NO. PERCOBAAN : 05
NILAI :
KETERANGAN :
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar Teori
OUT IN OUT
IN IN
OUT
2
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
Output
Input
(a)
hie hoe
(b)
Transistor
Sumber Beban
(c)
3
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
Pada terminal masukan (input) dapat dihubungkan dengan sumber sinyal. Sumber
sinyal masukan seperti sebuah generator sinyal (vs) plus tahanan internal (Rs).
Sedangkan pada keluaran dapat dihubungkan dengan sebuah beban (RL).
vi
ib
hie
ic h fe ib
1
Pada gambar 7.1c, arus kolektor ini mengalir melewati RC // , dari bawah
h oe
menuju atas. Serta :
1
vc vo ic ( Rc // )
hoe
1 1
vo ic ( Rc // ) h fe ib ( Rc // )
hoe hoe
vi 1
h fe ( Rc // )
hie hoe
vi
vo h fe Rc
hie
4
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
vo h fe
Av Rc
vi hie
Ri R1 // R2 // hie
Ri hie
1
Ro Rc //( )
hoe
1
karena >>> Rc , maka :
hoe
Ro Rc
5
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
4. Langkah Percobaan
1. Siapkan catu daya ( Power Supply).
2. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
3. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala.
4. Siapkan catu daya untuk mencatu rangkaian penguat.
5. Buat rangkaian seperti berikut:
Vcc = + 12 Volt
Rc 2K2
R1 27K
C2 47 uF VO
C1 10 uF
RL 270
Vin
R2 4K7 RE 1K C3 47 uF
6. Dengan menggunakan analisis ekivalen dc, hitunglah terlebih dahulu berapa VB,
VE, IC, dan VCE dengan menganggap hFE = = 100 dan = 1.
7. Pindahkan catu daya ke posisi ON dan signal generator belum dimasukkan, ukurlah
besarnya VB, VE, IC, dan VCE dengan menggunakan volt meter dan amperemeter.
8. Tentukan resistansi dinamik emitter re. Besarnya resistansi dinamik emitter re dapat
26 mV
dicari dengan pendekatan re . Sehingga re =……….
IE
6
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
Vo
Kemudian dari pengukuran ini hitung penguatan tegangan Av . Bandingkan
Vi
hasil perhitungan langkah 9 dengan hasil pengukuran tersebut.
11. Ukurlah beda phase antara input dan output pada frekuensi tersebut.
12. Dengan melepas kapasitor CE ulangi langkah 10 dan 11. Apakah terjadi perbedaan
? Mengapa?
13. Pasang kembali kapasitor CE dan dengan memberikan frekuensi bervariasi mulai
dari 10 Hz sampai 20 KHz buatlah kurva plot respon frekuensi dari penguat.
Buatlah juga plot beda phase antara input dan outputnya.
14. Ukurlah impedansi input dan impedansi output.
26 mV 26mV
re = = 25,024
IE 1,039 mA
rc 240,5
Av = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2
7
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda phasenya
sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.
Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi = = 51,282Ω
I i 1,95mA
Vo 3V
Zo = = 3,750 Ω
I o 0,8mA
6. Analisis Data
Rth = R1//R2
= 27K // 4,7K
27K . 4,7K
= 27K+4,7K = 4,0032K Ω
R2Vcc 4,7K x 12 V
Eth = R1+R2 = = 1,78 V
27K+4,7K
= 8,71 V
Vc = VCC – IcRc
8
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
26 mV 26mV
re = = 25,024
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω
rc 240,5
Av = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2
Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda phasenya
sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.
Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi = = 51,282Ω
I i 1,95mA
Vo 3V
Zo = = 3,750 Ω
I o 0,8mA
9
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
R2Vcc 4,7K x 12 V
Eth = R1+R2 = = 1,78 V
27K+4,7K
= 8,71 V
Vc = VCC – IcRc
10
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
26 mV 26mV
re = = 25,024
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω
rc 240,5
Av = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2
Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda
phasenya sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.
Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi = = 51,282Ω
I i 1,95mA
Vo 3V
Zo = = 3,750 Ω
I o 0,8mA
b. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apa yang menyebabkan terjadi
perbedaan antara perhitungan tegangan bias dc dengan hasil pengukuran?
Jawab :
11
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
2. Apa fungsi dari kapasitor CE? dan apa yang terjadi jika tidak dipasang?
Mengapa?
Jawab :
Fungsi kapasitor CE yaitu adalah melewatkan sinyal AC ke ground, agar tidak
terjadi rugi sinyal pada Re. Dengan adanya CE maka faktor penguatan menjadi
besar dengan tetap diperoleh stabilitas bias yang baik karena adanya Re. Jika
tidak ada kapasitor CE maka penguatan tegangannya menjadi kecil.
12
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
26 mV 26mV
1.) re = = 25,024
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω
rc 240,5
Av = = -9,611 kali
re 125,024
2.) Zi = Rth//βre
= 4,0032K Ω // (100 x 25,024 Ω)
= 4003,2 Ω // 2502,4 Ω
4003,2x2502 ,2
=
4003,2 2502 ,2
= 1539,77 Ω
Zo = rc = 240,5Ω
3.) Ai = Io/Ii
= IC/IE
= 1,0285 mA / 1,039 mA
= 0,989 kali
13
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian penguat common emiter,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tegangan input berbeda pada saat CE di pasang dan tidak dipasang.
2. Adapun sifat-sifat penguat emittor:
a. Sinyal output berbeda fasa 180o.
b. Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering
dipasang feedback negatif.
c. Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah).
d. Stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor.
3. Adapun penguat Common Emitter mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Sinyal outputnya berbalik fasa 180o terhadap sinyal input
b. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga
sering dipasang umpaan balik negatif untuk mencegahnya.
c. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
d. Mempunyai stabilitass penguatan yang rendah karena bergantung bada
kestabilan suhu dan bias transistor.
14