Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERCOBAAN

NO. PERCOBAAN : 05

JUDUL : PENGUAT ‘COMMON – EMITTER’

NAMA PRAKTIKAN : MUHAMMAD YOGA PRATAMA

KELAS / KELOMPOK : TK-1B / 13

TANGGAL PERCOBAAN : 17 APRIL 2018

PENYERAHAN LAPORAN : 24 APRIL 2018

PENGAMPU : THOMAS AGUNG SETYAWAN, S.T., M.T.

NILAI :

KETERANGAN :

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2017 / 2018


Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

1. Tujuan Percobaan

Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian, memeriksa rangkaian dan


menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :

a. Menghitung penguatan tegangan dari penguat ‘common emitter’.


b. Mengukur penguatan tegangan dari penguat ‘common emitter’.
c. Menentukan tegangan dan arus kerja dari penguat ‘common emitter’.

2. Dasar Teori

Penguat dengan menggunakan transistor (BJT) dapat dirangkai dengan


konfigurasi ‘common emitter’,‘common collector ‘dan ‘common base’. Setiap
konfigurasi mempunyai karakteristik yang berbeda. Secara sederhana bentuk dasar
konfigurasi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1.

OUT IN OUT

IN IN

OUT

COMMON EMITTER COMMON COLLECTOR COMMON BASE

Gambar 4.1 Konfigurasi penguat transistor.

Gambar berikut contoh rangkaian common emitor (emitor bersama). Sinyal


masukan diberikan pada basis, sedangkan sinyal keluaran diambil di kolektor. Sinyal
keluaran berbeda fasa 180o dengan sinyal masukan.

Untuk menganalisa rangkaian tersebut, diubah dulu ke model ac-nya. Untuk


sinyal ac, semua sumber tegangan dc tampak seperti terhubung singkat. Artinya VCC
dan ground (pentanahan) adalah sama. Sehingga rangkaian (a) menjadi seperti gambar
4.2b. Gambar 4.2c, merupakan model ac yang sebenarnya dari gambar (a).

2
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Output
Input

(a)

Untuk sinyal ac, sumber dc


dihubung singkat

hie hoe

(b)

Transistor

Sumber Beban

(c)

3
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Gambar 4.2. (a) Rangkaian Common Emitor Amplifier.

(b) dan (c) Model ac-nya.

Pada terminal masukan (input) dapat dihubungkan dengan sumber sinyal. Sumber
sinyal masukan seperti sebuah generator sinyal (vs) plus tahanan internal (Rs).
Sedangkan pada keluaran dapat dihubungkan dengan sebuah beban (RL).

Dari gambar 7.1c, kita dapat menghitung :

vi
ib 
hie

dan arus ac pada kolektor :

ic  h fe ib

1
Pada gambar 7.1c, arus kolektor ini mengalir melewati RC // , dari bawah
h oe
menuju atas. Serta :

1
vc  vo  ic ( Rc // )
hoe

1 1
vo  ic ( Rc // )  h fe ib ( Rc // )
hoe hoe

vi 1
 h fe ( Rc // )
hie hoe

hoe dapat diabaikan, karena nilainya sangat kecil.

Sehingga tegangan keluaran (vo) adalah :

vi
vo  h fe Rc
hie

4
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Besar penguatan tegangan (Av) adalah :

vo h fe
Av   Rc
vi hie

Besar tahanan masukan :

Ri  R1 // R2 // hie

Biasanya R1 // R2 jauh lebih besar dibanding hie , sehingga tahanan masukan

lebih dominan nilai hie . Jadi :

Ri  hie

Dan besar tahanan keluaran :

1
Ro  Rc //( )
hoe

1
karena >>> Rc , maka :
hoe

Ro  Rc

3. Alat dan Bahan yang Digunakan


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum :
a. Transistor 2N3904 (atau ekivalen)
b. Resistor 270Ω; 1KΩ; 2,2Ω; 4,7KΩ; 27KΩ
c. Kapasitor 10F; 47F
d. Osiloskop
e. Generator Fungsi 10 Hz s/d 1 Mhz
f. Multimeter Analog (SANWA A1)
g. Multimeter Digital (SANWA MD.7)
h. Catu Data 12 V
i. Protoboard (TC 2)

5
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

4. Langkah Percobaan
1. Siapkan catu daya ( Power Supply).
2. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
3. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala.
4. Siapkan catu daya untuk mencatu rangkaian penguat.
5. Buat rangkaian seperti berikut:

Vcc = + 12 Volt

Rc 2K2
R1 27K
C2 47 uF VO

C1 10 uF
RL 270

Vin
R2 4K7 RE 1K C3 47 uF

Gambar 4.5. Rangkaian penguat common emitter untuk percobaan 4

6. Dengan menggunakan analisis ekivalen dc, hitunglah terlebih dahulu berapa VB,
VE, IC, dan VCE dengan menganggap hFE =  = 100 dan  = 1.
7. Pindahkan catu daya ke posisi ON dan signal generator belum dimasukkan, ukurlah
besarnya VB, VE, IC, dan VCE dengan menggunakan volt meter dan amperemeter.
8. Tentukan resistansi dinamik emitter re. Besarnya resistansi dinamik emitter re dapat
26 mV
dicari dengan pendekatan re  . Sehingga re =……….
IE

9. Penguatan tegangan dapat dicari dengan pendekatan terlebih dahulu dengan


 rc
persamaan Av  . Dengan rc = RC//RL , maka hitunglah penguatan dengan
re
rumus pendekatan tersebut. Av =……
10. Pasang signal generator dengan masukan gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz
dan amplitudonya 0,1 Vp-p. Ukurlah tegangan masukan Vi dan keluaran Vo.

6
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Vo
Kemudian dari pengukuran ini hitung penguatan tegangan Av  . Bandingkan
Vi
hasil perhitungan langkah 9 dengan hasil pengukuran tersebut.
11. Ukurlah beda phase antara input dan output pada frekuensi tersebut.
12. Dengan melepas kapasitor CE ulangi langkah 10 dan 11. Apakah terjadi perbedaan
? Mengapa?
13. Pasang kembali kapasitor CE dan dengan memberikan frekuensi bervariasi mulai
dari 10 Hz sampai 20 KHz buatlah kurva plot respon frekuensi dari penguat.
Buatlah juga plot beda phase antara input dan outputnya.
14. Ukurlah impedansi input dan impedansi output.

5. Data Hasil Percobaan


Tabel Pengamatan dengan hFE =  = 100 dan  = 1
Hasil Teori Hasil Pengukuran
VB 1,727 V 1,728 V
VE 1,03 V 1,127 V
VC 9,74 V 9,96 V
VCE 8,71 V 9,00 V
VBE 0,7 V 0,601 V
IC 1,029 mA 1,17 mA
IB 1,0285 x 10-5 A 0,10 mA
IE 1,039 mA 1,26 mA

26 mV 26mV
re  = = 25,024 
IE 1,039 mA

 rc  240,5
Av  = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av  = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2

7
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda phasenya
sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.

Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi  = = 51,282Ω
I i 1,95mA

Vo 3V
Zo  = = 3,750 Ω
I o 0,8mA

6. Analisis Data
Rth = R1//R2
= 27K // 4,7K
27K . 4,7K
= 27K+4,7K = 4,0032K Ω

R2Vcc 4,7K x 12 V
Eth = R1+R2 = = 1,78 V
27K+4,7K

Eth−VBE 1,78V− 0,7V


IB = Rth+(β+1)RE = 4,003𝐾Ω+(100+1)1𝐾Ω = 1,0285 x 10-5 A

Ic = βIB = 100(1,0285x10-5) = 1,0285 x 10-3 A = 1,0285 mA

IE = (β+1)IB = (100+1)1,0285x10-5 A = 1,039 mA

VCE = VCC – Ic(Rc+RE)

= 12V – 1,0285x10-3 A(2200Ω+1000Ω)

= 8,71 V

Vc = VCC – IcRc

= 12V – (1,0285mA x 2200Ω) =9,74 V

8
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

VE = Vc - VCE = 9,74V – 8,71V = 1,03 V

VB = VBE + VE = 0,7V + 1,03V = 1,727 V

26 mV 26mV
re  = = 25,024 
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω

 rc  240,5
Av  = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av  = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2

Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda phasenya
sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.

Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi  = = 51,282Ω
I i 1,95mA

Vo 3V
Zo  = = 3,750 Ω
I o 0,8mA

9
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

7. Tugas dan Pertanyaan


a. Tugas
1. Buatlah analisis ac dengan menggunakan parameter hybrid untuk rangkaian
percobaan 4.
Jawab :

Dari data Analisis DC :


Rth = R1//R2
= 27K // 4,7K
27K . 4,7K
= 27K+4,7K = 4,0032K Ω

R2Vcc 4,7K x 12 V
Eth = R1+R2 = = 1,78 V
27K+4,7K

Eth−VBE 1,78V− 0,7V


IB = Rth+(β+1)RE = 4,003𝐾Ω+(100+1)1𝐾Ω = 1,0285 x 10-5 A

Ic = βIB = 100(1,0285x10-5) = 1,0285 x 10-3 A = 1,0285 mA

IE = (β+1)IB = (100+1)1,0285x10-5 A = 1,039 mA

VCE = VCC – Ic(Rc+RE)

= 12V – 1,0285x10-3 A(2200Ω+1000Ω)

= 8,71 V

Vc = VCC – IcRc

= 12V – (1,0285mA x 2200Ω) =9,74 V

10
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

VE = Vc - VCE = 9,74V – 8,71V = 1,03 V

VB = VBE + VE = 0,7V + 1,03V = 1,727 V

26 mV 26mV
re  = = 25,024 
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω

 rc  240,5
Av  = = -9,611 kali
re 125,024
Pengukuran Vi = 100mV || Vo = 3V
Vo 3V
Av  = = 30 kali
Vi 0,1V
2,2
Beda Phase = x 360o = 188,571o
4,2

Dengan melepas CE :
- Apabila kapasitor (CE) dilepas tidak terjadi Penguatan, namun beda
phasenya sama.
- Gelombang mulai cacat pada saat frekuensi 192 KHz.

Hasil Pengukuran :
Vi = 100 mV
Vo = 3 V
Ii = 1,95 mA
Io = 0,8 mA
Vi 100mV
Zi  = = 51,282Ω
I i 1,95mA

Vo 3V
Zo  = = 3,750 Ω
I o 0,8mA

b. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apa yang menyebabkan terjadi
perbedaan antara perhitungan tegangan bias dc dengan hasil pengukuran?
Jawab :

11
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

Pada saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor yang memiliki


nilai toleransi, sehingga terdapat perbedaan nilai tahanan. Kemudian faktor β
yang berbeda ketika teori dan praktek. Pada teori nilai β=100 tetapi kenyataan
nya kurang dari 100. Mengacu dari gambar rangkaian percobaan, yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara perhitungan tegangan bias dc
dengan hasil pengukurannya adalah adanya pengaruh kapasitor yang
terpasang. Pada perhitungan tegangan bias dc kapasitor yang terpasang
diabaikan (diopen) sedangkan pada pengukuran pengaruh kapasitor masih ada
karena pengaruh sinyal sinus yang dimasukkan.

2. Apa fungsi dari kapasitor CE? dan apa yang terjadi jika tidak dipasang?
Mengapa?
Jawab :
Fungsi kapasitor CE yaitu adalah melewatkan sinyal AC ke ground, agar tidak
terjadi rugi sinyal pada Re. Dengan adanya CE maka faktor penguatan menjadi
besar dengan tetap diperoleh stabilitas bias yang baik karena adanya Re. Jika
tidak ada kapasitor CE maka penguatan tegangannya menjadi kecil.

3. Buatlah rangkaian ekivalen sinyal kecil dengan menggunakan parameter


hibrid, cari data transistor dan kemudian hitung penguatan berdasarkan
parameter tersebut.
Jawab :

Dari data Analisis DC diperoleh :


IE = 1,039 mA
IC = 1,0285 mA

12
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

26 mV 26mV
1.) re  = = 25,024 
IE 1,039 mA
2,2KΩ x 270Ω
rc = Rc//RL = 2,2KΩ // 270Ω = = 240,5Ω
2,2KΩ+270Ω

 rc  240,5
Av  = = -9,611 kali
re 125,024

2.) Zi = Rth//βre
= 4,0032K Ω // (100 x 25,024 Ω)
= 4003,2 Ω // 2502,4 Ω
4003,2x2502 ,2
=
4003,2  2502 ,2
= 1539,77 Ω
Zo = rc = 240,5Ω

3.) Ai = Io/Ii
= IC/IE
= 1,0285 mA / 1,039 mA
= 0,989 kali

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan nomor 3 di atas dan juga


perhitungan berdasarkan pendekatan. Berikan komentar anda.
Jawab :
Perhitungan dan hasil praktek yang dilakukan terdapat beberapa sedikit
perbedaan,tetapi perbedaan masih dalam batas toleransi. Kesalahan-kesalahan
yang terjadi dimungkinkan bisa terjadi dikarenakan pembulatan dalam
perhitungan serta toleransi pada komponen.

5. Berapa daerah frekuensi kerja transistor 2N3904 tersebut ?


Jawab :
Dari datasheet transistor 2N3904 dapat diketahui bahwa daerah frekuensi kerja
transistor 2N3904 adalah maksimal 100 MHz.

13
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Elektro
Prodi D3 Teknik Telekomuniaksi Praktek Elektronika Telekomunikasi

8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian penguat common emiter,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tegangan input berbeda pada saat CE di pasang dan tidak dipasang.
2. Adapun sifat-sifat penguat emittor:
a. Sinyal output berbeda fasa 180o.
b. Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering
dipasang feedback negatif.
c. Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah).
d. Stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor.
3. Adapun penguat Common Emitter mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Sinyal outputnya berbalik fasa 180o terhadap sinyal input
b. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga
sering dipasang umpaan balik negatif untuk mencegahnya.
c. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
d. Mempunyai stabilitass penguatan yang rendah karena bergantung bada
kestabilan suhu dan bias transistor.

14

Anda mungkin juga menyukai