Anda di halaman 1dari 8

1

APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA PADA ALJABAR UNTAIAN DNA


DALAM PROSES HIBRIDISASI

APPLICATION OF MATHEMATICAL LOGIC ON DNA STRAND ALGEBRA


IN HYBRIDIZATION PROCESS

Isah Aisah, Fujia Nur Fadilah, Moch. Suyudi


Departemen Matematika FMIPA UNPAD
isah.aisah@unpad.ac.id

ABSTRAK

Logika matematika adalah sebuah cabang matematika yang merupakan gabungan dari
ilmu logika dan ilmu matematika. Logika matematika memberikan landasan bagaimana cara
menyimpulkan. Hal yang paling penting dalam mempelajari logika matematika adalah
kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan yang benar atau salah. Materi
logika matematika yang dipakai di antaranya disjungsi, konjungsi, tautologi, modus ponen.
Sementara itu, DNA adalah makromolekul yang menyimpan segala informasi biologis yang
sangat berperan dalam kehidupan organisme hidup. DNA tersusun atas tiga macam molekul,
yaitu gula pentosa (deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen. Dalam pembentukan DNA,
terdapat berbagai proses yang terjadi di antaranya sintesis protein, replikasi DNA, dan proses
hibridisasi yang diperlukan untuk membentuk ikatan antara DNA dengan DNA. Dengan logika
matematika dan metode perluasan modus ponen pada proses hibridisasi, proses tersebut dapat
disederhanakan. Pada artikel ini, dibahas aplikasi logika matematika dalam untai DNA pada
proses hibridisasi.

Kata kunci: DNA, logika matematika, hibridisasi, modus ponen

ABSTRACT

Mathematical logic is a branch of mathematics which is a combination of the science of


logic and mathematics. Mathematical logic is to provide a basis on how to draw conclusions.
The most important thing in studying mathematical logic is the ability to take and determine
which conclusions are right or wrong. Mathematical logic materials used to include,
disjunction, conjunction, tautology, modus ponens. DNA is a macro molecule that stores all
biological information that plays a role in the life of living organisms. DNA is composed of kind
molecules, namely pentose sugar (deoxyribose), phosphoric acid, and nitrogen base. In the
formation of DNA there are various processes that occur such as protein synthesis, DNA
replication and hybridization process to form a bond between DNA and DNA. Using
mathematical logic and modus ponens expansion methods in the hybridization process makes it
easy to simplify the hybridization process. In this paper will be discussed application of
mathematical logic on DNA strands in hybridization process.

Keywords: DNA, mathematical logic, hybridization, ponen modus

PENDAHULUAN yang menyimpan segala informasi biologis


Deoxyribonucleic acid atau DNA yang unik dari setiap makhluk hidup dan
adalah makromolekul yang sangat berperan beberapa virus. Struktur kimianya berupa
dalam kehidupan semua jenis organisme makromolekul kompleks yang terdiri atas
hidup. DNA merupakan suatu asam nukleat tiga macam molekul, yaitu gula pentosa
2 Sigma-Mu Vol.9 No.2 –September 2017

(deoksiribosa), asam fosfat, dan basa Sebuah kompleks basa-gula disebut


nitrogen (Sasrawan, 2013). Dalam sebagai sebuah nukleosida. Sebuah
pembentukan DNA, terdapat berbagai nukleosida dan pospat disebut sebagai
proses yaitu sintesis protein, replikasi DNA, nukleotida (Elrod dan Stansfield, 2007 : 53).
dan proses hibridisasi. Untuk membentuk DNA hanya ditemukan di dalam nukleus.
suatu ikatan antara DNA dengan DNA, Struktur DNA adalah semacam pita yang
diperlukan proses hibridisasi. Proses berpilin ganda yang kemudian disebut heliks
hibridisasi adalah pembentukan ikatan ganda. Heliks ganda merupakan struktur
dupleks stabil antara dua rangkaian berdimensi tiga DNA yang ditemukan oleh
nukleotida yang saling komplementer Watson dan Crick. “Basa-basa bernitrogen
melalui perpasangan basa nitrogen (Oliver pada heliks ganda dipasangkan dalam
SG & Ward JM, 1985). kombinasi yang spesifik :adenine (A)
Melalui proses hibridisasi DNA, dengan thymine (T), dan guanine (G) dengan
banyak peneliti yang telah mengembangkan cytosine (C)” (Campbell et al., 2008 : 335).
penemuan DNA yang dapat diaplikasikan di Selain DNA, terdapat asam nukleat
bidang lain selain ilmu biologi, seperti pada lain yang juga sangat penting, yakni asam
1994, Leonard M. Adleman merumuskan ribonukleat (ribonucleic acid, RNA). Seperti
komputasi DNA untuk menyelesaikan halnya DNA, RNA terdiri atas tiga macam
masalah matematika komputasi yaitu molekul, yakni gula pentosa, asam pospat,
Hamiltonian path problem. Cardelli (2009) dan basa nitrogen. Perbedaan DNA dan
memperkenalkan bentuk aljabar (logika RNA salah satunya terletak pada basa
matematika) untuk merepresentasikan proses primidinnya. Basa pirimidin pada DNA
hibridisasi pada komputasi DNA. Pada terdiri atas sitosin dan timin sedangkan basa
artikel ini, diaplikasikan logika matematika pirimidin pada RNA terdiri atas sitosin dan
pada aljabar untaian DNA dalam proses urasil (U)(Suryo, 2001 : 78).
hibridisasi. Berdasarkan lokasi dan fungsinya,
RNA dibedakan dalam tiga kategori. Ketiga
Genetika kategori tersebut diuraikan sebagai berikut
Dalam genetika, dikenal beberapa (Suryo, 2001 : 80 dan Marks, et al.,
istilah seperti DNA, RNA, dan sintesis 2005 : 249).
protein. Asam deoksiribonukleat 1. RNA duta (RNA-d).
(deoxyribonucleic acid, DNA) merupakan RNA duta atau RNA-d terletak di dalam
persenyawaan kimia yang sangat penting nukleus dan dibuat (dicetak) oleh DNA
bagi makhluk hidup. DNA membawa dalam suatu proses yang dinamakan
keterangan genetik dari sel khususnya atau transkripsi. RNA-d berfungsi membawa
makhluk hidup dalam keseluruhannya keterangan genetik yang diterimanya dari
(Suryo, 2001 : 57). Masih menurut Suryo DNA, yakni sebuah informasi untuk
(2001:59), DNA terdiri atas tiga macam membentuk protein
molekul, yaitu 2. RNA transfer (RNA-t).
1. gula pentosa, yang dikenal dengan RNA transfer atau RNA-t dicetak di
deoksiribosa, dalam nukleus dan sebelum
2. asam pospat, menempatkan diri di dalam sitoplasma.
3. basa nitrogen, dibedakan atas primidin RNA-t mempunyai tugas mengikat asam
yang terdiri atas cytosine (C) dan thymine amino di dalam sitoplasma.
(T) serta purin yang terdiri atas adenine 3. RNA ribosom (RNA-r).
(A) dan guanine (G).
Aplikasi Logika Matematika Pada Aljabar Untaian DNA 3
Dalam Proses Hibridisasi

RNA-r dibuat dalam nukleus dan Hibridisasi Southern adalah proses


berlokasi di dalam ribosom. RNA-r perpasangan antara DNA yang menjadi
merupakan tempat pertemuan antara sasaran dan DNA pelacak. Hibridisasi
RNA-d dan RNA-t pada saat sintesis southern biasa digunakan untuk melacak
protein adanya DNA yang sesuai dengan
pelacak,misalnya untuk mengetahui
Sintesis Protein integrasi transgen di dalam organisme
Protein berfungsi dalam banyak transgenik. Menurut Suharsono dan
aspek kehidupan selular dan terdapat ribuan Widyastuti (2006). berdasarkan
atau bahkan puluhan ribu protein berbeda prinsipnya, hibridisasi southern dibagi ke
dalam sebuah sel tunggal. Enzim yang dalam empat tahap, yaitu (1) fiksasi
mempercepat banyak reaksi kimia dalam sel DNA di membran (nitroselulosa
terbuat dari rantai-rantai protein. Sejumlah ataunilon); (2) pelabelan pelacak; (3)
hormon, misalnya insulin, juga terbuat dari prehibridisasi dan hibridisasi; dan (4)
protein (Elrod dan Stansfield, 2002: 55 - 56). deteksi hasil hibridisasi.
Terdapat dua tahapan dalam 2. Hibridisasi Nothern Blot.
pembentukan protein yang secara Hibridisasi Nothern atau RNA Blot
keseluruhan disebut sintesis protein (Elrod secara umum sama seperti Suothern Blot
dan Stansfield, 2002 : 61- 62). yang membedakan adalah sampel yang
1. Transkripsi. digunakan yaitu RNA.
Tahap pertama pembentukan protein
adalah transkripsi DNA menjadi molekul Strategi Hibridisasi
RNA-d. Proses tersebut dilaksanakan Prinsip strategi hibridisasi adalah
oleh enzim RNA polimerase. Enzim ini terjadinya pasangan secara tepat antara dua
melekat ke DNA pada sekuens untai DNA yang komplemen. Menurut
nukleotida spesifik yang disebut Suharsono dan Widyastuti (2006), terdapat
promotor. Promotor merupakan tanda tiga komponan utama strategi hibridisasi
awal dimulainya proses transkripsi yaitu DNA pelacak, DNA target, dan deteksi
2. Translasi. signal.
Dalam tahap ini, terjadi penerjemahan Tahapan strategi hibridisasi adalah
sekuens nukleotida menjadi sekuens terjadinya pasangan secara tepat antara dua
asam amino protein. untai DNA yang komplemen ; penambahan
DNA pelacak untai tunggal yang telah
Hibridisasi berlabel pada kondisi tertentu (suhu dan
Hibridisasi adalah pembentukan konsentrasi ion) supaya terjadi pasangan
ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian antara DNA target dan pelacak; pencucian
nukleotida yang saling komplementer untuk menghilangkan kelebihan pelacak
melalui perpasangan basa nitrogen. yang tidak menempel pada DNA target yang
Hibridisasi dapat menunjukkan suatu spesifik; deteksi adanya hibrid antara DNA
keseragaman sekuens. Pasangan DNA– target dan pelacak.
DNA, DNA–RNA atau RNA–RNA dapat
terbentuk melalui proses ini (Oliver and Logika Inferensi
Ward, 1985). Definisi 1. Proposisi adalah kalimat
Hibridisasi DNA terbagi dalam dua deklaratif yang hanya memiliki satu nilai
kategori, yaitu kebenaran yaitu benar saja atau salah saja,
1. Hibridisasi Southern. tetapi tidak keduanya. Proposisi dapat pula
4 Sigma-Mu Vol.9 No.2 –September 2017

dituliskan secara simbolik untuk


memudahkan proses manipulasi atau
kalkulasi. Pada penulisan simbolik dari
proposisi, digunakan huruf kecil seperti HASIL DAN PEMBAHASAN
p,q,r,s dst. Proposisi yang bukan hasil Aljabar DNA
kombinasi dari proposisi-proposisi disebut Aljabar DNA dapat didefinisikan
atom. sebagai cabang dari aljabar dengan
Definisi 2. (Rachmat, 2004: 33). Pada saat komponen utamanya adalah DNA, gates
memanipulasi atau mengombinasikan atom, DNA, dan interaksi keduanya (Ray, 2015:
digunakan operator logika atau operator 3). Masih mmenurut Ray (2015 : 3), struktur
sambung (connective operator) yang dasar aljabar DNA terdiri atas kode-kode
dilambangkan dengan symbol-simbol basa nitrogen yaitu C, T, A, G yang berperan
berikut. : ‘not‟, „tidak‟ atau „negasi‟; : sebagai signal-signal dan gates, dan dua
„and‟ , „dan‟ atau „ konjungsi‟; : „or‟ , pengombinasi yaitu komposisi paralel
„atau‟, atau „disjungsi‟; : „exclusive or’ ; dan populasi P*. Populasi tak hingga P*
: ‘implies’ , „maka‟, atau implikasi memiliki sifat . Setiap P terdiri
kondisional ; : ‘if only if (iff), „jika dan atas banyak himpunan solusi. Hal ini
hanya jika‟ atau bikondisional. memungkinkan lebih dari satu P yang
Definisi 3. (Munir, 2012 : 26 -29). Inferensi dibutuhkan dari suatu populasi. Signal-
adalah proses penarikan kesimpulan dari signal terdiri atas DNA tunggal
beberapa proposisi. Dalam kalkulus oligonukleotida (untai pendek). Misalnya
proposisi, terdapat sejumlah kaidah inferensi sebut x dan y. Signalx, y diambil dari
yang diuraikan sebagai berikut. himpunan terhitung
Modus Ponen. Kaidah modus ponen Definisi 4. Sintaks kombinatorial untai
didasarkan tautologi , Aljabar (Cardelli, 2009 : 3)
dalam hal ini dan adalah hipotesis,
sedangkan adalah konklusi atau simpulan. Penjelasan sintaks pada untai aljabar DNA
Kaidah modus ponen dapat ditulis sebagai
menurut Cardelli (2009 : 3) diuraikan
sebagai berikut.
X : Signal
0 : inert
Modus ponen menyatakan bahwa jika : Komposisi Pararel
hipotesis dan implikasi bernilai P* : Populasi Tak
benar, konklusi q benar terbatas
Modus Tollen. Kaidah modus tollen : Transducer gate
berdasarkan tautologi = : Fork Gate
yang ditulis sebagai
: Join gate

Pada aljabar untaian DNA, bagian


input dari gate adalah komplemen Watson-
Silogisme Hipotesis. Kaidah Silogisme Crick dengan untai signal yang bermiripan
hipotesis didasarkan tautologi
atau berhubungan (Ray, 2015 : 3).
yang ditulis
sebagai
Aplikasi Logika Matematika Pada Aljabar Untaian DNA 5
Dalam Proses Hibridisasi

Struktur Aljabar DNA adalah DNA heliks ganda atau DNA untai
Menurut Ray (2015 : 3), aljabar ganda (Ray, 2015: 4).
DNA memiliki tiga segmen yang Menurut Ray (2015:4), perpindahan
dinotasikan dengan huruf b,c,d yang DNA dapat diawali dengan melengkapi
merupakan kode-kode genetik basa nitrogen. segmen tunggal yang disebut sebagai
Komplemen Watson-Crick untuk untai ini tumpuan (toehold) dan selanjutnya
adalah ( . Ikatan DNA berlangsung proses migrasi cabang. Pada
dengan komplemennya disebut sekuens proses perpindahan DNA, setiap huruf
DNA ganda. Gambar 1 menunjukkan merepresentasikan DNA
sekuens DNA ganda yang dimaksudkan. oligonukleotida dan sekuens komplemennya
adalah . Sekuens DNA pendek
berhibridisasi reversibel (ikatan yang dapat
dibalik) dengan sekuens DNA
komplemennya. Sekuens DNA panjang
Gambar 1. Sekuens DNA Ganda berhibridisasi ireversibel (tidak dapat
dibalik). Panjang sebuah sekuens DNA yang
Secara umum, signal x dalam tepat bergantung pada kondisi fisik untai
aljabar DNA memiliki tiga segmen yaitu , DNA tersebut. Huruf yang berbeda
, dan . Segmen adalah signal history menunjukkan oligonukleotida yang tidak
yang berfungsi mengakumulasi sekuens berhibridisasi satu sama lain.
DNA pada proses hibridisasi sebelumnya. Menurut Ray (2015:5), dalam proses
Segmen bukan merupakan bagian dari perpindahan DNA, terjadi berbagai bentuk
signal identitas. Segmen adalah signal hibridisasi berikut.
binding, berfungsi untuk mengikat gate dan 1. Proses Hibridisasi Pertama.
segmen pijakan adalah signal toehold, Proses pertama menunjukan sekuens
berfungsi sebagai tumpuan untuk melakukan DNA ganda dicampur dengan sekuens
hibridisasi dan dapat melakukan reaksi DNA tunggal. Segmen oligonukleotida t
reversibel dengan gate (Ray, 2015 : 4). merupakan segmen xt yang memulai
Untai signal yang dimaksudkan, menurut pengikatan antara bagian sekuens DNA
Cardelli (2009 : 4) ditunjukkan pada ganda dengan input sekuens DNA
Gambar 2. tunggal. Setelah mengikat segmen
segmen bagian dari sekuens DNA
tunggal secara bertahap menggantikan
segmen dari bagian sekuens DNA
ganda melalui proses migrasi cabang.
Setelah ikatan sekuens DNA ganda
Gambar 2. Untai Signal
terbentuk sepenuhnya, segmen
Proses Perpindahan Untai DNA dilepaskan. Hibridisasi ini bersifat
Perpindahan untai DNA adalah ireversibel karena tidak terdapat segmen
proses satu atau lebih DNA prahibridisasi toehold ( untuk ikatan balik.
melengkapi sebagian atau seluruh DNA Representasi proses hibridisasi pertama
dengan berhibridisasi satu sama lain. ditunjukkan pada Gambar 3.
Migrasi cabang adalah proses sebagian
sekuens DNA dipasangkan untuk
melengkapi DNA dupleks. DNA dupleks
6 Sigma-Mu Vol.9 No.2 –September 2017

dari sebagian sekuens DNA


ganda melalui proses migrasi cabang.
Hibridisasi ini bersifat reversibel karena
Gambar 3. Representasi Proses mengikat segmen toehold yang dapat
Hibridisasi Pertama dibalik melalui proses migrasi cabang.
Representasi proses hibridisasi keempat
2. Proses Hibridisasi Kedua. ditunjukkan pada Gambar 6.
Proses kedua menunjukkan input sekuens
DNA tunggal ( yang merupakan
komplemen dari sebagian sekuens DNA Gambar 6. Representasi Proses
ganda. Dengan demikian, tanpa Hibridisasi Keempat
mengganti untai lain, sebagian sekuens
input berhibridisasi reversibel dengan Mekanisme Anihilator (pengenol)
rangkaian untai ganda). Representasi Dalam kasus Anihilator, gate G mengikat
proses hibridisasi kedua ditunjukkan sekuens untai signal x melalui proses
pada Gambar 4. migrasi cabang dengan segmen toehold
berada di bagian tengah untai DNA tunggal.
Reaksi ini tidak menghasilkan apapun (0).
Gate tersebut dapat disebut “ generic“
yang artinya kinerja gate tidak bergantung
Gambar 4. Representasi Proses
pada segmen . Mekanisme ini dapat
Hibridisasi Kedua
direpresentasikan dengan (Ray
3. Proses Hibridisasi Ketiga. K.S, 2015 : 6). Representasi mekanisme
Proses ketiga menunjukkan input sekuens anihilator ditunjukkan pada Gambar 7.
DNA tunggal dapat berhibridisasi dengan
sebagian sekuens DNA ganda sampai
titik tertentu kemudian beralih kembali
ke segmen toehold. Dengan demikian,
tidak ada perpindahan untai yang terjadi
dalam proses ini. Representasi proses
hibridisasi ketiga ditunjukkan pada
Gambar 5. Gambar 7. Mekanisme Anihilator

Mekanisme Perubahan Untai Aljabar


Gambar 5. Representasi Proses DNA
Hibridisasi Ketiga Mekanisme perubahan untai DNA
adalah gate x.y yang mengubah signal x
menjadi signal y. Gate tersebut bekerja
dengan dua proses hibridisasi, yaitu proses
4. Proses Hibridisasi Keempat. hibridisasi reversibel dan ireversibel. Untuk
Proses keempat menunjukkan pertukaran melakukan proses hibridisasi ini, terdapat
input segmen toehold, sekuens DNA dua struktur gate terpisah yaitu gate
tunggal menggantikan untai backbone ( dan gate trigger ( ). Pada
Aplikasi Logika Matematika Pada Aljabar Untaian DNA 7
Dalam Proses Hibridisasi

proses selanjutnya, yaitu proses hibridisasi Berdasarkan proses hibridisasi


reversibel, signal x berhibridisasi dengan tersebut, dapat ditentukan suatu formula
dan menggantikan signal y melalui yaitu dengan premis p
mekanisme perpindahan untai DNA. Reaksi adalah input signal x (domain x) dan premis
kedua yaitu reaksi bersifat ireversibel adalah jika domain x terbentuk, maka
karena gate “terkunci“ di untai mana pun dihasilkan signal y. Berikut dibuktikan
dengan menyerap signal x dan bahwa berlaku ( , dengan
menghasilkan signal y. Reaksi ini tidak membuktikan tautologinya.
menghasilkan signal baru (0). Mekanisme (
ini dapat direpresentasikan dengan implikasi
(Ray, 2015: 6) dan Gambar 8
hukum
menunjukkan mekanisme tersebut.
mmmmmmmmmmmmmmmdistributif

identitas
implikasi
De Morgan
Asosiatif
Identitas
De Morgan

Tautologi

Terbukti bahwa berlaku ( .


Berdasarkan proses hibridisasi pertama
dalam penulisan modus ponen, diperoleh

Gambar 8. Mekanisme Perubahan Untai


DNA
2. Proses hibridisasi kedua dari mekanisme
Berikut diuraikan representasi logika perubahan untai DNA ditunjukkan
inferensi pada mekanisme perubahan untai Gambar 10.
DNA (Ray, 2015:7).
1. Proses hibridisasi pertama yang terjadi
ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 10. Proses Hibridisasi Kedua


Perubahan Untai DNA

Berdasarkan proses hibridisasi


tersebut, dapat ditentukan suatu formula
Gambar 9. Proses Hibridisasi Pertama
Perubahan Untai DNA yaitu dengan premis q
adalah input signal y (domain y) dan premis
adalah Jika domain y terbentuk, maka
8 Sigma-Mu Vol.9 No.2 –September 2017

dihasilkan signal x. Dibuktikan bahwa SARAN


formula adalah valid Pada penelitian ini Aplikasi Logika
dengan membuktikan bahwa formula Matematika masih bersifat pembuktian
tersebut tautologi secara logika. konsep-konsep Aljabar. Untuk penelitian
( selanjutnya, disarankan untuk diaplikasikan
implikasi pada kajian tertentu misalnya pada bidang
hukum distributif kesehatan yaitu dalam mendiagnosis suatu
penyakit, mengukur status gizi seseorang,
identitas
implikasi atau sistem pakar di bidang Komputer.
De Morgan
Asosiatif
Identitas DAFTAR PUSTAKA
De Morgan Baeten .J.M. 2004. A Brief History of
Process Algebra. Division of Computer
Tautology Science, Technische Universiteit
Eindhoven: The Netherlands.
Terbukti berlaku bahwa .
Campbell N.A., Reece, J.B., Urry, L.A.,
Berdasarkan proses hibridisasi kedua dalam
Cain, M.L., Wasserman, S.A.,
penulisan modus ponen, diperoleh Minorsky, P.V., Jackson, R.B. 2008.
Biologi Edisi Kedelapan Jilid I.
Terjemahan oleh Damaring

Cardelli, Luca. 2009 . Strand Algebra for


DNA Computing . Microsoft Research:
Berdasarkan proses hibridisasi pertama dan Cambridge UK.
kedua, diperoleh
Chavez A, Munos de Chavez. 2003.
“Nutrigenomics in Public Health
Nutrition”, European Journal of
Clinical Nutrition. Vol . 57. (suppl.1)
97-100.

Dengan demikian, hasil hibridisasi pada Elrod, S. dan Stansfield, W. 2007. Schaum’s
untai DNA dapat ditunjukkan Gambar 11. Outlines: Genetika. Terjemahan oleh
Damaring Tyas W. Jakarta: Erlangga.

Marks, A.D., Smith, C., dan Liebermann, M.


2005. Basic Medical Biochemistry : A
Gambar 11. Hasil Proses Hibridisasi Clinical Approach. Lippinoott Williams
Perubahan Untai DNA and Wilkins.

Oliver S.G. dan Ward J.M. 1985. A


SIMPULAN Dictionary of Genetic Engineering.
Proses hibridisasi pada perubahan Cambridge University Press.
untai aljabar DNA dapat disederhanakan
dengan logika inferensi. Secara logika Ray, K.S. 2015. Logical Inference by DNA
matematika, telah dapat dibuktikan secara Strand Algebra. Indian Statistical
valid dan dengan pembacaan yang lebih Institute: India.
mudah.

Anda mungkin juga menyukai