturan urutan penyimpanan 10 TL
penyimpanan lembar-lembar RM agar lembar RM sesuai MIRM 13 EP 5 - -
mudah dicari kembali diakses dan 0 TT
terstandar, PPA dapat menemukan
dan mencari kembali hasil asesmen di
rekam medis. (R)
2. Asesmen ulang dicatat di dokumen D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang di 10 TL
Catatan Perkembangan Pasien dokumentasikan di CPPT 5 TS
Terintegrasi (CPPT). (D) 0 TT
Standar AP 3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan melakukan asesmen awal dan asesmen
ulang.
Maksud dan Tujuan AP 3 : Lihat SNARS 1
• PPA
W
• Pasien/keluarga
Standar AP 4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing
melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR),
dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan
mendesak bagi pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan AP 4 : Lihat SNARS 1
Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC). Hasil asesmen yang terintegrasi
menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yang bersifat integrasi horisontal maupun vertikal, dengan elemen:
a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
b) PPA bekerja d tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar Pelayanan Profesi masing-
masing
c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi
f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
1. Ada bukti hasil asesmen awal dan D Bukti dalam RM tentang hasil asesmen awal dan 10 TL
asesmen ulang oleh masingmasing asesmen ulang oleh PPA diintegrasikan 5 TS
PPA diintegrasikan. (D,W) 0 TT
W • PPA
• MPP
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis D Bukti dalam RM tentang hasil asesmen dianalisis 10 TL
untuk membuat rencana asuhan. untuk menyusun rencana asuhan 5 TS
(D,W) W 0 TT
• PPA
• MPP
3. Berdasarkan hasil asesmen dan D Bukti dalam RM tentanghasil asesmen dan rencana 10 TL
rencana asuhan PPA lainnya, DPJP asuhan PPA lainnya diintegrasikan oleh 5 TS
mengintegrasikan rencana asuhan DPJP 0 TT
dan tindak lanjutnya. (lihat PAP
2.1, PAP 5) (D,W) • DPJP
W
• PPA lainnya
• MPP
PELAYANAN LABORATORIUM
Standar AP 5
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan AP 5 : Lihat SNARS 1
5. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu 10 TL
kendali mutu. (D,W) sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6 5 TS
0 TT
W • Kepala laboratorium
• Staf laboratorium
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan 10 TL
evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium 5 TS
laboratorium. (D,W) 0 TT
W • Kepala laboratorium
• Staf laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
mengerjakan pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 5.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan 10 TL
staf laboratorium yang KKS 2 dan KKS 2.1 5 TS
adekuat untuk memenuhi kebutuhan 0 TT
pasien. (D,W) • Kepala SDM
W
• Kepala unit laboratorium
2. Staf laboratorium yang membuat D Bukti kredensial dari staf medis laboratorium yang 10 TL
interpretasi, memenuhi membuat interpretasi sesuai dengan KKS 10 5 TS
persyaratan kredensial (lihat juga 0 TT
KKS 4, EP 1). (D,W) • Komite medis
W
• Sub komite kredensial
• Staf medis terkait
3. Staf laboratorium dan staf lain yang D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk 10 TL
melaksanakan tes termasuk yang staf klinis untuk melakukan Point of 5 TS
mengerjakan tes di ruang rawat (TRR Care Testing (POCT) 0 TT
/ Point of Care Testing) pasien,
memenuhi persyaratan kredensial • Staf laboratorium
(lihat juga KKS 4 EP 1). W
• Staf klinis
(D,W)
W Kepala laboratorium
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan
program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Kepala laboratorium
W
• Staf laboratorium
• Penanggung jawab manajemen risiko
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang disusun secara R Regulasi tentang penetapan hasil laboratorium yang 10 TL
kolaboratif tentang hasil kritis termasuk pelaporan dan tindak lanjutnya, yang - -
laboratorium yang kritis, pelaporan disusun secara kolaboratif 0 TT
oleh siapa dan kepada siapa, dan
tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil laboratorium yang kritis dicatat D Bukti dalam RM tentanghasil laboratorium yang kritis 10 TL
didalam rekam medis pasien (lihat 5 TS
juga SKP 2 .1 EP 2 ) (D,W) • DPJP 0 TT
W • PPJA
• Staf klinis
3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan D Bukti tentang penyusunan regulasi dan tindak lanjut 10 TL
hasil laboratorium yang kritis secara dari pelaporan hasil laboratorium yang kritis secara 5 TS
kolaboratif. (D,W) kolaboratif. 0 TT
• DPJP
W
• PPJA
• Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi dan D Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut 10 TL
tindak lanjut terhadap seluruh terhadap seluruh proses 5 TS
proses, agar memenuhi ketentuan 0 TT
serta dimodifikasi sesuai kebutuhan. • DPJP
W
(D,W) • PPJA
• Staf klinis
• Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1
2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian 10 TL
waktu penyelesaian pemeriksaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan TKRS 11 EP 5 TS
laboratorium. (D,W) 2 dan PMKP 6 EP 2 0 TT
• Staf laboratorium
W
• Penanggung jawab data
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu 10 TL
waktu penyelesaian pemeriksaan cito. penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan 5 TS
(D,W) TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 0 TT
W • Staf laboratorium
• Penanggung jawab data
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular)
terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 5.5 : Lihat SNARS 1
Staf laboratorium harus memastikan semua peralatan laboratorium berfungsi dgn baik dan aman bagi penggunanya.
Lab menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan laboratorium termasuk peralatan yang merupakan
kerjasama dgn pihak ketiga yang meliputi, a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan laboratorium
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian
2. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang terlatih, 10 TL
melaksanakan uji fungsi dan dengan bukti sertifikat pelatihan di 5 TS
didokumentasikan. (D,W) dalam file kepegawaian 0 TT
Operator alat
W
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi: 10 TL
melaksanakan inspeksi berkala dan 1) Bukti form ceklis 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 2) Bukti pelaksanaan inspeksi oleh staf yang 0 TT
terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam
file kepegawaian
• Operator alat
W • Staf terkait
• IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang 10 TL
melaksanakan kalibrasi berkala dan terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam 5 TS
didokumentasikan. (D,W) file kepegawaian 0 TT
• Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan D Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium. 10 TL
laboratorium. (D) 5 TS
0 TT
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap 10 TL
tindakan terhadap kegagalan fungsi kegagalan fungsi alat 5 TS
alat dan didokumentasikan. 0 TT
(D,W) • Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi D Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan 10 TL
proses penarikan (recall) dan kembali (recall). 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 0 TT
W • Operator alat
• Staf terkait
• IPSRS
9. Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam D Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut 10 TL
Maksud dan tujuan dilakukan terhadap kegiatan a) s/d g) dalam Maksud dan 5 TS
evaluasi berkala dan tindak lanjut Tujuan 0 TT
(D,W)
• Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
Standar AP 5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
Maksud dan Tujuan AP 5.6 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan pengelolaan logistik R Regulasi tentang pengelolaan logistik 10 TL
laboratorium, reagensia esensial, laboratorium, reagensia essensial termasuk bila 5 TS
bahan lain yang diperlukan, termasuk terjadi kekosongan 0 TT
kondisi bila terjadi kekosongan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)
O • Staf laboratorium
• Staf farmasi
W • Staf laboratorium
• Staf farmasi
Standar AP.5.7
Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan
spesimen dan dilaksanakan
Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1 Regulasi
dan implementasi meliputi,
• Permintaan pemeriksaan
• Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen
• Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan spesimen
• Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan tidak
ada hasil dari suatu spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur
biasanya untuk spesimen yang diambil dalam waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan. Pada jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar penetapan diagnosis
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (laboratorium internal atau rujukan)
Elemen Penilaian AP 5.7 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengambilan, R Regulasi tentang spesimen meliputi: 10 TL
pengumpulan, identifikasi, 1) Pengambilan - -
pengerjaan, pengiriman, pembuangan 2) Pengumpulan 0 TT
spesimen (R) 3) Identifikasi
4) Pengerjaan
5) Pengiriman
6) Pembuangan
2. Ada bukti pelaksanaan permintaan D Bukti permintaan pemeriksaan oleh PPA yang 10 TL
pemeriksaan oleh PPA yang kompeten dan berwenang 5 TS
kompeten dan berwenang (D,W) 0 TT
W • PPA
• Staf laboratorium
3. Ada bukti pelaksanaan pengambilan, D Bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan dan 10 TL
pengumpulan dan identifikasi identifikasi spesimen sesuai regulasi 5 TS
spesimen sesuai dengan regulasi 0 TT
(D,W) W Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman, D Bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan, 10 TL
pembuangan, penyimpanan, penyimpanan, pengawetan spesimen 5 TS
pengawetan spesimen sesuai dengan 0 TT
regulasi (D,W) W Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, D Bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, telusur 10 TL
penyimpanan, telusur spesimen spesimen (tracking) 5 TS
(tracking) sesuai dengan regulasi. 0 TT
(D,W) W Staf laboratorium
2. Ada bukti pelaksanaan validasi metoda D Bukti pelaksanaan validasi metoda tes 10 TL
tes. (D,W) 5 TS
W • Kepala laboratorium 0 TT
• Staf laboratorium
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans D Bukti pelaksanaan surveilans harian dan pencatatan 10 TL
harian dan pencatatan hasil hasil pemeriksaan 5 TS
pemeriksaan.(D,W) 0 TT
W • Kepala laboratorium
• Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. D Bukti pelaksanaan tes reagen 10 TL
(D,W) 5 TS
W • Kepala laboratorium 0 TT
• Staf laboratorium
4. Laporan tahunan PME laboratorium D Bukti laporan tahunan PME laboratorium rujukan 10 TL
rujukan diserahkan kepada pimpinan 5 TS
RS untuk evaluasi kontrak klinis W • Kepala laboratorium 0 TT
tahunan. • Staf laboratorium terkait
(D,W)
PELAYANAN DARAH
Standar AP 5.11
RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai
peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan
Maksud dan Tujuan AP 5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yang diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tanggung jawab seorang profesional dengan
pendidikan, keahlian, pengalaman yang memenuhi syarat dan berdasar peraturan perundangundangan dalam hal ini
kerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tersebut bertanggung jawab terhadap semua aspek pelayanan
darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk, a)
Permintaan darah
b) Penyimpanan darah
c) Tes kecocokan
d) Distribusi darah
Elemen Penilaian AP 5.11 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan seorang R Regulasi tentang penetapan seorang (atau lebih) 10 TL
(atau lebih) tenaga profesional untuk tenaga profesional yang kompeten dan berwenang 5 TS
memimpin pelayanan RIR terintegrasi untuk memimpin pelayanan RIR 0 TT
disertai uraian tugas, tanggung jawab disertai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
dan wewenang sesuai butir a) sampai
dengan e)
dalam maksud dan tujuan. (R)
5. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu 10 TL
kendali mutu. (D,W) sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6 5 TS
0 TT
W • Kepala RIR
• Staf RIR
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan 10 TL
dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR 5 TS
RIR (D,W) 0 TT
W • Kepala RIR
• Staf RIR
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan 10 TL
staf RIR yang adekuat untuk KKS 2 dan KKS 2.1 5 TS
memenuhi kebutuhan pasien (D,W) W 0 TT
(lihat juga TKRS • Kepala SDM
9.Ep2. PMKP 6 EP2) • Kepala RIR
2. Staf RIR dan staf lain yang D Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes termasuk 10 TL
melaksanakan tes termasuk yang staf klinis untuk melakukan Point of 5 TS
mengerjakan pelayanan pasien di Care Testing (POCT) 0 TT
tempat tidur (point-of-care test)
W
pasien, memenuhi persyaratan • Komite medis
kredensial (lihat juga KPS.4, EP 1).
• Sub komite kredensial
(D,W)
• Staf medis terkait
3. Staf RIR yang membuat interpretasi / D Bukti kredensial dari staf medis RIR yang membuat 10 TL
ekpertise, memenuhi persyaratan interpretasi sesuai dengan KKS 10 5 TS
kredensial. (lihat juga W 0 TT
KPS.4, EP 1). (D,W) • Staf RIR
• Staf klinis
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan D Bukti supervisi pelayanan (RIR I): 1) 10 TL
RIR di RS. (D,W ) bukti form ceklis 5 TS
2) bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
Kepala RIR
W
2. RS melaksanakan identifikasi dosis D Bukti identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap 10 TL
maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan (RIR ), 5 TS
pemeriksaan RIR , (D,W). W 0 TT
Staf RIR dapat menjelaskan berapa dosis maximum
radiasi.
Standar AP 6.4
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional.
W • Staf RIR
• Penanggung jawab data
3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi D Bukti pencatatan dan evaluasi waktu 10 TL
waktu penyelesaian pemeriksaan cito. penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan 5 TS
(D,W) (lihat juga, PAB.7) TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2 0 TT
W • Staf RIR
• Penanggung jawab data
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular)
terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi
Intervensional dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1
Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna /petugas dan
pasien.
Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat dilakukan
dengan teleradiologi.
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan
peralatan RIR termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yang meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional.
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian (lihat juga, MFK.8; MFK.8.1)
2. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang terlatih, 10 TL
melaksanakan uji fungsi dan dengan bukti sertifikat pelatihan di 5 TS
didokumentasikan. (D,W) dalam file kepegawaian 0 TT
Operator alat
W
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi: 10 TL
melaksanakan inspeksi berkala dan 1) Bukti form ceklis 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 2) Bukti pelaksanaan inspeksi oleh staf yang 0 TT
terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
dalam file kepegawaian
• Operator alat
W • Staf terkait
• IPSRS
4. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh staf 10 TL
melaksanakan pemeliharaan berkala yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di 5 TS
dan didokumentasikan. dalam file kepegawaian 0 TT
(D,W)
• Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf yang 10 TL
melaksanakan kalibrasi berkala dan terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di dalam 5 TS
didokumentasikan. (D,W) file kepegawaian 0 TT
• Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan D Bukti daftar inventaris peralatan Radiodiagnostik, 10 TL
pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional 5 TS
Imajing Dan Radiologi 0 TT
Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat • Operator alat
W
juga MFK.8, EP 2) • Staf terkait
• IPSRS
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan terhadap 10 TL
tindakan terhadap kegagalan fungsi kegagalan fungsi alat 5 TS
alat dan didokumentasikan. 0 TT
(D,W) • Operator alat
W
• Staf terkait
• IPSRS
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi D Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan 10 TL
proses penarikan (recall) dan kembali (recall). 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 0 TT
W • Operator alat
• Staf terkait
• IPSRS
2. Ada regulasi tentang pengelolaan R Regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray, 10 TL
logistik Film x-ray, reagens, dan bahan reagens, dan bahan lainnya termasuk bila terjadi 5 TS
lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan 0 TT
kekosongan sesuai peraturan
perundang-undangan. (R). (lihat juga
MFK 5 EP 2)
3. Semua film x-ray disimpan dan diberi D 1) Bukti pelaksanaan semua film x-ray disimpan dan 10 TL
label, serta didistribusi sesuai diberi label 5 TS
pedoman dari pembuatnya atau 2) Bukti pelaksanaan distribusi sesuai pedoman 0 TT
instruksi pada kemasannya (lihat juga dari pembuatnya atau instruksi pada
MFK.5, EP 2). (D,O,W) kemasannya
• Staf RIR
W • Staf farmasi
Standar AP 6.7
RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ) yang prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat:
a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang c)
Koreksi cepat jika diketemukan masalah
d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer
e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Elemen Penilaian AP.6.7 Telusur Skor
1. RS menetapkan program mutu R Program mutu RIR, sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan 10 TL
pelayanan RIR meliputi a) s/d e) PMKP 6 EP 2 5 TS
sesuai maksud dan tujuan. (lihat juga 0 TT
TKRS 11 )(R)
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat D Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat 10 TL
jika diketemukan masalah. 5 TS
(D,W) W • Kepala RIR 0 TT
• Staf RIR
5. Ada bukti audit terhadap antara lain : D Bukti pelaksanaan audit. 10 TL
film, kontras, kertas USG, cairan 5 TS
developer, fixer. (D,W) W • Kepala RIR 0 TT
• Staf RIR
6. Ada dokumentasi hasil dan tindakan D Bukti dokumentasi hasil dan tindakan koreksi 10 TL
koreksi. (D,W) 5 TS
W • Kepala RIR 0 TT
• Staf RIR
Standar AP 6.8
RS bekerja sama dgn Pelayanan Radiodiagnostik Imajing Radiologi intervensional rujukan yang sudah terakreditasi.
• PPA
W • Kepala unit Pelayanan
• MPP
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan 10 TL
dikoordinasikan di dan antar berbagai diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar 5 TS
unit pelayanan. (D,O,W) berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1, PAP 0 TT
5.
• PPA
W • Kepala unit Pelayanan
• MPP
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim D Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari Tim 10 TL
PPA atau diskusi lain tentang PPA atau komunikasi keseharian dalam asuhan 5 TS
kerjasama didokumentasikan dalam terintegrasi antar PPA 0 TT
CPPT. (D,W)
PPA
W
Standar PAP 2.1
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan di dokumentasikan
Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran-sasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik daripada rencana
terpisah oleh PPA masing-masing. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan individual, objektif, dan sasaran dapat
diukur untuk memudahkan asesmen ulang serta revisi rencana asuhan. (lihat PPK 4)
Elemen Penilaian PAP 2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan untuk setiap R Regulasi tentang rencana asuhan oleh PPA dengan 10 TL
pasien direncanakan oleh dokter metode IAR, termasuk tentang EP 2, 3, 4 dan 5 5 TS
penanggung jawab pelayanan 0 TT
(DPJP), perawat, dan PPA lainnya
sesudah pasien masuk rawat inap.
(R)
2. Rencana asuhan dibuat untuk setiap D Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan PPA 10 TL
pasien dan dicatat oleh PPA yang 5 TS
memberikan asuhan di rekam medis W PPA 0 TT
pasien. (D,W)
4. Instruksi didokumentasikan di lokasi D Bukti dalam rekam medis tentang pemberian instruksi 10 TL
tertentu di dalam berkas rekam 5 TS
medis pasien. (D,W) W PPA 0 TT
2. Staf yang meminta beserta apa alasan D Bukti dalam rekam medis tentang alasan permintaan 10 TL
dilakukan tindakan dicatat di rekam 5 TS
medis pasien. (D) 0 TT
3. Hasil tindakan dicatat di rekam medis D Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan 10 TL
pasien. (D) 5 TS
0 TT
Standar PAP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi diberikan
berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundangan-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi proses identifikasi pasien R Regulasi tentang proses identifikasi pasien risiko tinggi 10 TL
risiko tinggi dan pelayanan risiko dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan populasi 5 TS
tinggi sesuai dengan populasi pasiennya, disertai penetapan risiko tambahan yang 0 TT
pasiennya serta penetapan risiko mungkin berpengaruh pada pasien risiko tinggi dan
tambahan yang mungkin pelayanan risiko tinggi, termasuk EP 2 dan EP 4
berpengaruh pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi.
(R)
2. Staf dilatih untuk pemberian D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang pemberian 10 TL
pelayanan pada pasien risiko tinggi pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan 5 TS
dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W) risiko tinggi 0 TT
• DPJP
W
• PPA lainnya
• Staf klinis
• Diklat
• DPJP
W • PPA lainnya
• Staf klinis
4. Ada bukti pengembangan pelayanan D Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam 10 TL
risiko tinggi dimasukkan ke dalam program peningkatan mutu rumah sakit 5 TS
program peningkatan mutu rumah 0 TT
sakit. (D,W) W Komite/tim PMKP
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
Standar PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb.
Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus tercermin
dalam regulasi yang disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi antara
lain:
a) pemberian persetujuan (informed consent);
b) pengadaan darah;
c) identifikasi pasien;
d) pemberian darah;
e) monitoring pasien;
f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan
evaluasi.
Elemen Penilaian PAP 3.3 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan darah dan R Regulasi tentang pelayanan darah dan produk 10 TL
produk darah meliputi butir a) darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada 5 TS
sampai dengan f) pada maksud dan maksud dan tujuan. 0 TT
tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan proses D Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah 10 TL
meliputi a) sampai dengan f) pada dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) 5 TS
maksud dan tujuan. (D,W) 0 TT
• Staf klinis
• Staf BDRS (Bank Darah RS)
W
3. Ada bukti staf yang kompeten dan D Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah dan 10 TL
berwenang melaksanakan pelayanan produk darah meliputi butir a) sampai dengan f) dan 5 TS
darah dan produk darah serta berkas kredensial staf klinis 0 TT
melakukan monitoring dan evaluasi
(lihat AP 5.11, EP 1). (D,W) • Staf klinis
W
• Staf BDRS (Bank Darah RS)
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan 10 TL
koma sesuai dengan regulasi. (D,W pasien koma 5 TS
0 TT
W • PPA
• Staf klinis
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN PENURUNAN DAYA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
Standar PAP 3.5
Regulasi mengarahkan asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed.
Elemen Penilaian PAP 3.5 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien penyakit R Regulasi tentang asuhan pasien penyakit menular dan 10 TL
menular dan immunosuppressed. (R) immuno-suppressed 5 TS
0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan 10 TL
penyakit menular sesuai dengan pasien penyakit menular 5 TS
regulasi. (D,W) 0 TT
W • PPA
• Staf klinis
• IPCN/IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan 10 TL
immuno-suppressed sesuai pasien immuno-suppressed 5 TS
dengan regulasi. (D,W) 0 TT
W • PPA
• Staf klinis
• IPCN/IPCLN
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP 3.6
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah).
Elemen Penilaian PAP 3.6 Telusur Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien dialisis. (R) R Regulasi tentang asuhan pasien dialisis termasuk EP 10 TL
3. 5 TS
0 TT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asuhan 10 TL
dialisis sesuai dengan regulasi. (D,W) pasien dialisis 5 TS
0 TT
W • PPA
• Staf klinis
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan asesmen 10 TL
pasien secara berkala. (D,W) ulang berkala 5 TS
0 TT
W • PPA
• Staf klinis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien yang 10 TL
yang lemah dan lanjut usia yang tidak lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri 5 TS
mandiri menerima asuhan sesuai 0 TT
dengan regulasi. (D,W) W • PPA
• Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien anak 10 TL
anak dan anak dengan dan anak dengan ketergantungan 5 TS
ketergantungan sesuai dengan 0 TT
regulasi. (D,W) W • PPA
• Staf klinis
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan D Bukti dalam rekam medis tentang asuhan terhadap 10 TL
terhadap populasi pasien dengan populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko 5 TS
risiko kekerasan dan risiko tinggi tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri. 0 TT
lainnya termasuk pasien dengan risiko (lihat MFK 4 EP 4)
bunuh diri sesuai dengan regulasi.
(D,W) • PPA
W • Staf klinis
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI
Standar PAP 3.9
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yang
berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi).
Elemen Penilaian PAP 3.9 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan khusus R Regulasi pelayanan khusus terhadap: 10 TL
terhadap pasien yang mendapat 1) pasien yang mendapat kemoterapi 5 TS
kemoterapi atau pelayanan lain 2) pelayanan lain yang berisiko tinggi 0 TT
yang berisiko tinggi. (R)
W • Staf klinis
• Dietisien
• Pasien/keluarga
3. Ada bukti proses pemesanan D Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan 10 TL
makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien 5 TS
status gizi dan kebutuhan pasien 0 TT
serta dicatat di rekam medis. O Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi
(D,O,W)
W • Staf klinis
• Dietisien
4. Makanan disiapkan dan disimpan O Lihat proses penyiapan dan penyimpanan makanan 10 TL
dengan mengurangi risiko 5 TS
kontaminasi dan pembusukan. (O,W) W • Staf klinis 0 TT
• Dietisien
• Pasien/keluarga
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat D Bukti pelaksanaan distribusi makanan dilaksanakan 10 TL
waktu sesuai dengan kebutuhan. tepat waktu 5 TS
(D,O,W) O Lihat form pelayanan gizi 0 TT
W • Staf klinis
• Dietisien
• Pasien/keluarga
6. Jika keluarga membawa makanan bagi D Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet pasien 10 TL
pasien, mereka diberi edukasi dan risiko kontaminasi serta pembusukan 5 TS
tentang pembatasan diet pasien dan 0 TT
risiko kontaminasi serta pembusukan O Lihat form pemberian edukasi
sesuai dengan regulasi. (D,O,W,S)
W • Staf klinis
• Dietisien
• Pasien/keluarga
W • Staf klinis
• Dietisien
• Pasien/keluarga
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1
• PPA
W
• Staf klinis
• Dietisien
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi D Bukti dalam rekam medis tentang evaluasi dan 10 TL
dicatat di rekam medis pasien. (lihat monitoring terapi gizi 5 TS
AP 2 EP 1). (D) 0 TT
W • PPA
• Staf klinis
• Dietisien
• Pasien/keluarga
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1
• PPA
W
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
4. Pasien dan keluarga diberikan edukasi D Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada 10 TL
tentang kemungkinan timbulnya pasien-keluarga mengenai kemungkinan timbulnya 5 TS
nyeri akibat tindakan yang terencana, nyeri akibat tindakan yang terencana, prosedur 0 TT
prosedur pemeriksaan, dan pilihan pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia untuk
yang tersedia untuk mengatasi nyeri. mengatasi nyeri
(D,W,S)
• PPA
W • Staf klinis
• Pasien/keluarga
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi: a)
intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri;
b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga;
c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ;
d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga;
e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan;
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.
Elemen Penilaian PAP 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan pasien dalam tahap 10 TL
pelayanan pasien dalam tahap terminal, meliputi EP 2, 3, 4, 5, 6. 5 TS
terminal meliputi butir a) sampai 0 TT
dengan f) pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Staf diedukasi tentang kebutuhan unik D Bukti materi edukasi kepada staf tentang kebutuhan 10 TL
pasien dalam tahap terminal. unik pasien dalam tahap terminal 5 TS
(D,W) 0 TT
W • PPA
• Staf klinis
3. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang hasil asesmen pasien 10 TL
terminal memperhatikan gejala, tahap terminal 5 TS
kondisi, dan kebutuhan kesehatan 0 TT
atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP W • PPA
1). (D, W) • Staf klinis
4. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang upaya mengatasi rasa 10 TL
terminal memperhatikan upaya nyeri pasien dalam tahap terminal 5 TS
mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga 0 TT
HPK 2.2). (D,W) W • PPA
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
5. Pelayanan pasien dalam tahap D Bukti dalam rekam medis tentang kebutuhan 10 TL
terminal memperhatikan biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual 5 TS
kebutuhan biopsiko- sosial, pasien dalam tahap terminal 0 TT
emosional, budaya, dan spiritual.
(D,W) • PPA
W
• Pasien/keluarga
6. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam D Bukti dalam rekam medis tentang melibatkan 10 TL
keputusan asuhan termasuk pasien dan keluarga dalam keputusan asuhan 5 TS
keputusan do not resuscitate/DNR. termasuk keputusan do not resuscitate/DNR 0 TT
(lihat juga HPK 2). (D,W)
• PPA
W
• Pasien/keluarga
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien,
dan pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Maksud dan Tujuan PAB 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 1 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi moderat 10 TL
tentang pelayanan anestesi, sedasi dan dalam - -
moderat dan dalam yang memenuhi 0 TT
standar profesi,
peraturan perundang-undangan
(R)
2. Pelayanan anestesi, sedasi moderat O Lihat proses pelayanan sedasi moderat dan dalam dan 10 TL
dan dalam yang adekuat, reguler dan anestesi - -
nyaman, tersedia untuk memenuhi 0 TT
kebutuhan pasien (O,W) W • Kepala unit terkait
• Staf anestesi
3. Pelayanan anestesi, sedasi moderat O Lihat sumber daya untuk pelayanan anestesi sedasi 10 TL
dan dalam (termasuk pelayanan yang moderat dan dalam untuk gawat darurat tersedia 24 jam 5 TS
diperlukan untuk kegawat daruratan) 0 TT
tersedia 24 jam. (O,W) • Kepala IGD / unit terkait
• Staf anestesi
W
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam
Maksud dan Tujuan PAB 2 : Lihat SNARS 1
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penangg-jawab pelayanan anestesi yang memenuhi
peraturan perundang-undanganan. Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam meliputi:
a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi
b) melakukan pengawasan administratif
c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan
d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien.
Pemberian sedasi kpd pasien harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS. Pelayanan sedasi
yang seragam meliputi :
a) kualifikasi staf yang memberikan sedasi
b) peralatan medis yang digunakan
c) bahan yang dipakai
d) cara pemonitoran di RS
Oleh sebab itu RS harus menetapkan pedoman spesifik tentang hal tsb diatas
Elemen Penilaian PAB 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi RS yang menetapkan R Regulasi tentang pelayanan sedasi yang seragam di 10 TL
pemberian sedasi yang seragam di semua tempat di RS termasuk untuk PAB 3.2 EP 1 sampai - -
semua tempat di RS sesuai peraturan dengan 3 0 TT
perundang-undangan ditetapkan dan
dilaksanakan sesuai elemen a) sampai
dengan d) spt yang disebut di maksud
dan tujuan (R)
Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal: a) Teknik
dan berbagai macam cara sedasi
b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidote-nya) c)
Memonitor pasien dan
d) Bertindak jika ada komplikasi (lihat juga, KKS.10)
Staf lain yang kompeten dapat melakukan pemantauan dibawah supervisi secara terus menerus terhadap parameter
fisiologis pasien dan memberi bantuan dalam hal tindakan resusitasi. Orang yang bertanggung jawab melakukan
pemonitoran, harus kompeten dalam:
e) pemonitoran yang diperlukan
f) bertindak jika ada komplikasi
g) penggunaaan zat reversal (anti-dot)
h) kriteria pemulihan (lihat juga, KKS.3)
Elemen Penilaian PAB 3.1 Telusur Skor
3
1. PPA yang bertanggung jawab R Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang 10 TL
memberikan sedasi adalah staf yang melakukan sedasi 5 TS
kompeten dalam hal paling sedikit a) 0 TT
sampai dengan d) di maksud dan
tujuan (R)
2. PPA yang bertanggung jawab R Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang 10 TL
melakukan pemantauan selama melakukan monitoring sedasi 5 TS
diberikan sedasi adalah staf yang 0 TT
kompeten dalam hal, paling sedikit e)
sampai dengan h) di maksud dan
tujuan (R)
3. Kompetensi semua staf yang terlibat D Bukti kredensial pada file kepegawaian (KKS 6) 10 TL
dalam sedasi tercatat 5 TS
dalam dokumen kepegawaian W • Penanggung jawab pelayanan anestesi 0 TT
(lihat KKS 5) (D,W) • Staf anestesi
• Kepala SDM
Standar PAB 3.2
RS menetapkan regulasi untuk tindakan sedasi (moderat dan dalam) baik cara memberikan dan memantau berdasarkan
panduan praktik klinis
2. Hasil asesmen didokumentasikan D Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra induksi 10 TL
dalam rekam medis pasien. (D,W) dengan konsep IAR oleh dokter anestesi sesuai PPK 5 TS
0 TT
Dokter anestesi
W
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pelayanan R Regulasi tentang pelayanan anestesi harus 10 TL
anestesi setiap pasien direncanakan direncanakan dan didokumentasikan meliputi: 1) -
dan didokumentasikan (R) Teknik anestesi 0 TT
Obat anestesi, dosis dan rute
3. Dokter spesialis anestesi melaksanakan R Regulasi tentang kewajiban dokter anestesi memberikan 10 TL
edukasi dan mendokumentasikannya. edukasi dan mendokumentasikannya 5 TS
(R,D) 0 TT
D Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan
panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
Maksud dan Tujuan PAB 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi jenis dan frekuensi R Regulasi tentang pemantauan selama anestesi dan 10 TL
pemantauan selama anestesi dan operasi -
operasi dilakukan berdasar status 0 TT
pasien pada pra anestesi, metoda
anestesi yang dipakai, dan tindakan
operasi yang dilakukan.(R)
2. Pemantauan status fisiologis pasien D Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status 10 TL
sesuai dengan panduan fiologis pasien yang sesuai dengan PPK 5 TS
praktik klinis (D,W) 0 TT
W Dokter anestesi
Staf anestesi
2. Waktu masuk ruang pemulihan dan D Bukti dalam rekam medis memuat waktu masuk ruang 10 TL
dipindahkan dari ruang pemulihan pemulihan dan saat dipindahkan 5 TS
dicatat dalam form anestesi (D,O,W) 0 TT
O Lihat rekam medis
W • Dokter anestesi
• Staf anestesi
3. Pasien dimonitor dalam masa D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam 10 TL
pemulihan pasca anestesi sesuai masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK 5 TS
regulasi RS (D,O,W) 0 TT
O Lihat rekam medis
W • Dokter anestesi
• Staf anestesi
4. Hasil pemonitoran dicatat di form D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam 10 TL
anestesi (D) masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK 5 TS
0 TT
PELAYANAN DAN ASUHAN BEDAH
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 7 : Lihat SNARS 1
Karena prosedur bedah mengandung risiko tinggi, pelaksanaannya harus direncanakan dengan seksama. Asesmen pra
bedah (berbasis IAR) menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan bedah yang tepat dan mencatat temuan penting.
Hasil asesmen memberikan informasi tentang :
a) Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya
2. Diagnosis pra operasi dan rencana D Bukti dalam rekam medis memuat: 10 TL
operasi dicatat di rekam medik pasien 1) diagnosis pra operasi 5 TS
oleh dokter penanggung jawab 2) rencana operasi 0 TT
pelayanan (DPJP) sebelum 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
operasi dimulai (D,W) sebelum operasi dimulai
Dokter bedah
W
3. Hasil asesmen yang digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis memuat: 10 TL
menentukan rencana operasi dicatat 1) diagnosis pra operasi 5 TS
oleh dokter penanggung jawab 2) rencana operasi 0 TT
pelayanan (DPJP) di rekam medis 3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
pasien sebelum operasi dimulai (Lihat sebelum operasi dimulai
juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)
Dokter bedah
W
Standar PAB 7.1
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang
memberikan keputusan
Maksud dan tujuan PAB 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan
asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan seperti di HPK.5.2. Untuk memenuhi kebutuhan
pasien, penjelasan tsb diberikan secara terintegrasi oleh para profesional pemberi asuhan (PPA) terkait, dibantu
manajer pelayanan pasien (MPP.) Informasi memuat:
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya didiskusikan. Dokter bedah
yang kompeten dan berwenang serta PPA yang terkait memberikan informasi ini.
3. Edukasi oleh dokter penanggung D Bukti dalam rekam medis memuat pemberian penjelasan 10 TL
jawab pelayanan (DPJP) dan dicatat tentang risiko, keuntungan dan alternatif operasi 5 TS
pada bagian pemberian informasi 0 TT
dalam form persetujuan tindakan • Dokter bedah
kedokteran (D,W) • Pasien/keluarga
W
2. Ada bukti pelaksanaan rencana Asuhan D Bukti dalam rekam medis memuat pelaksanaan rencana 10 TL
pasca operasi dicatat di rekam medis asuhan pasca operasi dalam bentuk SOAP selesai dalam 5 TS
pasien dalam waktu 24 jam oleh DPJP waktu 24 jam 0 TT
atau di verifikasi oleh DPJP bila ditulis
oleh dokter bedah yang • DPJP
W
didelegasikan. (D,W) • Dokter yang menerima delegasi
• Perawat
3. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan pasca 10 TL
pasca operasi termasuk rencana operasi meliputi rencana asuhan medis, keperawatan, 5 TS
asuhan medis, keperawatan, dan PPA dan PPA lainnya sesuai kebutuhan kebutuhan pasien 0 TT
lainnya berdasar kebutuhan pasien
(D,O,W) Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam medis
O
• DPJP
• Dokter yang menerima delegasi
• Perawat
W • PPA lain
4. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan 10 TL
pasca operasi diubah berdasar setelah dilakukan asesmen ulang meliputi rencana 5 TS
asesmen ulang pasien. asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya sesuai 0 TT
(D,O,W) kebutuhan kebutuhan pasien
2. Ada daftar alat implan yang digunakan D Bukti daftar lengkap alat implan yang digunakan di 10 TL
di RS. (D,W) Rumah Sakit 5 TS
0 TT
W • Kepala kamar operasi
• Dokter bedah
• Staf farmasi
3. Bila implan yang dipasang dilakukan D Bukti dalam rekam medis memuat telusur bila terjadi 10 TL
penarikan kembali (recall), ada bukti penarikan kembali implan 5 TS
RS dapat melakukan telusur terhadap 0 TT
pasien terkait.(D,O,W) O Lihat rekam medis dan dasar penarikan kembali
3. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan penandaan 10 TL
pelaksanaan penandaan lokasi lokasi operasi 5 TS
operasi. (D,W) 0 TT
W • DPJP
• Komite/Tim PMKP
4. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical 10 TL
pelaksanaan surgical safety check safety check list, termasuk pada pemasangan implan 5 TS
List (lihat juga SKP 4). (D.W) 0 TT
W • DPJP
• Komite/Tim PMKP
5. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan evaluasi diskrepansi diagnosis pre 10 TL
pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 5 TS
dan post operasi. (D,W) 0 TT
W • DPJP
• Komite/Tim PMKP
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi organisasi yang mengelola R Pedoman pengorganisasian pelayanan 10 TL
pelayanan kefarmasian dan kefarmasian dan penggunaan obat rumah sakit - -
penggunaan obat yang menyeluruh 0 TT
atau mengarahkan semua tahapan
pelayanan obataman sesuai peraturan
2. Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin D 1) Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker 10 TL
dan melakukan supervisi sesuai 2) Bukti form ceklis 5 TS
dengan penugasannya (D,W) 3) Bukti laporan pelaksanaan supervisi 0 TT
1. Ada regulasi tentang organisasi yang R Regulasi tentang komite/tim farmasi dan terapi 10 TL
menyusun formularium RS dilengkapi dengan uraian tugas - -
berdasarkan kriteria yang disusun 0 TT
secara kolaboratif sesuai peraturan
perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan apabila ada D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi 10 TL
obat yang baru ditambahkan dalam penggunaan obat baru oleh komite/tim farmasi dan 5 TS
formularium, maka ada proses untuk terapi meliputi: 0 TT
memantau bagaimana penggunaan 1) Bukti laporan efek obat yang tidak diharapkan
obat tersebut dan bila terjadi efek 2) Bukti laporan efek samping
obat yang tidak diharapkan, efek 3) Bukti laporan medication error
samping serta medication error.
(D,W)
• Komite/Tim Farmasi dan Terapi
• Komite/Tim Keselamatan Pasien RS
W • Kepala Instalasi Farmasi
• Kepala Pengadaan
W • Kepala instalasi Farmasi
• Staf Farmasi
3. Ada bukti pengadaan obat berdasar D Bukti tentang pengadaan obat berdasarkan kontrak 10 TL
atas kontrak (lihat juga TKRS 7). (D) - -
0 TT
Standar PKPO 2.1.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia.
Elemen Penilaian PKPO 2.1.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi pengadaan bila sediaan R Regulasi tentang cara pengadaan bila stok 10 TL
farmasi, alat kesehatan, dan bahan kosong/tidak tersedianya saat dibutuhkan - -
medis habis pakai tidak ada dalam termasuk: 0 TT
stok atau tidak tersedia saat 1) meminta konfirmasi ke dokter tentang adanya
dibutuhkan. (R) obat subtitusi
2) berdasarkan perjanjian kerja sama dengan
apotik/RS/supplier untuk menjamin keaslian
obat
2. Ada bukti pemberitahuan kepada staf D Bukti pelaksanaan pemberitahuan kepada staf 10 TL
medis serta saran medis dan saran substitusinya, serta tindak 5 TS
substitusinya. (D,W) lanjutnya 0 TT
• DPJP
W
• Staf instalasi farmasi
3. Ada bukti bahwa staf memahami dan D 1) Formulir konfirmasi obat kosong 10 TL
mematuhi regulasi tersebut. 2) Bukti catatan/laporan kekosongan obat 5 TS
(D, W) 0 TT
O Lihat instalasi farmasi dan instalasi gudang
3. Ada bukti penyimpanan obat narkotika O Lihat tempat penyimpanan narkotika psikotropika 10 TL
serta psikotropika yang baik, benar, - -
dan aman sesuai W • Kepala Instalasi Farmasi 0 TT
dengan regulasi. (O,W) • Staf Farmasi
2. Ada bukti persediaan obat emergensi D Bukti daftar obat emergensi disetiap tempat 10 TL
lengkap dan siap pakai. penyimpanan termasuk tanggal kadaluwarsa 5 TS
(D,O,W) 0 TT
O Fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar
W • Perawat
• Apoteker
• Perawat
W • Apoteker
• Staf Medis
• Perawat
W • Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan apoteker D Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh apoteker. 10 TL
melakukan rekonsiliasi obat pada • Apoteker 5 TS
saat pasien masuk, pindah unit W • Staf farmasi 0 TT
pelayanan, dan sebelum pulang. • DPJP
(D,W)
4. Rekam medis memuat riwayat D Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam 10 TL
penggunaan obat pasien. (D,O) rekam medis 5 TS
0 TT
O Lihat rekam medis riwayat penggunaan obat di
Ruang rawat Inap
Standar PKPO 4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau pemesanan.
Maksud dan Tujuan PKPO 4.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan atau
elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen
kelengkapan paling sedikit meliputi:
a) Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan
atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan
atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi a sampai dengan d pada maksud dan tujuan. data identitas
pasien secara akurat (dengan stiker);
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan;
c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik;
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau “jika perlu”) atau instruksi
pengobatan lain;
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk anak-anak, lansia yang rapuh, dan
populasi khusus sejenis lainnya;
f) kecepatan pemberian (jika berupa infus);
g) instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis.
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan
sesuai dengan kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas.
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit R Regulasi tentang pembatasan jumlah resep atau 10 TL
menetapkan dan melaksanakan jumlah pemesanan obat oleh staf medis yang - -
proses untuk membatasi jika mempunyai kewenangan 0 TT
diperlukan jumlah resep atau
jumlah pemesanan obat yang dapat
dilakukan oleh staf medis yang
diberi kewenangan. (lihat juga KKS
10 EP
1). (R)
3. Ada bukti staf medis yang kompeten D Bukti daftar staf medis yang mempunyai 10 TL
dan berwenang membuat atau kewenangan tersedia di unit farmasi. 5 TS
menulis resep atau memesan obat 0 TT
dikenal dan diketahui oleh unit
layanan farmasi atau oleh lainnya
yang menyalurkan obat. (D)
2. Ada bukti pelaksanaan daftar D 1) Bukti catatan daftar obat lengkap dalam RM 10 TL
tersebut di atas disimpan dalam pasien yang selalu menyertai pasien sesuai ARK 5 TS
rekam medis pasien dan menyertai 3.3 EP 6 0 TT
pasien ketika pasien dipindahkan. 2) Bukti penyerahan salinan daftar obat kepada
Salinan daftar resep obat pulang pasien saat pulang sesuai ARK 4.2 EP 4
kepada pasien. (D)
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN
Standar PKPO 5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingku ngan aman dan bersih.
Maksud dan Tujuan PKPO 5 : Lihat SNARS 1
2. Ada bukti pelaksanaan staf yang D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan tentang prinsip 10 TL
menyiapkan produk steril dilatih, penyiapan obat dan teknik aseptik, yang 5 TS
memahami, serta mempraktikkan dimiliki staf farmasi dan perawat Bukti 0 TT
prinsip penyiapan obat dan teknik 2) sertifikat pencampuran obat kemoterapi dari
aseptik (lihat juga PPI). (D,W) petugas yang melaksanakan pencampuran
obat
kemoterapi
3) Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat
intra vena/epidural/nutrisi parenteral bagi
petugas yang melakukan pencampuran obat
intra vena/epidural/nutrisi parenteral
4. Ada bukti pencampuran obat O Lihat proses pencampuran obat intravena, epidural 10 TL
intravena, epidural dan nutrisi dan nutrisi parentral. 5 TS
parenteral serta pengemasan 0 TT
kembali obat suntik dilakukan sesuai W Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat intra
dengan praktik profesi (O,W) vena
a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian; b)
duplikasi pengobatan;
c) potensi alergi atau sensitivitas;
d) interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
e) variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
f) berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya; g) kontra indikasi.
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu: 1)
identitas pasien;
2) ketepatan obat;
3) dosis;
4) rute pemberian; dan 5) waktu pemberian.
1. Ada penetapan staf klinis yang R Regulasi tentang penetapan staf klinis yang 10 TL
kompeten dan berwenang untuk kompeten dan berwenang untuk memberikan obat 5 TS
memberikan obat termasuk dengan cara tertentu contoh: pemberian obat 0 TT
pembatasannya. (R) dalam sendi, obat intra tecal, obat intra vena
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf klinis 10 TL
obat oleh staf klinis yang kompeten yang berwenang, sesuai SPK dan RKK 5 TS
dan berwenang sesuai dengan surat 0 TT
izin terkait profesinya dan peraturan • Staf medis
perundang- undangan. (D,W) W
• Staf keperawatan
• Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti pelaksanaan pemberian obat sesuai 10 TL
obat dilaksanakan sesuai dengan pembatasan sesuai SPK dan RKK 5 TS
pembatasan yang ditetapkan, 0 TT
misalnya obat kemoterapi, obat • Staf medis
W
radioaktif, atau obat untuk • Kepala Instalasi Farmasi
penelitian. (D,W) • Apoteker
• Staf Farmasi
Standar PKPO 6.1
Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang akan diberikan telah sesuai
resep/permintaan obat.
Maksud dan Tujuan PKPO 6.1
Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat maka sebelum pemberian obat
kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat dengan instruksi pengobatan yang meliputi:
a) identitas pasien;
b) nama obat;
c) dosis;
d) rute pemberian; dan
e) waktu pemberian.
W Perawat
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan
informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah
Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang pedoman R Pedoman komunikasi efektif 10 TL
komunikasi efektif yang meliputi - -
komunikasi dengan 0 TT
masyarakat, dengan pasien dan
keluarga, serta antar staf klinis. (R)
2. Terdapat bukti pelaksanaan D 1) Bukti pertemuan dengan masyarakat untuk 10 TL
komunikasi efektif antara rumah sakit menyampaikan Informasi pelayanan RS (jenis 5 TS
dengan masyarakat. (D, W) pelayanan, waktu pelayanan, proses mendapatkan 0 TT
(Lihat juga TKRS.3.2) pelayanan) 2) Bukti media informasi :
Website, leaflet, brosur, bulletin dll
Staf klinis
W
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani
rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MKE 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1.1 Telusur Skor
1. Ada demografi populasi sebagai dasar D Bukti data demografi digunakan untuk membuat 10 TL
strategi komunikasi dengan strategi komunikasi dengan populasi 5 TS
komunitas dan populasi yang dilayani 0 TT
rumah sakit (D,W). W Staf PKRS/staf SIM RS
2. Demografi sekurang-kurangnya D Bukti data demografi populasi terkini 10 TL
dapat menggambarkan usia, etnis, 5 TS
agama, tingkat pendidikan, W Staf PKRS/staf SIM RS 0 TT
termasuk buta huruf, bahasa yang
digunakan termasuk adanya
hambatan dalam berkomunikasi.
(D,W)
3. Rumah sakit menyediakan informasi D Bukti media informasi tentang jenis pelayanan, waktu, 10 TL
tentang jenis pelayanan, waktu akses, dan proses mendapatkan pelayanan dalam 5 TS
pelayanan serta akses dan proses bentuk brosur/leaflet/banner, buletin, Web site, Call 0 TT
untuk mendapatkan center/SMS Center, Seminar Awam, Pameran, slide
pelayanan. (D,W) show di TV / LCD dll.
4. Rumah sakit menyediakan informasi D Bukti tersedia informasi tentang kualitas pelayanan 10 TL
tentang kualitas pelayanan.(D,W) (layanan unggulan, data mutu) dalam bentuk 5 TS
brosur/leaflet/ buletin, website, pameran, seminar, 0 TT
slide show di TV internal/LCD dll.
W
2. Materi komunikasi dan edukasi pasien D Bukti materi edukasi dalam bahasa Indonesia dan atau 10 TL
dan keluarga diberikan dalam bahasa bahasa lainnya 5 TS
yang dimengerti. 0 TT
(D,O) Materi edukasi
O
3. Rumah sakit menyediakan penerjemah D Bukti edukasi diberikan oleh petugas penterjemah 10 TL
sesuai kebutuhan, bila di RS tidak ada RS dan penterjemah dari luar RS 5 TS
petugas 0 TT
penterjemah maka diperlukan W Petugas penterjemah/staf klinis
adanya kerja sama dengan pihak
terkait. (D,W)
Standar MKE 4
Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk
yang “urgent”.
Maksud dan Tujuan MKE 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 4 Telusur Skor
1. RS menetapkan informasi yang harus R Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat MKE 1 EP 10 TL
disampaikan secara akurat 1) berisi juga tentang informasi yang akurat dan tepat 5 -
dan tepat waktu ke seluruh rumah waktu ke seluruh RS termasuk informasi terkait code 0 TT
sakit. (R) blue, code red dan code black.
2. Ada bukti proses penyampaian D 1) Bukti surat edaran 10 TL
informasi yang akurat dan tepat Direktur/pengumuman/majalah dinding/media 5 TS
waktu di seluruh rumah sakit sosial/intranet/ paging system dll 0 TT
termasuk yang “urgent” antara lain 2) Bukti laporan pelaksanaan simulasi code blue, code
code blue dan code red. (D,W,S) red dan code black
Staf RS
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau
antar shift.
Maksud dan Tujuan MKE 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 5 Telusur Skor
W Staf klinis
5. Informasi yang dikomunikasikan D Bukti form memuat pelaksanaan transfer dan rujukan 10 TL
termasuk ringkasan asuhan dan 5 TS
pelayanan yang telah diberikan Lihat form transfer dan rujukan 0 TT
pada proses transfer dan rujukan. O
(D,O) (lihat juga PKPO.4.3 EP 2)
6. Terdapat bukti dokumentasi pada D Bukti pelaksanaan serah terima pasien/operan dalam 10 TL
proses serah terima (hand over). sif atau antar sif 5 TS
(D,W) (lihat juga SKP.2.2) 0 TT
W Staf klinis
3
Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
Maksud dan Tujuan MKE 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 6 Telusur Skor
1. Ada penetapan organisasi promosi R 1) Unit/panitia/tim PKRS 10 TL
kesehatan rumah sakit yang 2) Pedoman kerja 5 TS
mengkoordinasikan memberikan 3) Program 0 TT
edukasi kepada. (R)
Lihat RM pasien
O
3. Hasil asesmen digunakan untuk D Bukti perencanaan edukasi sesuai hasil asesmen 10 TL
membuat perencanaan kebutuhan 5 TS
edukasi (D,O) O Lihat RM pasien 0 TT
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur Skor
1. Ada bukti pasien dijelaskan D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil 10 TL
tentang hasil asesmen, diagnosis dan asesmen, diagnosa dan rencana asuhan (form 5 TS
rencana asuhan yang akan diberikan. pemberian edukasi yang telah diisi DPJP, PPJA) dalam 0 TT
(D,O) (Lihat juga RM pasien
HPK.2.1)
Lihat RM pasien
O
2. Ada bukti pasien dijelaskan tentang D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil 10 TL
hasil asuhan dan pengobatan asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang 5 TS
termasuk hasil asuhan dan tidak diharapkan (form pemberian edukasi yang telah 5 TT
pengobatan yang tidak diharapkan. diisi DPJP) dalam RM pasien
(D,W) (Lihat juga
PAP.2.4 dan HPK 2.1) DPJP
W
• DPJP
• PPJA
W • MPP
4. Bila dilakukan tindakan medik yang D Bukti Informed consent berisi materi edukasi tentang 10 TL
memerlukan persetujuan tindakan risiko dan komplikasi 5 TS
kedokteran (informed consent), 0 TT
pasien dan keluarga belajar tentang W • DPJP
risiko dan komplikasi yang dapat • Pasien/keluarga
terjadi untuk dapat memberikan
persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi D Bukti materi edukasi tentang hak, kewajiban dan 10 TL
tentang hak dan tanggung jawab tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam 5 TS
mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan 0 TT
proses asuhan (D,W) (lihat juga
HPK.2.2) • PPA
W
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen
nyeri dan teknik rehabilitasi
Maksud dan Tujuan MKE 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti materi edukasi tentang: 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang 1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman 5 TS
diberikan meliputi penggunaan obat- 2) potensi efek samping obat 0 TT
obatan secara efektif dan aman, 3) potensi interaksi obat antar obat konvensional,
potensi efek samping obat, potensi obat bebas, serta suplemen atau makanan
interaksi obat antar obat (regulasi lihat MKE 1 EP 1)
konvensional , obat bebas, suplemen
atau makanan (D,W) • Apoteker
• Pasien/keluarga
W
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti materi edukasi tentang keamanan dan efektivitas 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang penggunaan peralatan medis 5 TS
diberikan meliputi keamanan dan 0 TT
efektivitas penggunaan peralatan • DPJP/PPA lainnya
medis W
• Pasien/keluarga
(D,W)
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti materi edukasi tentang diet dan nutrisi yang 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang memadai. 5 TS
diberikan meliputi diet dan nutrisi 0 TT
yang memadai (D,W) (lihat juga PAP.4 W • DPJP/Dietisien/PPA lainnya
EP 7) • Pasien/keluarga
3. Edukasi berkelanjutan tersebut D Bukti materi edukasi dan pelatihan untuk pasien yang 10 TL
diberikan kepada pasien yang rencana pemulangannya kompleks 5 TS
rencana pemulangannya kompleks. 0 TT
(D,W) (lihat juga ARK 3) W • Pemberi edukasi
• Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien
dan keluarga
• MPP
3. Individu didalam komite/tim PMKP D Bukti sertifikat pelatihan komite/ tim PMKP dan 10 TL
atau bentuk organisasi lainnya dan penanggungjawab data 5 TS
penanggung jawab data telah dilatih 0 TT
dan kompeten. (D) W • Komite/Tim PMKP
• Penanggung jawab data
4. Komite/tim PMKP atau bentuk org. D Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PMKP 10 TL
lainnya telah melaksanakan 5 TS
kegiatannya. (D,W) W Komite/Tim PMKP 0 TT
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu
pengetahuan dan informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Maksud dan Tujuan PMKP 2 : Lihat SNARS 1
Secara rinci referensi dan informasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien meliputi:
a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini, misalnya
pedoman nasional pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines
b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus untuk rumah
sakit pendidikan);
c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya manajemen
yang baik;
d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional
atau internasional;
e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk pedoman-
pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Elemen Penilaian PMKP 2 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai pedoman R Regulasi tentang pedoman PMKP 10 TL
peningkatan mutu dan keselamatan - -
pasien sesuai dengan referensi terkini 0 TT
(lihat juga TKRS 4 EP 1). (R)
• Staf IT
W • Komite/Tim PMKP
• Komite PPI
• Penanggung jawab data
3. Ada bukti pelaksanaan program PMKP D Bukti pelaksanaan tentang program PMKP 10 TL
yang meliputi data a) sampai dengan 5 TS
f) dimaksud dan tujuan. (D,O) O Lihat pelaksanaan proses manajemen data PMKP dan 0 TT
integrasinya
Standar PMKP 3
RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan semua
staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
Maksud dan Tujuan PMKP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 3 Telusur Skor
1. RS mempunyai program pelatihan R Regulasi tentang program pelatihan PMKP 10 TL
PMKP yang diberikan oleh - -
narasumber yang kompeten (R) 0 TT
2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber 10 TL
komite medis dan komite yang kompeten 5 TS
keperawatan telah mengikuti 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP pimpinan RS, komite 0 TT
pelatihan PMKP (D,W) medis dan komite keperawatan
• Pimpinan di RS
W • Komite/Tim PMKP
• Komite medis
• Komite keperawatan
• Diklat
3. Semua individu yang terlibat di dalam D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber 10 TL
pengumpulan, analisa dan validasi yang kompeten 5 TS
data telah mengikuti pelatihan PMKP 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP penanggung jawab 0 TT
khususnya tentang sistem data unit kerja
manajemen data (D,W)
• Komite/Tim PMKP
W • Staf unit
• Penanggung jawab data unit kerja
PROSES PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU
Standar PMKP 4
Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan
dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah sakit.
• Direktur
W • Komite/Tim PMKP
• Staf pengumpul data
Standar PMKP 5.1
Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan panduan praktik klinik, alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan
atau prosedur dan atau standing order di prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis
Maksud dan Tujuan PMKP 5.1 : Lihat SNARS 1
Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5 (lima) prioritas panduan praktik klinis-alur klinis dan/atau
protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order, sebagai panduan dari standarisasi proses asuhan klinik yang
dimonitor oleh Komite Medik. Dengan tujuan sebagai berikut:
1) Melakukan standarisasi proses asuhan klinik
2) Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis
3) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif
4) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di area yang
akan diperbaiki di tingkat rumah sakit
5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”) dalam memberikan asuhan
bermutu tinggi
Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit
pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan.
Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan indikator
mutu, juga diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di rumah sakit.
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga
indikator-indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang
diharuskan ikut sebagai peserta bank data. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi harus
di jaga.
Berdasarkan tersebut diatas rumah sakit agar mempunyai regulasi tentang:
a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data
(PMKP 2.1)
b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database ekternal
c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
3. Analisis data telah dilakukan dng D Bukti analisis data dengan menggunakan metode dan 10 TL
menggunakan metode dan teknik2 teknik-teknik statistik 5 TS
statistik, sesuai kebutuhan (D,W) 0 TT
W • Komite/Tim PMKP
• Penanggungjawab data unit
5. Pelaksana analisis data yaitu staf D Bukti sertifikat pelatihan Komite/Tim PMKP dan 10 TL
komite/tim PMKP dan penanggung penanggung jawab data unit dan pengalaman kerja 5 TS
jawab data di unit pelayanan/kerja 0 TT
sudah mempunyai pengalaman, W • Komite/Tim PMKP
pengetahuan dan keterampilan yang • Penanggungjawab data unit
tepat sehingga dapat berpartisipasi
dalam proses tersebut dengan baik.
(D,W)
6. Hasil analisis data telah disampaikan D 1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan 10 TL
kepada Direktur, para kepala kepada Direktur, kepala bidang dan kepala unit 5 TS
bidang/divisi dan kepala unit untuk 2) Bukti laporan hasil analisis data 0 TT
ditindaklanjuti. (D,W) 3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan
• Direktur/kepala bidang/divisi
W • Kepala unit
• Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 7.2
Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu dan
efisiensi biaya pertahun
Maksud dan Tujuan PMKP 7.2 : Lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit mengukur keberhasilan program PMKP prioritas melalui:
a) Pengukuran capaian-capaian indikator area klinik dan area manajemen
b) Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi dalam pemberian pelayanan
Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang dipergunakan untuk perbaikan di program prioritas
rumah sakit tersebut.
Elemen Penilaian PMKP 7.2 Telusur Skor
1. Komite/Tim PMKP atau bentuk D Bukti tentang analisis data program PMKP prioritas 10 TL
organisasi lainnya telah 5 TS
mengumpulkan dan menganalisis data W Komite/Tim PMKP 0 TT
program PMKP prioritas yang meliputi
a) sampai dengan d) yang ada di
maksud dan tujuan (lihat
PMKP 5). (D,W)
2. Ada bukti Direktur rumah sakit telah D Bukti tentang tindaklanjut perbaikan 10 TL
menindaklanjuti hasil analisis data 5 TS
yang meliputi a) sampai d) yang ada W • Direktur 0 TT
dimaksud dan tujuan
• Kepala bidang/divisi
(D,W)
• Kepala unit pelayanan
• Komite/Tim PMKP
• Penanggungjawab data unit
3. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil perbaikan prioritas kegiatan 10 TL
menghasilkan perbaikan di rumah PMKP RS 5 TS
sakit secara keseluruhan (D,W) 0 TT
4. Ada bukti program PMKP prioritas D Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas 10 TL
telah menghasilkan efisiensi kegiatan PMKP RS 5 TS
penggunaan sumber daya (D,W) 0 TT
W • Komite/Tim PMKP
• Bagian keuangan/ billing
• Staf SIM-RS
Standar PMKP 8
RS mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang akan
dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi data.
Maksud dan Tujuan PMKP 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi :
a) regulasi data yang harus divalidasi, yaitu:
merupakan pengukuran area klinik baru;
bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber data berubah;
bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain; bila ada perubahan
pengukuran;
bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya;
bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah, panduan praktik
klinik baru diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut:
mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data sebelumnya
(data asli)
menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan
jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah data elemen
dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak Koleksi sample
baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang
diharapkan (lihat juga KKS.11, EP 4)
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat
menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi
2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan D Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien paling 10 TL
insiden keselamatan pasien (D,W) lambat 2x24 jam 5 TS
0 TT
W • Kepala unit kerja
• Komite/Tim PMKP
3. Rumah sakit mengintegrasikan D Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan analisa 10 TL
pelaporan kejadian dan pengukuran data laporan insiden dengan PMKP dan perbaikannya 5 TS
mutu agar solusi dan perbaikan yang 0 TT
dilakukan terintegrasi. (D,W) W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS
4. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D 1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden 10 TL
keselamatan pasien setiap 6 bulan keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada 5 TS
kepada representasi pemilik dan bila representasi pemilik 0 TT
ada kejadian sentinel telah dilaporkan 2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada
di setiap kejadian. (D,W) (Lihat juga representasi pemilik paling lambat 2x24 jam
TKRS 4.1) 3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS paling
lambat 2x24 jam
• Representasi pemilik
W • Direktur
• Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
5. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D Bukti laporan insiden keselamatan pasien khususnya 10 TL
IKP kpd Komite Nasional Keselamatan sentinel kepada Komite Nasional 5 TS
Pasien sesuai peraturan perundang- Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam 0 TT
undangan.
(D, W) • Direktur
W
• Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
Standar PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan melakukan analisis akar masalah
(root cause analysis)
Maksud dan Tujuan PMKP 9.1 : Lihat SNARS 1
Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:
9
perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk analisis
berkelanjutan.
Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh rumah sakit didokumentasikan sebagai bagian dari
manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan program perbaikan. (TKRS.11, EP2 )
Elemen Penilaian PMKP 11 Telusur Skor
1. Rumah sakit telah membuat rencana D Bukti tentang rencana perbaikan mutu dari hasil 10 TL
perbaikan terhadap mutu dan capaian mutu. 5 TS
keselamatan berdasarkan hasil 0 TT
capaian mutu (D,W) W • Komite/Tim PMKP
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
2. Rumah sakit telah melakukan uji coba D Bukti tentang uji coba rencana perbaikan 10 TL
rencana perbaikan terhadap mutu 5 TS
dan keselamatan pasien W • Komite/Tim PMKP 0 TT
(D,W)
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
3. Rumah sakit telah D Bukti pelaksanaan hasil uji coba 10 TL
menerapkan/melaksanakan rencana 5 TS
perbaikan terhadap mutu dan W • Komite/Tim PMKP 0 TT
keselamatan pasien (D,W) • Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
4. Tersedia data yang menunjukkan D Bukti tentang perbaikan telah tercapai 10 TL
bahwa perbaikan bersifat efektif dan 5 TS
berkesinambungan (Lihat juga W • Komite/Tim PMKP 0 TT
TKRS 11, EP 2) (D,W)
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
5. Ada bukti perubahan-perubahan D Bukti tentang perubahan regulasi 10 TL
regulasi yang diperlukan dalam 5 TS
membuat rencana , melaksanakan W • Komite/Tim PMKP 0 TT
dan mempertahankan perbaikan • Kepala bidang/divisi
(D,W) • Kepala unit
6. Keberhasilan-keberhasilan telah D Bukti tentang laporan perbaikan mutu 10 TL
didokumentasikan dan dijadikan 5 TS
laporan PMKP (D,W) W • Komite/Tim PMKP 0 TT
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
MANAJEMEN RISIKO
Standar PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta
mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat terjadi
pada pasien, antara lain meliputi:
• manajemen pengobatan ;
• risiko jatuh;
• pengendalian infeksi;
• gizi;
• risiko peralatan; dan
• risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada: a) pasien;
b) staf medis;
5. Rumah sakit telah melaksanakan D Bukti tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK RS, 10 TL
tindak lanjut hasil analisa modus penerapan redisain (desain baru) dan monitoringnya 5 TS
dampak kegagalan(FMEA). (D,W) 0 TT
• Direktur
• Kepala bidang/divisi
W
• Kepala unit pelayanan
• Komite/Tim PMKP
• Penanggungjawab data unit
• Komite medis
SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang jumlah
dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 3 : Lihat SNARS 1
Perawat penghubung PPI/IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas
a) mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing;
b) memberikan motivasi dan mengingatkan pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di unitnya
masing-masing;
c) memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi;
d) memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan HAIs pada pasien;
e) bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur
PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN;
f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi prosedur yang
harus dilaksanakan.
Elemen Penilaian PPI 3 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan perawat R Regulasi tentang penetapan IPCLN dengan uraian 10 TL
penghubung PPI/IPCLN (Infection tugasnya - -
Prevention and Control Link Nurse) 0 TT
dengan jumlah dan kualifikasi sesuai
dengan peraturan perundang
undangan (R )
2. Ada bukti pelaksanaan tugas perawat D Bukti pelaksanaan tugas perawat penghubung 10 TL
penghubung PPI/IPCLN sesuai dengan PPI/IPCLN 5 TS
a) sampai dengan f) pada maksud dan 0 TT
tujuan. (D,W)
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI.
Maksud dan Tujuan PPI 4 : Lihat SNARS 1
Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya a) United
States Centers for Disease Control and Prevention (USCDC);
b) World Health Organization (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence based
practice and guidelines”;
c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan dan kebersihan
rumah sakit;
d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis dan layanan
penunjang;
e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outbreak) penyakit infeksi f)
Ketentuan pelaporan lainnya.
Elemen Penilaian PPI 4 Telusur Skor
1. Tersedia anggaran yang cukup untuk R Penetapan anggaran pelaksanaan program PPI 10 TL
menunjang pelaksanaan - -
program PPI. (R) 0 TT
2. Tersedia fasilitas yang O Lihat fasilitas yang tersedia untuk menunjang 10 TL
cukup untuk menunjang kegiatan PPI, antara lain hand rub, tissue, APD, dll 5 TS
pelaksanaan 0 TT
program PPI. (O,W) • Komite/Tim PPI
• Kepala unit/Kepala ruangan
W
W • Komite/Tim PPI
• IPCN
• IPCLN
• Staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan sumber D Bukti tersedia sumber informasi dan referensi terkini 10 TL
informasi dan referensi terkini yang 5 TS
dapat diperoleh dari a) 0 TT
sampai dengan f) pada maksud dan O Lihat sumber informasi dan referensi
tujuan. (D,O,W)
W • Komite/Tim PPI
• IPCN
• Staf SIM-RS
TUJUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Standar PPI 5
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular
infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis.
Maksud dan Tujuan PPI 5 : Lihat SNARS 1 Program
PPI antara lain meliputi :
a) Kebersihan tangan
b) surveilans risiko infeksi
c) investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
d) meningkatkan pegawasan terhadap penggunaan antimikrob secara aman;
e) asesmen berkala terhadap risiko;
f) menetapkan sasaran penurunan risiko (lihat juga AP 5.3)
g) mengukur dan me-review risiko infeksi.
Elemen Penilaian PPI 5 Telusur Skor
1. Ada program PPI dan kesehatan kerja R 1) Program tentang PPI 10 TL
yang komprehensif di seluruh rumah 2) Program kesehatan dan keselamatan staf sesuai 5 TS
sakit untuk menurunkan risiko infeksi dengan KKS 8.2 EP 1 0 TT
terkait dengan pelayanan kesehatan
pada pasien yang mengacu dan
sesuai dengan ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktik terkini,
standar kesehatan lingkungan terkini,
dan peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan program PPI D Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi a. 10 TL
untuk menurunkan risiko tertular s/d g. di maksud dan tujuan 5 TS
infeksi pada pasien. (D,O,W,S) 0 TT
O Lihat pelaksanaan program PPI di
unit pelayanan (Hand Hygiene, APD,
penempatan pasien, dll)
• Komite/Tim PPI
W • IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi keperawatan
• Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
• Komite/Tim PPI
W • IPCN
• IPCLN
• Kepala SDM
S
4. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi a. 10 5 TL
PPI yang meliputi butir a) sampai s/d g. di maksud dan tujuan TS
3
2. Ada bukti pelaksanaan pengumpulan D Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir a) 10 TL
data dari butir a) sampai dengan f), sampai dengan f) disertai dengan: 5 TS
analisis dan interpretasi data, serta 1) Bukti analisis dan intepretasi data 0 TT
membuat prioritas untuk 2) Bukti penetapan prioritas untuk
menurunkan tingkat infeksi. (D,W ) menurunkan tingkat infeksi
• Komite/Tim PPI
W
• Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
Standar PPI 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta menerapkan
strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Maksud dan tujuan PPI 7 dan PPI 7.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus mengikuti
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi,
namun tidak terbatas pada a) sterilisasi alat;
b) pengelolaan linen/londri;
c) pengelolaan sampah;
d) penyediaan makanan;
e) kamar jenazah.
2. Ada bukti identifikasi prosedur dan D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada prosedur 10 TL
proses asuhan invasif serta strategi dan proses asuhan invasif 5 TS
untuk menurunkan risiko infeksi. 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata 0 TT
(D,W) kelola risiko infeksi)
• Komite/Tim PPI
W • Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
3. Rumah sakit melaksanakan strategi D Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola 10 TL
untuk menurunkan risiko infeksi pada risiko infeksi) sebagai tindak lanjut EP 2 5 TS
prosedur dan proses asuhan invasif 0 TT
yang berisiko infeksi. (D,O,W,S) O Lihat pelaksanaan pencampuran obat suntik,
pemberian suntikan, terapi cairan, punksi lumbal
• Komite/Tim PPI
• Komite/Tim PMKP
W • IPCN
• IPCLN
• Kepala unit/Kepala ruangan
• Komite/Tim PPI
W • Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit sterilisasi
3. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada 10 TL
untuk menurunkan risiko infeksi pengelolaan linen/londri 5 TS
pada kegiatan pengelolaan 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata 0 TT
linen/londri. (D,W) kelola risiko infeksi)
Komite/Tim PPI
W
• Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit linen/londri
4. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada 10 TL
untuk menurunkan risiko infeksi pengelolaan sampah 5 TS
pada kegiatan pengelolaan 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata 0 TT
sampah. (D,W) kelola risiko infeksi)
• Komite/Tim PPI
W • Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• IPSRS
• Komite/Tim PPI
• Komite/Tim PMKP
• IPCN
• IPCLN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala gizi
6. Ada bukti identifikasi dan strategi D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada kamar 10 TL
untuk menurunkan risiko infeksi di jenazah 5 TS
kamar jenazah. (D,W) 2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata 0 TT
kelola risiko infeksi)
• Komite/Tim PPI
W • Komite/Tim PMKP
• IPCN
• Kepala bidang/divisi
• Kepala kamar jenazah
Standar PPI 7.2
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan baik serta
mengelola dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan meliputi
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.
Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan juga
terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya.
• Kepala/staf sterilisasi
W
• IPCN
3. Rumah sakit mengoordinasikan D Bukti rapat tentang koordinasi pelayanan 10 TL
pelayanan sterilisasi dan disinfeksi di sterilisasi dan disinfeksi diluar unit sterilisasi 5 TS
luar pusat sterilisasi. (D,O,W) 0 TT
O Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di luar
unit sterilisasi, yang dilaksanakan seragam
• IPCN
W
• Kepala/staf sterilisasi
• IPCN
W • Kepala/staf sterilisasi
• Unit terkait
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai (supplies)
yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh peraturan perundang-
undangan.
Elemen Penilaian PPI 7.2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang penetapan batas R Regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa bahan 10 TL
kadaluarsa bahan medis habis pakai medis habis pakai, termasuk penetapan perbekalan - -
dan yang akan digunakan kembali farmasi/peralatan single use yang dilakukan re-use 0 TT
(reuse) meliputi butir a) sampai
dengan g) pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Ada bukti monitoring, evaluasi, dan D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara lain 10 TL
tindak lanjut pelaksanaan berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut 5 TS
penggunaan kembali (reuse) bahan pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan 0 TT
medis habis pakai sesuai butir a) medis habis pakai
sampai dengan g) pada maksud dan
tujuan. (D,O,W) Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuse)
O bahan medis habis pakai
• IPCN
W • Kepala/staf unit pelayanan
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
1. Ada unit kerja atau penanggungjawab R Regulasi tentang unit kerja linen/londri atau 10 TL
pengelola penanggung jawab bila dilakukan dengan kontrak - -
linen/londri yang menyelenggarakan (outsourcing) 0 TT
penatalaksanaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri O Lihat ruang, alur, dan fasilitas londri 10 TL
sesuai dengan peraturan perundang- 5 TS
undangan. (O,W) W IPCN 0 TT
Kepala/staf londri
• IPCN
W • Kepala/staf linen/londri
• Petugas linen ruangan
3. Petugas pada unit londri menggunakan O • Lihat penerapan penggunaan APD 10 TL
alat pelindung diri (APD) sesuai • Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola 5 TS
dengan ketentuan. linen/londri di luar RS 0 TT
(O,W)
Kepala/staf linen/londri
W
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10 TL
monitoring oleh IPCN terhadap 1) Bukti form ceklis 5 TS
pengelolaan linen/londri sesuai 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
dengan prinsip PPI termasuk bila
dilaksanakan oleh pihak luar rumah Lihat hasil supervisi pengelolaan linen/londri sesuai
O
sakit. (D,O,W) dengan prinsip PPI
• IPCN
W • Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui
kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
Elemen Penilaian PPI 7.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengelolaan R Regulasi tentang pengelolaan limbah RS 10 TL
limbah rumah sakit untuk - -
meminimalkan risiko infeksi yang 0 TT
meliputi butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Pengelolaan limbah cairan tubuh D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak 10 TL
infeksius sesuai dengan regulasi dan lanjutnya 5 TS
dilaksanakan monitoring, O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan 0 TT
9
152 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
evaluasi, serta tindak lanjutnya. limbah infeksius sesuai prinsip PPI
(D,O,W)
W • Penanggung jawab kesling
• Petugas House Keeping
• Petugas TPS
• Petugas Incinerator
3. Penanganan dan pembuangan darah D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak 10 TL
serta komponen darah sesuai dengan lanjutnya 5 TS
regulasi dan dilaksanakan monitoring, 0 TT
evaluasi, juga tindak lanjutnya. O Lihat kepatuhan petugas dalam penanganan dan
(D,O,W) pembuangan darah sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah cair sesuai dengan D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan tindak 10 TL
regulasi. (D,O,W) lanjutnya 5 TS
0 TT
O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan limbah
cair sesuai prinsip PPI IPAL RS
• IPCN
W • Kepala/staf unit/kepala ruangan
• Kepala/staf radiologi
• Kepala/staf laboratorium
6. Ada bukti penanganan (handling) serta O Lihat penanganan /handling pembuangan darah dan 10 TL
pembuangan darah dan komponen komponen darah 5 TS
darah sudah dikelola sesuai dengan 0 TT
peraturan perundang-undangan. W • Kepala/staf kamar operasi
(O,W) • Kepala/staf BDRS
• Kepala/staf kamar bersalin
• Kepala/staf laboratorium
7. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10 TL
monitoring terhadap kegiatan butir a) 1) Bukti form ceklis 5 TS
sampai dengan e) pada maksud dan 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
tujuan. (D,O,W)
O Lihat lokasi pengelolaan limbah RS
W • IPCN
• Kepala/staf kamar operasi
• Kepala/staf BDRS
• Kepala/staf kamar bersalin
• Kepala/staf laboratorium
• Kepala/staf kamar jenazah Staf terkait
• IPCN
W • Kepala/staf kamar jenazah
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat dan O Lihat proses pengelolaan pemulasaran jenazah dan 10 TL
kamar bedah mayat sudah dikelola bedah mayat 5 TS
sesuai dengan peraturan 0 TT
perundang-undangan. (O,W) W • IPCN
• Kepala/staf kamar jenazah
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10 TL
kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai 1) Bukti form ceklis 5 TS
dengan peraturan perundang- 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
undangan. (D,W)
W • IPCN
• Kepala/staf kamar jenazah
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Maksud dan Tujuan PPI 7.5 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup
a) semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat, pembuangan wadah,
dan surveilans proses pembuangan (lihat juga ARK 6);
b) laporan tertusuk jarum dan benda tajam.
Elemen Penilaian PPI 7.5 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan 10 TL
tentang pengelolaan benda tajam jarum - -
dan jarum untuk menurunkan cedera 0 TT
serta mengurangi risiko infeksi yang
meliputi butir a) dan b) yang ada
pada maksud dan
tujuan. (R)
• IPCLN
• Petugas incenerator
4. Bila pengelolaan benda tajam dan D 1) Bukti pelaksanaan kerjasama RS dengan pihak 10 TL
jarum dilaksanakan oleh pihak luar luar RS 5 TS
rumah sakit harus berdasar atas 2) Bukti izin transporter 0 TT
kerjasama dengan pihak yang 3) Bukti izin incenerator
memiliki izin dan sertifikasi mutu 4) Bukti sertifikasi mutu
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (D,O,W) Lihat bukti monitoring pelaksanaan
O yang dilakukan oleh pihak RS
• IPCN
W • IPSRS
5. Ada bukti data dokumen limbah benda D Bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum 10 TL
tajam dan jarum. (lihat juga di PPI yang dikelola 5 TS
7.2). (D,W) 0 TT
W • IPCN
• IPSRS
• Penanggung jawab kesling
• Penanggung jawab cleaning service
6. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi 10 TL
monitoring oleh IPCN terhadap 1) Bukti form ceklis 5 TS
pengelolaan benda tajam dan jarum 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
sesuai dengan prinsip PPI, termasuk
bila dilaksanakan oleh pihak luar Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan benda
O
rumah sakit. (D,O,W) tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
• IPCN
W • IPSRS
• Penanggung jawab kesling
• Penanggung jawab cleaning service
• Kepala unit/Kepala ruangan
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan makanan,
pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat
makan untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila makanan
diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 7.6 Telusur Skor
• Komite/Tim PPI
W • Kepala/staf gizi
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan enginering controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko pengendalian
infeksi (infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area
mana saja di rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi; 6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan engineering
controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
Elemen Penilaian PPI 7.7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pengendalian/pemeriksaan 10 TL
pengendalian mekanis dan teknis mekanis dan teknis - -
(mechanical dan engineering control) 0 TT
minimal untuk fasilitas yang
tercantum pada butir a) sampai
dengan e) yang ada pada maksud dan
tujuan. (R)
• IPSRS
W • Kepala/staf unit terkait
Standar PPI 7.7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.
6. Rumah sakit telah melaksanakan D Bukti pelaksanaan ICRA renovasi bangunan, dan 10 TL
penilaian risiko pengendalian infeksi hasil pemantauan kualitas udara akibat dampak 5 TS
(infection control risk renovasi 0 TT
assessment/ICRA) pada semua
renovasi, kontruksi dan demolisi • Lihat pelaksanaan renovasi
O
sesuai dengan regulasi. (D,O,W) • Lihat laporan pelaksanaan renovasi
• Komite/Tim PPI
W • IPCN
• Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami
imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang penempatan pasien dengan 10 TL
penempatan pasien dengan penyakit penyakit menular dan pasien yang mengalami - -
menular dan pasien yang mengalami immunitas rendah 0 TT
imunitas rendah
(immunocompromised). (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruangan O Lihat ruang isolasi untuk pasien 10 TL
untuk pasien yang mengalami dengan immunocompromised 5 TS
imunitas rendah 0 TT
(immunocompromised) sesuai dengan • IPCN
W
peraturan perundang- undangan. • IPCLN
(O,W) • Kepala/staf unit pelayanan
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10 TL
monitoring oleh IPCN terhadap 1) Bukti form ceklis 5 TS
penempatan pasien dengan 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
immunocompromised). (D)
Standar PPI 8.1
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di dalam rumah
sakit dan keluar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 8.1 Telusur Skor
• Kepala/staf IGD
W • Kepala/staf rawat jalan
• Kepala/staf rawat inap
• IPCN
• IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan monitoring D Bukti supervisi: 10 TL
ruang tekanan negatif dan 1) Bukti form ceklis 5 TS
penempatan pasien secara rutin. 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0 TT
(D,O,W)
W • Kepala/staf IGD
• Kepala/staf rawat jalan
• Kepala/staf rawat inap
• IPCN
• IPCLN
4. Ada bukti dilakukan edukasi kepada D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan 10 TL
staf tentang pengelolaan pasien pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk 5 TS
infeksius jika terjadi lonjakan pasien dengan penyakit menular 0 TT
masuk dengan penyakit menular atau
rumah sakit tidak mempunyai kamar • Kepala/staf IGD
dengan tekanan negatif (ventilasi • Kepala/staf rawat jalan
alamiah dan mekanik). (D,W) W • Kepala/staf rawat inap
• IPCN
• IPCLN
5. Ada bukti dilakukan edukasi kepada D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang pengelolaan 10 TL
staf tentang pengelolaan pasien pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk 5 TS
infeksius jika terjadi lonjakan pasien dengan penyakit menular 0 TT
masuk dengan penyakit menular atau
rumah sakit tidak mempunyai kamar • Kepala/staf rawat inap
dengan tekanan negatif (ventilasi • IPCN
alamiah dan mekanik). (D,W) W • IPCLN
2. Rumah sakit menyediakan ruang isolasi O Lihat ketersediaan ruang isolasi dengan tekanan 10 TL
dengan tekanan negatif bila terjadi negatif, bila terjadi ledakan pasien 5 TS
ledakan pasien (outbreak) sesuai 0 TT
dengan peraturan perundangan. W • Komite/Tim PPI
(O,W) • IPCN
• IPCLN
• Kepala/staf rawat inap
2. Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk O Lihat kelengkapan fasilitas hand hygiene antara lain 10 TL
sekali pakai tersedia di tempat cuci sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai 5 TS
tangan dan tempat melakukan tersedia di tempat cuci tangan dan tempat 0 TT
disinfeksi tangan. (O) melakukan disinfeksi tangan
3. Hand hygiene sudah dilaksanakan S Peragaan hand hygiene oleh staf 10 TL
dengan baik. (S,O) 5 TS
O Lihat pelaksanaan hand hygiene secara konsisten 0 TT
diarea yang sudah ditetapkan
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hand hygiene 10 TL
hygiene kepada semua pegawai 5 TS
termasuk tenaga kontrak. • Staf RS 0 TT
(D,W) • Tenaga kontrak, magang dan tenant
W
Ada penetapan struktur organisasi R Struktur organisasi RS yang ditetapkan oleh pemilik atau 10 TL
RS sesuai peraturan perundang- representasi pemilik - -
undangan (R) 0 TT
Ada penetapan Direktur RS R Regulasi tentang penetapan/pengangkatan Direktur RS 10 TL
sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pemilik atau representasi pemilik - -
perundangundangan. (R) 0 TT
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 163
Standar TKRS 1.1
Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik dan representasi pemilik telah dilaksanakan sesuai regulasi yang
ditetapkan dan sesuai peraturan perundang-undangan
Elemen Penilaian TKRS 1.1 Telusur Skor
1. Ada persetujuan dan ketersediaan D 1) Bukti tersedianya anggaran/investasi dan 10 TL
anggaran/budget investasi/modal operasional dalam RKA/RBA/DPA/DIPA dan 5 TS
dan operasional serta sumber dokumen lain serupa 0 TT
daya lain yang diperlukan untuk 2) Bukti tentang persetujuan RKA/RBA/DIPA/DPA oleh
menjalankan Rumah Sakit sesuai pemilik atau representasi pemilik
dengan misi dan rencana strategis
Rumah Sakit. (D,W) • Pemilik atau representasi pemilik
• Direktur RS
W • Direktur/Bagian Keuangan RS
2. Ada dokumen hasil penilaian D Bukti tentang hasil penilaian kinerja representasi 10 TL
kinerja dari representasi pemilik, pemilik - -
sekurang-kurangnya 0 TT
setahun sekali (D,W) Pemilik dan representasi pemilik
W
3. Ada dokumen hasil penilaian D Bukti tentang hasil penilaian kinerja Direktur RS 10 TL
kinerja dari direktur Rumah Sakit - -
sekurang-kurangnya setahun W • Representasi pemilik 0 TT
sekali. (D,W) • Direktur
Standar TKRS 1.2
RS memiliki misi, rencana strategis , rencana kerja, program peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
pengawasan mutu pendidikan serta laporan akuntabilitas representasi pemilik
Elemen Penilaian TKRS 1.2 Telusur Skor
1. Ada bukti persetujuan, review D Bukti Misi RS, persetujuan misi, review misi secara 10 TL
berkala dan publikasi/sosialisasi ke berkala, publikasi/sosialisasi misi RS 5 TS
masyarakat tentang misi Rumah 0 TT
Sakit sesuai dengan regulasi. (D,W) W • Pemilik /representasi pemilik
• Direktur RS
2. Ada persetujuan rencana strategis, D 1) Bukti tentang rencana strategis yang disetujui oleh 10 TL
rencana kerja dan anggaran pemilik atau representasi pemilik 5 TS
Rumah Sakit seharihari sesuai 2) Bukti rencana kerja dan anggaran RS yang disetujui 0 TT
dengan regulasi. (D,W) oleh pemilik atau representasi pemilik
DIREKSI RS
Telusur Skor
tang kualifikasi, uraian tugas, tanggung 10 TL
ewenang (UTW) Direktur yang diuraikan - -
ur organsisasi dan tata kelola 0 TT
Bagian kepegawaian
• Direktur RS
W • Para Pemimpin RS
2. Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah D Bukti kualifikasi kepala bidang /divisi sesuai persyaratan, 10 TL
sesuai dengan dalam file kepegawaian ,meliputi: 5 TS
persyaratan jabatan serta tugas 1) keputusan pengangkatan 0 TT
pokoknya. (D,W) 2) ijazah
3) sertifikasi
W
5. Direktur RS memberikan data dan D Bukti data dan informasi sudah di publikasikan 10 TL
informasi sesuai dengan a) dan b) (bisa berupa brosur, website,dll) 5 TS
pada maksud dan tujuan (D,W) 0 TT
W • Direktur RS
• Kepala bidang/divisi
• Bagian marketing
Standar TKRS 3.2
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya komunikasi efektif di Rumah Sakit
Maksud dan Tujuan TKRS 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pertemuan di setiap dan antar tingkat 10 TL
pertemuan di setiap dan antar RS - -
tingkat di rumah sakit. (R) 0 TT
2. Ada regulasi komunikasi efektif R Regulasi tentang komunikasi efektif di RS terdiri dari: 10 TL
antar professional pemberi 1) Komunikasi efektif RS dengan masyarakarat - -
asuhan (PPA) dan antar lingkungan 0 TT
unit/instalasi/ departemen 2) Komunikasi efektif antara PPA dengan
pelayanan. (R) pasien/keluarga
3) Komunikasi efektif antar PPA
4) Komunikasi efektif antar unit/instalasi/departemen
pelayanan
3. Ada bukti terselenggaranya D 1) Bukti rapat di setiap unit 10 TL
pertemuan di setiap dan antar 2) Bukti rapat pertemuan antar unit beserta pimpinan 5 TS
tingkat di rumah sakit. (D,W) 0 TT
• Direksi
• Kepala bidang/divisi
W
• Kepala unit
5. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti tentang hasil pelaksanaan pemberian informasi 10 TL
informasi yang tepat waktu, akurat (dapat berupa buletin, media sosial, intra net, surat 5 TS
dan relevan di lingkungan Rumah edaran, pengumuman, paging system, code system, dan 0 TT
Sakit. (D, W) lainnya)
6. Direktur/direksi dan para kepala D Bukti rapat penyampaian informasi tentang capaian 10 TL
bidang/ divisi Rumah Sakit sudah program dan capaian RENSTRA, dapat juga melalui - -
menyampaikan informasi tentang buletin dan kegiatan diklat 0 TT
capaian program sesuai visi, misi
dan rencana strategik kepada staf • Direktur
Rumah Sakit. (lihat W
• Kepala bidang/divisi
MKE 4). (D,W)
• Kepala unit pelayanan
Standar TKRS 3.3
RS menetapkan proses seragam untuk melakukan penerimaan/pengangkatan (recruitment), retensi, pengembangan
dan pendidikan berkelanjutan semua staf dengan melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan.
3. Ada bukti Rumah Sakit telah D Bukti tentang hasil pelaksanaan program 10 TL
melaksanakan proses remunerasi/kompensasi untuk retensi staf 5 TS
kompensasi untuk retensi staf 0 TT
(D,W) Direksi RS/Kepala bidang/divisi terkait
W
3. Ada bukti keterlibatan Direktur D 1) Bukti rapat tentang pemilihan indikator mutu kunci 10 TL
RS dan para kepala bidang /divisi tingkat RS dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan 5 TS
dalam memilih indikator mutu di , yang dihadiri atau dipimpin Direktur dengan para 0 TT
tingkat RS, merencanakan kepala bidang/Ketua PMKP dan para kepala unit .
perbaikan dan mempertahankan 2) Bukti pelaksanaan rencana tindak lanjut
perbaikan mutu dan keselamatan 3) Bukti sertifikat pelatihan PMKP untuk komite PMKP
pasien serta menyediakan staf dan PIC pengumpul data
4) Bukti sertifikat pelatihan untuk staf pelaksana analisis
terlatih untuk program
/validasi
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. (lihat PMKP
• Direktur
1, PMKP 3, PMKP 4) (D,W)
• Ketua Komite PMKP
• Para Kepala Bidang/divisi
W
• Komite PMKP
• Penanggung jawab pengumpul data
W
Standar TKRS 4.1
Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik sesuai
dengan regulasi rumah sakit.
Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1
Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada representasi pemilik sebagai berikut :
1) setiap tiga bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator mutu area klinis, area manajemen dan sasaran
keselamatan pasien dan capaian implementasi panduan praktik klinik dan alur klinis serta penerapan sasaran
keselamatan pasien
2) Setiap 6 (eanam) bulan Direktur Rumah Sakit melaporkan penerapan keselamatan pasien kepada representasi
pemilik antara lain mencakup:
jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/insiden keselamatan pasien serta analisis akar masalahnya;
apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut;
tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan sebagai respons terhadap kejadian tersebut;
apakah tindakan perbaikan tersebut dipertahankan.
3) Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur Rumah Sakit wajib melaporkan kejadian kepada pemilik dan representasi
pemilik paling lambat 2 X 24 jam setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar masalah setelah 45
hari.
Representasi pemilik mengkaji dan merespon laporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, khususnya
terkait dengan capaian indikator yang masih rendah.
O • Direktur
• Para Kepala Bidang/Divisi
W • Para Kepala Unit Pelayanan
• Komite/tim PMKP
2. Direktur RS melaporkan D Bukti laporan PMKP dari Direktur ke representasi pemilik 10 TL
pelaksanaan program PMKP tepat waktu, (Hasil program mutu 3 bulan sekali, IKP 6 5 TS
kepada pemilik atau representasi bulan sekali, Sentinel 1x24 jam, RCA nya dalam 45 hari) 0 TT
pemilik sebagaimana diatur di 1)
sampai dengan 3) yang ada di • Pemilik/representasi pemilik/Direktur
maksud dan tujuan. (Lihat juga • Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
TKRS 1.3 W
EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W)
sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan
program (tool) sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada
proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit, misalnya
sistem manajemen obat di rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit Pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan prioritas
dengan mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan
pengukuran mutu klinis, manajerial dan penerapan sasaran keselamatan pasien. (lihat juga PMKP 5)
• Direktur/Kepala Bidang/Divisi
• Komite PMKP
W
3. Ada bukti riset klinik dan program D 1) Bukti tentang Indikator mutu untuk riset klinik 10 TL
pendidikan profesi kesehatan 2) Bukti tentang Indikator mutu program pendidikan 5 TS
sebagai salah satu program profesi kesehatan 0 TT
peningkatan mutu prioritas di 3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data
Rumah Sakit
Pendidikan. (D,W) Direktur/Komite Koordinator Pendidikan
W (KOMKORDIK)/Panitia Penelitian
4. Ada pengukuran pelaksanaan D Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6 indikator 10 TL
Sasaran Keselamatan Pasien SKP 5 TS
tercantum pada program 0 TT
peningkatan mutu prioritas W Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
(lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)
5. Ada bukti kajian dampak perbaikan D Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta dampak 10 TL
di Rumah Sakit secara keseluruhan perbaikan terhadap peningkatan mutu dan efisiensi 5 TS
dan juga pada tingkatan biaya yang telah dicapai di tingkat RS 0 TT
departemen/unit layanan terhadap maupun ditingkat departemen
efisiensi dan sumber daya yang
digunakan. (Lihat juga PMKP.7.2) Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit Pelayanan
(D) W
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak klinis
dan kontrak manajerial
Maksud dan Tujuan TKRS 6 : Lihat SNARS 1
Regulasi Kontrak atau perjanjian lainnya antara lain meliputi :
a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab untuk kontrak manajemen
b. Seleksi kontrak berdasarkan kepatuhan peraturan perundang-undangan yang terkait.
c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya.
d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggung jawab pada pihak kedua.
e. Monitoring Mutu Kontrak
f. Teguran dan pemutusan kontrak, bila mutu pelayanan yang disediakan melalui kontrak tidak sesuai dengan
kontrak.
g. Review kontrak untuk perpanjangan
Elemen Penilaian TKRS 6 Telusur Skor
2. Rumah Sakit mempunyai regulasi R 1) Regulasi tentang perjanjian kerja sama RS dengan 10 TL
tentang perjanjian kerja staf medis staf medis untuk mematuhi peraturan perundang- 5 TS
yang antara lain meliputi undangan dan regulasi RS 0 TT
kredensial, rekredensial dan 2) Regulasi kredensial/rekredensial dan evaluasi kinerja
penilaian kinerja. (R) profesi staf medis (Medical Staf By Laws)
3. Rumah Sakit mempunyai dokumen D Bukti Kumpulan MOU/PKS/KSO atau bentuk lainnya 10 TL
kontrak untuk semua untuk semua pelayanan/kegiatan yang diselenggarakan 5 TS
kontrak yang sudah dilaksanakan berdasarkan kontrak 0 TT
(D,W)
Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan/kepala unit
W
kerja
4. Setiap dokter yang memberikan D 1) Bukti perjanjian kerja untuk staf medis pegawai RS 10 TL
pelayanan di Rumah Sakit, sudah 2) Bukti kontrak kerjasama untuk staf medis tamu 5 TS
menandatangani perjanjian sesuai 0 TT
regulasi rumah • Staf medis
sakit. (D,W) Lihat KKS 9 EP 2 • Kepala SDM
W
7. Ada bukti apabila kontrak D 1) Bukti di dokumen kontrak ada klausul pemutusan 10 TL
dinegosiasikan ulang atau sepihak diajukan minimal 3 (tiga) bulan sebelumnya 5 TS
dihentikan, Rumah Sakit tetap 2) Bukti daftar vendor calon pengganti 0 TT
menjaga kontinuitas dari 3) Bukti proses kegiatan negosiasi ulang, penghentian
pelayanan pasien.(D,O,W) kontrak dan pemilihan vendor baru (catatan : bila
ada kejadian)
W
Standar TKRS 6.1
Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
3. Komite/Tim PMKP telah melakukan D 1) Bukti hasil analisis data indikator mutu 10 TL
analisis data dan feedback data dan pelayanan yang di kontrakkan 5 TS
laporan 2) Bukti tentang feedback hasil analisis ke unit 0 TT
(D,W) pelayanan/unit kerja
3) Bukti laporan hasil analisis indikator mutu kepada
Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PMKP
W Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan
2. Dokter praktik mandiri dari luar D Bukti kredensial dan pemberian SPK RKK oleh RS untuk 10 TL
rumah sakit yang memberikan semua dokter praktik mandiri dari/di luar RS 5 TS
pelayanan diagnostik, konsultasi, 0 TT
dan layanan perawatan dari luar • Sub komite kredensial komite medis
Rumah Sakit, seperti kedokteran • Kepala bidang/divisi pelayanan/medis
jarak jauh (telemedicine), radiologi W
• Kepala unit pelayanan terkait
jarak jauh (teleradiology), dan
interpretasi untuk pemeriksaan
diagnostik lain, seperti
elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta
pemeriksaan lain yang serupa,
telah dilakukan proses kredensial
dan pemberian kewenangan klinik
oleh Rumah Sakit sesuai
peraturan perundang-undangan.
(D,W)
3. Mutu pelayanan yang diberikan oleh D Bukti hasil evaluasi mutu pelayanan yang diberikan oleh 10 TL
dokter praktik mandiri seperti semua dokter praktik mandiri 5 TS
tersebut pada EP 2 telah dipantau 0 TT
sebagai bagian dari program • Komite/Tim PMKP
peningkatan mutu W
• Kepala bidang/divisi
Rumah Sakit. (D,W)
• Kepala unit pelayanan
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Standar TKRS 7
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya dengan mempertimbangkan
mutu dan keselamatan
Maksud dan Tujuan TKRS 7 : Lihat SNARS 1
Regulasi pemilihan teknologi medik dan obat-obatan berdasarkan :
a) data dan informasi mengenai mutu dan implikasi keselamatan pasien dari penggunaan teknologi medik dan obat
tersebut, jadi tidak hanya berdasarkan harga saja.
b) rekomendasi dari staf klinis RS atau pemerintah atau organisasi profesi nasional maupun internasional atau
sumber lain yang akurat
Regulasi uji coba (trial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut :
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba (trial)
tersebut.
2) pelaksanaan uji coba (trial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (trial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (informed consent)
2. Tim penapisan teknologi bidang D 1) Bukti tentang penetapan Tim Penapisan teknologi 10 TL
kesehatan telah menggunakan data bidang kesehatan 5 TS
dan informasi dalam pemilihan 2) Bukti tentang pemilihan teknologi medis dan obat 0 TT
teknologi medik serta obat sesuai yang telah menggunakan data dan informasi point a)
dengan regulasi rumah sakit yang dan b)
ada di EP 1. (D,W)
Tim Penapisan Teknologi
W
3. Tim penapisan teknologi bidang D Bukti rekomendasi/referensi dari staf klinis dan atau 10 TL
kesehatan telah menggunakan pemerintah atau organisasi nasional dan international 5 TS
rekomendasi dari staf klinis dan telah digunakan untuk pemilihan teknologi medis dan 0 TT
atau pemerintah dan organisasi obat
profesi nasional atau internasional
dalam pemilihan teknologi medik Tim Penapisan Teknologi
dan obat di rumah sakit. (D,W) W
4. Direktur Rumah Sakit telah D Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai regulasi 10 TL
melaksanakan regulasi terkait 5 TS
dengan penggunaan teknologi Direktur 0 TT
medik dan obat baru yang masih
dalam taraf uji coba W
(trial). (D,W)
5. Kepala bidang/divisi telah D 1) Bukti hasil capaian indikator mutu dari pelayanan 10 TL
melakukan evaluasi mutu dan yang berasal dari pengadaan dan penggunaan 5 TS
keselamatan pasien terhadap hasil teknologi medik dan obat 0 TT
dari pengadaan dan penggunaan 2) Bukti laporan insiden keselamatan pasien
teknologi medik serta obat
menggunakan indikator mutu dan • Kepala bidang/divisi
laporan insiden keselamatan W • Kepala unit terkait
pasien. (D,W) • Ketua Komite/Tim PMKP
5. Struktur organisasi dapat R Regulasi tentnag penetapan komite etik atau komite etik 10 TL
mendukung proses pengawasan dan hukum RS yang mengkoordinasikan sub komite etik - -
atas berbagai isu etika profesi. dan disiplin profesi medis dan keperawatan dibawah 0 TT
(R) komite masing-masing.
2. Setiap Kepala unit pelayanan dan D Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file 10 TL
koordinator pelayanan (bila ada) kepegawaian setiap kepala unit/kepala departemen 5 TS
telah sesuai dengan persyaratan pelayanan dan koordinator pelayanan/ kepala 0 TT
jabatan yang ditetapkan. (D,W) departemen
6. Dalam orientasi, diberikan materi D Bukti materi PMKP dan PPI dalam TOR 10 TL
tentang Peningkatan Mutu dan 5 TS
Keselamatan Pasien serta W • Para Kepala Unit Pelayanan 0 TT
Pencegahan dan Pengendalian
• Pimpinan SDM/diklat
Infeksi. (D,W)
(Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP
3)
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain
Maksud dan Tujuan TKRS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 10 Telusur Skor
1. Setiap unit pelayanan telah R 1) Pedoman pelayanan disetiap unit pelayanan 10 TL
mempunyai pedoman pelayanan 2) Program tentang rencana pengembangan pelayanan - -
yang menguraikan tentang disetiap unit pelayanan 0 TT
pelayanan saat ini dan program
kerja yang Kepala unit pelayanan
menguraikan tentang pelayanan W
yang direncanakan dan mengatur
pengetahuan dan ketrampilan staf
klinis yang melakukan asesmen
pasien dan kebutuhan pasien. (R)
2. Kepala unit mengusulkan indikator D Bukti usulan tentang indikator mutu dari masingmasing 10 TL
mutu untuk setiap unit pelayanan unit pelayanan 5 TS
sesuai dengan a) sampai dengan c) 0 TT
yang ada di maksud dan tujuan W • Kepala unit pelayanan
(Lihat juga PMKP 4.1 4 EP 1 dan • Komite PMKP/bentuk organisasi lain
PAB.8.1) (D,W)
3. Kepala unit telah melakukan D 1) Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari setiap unit 10 TL
pengumpulan data dan membuat 2) Bukti laporan berkala terintegrasi tentang capaian 5 TS
laporan terintegrasi secara indikator mutu, insiden keselamatan pasien dan 0 TT
berkala. (D,W) sentinel
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima) panduan
praktik klinis untuk diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang diimplementasikan,
misalnya sebuah diagnosis seperti stroke, tindakan seperti transplantasi, populasi pasien seperti geriatri,
penyakit seperti diabetes melitus yang selanjutnya panduan ditetapkan berdampak terhadap keamanan dan
mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang tidak diinginkan.Mengingat penerapan panduan, alur,
dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan protokol agar
melakukan komunikasi dan koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat membantu penerapan dan
evaluasi penerapannya.
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway), dan/atau
protokol klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu
pada butir a) sampai dengan g) di atas.
Elemen Penilaian TKRS 11.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur bahwa R Regulasi tentang proses pemilihan, penyusunan dan 10 TL
setiap Kelompok Staf Medis (KSM) evaluasi pelaksanaan PPK - -
setiap th memilih 5 (lima) panduan 0 TT
praktik klinis, alur atau protokol
klinis prioritas untuk dievaluasi
sesuai kriteria yang ada di maksud
dan tujuan point a) sampai dengan
g) dan point 1) dan 2). (R)
5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi manusia dan etika
profesional dalam menyusun kerangka etika dan dokumen pedoman lainnya
2. Direktur rumah sakit memastikan D Bukti proses monitoring dan evaluasi terhadap 10 TL
asuhan pasien tidak melanggar pelaksanaan asuhan pasien yang tidak melanggar norma 5 TS
norma-norma bisnis, norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum contoh: 0 TT
keuangan, etik dan hukum. (D,W) 1) RS memastikan tidak ada tagihan yang tidak sesuai
dengan asuhan yang diberikan
2) Tidak ada uang muka untuk pasien gawat darurat
3) Iklan RS yang menyebutkan RS terbaik atau termurah
yang mengarah kepada persaingan tidak sehat
4) Pasien diminta membeli obat terlebih dahulu sebelum
dilayani
W
3. Direktur rumah sakit memastikan D 1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif menyangkut 10 TL
praktek non diskriminatif dalam suku, agama, ras dan gender 5 TS
hubungan kerja dan ketentuan 2) Bukti asuhan pasien tidak diskriminatif menyangkut 0 TT
atas asuhan pasien dengan suku, agama, ras dan gender
mengingat norma hukum dan
budaya. (D,W) • Direktur/Kepala bidang/divisi
W • Staf
• Pasien
4. Direktur rumah sakit D 1) bukti monitoring kepatuhan staf terhadap etika 10 TL
memastikan kepatuhan staf pegawai 5 TS
terhadap etika pegawai rumah W 2) bukti penanganan pelanggaran etik mulai teguran 0 TT
sakit. (D,W) lisan sampai tertulis terhadap pelanggaran etik pegawai
Direktur/Kepala bidang/divisi
Staf
W • PIC admisi
• Kepala bidang keperawatan
• Kepala unit rawat jalan,rawat inap dan gawat darurat
3. Rumah sakit membuat tagihan D Bukti tentang tagihan yang akurat antara lain tidak ada 10 TL
yang akurat untuk layanannya tagihan susulan setelah pasien pulang 5 TS
dan memastikan bahwa insentif 0 TT
finansial dan pengaturan • Bagian keuangan/kasir
pembayaran tidak mempengaruhi W
• Pasien/keluarga
asuhan pasien.
(D,W)
Standar TKRS 12.2
Kerangka kerja RS untuk manajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis didalam pelayanan klinis
dan pelayanan nonklinis.
Elemen Penilaian TKRS 12.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai sistem R Regulasi tentang sistem pelaporan bila terjadi dilema etis 10 TL
pelaporan bila terjadi dilema etis 5 TS
dalam asuhan pasien dan dalam 0 TT
pelayanan non klinis. (R)
2. Regulasi tentang manajemen etis D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan sesuai 10 TL
yang mendukung hal-hal yang regulasi dengan melibatkan komite etik 5 TS
dikonfrontasi pada dilema etis 0 TT
dalam asuhan pasien telah W • Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan
dilaksanakan. (D,W) • Komite etik
3. Regulasi untuk manajemen etis D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan sesuai 10 TL
yang mendukung hal-hal yang regulasi 5 TS
dikonfrontasikan pada dilema etis 0 TT
dalam pelayanan nonklinis telah W Kepala bidang keuangan/kasir SPI
dilaksanakan (D,W)
4. Pelaporan bila terjadi dilema etis D Bukti pelaporan dilema asuhan klinis dan dilema non 10 TL
dalam asuhan pasien dan dalam klinis. 5 TS
pelayanan non klinis telah 0 TT
dilaksanakan (D,W) W Kepala bidang pelayanan dan keuangan
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-
undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1 : Lihat SNARS 1
Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : “Budaya keselamatan di rumah sakit adalah sebuah lingkungan
yang kolaboratif di mana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap
sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk
seluruh staf RS. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
• Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau
menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
• perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk
tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah
komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh
mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya “obatnya ini salah,
tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi
staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi,
membuang rekam medis diruang rawat;
• perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender; pelecehan seksual.
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:
1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk
melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang
kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat
nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan
pasien.
O • Direktur
• Staf terkait
W
2. Sistem yang rahasia, sederhana O Lihat pelaksanaan sistem pelaporan yang rahasia 10 TL
dan mudah diakses oleh fihak 5 TS
yang mempunyai kewenangan W • Direktur RS 0 TT
untuk melaporkan masalah yang • Para kepala bidang/divisi
terkait dengan budaya
keselamatan dalam RS telah
disediakan (O, W)
5. Direktur Rumah Sakit telah D 1) Bukti hasil pengukuran / indikator mutu budaya 10 TL
menggunakan keselamatan 5 TS
pengukuran/indikaor mutu untuk 2) Bukti evaluasi 0 TT
mengevaluasi dan memantau 3) Bukti perbaikan
budaya keselamatan dalam rumah
sakit serta melaksanakan perbaikan • Direktur RS
yang telah teridentifikasi dari W • Komite PMKP
pengukuran dan evaluasi tersebut.
(D,W)
6.
e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk
mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk
mengurangi risiko kegagalan operasional
4. Ada bukti bahwa individu atau D Bukti laporan kegiatan penanggung jawab program 10 TL
organisasi yang ditunjuk tersebut 5 TS
telah melaksanakan kegiatan yang 0 TT
diatur di a) sampai dengan g) di Penanggung jawab program manajemen risiko/K3 RS
maksud dan tujuan. (D,W)
W
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Standar MFK 4
Rumah Sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Maksud dan tujuan MFK 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 4 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi termasuk R Regulasi tentang: 10 TL
program tentang pengelolaan 1) Pedoman pengorganisasian unit kerja yang 5 TS
keselamatan dan keamanan yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan 0 TT
meliputi a) sampai dengan f) di keamanan
maksud dan tujuan. (R) 2) Program keselamatan dan keamanan RS
2. Ada unit kerja yang bertanggung jawab D Bukti penetapan unit kerja disertai pedoman 10 TL
terhadap pengelolaan keselamatan pengorganisasian 5 TS
dan keamanan. (D,W) 0 TT
W • Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
• Bagian umum
• Staf RS
W • Satpam
• Penunggu pasien
• Pengunjung RS, dll
5. Rumah sakit telah melakukan D Bukti pemeriksaan fasilitas: 10 TL
pemeriksaan fasilitas secara berkala, 1) Bukti form ceklis 5 TS
membuat rencana perbaikan dan 2) Bukti pelaksanaan pemeriksaan 0 TT
telah melaksanakan perbaikan.
(D,O,W) Lihat hasil pemeriksaan dan kondisi bangunan
O
dan fasilitas RS
memenuhi peraturan - -
perundangundangan yang terkait W Kepala Keuangan/Kepala Perencanaan 0 TT
fasilitas RS (lihat juga AP.5 dan AP.6)
(D,W)
2. RS menyediakan anggaran untuk D Bukti tentang tersedia anggaran untuk 10 TL
meningkatkan, memperbaiki atau meningkatkan, memperbaiki atau mengganti 5 TS
mengganti sistem, bangunan, atau sistem, bangunan 0 TT
komponen yang diperlukan agar
fasilitas tetap dapat beroperasi secara Lihat kondisi gedung dan fasilitas
O
aman dan efektif. (D,O,W)
Kepala Keuangan/Ka IPSRS/Bagian umum
W
3. Rumah sakit menyediakan anggaran D Bukti tentang tersedia anggaran untuk pelaksanaan 10 TL
untuk penerapan PCRA dan ICRA bila PCRA dan ICRA 5 TS
ada renovasi, kontruksi dan 0 TT
pembongkaran • Kepala Keuangan/Ka IPSRS
(D,W) W
• Komite PPI/IPCN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Standar MFK 5
RS memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian
/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundangundangan
W Staf terkait
3. Rumah Sakit sudah mempunyai D Bukti izin IPAL atau izin pembuangan limbah cair 10 TL
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (IPLC) - -
dengan izin yang masih berlaku sesuai 0 TT
dengan peraturan Lihat IPAL RS
O
perundang - undangan (D,O,W)
W • Ka IGD
• Staf IGD
Standar MFK 6.1
RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana
Maksud dan tujuan MFK 6.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 6.1 Telusur Skor
1. Seluruh program, atau setidaknya D Bukti pelaksanaan simulasi kesiapan 10 TL
elemen-elemen kritis program dari menghadapi kedaruratan, wabah dan bencana 5 TS
c) hingga h) di maksud dan tujuan 0 TT
MFK 6 disimulasikan setiap tahun. W • Kepala unit terkait
(D, W) • Tim penanggulangan bencana RS
• Staf RS
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah
terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan yang
ditempati pasien
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran;
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran
(fire patrols)
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical suppressants),
atau sistem sprinkler.
2. Rumah sakit telah melakukan asesmen D Bukti hasil asesmen risiko kebakaran/fire risk safety 10 TL
risiko kebakaran yang tertulis, assessment (FRSA) antara lain berupa ceklis - -
termasuk saat terdapat proyek asesmen risiko kebakaran 0 TT
pembangunan di dalam atau
berdekatan dengan fasilitas rumah Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim
sakit meliputi a) sampai dengan h) di W penanggulangan bencana/K3RS
maksud dan tujuan.
(D,W)
5. Rumah sakit mempunyai sistem O Lihat fasilitas sistem kebakaran aktif antara lain: 10 TL
kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran. 5 TS
sprinkle, APAR, hidran dan pompa 0 TT
kebakaran sesuai peraturan W Penanggung jawab/Tim Kebakaran RS/Tim
perundang-undangan. (O,W) Penanggulangan bencana/K3RS
W • Staf RS/K3RS/Satpam
• Pengunjung RS
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
2. Ada daftar inventaris dan identifikasi D 1) Bukti daftar inventaris peralatan medis 10 TL
risiko untuk seluruh peralatan medis 2) Bukti identifikasi risiko peralatan medis 5 TS
yang digunakan di rumah sakit (lihat 0 TT
juga AP.5.5,
W Penanggung jawab Peralatan Medis/IPSRS/K3RS
dan AP.6.5). (D,W)
3. Ada bukti peralatan medis diperiksa D Bukti ceklis dan hasil pemeriksaan peralatan medis 10 TL
secara teratur (lihat juga 5 TS
AP.5.5, dan AP.6.5) .(D,O,W) Lihat fisik peralatan medis di unit pelayanan 0 TT
O
• Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
W • Operator peralatan medis
• Kepala unit pelayanan
4. Peralatan medis diuji fungsi sejak baru D Bukti pelaksanaan dan hasil uji fungsi peralatan 10 TL
dan sesuai umur, penggunaan dan medis 5 TS
rekomendasi pabrik (lihat juga 0 TT
AP.5.5, dan • Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
AP.6.5) (D, W) W
• Operator peralatan medis
• Kepala unit pelayanan
2. RS mempunyai daftar inventaris D Bukti daftar inventaris sistem utilitas dan lokasinya 10 TL
komponen-komponen sistem 5 TS
utilitasnya dan memetakan • Bagian umum/rumah tangga 0 TT
pendistribusiannya. (D,W) • Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas
W
sebagian. (O,W)
Ka IPSRS/PJ utilitas
W
• Ka IPSRS
W • Ka Sanitasi
6. RS mempunyai sumber listrik dan air D 1) Bukti pelaksanaan kajian kebutuhan sumber 10 TL
bersih alternatif dalam keadaan listrik dan air bersih alternatif dalam 5 TS
emergensi. (D,O,W) keadaan emergensi 0 TT
2) Bukti kontrak kerjasama dengan penyedia air
bersih bila terjadi gangguan
2. RS mendokumentasi hasil uji coba D Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber air 10 TL
sumber air bersih alternatif bersih alternatif 5 TS
tersebut. (D,W) 0 TT
W • Ka unit Sanitasi
• Petugas air bersih
3. RS mendokumentasi hasil uji sumber D Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber 10 TL
listrik alternatif tersebut. listrik alternatif 5 TS
(D,W) 0 TT
W • Ka IPSRS
• Petugas genset
4. RS mempunyai tempat dan jumlah O Lihat tempat penyimpanan bahan bakar untuk 10 TL
bahan bakar untuk sumber listrik genset 5 TS
alternatif yang mencukupi. (O,W) 0 TT
W Petugas genset
Standar MFK 9.3
RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang - undangan.
4. Seorang atau lebih individu yang D Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaporan 10 TL
ditunjuk mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas 5 TS
program manajemen risiko fasilitas 0 TT
telah membuat laporan kepada W • Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen risiko
direktur rumah sakit setiap 3 bulan • Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
(lihat juga MFK 3) (D,W)
PENDIDIKAN STAF
Standar MFK 11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam
memberikan fasilitas yang aman dan efektif.
Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11 Telusur Skor
1. RS mempunyai program pelatihan R Program pelatihan MFK 10 TL
tentang manajemen fasilitas dan - -
keselamatan (R) 0 TT
4. Pengetahuan staf dites dan D Bukti evaluasi pelatihan berupa pre test dan post 10 TL
disimulasikan sesuai peran mereka test pelatihan termasuk mampu 5 TS
dalam setiap program manajamen memperagakan 0 TT
fasilitas. Kegiatan pelatihan dan hasil
pelatihan setiap staf • Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen risiko
W
didokumentasikan. (D,W) • Peserta pelatihan
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 1 Telusur Skor
1. Ada penetapan perencanaan R Regulasi tentang perencanaan kebutuhan SDM sesuai 10 TL
kebutuhan staf rumah sakit yang dengan: - -
berdasarkan perencanaan strategis 1) Rencana strategis 0 TT
dan perencanaan tahunan sesuai 2) RBA/RKA
kebutuhan rumah sakit. (R).
2. Ada kejelasan hubungan antara D Bukti tentang hubungan antara perencanaan SDM 10 TL
perencanaan strategis, perencanaan dengan rencana strategis dan RBA / RKA - -
tahunan dan perencanaan kebutuhan 0 TT
staf. (D,W) W • Pimpinan RS
• Kepala SDM
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan staf D Bukti rapat tentang perencanaan SDM berdasarkan 10 TL
berdasarkan kebutuhan dari masing- kebutuhan unit kerja 5 TS
masing unit kerja khususnya unit 0 TT
kerja pelayanan. • Direktur
W
(D,W) • Kepala SDM
• Kepala Unit
Standar KKS 2
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan menetapkan
jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 2 Telusur Skor
1. Ada kebijakan dan prosedur yang R Regulasi tentang SDM meliputi: 10 TL
ditetapkan rumah sakit tentang pola 1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar - -
ketenagaan dan kebutuhan jumlah penetapan kebutuhan staf di setiap unit 2) 0 TT
staf sesuai yang dijadikan penempatan dan penempatan kembali staf
dasar untuk menyusun perencanaan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus pola
staf, Panduan mengatur tentang ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP 1
penempatan dan penempatan
kembali staf (R)
2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan D Bukti rapat tentang penyusunan pola ketenagaan 10 TL
secara kolaborasi dengan 5 TS
perencanaan staf yang meliputi W • Direktur 0 TT
jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W)
• Kepala bidang/divisi
(lihat juga AP 6.2)
• Kepala unit
• Kepala SDM
W
• Kepala unit
• Staf terkait
Standar KKS 2.1
Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Elemen Penilaian KKS 2.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang evaluasi dan R Sesuai dengan KKS 2 EP 1 10 TL
pemutakhiran terus menerus pola - -
ketenagaan (R) 0 TT
2. Ada pelaksanaan perencanaan staf D Bukti rapat tentang evaluasi perencanaan staf 10 10
yang efektif dan selalu di evaluasi 5 5
berdasarkan kebutuhan. (D,W) W • Kepala SDM 0 0
• Kepala unit
3. Ada revisi dan pembaharuan D Bukti rapat tentang revisi perencanaan staf minimal 10 TL
2. Ada dokumen kebutuhan staf dari D Bukti tentang kebutuhan staf masing-masing unit 10 TL
masing-masing unit kerja. (D,W) - -
W • Kepala unit 0 TT
• Staf unit
3. Perencanaan jumlah staf juga D Bukti tentang perencanaan SDM mempertimbangkan 10 TL
mempertimbangkan rencana rencana pengembangan pelayanan dengan melihat - -
pengembangan pelayanan. (D,W) RENSTRA dan RKA/RBA 0 TT
• Direktur
W
• Kepala bidang/divisi
• Kepala SDM
• Kepala unit
Standar KKS 2.3
Dalam perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan
persyaratan lain dari seluruh staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
Elemen Penilaian KKS 2.3 Telusur Skor
2. Setiap nama jabatan ada persyaratan D Bukti setiap jabatan memiliki persyaratan jabatan 10 TL
pendidikan keterampilan dan 5 TS
pengetahuan. W • Kepala SDM 0 TT
(D,W)
• Staf
3. Setiap staf rumah sakit memiliki uraian D Bukti setiap jabatan memiliki uraian tugas, tanggung 10 TL
tugas, tanggung jawab dan wewenang jawab dan wewenang, dilihat pada: 5 TS
termasuk staf klinis yang 1) File kepegawaian staf berisi uraian tugas, tanggung 0 TT
melaksanakan tugas manajemen dan jawab dan wewenang, dan staf klinis berupa SPK dan
yang tidak diijinkan melakukan praktik RKK
mandiri. (D,W) 2) File kepegawaian pejabat dengan jabatan rangkap
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
jabatan serta SPK dan RKK untuk tugas klinis.
• Kepala SDM
• Staf terkait
W
Standar KKS 2.4
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan kembali harus
memperhatikan faktor kompetensi.
Elemen Penilaian KKS 2.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengaturan R Regulasi tentang pengaturan penempatan kembali staf 10 TL
penempatan kembali dari satu unit dengan mempertimbangkan: - -
layanan ke lain unit layanan karena 1) Kompetensi 0 TT
alasan kompetensi, kebutuhan pasien 2) Kebutuhan pasien / kekurangan
atau kekurangan staf, termasuk 3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
mempertimbangkan nilainilai,
kepercayaan dan agama staf.
(R)
2. Ada dokumen perencanaan kebutuhan D Bukti penempatan/penempatan kembali staf sesuai 10 TL
staf rumah sakit berdasarkan dengan kebutuhan RS 5 TS
pengaturan penempatan kembali. 0 TT
(D,W) W • Kepala SDM
• Kepala unit
• Staf terkait
3. Ada dokumen pengaturan D Bukti pelaksanaan tentang penempatan kembali 10 TL
penempatan kembali berdasarkan berdasarkan pertimbangan agama, keyakinan dan nilai- 5 TS
pertimbangan nilai kepercayaan dan nilai pribadi. 0 TT
agama. (D,W)
• Kepala SDM
W
• Staf terkait
Standar KKS 3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan prosedur lain.
Maksud dan Tujuan KKS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses rekrutmen R Regulasi tentang proses rekrutmen tersentralisasi dan 10 TL
staf (lihat juga,TKRS 3.3). (R) efisien oleh RS - -
0 TT
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan KKS 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan proses R Regulasi tentang proses seleksi staf klinis 10 TL
seleksi untuk memastikan - -
pengetahuan, keterampilan dan 0 TT
kompetensi staf klinis sesuai dengan
kebutuhan pasien.(R)
2. Proses seleksi dilaksanakan seragam D Bukti pelaksanaan seleksi staf klinis RS dilaksanakan 10 TL
sesuai regulasi. (lihat juga seragam 5 TS
TKRS.3.3) (D,W) 0 TT
W • Kepala SDM
• Staf klinis
3. Anggota staf klinis baru dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi staf klinis baru saat mulai 10 TL
pada saat mulai bekerja, sesuai bekerja 5 TS
dengan tanggung jawabnya. (D,W) 0 TT
W • Direktur
• Kepala bidang/divisi
• Komite Medik/Komite Keperawatan
• Kepala SDM
• Staf klinis baru
4. Unit kerja menyediakan data yang D Bukti tentang data untuk evaluasi staf klinis tersedia 10 TL
Kepala SDM
W
2. File kepegawaian memuat uraian tugas D Bukti tentang file kepegawaian berisi uraian tugas, 10 TL
anggota staf. (D,W) tanggung jawab dan wewenang 5 TS
0 TT
W Kepala SDM
3. File kepegawaian memuat proses D File kepegawaian berisi proses rekruitmen 10 TL
rekrutmen staf. (D,W) 5 TS
W Kepala SDM 0 TT
• Kepala SDM
• Kepala Diklat
• Kepala Unit
W • Staf baru
3. Staf kontrak, magang dan peserta didik D Bukti pelaksanaan tentang orientasi staf kontrak, magang 10 TL
mendapat pelatihan tentang dan peserta didik (IPKP 6 EP 1) meliputi: 5 TS
orientasi umum dan khusus. (D,W) 1) Orientasi umum: 0 TT
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber
meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan
pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi 2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
• Kepala SDM
• Kepala Diklat
• Kepala Unit
W • Staf kontrak, magang dan peserta didik
2. Berdasarkan epidemologi penyakit- D Bukti tentang pemeriksaan kesehatan staf dan bukti 10 TL
penyakit infeksi, rumah sakit vaksinasi. 5 TS
mengidentifikasi risiko staf 0 TT
terpapar atau tertular dan • Kepala SDM
melaksanakan pemeriksaan W
• Staf unit terkait
kesehatan dan vaksinasi. (lihat juga
PPI.5). (D,W)
3. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, D Bukti pelaksanaan tentang tindak lanjut terhadap staf 10 TL
memberikan konseling dan tindak yang terpapar penyakit infeksi. 5 TS
lanjut kepada staf yang terpapar 0 TT
penyakit infeksi serta dikoordinasikan • PPI
W
dengan program pencegahan dan • Staf terpapar
pengendalian • Kepala unit terkait
infeksi. (lihat juga PPI.5). (D,W)
4. Rumah sakit mengidentifikasi area D 1) Bukti tentang daftar area yang berpotensi terjadinya 10 TL
yang berpotensi terjadinya kekerasan kekerasan di tempat kerja 5 TS
di tempat kerja dan melaksanakan 2) Bukti upaya untuk mengurangi risiko tersebut 0 TT
upaya-upaya terukur untuk
mengurangi risiko tersebut. (D,O,W) Lihat area berisiko terjadi kekerasan diatas
O
Staf terkait
W
5. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, D Bukti tindak lanjut staf yang cedera akibat kekerasan 10 TL
memberikan konseling dan ditempat kerja 5 TS
melaksanakan tindak lanjut terhadap 0 TT
staf yang cedera akibat kekerasan di W • Kepala SDM
tempat kerja. (D,W) • Staf terkait
6. Kejadian staf terpapar infeksi dan D Bukti tentang catatan staf yang terpapar infeksi atau 10 TL
mengalami kekerasan dicatat dan mengalami kekerasan 5 TS
didokumentasikan. (D,W) 0 TT
W • Kepala SDM
• Staf terkait
• Tim K3RS
• IPCN
MENENTUKAN PENUGASAN STAF MEDIS
Standar KKS 9
Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin memberikan
asuhan kepada pasien secara mandiri.
Maksud dan Tujuan KKS 9, KKS 9.1 dan KKS 9.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 9 Telusur Skor
1. Proses penerimaan, kredensial, R Regulasi tentang proses penerimaan, kredensial, 10 TL
penilaian kinerja dan rekredensial staf penilaian kinerja dan rekredensial staf medis dalam - -
medis diatur dalam peraturan internal medical staf bylaws 0 TT
staf medis (medical staf bylaws). (R)
2. Setiap dokter yang memberikan D Bukti tentang kontrak klinik dokter dengan RS 10 TL
pelayanan di rumah sakit, wajib 5 TS
menandatangani perjanjian sesuai W • Staf Medis 0 TT
regulasi rumah sakit (lihat juga
• Staf SDM
TKRS.6 EP 4) (D,W)
2. Pengangkatan tidak dilakukan sampai D Bukti pelaksanaan pengangkatan setelah proses verifikasi 10 TL
setidaknya izin/surat tanda registrasi selesai 5 TS
sudah diverifikasi dari sumber primer, 0 TT
dan anggota staf medis kemudian • Komite medis
W
melakukan pelayanan perawatan • Staf medis
pasien di bawah supervisi sampai
• Kepala SDM
semua kredensial yang disyaratkan
undang-undang dan peraturan sudah
diverifikasi dari sumber asli.
(D,W)
• Komite Medis
W • Staf medis
• Kepala SDM
• PPDS
• Staf terkait
PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
Standar KKS 10
Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, obyektif, berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan
wewenang kepada staf medis untuk menerima, menangani, memberikan layanan kliniks kepada pasien sesuai
kualifikasinya.
Maksud dan Tujuan KKS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 10 Telusur Skor
1. Direktur menetapkan kewenangan R Regulasi tentang penetapan kewenangan klinis 10 TL
klinis setelah mendapat rekomendasi berdasarkan rekomendasi dari komite medis dalam - -
dari Komite Medis termasuk bentuk SPK dan RKK 0 TT
kewenangan tambahan.
(R)
2. Ada bukti pemberian kewenangan D Bukti tentang penerbitan SPK dan RKK berdasar 10 TL
klinis berdasarkan rekomendasi rekomendasi dari komite medis 5 TS
kewenangan klinis dari Komite 0 TT
Medis. (D,W) • Komite medis
W
• Staf medis
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti pelaksanaan tentang rekredensial untuk memberi 10 TL
kewenangan tambahan setelah kewenangan tambahan sudah diverifikasi dari sumber 5 TS
melakukan verifikasi dari sumber yang primer. 0 TT
mengeluarkan kredensial. (D,W)
• Komite medis
W
• Staf medis
4. Surat Penugasan klinis dan Rincian D Bukti tentang SPK dan RKK staf medis ada di unit 10 TL
Kewenangan klinis anggota staf medis pelayanan. 5 TS
dalam bentuk tercetak atau elektronik 0 TT
(softcopy) atau media lain tersedia di W • Komite medis
semua unit pelayanan (contoh,kamar • Staf medis
operasi, unit darurat, nurse station)
dimana anggota staf medistersebut
memberikan pelayanan. (D,W)
5. Setiap anggota staf medis hanya D Bukti pelaksanaan pengawasan untuk memastikan staf 10 TL
memberikan pelayanan spesifik yang medis memberikan pelayanan sesuai SPK dan 5 TS
ditentukan oleh rumah sakit. RKK 0 TT
(D,W)
Kepala dan staf unit pelayanan
W
MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN ANGGOTA STAF MEDIS
Standar KKS 11
Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan asuhan pasien yang
diberikan oleh setiap anggota staf medis.
Maksud dan Tujuan KKS 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 11 Telusur Skor
• Direktur
W • Kepala bidang/divisi
• Kepala SDM
• Komite medis
• Staf medis
3. Data dan informasi hasil pelayanan D Bukti pelaksanaan tentang review hasil pelayanan staf 10 TL
klinis dari staf klinis direview secara medis 5 TS
obyektif dan berdasar bukti, 0 TT
2. Ada pelaksanaan proses pembuatan D Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK staf 10 TL
rincian kewenangan klinis sesuai keperawatan 5 TS
dengan peraturan perundang- 0 TT
undangan.(D,W) W • Komite Keperawatan
• Staf Keperawatan
220 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Ada berkas kredensial yang dipelihara D Bukti file kredensial setiap staf keperawatan 10 TL
dari setiap staf 5 TS
keperawatan.(D,W) W • Komite Keperawatan 0 TT
• Staf Keperawatan
Standar KKS 15
Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah
sakit
Maksud dan Tujuan KKS 15 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 15 Telusur Skor
1. Ada dokumentasi penilaian mutu staf D Bukti pelaksanaan keterlibatan perawat dalam upaya 10 TL
keperawatan berpatisipasi di dalam peningkatan mutu meliputi antara lain GKM, PSBH, 5 TS
program peningkatan mutu rumah PSQH, PDSA, kaizen dll 0 TT
sakit. (D,W)
• Tim Mutu
W
• Staf Keperawatan
2. Kinerja individual staf keperawatan D Bukti penghargaan terhadap staf keperawatan yang 10 TL
dikaji bila ada temuan dalam memiliki prestasi dalam upaya peningkatan mutu misal: - -
aktivitas peningkatan mutu. (D,W) sertifikat penghargaan, tambahan poin pada remunerasi, 0 TT
dll
• Direktur
W • Tim Mutu
• Staf Keperawatan
3. Seluruh data proses review kinerja staf D Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file kredensial 10 TL
keperawatan didokumentasikan staf keperawatan 5 TS
dalam kredesial perawat atau 0 TT
dokumen lainnya. • Komite Keperawatan
W
(D,W) • Staf terkait
STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
Standar KKS 16
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
2. Tersedia dokumentasi pendidikan, D Bukti pelaksanaan kredensial PPA lainnya dan staf klinis 10 TL
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan lainnya 5 TS
dan pengalaman. (D,W) 0 TT
W • Kepala SDM
• Staf terkait
3. Terdapat pelaksanaan verifikasi dari D Bukti verifikasi 10 TL
sumber aslinya yang seragam. 5 TS
(D,W) W Kepala SDM 0 TT
Staf terkait
Standar KKS 17
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 17 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 17 Telusur Skor
1. Ada penetapan rincian kewenangan R Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK PPA lainnya 10 TL
klinis profesional pemberi asuhan dan staf klinis lainnya - -
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya 0 TT
berdasarkan pendidikan, registrasi,
sertifikasi, izin, pelatihan dan
pengalaman anggota staf klinis
lainnya. (R)
2. Ada pelaksanaan proses pembuatan D Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK 10 TL
rincian kewenangan klinis sesuai PPA lainnya dan staf klinis lainnya 5 TS
dengan peraturan perundang- 0 TT
undangan.(D,W) W • Kepala SDM
• Staf terkait
3. Ada berkas kredensial yang D Bukti file kredensial setiap PPA lainnya dan staf klinis 10 TL
dipelihara dari setiap profesional lainnya 5 TS
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan 0 TT
staf klinis lainnya (D,W) W • Kepala SDM
• Staf terkait
Standar KKS 18
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 18 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 18 Telusur Skor
1. Ada dokumentasi penilaian mutu D Bukti pelaksanaan keterlibatan PPA lainnya dan staf klinis 10 TL
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dalam upaya peningkatan mutu - -
lainnya dan staf klinis lainnya 0 TT
berpatisipasi di dalam program • Tim Mutu
peningkatan mutu rumah sakit. W
• Staf terkait
(D,W)
2. Kinerja individual profesional pemberi D Bukti penghargaan terhadap PPA lainnya dan staf klinis 10 TL
asuhan (PPA) lainnya dan lainnya yang memiliki prestasi dalam upaya peningkatan 5 TS
staf klinis lainnya dikaji bila ada mutu misal: sertifikat penghargaan, tambahan poin pada 0 TT
temuan dalam aktivitas peningkatan remunerasi, dll
mutu. (D,W)
Direktur
W
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-
undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 1 Telusur Skor
1. Ada unit kerja yang mengelola SIM-RS. R Pedoman pengorganisasian unit yang 10 TL
(R) mengelola SIM-RS - -
0 TT
2. RS memiliki proses pendaftaran rawat O Lihat proses pendaftaran rawat jalan 10 TL
jalan berbasis SIM-RS. (O,W) (lihat 5 TS
juga ARK.2) W Staf rekam medis 0 TT
3. RS memiliki proses pendaftaran rawat O Lihat proses pendaftaran rawat inap 10 TL
inap berbasis SIM-RS sehingga publik 5 TS
dapat mengetahui tempat / fasilitas W Staf rekam medis 0 TT
yang masih tersedia. (O,W) (lihat juga
ARK.2)
4. Sumber daya manusia dalam unit D Bukti pelaksanaan pelatihan pengelola 10 TL
kerja SIM-RS memiliki kompetensi SIM-RS oleh narasumber yang kompeten 5 TS
dan sudah terlatih. (D,W) 0 TT
W Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 1.1
Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta manajerial.
Maksud dan Tujuan MIRM 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 1.1 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang pengelolaan R Penetapan tentang pengelolaan data dan 10 TL
data dan informasi. informasi RS dalam Pedoman pengelolaan - -
(R) data dan informasi, termasuk: 0 TT
1) sistem manajemen data program PMKP
yang terintegrasi (PMKP 2.1)
2) sistem manajemen data terintegrasi
antara data surveilans dan data indikator
mutu (PPI 10)
3) Manajemen data yang meliputi butir a)
sampai dengan c) (PMKP 7)
4) perencanaan kebutuhan informasi
melibatkan a) sampai dengan c) sesuai
dengan maksud dan tujuan (MIRM 2. Ep 1)
5) profesional pemberi asuhan (PPA) dan
para kepala bidang/divisi serta kepala unit
pelayanan berpartisipasi dalam memilih,
mengintegrasikan, dan menggunakan
teknologi manajemen informasi (MIRM 3)
2. Data serta informasi klinik dan D Bukti data informasi klinis dan manajerial 10 TL
manajerial diintegrasikan sesuai sudah diintegrasikan sesuai kebutuhan 5 TS
dengan kebutuhan untuk mendukung 0 TT
pengambilan keputusan. (D,W) W • Kepala/staf SIM-RS
• Ketua/tim PMKP
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal maupun eksternal.
Maksud dan Tujuan MIRM 2 : Lihat SNARS 1
Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain:
a) para professional pemberi asuhan (PPA)
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
c) badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang operasional dan
pelayanan rumah sakit
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit
• Pihak luar RS
• Kepala/staf SIM-RS
3. Perencanaan disesuaikan dengan besar D Bukti perencanaan disesuaikan dengan besar 10 TL
dan kompleksitas rumah sakit. (D,W) dan kompleksitas rumah sakit 5 TS
0 TT
W Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi
dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 3 Telusur Skor
1. Dalam membangun system informasi D Bukti tentang proses membangun SIM-RS 10 TL
rumah sakit melibatkan profesional melibatkan PPA 5 TS
pemberi asuhan (PPA). 0 TT
(D,W) • PPA
W
• Kepala/staf SIM-RS
2. Dalam membangun system informasi D Bukti membangun SIM-RS 10 TL
rumah sakit melibatkan kepala yang melibatkan kepala bidang/divisi dan 5 TS
bidang/divisi dan kepala unit kepala unit pelayanan 0 TT
pelayanan. (D,W)
• Kepala bidang/divisi/
W
• Kepala unit pelayanan
• Kepala Unit SIM-RS
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi
yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala
bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1 Kumpulan
data terdiri atas:
a) data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) data surveilans infeksi
c) data kecelakaan kerja
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 225
Elemen Penilaian MIRM 4 Telusur Skor
1. Rumah sakit menyediakan kumpulan D Bukti pelaksanaan pengumpulan data. 10 TL
data a) s.d. c) sesuai dengan maksud 5 TS
dan tujuan yang harus tersedia untuk W • PPA 0 TT
memenuhi kebutuhan pengguna,
• Kepala bidang/divisi
yaitu PPA, kepala bidang/divisi, dan
• kepala unit pelayanan
kepala unit pelayanan. (D,W) (lihat
juga • Kepala/staf SIM-RS
MFK 10)
2. Rumah sakit memberikan data yang D Bukti pelaksanaan pemberian data 10 5 TL
dibutuhkan oleh badan/pihak TS
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program
manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian.
Maksud dan Tujuan MIRM 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 5 Telusur Skor
1. Terdapat bukti bahwa data dianalisis D Bukti analisis data menjadi informasi 10 TL
diubah menjadi informasi mendukung mendukung asuhan pasien 5 TS
asuhan pasien. (D,W 0 TT
W • Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
• Kepala/staf SIM-RS
2. Terdapat bukti bahwa data dianalisis D Bukti analisis data menjadi informasi 10 TL
diubah menjadi informasi mendukung manajemen rumah sakit 5 TS
mendukung manajemen rumah 0 TT
sakit. (D,W) • Direktur
W
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
• Kepala/staf SIM-RS
3. Terdapat bukti bahwa data dianalisis D Bukti analisis data menjadi informasi 10 TL
diubah menjadi informasi mendukung mendukung program manajemen mutu 5 TS
program manajemen mutu. (D,W) W 0 TT
• Komite/Tim PMKP
• Kepala/staf SIM-RS
4. Terdapat bukti bahwa data dianalisis D Bukti analisis data menjadi informasi 10 TL
diubah menjadi informasi mendukung mendukung pendidikan dan pelatihan 5 TS
pendidikan dan pelatihan. (D,W) W 0 TT
• Kepala/staf SIM-RS
• Kepala unit penelitian klinis
• Pendidik klinis
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan
dengan frekuensi yang dikehendaki.
Maksud dan Tujuan MIRM 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 6 Telusur Skor
• PPA
• Kepala/staf SIM-RS
4. Staf pengolah data memiliki hak akses W • Kepala SIM-RS 10 TL
ke data dan informasi yang • Staf SIM-RS 5 TS
dibutuhkan sesuai dengan tanggung 0 TT
jawabnya. (W,S) S Peragaan proses pengolahan data
Standar MIRM 7
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi
yang tepat waktu dari sumber data terkini.
Maksud dan Tujuan MIRM 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menyediakan fasilitas D Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang 10 TL
untuk mendapatkan informasi ilmiah mendukung asuhan pasien 5 TS
terkini dan informasi lain secara tepat 0 TT
waktu untuk mendukung asuhan O Lihat fasilitas internet/perpustakaan
pasien. (D,O,W)
W • PPA
• Kepala/staf SIM-RS
• Staf terkait
2. Rumah sakit menyediakan fasilitas D Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang 10 TL
untuk mendapatkan Informasi ilmiah mendukung pendidikan klinis 5 TS
terkini dan informasi lain secara tepat 0 TT
waktu untuk mendukung pendidikan O Lihat fasilitas internet/perpustakaan
klinik. (D,O,W)
W • Pendidik klinis
• Kepala/staf SIM-RS
• Staf terkait
3. Rumah sakit menyediakan fasilitas D Bukti daftar dan bahan referensi terkini yang 10 TL
untuk mendapatkan informasi ilmiah mendukung penelitian klinis 5 TS
terkini dan informasi lain secara tepat 0 TT
waktu untuk mendukung penelitian. O Lihat fasilitas internet/perpustakaan
(D,O,W)
W • Peneliti klinis
4. Rumah sakit menyediakan fasilitas D Bukti daftar dan bahan referensi terkini 10 TL
internet untuk mendapatkan yang mendukung manajemen 5 TS
informasi ilmiah terkini dan informasi 0 TT
lain secara tepat waktu untuk
O Lihat fasilitas internet/perpustakaan
mendukung manajemen
(D,O,W)
W • Pimpinan RS
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
• Kepala/staf SIM-RS
MANAJEMEN REKAM MEDIS
Standar MIRM 8
Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 8 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 8 Telusur Skor
1. Terdapat unit kerja yang mengelola R Penetapan unit kerja yang mengelola rekam 10 TL
rekam medis yang memiliki regulasi medis meliputi: - -
dan program untuk mengelola rekam 1) Pedoman Pengorganisasian 0 TT
medis sesuai dengan peraturan 2) Pedoman Pelayanan Rekam Medis
perundangan-undangan. (R) meliputi:
• nakes yang punya akses ke berkas
rekam medis (MIRM 9), termasuk
upaya mencegah akses bagi yang tidak
berhak (MIRM 11)
• standar kode diagnosis, kode
tindakan, definisi, simbol dan
singkatan (MIRM 12)
3. Tersedia tempat penyimpanan rekam D Bukti daftar inventaris sarana dan prasarana 10 TL
medis yang menjamin keamanan dan ruang penyimpanan rekam medis 5 TS
kerahasiaan rekam 0 TT
medis. (D,O,W) Lihat ruang penyimpanan rekam medis
O
Staf rekam medis
W
Standar MIRM 9
Setiap pasien memiliki rekam medis yang formatnya selalu diperbaharui (terkini).
Maksud dan Tujuan MIRM 9 : Lihat SNARS 1
2. Dalam rentang waktu penyimpanan 0 Lihat tempat penyimpanan berkas rekam medis 10 TL
berkas rekam medis, Rumah Sakit 5 TS
menjamin keamanan dan kerahasiaan Kepala unit/Staf rekam medis 0 TT
rekam medis
(O,W) W
• Staf klinis
W • Staf rekam medis
3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan D Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis 10 TL
atau elektronik dilindungi dari dari gangguan dan akses serta penggunaan 5 TS
gangguan dan akses serta yang tidak sah 0 TT
penggunaan yang tidak sah. (D,S,W)
Peragaan pelaksanaan perlindungan
S
2. Rekam medis pasien digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis berisi hasil asesmen, 10 TL
mencatat hasil asesmen, rencana rencana asuhan dan 5 TS
asuhan dan perkembangan kondisi pasien 0 TT
perkembangan kondisi pasien (D,O)
Lihat rekam medis pasien
O
2. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi 10 TL
memadai untuk mengidentifikasi pasien 5 TS
pasien. (D,O) 0 TT
O Lihat berkas Rekam Medis pasien
3. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi 10 TL
memadai untuk mendukung yang mendukung diagnosis 5 TS
diagnosis. (D,O) 0 TT
O Lihat Rekam Medis pasien
4. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang 10 TL
memadai untuk memberi justifikasi memadai untuk memberi justifikasi asuhan 5 TS
asuhan dan pengobatan. dan pengobatan 0 TT
(D,O)
Lihat rekam medis pasien
O
5. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis berisi pemberian dan 10 TL
memadai untuk hasil pengobatan 5 TS
mendokumentasikan pemberian dan 0 TT
hasil pengobatan. (D,O) Lihat rekam medis pasien
O
6. Aktivitas manajer pelayanan pasien D Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam 10 TL
dicatat dalam rekam medis. (MPP) medis 5 TS
(D,O,W) 0 TT
O Lihat rekam medis pasien
Standar MIRM 13.1.1
Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari
gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.1.1 Telusur Skor
W • PPA/Staf klinis
• Staf rekam medis
Standar MIRM 13.3
Setiap PPA yang mengisi rekam medis menulis identitas setelah pencatatan dibuat.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.3 Telusur Skor
1. Pada setiap pengisian rekam medis D Bukti PPA yang mengisi rekam medis 10 TL
dapat diidentifikasi dengan jelas PPA mencantumkan nama dan tanda tangan 5 TS
yang mengisi. (D,O) 0 TT
O Lihat rekam medis pasien
0 TT
W Ketua/anggota tim reviewer
3. Review menggunakan sampel yang D Bukti pelaksanaan perhitungan besar sample 10 TL
mewakili. (D,W) 5 TS
Ketua/anggota tim reviewer 0 TT
W
4. Fokus review adalah pada ketepatan D Bukti pelaksanaan review fokus pada 10 TL
waktu, keterbacaan dan kelengkapan ketepatan waktu, keterbacaan dan 5 TS
rekam medis. (D,W) kelengkapan rekam medis 0 TT
W
7. Hasil review dilaporkan secara berkala D 1) Bukti laporan hasil review 10 TL
kepada Direktur rumah sakit. (D,W) 2) Bukti pengiriman laporan review ke Dir. 5 TS
RS 0 TT
• Pimpinan RS
W
• Ketua/anggota tim reviewer
Standar MIRM 14
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1
• DPJP
• Staf rekam medis
W
2. Ringkasan pulang memuat indikasi D Bukti form ringkasan pulang memuat 10 TL
pasien dirawat inap, diagnosis dan indikasi pasien dirawat inap, diagnosis dan 5 TS
komorbiditas lain. (D,W) komorbiditas lain (sesuai ARK 4.2 ep.2) 0 TT
• DPJP
W
• Staf rekam medis
3. Ringkasan pulang memuat prosedur D Bukti form ringkasan pulang memuat tindakan 10 TL
terapi dan tindakan yang telah diagnostik dan prosedur terapi yang telah 5 TS
dikerjakan. (D,W) dikerjakan (sesuai ARK 4.2 ep.3) 0 TT
• DPJP
W
• Staf rekam medis
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang memuat obat 10 TL
diberikan, termasuk obat setelah yang diberikan, termasuk obat setelah pasien 5 TS
pasien keluar rumah sakit. keluar rumah sakit (sesuai ARK 4.2 0 TT
(D,W) EP 4)
• DPJP
W • Staf rekam medis
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi 10 TL
kesehatan pasien (status present) saat kesehatan pasien (status present) saat akan 5 TS
akan pulang rumah sakit. (D,W) pulang rumah sakit (sesuai ARK 0 TT
4.2 ep.5)
• DPJP
W • Staf rekam medis
6. Ringkasan pulang memuat D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi 10 TL
instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan tindak lanjut, sudah dijelaskan dan ditanda 5 TS
dan ditanda tangan oleh pasien dan tangan oleh pasien dan keluarga 0 TT
keluarga. (D,W) (sesuai ARK 4.2 ep.6)
• DPJP
W • Staf rekam medis
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-
langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk
pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI
Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan
kesehatan ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang
ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO
Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan
pelayanan PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung l) pembentukan tim
PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum
dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) pelaporan dan analisis meliputi :
• angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
• angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
• angka kematian ibu dan bayi
• kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Standar 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit tentang R 1) Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam 10 TL
pelaksanaan PONEK 24 jam di 2) Program PONEK 5 TS
rumah sakit dan ada rencana 0 TT
kegiatan PONEK dalam
perencanaan rumah sakit. (R)
2. Ada bukti keterlibatan pimpinan D Bukti rapat tentang penyusunan kegiatan PONEK yang 10 TL
rumah sakit di dalam menyusun melibatkan Pimpinan RS 5 TS
kegiatan PONEK. 0 TT
(D,W) • Direktur RS
W
• Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
• Ketua/anggota tim PONEK
• Direktur/Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
W
• Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
W • Direktur/Kepala bidang/divisi
• Kepala unit pelayanan
• Ketua/anggota Tim Tuberkulosis
3. Ada bukti upaya pelaksanaan D 1) Bukti laporan pelaksanaan edukasi upaya promosi 10 TL
promosi kesehatan tentang kesehatan tentang tuberkulosis 5 TS
tuberkulosis. (D,W) 2) Bukti materi edukasi tentang upaya promosi kesehatan 0 TT
tentang tuberkulosis
• Ketua/anggota DOTS TB
W • Ketua/staf PKRS
1. Ada bukti terbentuknya tim R 1) Regulasi tentang penetapan tim DOTS TB dan uraian 10 TL
DOTS dan program kerjanya. (R) tugasnya 5 TS
2) Program Kerja Tim DOTS TB 0 TT
2. Ada bukti pelatihan pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan pelayanan dan 10 TL
dan upaya penanggulangan penanggulangan tuberkulosis oleh narasumber yang 5 TS
tuberkulosis. (D,W) kompeten 0 TT
1. Tersedia ruang pelayanan rawat O Lihat ruang rawat jalan/poli tuberkulosis yang memenuhi 10 TL
jalan yang memenuhi pedoman prinsip PPI TB 5 TS
pencegahan dan pengendalian 0 TT
infeksi tuberkulosis. (O,W) • Ketua/anggota tim DOTS TB
W
• Kepala/staf rawat jalan
• IPCN
• Petugas pendaftaran/admisi
W • Pasien/ keluarga
4. Ada bukti staf mematuhi O 1) Lihat kepatuhan staf dalam penggunaan APD di unit 10 TL
penggunaan alat pelindung diri pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat 5 TS
(APD) saat kontak dengan Jalan, Laboratorium, saat transfer pasien) 0 TT
pasien atau specimen. (O,W) 2) Lihat ketersediaan APD di unit pelayanan pasien
tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD,
Radiologi, Laboratorium)
• PPA
W • Staf klinis
• Pasien/Keluarga
W • Pengunjung RS
• Staf klinis
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit D 1) Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan program 10 TL
terlibat dalam menyusun melibatkan pimpinan RS 5 TS
program. (D,W) 2) Bukti program PRA-RS yang sudah disetujui/ditanda 0 TT
tangani Direktur
• Direktur
W • Kepala unit pelayanan
• Kepala bidang/divisi
• Komite/Tim PPRA
3. Ada bukti dukungan anggaran D Bukti tersedianya anggaran operasional PPRA 10 TL
operasional, kesekretariatan, 5 TS
sarana prasarana untuk menunjang Lihat kantor sekretariat Komite/Tim PPRA yang dilengkapi 0 TT
kegiatan fungsi, dan sarana kantor dan ATK
O
tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
W Komite/Tim PPRA
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan penggunaan 10 TL
pengendalian penggunaan antibiotik sebagai terapi profilaksis pembedahan pada 5 TS
antibiotik terapi dan profilaksis seluruh proses asuhan pasien 0 TT
pembedahan pada seluruh
proses asuhan pasien. (D,O,W) • Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat di kamar
operasi sesuai PPK
O • Lihat pemberian antibiotik terapi empiris atau terapi
definitif di ruangan sesuai PPK
• Dokter
W • Perawat
• Apoteker
• Komite/tim PPRA
5. Direktur melaporkan kegiatan D Bukti laporan tentang PPRA RS secara berkala minimal 1 10 TL
PPRA secara berkala kepada (satu) tahun sekali kepada KPRA Kemenkes - -
KPRA. (D,W) 0 TT
W • Direktur RS
• Komite/tim PPRA
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
Indikator mutu :
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten
e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
Elemen Penilaian Standar 4.1 Telusur Skor
1. Ada organisasi yang mengelola R Bukti penetapan komite/tim PPRA yang dilengkapi uraian 10 TL
kegiatan pengendalian resistensi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya - -
antimikroba dan melaksanakan 0 TT
program pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit meliputi
a) sampai dengan d) di maksud
dan tujuan. (R)
2. Ada bukti kegiatan organisasi yang D Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim PPRA 10 TL
meliputi a) sampai dengan d) di 5 TS
maksud dan tujuan. (D,W) W • Komite/tim PPRA 0 TT
• PPA
3. Ada penetapan indikator mutu yang D Bukti penetapan indikator mutu 10 TL
meliputi a) sampai dengan e) di 5 TS
maksud dan tujuan. (D,W) W • Komite/Tim PPRA 0 TT
• Komite/Tim PMKP
4. Ada monitoring dan evaluasi D Bukti hasil pencapaian indikator mutu 10 TL
terhadap program pengendalian 5 TS
resistensi antimikroba yang W • Direktur RS 0 TT
mengacu pada indikator • Komite/Tim PPRA
pengendalian resistensi • Komite/Tim PMKP
antimikroba (D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA D Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PRA secara 10 TL
secara berkala dan meliputi butir a) berkala kepada Direktur RS 5 TS
sampai dengan e) di maksud dan 0 TT
tujuan. (D,W) • Direktur RS
W
• Komite/tim PPRA
SASARAN V: PELAYANAN GERIATRI
Standar 5
Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat
jenis pelayanan.
Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1 : Lihat SNARS 1
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang
bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan
hidup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu
rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
a) tingkat sederhana
b) tingkat lengkap
c) tingkat sempurna
d) tingkat paripurna
• Kepala/staf PKRS
W
• Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
• Pasien/keluarga
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. D Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di 10 TL
(D,O,W) masyarakat 5 TS
Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan di masyarakat 0 TT
O
• Ketua dan anggota Tim PKRS
• Ketua dan Anggota Tim Terpadu Geriatri
W
• PPA pelayanan Geriatri
• Pimpinan RS
• Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja
sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 1 Telusur Skor
1. Ada surat keputusan penetapan D Bukti SK penetapan RS Pendidikan dari 10 TL
rumah sakit pendidikan yang masih Kemenkes RI - -
berlaku. (D) 0 TT
2. Ada kerjasama antara rumah sakit D 1) Bukti daftar Institusi pendidikan yang 10 TL
dengan institusi pendidikan yang kerjasama dengan RS 5 TS
sudah terakreditasi. (D) 2) Bukti perjanjian kerja sama antara RS 0 TT
dengan institusi pendidikan
3) Bukti sertifikat akreditasi institusi
pendidikan pada ad. 2)
3. Jumlah penerimaan peserta didik D 1) Bukti analisis kemampuan rumah sakit 10 TL
sesuai dengan kapasitas rumah sakit dalam menerima jumlah peserta didik 5 TS
harus dicantumkan dalam perjanjian 2) Bukti perjanjian kerjasama yang 0 TT
kerjasama. (D) mencantumkan pengaturan jumlah, jenis
dan jenjang peserta didik yang dapat
diterima
3) Bukti daftar peserta didik per periode per
bagian
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas
manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.
Maksud dan Tujuan IPKP 2 : Lihat SNARS 1
Dokumen kelengkapan peserta pendidikan di RS :
a) surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan;
b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c) klasifikasi akademik;
d) identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan
e) laporan pencapaian kompetensi
Elemen Penilaian IPKP 2 TELUSUR SKOR
1. Ada regulasi tentang pengelolaan R Regulasi tentang pengelolaan dan 10 TL
dan pengawasan pelaksananaan pengawasan pelaksananaan pendidikan klinis - -
pendidikan klinis yang telah untuk semua peserta pendidikan klinis 0 TT
disepakati bersama meliputi 1)
sampai dengan 3) di maksud dan
tujuan. (R)
2. Ada daftar lengkap memuat nama D Bukti daftar nama peserta pendidikan klinis 10 TL
semua peserta pendidikan klinis yang terkini 5 TS
saat ini ada di rumah sakit. (D) 0 TT
• Direktur/kepala bidang/divisi
W • Komkordik
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan
kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 4 Telusur Skor
1. Ada penetapan staf klinis yang D Bukti tentang penetapan: 10 TL
memberikan pendidikan klinis dan 1) staf klinis yang memberikan pendidikan 5 TS
penetapan penugasan klinis serta klinis dari RS 0 TT
rincian kewenangan klinis dari rumah 2) penugasan klinis dari institusi pendidikan
sakit. (D) 3) rincian kewenangan klinis dari rumah sakit
2. Ada daftar staf klinis yang memberikan D Bukti daftar staf klinis yang memberikan 10 TL
pendidikan klinis secara lengkap pendidikan, dilengkapi dengan status 5 TS
(akademik dan profesi) sesuai dengan kepegawaiannya 0 TT
jenis pendidikan yang dilaksanakan di
RS. • Kepala Diklat/Komkordik
(D,W) W
• Staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan D Bukti uraian tugas, tanggung jawab, dan 10 TL
juga wewenang untuk setiap staf yang wewenang untuk seluruh staf pendidik klinis 5 TS
memberikan pendidikan klinis. (lihat 0 TT
juga KKS 10, KKS 13, dan • Kepala Diklat/Komkordik
KKS 16) (D,W) W
• Staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis
4. Ada bukti staf klinis yang memberikan D Bukti sertifikat pelatihan/pendidikan 10 TL
pendidikan klinis telah mengikuti berkelanjutan staf klinis yang memberikan 5 TS
pendidikan keprofesian pendidikan klinis 0 TT
berkelanjutan. (D)
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis
di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 5 Telusur Skor
5. Ada survei mengenai kepuasan pasien D Bukti hasil survei dan analisis terhadap kepuasan 10 TL
terhadap pelayanan rumah pasien dikaitkan dengan 5 TS
sakit atas dilaksanakannya pendidikan kehadiran/keterlibatan peserta didik di RS 0 TT
klinis sekurangkurangnya sekali
setahun. (D,W) • Pasien/keluarga
W
• Peserta pendidikan klinis
3
230 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1