DELUSIONAL DISORDER
Disusun oleh :
5. Arba’ani J210140038
II. PENYEBAB
Beberapa penyebab yang telah diamati oleh ilmuwan dalam kasus-kasus delusi
biasa dimasukkan dalam beberapa kategori, yaitu :
a. Genetis atau Biologis
Kerabat orang yang memiliki gangguan delusional memiliki kemungkinan
yang lebih tinggi untuk delusional. Selain itu, sejumlah studi membandingkan aktivitas
pada daerah-derah berbeda otak antara dua kelompok partisipan, yang delusional dan
yang tidak delusional. Penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok delusional secara
neurologis cenderung bereaksi seolah-olah ada situasi bahaya yang mengancam. Ini
berbeda pada kelompok non-delusional yang hanya bereaksi merasa terancam dalam
kondisi tertentu di mana interpretasinya lebih akurat.
b. Kegagalan Pemrosesan Kognitif
Orang yang delusional seringkali langsung mengambil kesimpulan dari suatu
kejadian, tanpa memikirkan alternatif lain sebagai penjelasan. Misalnya, ketika
seorang tetangga baru pindah ke daerah seorang wanita, dan kebetulan wanita itu saat
itu terserang flu, jika wanita ini delusional, dia akan menganggap bahwa tetangga
barunya meracuninya dan tidak memikirkan alternatif penjelasan yang lain. Mereka
berpikir bahwa hidup ini selalu mendatangkan ancaman dari berbagai segi.
Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik abnormal
Adanya gejala pemicu
IV. TANDA & GEJALA
a. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh : “ Saya ini titisan Bung Karno,
punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai negara dan bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit”.
b. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ Banyak Polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya, suster akan meracuni makanan saya “.
c. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyakinan, Contoh : “ Tuhan telah
menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus-menerus memakai pakaian putih
setiapa hari agar masuk surga “.
d. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : “ Sumsum Tulang saya
kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya
telah membusuk, tubuh saya menghilang”.
e. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya sudah menghilang dari
dunia ini, semua yang ada di sini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di
dunia”
V. JENIS DELUSI (WAHAM)
Delusion of erotomanic : Individu atau pasien mempercayai seseorang
mempunyai kedudukan penting dan terlibat percintaan
dengannya.
Delusion of grandiose : Pasien mempercayai bahwa ia mempunyai pengetahuan
yang lebih, bakat, insight, kekuatan, kepercayaan orang,
atau mempunyai hubungan khusus dengan orang terkenal
bahkan Tuhan.
Delusion of jealous : Pasien mempercayai bahwa pasangannya berselingkuh atau
tidak dapat dipercaya.
Delusion of persecutory : Pasien mempercayai bahwa dirinya ditipu, dimata-matai,
diikuti, difitnah dan tidak mempercayai orang lain.
Delusion of somatic : Pasien mempercayai bahwa tubuhnya merasakan sensasi
sesuatu atau merasakan salah satu dari bagian organ
tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Tipe campuran : Mempunyai delusi lebih dari satu tema.
Tipe tidak terdefinisi : Bila tidak termasuk didalam kategori yang ada diatas; atau
tipe lainnya yang berkaitan dengan budaya setempat.
Dx: Ansietas
Batasan Karakteristik:
Perilaku
- Penurunan
produktvitas
- Gerakan yang ireleven
- Gelsah
- Melihat sepintas
- Insomnia
- Kontak mata yang
memburuk
- Mengekspresikan
kekawatiran karena
perubahan dalam
peristiwa hidup
- Agitasi
- Mengintal
- Tampak waspada
Affektif
- Gelisah, distress
- Kesidihan yang
mendalam
- Ketakutan
- Perasaan tidak adekuat
- Berfokus diri sendiri
- Peningkatan
kewaspadaan
- Intibilitas
- Gugup senang
berlebihan
- Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan yang
persisten
- Bingung, menyesal
- Ragu/tidak percaya
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tenang. Termor
tangan
- Peningkatan keringat
- Peningkatan
ketegangan
- Gemetar, termor
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Eksitansi
kardiovarkular
- Diare, mulut kering
- Wajah marah
- Jantung berdebar-
debar
- Peningkatan tekanan
darh
- Peningkatan denyut
nadi
- Peningkatan reflek
- Peningkatan frekwensi
pernapasan, pupil
melebar
- Kesulitan bernapas
- Vasokontraksi
superfisial
- Lemah, kedutan pada
otot
Parasimpatik
- Nyri abdimen
- Penurunan tekanan
darah
- Penurunan denyut nadi
- Diare, l mual, vertigo
- Letih, gangguan tidur
- Kesemutan pada
extermitas
- Sering beremih
- Sering anyang-
anyangan
- Dorongan segera
berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala
fisiologis
- Bioking pikiran,
konfusi
- Penurunan lapang
persepsi
- Kesulitan
berkonsentrasi
- Penurunan
kemampuan untuk
belajar
- Penurunan
kemampuan untuk
memcahkan masalah
- Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
- Lupa, gangguan
perhatian
- Khawatir, melamun
- Cendrung
menyalahkan orang
lain
Coping Enhancement
Dx: Ketidakefektifan Koping
Batasan Karakteristik
Perubahan dalam pola
komunikasi yang biasa
Penurunan penggunaan
dukungan sosial
Perilaku destuktif
terhadap diri sendiri
Letih, angka penyakit
yang tinggi
Ketidakmampuan
memperhatikan
informasi
Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan
dasar
Ketidakmampuan
memenuhi harapan
peran
Pemecahan masalah
yang tidak adekuat
Kurangnya perilaku
yang berfokus pada
pencapaian tujuan
Kurangnya resolusi
masalah
Konsentrasi buruk
Mengungkapkan
ketidakmampuan
meminta bantuan
Mengungkapkan
ketidakmampuan
untuk mengatasi
masalah
Pengambilan risiko,
gangguan tidur
Penyalahgunaan zat
Menggunakan koping
yang mengguanakan
perilaku adaptif
Dx: Resiko Ketidakberdayaan
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM
IV). 2000.
Kusua W. Trans, Synopsis of Psychiatry. By. Kaplan HI. Sadock BJ. Greeb JA, Jakarta,
Binarupa Aksara. 1997: 460 – 61; 736-42; 42: 757-71.
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction.
Yager J. Gitlin MJ. Clinical Manifestations of Psychiatric. Ed.S Sadock BJ, Sadock VA. In