Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Dinamis,Volume.II, No.

8,Januari 2011 ISSN 0216-7492

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER


PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN
90 MENIT

Tekad Sitepu
Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Sterilizer yang digunakan dengan panjang 25 m, diameter dalam 1.875 mm, dan diameter luar 1.895 mm.
Tebal dinding sterilizer 10 mm, dan dapat memuat sebanyak 9 lori dengan kapasitas 2,5 Ton TBS untuk
masing – masing lori. Jenis sterilizer yang digunakan adalah sterilizer horizontal dengan tekanan uap
antara 2,5 kg/cm2 s/d 4,0 kg/cm2 dan temperatur uap antara 120oC s/d 140oC. Sterilizer ini
menggunakan sistem perebusan triple peak atau sistem tiga puncak perebusan dengan waktu perebusan
TBS selama 90 menit. Analisa kebutuhan uap dilakukan dengan kandungan uap pada air kondensat: 0%,
5%, 10%, 15%, 20%, 25%. Kebutuhan uap berbeda-beda berdasarkan perbandingan kualitas uap yang
keluar dari sterilizer pada masing-masing puncak perebusan.

Kata Kunci: sterilizer

PENDAHULUAN tidak mati dan masih banyak mengandung


kadar air.
Tahap pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) yang pertama adalah proses TINJAUAN PUSTAKA
perebusan atau sterilisasi yang dilakukan
dalam bejana bertekanan (sterilizer) dengan 1. Tujuan Perebusan:
menggunakan uap air jenuh (saturated Keberhasilan dalam proses perebusan
steam). Penggunaan uap jenuh akan mendukung kemudahan-kemudahan
memungkinkan terjadinya proses dalam proses selanjutnya, baik di stasiun
hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam Thressing, Press, Digester dan lain-lain.
buah, jika menggunakan uap kering akan Fungsi dari Sterilizer untuk melakukan
dapat menyebabkan kulit buah hangus proses perebusan buah TBS sebelum di
sehingga menghambat penguapan air dalam proses menjadi minyak, dengan tujuan
daging buah dan dapat juga mempersulit adalah:
proses pengempaan. Oleh karena itu,
pengontrolan kualitas uap yang dijadikan a. Menghentikan Aktifitas Enzim
sebagai sumber panas perebusan menjadi Buah yang dipanen mengandung enzim
sangat penting agar diperoleh hasil lipase dan oksidase yang tetap bekerja di
perebusan yang sempurna. Media pemanas dalam buah sebelum enzim tersebut
yang di pergunakan adalah uap basah yang dihentikan. Enzim Lipase bertindak
berasal dari sisa pembuangan turbin uap sebagai katalisator dalam pembentukan
yang bertekanan ± 3 kg/cm2 dan temperatur asam lemak bebas (ALB) sedangkan
132,88 0C. Bila temperatur yang digunakan enzim oksidasi berperan dalam
diatas 132,88oC saat perebusan akan pembentukan peroksida yang kemudian
mengakibatkan buah menjadi hangus atau berubah menjadi gugus aldehide dan
kegosongan sehingga kualitas minyak CPO kation. Senyawa tersebut bila
rusak dan bila menggunakan suhu dibawah teroksidasi akan terbentuk asam lemak
132,88oC saat perebusan akan bebas. Jadi asam lemak bebas yang
mengakibatkan enzim-enzim pada buah terdapat dalam minyak sawit merupakan

27
Jurnal Dinamis,Volume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492

hasil kerja enzim lipase dan oksidase. proses pemecahan biji lebih mudah
Aktifitas enzim semakin tinggi apabila dalam Rippel Mill.
buah TBS mengalami kememaran
(luka). Enzim umumnya tidak aktif lagi e. Melepaskan serat dan biji
0
bila dipanaskan sampai suhu >50 C. Perebusan buah yang tidak sempurna
0 dapat menimbulkan kesulitan pelepasan
Maka perebusan dengan suhu >120 C serat dari biji dalam polishing drum,
sekaligus menghentikan kegiatan enzim. yang menyebabkan pemecahan biji lebih
sulit dalam alat pemecah biji. Penetrasi
b. Melepaskan Buah dari Tandannya uap yang cukup baik akan membantu
Minyak dan inti sawit terdapat dalam proses pemisahan serat perikarp dan biji,
buah, dan untuk mempermudah proses yang dipercepat oleh proses hidrolisis.
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan
dari tandannya. Pelepasan buah dari f. Membantu proses pelepasan inti dari
tandannya karena adanya hidrolisa cangkang
pektin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Perebusan yang sempurna akan
Hidrolisa pektin ini telah terjadi secara menurunkan kadar air biji hingga 15 %.
alam dilapangan yang menyebabkan Kadar biji yang turun hingga 15 % akan
buah membrondol. Hidrolisa pektin menyebabkan inti susut sedangkan
dapat terjadi pula didalam Sterilizer, tempurung biji tetap, maka terjadi inti
dengan adanya reaksi yang dipercepat yang lekang dari cangkang. Hal ini akan
oleh pemanasan. Panas dan uap didalam membantu proses fermentasi didalam
sterilizer akan meresap ke dalam buah Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat
karena adanya tekanan. Hidrolisa pektin berlangsung dengan baik, demikian juga
dalam tangkai tidak seluruhnya pemisahan inti dan cangkang dalam
menyebabkan pelepasan buah, oleh proses pemisahan kering atau basah
karena itu perlu dilakukan proses dapat menghasilkan inti yang
perontokan buah didalam mesin mengandung kotoran yang lebih kecil.
Tressing.

c. Menurunkan Kadar Air


Proses Sterilisasi buah dapat
menyebabkan penurunan kadar air buah 2. Sistem Perebusan
dan inti, yaitu dengan cara penguapan Sistem perebusan yang dipilh harus
baik dari dalam saat direbus maupun sesuai dengan kemampuan boiler
saat sebelum dimasukkan ke Tressing. memproduksi uap, dengan sasaran
Interaksi penurunan kadar air dan panas bahwa tujuan perebusan dapat tercapai.
dalam buah akan menyebabkan minyak Sistem perebusan yang lazim dikenal di
sawit dari antara sel dapat bersatu dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah
mempunyai viskositas yang rendah single peak, double peak, tripple peak.
sehingga mudah /dikeluarkan dalam Sistem perebusan triple peak banyak
proses pengempaan (proses ekstraksi digunakan, selain berfungsi sebagai
minyak. tindakan fisika juga dapat terjadi proses
mekanik yaitu adanya goncangan yang
d. Melunakkan Buah Sawit disebabkan oleh perubahan tekanan
Perikarp (kulit buah) yang mendapatkan yang cepat.
perlakuan panas dan tekanan akan a. Sterilizer Single Peak
menunjukkan sifat, dimana serat yang Proses perebusan yang dilakukan
mudah lepas antara serat yang satu hanya satu tahap. Uap masuk sesuai
dengan yang lain. Hal ini akan dengan waktu yang ditentukan, sampai
mempermudah proses didalam Digester tercapai tekanan konstan dan kemudian
dan Depericarper/Polishing. Karena turun, dan uap dibuang dari ruang
adanya panas dan tekanan tersebut maka perebusan.
air yang terkandung dalam inti akan
menguap lewat mata biji sehingga

28
Jurnal Dinamis,Volume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492

6. Selesai

c. Sterilizer Tripple Peak

Proses perebusan dilakukan dengan


tiga tahap pemasukan uap, demikian
juga dengan tiga tahap pembuangan
kondensat (uap air). Proses ini
digambarkan sebagai berikut;

Sistem Perebusan Single Peak adalah .


sebagai berikut :

1. Menaikkan tekanan uap Puncak I


dari 0 ÷ 2 kg/cm2 selama ± 10
menit
2. Dilakukan penahanan waktu
perebusan selama ± 45 menit
3. Dilakukan pembuangan uap dari 2
÷ 0 kg/cm2 ; buang air kondensat ±
5 menit
4. Selesai Sistem Perebusan Tripple Peak adalah
sebagai berikut :
b. Sterilizer Double Peak
1. Menaikkan tekanan uap Puncak I
Proses perebusan dilakukan dengan dari 0 ÷ 2 kg/cm2 selama ± 8 menit
dua tahap pemasukan uap, demikian 2. Dilakukan pembuangan uap dari 2
juga dengandua tahap pembuangan ÷ 0 kg/cm2 ; buang air kondensat ±
kondensat (uap air). Proses ini 4 menit
digambarkan sebagai berikut. 3. Menaikkan tekanan uap Puncak II
dari 0 ÷ 2.6 kg/cm2 selama ± 12
menit
4. Dilakukan pembuangan uap dari
2.6 ÷ 0 kg/cm2 ; buang air
kondensat ± 7 menit
5. . Menaikkan tekanan uap Puncak
III dari 0 ÷ 3 kg/cm2 selama ± 14
menit
6. Dilakukan penahanan waktu
perebusan selama ± 45 menit
7. Dilakukan pembuangan uap dari 3
÷ 0 kg/cm2 ; buang air kondensat ± 5 menit
Sistem Perebusan Double Peak adalah 8. Selesai
sebagai berikut :
3. Lama Perebusan
1. Menaikkan tekanan uap Puncak I dari 0 Perebusan membutuhkan waktu
÷ 2 kg/cm2 selama ± 10 menit penetrasi uap hingga kebagian tandan
2. Dilakukan pembuangan uap dari 2 ÷ 0 yang paling dalam.
kg/cm2 ; buang air kondensat ± 2 menit Untuk tandan yang beratnya 3 - 6 kg
3. Menaikkan tekanan uap Puncak II dari dengan suhu uap 100oC membutuhkan
0 ÷ 2.6 kg/cm2 selama ± 12 menit waktu 25-30 menit untuk mencapai
4. Dilakukan penahanan waktu perebusan tempratur 100oC pada bagian dalam
selama ± 45 menit buah. Sedangkan untuk tandan yang
5. Dilakukan pembuangan uap dari 2.6÷0 beratnya 17 kg membutuhkan waktu
kg/cm2 ; buang air kondensat ± 5 menit penetrasi 50 menit.

29
Jurnal Dinamis,Volume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492

Hubungan waktu perebusan dengan = 0,0206 W/m.o C


efisiensi ekstraksi minyak adalah S = faktor bentuk konduksi
sebagai berikut : ∆T = Selisih temperatur (oC) yaitu
a. Semakin lama perebusan buah selisih temperatur uap masuk sterilizer
maka jumlah buah yang terpipih dengan temperatur udara standart
semakin tinggi, atau persentase (atmosfer)
tandan yang tidak terpipil semakin Nilai S untuk beberapa bentuk
rendah. geometri dapat ditentukan, dimana faktor
b. Semakin lama perebusan buah bentuk yang digunakan adalah silinder
maka biji semakin masak dan bolong dengan panjang L yaitu
menghasilkan biji yang lebih mudah 2L
pecah dan sifat lekang. S ….. lit 5, hal 74
r
c. Semakin lama perebusan buah ln  0 
maka maka kehilangan minyak  ri 
dalam air kondensat semakin tinggi. Dimana :
d. Semakin lama perebusan buah S = Faktor bentuk konduksi
maka kandungan minyak dalam L = Panjang Silinder Sterilizer (m)
tandan kosong semakin tinggi yaitu ro = jari – jari luar sterilizer (m)
terjadinya penyerapan minyak oleh ri = jari – jari dalam sterilizer (m)
tandan kosong akibat terdapatnya
rongga – rongga kosong. Kebutuhan uap dihitung berdasarkan
e. Semakin lama perebusan buah besarnya panas yang diperlukan pada
maka mutu minyak sawit akan sterilizer
semakin menurun. Qtot
mu 
4. Kandungan Tandan Buah Segar:
hg  hx
Tandan buah sawit yang akan direbus Dimana:
mempunyai kandungan: mu = masa aliran uap (kg/jam)
Qtot = panas yang diperlukan untuk
proses perebusan (Kkal/jam)
Kandungan Persentase Massa,m Panas jenis, M.Cp hg = enthalpy uap masuk sterilizer
(kg/jam) Cp (KkaL/k (Kkal/kg)
(%) (KkaL/kgo C) goC) hx = entahpy kondensate keluar
Air 12 3.600 1,00 3.600 sterilizer (Kkal/kg)
Cangkang 6 1.800 0,45 810
Inti 5 1.500 0,38 570
Lumpur 22 6.600 0,53 2.310
Minyak 22 6.600 0,35 3.498
Serabut 11 3.300 0,43 1.419 METODOLOGI
Tandan kosong 22 6.600 0,40 2.640
Jumlah 100 30.000 14.847 Analisa kebutuhan uap dengan
menggunakan perangkat lunak komputer.
sumber:http://maintenancepalmoil.blogspot.com)
Sistem perebusan menggunakan tripple
peak.Analisa dengan dua kondisi tekanan
5. Kecepatan Aliran Kalor dan Kebutuhan uap masuk, yaitu:
Uap: 1.. Kondisi A:
Dalam sistem dua dimensi, Tekanan 2,0 kg/cm2, tekanan 2,6 kg/cm2 ,
dimana hanya dua batas suhu, dapat dan tekanan 3,0 kg/cm2.
didefinisikan faktor bentuk konduksi S Kualitas uap keluar sterilizer: 0%, 5%,
sehingga dapat diperoleh rumus mencari 10%, 15%, 20%, 25%
aliran kalor sebagai berikut:
q = k.S.∆T …………. lit 5, hal 72 2. Kondisi B;
dimana : Tekanan 1,0 kg/cm2, tekanan 3,4 kg/cm2 ,
q = Aliran Kalor dan tekanan 4,0 kg/cm2
k = konduktifitas termal untuk uap
air (jenuh)

30
Jurnal Dinamis,Volume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492

Kualitas uap keluar sterilizer: 0%, 5%,


10%, 15%, 20%, 25%

PEMBAHASAN:

Kebutuhan uap untuk kondisi A


(Tekanan 2,0 kg/cm2, tekanan 2,6 kg/cm2,
dan tekanan 3,0 kg/cm2 ) seperti grafik 1

Grafik 2. Hubungan Kebutuhan Uap


Vs Waktu Perebusan Kondisi II

Berdasarkan grafik diatas dapat


kita analisa perbandingan kebutuhan uap
tiap-tiap tahap rebusan dan total kebutuhan
uap yaitu :
1. Pada tahap rebusan II telah terjadi
kenaikan kebutuhan uap sterilizer baik
itu pada kualitas uap 0 % air hingga
kualitas uap 25 % air.
2. Pada kualitas uap 25 % air kebutuhan
uap sterilizer lebih besar dari
kebutuhan uap pada kualitas uap <
Grafik 1. Hubungan Kebutuhan Uap Vs 25% air.
Waktu Perebusan Kondisi I 3. Pada tahap rebusan III kebutuhan uap
sterilizer < dari kebutuhan uap
Dari grafik diatas dapat di analisa sterilizer tahap rebusan I.
perbandingan kebutuhan uap tiap-tiap tahap
rebusan dan total kebutuhan uap yaitu : KESIMPULAN
1. Pada tiap-tiap rebusan yaitu tahap 1. Kebutuhan uap akan meningkat pada
rebusan I, II, dan III telah terjadi pengeluaran kondesate dengan kualitas
penurunan kebutuhan uap sterilizer lebih besar. Sebaliknya kebutuhan uap
baik itu pada kualitas uap 0 % air akan menurun apabila kualitas uap di
hingga kualitas uap 25 % air. kondensate mendekati nol.
2. Pada kualitas uap 25 % air kebutuhan 2. Bertambahnya tekanan uap masuk
uap sterilizer lebih besar dari sterilizer maka kebutuhan uap relative
kebutuhan uap pada kualitas uap < bertambah.
25% air.
3. Kebutuhan uap tahap rebusan III <
kebutuhan uap tahap rebusan II < DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan uap tahap rebusan I. 1. Naibaho P.M Ir Dr, Teknologi
Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat
Kebutuhan uap untuk kondisi B (Tekanan Penelitian Kelapa Sawit, Medan 1996
1,0 kg/cm2, tekanan 3,4 kg/cm2, dan 2. J.P.Holman, Perpindahan Kalor, Edisi
tekanan 4,0 kg/cm2) seperti grafik 2 Keenam, Erlangga Jakarta 1991
3. William C.Reynolds & Henry
C.Perkins, Termodinamika Teknik,
Edisi Kedua, Erlangga Jakarta 1994
4. Internet, Sterilizer denosan.com
5. Internet, Modul Sterilizer/Perebusan
html

31

Anda mungkin juga menyukai