Anda di halaman 1dari 42

DIKTAT

MATERI PERKULIAHAN DAN PRAKTIKUM

BAHASA INDONESIA (DALAM KARYA TULIS ILMIAH)

oleh

Dr. Asrumi, M.Hum.


NIP 196106291989022001

Dosen Linguistik
Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

FAKULTAS ILMU BUDAYA


JURUSAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS JEMBER
FEBRUARI 2017

0
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayah-Nya buku diktat tentang Materi Perkuliahan dan
Praktikum Bahasa Indonesia (dalam Karya Tulis Ilmiah) ini dapat diselesaikan.
Dengan tidak mengesampingkan buku-buku sumber lain, buku ini wajib dimiliki
mahasiswa yang menempuh matakuliah Bahasa Indonesia dengan bobot 2 SKS di
lingkungan Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember karena dengan
buku ini dapat mempermudah mahasiswa dalam praktik penggunaan bahasa
Indonesia ragam baku dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Hal ini dilakukan
karena tidak seimbangnya antara beban SKS mata kuliah tersebut (2 SKS) yang
setara dengan 100 menit per tatap muka selama 14 pertemuan dengan cakupan
materi yang mencakup materi penggunaan bahasa Indonesia baku dan materi
karya tulis ilmiah, serta praktik pembuatan proposal dan artikel ilmiah (yang
dipresentasikan di depan kelas).

Dalam buku ini terdapat GBPP dan materi tentang: Fungsi dan kedudukan
bahasa Indonesia; Bahasa Indonesia yang baik dan benar; pengertian karya tulis
ilmiah (KTI); Bahasa Indonesia dalam KTI (ragam baku atau ragam ilmiah); EYD
dan kesalahan-kesalahannya; kesalahan dalam pilihan kata (diksi); kalimat efektif;
paragraf dan pembuatannya; unsur-unsur dalam KTI, proposal penelitian; Artikel
ilmiah atau makalah seminar, dan latihan pembuatan proposal dan artikel ilmiah.

Semoga buku ini bermanfaat untuk peningkatan daya serap mahasiswa


sehingga pencapaian nilai rata-rata para mahasiswa dapat maksimal. Untuk
mengikuti perkembangan kondisi saat ini, dosen akan menambahkan materi yang
tidak tertulis, yakni tentang kesantunan berbahasa tulis di SMS dan memberikan
motivasi mahasiswa tentang toleransi dalam hidup kebinekaan. Buku ini masih
membutuhkan revisi. Oleh karena itu, tanpa mengurangi manfaat yang ada,
penulis akan selalu memperbaikinya.

Jember, Februari 2017 Penulis

1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... 0
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................. 2
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN .............................. 3
BAB I. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA ................ 6
1.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ................................... 6
1.2 Alasan-Alasan Diangkatnya Bahasa Melayu Menjadi Bahasa
Indonesia ...................................................................................... 6
1.3 Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia ..................................... 7
1.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ....................................... 8
BAB II. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH ....................................... 10
BAB III. BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH ATAU RAGAM BAKU
DALAM KARYA TULIS ILMIAH ................................................. 12
BAB IV. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN ..... 13
BAB V. KESALAHAN DALAM PILIHAN KATA (DIKSI) ........................ 17
BAB VI. KALIMAT EFEKTIF ....................................................................... 21
BAB VII. PARAGRAF ATAU ALINEA DAN PEMBUATANNYA ............ 25
BAB VIII. UNSUR-UNSUR KARYA TULIS ILMIAH ................................. 28
BAB IX. SUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH .............................................. 35
9.1 Susunan Proposal Penelitian ...................................................... 35
9.2 Susunan Laporan Penelitian ....................................................... 36
9.3 Susunan Artikel Ilmiah .............................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38

2
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN
1. Judul Matakuliah : Bahasa Indonesia
2. Dosen Pengampu :Dr. Asrumi, M.Hum.
3. Nomor Kode/SKS : /2 SKS
4. Deskripsi Singkat : Matakuliah ini sebagai matakuliah yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa baru. Dalam perkuliahan ini akan menjelaskan
penertian bahasa Inonesia yang baik dan benar, pengertian KTI dan syarat-
syaratnya ; bahasa Indonesia ragam baku atau ragam ilmiah yang mencakup
EYD, pilihan kata, bentuk-bentuk kata, kalimat efektif dan paragraf; unsur-
unsur KTI, dan praktik pembuatan proposal penelitian dan praktik pembuatan
artikel ilmiah dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam baku atau ilmiah.
5. Tujuan Instruksional Umum: Setelah menempuh matakuliah ini mahasiswa
diharapkan mampu membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk proposal
penelitian dan artikel ilmiah, serta mempresentasikannya dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baku.
No. Tujuan Instr. khusus Topik Subtopik Waktu Referensi
1. Mhs.dapat Kedudukan 1.Kedudukan dan fungsi 100 A
menjelaskan dan fungsi bhs.Indonesia; menit
kedudukan dan fungsi bahasa 2. Latar belakang diangkatnya
bhs.Indonesia serta Indonesia; bhs. Melayu menjadi
menjelaskan bahasa bahasa bhs.Indonesia;
Indonesia yang baik Indonesia 3. Bahasa Indonesia yang baik
dan benar, baik yang baik dan benar
secara lisan maupun dan benar
tulis.
2. Mhs. Mampu Karya tulis 1.Pengertian karya tulis ilmiah 100 B, C, F
menjelaskan karya ilmiah 2. tiga aspek ilmiah menit
tulis ilmiah
3. Mhs. dapat Bahasa 1.Ejaan yang pernah berlaku di 100 A, G
menjelaskan bahasa Indonesia Indonesia; menit
Indonesia ragam ragam 2. EYD dan kesalahan-
ilmiah atau ragam ilmiah atau kesalahannya dalam karya tulis
baku ragam baku: ilmiah.
Ejaan,
bentuk kata,
pilihan kata,
kalimat
efektif, dan
paragraf.
4. Mhs. Dapat Kesalahan 1.Kesalahan pemilihan kata A
membetulkan diksi dan (diksi)
kesalahan-kesalahan kalimat 2. Kesalahan kalimat dalam
diksi dalam bahasa dalam bahasa Indonesia.
Indonesia tulis ragam bahasa
ilmiah Indonesia

3
5. Mhs. Dapat membuat Kalimat 1.Pengertian kalimat efektif; A, E
kalimat efektif dlm. efektif 2. 7 syarat kalimat efektif;
Karya tulis ilmiah 3. Perbedaan kalimat efektif
dengan tidak efektif.

6. Mhs.dapat membuat Paragraf 1.Paragraf induktif dan deduktif; 100 A, G


paragraf yang benar atau alinea 2.Paragraf deskriptif, menit
argumentatif, naratif, dan
eksposisi;
7. Mhs. dapat Unsur-Unsur 1.Judul penelitian dan cara 100 B, C, H
menjelaskan unsur- penting membuatnya; menit
unsur penting dalam dalam KTI 2. Latar belakang masalah;
KTI (PKMP) 3.Rumusan masalah;
4. Tujuan dan manfaat penelitian;
5. Urgensi (daya kepentingan);
6. Maproot;
7. Tinjauan Pustaka dan landasan
teori;
8. Metode Penelitian;
9. Hasil dan Pembahasan;
10. Kesimpulan
11. Daftar Pustaka dan lampiran.
8. Mhs. dapat membuat Unsur-Unsur 1.Judul dan latihan 100 B, C, H
Proposal Penelitian karya tulis pembuatannya; menit
(Tugas UTS) ilmiah dalam 2. LBM dan cakupannya; Urgensi
bentuk dan maproot;
proposal 3. Rumusan masalah
4. Tujuan dan manfaat penelitian
5. Tin jauan pustaka dan landasan
teori;
6. Metode Penelitian
7. Daftar Pustaka
9. Mhs. dapat Laporan 1.Unsur-unsur laporan penelitian; 100 B, C,H
menjelaskan langkah- penelitian 2. Unsur-unsur artikel ilmiah menit
langkah pembuatan dan Artikel (Judul, Identitas penulis, abstrak
artikel ilmiah dari Ilmiah dan kata-kata kunci, pendahuluan
hasil penelitian dan masalah, metode, hasil dan
pembahasan, kesimpulan, dan
daftar pustakan) dan praktik
membuat artikel ilmiah dengan
menggunakan bhs. Indonesia
yang baku.
10. Mhs. dapat Artikel 1. Mengevaluasi artikel ilmiah 100 B, C, H
mengevaluasi artikel ilmiah dan yang diambil dari jurnal ilmiah menit
ilmiah dari sebuah Judul artikel dari sisi unsur-unsurnya dan
jurnal ilmiah dan ilmiah bahasanya.
dapat menjelaskan 2.Syarat-syarat judul yang ilmiah;
langkah-langkah 3. Langkah-langkah membuat
membuat judul karya judul;
tulis yang berkategori 4. Praktik membuat judul Artikel
ilmiah ilmiah.
11. Mhs. dapat membuat Abstrak 1.Unsur-unsur yang terdapat 100

4
abstrak penelitian dalam artikel dalam abstrak; menit
ilmiah 2. Jumlah kata;
3. Spasi (1) dan paragraf kotak;
4. Kata-kata kunci (± 5 kata)
12. Mhs. dapat Latar 1.Hal-hal yang harus terdapat 100
merancang kerangka belakang dalam LBM artikel ilmiah; menit
berpikir dalam masalah
pembuatan latar pada
belakang masalah dan pendahuluan
masalah penelitian artikel
pada pendahuluan ilmiah
artikel ilmiah
13. Mhs. dapat membuat Metode 1.Data dan sumber data; 100
tulisan metode penelitian 2. metode pengumpulan data dan menit
penelitian dalam analisisnya
artikel ilmiah
14. Mhs. dapat Presentasi 1.Moderator dan tugasnya; 100
mempresentasikan artikel atau 2. pemakalah; menit
artikel ilmiah dengan makalah
menggunakan bahasa dalam 3. penanya (audiens
Indonesia yang benar seminar di
atau yang baku kelas
15. UAS dan Tugas 100
artikel ilmiah sesuai menit
dengan bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA (Referensi)


A.Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 1991. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
MSP.
B. Erna Rochiati Sudarmaningtiyas, dkk. 2006. Panduan Karya Tulis Ilmiah,
Hasil Revisi. Jember: Universita Jember.

C. Adriadi Novawan, dkk. 2015. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jember:


Politeknik Negeri Jember.

D. Gorys Keraf. 1980. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.


Ende-Flores: Nusa Indah.

E. Haryadi Soeparno dan Suhardi. 1997. Bahasa Indonesia. Yogyakarta:


Ekonesia.

F. Yuyun S. Suriasumantri. 1982. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer.


Jakarta: Sinar Harapan.

G. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 1987. Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai
Pustaka.
H. Sutopo, HB. 2000. Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

5
BAB I
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau atau Melayu Pasar.
Bahasa Melayu Riau tersebut merupakan salah satu bahasa daerah yang dikuasai
oleh 5% penduduk Indonesia yang tersebar di saeluruh wilayah nusantara. Sejak
diikrarkannya Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Melayu Riau
tersebut telah diangkat menjadi persatuan dengan nama Bahasa Indonesia. Hal ini
sesuai dengan sumpah yang ke tiga, yakni:”Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mempunyai empat fungsi, yakni sebagai: (1) lambang kebanggaan kebangsaan;
(2) lambang identitas nasional; (3) alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan
antarbudaya; dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku
bangsa dengan latar belakang budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam
kesatuan bangsa Indonesia.
Secara hukum, yakni berdasarkan UUD 1945, Pasal 36, yang berbunyi
“Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
mempunyai empat fungsi, yakni sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan; (2) bahasa
pengantar di dalam dunia pendidikan; (3) alat perhubungan pada tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

1.2 Alasan-Alasan Diangkatnya Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia


Faktor-faktor yang melatarbelakangi diangkatnya bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

6
1) Bahasa Melayu telah menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan dan
bahasa perdagangan di Indonesia.
2) Sistem bahasa Melayu sederhana sehingga mudah dipelajari karena dalam
bahasa ini tidak terdapat tingkatan bahasa atau perbedaan bahasa kasar dan
halus.
3) Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku lain dengan suka rela menerimanya.
4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

1.3 Ejaan yang Pernah Berlaku di Indonesia


Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia meliputi: (1) Ejaan van Opuijsen,
(2) Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik, dan (3) Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD).
Sejak tahun 1901 ditetapkan ejaan Melayu dengan huruf latin yang semula
menggunakan huruf Arab gundul atau Arab Pegon, yang disebut dengan Ejaan
van Ophuijsen. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Huruf j untuk menuliskan kata-kata: jang, pajah, sajang.
b. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata: itoe, oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan
kata-kata: ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan Soewandi resmi mengganti Ejaan van Ophuijsen sejak tanggal 19
Maret 1947. Ejaan baru ini diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu
diketahui sehubungan dengan ejaan ini adalah sebagai berikut.
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada kata-kata: guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-
kata: tak, pak, maklum, dan rakyat.
c. Kata ulang ditulis dengan angka 2, seperti pada kata-kata: anak2, ber-
jalan2, dan bapak2.

7
d. Awalan di- dan kata depan di, keduanya ditulis serangkai dengan kata-
kata yang mengikutinya, seperti pada kata: dirumah, dikarang,
dilakukan.
Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia sejak tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian EYD
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972, kemudian
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menciptakan dan menyebarkan buku
yang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

1.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesia yang baik maksudnya bahwa penggunaan bahasa
Indonesia, khususnya pada pilihan kata yang nilai rasa dan kadar ilmiahnya
disesuaikan dengan situasai dan kondisinya. Bahasa Indonesia yang benar
maksudnya ialah penggunaan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan kaidah
atau aturan yang berlaku, baik kaidah ejaan, kaidah kalimat maupun kaidah makna
dalam bahasa Indonesia. Berikut contoh bentuk-bentuk bahasa Indonesia yang
tidak sesuai dengan kaidah ejaan, yakni kata subyek, pertanggungan jawab,
aktifitas, obyek, dan diskripsi.
1) Orang itu sebagai subyek atau pelaku perampokan semalam.
2) Pertanggungan jawab pembangunan gedung itu bukan tanggung jawab
pemerintah.
3) Aktifitas, obyek, disripsi, dsb.
Kalimat contoh (1-3) tersebut seharusnya menjadi kalimat-kalimat yang benar
berikut.
1a) Orang itu sebagai subjek atau pelaku perampokan semalam.
2a) Pertanggungjawaban pembangunan gudung itu bukan tanggung jawab
Pemerintah.
3a) aktivitas, objek, deskripsi, dsb.
Berikut contoh kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah kalimat.
4) Surat itu saya sudah baca.
5) Dalam ruangan ini membutuhkan 50 tempat duduk.

8
6) Dia telah membuka.
7) Dia telah menjelaskan tentang objek penelitian.
Kalimat contoh (4) merupakan kalimat yang salah karena terdapat subjek
ganda, yakni surat itu dan kata saya. Kalimat contoh (5) juga merupakan kalimat
yang tidak benar karena dengan penggunaan kata dengan sebagai awal kalimat
menunjukkan fungtor KET atau keterangan. Oleh karena itu, predikatnya tidak
dapat menggunakan verba aktif membutuhkan, tetapi bentuk pasif, yakni
dibutuhkan. Kalimat contoh (6) juga sebagai bentuk kalimat yang melanggar
struktur gramatik atau kalimat yang tidak benar karena verba transitif aktif
membuka itu wajib diikuti nomina di belakangnya, yakni benda-benda yang bisa
dibuka, misalnya: pintu, jendela, kaleng, dsb. Kalimat contoh (7) juga merupakan
kalimat yang salah karena melanggar struktur kalimat yang berpredikat verba
transitif aktif menjelaskan, seharusnya langsung diikuti oleh nomina di
belakangnya tanpa disisipi kata penghubung apapun, termasuk kata tentang. Oleh
karena itu, kalimat contoh (4 – 7) tersebut dapat dibetulkan menjadi kalimat (4a,
5a, 6a, dan 7a berikut.
4a) Surat itu sudah saya baca, atau
Saya sudah baca surat itu.
5a) Dalam ruangan itu dibutuhkan 50 tempat duduk, atau
Ruangan itu membutuhkan 50 tempat duduk.
6a) Dia telah membuka surat (buku, kaleng, dsb.).
7a) Dia telah menjelaskan objek penelitian.

9
BAB II
PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah (KTI) = tulisan ilmiah = karangan ilmiah, yaitu tulisan
yang berisi suatu permasalahan yang diungkapkan dengan metode ilmiah.
Maksudnya bahwaa pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah tersebut
berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan personal, dan
disusun secara sistematis dan logis.

Jenis KTI laporan penelitian atau praktikum


laporan tugas akhir atau skripsi
tesis
disertasi
makalah
buku pelajaran atau refernsi.

Ciri-Ciri Ilmiah: 1) mengungkapkan masalah dan pemecahannya sec. ilmiah.


2) mengungkapkan pendapat yang didukung oleh fakta.
3) bersifat tepat, lengkap, dan benar.
4) pengembangannya secara sistematis dan logis.

Syarat-syarat Ilmiah tiga aspek 1. Aspek ontologi


2. Aspek Epistimologi
3. Aspek Aksiologi.

1. Ontologi mencakup objek yang akan dibicarakan tema/topik/judul


yang dibicarakan

Diperlukan kerangka pikiran latar belakang yang jelas,

10
Logis, dan alur pikiran yang runtut

2. Epistimologi Berkaitan dengan metode pemecahan masalah dan hasil


pemecahan masalah sementara dalam bentuk hipotesis.

3. Aksiologi Menyangkut manfaat atau nilai pemecahan masalah yang


terdapat dalam judul, yakni menjelaskan manfaat
dari pemecahan masalah, makna, dan relevansinya bagi
kepentingan manusia.
Sebagai mahasiswa dan juga dosen harus memiliki sikap-sikap ilmiah.
Sikap Ilmiah ialah kecenderungan jiwa dan perilaku yang tumbuh dari
pendalaman filsafat ilmu dan metode ilmiah dalam mencari ilmu.
Sikap ilmiah tersebut meliputi hal-hal berikut ini.
1) Memiliki sifat objektif dalam arti jujur.
2) Cinta kebenaran.
3) Menjelaskan sesuatu berdasarkan fakta.
4) Terbuka dalam arti sikap menerima kritik.
5) Menghargai pendapat orang lain.
6) Suka introspeksi diri.
7) Sikap santun.

11
BAB III
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH ATAU RAGAM BAKU DALAM
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Dalam karya tulis ilmiah (KTI) digunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah
atau ragam baku.Ragam baku merupakan ragam bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa Indonesia yang baku. Aturan-
aturan kebakuan tersebut mencakup hal-hal berikut.
1) Tata ejaan
2) Pilihan kata
3) Bentuk kata
4) Struktur kalimat
5) Tata paragraf
Selain memiliki memiliki sifat-sifat kebakuan, bahasa Indonesia dalam karya tulis
ilmiah juga harus memiliki sifat-sifat tertentu, yakni:
1) Lugas
2) Padat
3) Jelas
4) Komunikatif
Sifat lugas maksudnya adalah bahwa bahasa Indonesia dalam KTI itu
bersifat (a) sederhana dan langsung menunjuk pada persoalan; (b) tidak berbunga-
bunga; (c) tidak bertele-tele; dan (d) tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Sifat padat maksudnya bahwa bahasa Indonesia dalam KTI itu harus
menggunakan kalimat-kalimat yang ringkas dan singkat atau efektif.
Sifat jelas maksudnya bahwa bahasa Indonesia dalam KTI itu harus
mengandung makna yang mudah dipahami atau tidak berbelit-belit.
Sifat komunikatif maksudnya bahwa bahasa Indonesia dalam KTI itu
mampu menyelaraskan antara gagasan pembaca dan gagasan penulis. Maksudnya
bahwa gagasan pembaca itu sama dengan gagasan penulis.

12
BAB IV
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Ejaan merupakan keseluruhan peraturan tentang bagaimana


melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-
lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara
teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca
(Zaenal Arifin, 1991).
Seperti yang telah dikemukakan pada Bab 1, bahwa ejaan yang pernah
berlalu di Indonesia terdapat tiga ejaan, termasuk EYD. EYD atau Ejaan yang
Disempurnakan yang terdapat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan membicarakan lima hal pokok, yakni: (1)
pemakaian huruf; (2) penulisan huruf; (3) penulisan kata; (4) penulisan unsur
serapan; dan (5) pemakaian tanda baca, seperti dalam skema berikut.
Pemakaian hruf Nama-nama huruf
Lafal singkatan dan kata
Persukuan
Penulisan huruf Huruf besar
Huruf miring
1.Ejaan
Penulisan kata Kata dasar
Kata ulang
Gabungan kata
Kata ganti ku, mu, dan nya
Partikel pun dan per
Angka
Kata bilangan tingkat
Kata bilangan + akhiran
Lambang bilangan
Penulisan unsur serapan
Penulisan tanda baca titik (.)
Koma (,)
Titik koma (;)
Titik dua (:)
Tanda hubung (-)
Tanda pisah (--)

13
Tanda tanya (?)
Tanda seru (!)
Tanda kurung ( )
tanda kurung siku [ ]
tanda petik (‘)
garis miring (/)
A.Pemakaian huruf
Pemakaian huruf di sini mencakup nama-nama huruf, lafal singkatan, dan
persukuan. Berikut uraiannya.

1)Nama-nama huruf
Bahasa Indonesia memiliki 26 huruf, yakni huruf a sampai huruf z, yang di
dalamnya terdapat vokal, konsonan, dan diftong. Vokal atau huruf hidup meliputi:
a, i, u, e, o. Konsonan atau huruf mati mencakup: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q,
r, s, t, v, w, x, y, dan z yang dilafalkan be, ce, de, ef, ge, ha, je, ka, el, em, en, pe,
qi, er, es, te, ve, we, eks, ye, zet. Diftong mencakup: ai, au, dan oi.

2) Lafal singkatan dan kata


Lafal singkatan yang dibaca huruf demi huruf dibaca seperti dalam bunyi-
bunyi ejaan bahasa Indonesia.
Misalnya:
(1) AC dilafalkan a - ce bukan a – se.
(2) BBC dilafalkan be – be – ce bukan bi – bi- si.
(3) IGGI dilafalkan i – ge – ge – i bukan ai – ji – ji – ai.

Lafal singkatan yang dibaca selayaknya sebagai kata atau akronim dibaca seperli
lafal bahasa aslinya.
Misalnya:
(1) Unesco dilafalkan yu – nes – ko bukan u – nes – co.
(2) Unisef dilafalkan yu – ni – syef bukan u – ni – cef.
(3) Sea Games dilafalkan si geims.

3) Persukuan

14
Persukuan dalam karya tulis ilmiah maksudnya adalah persukuan kata atau
pemenggalan kata berdasarkan suku katanya. Persukuan kata dalam karya tulis
ilmiah mengikuti aturan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jika dalam penulisan karya tulis ilmiah inni menggunakan mesin
komputer, persukuan kata hampir tidak pernah terjadi. Oleh karena itu, dalam hal
ini, persukuan kata tidak banyak dibicarakan. Jika dalam penulisan karya tulis
menggunakan tulisan tangan atau mesin ketik biasa, persukuan masih dibutuhkan.
Misalnya:
1) Kata saya persukuannya adalah sa-ya.
2) Kata dibawakan persukuannya menjadi di-ba-wa-kan, dst.

B. Penulisan Huruf
Penulisan huruf yang dimaksud di sini mencakup dua hal, yakni: Penulisan
huruf besar atau huruf kapital dan penulisan huruf miring. Berikut uraiannya.

a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital


Dalam penulisan huruf besar atau huruf kapital dalam karya tulis ilmiah
sering terjadi kesalahan. Adapun bentuk-bentuk penulisan huruf besar atau huruf
kapital dapat digunakan sebagai berikut.
1) Huruf pertama kalimat;
2) Huruf pertama tentang keagamaan, kitab suci, dan nama-nama tuhan
termasuk kata gantinya (ku, mu, nya Tuhan);
3) Huruf pertama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan
pangkat yang diikuti nama orang;
4) Kata-kata van, den, de, da, di bin, binti menggunakan huruf kecil, kecuali
pada awal kalimat;
5) Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa;
6) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah;
7) Huruf pertama nama khas geografi;
8) Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi;

15
9) Huruf pertama semua kata partikel (di, ke, dari, untuk, yang) yang tidak
pada posisi awal;
10) Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti: Bapak, Ibu,
Adik, Saudara, dll., sebagai sapaan;
11) Dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali dokter.

b. Penulisan Huruf Miring


Huruf miring digunakan sebagai berikut.
1) Untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam karangan;
2) Untuk menegaskan atau mengkususkan huruf, bagian kata atau kelompok
kata; dan
3) Untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing.

Tugas:
1. Foto kopi lembar halaman muka atau cover, halaman kata pengantar, dan
halaman pendahuluan lembar pertama dari sebuah skripsi atau tugas akhir
kemudian carilah ejaan yang Saudara anggap salah kemudian betulkan.
2. Tuliskanlah sebuah deskripsi tentang kontribusi Saudara terhadap kedua
orang tua selama di rumah dengan menggunakan ejaan yang baku.

16
BAB V
KESALAHAN DALAM PEMILIHAN KATA (DIKSI)

Kata-kata dan gabungan kata dalam karya tulis ilmiah merupakan hal yang
mutlak ada. Kata-kata atau gabungan kata tidak lepas dari konteks kalimat yang
berhubungan erat dengan makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,
dalam penulisan karya tulis ilmiah sangat dituntut adanya logika bahasa.
Kesalahan dalam pemilihan kata (diksi) yang sering terjadi pada klalimat-
kalimat bahasa Indonesia dapat berwujud seperti beberapa contoh berikut.

1)Bentuk daripada berbeda dengan bentuk dari.


Bentuk daripada bermakna ‘membandingkan’ pada kalimat
“Ia lebih tinggi daripada Siti”.
Bentuk kata dari bermakna ‘asal’, misalnya “Baju itu terbuat dari benang”.
2)Tidak boleh menggunakan kata: di mana, yang mana, dan hal mana dalam
penulisan kalimat.
Misalnya dalam kalimat berikut.
Pemberi dana itu tidak mungkin memberikan bantuan tanpa universitas di mana
pengusul bekerja memberikan pembebasan waktu. (sebagai kalimat yang salah)
Kalimat tersebut dapat dibetulkan dengan cara mengganti bentuk
kelompok kata di mana dengan kata tempat.
3)Tidak boleh menggunakan pasangan kata sesuai anjuran, tetapi menggunakan
bentuk sesuai dengan anjuran.
Misalnya.
Minumlah obat sesuai dengan anjuran dokter.
4)Gunakanlah bentuk: sehubungan dengan, bertemu dengan, berhubungan
dengan dalam kalimat.
Misalnya.
Ia bertemu dengan adiknya.

17
Sehubungan dengan adanya acara yang sangat penting, saya tidak dapat
Menemuinya.
Kejadian ini berhubungan dengan peristiwa semalam.
5)Gunakan bentuk terdiri atas bukan terdiri dari.
6) Gunakan kata jam dan pukul yang tepat.
a) Penggunaan kata jam berarti ‘jumlah waktu’.
Misalnya.
Ia pergi selama tiga jam.
Acara ini dimulai pukul 10.00.
7)Gunakan kata sesuatu dan suatu + benda yang tepat.
Misalnya.
Ia membicarakan sesuatu.
Ia membicarakan suatu hal.
8)Gunakan kata ulang masing-masing dan tiap-tiap yang tepat.
Ia pulang ke rumah masing-masing.
Tiap-tiap orang memiliki hak yang sama di mata hukum.
9)Bentuk beberapa ibu-ibu merupakan bentuk yang salah. Seharusnya
beberapa ibu atau ibu-ibu.
Karena bentuk tersebut sudah jamak, masih dijamakkan.
10)Penggunaan bentuk hanya ...... saja, merupakan bentuk yang salah karena
keduanya sebagai bentuk yang sinonim. Seharusnya digunakan salah satu saja.
11)Bentuk saling dahulu-mendahului merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
dahulu-mendahului atau saling mendahului.
12)Bentuk sangat mahal sekali merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
sangat mahal atau mahal sekali.
13)Bentuk namun demikian merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
namun yang bermakna ‘tetapi’ atau
walaupun demikian
14)Bentuk seseorang pasien merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
Seorang pasien.
15) Bentuk ketimbang dan kentara merupakan bentuk yang salah, seharusnya:

18
daripada dan tampak.
16) Bentuk dan lain-lain sebagainya merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
dan lain-lain atau dan sebagainya.
17) Bentuk tergantung merupakan bentuk yang salah, seharusnya bergantung.
18) Bentuk paduan antara .... dengan merupakan bentuk yang salah, seharusnya:
antara ... dan ...
19) Bentuk mereka-mereka merupakan bentuk yang salah, seharusnya mereka.
20) Bentuk disebabkan karena merupakan bentuk yang salah, seharusnya
disebabkan oleh.
21) Bentuk bertujuan untuk merupakan bentuk yang salah, seharusnya bertujuan
atau untuk saja karena keduanya merupakan bentuk yang sinonim.
22) Penggunaan kata putra dan kata anak harus tepat.
Kata putra bermakna ‘anak laki-laki’.
Kata anak bermakna ‘anak’ yang dapat mengacu pada anak laki-laki dan
perempuan.
Misalnya.
Anak ibu sudah berapa? Bukan
Putra ibu sudah berapa?
23) Bentuk saya haturkan merupakan bentuk yang salah, seharusnya saya
ucapkan dan dapat juga saya sampaikan, bergantung pada konteks
kalimatnya.
24) Bentuk baik ... ataupun ... merupakan bentuk yang salah, seharusnya baik ...
maupun ....
25) Bentuk paduan bukan ..., tetapi .... merupakan bentuk yang salah, seharusnya
bukan ... melainkan ....
26) Bentuk paduan tidak ..., tetapi ....
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah perlu
diperhatikan dalam penulisan kata dengan kategori berikut.
1) Memilih kata-kata yang baku.
Misalnya.
Membikin menjadi membuat.

19
Ketimbang menjadi daripada.
2) Menghindari kata-kata jargon/prokem, dan slang.
3) Menghindari kata-kata yang mana, di mana, dll.
4) Memilih kata-kata yang bermakna denotatif, yakni kata-kata yang memiliki
makna umum atau makna yang sebenarnya atau makna yang terdapat dalam
kamur.
5) Memilih kata-kata yang bersinonim paling tepat.
6) Memilih kata-kata yang tidak mengandung makna emotif.
7) Menggunakan bentuk kata yang baku, misalnya nyesel menjadi menyesal.
Bentuk dominir menjadi mendominasi.
8)Memilih awalan, akhiran, dan kategori yang tepat.

LATIHAN.
Buatlah deskripsi tenang Kontribusi Saya terhadap Orang Tua di Rumah. Hasil
deskripsinya dikoreksi sesama mahasiswa di kelas dari sisi ejaan dan pilihan kata
yang salah kemudian dibetulkan.

20
BAB VI
KALIMAT EFEKTIF

Secara umum, setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan agar


mahasiswa dapat mengungkapkan segala isi pikirannya secara lugas, tepat, dan
logis yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disusunnya dalam karya tulis
ilmiah (KTI). Karya tulis ilmiah tersebut disusun berdasarkan pengamatan atau
kajian yang tersusun berbentuk kalimat-kalimat yang efektif. Keefektifan kalimat
dalam KTI dapat diketahui setelah KTI tersebut dibuat. Artinya, ketika KTI
sedang dibuat atau ketika proses pembuatan, penulis jangan sekali-sekali berpikir
tentang efektif atau tidak efektif dari kalimat-kalimat yang telah disusunnya
karena akan berdampak pada matinya atau hilangnya ide atau gagasan yang akan
dituliskannya. Untuk itu, sebaiknya ketika proses menulis, termasuk menulis KTI,
penulis menuangkan dulu semua gambaran atau penjelasan yang terdapat pada
pikiran tanpa berpikir keefektifan hingga pembuatan tulisan selesai. Setelah
semua isi pikiran sudah tertuang dalam karya tulis ilmiah atau setelah KTI jadi
atau setengah jadi, penulis dapat melakukan editing atau menyunting kalimat
demi kalimat dari segi keefektifannya, kesalahan ejaannya, dan kesalahan
strukturnya.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif tersebut memiliki beberapa
syarat, seperti dalam ringkasan berikut.
Syarat-syarat Kalimat Efektif ada 7, yakni:
1) Kesepadanan
2) Kepararelan
3) Ketegasan
4) Kehematan
5) Kecermatan

21
6) kepaduan
7) Kelogisan
1) Kesepadanan maksusnya ialah kesepadanan antara pikiran dan struktur
bahasa yang dipakai. Adapun ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan
struktur adalah sebagai berikut.
a. Subjek (S) dan predikat (P) kalimat harus jelas.
b. Tidak terdapat subjek ganda.
c. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh kalimat-kalimat yang tidak efektif
a. Bagi mahasiswa yang belum membayar SPP tidak boleh mengikuti ujian.
P O
b. Soal itu, saya tidak jelas.
S S P
c. Sehingga saya tidak mengikuti kuliah.
S P O
d. Dia yang membawa alat-alat ke laboratorium.
Bentuk yang efektif adalah sebagai berikut.
a. Mahasiswa yang belum membayar SPP tidak boleh mengikuti ujian.
b. Soal itu (bagi) saya tidak jelas atau soal itu tidak jelas bagi saya.
c. Saya tidak mengikuti kuliah.
d. Dia membawa alat-alat itu ke laboratorium.

2)Kepararelan
Kepararelan maksudnya ialah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat.
Misalnya.
Dia sedang membawa buku itu dan dibicarakan di dalam kelas (tidak pararel)
Verba aktif verba pasif
Seharusnya:
Dia sedang membawa buku itu dan membicarakannya di dalam kelas.

22
3)Ketegasan
Ketegasan maksudnya ialah penonjolan pada ide pokok kalimat, yang dilakukan
dengan langkah-langkah berikut.
a. Meletakkan kata-kata yang ditonjolkan pada awal kalimat.
b. Membuat urutan yang logis.

2)Kehematan
Kehematan maksudnya ialah hemat dalam menggunakan kata-kata, frase
atau bentuk lain yang tidak perlu dengan cara-cara berikut.
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindari pemakaian bentuk supordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindari pemakaian bentuk sinonimi kata.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya kalimat yang tidak efektif.
a. Pekerjaan itu ayah tidak cocok
S S P
b. Ia jatuh ke bawah.
S P KET
c. Ia membawa buku berwarna merah.
d. Para tamu-tamu dimohon memasuki ruangan.
Seharusnya kalimat-kalimat tersebut dapat dijadikan menjadi kalimat efektif
sebagai berikut
a. Pekerjaan itu tidak cocok bagi ayah atau Pekerjaan itu bagi ayah tidak
cocok.
b. Ia jatuh.
c. Ia membawa buku merah.
d. Para tamu dimohon memasuki ruangan atau
Tamu-tamu dimohon memasuki rangan.

5)Kecermatan

23
Kecermatan maksudnya ialah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.
Misalnya.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi juara bulu tangkis
nasional.

6)Kepaduan
Kepaduan maksudnya ialah informasi kalimat tidak boleh terpecah-pecah.

7)Kelogisan
Kelogisan maksudnya ialah bahwa kalimat itu masuk akal.
Misalnya.
a. Waktu dan tempat kami persilahkan.
b. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.

Latihan Soal:
A. Buatlah deskripsi tentang otobiografi.
B. Ubahlah kalimat-kalimat berikut menjadi kalimat yang benar dan efektif.
1) Bersamaan ini kami kirimkan jadual kuliah semester gasal tahun
2016/2017.
2) Keputusan dari pada pemerintah tentang jenjang kepangkatan sangat
membesarkan hati.
3) Sesuai anjuran dokter saya harus meminum obat batuk itu.
4) Pasar swalayan matahari buka sampai jam 22.00.
5) Masing-masing kelompok terdiri dari 75 mahasiswa.

24
BAB VII
PARAGRAF ATAU ALINEA DAN PEMBUATANNYA

Materi tentang paragraf ini disampaikan agar mahasiswa


memahami secara teoritis tentang paragraf dan syarat-syaratnya serta
mampu membuatnya dengan benar. Paragraf merupakan gabungan dua
kalimat atau lebih yang di dalamnya membicarakan satu topik atau satu
ide pokok. Maksudnya bahwa berapapun jumlah kalimat yang
membangun satu paragraf diharuskan hanya memiliki satu topik
pembicaraan sehingga jika terdapat satu kalimat atau lebih yang tidak
berhubungan dengan ide pokok yang ada di dalamnya harus dibuang.
Misalnya.
1) Giri merupakan salah satu organ manusia.
2) Gigi (tersebut) dapat berfungsi sebagai alat untuk mengunyah makanan
dalam mulut.
3) Karena perawatan yang kurang baik dan karena sering memakan
makanan yang serba manis, gigi manusia mudah rusak.
4) Oleh karena itu, untuk mencegah gigi-gigi yang rusak tersebut, dokter
gigi sangat dibutuhkan masyarakat.
Keempat kalimat tersebut di atas dapat disusun menjadi satu paragraf berikut.
1) Paragraf dengan topik “gigi manusia”
Gigi merupakan salah satu organ tubuh manusia. Gigi tersebut dapat
berfungsi sebagai alat untuk mengunyah makanan dalam mulut. Karena perawatan
yang kurang baik dan sering memakan makanan yang serba manis, gigi manusia
mudah rusak. Oleh karena itu, untuk mencegah gigi-gigi yang rusak tersebut,
dokter gigi sangat dibutuhkan masyarakat.
Dalam setiap paragraf harus memenuhi unsur kohesi atau kesatuan
paragraf. Maksudnya bahwa dalam setiap paragraf itu harus membicarakan atau
mengandung satu topik pembicaraan sehingga kalimat-kalimat yang terdapat

25
dalam paragraf harus mengacu pada satu ide pokok atau satu gagasan, yang dalam
contoh paragraf di atas mengacu gagasan tentang gigi manusia. Selain itu, untuk
membuat kepaduan atau koherensi paragraf sangat dibutuhkan bentuk-bentuk kata
atau gabungan kata atau paragraf penjelas untuk membangun kepaduan tersebut,
yang dalam contoh paragraf di atas berupa kata tersebut, gabungan kata oleh
karena itu, serta bisa juga dengan bentuk hal itu.
2)Paragraf dengan topik tentang “perkuliahan di RMD”
Setiap hari saya kuliah tentang Rekam Medik. Dengan senang hati saya
mengikuti perkuliahan tersebut. Dalam perkuliahan dan praktikum, saya dituntut
kedisiplinan , baik dalam berpakaian maupun dalam mengatur waktu. Hal ini
tampak ketika saya terlambat masuk kuliah, bukannya saya tidak boleh mengikuti
kuliah, melainkan saya telah kehilangan waktu untuk memperoleh nilai kuis
karena kuis telah selesai ketika saya baru datang. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dalam mengikuti perkuliahan pada Rekam Medik dituntut
adanya kedisiplinan.

3)Paragraf dengan topik gigi karies.


Karies merupakan salah satu jenis kerusakan gigi yang biasa dialami anak-
anak. Penyebab karies tersebut biasanya tidak begitu banyak diketahui para orang
tua. Kebiasaan memakan makanan yang manis-manis dapat mengakibatkan gigi
mengalami karies.

Dari ketiga contoh paragraf di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya
berdasarkan letak ide pokoknya, paragraf itu dibedakan menjadi dua, yakni
paragraf yang ide pokoknya terdapat pada awal paragraf (seperti pada contoh 1
dan 3) yang sering disebut paragraf deduktif dan paragraf yang ide pokoknya
terdapat pada kalimat akrir paragraf (seperti pada contoh 2) yang sering disebut
paragraf induktif. Berdasarkan hasil penelitian yang ada ditemukan bahwa
paragraf yang terdapat dalam KTI 99% tergolong paragraf deduktif.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa paragraf atau alinea sebagai
bagian dari karangan atau wacana terdiri atas beberapa kalimat yang saling

26
berhubungan secara utuh dan padu yang berisi satu gagasan atau satu ide pokok.
Dalam penyusunan paragraf harus diperhatikan hal-hal berikut.
(1) Hindari paragraf banci (tidak ada ide pokok).
(2) Paragraf tidak boleh hanya satu kalimat.
(3) Menggunakan paragraf penghubung.
(4) Satu paragraf terdiri atas satu pokok gagasan atau ide pokok.
Selain bentuk paragraf tersebut di atas perlu diperhatikan pula gaya bahasa. Gaya
bahasa dalam KTI harus bersifat deskriptif informatif ragam tulis, bukan gaya
bahasa sastra atau ragam sastra dan bukan ragam lisan.

Syarat-Syarat Paragraf
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa syarat-syarat
paragraf yang baik adalah adanya kohesi dan koherensi. Kohesi atau kesatuan
dalam paragraf maksudnya adalah bahwa semua kalimat yang membangun satu
paragraf tidak boleh ada yang menyimpang dari topik pembicaraan atau ide
pokok. Koherensi adalah kepaduan dalam satu paragraf atau kepaduan
antarparagraf. Maksudnya adalah bahwa hubungan antarkalimat dalam satu
paragraf harus menunjukkan kepaduan dan hubungan antara paragraf satu dengan
yang lain dalam wacana juga demikian. Supaya padu, dalam paragraf itu
digunakan kata-kata penghubung intrakalimat, misalnya: tersebut, oleh karena itu,
hal itu, hal ini, dengan demikian, dan, atau dan sebagainya.
Dilihat dari cara pengungkapannya, paragraf dan wacana itu dibedakan
atas wacana deskripsi, argumentasi, narasi, eksposisi. Mahasiswa sangat
mengetahui dan hafal tentang jenis-jenis wacana tersebut. Namun, pada
kenyataannya tidak banyak yang tahu aplikasi atau wujud wacana-wacana
tersebut. Misalnya, resep-resep masakan, resep jamu-jamu tradisional, dsb.
Termasuk wacapa eksposisi.

Latihan
1. Buatlah resep-resep masakan tradisional yang ada di daerah saudara.
2. Buatlah resep-resep masakan tradisional di daerah Saudara.

27
3. Buatlah narasi tentang sejarah desa Saudara.

BAB VIII
UNSUR-UNSUR DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab 2, bahwa kaya tulis ilmiah
atau karangan ilmiah atau tulisan ilmiah merupakan karangan atau tulisan
yang di dalamnya terdapat permasalahan yang diungkapkan dengan
metode ilmiah. Maksudnya bahwa pengungkapan permasalahan dalam
karya ilmiah itu atas dasar fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional
dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis.
Penguasaan mahasiswa dalam pembuatan KTI dilandasi oleh
pemahaman syarat-syarat setiap unsurnya. Maksudnya bahwa dalam
membuat KTI, mahasiswa harus betul-betul memahami terhadap semua
syarat dalam setiap unsur KTI. Dengan pemahaman syarat-syarat setiap
unsur KTI, mahasiswa selain mampu membuat KTI dengan benar juga
dapat membetulkan atau menyalahkan ketika mereka membimbing dalam
pembuatan KTI para generasi berikutnya.
Karya tulis ilmiah secara umum memiliki beberapa unsur pokok,
yakni: (1) judul; (2) latar belakang masalah; (3) rumusan masalah; (4)
Tujuan dan manfaat penelitian; (5) metode penelitian; (6) Tinjauan
pustaka dan landasan teori; (7) hasil analisis dan pembahasan; (8) Penutup
(kesimpulan dan saran); dan daftar pustaka. Dalam setiap unsur KTI
tersebut memiliki beberapa persyaratan, seperti dalam skema berikut.
(1) Usahakan judul itu sesuatu yang menarik.
(2) Memiliki nilai urgensi (kepentingan) yang
tinggi bagi akademik dan masyarakat.
1. JUDUL (title) (3) usahakan tidak berbentuk kalimat, tetapi dalam
bentuk frase atau kelompok kata, bombastis atau
seksi.
(4)Variabel permasalahan tampak jelas.

28
(5) maksimal 20 kata.

Contoh judul-judul dalam KTI bidang Kedokteran Gigi


1) Pengaruh penggunaan daun sirih dan zat kapur terhadap daya tahan gigi.
2) Sikap siswa kelas V SD Jember Lor II terhadap perawatan gigi karies.

Contoh judul-judul KTI bidang Seni dan Budaya.


1) Seni Tradisi Aduan Merpati sebagai sarana Hiburan dan peredam konflik
sosial di Probolinggo.
2) Pola pelestarian bahasa Jawa Krama sebagai upaya peningkatan budi
pekerti anak melalui pendekatan sistem terpadu di Kabupaten Jember.

Contoh judul-judul KTI bidang Rekam Medik.


Latihan.
Buatlah sebuah judul penelitian yang berkategori ilmiah, kemudian dievaluasi
bersama di depan kelas.

2. LATAR BELAKANG MASALAH


Latar belakang masalah (LBM) dalam KTI pada dasarnya membicarakan
alasan mengapa penelitian dengan judul yang telah ditetapkan itu penting
dilakukan karena terdapat masalah-masalah yang tergambar dalam judul KTI
perlu diselesaikan. Masalah-masalah yang muncul tersebut diambil dari kenyataan
atau fenomena-fenomena fakta yang ada di lapangan yang biasanya bertentangan
tengan teori atau bertentangan dengan pandangan umum atau menyimpang dari
pandangan umum. Selain itu, dalam LBM ini juga dihubungkan dengan hasil
pelacakan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang mirip dengan penelitian ini
agar diketahui apakah penelitian ini benar-benar baru atau penelitian lanjutan atau
penelitian yang memiliki kesamaan teori dan atau metode dengan penelitian-
penelitian terdahulu tersebut. Dalam LBM juga harus dijelaskan pengertian judul
yang dikaitkan dengan bidang keilmuan yang ada. Untuk lebih jelasnya, syarat-
syarat unsur LBM dalam KTI dapat dilihat pada ringkasan berikut.

29
1) Mengapa penelitian ini perlu atau penting dilakukan. Dalam hal ini
diperlukan kerangka berpikir yang didukung oleh fakta di lapangan.
2) Apa relevansi penelitian ini dengan ilmu yang ada. Jika topik atau judul
penelitian ini X, apakah X itu?, bagaimana relevansinya dengan Y dan Z?
3) Berikan gambaran bahwa penelitian ini merupakan gagasan asli atau baru,
atau merupakan penelitian lanjutan dengan dukungan dari temuan-temuan
terdahulu dan keadaan atau fakta-fakta dilapangan serta beberapa asumsi
yang mungkin timbul.
4) Adapun temuan-temuan terdahulu dapat berupa hasil-hasil penelitian yang
terdapat dalam laporan penelitian atau artikel ilmiah yang termuat dalam
jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian saat ini.
5) Kemukakan bahwa penelitian yang berjudul X penting dilakukan.

3.RUMUSAN MASALAH
Dalam rumusan masalah digunakan kata-kata yang berkategori kata kerja
atau verba yang mudah diukur hasilnya. Misalnya: kata bagaimana deskripsi,
memcipta
Misalnya.
1) Bagaimana deskripsi X;
2) Bagaimana deskripsi perbedaan x dan y;
3) Bagaimana perbedaan x dan y.

Latihan.
Buatlah dua buah rumusan masalah dari judul yang telah Saudara tetapkan dan
tentuka tujuannya.

4.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini. Maksudnya bahwa dalam tujuan penelitian ini berhubungan erat dengan
masalah-masalah yang telah dirumuskan.

30
Misalnya.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Mendeskripsikan x.
(2) Membandingkan X dengan Y.

a. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yakni manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis. Manfaat secara teoritis maksudnya adalah manfaat
dari hasil penelitian sebagai pengembangan ilmu yang berhubungan dengan judul
penelitian. Secara praktis, hasil penelitian itu diharapkan bermanfaat bagi peneliti
dan masyarakat lain untuk tujuan tertentu.
Misalnya.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu X. Selain itu,
hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi pemerhati atau masyarakat yang
berkepentingan atau pemerintah dalam ....

5.TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


a. Tinjauan Pustaka
injauan pustaka merupakantinjauan hasil-hasil penelitian sejenis atau yang
mirip terdahulu yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti atau peneliti lain.
Hasil-hasil penelitian tersebut dapat dilacak melalui artikel-artikel dalam jurnal
ilmiah, artikel di internet, skripsi, tesis, dan disertasi.
b. Landasan Teori
Landasan teori dalam KTI menyangkut teori-teori yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam penelitian. Landasan teori ini dapat dilacak melalui
buku-buku referen yang berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang diteliti.

6. METODE PENELITIAN
Metode penelitian di sini maksudnya adalah metode atau cara yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penelitian dengan
langkah-langkah yang runtut, yakni: pengumpulan data, analisis data, dan

31
penyajian hasil analisis data. Selain itu, juga dibicarakan tentang langkah dalam
penarikan sampel/area penelitian, sampel informan, dan sampel data penelitian.
Adapun hal-hal yang harus ada dan diperhatikan dalam metode penelitian
adalah sebagai berikut.
a. Jenis penelitian: lapangan, laboratorium, dokumentasi, dan action research
atau riset terapan dengan pendekatannya, yakni kualitatif atau kuantitatif.
b. Lokasi penelitian.
Lokasi penelitian di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Dari 17
desa yang ada di kecamatan tersebut diambil tiga desa sampel, yakni Desa
Sumbersari, Desa Kebonsari, dan Desa Kranjingan dengan menggunakan
metode purposive sampling atau sampel bersyarat atau sampel bertujuan.
Metode tersebut dapat digunakan juga dalam penentuan sampel informan
dan sampel data.
c. Waktu penelitian
Waktu penelitian harus diungkapkan dengan jelas tentang jumlah waktu
yang dibutuhkan, yakni X bulan, mulai bulan ... sampai bulan ....
d. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian dapat berupa tulisan, benda yang diamati, dan dapat
pula berupa informasi, bergantung pada objek yang diteliti.
Data tersebut dapat bersumber dari buku atau pustaka karena datanya
berupa tulisan. Jika datanya berupa informasi tentang sesuatu, sumber
datanya berupa informan.
e. Informan diperlukan, jika penelitiannya berupa penelitian lapangan.
Informan artinya adalah orang yang memberikan informasi. Berbeda
dengan responden bermakna orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti (yang biasanya peneliti menggunakan angket). Informan dalam
penelitian itu biasanya berupa informan pangkal yang berupa pejabat atau
aparat desa setempat yang dapat menunjukkan informan utama (biasanya
berupa masyarakat yang ditunjuk sesuai dengan kriteria yang ditentukan
peneliti.
f. Metode dan Teknik Penumpulan Data

32
Dalam pengambilan data pada penelitian lapang dapat digunakan metode
observasi atau pengamatan, wawancara, wawancara mendalam (indepth
interviewing), pengamatan terlibat (participant observation) dengan teknik
pancing, metode pelatihan, dan uji coba laboratorium.
Alat pengambilan data dapat berupa kuesioner atau daftar tanyaan atau
angket,dengan teknik recam dan catat dalam kartu data, bergantung pada
jenis data yang diteliti.
Jika penelitian berupa uji laboratoris, metode penelitian dapat berbentuk:
bahan-bahan, alat-alat, dan proses pengamatannya hingga diperoleh data
penelitian untuk dianalisis.
Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasi berdasarkan variabel
masalah yang ditetapkan.
g. Metode Analisis data
Dalam analisis data digunakan metode analisis yang bervariatif bergantung
pada sifat dari penelitiannya. Jika penelitian itu bersifat kualitatif, dalam
analisis data tidak menggunakan analisis statistik, tetapi menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif, deskriptif analitis, eksploratif,
interpretatif, komparatif, dll. Setelah data diklasifikasi.
Dalam penelitian kuantitatif dapat digunakan metode analisis dengan
hitungan-hitungan atau rumus-rumus statistik. Misalnya digunakan Uji T
untuk mencari korelasi antara A dan B, dan banyak rumus-rumus statistik
yang lain.

Latihan.
Tentukanlah cara atau metode untuk menyelesaikan masalah yang telah
ditetapkan.

7. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Hasil analisiS di sini maksudnya ialah hasil analisis data (yang telah
diklasifikasikan), yang biasanya dapat berupa tabel data-data temuan. Setelah itu,

33
data tersebut dibahas sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan.

8. PENUTUP/KESIMPULAN
Bab penutup dalam laporan penelitian dapat berisi kesimpulan dan saran-
saran. Jika tidak perlu saran-saran, dalam bab ini cukup ditulis kesimpulan
sebagai judul bab. Kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan
dalam penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Saran-saran berisi perlunya
penelitian terkait dengan judul penelitian.

9. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ditulis secara berurutan sesuai dengan abjad nama pengarang buku
sebagai referensi yang telah dikutip.
Misalnya.
... gigi seri merupakan gigi yang tumbuh pertama kali sejak anak usia sekitar 6
bulan (Gandi, 2000:15). Kutipan terbut dapat ditulis dalam daftar pustaka berikut
ini.
Contoh penulisan daftar pustaka.
Andi Noya. 2001. Gigi Geraham. Surabaya: RS.
Gandi. 2000. Teori Pembaharuan Gigi Seri. Jakarta: Nusa Indah.
........... 2001. Kapita Selekta Perbaikan Gigi. Yogyakarta: LK.

10. PENOMORAN DAN PEMBUATAN TABEL

11. CARA-CARA PENGUTIPAN

34
BAB IX
SUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

9.1 Susunan Proposal Penelitian

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Urgensi penelitian
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5 Peta Jalan Penelitian (maprood )

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Landasan Teori

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Jenis penelitian
3.2 Lokasi penelitian
3.3 Waktu penelitian
3.4 Data dan Sumber Data
3.5 Informan
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data
3.8 Anggaran Penelitian
3.9 Jadwal Waktu Penelitian
Daftar Pustaka

Untuk Proposal Penelitian yang diajukan pada dana PKMP, biasanya dalam Bab I
ditambah unsur Urgensi, maprood dan output (luaran) penelitian.

35
9.2 Susunan Laporan Penelitian

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.6 Latar Belakang Masalah
1.7 Urgensi penelitian
1.8 Rumusan Masalah
1.9 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.10 Peta Jalan Penelitian (maprood )

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.3 Tinjauan Pustaka
2.4 Landasan Teori

BAB III. METODE PENELITIAN


3.10 Jenis penelitian
3.11 Lokasi penelitian
3.12 Waktu penelitian
3.13 Data dan Sumber Data
3.14 Informan
3.15 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.16 Metode dan Teknik Analisis Data
3.17 Anggaran Penelitian

BAB IV. HAIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

36
9.3 Susunan Artikel Penelitian

JUDUL
IDENTITAS DIRI PENULIS (nama-nama penulis, alamat institusi, dan email)
ABSTRAK (tujuan, metode, hasil dan kata-kata kunci)

1. Pendahuluan (latar belakang, pengertian judul dan teori, masalah atau


tujuan)
2. Metode
3. Hasil dan Pembahasan
4. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

37
Daftar Pustaka
Adriadi Novawan, dkk. 2015. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jember:
Politeknik Negeri Jember.

Erna Rochiati Sudarmaningtiyas, dkk. 2006. Panduan Karya Tulis Ilmiah,


Hasil Revisi. Jember: Universita Jember.

Gorys Keraf. 1980. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.


Ende-Flores: Nusa Indah.

Haryadi Soeparno dan Suhardi. 1997. Bahasa Indonesia. Yogyakarta:


Ekonesia.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 1987. Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sutopo, HB. 2000. Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Yuyun S. Suriasumantri. 1982. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer.


Jakarta: Sinar Harapan.

Zaenal Arifin dan Amran Tasai. 1991. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
MSP.

38
Tugas UTS.
1. Buatlah proposal penelitian dengan judul yang telah Saudara tetapkan.

39
Tugas UAS.
1. Kumpulkan artikel ilmiah dengan judul yang telah ditetapkan dan telah
dipresentasikan.

40
41

Anda mungkin juga menyukai