Anda di halaman 1dari 2

Nama : Joseph John Rivaldo Kia Bolly

NIM : 102016189

Fakultas : Kedokteran

LK : BEM KM FK UKRIDA

Pada LKMM yang saya ikuti tanggal 12 – 14 oktober 2018, saya mendapatkan banyak
sekali pengalaman. Pada hari pertama saya di suguhkan dengan sesi tentang “apa itu berpikir
kritis dan apa itu berpikir mekanis”. Saya rasa sesi tersebut sangat mengubah pola piker saya
terutama saat ingin mengambil keputusan. Sebelumnya saya adalah orang yang secara tidak
sadar selalu mengandalkan cara berpikir mekanis yaitu dengan selalu mengulang-ngulang
kesalahan yang sama, tidak peduli seberapa kalipun saya mencoba untuk melakukan evaluasi
tapi pada ujungnya masih saja saya dalam berorganisasi pasti melakukan kesalahan yang saya
lakukan. Jangankan untuk proker yang berbeda, proker yang sama sekalipun saya mengulang
kesalahan yang sama. Namun setelah saya mengikuti sesi tersebut dari pak Zadok selaku
pembicara juga dosen psikologi Universitas Kristen Krida Wacana, beliau mengajarkan untuk
segala sesuatu yang kritis harus selalu dimulai dengan “apa” dan dilanjutkan dengan “mengapa”
lalu “bagaimana”. Saya merasa bahwa seharusnya itulah yang harus saya lakukan jika ingin
melakukan sebuah perubahan apalagi sebagai calon pemimpin baru yang seharusya membawa
perubahan bagi organisasi yang saya pimpin. Beliau juga mengajarkan untuk selalu siap dan
berani belajar dengan masalah baru yang datang, bukannya menghindar dari masalah, karena
masalah yag datang menantang kita untuk berpikir kritis dan lebih kritis lagi. Intinya adalah
dalam mengahapi segala hal jika ingin mendapat hal baru, selalu mulailah suatu tindakan atau
evaluasi sekalipun dengan banyak sekali pertanyaan dan jawablah bersama dengan kelompok
organisasi, maka akan didapatkan solusi dari masalah tersebut.

Pada sesi berikutnya saya diajarkan untuk menyusun analisis SWOT. Ketika kita sudah
mampu melatih diri kita dengan cara berpikir kritis, selanjutnya kita harus mampu menganalisis
masalah dari pertanyaan yang telah kita pikirkan tadi. Analisis SWOT bisa kita terapkan pada
awal program kerja ataupun saat evaluasi. Pentingnya hal ini karena kita akan membahas
bagaimana proker yag kita jalankan itu memiliki kekuatan yang luar biasa tapi juga menyadari
kelemahannya,selain itu juga dengan berpikir kritis kita mampu mencari setiap kesempatan dari
proker yang kita jalankan serta mampu menganalisis atau memperkirakan ancaman apa saja yang
akan menghambat jalannya proker tersebut. Mungkin sesi ini terkesan adalah hal biasa dan
sering sekali dibahas pada seminar-seminar lain. Namun kak Ade selaku ketua MPM Universitas
Kristen Krida Wacana menampilan sisi lain dari analisis ini, yaitu dengan memberikan gambaran
tentang tony fernandes yang benar-benar menerapkan analisis SWOT. Singkatnya kak Ade
mengajarkan bahwa setiap masalah atau proker pasti memiliki masalah, tetapi bukan berarti itu
menjadi halangan ataupun hambatan untuk melaksanakan sesuatu karena sesungguhnya kita
masih memiliki kekuatan dan kesempatan dari hal yang kita akan jalankan ataupun yang telah
kita jalankan. Semua ini hanya tentang strategi. Itulah yang saya dapat dari sesi ini

Pada sesi selanjutnya ini adalah setelah saya diajarkan tentang bagaimana berpikir kritis
dan menganalisis SWOT maka kita pasti bisa melakukan pengembangan bagi organisasi yang
kita pimpin dengan cara melakukan rencana pengembangan organisasi (RPO). Singkatnya di sesi
ini kita diajarkan untuk membuat roadmap yang tersusun dari situasi, kondisi, dan evaluasi.
Selain itu juga kita diharapkan untuk mampu melakukan analisis internal seperti mampu
“menjembatani” antara ketua dan anggota ataupun antar anggota lalu mampu membangun relasi
yang baikk dengan rekan kerja. Disini juga kita diajarkan untuk melakukan kontribusi secara
maksimal, menganalisis penyebab perubahan dan tujuan perubahan bukan serta merta hanya
membawa perubahan pada organisasi yang kita pimpin secara tidak jelas. Dengan cara tersebut
maka niscaya RPO yang kita buat benar-benar mencakup pengembangan yang maksimal dari
segi analisi yang kita rencanakan dengan matang. Sesi ini sangat bermanfaat bagi saya terutama
menjadikan pembelajaran bagi saya sebagai calon pemimpin baru agar mempersiapkan segala
sesuatu dengan matang dan dengan membawa pengembangan bukan hanya hal yang datar saja
kita jalankan, tapi dengan konsep yang berbeda.

Pada sesi yang terakhir ini, saya diajarkan bahwa kita tidak harus memulai menjadi
pemimpin bagi orang lain. Tapi kita bisa mulai dengan memimpin diri sendiri sebagai warga
negara Indonesia yang baik. Kita harus berpedoman dengan nilai pancasila, seringkali sebagai
seorang pemimpin kita lupa dengan ideologi kita, apalagi jika kita sudah “di atas awan”. Sudah
sepatutnya dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari diri sendiri, dan dimulai dari sekarang kita
mampu menerapkan semangat bela negara. Menjauhi narkoba adalah contoh kecil hal yang dapat
kita wujudkan sebagai bentuk bela negara. Sesi ini mungkin bagi sebagian orang adalah sesi
yang “omong kosong”. Namun bagi saya sesi ini adalah sesi yang terpenting. Untuk menjadi
pemimpin maka kita perlu terlebih dahulu menjadi orang yang lebih “baik” bagi negara sendiri.
Bangsa ini perlu pembawa perubahan yang besar dalam arti yang baik, bukan arti yag buruk
yang akan menghancurkan bangsa kita sendiri.

Begitu banyak sesi yang saya dapatkan, saya bertemu banyak teman dari LK yang
berbeda, mendapat dan berbagi pengalaman baru dengan mereka dari segi karakter yang
beraneka ragam. Tifak peduli masalah kan kekuatan apa yang mereka miliki, itu menjadi
motivasi dan pembelajaran bagi saya. Saya sangat senang dan merasa beruntung mengikuti
kegiatan LKMM tingkat 3 ini dan pasti 3 hari yang saya dapatkan disini akan menjadi bekal bagi
saya tidak hanya untuk waktu yang sesaat tapi untuk selamanya.

Anda mungkin juga menyukai