Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ESTETIKA

Nama : I Gede Narendra Jayashogi


NIM : 201708023

PROGRAM STUDI FOTOGRAFI


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2018
Tradisi Ngelawang

Berbagai tradisi unik di Bali masih banyak berkembang lestari sampai sekarang
ini, seperti halnya Ngelawang, merupakan upacara ritual warisan leluhur dalam
kehidupan beragama yang patut dijaga kelestariannya. namun demikian tidak semua
desa melakukan tradisi ngelawang tersebut. Seperti di Kuta ataupun Ubud sebagai
objek wisata di Bali yang paling populer, masih melestarikan warisan budaya tersebut,
di mata wisatawan tentu ini menjadi tontonan unik. Barong yang biasa mereka saksikan
pementasanya di pura ataupun di kawasan Batubulan, kini mereka bisa jumpai di jalan-
jalan desa depan rumah penduduk.

Tradisi Ngelawang sendiri merupakan ritual penolak bala bagi masyarakat


Hindu di Bali, dilaksanakan setiap 6 bulan sekali (210 hari) di antara Hari raya
Galungan dan Kuningan. Pelaksanannya melibatkan sekelompok orang terutama anak-
anak dan bahkan juga dewasa yang terdiri dari 8-15 orang, pesertanya terdiri dari dua
orang penari yang memakai seperangkat pakaian barong, biasanya wujud barong yang
digunakan menerupai wujud binatang dan paling populer dalam bentuk bangkung
(babi) sehingga disebut juga dengan nama Barong Bangkung, kemudian penabuh
gamelan dan peserta iring-iringan.

Ngelawang Berasal dari kata "lawang" yang artinya pintu, mereka akan
berkeliling banjar / desa, menarikan barong bangkung tersebut dari rumah ke rumah
dengan tujuan penolak bala, mengusir roh-roh jahat agar kembali ke tempatnya,
mengusir wabah penyakit dan hal-hal lainnya berbau negatif , serta agar warga desa
diberikan keselamatan dan kerahayuan. Suatu tujuan mulia setelah merayakan
kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan) saat Hari raya
Galungan sehingga warga bisa melakukan yadnya dengan baik di saat Hari Kuningan
tiba.

Pada setiap desa pakraman di Bali, tradisi Ngelawang mungkin tata cara
pelaksanannya berbeda, namun memiliki tujuan sama. Ada juga menggelar rirual
tersebut di saat wabah terjadi, walaupun tidak pada saat Galungan atau Kuningan,
semuanya sebgai simbol menghadirkan kekuatan suci Hyang Iswara untuk
menghilangkan penyakit yang menyengsarakan umat. Barong itu sendiri merupakan
lambang perwujudan Sang Banas Pati Raja, yang memotivasi manusia untuk
melindungi hutan, karena hutan sebagai penyangga air, jika hutan rusak, banjir terjadi
dan ini akan menimbulkan musibah dan wabah. Begitu mulai konsep-konsep dan
makna setiap tradisi tersebut, sehigga jika ini kita bisa terapkan dalam berkehidupan
sehari-hari, kita akan merasa damai dan sejahtera.

Penampilan barong bangkung dalam tradisi ngelawang sangat sederhana,


namun memiliki arti ritual yang kental, dan bahkan menjadi sebuah pertunjukan seni
juga, apalagi anak-anak mereka sangat menyukainya, menjadikannya sebagai tontonan
menarik. Bagi kaum dewasa bisa menjadi kesempatan yang baik, menghaturkan sesari
berupa sejumlah uang seiklasnya. Selain untuk ritual, juga tradisi berkesenian yang
patut kita lestarikan. Jika anda wisatawan dan ingin menyaksikan tari Barong (barong
ket) yang lebih kreatif dalam perjalanan wisata tour di Bali, anda bisa menyaksikannya
di kawasan Batubulan, Ubud, GWK dan juga Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai