Disusun Oleh :
SURABAYA
2013
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Monitoring Proses Pengolahan
Limbah Cair di PT. Sari Husada Yogyakarta
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 3
BAB IV ................................................................................................................................................. 15
BAB V .................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Limbah padat
Limbah padat dapat berupa sampah yang berasal rumah tangga atau industri. Limbah padat ini
dapat sangat mengganggu lingkungan dan manusia, karena juga mengandung bahan-bahan pencemar.
padatan tersuspensi. Sedangkan karakteristik yang termasuk parameter kimia antara lain kandungan
BOD, COD, minyak dan lemak, ammonia, senyawa fenolik, hydrogen sulfide, dan logam berat.
Karakteristik limbah cair akan menentukan tingkat dan tipe pengolahan yang dibutuhkan,
juga menentukan pengaruh buangan dari unit pengolahan limbah terhadap badan air penerima.
Berikut ini penjelasan dari sebagian parameter air buangan industri, yaitu:
Temperatur
Temperatur dari air limbah indsutri biasanya lebih tinggi dari air pada badan air,
terutama air yang digunakan sebagai air pendingin (Cooling Water). Jika air ini dibuang
secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu maka akan banyak mempengaruhi kehidupan
organisme akuatik terutama laju metabolisme dan proses fisiologis. Temperatur juga
merupakan faktor penting pada suatu badan air, yang mempengaruhi laju proses biokimia,
reaksi kimia katalitik dan enzimatik, sedimentasi, mobilitas senyawa tidak terlarut, dan self-
purification kimia dan biokimia.
pH
pH air adalah indeks penting dari tingkat keasaman atau kebasaan dari air tersebut.
Limbah cair pengolahan minyak dan gas bumi pada umumnya bersifat asam. pH yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan emulsi minyak dalam air. Rentang pH yang
dianjurkan untuk air buangan agar tidak mencemari badan air penerima adalah sekitar 6–9.
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
penguraian senyawa-senyawa organik yang terdapat pada badan air dibawah kondisi aerobik.
Penguraian dapat diinterpretasikan bahwa senyawa organik dapat berperan sebagai makanan
bagi bakteri dan energi dapat dihasilkan dari proses oksidasinya. BOD biasa digunakan untuk
mengukur jumlah zat organik yang mencemari suatu badan air berdasarkan jumlah oksigen
yang digunakan oleh bakteri dalam mengoksidasi zat organik tersebut.
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik
yang terdapat dalam air. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan dan mengakibatkan berkurangnya
kandungan oksigen terlarut dalam air.
Minyak
Keberadaan minyak dalam suatu badan air akan menghambat pelarutan oksigen dari
udara ke dalam badan air. Dampak bahan pencemar minyak terhadap organisme air dapat
dilihat dalam Tabel 2.1.
Padatan tersuspensi
Padatan tersuspensi akan meningkatkan kekeruhan suatu badan air, dan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam badan air, menurunkan fotosintesa dan membatasi
pertumbuhan tanaman.
Senyawa-senyawa fenol
Senyawa-senyawa fenol dan organik lainnya menyebabkan rasa tidak enak di dalam
air minum. Senyawa fenol dapat dioksidasi secara biologis pada konsentrasi hingga 500mg/l.
Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida terbentuk karena penguraian senyawa organik yang mengandung
sulfur atau dari reduksi mineral sulfit dan sulfat. Pembentukan H2S akan terhambat jika ada
kelebihan oksigen.
Ammonia
Ammonia berfungsi sebagai nutrient bagi tanaman air. Untuk itu kadar ammonia
dalam air harus diatasi agar tidak terjadi ledakkan organisme. Ammonia terbentuk pada pH
air>7, sedangkan pH<7 terbentuk ion ammonium (NH4+).
Logam
Logam adalah unsur renik yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, hewan, dan
manusia. Namun dalam jumlah yang lebih dari yang dibutuhkan justru akan bersifat racun.
Pada kondisi alami, logam-logam muncul dalam air sebagai hasil interaksi antara air dengan
mineral di dalamnya.
Tabel 2.2 Unit Operations, Unit Processes, and Systems for Wastewater Treatment
Contaminants Unit Operation, Unit Process, or Treatment System
Suspended solids Sedimentation
Screening and comminution
Filtration
Flotation
Chemical-polymer addition
Coagulation-Sedimentation
Land treatment system
Lanjutan Tabel 2.2. Unit Operations, Unit Processes, and Systems for Wastewater Treatment
Contaminants Unit Operation, Unit Process, or Treatment System
Pathogens Chlorination
Hypochlorination
Ozonitation
Land treatment system
Nitrogen Ammonia stripping
Ion exchange
Breakpoint Chlorination
Nitrification and denitrification variations
1. Primary Treatment
Pengolahan ini merupakan prosedur pengolahan tahap awal yang pada umumnya
merupakan proses secara fisika untuk memisahkan materi-materi yang tidak larut atau
suspended solid yang terdapat pada limbah cair. Pengolahan yang termasuk dalam primary
treatment antara lain:
Flotasi Adsorpsi
2. Secondary Treatment
Efluent dari primary treatment pada umumnya masih mengandung sekitar 40-50%
zat-zat tersuspensi dan belum ada zat organik dan anorganik terlarut yang dihilangkan. Untuk
memenuhi baku mutu air buangan yang berlaku, maka kualitas air buangan harus ditingkatkan
lagi melalui secondary treatment. Pada secondary treament ini dilakukan proses secara kimia
atau biologi ataupun kombinasi antara proses fisika-kimia.
Pengolahan yang termasuk dalam secondary treatment, antara lain:
Proses membrane Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Netralisasi Activated Sludge
Flokulasi dan koagulasi Tricking Filter
Ion Exchange Oxidation Ponds
Elektrodialysis Rotating Biological Contactor (RBC)
Presipitasi
Pengolahan Fisik
Unit operasi yang sering digunakan dalam proses pengolahan secara fisik antara lain screening,
kolam ekualisasi, grit removal, sedimentasi I, clarifier( sedimentasi II ) dan aerasi.
1. Screening
Screening berfungsi untuk menghilangkan materi/bahan kasar dari aliran yang dapat merusak
peralatan pada proses selanjutnya dan mengurangi proses pengolahan yang berlebihan serta kurang
efektif. Saringan atau screen secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Saringan kasar
Saringan kasar mempunyai ukuran bukaan 6 sampai 150 mm yang digunakan untuk mengurangi
padatan kasar, menjaga alat-alat pengolahan air limbah selanjutnya. Berdasarkan cara
pemberishannya, dibedakan menjadi pembersihan manual dan mekanik.
b. Saringan halus
Saringan halus digunakan untuk pengolahan pendahuluan dengan ukuran bukaan antara 0,2-6 mm.
Jenis dari fine screen adalah static wedgewire, rotary drum dan jenis step.
c. Microscreen
Microscreen mengunakan variable kecepatan rendah ( 4 rad/min ), backwash secara kontinyu,
operasi rotary drum di bawah kondisi aliran gravitasi. Microscreen mempunyai bukaan antara 10-35
μm.
2. Kolam Ekualisasi
Kolam ekualisasi adalah metode untuk mengatasi masalah operasional yang disebabkan oleh
variasi debit aliran, membetulkan pelaksanaan proses selanjutnya, dan untuk mengurangi ukuran dan
biaya dari fasilitas pengolahan berikutnya.
Kolam ekualisasi secara sederhana menyetarakan debit aliran yang diterima menjadi konstan atau
mendekati konstan dan dapat diterapkan pada situasi yang berbeda berdasarkan pada jenis sistem
pengumpul. Jenis kolam ekualisasi pada dasarnya adalah :
a. Aliran kering, berfungsi untuk mengurangi beban dan debit puncak.
b. Aliran basah, berfungsi sebagai sistem pengumpul air limbah dari saluran.
c. Gabungan dari aliran kering dan aliran basah.
Keuntungan yang diperoleh dari kolam ekualisasi adalah :
a. Dapat memperingan proses pengolahan bilologis, karena shock loading dibatasi atau dapat
diminimisasi, konsentrasi yang masuk dapat diencerkan dan pH distabilkan.
b. Kualitas efluen dan thickening dari tangki sedimentasi kedua yang mengikuti pengolahan biologis
diperbaiki melalui perbaikan secara konsisiten pada solid loading.
c. Dapat mengurangi kebutuhan filter untuk efluen, memperbaiki pengoperasian filter dan siklus
backwash pada filter lebih teratur karena beban hidraulik lebih rendah.
Pada bak ekualiasi terjadi mixing agar semua partikel tercampur dan dapat ikut terpompa ke
bangunan pengolahan selanjutnya, sehingga tidak terjadi pengendapan di bak ekualisasi. Mixing dapat
dilakukan dengan menggunakan aerator berpower rendah, sehingga kemungkinan terjadinya proses
transfer oksigen ( aerasi ) sangat kecil.
3. Grit Removal
Removal dari grit dapat dilakukan pada grit chamber atau dengan pemisahan padatan secara
sentrifugal.Grit Chamber didesain untuk mengurangi grit yang berupa pasir, kerikil atau padatan berat
lainnya yang dapat mempengaruhi kecepatan atau spesific gravity.Grit Chamber pada umunya
dilketakkan setelah bar screen dan sebelum tangki pengendapan pertama. Terdapat tiga jenis Grit
Chamber, yaitu :
a. Aliran horizontal, dapat berbentuk segiempat atau lingkaran.
b. Aerated.
c. Vortex.
4. Sedimentasi I
Tujuan dari sedimentasi I yaitu untuk meremoval padatan dan material yang terapung secara
cepat dan mengurangi kandungan suspended solid( SS ). Sedimentasi I dilakukan sebagai langkah
pendahuluan pada proses pengolahan air limbah. Efisiensi desain dan operasi tangki sedimentasi I
seharusnya meremoval SS 50-70 % dan BOD 25-40 %.
5. Aerasi
Ada beberapa jenis sistem aerasi yang digunakan untuk pengolahan limbah.Sistem ini
didasarkan pada fungsi, bentuk, tipe dan geometri reaktor serta biaya untuk memasang dan
mengoperasikan sistem. Pada prinsipnya, jenis aerasi yang digunakan adalah :
a. Aerator mekanik
Aerator mekanik biasanya dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan desain dan
operasinya, yaitu aerator dengan vertical axis dan aerator dengan horizontal axis.Kedua kelompok
tersebut dibagi lagi menjadi aerator permukaan dan tenggelam. Pada aerator permukaan, oksigen
diperoleh dari atmosfer, sedangkan pada aerator tenggelam, oksigen atau udara murni lainnya
dimasukkan pada bagian bawah tangki. Dalam hal ini, pompa atau penggerakkan aerator menolong
pemeliharaan kandungan tangki aerasi atau tangki pengadukan.
b. Sistem difusi udara
Dua metode dasar dari aerasi adalah memasukkan udara atau oksigen murni ke dalam air
limbah dengan alat yang disebut diffuser baik tenggelam atau aerator lainnya untuk menggerakkan air
limbah secara mekanik sehingga berikatan dengan udara dari atmosfer.Sistem ini terdiri dari diffuser
yang tengelam di air limbah.
6. Clarifier ( Sedimentasi II )
Clarifier digunakan untuk mengendapkan sludge yang terbentuk yang merupakan sludge aktif
dari pengolahan biologis, dan juga untuk memisahkan padatan tersuspensi dari flok mikrobial yang
timbul dari tangki Aerasi dengan bentuk sludge.
Return sludge
BAB III
METODE KERJA PRAKTEK
3.1 Umum
Dalam bab metodologi ini dibahas tentang jalannya pelaksanaan kerja praktek PT. Sari
Husada Yogyakarta, yang dimulai dari studi literatur hingga tahap pembahasan, penarikan kesimpulan
dan penyusunan laporan. Rangkaian pelaksanaan kerja praktek yang akan dilaksanakan di PT. Sari
Husada Yogyakarta sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1.
Ide Studi
aan
Pengumpulan Data Lapangan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Analisa data dan Pembahasan Pengolahan Limbah Cair di PT.Sari Husada Yogyakarta
1. Mengetahui proses standart dan operasional unit penghasil limbah cair dari produk
susu
2. Mengetahui debit dan karakteristik limbah Cair
3. Mengetahui proses pengolahan limbah Cair
4. Pengumpulan laporan mengenai analisa data pembahasan pengolahan limbah cair
Penyusunan Laporan
1. Ide studi
Ide studi pada proposal ini berawal dari keingintahuan untuk mempelajari proses
pengolahan dan injeksi produced water di PT. Sari Husada Yogyakarta.
2. Studi literarur dan Pengumpulan Informasi/Data
Studi literatur adalah pengumpulan data awal yang didapatkan dari buku, jurnal,
maupun internet untuk melengkap proposal dan pemahaman kami akan PT. Sari Husada
Yogyakarta dan proses pengolahan air limbah di PT. Sari Husada Yogyakarta.
3. Observasi dan Orientasi lapangan
Pengenalan secara umum mengenai lokasi kerja praktek, sebagai permulaan bentuk
adaptasi terhadap keseluruhan sistem yang ada di PT. Sari Husada Yogyakarta,. Dimulai dari
sejarah berdirinya, lokasi yang meliputi luas lahan dan bangunan, fasilitas-fasilitas yang
disediakan bagi seluruh elemen pegawai, struktur organisasi, ketenagakerjaan, serta pihak-
pihak yang bertindak sebagai pembimbing selama kerja praktek.
4. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui proses pengelolaan limbah cair di PT. Sari
Husada Yogyakarta merupakan data yang berasal dari sumber limbah, produk limbah pada
tiap unit operasi dan sistem pengolahan yang diterapkan di PT. Sari Husada Yogyakarta.
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung pada saat
pelaksanaan kerja praktek antara lain data volume limbah cair yang dihasilkan, Karakteristik
Limbah Cair, Alur Pengelolaan Limbah cair yang dihasilkan dsb.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui laporan tahunan PT.Sari Husada data
lapangan tentang proses produksi yang menghaslkan limbah cair dan data – data pendukung
lainnya.
5. Analisa data dan pembahasan pengelolaan limbah cair di PT.Sari Husada, Yogyakarta
Pada kegiatan ini yang akan dilakukan adalah analisa terhadap pengelolaan limbah
cair dan upaya yang dilakukan untuk minimisasi limbah terutama limbah cair yang dilakukan,
sehingga dapat diukur limbah cair yang dihasilkan tidak akan merusak kondisi lingkungan di
sekitar industri tersebut.
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan diambil dari hasil analisa yang telah dilakukan dan saran yang diberikan
merupakan alternatif solusi dari permasalahan yang ada selama ini.
7. Penyusunan Laporan
Merupakan tahapan akhir yang selanjutnya akan dibukukan dalam bentuk laporan
kerja praktek.
BAB IV
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Kerja Praktek ini direncanakan berlangsung selama dua bulan, yaitu pada
tanggal 24 Juni 2013 – 16 Agustus 2013. Waktu pelaksanaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi di
PT. Sari Husada, Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek ini, kami mengharapkan PT. Sari Husada
Yogyakarta untuk dapat menempatkan kami di lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Sari Husada. Selain itu unit-unit pengolahan limbah cair dari proses industri ini berhubungan dengan
ruang lingkup ilmu Teknik Lingkungan yang kami pelajari di bangku kuliah. Dengan demikian
nantinya dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan baru bagi kami dalam mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat di bangku kuliah mengenai pengelolaan limbah cair dari proses industri yang
kemudian bisa dikembangkan dan diterapkan pada kegiatan kerja praktek ini.
Berikut ini rencana kegiatan yang kami usulkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek di
mengharapkan PT. Sari Husada Yogyakarta :
5 Pembuatan Laporan
6 Presentasi
7 Revisi Laporan
4.5 Penyelenggara
Kerja praktek ini dilaksanakan atas kerja sama antara Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan
mengharapkan PT. Sari Husada Yogyakarta.
Bidang yang diminati adalah teknologi industri terutama yang berkaitan dengan Proses
Pengolahan Limbah Cair di PT. Sari Husada Yogyakarta, yang merupakan salah satu bidang
keahlian mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) -ITS.
Peserta kerja praktek adalah mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dengan nama dan biodata
(lampiran) yaitu:
Rika Mandasari Oktiviani NRP 3310 100 082
Yuliana Suryani NRP 3310 100 088
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal kerja praktek ini disusun sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan kerja praktek di PT. Sari Husada Yogyakarta, agar terdapat kesatuan wawasan dan
pengertian dari semua pihak serta dapat mewujudkan suasana yang komunikatif guna mendukung
kelancaran jalannya kerja praktek ini. Jika terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan apa yang
menjadi dasar perusahaan, dapat didiskusikan pada awal sebelum kerja praktek tersebut berjalan.
Dengan berkat Tuhan Yang Maha Esa dan disertai dengan harapan yang besar agar segala
sesuatunya dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan kerja praktek ini bermanfaat bagi banyak
pihak. Atas perhatian dan bantuan yang di berikan, kami mengucapkan banyak terima kasih.
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana,
Mahasiswa 1 Mahasiswa 2
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Lingkungan ITS
ALAMAT SURAT:
Sekretariat
Gedung Jurusan Teknik Lingkungan
Kampus Teknik Lingkungan ITS
Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031-5948886
Fax. 031 - 5928387
e-mail: lingkungan@its.ac.id
http://www.enviroits.org
Lembar Identitas
2. Mahasiswa 1
Nama : Rika Mandasari Oktiviani
NRP : 3310 100 082
No. HP : +62 856 457 173 76
Email : rikamandasarioktiviani@gmail.com
Mahasiswa 2
Nama : Yuliana Suryani
NRP : 3310 100 088
No. HP : +62 857 361 585 81
Email : yulianasuryani.ys@gmail.com
Curriculum Vitae
Rika Mandasari Oktiviani (Mahasiswa 1)
Personal Information
Formal Education
Achievements
Organizational Experiences
Hobbies: travelling
Curriculum Vitae
Formal Education
Language: English
Sports: Badminton
Others: I have quite good motivation for progress and growing, learning, loyal,
honest, and persistent in achieving goals in life.
I also have organizational experience that make me excellent in working
with team (team work) or by myself.
Yuliana Suryani