Anda di halaman 1dari 36

Jakarta, 20 September 2018

Kepada Yth :
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mataram
Dalam Perkara Nomor : 28/Pdt.G/2018/PN.MTR
Jalan Langko No. 68 A Mataram – NTB

Dengan Hormat,

Perkenankanlah kami yang bertanda tangan dibawah ini :

ZULHENDRI HASAN, S.H, M.H. ADHERI Z. SITOPMPUL, S.H.,MIP.,CLA.


MULYADI LUKMAN, S.H. RENALDY PERMANA, S.H.
ADRIAN MARDI ANUGRAH, S.H.

Kesemuanya adalah Advokat pada Law Office ZULHENDRI HASAN & PARTNERS,
beralamat di Pusat Perkantoran Tendean Square Kav 122 – 124 No. 22, Jalan Wolter
Monginsidi, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan bertindak untuk dan atas nama PARA
TERGUGAT, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 02/SKK-ZH/II/2018, tanggal 7
Februari 2018 dan Surat Kuasa Khusus Nomor 03/SKK-ZH/II/2018, tanggal 7 Februari
2018:

Dengan ini mengajukan KESIMPULAN yang terdiri dari 4 (tiga) bagian, yaitu (I) Bukti
Surat TERGUGAT I dan TERGUGAT II, (II). Tanggapan atas Bukti Surat PARA
PENGGUGAT dan serta Saksi-saksi PARA PENGGUGAT, (III). Sidang Pemeriksaan
setempat, dan Kesimpulan, sebagai berikut :

PEMBUKTIAN

I. BUKTI–BUKTI TERGUGAT I dan TERGUGAT II.

Sesuai dengan asas hukum pembuktian dalam Hukum Acara Perdata (Pasal 164
H.I.R) bahwa alat pembuktian yang utama adalah Bukti Tulisan (Bukti Surat). Bahwa
PENGGUGAT telah mengajukan bukti-bukti tertulisnya sesuai acara PEMBUKTIAN
pada tanggal 19 Juni 2013, sebagaimana terperinci dan terurai dibawah ini :

Halaman 1 dari 36 halaman


A. BUKTI SURAT TERGUGAT I DAN TERGUGAT II KONVENSI

Bahwa, TERGUGAT I dan TERGUGAT II KONVENSI telah mengajukan bukti-bukti


tertulisnya sesuai acara PEMBUKTIAN pada tanggal 12 Juli 2018, sebagaimana
terurai dibawah ini:

BUKTI T I & T II – 1 : Fotocopy Akta Pendirian PT. De Bale Properti Lombok


Nomor : 13, tanggal 23 Juni 2012 yang dibuat dihadapan
Notaris Hamzah Wahyudi, S.H., M.Kn., di Mataram beserta
Pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : AHU-
35379.AH-01 Tahun 2012, tanggal 28 Juni 2012 dan
perubahannya Nomor : AHU-AH.01.03-0202953, tanggal 20
Desember 2017;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T I & T II – 1 tersebut, membuktikan


berdasarkan ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Perseroan kedudukan
TERGUGAT I hanya berhak mewakili PT. DE BALE
PROPERTY LOMBOK “bukan” PT. DE BALE PROPERTI,
sebagaimana pihak yang tercantum dalam gugatan
PENGGUGAT. Maka berdasarkan bukti T I & T II – 1,
dalil PARA TERGUGAT yang menyatakan Gugatan
PENGGUGAT salah pihak telah dapat dibuktikan secara
fakta;

BUKTI T I & T II – 2a : Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1158


Desa Sandik, Surat Ukur Nomor : 2105/Sandik/2013 Luas
234 M2, hasil pemecahan dari SHGB Nomor : 986/Desa
Sandik;

BUKTI T I & T II – 2b : Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1036


Desa Sandik, Surat Ukur tanggal 18 Juni 2013 Nomor :
1983/Sandik/2013 Luas 104 M2, hasil pemecahan dari
SHGB Nomor : 986/Desa Sandik;

BUKTI T I & T II – 2c : Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor :


1034/Desa Sandik, Surat Ukur tanggal 18 Juni 2013

Halaman 2 dari 36 halaman


Nomor : 1981/Sandik/2013 Luas 104 M2, hasil pemecahan
dari SHGB Nomor : 986/ Desa Sandik;

BUKTI T I & T II – 2d : Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor : 1102/


Desa Sandik, Surat Ukur tanggal 18 Juni 2013 Nomor :
2049/Sandik/2013 Luas 104 M2, hasil pemecahan dari
SHGB Nomor 986/Desa Sandik;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T I & T II – 2a sampai dengan Bukti T


I & T II – 2b tersebut membuktikan, bahwa SHGB
Nomor : 986/Sandik, jauh sebelum diajukannya
gugatan Aquo telah dipecah dan telah dihapus, karena
beberapa bagian objek tanah SHGB 986/Sandik sudah
dialihkan menjadi milik orang lain dan sebagiannya lagi
menjadi fasilitas umum, sehingga sisa pecahan HGB
986/Sandik yang masih menjadi bagian milik dari
TERGUGAT I sebagaimana Bukti T I & T II – 2a sampai
dengan Bukti T I & T II – 2d. Maka secara FAKTA
gugatan PENGGUGAT yang petitumnya meminta agar
objek tanah seluas 303 M2 dikeluarkan dari SHGB
Nomor : 986/Sandik adalah gugatan yang kabur,
karena secara yuridis objek tanah SHGB Nomor :
986/Sandik sudah habis dipecah dan dialihkan menjadi
beberapa hak kepemilikan;

BUKTI T I & T II – 3a : Fotocopy Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor :
58, tanggal 12 Juli 2012 atas tanah seluas2.300 M2
berdasarkan SHM Nomor : 67/Sandik, Gambar Situasi
tanggal 9 Agustus 1993 Nomor : 2883/1993 seluas 3.499
M2, atas nama H.M. Izzul Islam, yang terletak di Desa
Sandik, Kec. Gunung Sari, Kab. Lombok Barat, Prov. Nusa
Tenggara Timur, antara H.M. Izzul Islam (Pemberi
Pelepasan Hak) dengan Ir. Tedy Yusaldi (Penerima
Pelepasan Hak) yang dibuat dihadapan Bambang Gede,
S.H., Notaris Lombok Barat;

Halaman 3 dari 36 halaman


BUKTI T I & T II – 3b : Fotocopy Akta Surat Kuasa Nomor : 57 tanggal 12 Juli 2012
dari H.M. Izzul Islam selaku Pemberi Kuasa kepada Ir. Tedy
Yusaldi selaku Penerima Kuasa, yang dibuat dihadapan
Notaris Bambang Gede, S.H.;

BUKTI T I & T II – 3c : Fotocopy Sertifikat Hak Milik Nomor : 67/Sandik, Gambar


Situasi tanggal 9 Agustus 1993 Nomor : 2883/1993 atas
nama H.M. Izzul Islam;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T I & T II – 3a sampai dengan Bukti T


I & T II – 3c tersebut membuktikan, bahwa objek tanah
SHM No. 67/Sandik, gambar situasi tanggal 9 Agustus
1993 Nomor : 2883/1993 seluas 3.499 M2, atas nama
H.M. Izzul Islam, pada tanggal 12 Juli 2012 telah
dilakukan penjualan sebagiannya seluas 2.300 M2
dengan harga penjualan yang disepakati adalah
sebesar Rp. 260.976.000,- (dua ratus enam puluh juta
sembilan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) jumlah
mana telah dinyatakan benar diterima seluruhnya oleh
PIHAK PERTAMA incasu PENGGUGAT H.M. Izzul Islam
dari PIHAK KEDUA incasu TERGUGAT I, karenanya
dengan ditandatanganinya akta dimaksud oleh PARA
PIHAK maka berlaku pula sebagai tanda penerimaan
(kwitansi) yang sah, sebagaimana bunyi ketentuan
Pasal 1 Akta Pelepasan HAk dan Ganti Rugi No. 58
tanggal 12 Juli 2012, selanjutnya seluas 2.300 M2 dari
SHM No. 67/Sandik telah dilakukan perubahan hak dan
masuk menjadi bagian dari HGB Nomor : 986/Sandi
katas nama PT. De Bale Properti Lombok, sehingga
berdasarkan perubahan kepemilikan tersebut sisa
tanah SHM Nomor : 67/Sandik menjadi seluas 1.199
M2, sebagaimana tercantum dalam catatan perubahan
buku sertifikat Hak Milik 67/Sandik tanggal 5 Juni 2013
DI 208 4998 DI S07 10889. Berdasarkan uraian diatas
secara sah dan jelas peralihan hak tanggal 12 Juli 2012
yang dilakukan adalah atas objek tanah seluas 2.300
M2;

Halaman 4 dari 36 halaman


BUKTI T I & T II – 4a : Fotocopy Akta Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi dan
Kuasa Nomor : 14 tanggal 13 Agustus 2014 atas sisa tanah
seluas 1.199 M2, berdasarkan SHM Nomor : 67/Sandik,
Gambar Situasi tanggal 9 Agustus 1993 Nomor : 2883/1993
yang terletak di Desa Sandik, Kec. Gunung Sari Kab.
Lombok Barat, Prov. Nusa Tenggara Timur, antara H.M.
Izzul Islam (Pemberi Pelepasan Hak) dengan Ir. Tedy
Yusaldi (Penerima Pelepasan Hak) yang dibuat dihadapan
Fikry Ssaid, S.H., Notaris Kota Mataram;

BUKTI T I & T II – 4b : Fotocopy Surat Kuasa Untuk Menjual Nomor : 13, tanggal
13 Agustus 2014, antara H.M. Izzul Islam selaku Pemberi
Kuasa dan Ir. Tedy Yusaldi selaku Penerima Kuasa, yang
dibuat dihadapan Fikry Said, S.H., Notaris di Kota Mataram;

BUKTI T I & T II – 4c : Fotocopy Akta Perjanjian Jual Beli No. 12 tanggal 13


Agustus 2014, atas sisa tanah seluas 1.199 M2, berdasarkan
SHM No. 67/Sandik, atas nama H.M. Izzul Islam, Gambar
Situasi tanggal 9 Agustus 1993 Nomor : 2883/1993 yang
terletak di Desa Sandik, Kec. Gunung Sari, Kab. Lombok
Barat, Prov. Nusa Tenggara Timur, antara H.M. Izzul Islam
selaku pemilik sebagai PIHAK PERTAMA dan Ir. Tedy
Yusaldi sebagao pembeli selaku PIHAK KEDUA, yang dibuat
dihadapan Fikry Said, S.H., Notaris di Kota Mataram;

BUKTI T I & T II – 4d : Fotocopy Sertifikat Hak Milik No. 67/Desa Sandik, Gambar
Situasi tanggal 9 Agustus 1993 Nomor : 2883/1993 atas
nama H.M. Izzul Islam yang terletak di Desa Sandik, Kec.
Gunung Sari, Kab. Lombok Barat, Prov. Nusa Tenggara
Timur, seluas 1.199 M2, berdasarkan pencatatan telah
dihapus dan menjadi Hak Guna Bangunan Nomor :
1659/Desa Sandik;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T I & T II – 4a sampai dengan Bukti T


I & T II – 4d tersebut membuktikan, bahwa terhadap
sisa tanah H.M. Izzul Islam berdasarkan SHM Nomor :
67/Sandik, adalah seluas 1.199 M2, dimana pada

Halaman 5 dari 36 halaman


tanggal 13 Agustus 2014, telah secara sah dilakukan
penjualan kembali, berdasarkan Akta Perikatan Jual
Beli yang diikuti dengan pemberian kuasa untuk
menjual, selanjutnya dibuatkan Akta Pelepasan Hak
dan Ganti Rugi atas tanah SHM Nomor : 67/Sandik,
seluas 1.199 M2 dengan harga penjualan yang
disepakati adalah sebesar Rp. 584.700.000,- (lima ratus
delapan puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah)
jumlah mana telah dinyatakan benar diterima
seluruhnya oleh PIHAK PERTAMA incasuPENGGUGAT
H.M. IZZUL ISLAM dari PIHAK KEDUA incasu
TERGUGAT I, karenanya dengan ditandatanganinya
akta dimaksud oleh PARA PIHAK maka berlaku pula
sebagai tanda penerimaan (kwitansi) yang sah,
sebagaimana bunyi ketentuan Pasal 4 Akta Pelepasan
Hak dengan Ganti Rugi dan Kuasa Nomor : 14 tanggal
13 Agustus 2014, karenanya berdasarkan penjualan sisa
tanah dimaksud, SHM Nomor : 67/Sandik telah
dilakukan perubahan kepemilikan menjadi Hak Guna
Bangunan Nomor : 1659/Desa Sandik, semenjak
tanggal 04 Februari 2015, 208 : 1405/2015, 307 :
2748/2015, karenanya dapat dibuktikan PARA
TERGUGAT, bahwa SHM 67/Sandik telah HABIS
DIJUAL, dan penjualan tersebut jika diakumulasikan
dengan luas objek tanah SHM Nomor : 67/Sandik
seluruhnya seluas 3.499 M2, dengan tahapan penjualan
tanah milik H.M. Izzul Islam incasu PENGGUGAT
kepada TERGUGAT I yakni pada tahun 2012 seluas
2.300 M2 dan pada tahun 2014 seluas 1.199 M2, maka
hasil penjualan tersebut seluruhnya seluas 3.499 M2
sesuai dengan luas tanah SHM 67/Sandik;

BUKTI T I & T II –5 : Fotocopy Surat Somasi Lembaga Konsultan Hukum dan


Bantuan Hukum AKURASi NTB Nomor :
1736/LKBH/VI/2015 tanggal 10 Juni 2015 yang ditujukan
kepada Bambang Gede, S.H., tindakan dan perbuatannya
menuduh RINO RINALDI, S.H., telah menyuruh Bambang

Halaman 6 dari 36 halaman


Gede, S.H., untuk membuat Akta Otentik sehingga
diterbitkan Surat Keterangan dan Penegasan;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T I dan T II – 5 tersebut


membuktikan, bahwa adanya klaim dari PENGGUGAT
tentang sisa tanah atas peralihan pada tanggal 12 Juli
2012, berdasarkan adanya Surat Keterangan dan
Penegasan Nomor : 161/BG/Nat/IV/2014, yang
dikeluarkan secara pihak oleh Notaris/PPAT Bambang
Gede, S.H. Yang surat tersebut baru diketahui oleh
TERGUGAT II pada tahun 2014 pada pokoknya surat
tersebut menyampaikan tuduhan kepada TERGUGAT II,
oleh karenanya melalui kuasa hukum TERGUGAT II
telah menyampaikan somasi kepada pihak Notaris,
dimana somasi tersebut direspon oleh pihak Notaris
Bambang Gede, S.H., sehingga dilakukan pertemuan
yang pada intinya pertemuan tersebut pihak Notaris
Bambang Gede, S.H.,sehubungan surat penegasan
menyatakan hanya diminta membuatnya dan akan
segera mencabut surat dimaksud, sehingga pihak kuasa
hukum TERGUGAT II menghentikan upaya hukum
membuat Laporan Polisi. Namun ironisnya surat
dimaksud dijadikan bukti oleh PARA PENGGUGAT
untuk perkara Aquo;

BUKTI T I & T II – 6 : Surat Kuasa Nomor : 08 Tanggal 13 November 2014, antara


Tuan H.M. Izzul Islam dengan Tuan Misbah, yang dibuat
dihadapan Lalu Muhammad Salahuddin, S.H., Notaris
Lombok Barat;

CATATAN : Berdasarkan Bukti T – 1 dan T – II – 6 tersebut,


membuktikan Akta Pernyataan Pemvbatalan Nomor
91, tanggal 19 Juni 2015 (Vide Bukti P – 4), patut
diduga merupakan dokumen palsu atau menggunakan
keterangan palsu, mengingat sodara misbah,
berdasarkan surat kuasa No. 8 tanggal 13 November
2014, sesungguhnya tidak mencantumkan hak untuk

Halaman 7 dari 36 halaman


melakukan dan atau membuatkan pernyataan
pembatalan terhadap Akta pelepasan hak dengan ganti
rugi no. 58 tertanggal 12 juli 2012;

BUKTI T I & T II – 7a : Fotocopy rekening koran Bank BTPN cabang 0252 KCP Pati
– B, Jalan teratai BLK J/14 Rt 003 002 dengan No. Rekening
044990020891 atas nama Ir. Teddy Yusaldi, Tg Barat,
Jagakarsa, Jakarta Selatan, Periode 1 – 01-2012 sampai
dengan 31 – 12- 2012;

CATATAN : Berdasarkan bukti T 1 dan T-2 – 7a tersebut,


membuktikan Ir. Teddy Yusaldi dalam rangka
pembebasan tanah di desa Sandik, telah lebih dahulu
melakukan pembayaran secara keseluruhan atas luas
tanah desa sandik yang dibebaskan oleh sodara Izzat
Husaein, dan secara sah telah bertindak – lanjuti
dengan penandatangan Akta pelepasan Hak ddan Ganti
Rugi, antara Ir. Teddy Yusaldi dengan masing – masing
pemilik tanah, termasuk diantaranya obejek tanah
seluas 2300 m berdasarkan SHM No. 67/Sandik a.n
Izzul Islam, sebagaimana Akta pelepasan hak dan ganti
rugi no. 58 tertanggal 12 juli 2012.

BUKTI T I & T II – 7b : Fotocopy Bukti Setoran Bank BTN dari Rijaludin Lamone
kepada Suradi tanggal 30 Juli 2012 sebesar Rp. 431.600.000
(empat ratus tiga puluh satu juta enam ratus ribu rupiah);

BUKTI T I & T II – 7c : Fotocopy Bukti Setoran Bank BTN dari Rijaludin Lamone
kepada Arfah tanggal 31 Juli 2012 sebesar Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah);

BUKTI T I & T II – 7d : Fotocopy Bukti Setoran Bank BTN dari Rijaludin Lamone
kepada Amil Maksum tanggal 31 Juli 2012, sebesar Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah);
;

Halaman 8 dari 36 halaman


BUKTI T I & T II – 7e : Fotocopy Bukti Setoran Bank BTN dari Rijaludin Lamone
kepada Muhamad Nur tanggal 02 Agustus 2012, sebesar
Rp. 570.510.000 (lima ratus tujuh puluh juta lima ratus
sepuluh ribu rupiah);
;
BUKTI T I & T II – 7f : Fotocopy Kwitansi telah terima dari Sahid Uang Sejumlah
Rp. 143.000.000 (seratus empat puluh tiga juta rupiah)
tanggal 6 Agustus 2012;
;
BUKTI T I & T II – 7g : Fotocopy Bukti Setoran Bank BTN dari Rijaludin Lamone
kepada Izzat Husaein tanggal 03 September 2012, sebesar
Rp. 4.000.000.000 (empat miliar rupiah);
;
CATATAN : Bahwa, Bukti TI dan T II – 7b sampai dengan Bukti T I
dan T II – 7g, membuktikan Ir. Tedy Yusaldi juga telah
mengeluarkan sejumlah uang kepada sodara Izzat
Husaein, maupun kepada saudara Sahid (incasu
Penggugat), masing – masing selaku pihak yang
mengurus pembebasan tanah untuk kepentingan
Tergugat I PT De Bale Properti Lombok, sehingga
bagaimana mungkin ada kekurangan pembayaran atas
tanah yang luasnya hanya 3 are, sebagaimana objek
gugatan a quo, sementara peralihan hak atas tanah
secara keseluruhan telah sesuai dengan Akta – Akta
pelepasan Hak dan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris
Bambang Gede SH, termasuk pembayaran yang
dilakukan justru nilainya melebihi dari Objek Tanah
yang dibebaskan.

II. PEMBUKTIAN PENGGUGAT I DAN PENGGUGAT II

Bahwa, PARA TERGUGAT dengan ini mengajukan tanggapan atas bukti surat
PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II yang diajukan pada tanggal 02 Juli 2018 berikut
bukti tambahan PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II pada tanggal 6 September
2018 sebagai berikut :

Halaman 9 dari 36 halaman


A. TANGGAPAN BUKTI PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II

BUKTI P - 1 : Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi No. 58, tanggal 12
Juli 2012, luas 1.997 m2 di buat oleh Notaris Bambang Gede,
S.H di Lombok Barat

BUKTI P - 2 : Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi No. 58, tanggal 12
Juli 2012 luas 2.300 m2 di buat oleh Notaris Bambang Gede,
S.H di Lombok Barat

TANGGAPAN : Bahwa, terdapatnya 2 (dua) Akta Pelepasan Hak dengan


Nomor yang sama dan dikeluarkan pada tanggal yang
sama oleh Notaris Bambang Gede,S.H membuktikan
bukti P – 1 tidaklah benar oleh karena tidak ada bukti
TERGUGAT I menandatangani Bukti P-1 sedangkan Bukti
P – 2 sebagaimana Bukti T I & T II – 2d telah menjadi
dasar terbitnya SHGB No. 986/Sandik. Selain itu kedua
Bukti tersebut juga membuktikan Notaris Bambang Gede
harus menjadi pihak dalam perkara a quo atas
perbuatannya menerbitkan 2 Akta tersebut

BUKTI P - 3 : Surat Pernyataan H.M Izzul Islam dihadapan Notaris Lalu


Muhammad Salahudin SH di Lombok Barat tanggal 17
November 2014

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut tidaklah membuktikan apapun


dalam perkara a quo oleh karena merupakan pernyataan
sepihak dari PENGGUGAT I, oleh karena itu bukti
tersebut haruslah dikesampingkan

BUKTI P - 4 : Surat Pernyatan Pembatalan oleh Saudara Misbah No. 91


tanggal 19 Juni 2015 pada Notaris Bambang Gede di
Lombok Barat

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut tidaklah membuktikan apapun


terlebih membuktikan bukti P – 1 batal, oleh karena
selain bukti P – 4 merupakan pernyatakan sepihak bukti

Halaman 10 dari 36 halaman


tersebut dibuat oleh Saudara Misbah berdasarkan Bukti T
I & T II – 6 yang juga dinyatakan oleh Para Penggugat
dalam keterangan bukti P – 4 dan dikuatkan oleh saksi
Bambang Gede, dimana tidak ada pemberian kuasa
kepada Saudara Misbah untuk menyatakan batal bukti P
– 1.

BUKTI P – 5 : Surat Keterangan dan Penegasan No. 161/BG/Nat/IV/2014


tanggal 2 April 2014 dikeluarkan oleh Notaris Bambang
Gede SH.

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut tidak membuktikan bukti P – 1


batal hal ini mengingat sebagaimana yang terkandung
dalam bukti P – 1 juga merupakan sebagai pembayaran
kwitansi yang sah.

BUKTI P – 6 : Surat Pernyataan Izzat Husaein tanggal 04 Juni 2015.

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut tidak dapat dibenarkan mengingat


Pembelian SHM No. 67 sandik sebagaimana bukti P – 1
adalah antara Penggugat I dengan Tergugat I. Oleh
karena itu tidak dapat dibenarkan Saudara Izzat Husaein
menyatakan dirinyalah yang membeli dari Izzul Islam
(Penggugat I) .

BUKTI P – 7 : Surat Pernyataan Sandik tanggal 11 Juli 2016 oleh H.M Izzul
Islam.

BUKTI P – 8 : Surat Perintah, Sandik tanggal, 7 September 2016 oleh H.M.


Izzul Islam;

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut tidak membuktikan apapun oleh


karena merupakan pernyataan sepihak dari Penggugat I
dan sampai dengan saat ini penguasaan fisik dikuasai
oleh Tergugat I sebagaimana fakta pada sidang lapangan
pada tanggal 7 September 2018.

Halaman 11 dari 36 halaman


BUKTI P – 9 : KTP ABDUL KABIR AB

BUKTI P – 10 : Kwitansi Jual Beli antara Penjual Izzul Islam dengan Sahid
selaku pembeli

BUKTI P – 11 : Kwitansi Jual Beli tertanggal 11 Juli 2016, antara


Penjual/Sahid dengan Pembeli/Abdul Kabir AB

TANGGAPAN : Bahwa, bukti tersebut membuktikan Objek Tanah


sengketa sebagaimana dalil Para Penggugat bukanlah
milik Para Penggugat, melainkan milik Saudara Kabir.

B. SAKSI – SAKSI PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II

PENGUGAT I dan PENGGUGAT II Menghadirkan 4 (empat) saksi dimana dari 4


kesaksian tersebut justru menguatkan dalil TERGUGAT I TERGUGAT II pada
jawaban dan duplik, sebagaimana mana dijelaskan oleh masing – masing saksi
sebagai berikut:

1. Saksi Notaris Bambang Gede, S.H

- Saksi mengetahui letak tanah berada didesa sandik dengan luas


kurang lebih 3 are;

- Saksi membenarkan Akta Pelepasan Hak dan Ganti Rugi Nomor 58


seluas 1.997 M2 merupakan produk hukum yang dikeluarkan oleh
saksi sendiri;

- Saksi tidak ikut dalam melakukan perubahan terhadap SHM No :


67/Sandik seluas 2.300 M2 masuk kedalam Sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB) lainnya;

- Saksi menyatakan pada saat penandatanganan Akta Pelepasan Hak


Dan Ganti Rugi Nomor 58, kedua belah pihak tidak berada dalam
tekanan ataupun unsur paksaan;

Halaman 12 dari 36 halaman


- Saksi tidak mengetahui jual beli tanah yang terjadi tahun 2013 antara
H.M. Izzul Islam dengan Sahid seluas 303 M2 diatas tanah dengan
alas hak SHM 67/Sandik yang sebelumnya telah dilakukan penjualan
kepada Tedy Yusaldi dengan luas 2.300 M2 dan telah berubah
dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB);

- Saksi menerangkan bahwa terhadap luas tanah yang 3 are, saksi


hanya mengetahui batas-batas tanah tersebut berdasarkan peta yaitu
sebelah Utara berbatasan dengan jalan, sebelah Barat berbatasan
dengan SHM Nomor 67 dan Sebelah Timur berbatasan dengan luas
tanah yang 1.997 M2 (pelepasan yang pertama);

- Saksi membenarkan bahwa akta kuasa nomor : 08 tanggal 13


November 2014 merupakan dasar hak yang digunakan oleh Misbah
(penerima kuasa) dari H.M. Izzul Islam (pemberi kuasa) dalam
menghadap kepada saksi untuk meminta membuatkan akta
pernyataan pembatalan nomor : 91 tanggal 19 Juni 2015;

- Saksi membenarkan bahwa pernah menerima surat somasi dari kuasa


hukum TERGUGAT II (RINO RINALDY) terkait Surat Keterangan dan
Penegasan Nomor 161/BG/Nat/IV/2014 tanggal 2 April 2014 yang
dikeluarkan oleh saksi;

2. Saksi Prima

- Saksi adalah staf kantor Notaris Bambang Gede, SH.


- Saksi menyatakan bahwa segala sesuatu perbuatan dan tindakan
yang dilakukan oleh saksi adalah atas dasar perintah dari Notaris
Bambang Gede, SH.

3. Saksi Izzat Husaein

- Saksi tidak mengetahui batas-batas tanah yang berada di Desa


Sandik;
- Saksi membenarkan uang untuk pembebasan tanah Sandik tersebut
adalah uang dari Ir. Tedy Yusaldi ya dilakukan dengan cara ditransfer;

Halaman 13 dari 36 halaman


- Saksi mengakui bahwa seluruh pembebasan tanah tersebut atas
nama PT. De Bale Property Lombok yang dipegang oleh Ir. Tedy
Yusaldi;

4. Saksi Kabir

- Bahwa, saksi membeli tanah seluas 303 m2 milik Sahid;


- Bahwa, saksi menerangkan sahid membeli tanah seluas 303 m 2 dari
H.M. Izzul Islam;
- Bahwa, saksi menerangkan tanah miliknya seluas 303 m 2 yang
dimaksud adalah sebagian tanah dari SHM No. 67/Sandik;

III. PEMERIKSAAN SETEMPAT

Bahwa, sidang pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 7 September 2018 dan
dihadiri oleh Majelis Hakim pemeriksa perkara a quo, Panitera Pengganti, Kuasa
PARA PENGGUGAT dan Sahid (PENGGUGAT II), dan Kuasa TERGUGAT I dan
TERGUGAT II yang dilaksanakan di Sandik. Hasil dari sidang pemeriksaan setempat
pada intinya tidak terdapat kesepakatan mengenai objek sengketa sebagaimana di
dalam gugatan PARA PENGGUGAT, yakni:

1. Kuasa PARA PENGGUGAT menunjukan batas – batas objek sengketa di atas


tanah SHBG No. 986/Sandik milik TERGUGAT I dimana penunjuk batas – batas
tersebut tidak jelas/kabur;

2. Kuasa PARA TERGUGAT menyatakan dalam sidang pemeriksaan setempat


bahwa di atas SHBG No. 986/Sandik milik TERGUGAT I tidak terdapat objek
sengketa sebagaimana di dalilkan PARA PENGGUGAT karena objek sengketa
yang didalilkan PARA PENGGUGAT merupakan bagian dari SHBG No.
986/Sandik.

Halaman 14 dari 36 halaman


KESIMPULAN

DALAM EKSEPSI

a. Eksepsi Gugatan Error Inpersona

HAK KEPEMILIKANNYA TANAH PENGGUGAT SEBAGAI OBJEK GUGATAN


SECARA FAKTA TELAH HABIS DI JUAL.

1. Bahwa, PENGGUGAT BUKAN PEMILIK OBJEK TANAH SHM No. 67/SANDIK,


karena berdasarkan fakta persidangan baik bukti maupun saksi telah
terungkap fakta hukum terhadap SHM No. 67/Sandik atas nama HM. Izzul
Islam seluas 3.499 M2 faktanya telah habis dijual secara keseluruhan kepada
PT. De Bale Properti Lombok, sebagaimana akta berikut ini :

a. Berdasarkan Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi Nomor : 58 tanggal


12 Juli 2012, yang dibuat dihadapan Bambang Gede, SH, Notaris di
Lombok Barat Seluas 2.300 M2;

b. Berdasarkan Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi No. 14 tanggal 13


Agustus 2014, yang dibuat dihadapan Fikry Said, S.H., Notaris Kota
Mataram. Sisanya Seluas 1.199 M2;

Terhadap Akta Pelepasan Hak diatas, diperkuat lagi telah tercatatnya


peralihan tersebut pada Buku Asli Sertifikat Hak Milik No. 67/sandik yang
telah dihapus semenjak tanggal 4 Februari 2015;

Quodnon ada – Terhadap objek tanah yang digugat telah dialihkan oleh
PENGGUGAT kepada Saksi H. Kabir, sebagaimana keterangannya dibawah
sumpah sebagaisSaksi yang dihadirkan oleh PENGGUGAT pada tanggal 30
Agutus 2018, yang menyatakan bahwa saksi membeli tanah dari SAHID
pada tanggal 11 Juli 2016 ada kuitansi pembayarannya, hal mana
bersesuaian dengan Bukti Penggugat (vide bukti P-9)

Halaman 15 dari 36 halaman


Berpedoman dengan Putusan Mahkamah Agung tgl. 21 Agustus 1974 No.
565 K/Sip/1973. Sumber Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung RI,
Cetakan kedua, Mahkamah Agung RI, 1993, hlm. 292, maka Penggugat
sudah seharusnya dinyatakan tidak memiliki kedudukan untuk mengajukan
gugatan (Legitima Persona Standy in Judicio), Maka mohon agar Majelis
Hakim yang memeriksa dan memutus Perkara Aquo Menolak Gugatan PARA
PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PARA PENGUGAT
tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklard).

DENGAN TIDAK DITARIKNYA NOTARIS BAMBANG GEDE, S.H., MAKA


GUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK LENGKAP (PLURIUM LITIS
CONSORTIUM)

2. Bahwa, Dalil Gugatan Penggugat didasarkan pada terbitya Akta Pelepasan


Hak dengan Ganti Rugi Nomor : 58 tanggal 12 Juli 2012, yang dibuat
dihadapan Bambang Gede, SH, Notaris di Lombok Barat., dengan tidak
dilibatkannya Notaris dimaksud, maka gugatan PARA PENGUGAT KURANG
PIHAK (Plurium Litis Consotium), sebagai berikut :

Bahwa, sudah menjadi acuan dalam praktek peradilan perdata, sebagaimana


Yurisprudensi Tetap Putusan No. 1642 K/Pdt/ 2005, pada pokoknya
adalah:

“dimasukkan sebagai pihak yang digugat atau


minimal didudukkan sebagai Turut Tergugat. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya keharusan para pihak dalam gugatan harus
lengkap sehingga tanpa menggugat yang lain-lain itu maka subjek
gugatan menjadi tidak lengkap.”

“Ketidaklengkapan dalam merumuskan subjek yang seharusnya


menjadi Tergugatnya, maka gugatan yang diajukan dapat dianggap
telah terjadi error in persona/kesalahan subjek hukum maka gugatan
tidak bisa diterima/Niet Ontvenkel Ijkverklaard.”

Pendapat Mahkamah Agung tersebut, seiring dan sejalan dengan penjelasan


Pakar Hukum, Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata dalam

Halaman 16 dari 36 halaman


bukunya yang berjudul “Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek”
(hlm. 2), dalam praktik perkataan Turut Tergugat dipergunakan bagi orang-
orang yang tidak menguasai barang sengketa atau tidak berkewajiban untuk
melakukan sesuatu, hanya demi lengkapnya suatu gugatan harus diikut-
sertakan. Mereka dalam petitum hanya sekedar dimohonkan agar tunduk dan
taat terhadap putusan Hakim. apabila seorang Notaris berkedudukan
sebagai Turut Tergugat dalam suatu gugatan, ia hanya berkedudukan
sebagai pelengkap saja. Notaris tersebut dijadikan Turut Tergugat agar
gugatan menjadi lengkap.

Berdasarkan, Yurisprudensi dan penjelasan Ahli hukum diatas, maka Gugatan


Pengggugat dengan todak meng-ikutsertkan Notaris, jelastelah cacat,
sehingga sudah pada tempatnya Gugatan PARA PENGGUGAT ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan kurang pihak (niet onvankelijke verklard);

GUGATAN SALAH OBJEK DAN SALAH PIHAK (ERROR IN OBJECTO)

3. Bahwa, Gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat Formal sehingga error in


objecto, berdasarkan fakta dan bukti persidangan sebagai berikut :

a. Tidak bisa menunjukan batas-batas tanahnya sesuai surat ukur, bahkan


PEGGUGAT salah menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)
No. 986/Sandik, tanggal 5 Juni 2013 luasnya adalah 2.300 M 2, karena
luas tanah yang tercatat pada SHGB tersebut jauh melebihi luas yang
diklaim oleh PARA PENGGUGAT;

b. PARA PENGGUGAT salah Pihak karena gugatan ditunjukan kepada


pemilik SHGB No. 986/Sandik secara adminitratif yuridis tercatat atas
nama PT. De Bale Property Lombok;

Berdasarkan uraian diatas, Jelas secara nyata terdapat kesalahan PARA


PENGGUGAT dalam gugatannya yang menuntut agar objek gugatan
dikeluarkan dari SHGB, namun SHGB tersebut sesungguhnya memiliki luas
dan nama yang berbeda dengan tuntutan PARA PENGGUGAT dalam

Halaman 17 dari 36 halaman


gugatan Aquo, sehingga sudah seharusnya gugatan PARA PENGGUGAT
dinyatakan DITOLAK atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijke verklard);

b. Eksepsi Gugatan Obscuur Libele

GUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK SATUPUN MENJELASKAN DASAR


HUKUM YANG HUBUNGANNYA DENGAN PERBUATAN YANG MENJADI
DASAR TUNTUTANNYA

4. Bahwa, surat gugatan PARA PENGGUGAT, tanggal 25 Januari 2018, yang


diregister Pengadilan Negeri Mataram Nomor : 28/Pdt.G/2018/PN.Mtr,
tanggal 25-1-2018, yang ditujukan terhadap TERGUGAT I dan TERGUGAT II,
dalam Petitumnya PARA PENGGUGAT meminta Majelis Hakim menyatakan
PARA PENGGUGAT sah sebagai pemilik tanah seluas 303 M 2, telah
terbantahkan tidak memiliki dasar hukum yang jelas dan berakibat Gugatan
cacat formil (een duideljke en bepalde conclusie), sebagaimana fakta hokum
yang terungkap sebagai berikut :

a. Mengutip M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata


tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan
Pengadilan, halaman 58, yang pada pokoknya menyatakan “posita
gugatan yang dianggap lengkap harus memenuhi dua unsur :

- Dasar Hukum (Rechtelijke Grond) penjelasan mengenai hubungan


hukum Penggugat dengan materi dan atau objek yang disengketakan,
dan antara Penggugat dengan Tergugat berkaitan dengan materi atau
objek sengketa;

- Dasar fakta (Feitelijke Grond) fakta atau peristiwa yang berkaitan


langsung, penjelasan fakta-fakta yang langsung berkaitan dengan
dasar hukum atau hubungan hukum yang didalilkan Penggugat;

b. Bahwa, sehubungan uraian diatas, terhadap posita gugatan Penggugat


KABUR dan TIDAK JELAS karena:

Halaman 18 dari 36 halaman


1. PARA PENGGUGAT dalam posita gugatannya tersebut tidak sama
sekali menjelaskan peristiwa mana yang dilanggar dan merugikan
hak PARA PENGGUGAT, sehingga patut dimintakan pertanggung-
jawaban TERGUGAT I.

2. PARA PENGGUGAT tidak sama sekali memuat dasar hukum mana


yang digunakan PARA PENGGUGAT dalam gugatannya, mengingat
baik judul gugatan, dalil gugatan (Posita) maupun tuntutan
(Petitum), tidak satupun menyebutkan dan/atau menguraikan
secara pasti dan rinci dasar hukum gugatan PARA PENGGUGAT.

Berdasarkan uraian diatas, oleh karena PARA PENGGUGAT dalam


positanya tidak menjelaskan peristiwa yang ada kaitannya dengan
TERGUGAT I (Feetelijke ground) dan sama sekali tidak mencantumkan
dasar hukum mana (recht grounds) yang digunakan PARA PENGGUGAT
tentang adanya peristiwa melawan hak dan hukum tersebut,
karenanya dalil demikian sangatlah Kabur dan Buram serta tidak
memiliki dasar hukum yang jelas dan pasti, sehingga sudah seharusnya
gugatan PARA PENGGUGAT dinyatakan DITOLAK atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklard);

ADANYA PERTENTANGAN DAN KETIDAK-JELASAN OBJEK GUGATAN


ANTARA POSITA DAN PETITUM PARA PENGGUGAT SEHINGGA
BERAKIBAT GUGATAN PARA PENGGUGAT DINYATAKAN KABUR DAN
TIDAK JELAS

5. Bahwa, gugatan PENGGUGAT telah terang dan nyata terdapat pertentangan


yang sangat prinsip, antara posita dengan gugatan, sebagai brikut :

a. Objek tanah yang di klaim adalah seluas 303 M2, tidak jelas tanah
siapa, milik Penggugat H.M Izzul Islam atau milik Penggugat Sahid,
keduanya dalam petitum sama-sama meminta agar dinyatakan sah
sebagai pemilik;

Halaman 19 dari 36 halaman


b. Bahwa, dalam pembuktian, saksi Penggugat atas nama H. Kabir
meyatakan adalah pemilik tanah 303M2, karena membeli dari Sahid
incasu PENGGUGAT;

c. Bahwa, PENGGUGAT tidak memiliki kapasitas meminta atas objek


tanah gugatan Aquo dikeluarkan dari SHGB No. 687/Sandik, karena
sesungguhnya SHGB tersebut sudah dihapus, karena pemecahan
Serifikat.

Berdasarkan fakta hukum tersebut diatas, maka PARA TERGUGAT


berpedoman pada Yurisprudensi Mahkamah Agung, sebagaimana Putusan
Mahkamah Agung RI No. 1075 K/Sip/1980, Yurisprudensi Mahkamah Agung
No. 195 K/Sip/1965 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 28 K/Sip/1975
yang kaidah hukumnya, yang secara keseluruhan kaidah hukumnya adalah
jika terdapat posita gugatan yang bertentangan dengan petitum, harus
dinyatakan ditolak atau setidak-tidak tidak dapat diterima.
Selanjutnya, Para Tergugat juga mengutip Yahya Harahap dalam bukunya
yang berjudul Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan pada halaman 453 dikutip :

“Apabila Petitum dapat disinkronkan atau tidak sesuai maksudnya


dengan posita maupun tidak bersifat alternative, petitum tidak dapat
ditolerir. Dan gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima karena kabur,
seperti yang terjadi dalam putusan MA No. 28 K/Sip/1973”

Dengan demikian, berdasarkan Yurisprudensi maupun ahli hukum diatas,


secara Nyata antara Gugatan dan Posita Gugatan terdapat
pertentangan dan tidak singkron serta Objek Gugatan dengan Objek
Petitum berbeda, sehingga sudah seharusnya gugatan PARA
PENGGUGAT dinyatakan DITOLAK atau setidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima (niet onvankelijke verklard);

Halaman 20 dari 36 halaman


TUNTUTAN GANTI RUGI TIDAK MAMPU DIBUKTIKAN, BAHKAN TIDAK
JELAS PERHITUNGANNYA

6. Bahwa, sesuai fakta persidangan PARA PENGGUGAT tidak sama sekali mampu
membuktikan tuntutan kerugian materiil maupun imateriil-nya, bahkan nilai
perhitungan kerugiannya, tidak dapat dimengerti siapapun, dikutip dari
gugatan Penggugat, “kerugian materiil hasil sewa tanah selama 4,5 x
10.000.000,- = Rp. 45.000.000”, entah apa yang dimaksud dalam perhitungan
PENGGUGAT, dalil demikian Haruslah DITOLAK dan dikesampingkan dengan
berpedoman pada Putusan Mahkamah Agung Nomor : 19.K/Sip/1983 tanggal
03 September 2003 menyatakan bahwa :

“…karena gugatan ganti rugi tidak diperinci, maka gugatan ganti rugi
tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima.”

Dengan demikian gugatan PARA PENGGUGAT tidak jelas atau kabur karena
antara posita dengan petitum tidak saling berkesesuaian atau bertolak
belakang, kekeliruan tersebut menyebabkan gugatan cacat formil.

BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DIATAS, MAKA EKSEPSI PARA


TERGUGAT OLEH KARENA TELAH SESUAI DENGAN SYARAT PENGAJUAN
EKSEPSI BERDASARKAN PASAL 136 HIR JO. PASAL 114 AYAT (1) RV, MAKA
SUDAH SEHARUSNYA UNTUK DITERIMA SECARA KESELURUHAN DAN
MENYATAKAN GUGATAN PARA PENGGUGAT DITOLAK ATAU SETIDAK-
TIDAKNYA DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA (NIET
ONVANKELIJKEVERKLARD)

DALAM POKOK PERKARA KONVENSI

7. Bahwa, mohon apa yang telah disampaikan oleh PARA TERGUGAT dalam
bagian Eksepsi tersebut diatas diangap merupakan satu kesatuan dalam
Pokok Perkara ini;

Halaman 21 dari 36 halaman


8. Bahwa, PARA TERGUGAT dengan tegas menolak dalil-dalil PARA PENGGUGAT
kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh PARA TERGUGAT sesuai
fakta dan menurut hukum;

TERHADAP SISA TANAH SHM NO 67/SANDIK TELAH DIALIHKAN SECARA


SAH, SEHINGGA PARA PENGGUGAT SAHID BUKAN LAGI SEBAGAI
PEMILIK OBJEK TANAH DIMAKSUD, OLEH KAREANYA GUGATAN PARA
PENGGUGAT HARUSLAH DITOLAK

9. Bahwa, berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, seluruh proses


pembebasan tanah di Desa Sandik, nyata-nyata dilakukan oleh Saksi Izzat
Husain (keterangan Saksi Izzat Husain dibawah sumpah pada tanggal 30
Agustus 2018, dengan keseluruhan tanah yang dibebaskan lebih kurang 11
Ha, termasuk didalamnya adalah SHM No. 67/Sandik seluas 2.300 M2 ,
sedangkan biaya pembebasan tanah tersebut seluruhnya dikeluarkan oleh
Ir. Tedy Yusaldi (keterangan Saksi Izzat Husain dbawah sumpah bersesuian
dengan alat Bukti Surat Tambahan dari TERGUGAT bertanda Bukti T I dan T
II – a sampai dengan bertanda Bukti T I dan T II – g dengan kesepakatan
Ir. Tedy Yusaldi akan mengambil-alih PT. Lombok Royal Property, namun
kesepakatan pengambil-alihan tidak terjadi, semata-mata karena Izzat
Husain selaku Dirut PT. Lombok Royal Property tidak pernah merealisasikan
pengambil-alihan PT. Lombok Royal Properti kepada Ir. Tedy Yusaldi, namun
disisi lain Ir. Tedy Yusaldi telah mengeluarkan seluruh biaya-biaya
pembebasa tanah serta membeli tanah yang sampai saat ini ditempatkan
sebagai kantor PT. Lombok Royal Property, sehingga diputuskan oleh Izzat
Husain agar berjalan masing-masing, karenanya seluruh peralihan diatas-
namakan PT. De Bale Properti Lombok yang didirikan oleh Ir. Tedy Yusaldi
untuk melanjutkan prospek pembangunan perumahan De Balle Pelangi.

Bahwa, dalam proses pembangunan perumahan tersebut, pada tahun 2014,


terdapat sisa dari SHM No. 67/Sandik dari luas sebelumnya yakni seluas

Halaman 22 dari 36 halaman


3.499 M2, yang sudah dijual oleh Izzat Husain pada tahun 2012 adalah
seluas 2.300 M2, sehingga terdapat sisa tanah seluas 1.199 M2 sesuai
catatan peralihan pada buku tanah Sertfikat Hak Milik No. 67/Sandik
tersebut, oleh karena sisa tanah berada tepat disamping perumahan yang
akan dibangun oleh PT. De Bale Properti Lombok, maka Ir. Tedy Yusaldi,
membeli tanah sisa tersebut secara langsung kepada H. M Izzul Islam pada
tahun 2014, yang faktanya Penggugat tidak pernah complain dengan sisa
tanah seluas 1.199 M2, sehingga secara sah telah dibuatkan Akta Pelepasan
Hak dengan Ganti Rugi No. 14 tanggal 13 Agustus 2014, yang dibuat
dihadapan Fikry Said, S.H., Notaris Kota Mataram, atas peralihan tersebut
tercatat dalam buku Sertifikat hak Milik No. 67/sandik, sekaligus menghapus
Sertfikat No. 67/Sandik atas nama H. M Izzul Islam (vide Bukti T I & T II – 4a).

10. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan, terbitnya Akta Pelepasan Hak


dengan Ganti Rugi No. 58, tanggal 12 Juli 2012 yang dibuat di hadapan
Notaris Bambang Gede S.H, di Mataram, atas pelepasan hak tanah seluas
2.300 M2 berdasarkan pada SHM No. 67/Sandik, atas nama H.M. IZZUL
ISLAM seluas 3499 M2, antara H.M. IZZUL ISLAM (Pemberi Pelepasan Hak)
dengan Ir. TEDY YUSALDI (penerima pelepasan hak) telah dilakukan para
pihak secara sah, bahkan berdasarkan keterangan saksi Notaris Bambang
Gede. SH, dibawah sumpah menyatakan, Akta dibuat tanpa ada tekanan dan
penandatangannya dilakukan dihadapan Notaris tersebut;

11. Bahwa, berdasarkanfFakta persidangan, telah nyata dan jelas sisa tanah SHM
No. 67/Sandik setelah dilakukan pelepasan hak pada tanggal 12 Juli 2012,
selanjutnya dicatatkan dalam Buku Tanah SHM No. 67/Sandik dengan sisa
tanah yang sebelumnya seluas 3.499 M2, kemudian tanah yang tersisa
adalah seluas 1.199 M2, (Vide Bukti T I & T II – 4a). FAKTA TERSEBUT TIDAK
TERBANTAHKAN SECARA HUKUM DAN PROSES PERALIHANNYA DIAKUI
OLEH BADAN PERTANAHAN SEBAGAI BENTUK PERALIHAN YANG SAH,
SEHINGGA FAKTA HUKUM TERSEBUT TERANG BENDERANG TELAH
MEMBANTAH DALIL GUGATAN PARA PENGGUGAT YANG MENYATAKAN
SISA TANAH PENGGUGAT H.M IZZUL ISLAM setelah dilakukan peralihan

Halaman 23 dari 36 halaman


tanggal 12 Juli 2012 seharusnya adalah seluas 1.502 M2, dalil tersebut tidak
didukung bukti – bukti, selain hanya berdasarkan pada Akta yang secara
hukum tidak pernah didaftarkan dan tidak layak dijadikan sebagai bukti
kepemilikan, karena sifatnya hanya pengakuan sepihak, serta secara tegas
dan jelas JUAL BELI yang dilakukan oleh antara PARA PENGGUGAT sendiri
yang selanjutnya dijual lagi kepada saksi H. KABIR dengan mempergunakan
KWITANSI yang menyebutkan tanah bersal dari SHM No. 67 / Sandik tanpa
mampu menyerahkan aslinya kepada H. KABIR disebabkan karena
sesungguhnya TANAH dimaksud telah dijual kepada TERGUGAT-I dan
ternyata gugatan Aquo hanya di ajukan adalah untuk menghindarkan diri
PARA PENGGUGAT dijadikan sebagai TERSANGKA pelaku PENIPUAN dan
PENGGELAPAN yang menjadi korbannya adalah saksi H. KABIR sendiri, hal
ini jelas dinyatakan dibawah sumpah oleh saksi H. KABIR, sehingga dengan
demikian DALIL PARA PENGGUGAT HARUSLAH DITOLAK;

12. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan , terhadap sisa tanah SHM No. 67/
Sandik, yakni seluas 1.199 M2 pacsa peralihan tahun 2012, secara sah telah
dilakukan pembebasan kembali oleh Ir. Tedy Yusaldi kepada Pemegang hak
secara langsung yakni Penggugat H.M. Izzul Islam, berdasarkan Akta No. 14
pada tanggal 13 Agustus 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Fikri Said,
S.H., atas peralihan tersebut telah kembali dicatatkan pada buku tanah SHM
No. 67/Sandik dan sejak peralihan tersebut SHM No. 67/Sandik atas nama
H.M. Izzul Islam telah di HAPUS dari catatan buku tanah, sehingga seluruh
luas objek tanah SHM No. 67/Sandik telah beralih masing – masing :

- Seluas 2.300 M2 telah dirubah dan menjadi bagian dari SHGB No.
687/Sandik atas nama PT. De Bale Properti Lombok, yang sampai saat
ini SHGB tersebut telah habis dipecah sebagian menjadi jalan akses
perumahan, taman (Fasos) dan sebagian ruko Perumahan;

- Seluas 1.199 M2 telah berubah menjadi milik PT. De Bale Properti


Lombok dalam proses perubahan Hak SHGB di Badan Pertanahan;

Halaman 24 dari 36 halaman


Bahwa hal tersebut diatas telah dapat dibuktikan didalam persidangan lapangan
dimana tegas diakui oleh PARA TERGUGAT objek terperkara berada didalam areal
SHM No. 67/Sandik yang telah habis terjual dan / atau telah habis dijual oleh
PENGGUGAT-I kepada TERGUGAT-I , hal ana telah dapat dibuktikan pada saat
penualan berikutnya atas sisa tanah, saat tu PENGGUGAT_I sama sekali tidak
melakukan bantahan apapun terkait luas tanah seluas 2300 M2 yang telah dijual
jauh hari sebelumnya, namun justru setelah tanah dengan bersertifikaht Hak Miik
No. 67 / Sandik habis terjual barulah dilakukan gugatan oleh PARA PENGGUGAT
dengan dasar hokum yang tidak ada sama sekali .

Dengan demikian PARA PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI HAK DAN KEDUDUKAN


HUKUM UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN AQUO BERDASARKAN PADA
KEPEMILIKAN SHM NO 67/SANDIK, karena terhadap seluruh luas objek tanahnya
telah HABIS DIJUAL dan sepenuhnya menjadi hak PT. De Bale Property Lombok
incasu TERGUGAT I secara sah dan menurut hukum, MAKA SUDAH PADA
TEMPATNYA GUGATAN AQUO DINYATAKAN DITOLAK.

PEMBATALAN AKTA PELEPASAN HAK DAN GANTI RUGI NOMOR : 58,


TANGGAL 12 JULI 2012 YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS
BAMBANG GEDE SH, ATAS TANAH SELUAS 2300 M2, YANG
DIBUATKAN OLEH NOTARIS BAMBANG GEDE SH, TELAH
TERBANTAHKAN KARENA MERUPAKAN PERBUATAN SEPIHAK DAN
TIDAK SAH MENURUT HUKUM, BAHKAN SALAH SATU PEMBATALAN
DIBUATKAN OLEH NOTARIS BERDASARKAN PERMINTAAN PIHAK
YANG TIDAK SAH MENURUT HUKUM
13. Bahwa, berdasarkan fakta hukum persidangan, Surat Keterangan dan
Penegasan No. 161/BG/Nat/IV/2014 tanggal 2 April 2014 dikeluarkan oleh
Notaris Bambang Gede SH. Tentang pembatalan Akta Pelepasan Hak No
58, tanggal 12 Juli 2012 merupakan perbuatan yang dilarang oleh
hukum, khususnya dalam jabatan notaris karena dilakukan secara
sepihak tanpa ada kesepakatan para pihak, bahkan atas terbitnya surat
dimaksud TERGUGAT II melalui kuasa hukumnya telah memperingatkan

Halaman 25 dari 36 halaman


Notaris Bambang Gede, SH, (Vide Bukti T I & T II – 5) yang pada pokok
somasi tersebut telah dibenarkan oleh keterangan Saksi Notaris
Bambang Gede, S.H dibawah sumpah, maka surat pernyataan
penegasan dimaksud telah terbantahkan dan harus dikesampingkan
karena dibuat secara tidak sah ;

14. Bahwa, berdasarkan pada fakta persidangan, terbitnya Surat Pernyataan


Pembatalan oleh Saudara Misbah No. 91 tanggal 19 Juni 2015 yang dibuat
Notaris Bambang Gede, S.H. di Lombok Barat, sesungguhnya didasarkan
pada Akta Kuasa Nomor : 08 tanggal 13 November 2014, antara H.M. Izzul
Islam (pemberi kuasa) dan Misbah (penerima kuasa), yang isi dari akta
tersebut telah terungkap sebagai fakta persidangan, akta kuasa tersebut
tidak sama sekali memberi kewenangan Penerima Kuasa untuk membuat
pernyataan pembatalan, hal ini dibenarkan oleh saksi Bambang Gede, SH
dibawah sumpah, yang menyatakan benar isi akta tersebut tidak ada
untuk membuat pernyataan batal. (Vide Bukti Tambahan T I & T II - 6)

Bahwa, berdasarkan fakta–fakta hukum tersebut diatas terdapat suatu dugaan kuat
adanya rencana jahat untuk membatalkan Akta Pelepasan Hak tersebut, sekalipun
seluruh proses pembuatan Akta No. 58 seluas 2.300 M2 tersebut dilakukan sesuai
dengan syarat-syarat peralihan yang sah dan berdasarkan hukum, terlebih lagi,
jauh sebelum adanya Gugatan Aquo, Penggugat H.M. Izzul Islam pada tahun 2014
nyata-nyata telah melakukan penjualan kembali sisa tanahnya berdasarkan SHM
No. 67/Sandik kepada Ir. Tedy Yusaldi incasu Tergugat I, dan pada saat dilakukan
peralihan tersebut FAKTANYA tidak ada keberatan atau komplain dari Penggugat I
“adanya kekurangan atau kelebihan tanah atas penjualan pada tahun 2012
dimaksud”.

Sehingga sangat terlihat jelas Gugatan Para Penggugat hanya-lah sebagai sarana
untuk mengambil keuntungan semata, mengingat RENCANA bisnis properti
TERGUGAT - I diawali dengan kepercayaan kepada Izzat Husain, naïf kiranya jikalau
TERGUGAT - I yang performance bisnisnya sudah diakui secara Nasional, justru
dianggap ingin merebut tanah PENGGUGAT seluas 303 M2, ini sudah pasti akal-

Halaman 26 dari 36 halaman


akalan, untuk mendapat keuntungan secara terus menerus, maka sudah
seharusnya gugatan Aquo DITOLAK.

TERGUGAT I ADALAH PEMBELI BERITIKAD BAIK YANG SEHARUSNYA


DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG BERDASARKAN ASAS KEPASTIAN
HUKUM
15. Bahwa, telah berdasarkan pada fakta persidangan, seluruh biaya
pembebasan tanah di Desa Sandik telah dilakukan pembayarannya oleh
TERGUGAT I melalui IZZAT HUSAIN, bahkan telah dilekatkan Akta Pelepasan
Hak dan Ganti Rugi terhadap seluruh objek tanah tersebut, yang diikuti
penyerahan secara fisik (levering), dan telah dicatatkan melalui badan
Pertanahan setempat, sehingga berpindah hak kepemilikan menjadi atas
nama Tergugat I, yang sampai saat ini seluruh tanah tersebut telah sebagian
besar luas tanahnya sudah berpindah;

Maka, berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun


2016 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah
Agung Tahun 2016 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan,
Pembeli Beritikad Baik sebagaimana tercantum dalam kesepakatan kamar
perdata tanggal 9 Oktober 2014 pada huruf a Dikutip sebagai berikut
“Kriteria pembeli yang beritikad baik yang perlu dilindungi berdasarkan Pasal
1338 ayat (3) KUHPerdata adalah sebagai berikut” :

a. Melakukan jual beli atas objek tanah tersebut dengan tata cara/
prosedur dan dokumen yang sah sebagaimana telah ditentukan
peraturan perundang-undangan :

 Pembelian tanah melalui pelelangan umum atau;


 Pembelian tanah dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT), sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 atau;

Halaman 27 dari 36 halaman


 Pembelian terhadap tanah milik adat/ yang belum terdaftar yang
dilaksanakan menurut ketentuan hukum adat yaitu : Dilakukan
secara tunai dan terang (di hadapan/ diketahui Kepala Desa/ Lurah
setempat);
 Didahului dengan penelitian mengenai status tanah objek jual beli
dan berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanah
objek jual beli adalah milik penjual;
 Pembelian dilakukan dengan harga yang layak;

b. Melakukan kehati-hatian dengan meneliti hal-hal berkaitan dengan


objek tanah yang diperjanjikan antara lain :
 Penjual adalah orang yang berhak/ memiliki hak atas tanah
yang menjadi objek jual beli, sesuai dengan bukti
kepemilikannya, atau;
 Tanah/ objek yang diperjualbelikan tersebut tidak dalam status
disita, atau;
 Tanah objek yang diperjualbelikan tidak dalam status jaminan/
hak tanggungan, atau;
 Terhadap tanah yang bersertifikat, telah memperoleh
keterangan dari BPN dan riwayat hubungan hukum antara
tanah tersebut dengan pemegang sertifikat;

Terlebih lagi berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Nomor : 251


K/Sip/1958, Tangal 26 Desember 1958 memberikan suatu perlindungan
hukum terhadap Pembeli yang beritikad baik sebagaimana berbunyi pada
pokoknya sebagai berikut :

“Pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik harus


dilindungi dan jual-beli yang bersangkutan haruslah dianggap sah”

berpedoman pada ketentuan tersebut diatas, maka PARA TERGUGAT (incasu


Ir. TEDY YUSALDI) merupakan pembeli yang beritikad baik, karena pelepasan
hak terhadap tanah seluas 2.300 M 2 dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan terlebih lagi telah ditanda tangani para

Halaman 28 dari 36 halaman


pihak sebagaimana akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi Nomor 58,
tanggal 12 Juli 2012 dilanjutkan dengan penjualan habis atas sisa tanah
seluas 1199 m2 sebagaimana dimaksud dalam Akta Pelepasan Ganti Rugi
Nomor 14 tahun 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Fikri Said, SH., Notaris
Kota Mataram. (Vide Bukti T I & T II – 4a).

PARA PENGGUGAT TIDAK DAPAT MEMBUKTIKAN ADANYA KESALAHAN


TERGUGAT I DAN TERGUGAT II DALAM PEMBUATAN AKTA NO. 58
TANGGAL 21 JULI 2018 SELUAS 2300 M2, KARENA SESUAI FAKTA
PERSIDANGAN PEMBUATANNYA DILAKUKAN SECARA SAH, SECARA
SADAR DAN TANPA ADA TEKANAN, SERTA DIBUAT DIHADAPAN
NOTARIS.
16. PARA TERGUGAT berpedoman pada ketentuan dan Yurisprudensi,
sebagaimana Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Jo.
Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 992 K/Sip/1979, tanggal 14 April
1980 sebagai berikut :

 Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997,


dikutip :

“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan data
perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali
pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 992 K/Sip/1979,


tanggal 14 April 1980, pada pokoknya menyatakan :

“semenjak Akte Jual Beli ditanda-tangani didepan Pejabat


Pembuat Akta Tanah Hak Milik atas tanah yang dijual beralih
kepada pembeli”

Halaman 29 dari 36 halaman


Dengan demikian BERPEDOMAN pada ketentuan maupun kaidah hukum
tersebut diatas, BAHWA FRASA “MELALUI JUAL-BELI” DI ATAS
MENUNJUKKAN BAHWA PROSES PENJUALAN TANAH MILIK H.M IZZUL
ISLAM KEPADA TERGUGAT I DENGAN BERDASARKAN PADA JUAL-BELI
MERUPAKAN BENTUK PERALIHAN YANG SAH DAN DIAKUI OLEH HUKUM.

17. PARA TERGUGAT nyata – nyata tidak melakukan Perbuatan Melawan Hak dan
Hukum terhadap PARA PENGGUGAT, sehingga bagaimana mungkin PARA
PENGGUGAT dapat menuntut kerugian Materiil sebesar Rp. 45.000.000,-,
(empat puluh lima juta rupiah) terlebih lagi setelah PARA TERGUGAT
membaca dan mengamati gugatan PARA PENGGUGAT tidak satupun dasar
hukum yang dijadikan pedoman menilai unsur Perbuatan Melawan Hukum,
baik dari aspek yuridis undang-undang maupun dari aspek peristiwa
hukumnya.

Maka PARA TERGUGAT berpedoman pada ketentuan dibawah ini :


 Ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata yang berbunyi :

“Suatu akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk
yang ditentukan oleh Undang – Undang oleh atau di hadapan pejabat
umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu di buat”

 Ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 2 tahun 2014 yang berbunyi :

“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk


membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang ini atau
berdasarkan undang – undang lainnya”;

Jika ketentuan tersebut diatas, dikaitkan dengan Fakta peristiwa hukum


penjualan tanah seluas 2.300 M2 milik H.M. IZZUL ISLAM, incasu
PENGGUGAT kepada TERGUGAT I pada tahun 2012, NYATANYA
berdasarkan pada Akta Notariil, selanjutnya berdasarkan Akta penjualan
tersebut dilakukan pemecahan tanah seluas 2.300 M 2 atas SHM No.

Halaman 30 dari 36 halaman


67/Sandik dari luas 3.994 M2, sehingga sisa luas tanah SHM No. 67/Sandik
adalah seluas 1.199 M2, karena seluas 2.300 M2 sudah terpecah menjadi
bagian SHGB No. 968/Sandik atas nama TERGUGAT I, kemudian pada tahun
2014 sisa tanah SHM No. 67/Sandik seluas 1.199 M2 kembali dijual kepada
TERGUGAT I, berdasarkan Akta Notariil, karenanya kepemilikan H.M. IZZUL
ISLAM, sudah habis terjual dan tinggal proses perubahan nama menjadi
TERGUGAT I.

TIDAK SAH SITA JAMINAN DIAJUKAN OLEH PIHAK YANG TIDAK


MEMILIKI HAK KEPEMILIKAN ATAS OBJEK SENGKETA

18. Bahwa, sebagaimana ketentuan Pasal 227 ayat (1) HIR telah mengatur
tentang syarat-syarat dalam hal adanya tuntutan atau suatu permohonan sita
jaminan (conservatoire beslag), sebagai berikut :

"Jika ada persangkaan yang beralasan, bahwa seseorang yang


berutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya atau selagi putusan
yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan
menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap dengan
maksud untuk menjauhkan barang itu dari penagih hutang, maka atas surat
permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan negeri dapat
memberikan perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang
memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan
menghadap persidangan

Disamping itu "Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul


Permasalahan Dan Penerapan Sita Jaminan, Conservatoir Beslag, Penerbit
Pustaka, Bandung, 1990, halaman 36, yang menyatakan bahwa batas minimal
suatu keadaan yang dianggap bernilai untuk mengesahkan persangkaan
dimaksud adalah :

a. Adanya fakta yang mendukung persangkaan;

Halaman 31 dari 36 halaman


b. Atau sekurang - kurangnya ada petunjuk-petunjuk yang
membenarkan persangkaan;
c. Fakta-fakta atau petunjuk-petunjuk tersebut harus masuk akal.

Oleh karena sejauh ini tidak terdapat tindakan-tindakan PARA PENGGUGAT


yang memenuhi kulaifikasi untuk dapat diterapkan sita Jaminan (Conservatoir
Beslag), maka permintaan PARA PENGGUGAT untuk diletakkan sita jaminan
terhadap objek sengketa tidaklah berdasarkan hukum, karenanya terhadap
Permintaan sita jaminan (Conservatoir Beslag) yang dimohonkan PARA
PENGGUGAT harus DITOLAK .

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa, peralihan tahap pertama terhadap sebagian dari sebidang tanah milik
TERGUGAT I REKONVENSI kepada PENGGUGAT I REKONVENSI dengan luas
leibih kurang 2.300 M2 (dua ribu tiga ratus meter persegi) dari luas keseluruhan
3.499 M2 (tiga ribu empat ratus sembilan puluh sembilan meter persegi),
sebagaimana Sertifikat Hak Milik No. 67/Sandik pada tanggal 12 Juli 2012,
sebagaimana berdasarkan bukti Pelepasan Hak dan Ganti Rugi, No. 58, yang
dibuat dihadapan Notaris Bambang Gede, S.H. di Lombok Barat, tanggal 12 Juli
2012 (bukti P - 2);
2. Bahwa, peralihan tahap kedua terhadap sisa dari sebidang tanah milik
TERGUGAT I REKONVENSI kepada PENGGUGAT I REKONVENSI, adalah seluas
lebih kurang 1.199M2 (seribu seratus sembian puluh sembilan meter persegi),
dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2014, sebagaimana berdasarkan bukti
Pelepasan Hak dan Ganti Rugi, No. 14, yang dibuat dihadapan Notaris Fikry
Said, S.H. di Kota Mataram, tanggal 13 Agustus 2014 (BUKTI T I & T II – 4a);

3. Bahwa, akan tetapi faktanya sekitar tahun 2014, setelah dilakukan Pengukuran
ulang oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lombok Barat, berdasarkan
Berita Acara Bersama pihak BPN, FAKTANYA terhadap objek tanah tersebut
hanya ditemukan seluas 946M2 (sembilan ratus empat puluh enam meter
persegi dari objek tanah yang dijual seluas 1.199M2, artinya TERGUGAT I
REKONVENSI yang memiliki kekurangan luas lahan kepada PENGGUGAT I
REKONVENSI lebih kurang seluas 253M2(dua ratus lima puluh tiga meter
persegi);

Halaman 32 dari 36 halaman


4. Bahwa, atas kekurangan tanah tersebut akibat Perbuatan TERGUGAT I
REKONPENSI yang beretikad tidak baik selaku penjual secara NYATA telah
memenuhi unsur perbuatan melawan hukum

Bahwa, berdasarkan pada Kesimpulan diatas, telah sangat jelas dan terang serta tidak
dapat terbantahkan lagi kebenarannya. Bahwa dalil–dalil yang dikemukakan oleh PARA
PENGGUGAT sangat tidak beralasan dan tidak berdasarkan hukum, sehingga TERGUGAT
I dan TERGUGAT II mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan
mengadili serta memutus perkara Aquo, untuk menolak gugatan PENGGUGAT
seluruhnya atau setidak–tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat
diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

I. DALAM KONVENSI :

A. DALAM EKSEPSI

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi TERGUGAT I dan TERGUGAT II


Konvensi untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan PARA PENGGUGAT KONVENSI tidak dapat diterima


(Niet Ontvankelijke Verklaard);

3. Menghukum PARA PENGGUGAT KONVENSI untuk membayar biaya yang


timbul dalam perkara ini ;

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan PARA PENGGUGAT KONVENSI untuk seluruhnya;

2. Menyatakan TERGUGAT I adalah pembeli beritikad baik, sehingga sah dan


berkekuatan hukum penjualan tanah Sertifikat Hak Milik Nomor 67/Sandik,
Gambar Situasi. No 2883/1993 tanggal 9 Agustus 1993, seluas 3.499M 2
tercatat atas nama H.M. IZZUL ISLAM, yang terletak di Jalan Raya Sandik,
Desa Sandik, Kecamatan Batu layar, Kabupaten Lombok Barat, berdasarkan
pada Akta masing– masing :

Halaman 33 dari 36 halaman


a. Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi Nomor : 58 tanggal 12 Juli
2012, antara H.M IZZUL ISLAM selaku pihak yang melepaskan hak
dengan Ir. Tedy Yusladi dalam jabatannya selaku Direktur Utama PT
De Bale Properti Lombok selaku pihak Penerima Hak atas objek
tanah Sertifikat Hak Milik No. 67/ Desa Sandik seluas 2.300 M2 yang
dibuat dihadapan Bambang Gede, SH, Notaris di Lombok Barat.

b. Akta Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi No. 14 tanggal 13 Agustus


2014, antara H.M IZZUL ISLAM selaku pihak yang melepaskan hak
dengan Ir. TEDY YUSLADI dalam jabatannya selaku Direktur Utama
PT De Bale Properti Lombok selaku pihak Penerima Hak atas objek
tanah Sertifikat Hak Milik No. 67/ Desa Sandik, seluas 1.199 M2,
yang dibuat dihadapan Fikry Said, S.H., Notaris Kota Mataram.

2. Menyatakan TERGUGAT I adalah pemilik sah atas objek tanah Sertifikat


Hak Guna Bangunan No. 986/Sandik, tanggal 5 Juni 2013, Surat Ukur,
Tanggal 08/03/2013, No. 1927/Sandik/2013, seluas 40.382 M2, tercatat
atas nama PT De Bale Property Lombok;

3. Menghukum PARA PENGGUGAT KONVENSI untuk membayar seluruh


biaya yang timbul dalam perkara ini;

II. DALAM REKONVENSI :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT REKONVENSI


untuk seluruhnya;

2. Menyatakan PARA TERGUGAT Rekonvensi telah melakukan Perbuatan


Melawan Hukum (Onrechtmatige daad);

3. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Akta Pelepasan Hak dengan Ganti
Rugi No. 14 tanggal 13 Agustus 2014, antara H.M IZZUL ISLAM selaku pihak
yang melepaskan hak dengan Ir. Tedy Yusladi Direktur PT De Bale Property
Lombok selaku pihak Penerima Hak atas objek tanah Sertifikat Hak Milik
Nomor : 67/Sandik seluas 1.199 M2, yang dibuat dihadapan Fikry Said, S.H.,
Notaris Kota Mataram;

Halaman 34 dari 36 halaman


4. Menghukum TERGUGAT I REKONVENSI membayar ganti rugi Materiil kepada
PENGGUGAT I REKONVENSI sebesar Rp. 547.000.000,- (lima ratus empat
puluh tujuh juta rupiah);

5. Menghukum TERGUGAT I REKONVENSI dan TERGUGAT II REKONVENSI


secara tanggung renteng membayar kerugian immateriil kepada PARA
PENGGUGAT REKONVENSI sebesar Rp. 1.500.000.000 (satu milyar lima
ratus juta rupiah);

6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap seluruh harta benda
baik bergerak maupun tetap milik PARA TERGUGAT REKONVENSI yang akan
diajukan dalam permohonan tersendiri;

7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu


walaupun ada perlawanan, banding, ataupun kasasi (uit vorbaar bijvorard);

8. Menghukum PARA TERGUGAT Rekonvensi membayar biaya perkara;

Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain. Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).

Atau, apabila Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Mataram berpendapat lain. Mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II

ZULHENDRI HASAN, S.H.,M.H.

Halaman 35 dari 36 halaman


ADHERIE Z. SITOMPUL, S.H.,MIP.,CLA. MULYADI LUKMAN, S.H.

RENALDY PERMANA, S.H. ADRIAN MARDI ANUGRAH, S.H.

Halaman 36 dari 36 halaman

Anda mungkin juga menyukai