Berbagai tradisi unik di Bali masih banyak berkembang lestari sampai sekarang
ini, seperti halnya Ngelawang, merupakan upacara ritual warisan leluhur dalam
kehidupan beragama yang patut dijaga kelestariannya. namun demikian tidak semua
desa melakukan tradisi ngelawang tersebut. Seperti di Kuta ataupun Ubud sebagai
objek wisata di Bali yang paling populer, masih melestarikan warisan budaya tersebut,
di mata wisatawan tentu ini menjadi tontonan unik. Barong yang biasa mereka saksikan
pementasanya di pura ataupun di kawasan Batubulan, kini mereka bisa jumpai di jalan-
jalan desa depan rumah penduduk.
Ngelawang Berasal dari kata "lawang" yang artinya pintu, mereka akan
berkeliling banjar / desa, menarikan barong bangkung tersebut dari rumah ke rumah
dengan tujuan penolak bala, mengusir roh-roh jahat agar kembali ke tempatnya,
mengusir wabah penyakit dan hal-hal lainnya berbau negatif , serta agar warga desa
diberikan keselamatan dan kerahayuan. Suatu tujuan mulia setelah merayakan
kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) saat Hari raya
Galungan sehingga warga bisa melakukan yadnya dengan baik di saat Hari Kuningan
tiba.
Pada setiap desa pakraman di Bali, tradisi Ngelawang mungkin tata cara
pelaksanannya berbeda, namun memiliki tujuan sama. Ada juga menggelar rirual
tersebut di saat wabah terjadi, walaupun tidak pada saat Galungan atau Kuningan,
semuanya sebgai simbol menghadirkan kekuatan suci Hyang Iswara untuk
menghilangkan penyakit yang menyengsarakan umat. Barong itu sendiri merupakan
lambang perwujudan Sang Banas Pati Raja, yang memotivasi manusia untuk
melindungi hutan, karena hutan sebagai penyangga air, jika hutan rusak, banjir terjadi
dan ini akan menimbulkan musibah dan wabah. Begitu mulai konsep-konsep dan
makna setiap tradisi tersebut, sehigga jika ini kita bisa terapkan dalam berkehidupan
sehari-hari, kita akan merasa damai dan sejahtera.