Anti Mengkeret
Anti Mengkeret
JUDUL
Penyempurnaan Anti Mengkeret ( Anti Shrink ) pada Kain Kapas dengan resin
PVAC
II. MAKSUD
Memberikan efek anti mengkeret pada kain katun dalam upaya memperbaiki
stabilitas dimensinya.
Mempelajari pengaruh jumlah pemakaian resin BT 336 terhadap sifat anti
mengkeret.
a. Sifat Fisika
Kekuatan mulur
Terylene mempunyai kekuatan dan mulur dari 4,5 gram/denier dan 25% sampai
75 gram/denier dan 7,5 bergantung pada jenisnya. Sedangkan dacron
mempunyai kekuatan dan mulur dari 4,0 gram/denier dan 40% sampai 6,9
gram/denier dan 11%. Kekuatan dan mulur dalam keadaan basahnya sama
dengan dalam keadaan keringnya.
Elastisitas
Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehinga kain poliester tahan kusut.
Jika benang poliester ditarik dan kemudian dilepaskan pemulihan yang terjadi
dalam 1 menit adalah sebagai berikut;
Penarikan 2 % ……………….. pulih 97 %
Penarikan 4 % ……………….. pulih 90 %
Penarikan 8 % ……………….. pulih 80 %
Moisture regain
Dalam kondisi standar yaitu suhu 70oC dengan RH 65%, moisture regain
poliester hanya 0,4%. Sedangkan dalam kelembaban relatif 100%, moisture
regainya hanya 0,6 s/d 0,8 %.
Modulus
Poliester mempunyai modulus awal yang tiggi. Pada pembebanan 0,9 gram per
denier poliester hanya mulur 1%, dan pada pembebabanan 1,75 gram per denier
poliester hanya mulur 2%, sedangkan rayon asetat, dalam keadaan tersebut
sudah putus, modulus yang tinggi menyebabkan poliester pada tegangan kecil
didalam penggulungan tidak akan mulur.
Sensitifitas
Pada suhu 230 – 240oC dapat melunak dan pada suhu 255 – 260oC akan meleleh.
Poliester meskipun dapat dibakar, tetapi karena diikuti oleh pelelehan yang
kemudian akan terlepas jatuh, maka nyala api tidak akan menjalar, tetapi bila
dicampur dengan serat lain yang membantu pembakaran kain tersebut akan
terbakar. Poliester tahan terhadap serangga, jamur, bakteri, cuaca dan sinar
matahari. Poliester merupakan isolator yang baik, sedang proses bahan poliester
dapat menimbulkan elektrostatis.
Berat jenis
Berat jenis poliester 1,38 g/cm3.
Morfologi
Serat poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat. Seperti yang
nampak dibawah ini :
Sensitifitas
Serat poliester tahan asam lemah sampai suhu mendidih. Tahan asam
kuat dan dingin. Tahan basa lemah, tetapi kurangtahan basa kuat. Tahan zat
oksidator, alkohol, keton, sabun dan zat-zat untuk pencucian kimia.
Poliester meleleh diudara pada suhu 250oC dan tidak menguning pada
suhu tinggi. Seperti serat tekstil lainnya, poliester juga berkurang kekuatannya
terhadap penyinaran yang lama tetapi tahan sinarnya masih cukup baik
dibanding dengan serat lain. Di balik kaca tahan sinar poliester lebih baik dari
kebanyakan serat.
Sifat serat poliester adalah thermoplastis, dimana kekuatannya
berbanding terbalik dengan suhu, sedang perpanjangan sampai putusnya
berbanding lurus dengan kenaikan suhunya.
Penggelembungan
Serat poliester menggelembung dalam larutan 2% asam benzoat, asam
salisilat, fenol dan meta kresol dalam air, dispersi 0,5% mono-khloro benzoat,
para-dikhloro benzena, tetrahidro naftalena, metil benzoat dan metil salisilat,
dalam air, dispersi 0,3% ortofenildan parafenil dalam air
Mengkeret
V. Diagram Alir
VII. Resep
Resep penyempurnaan anti mengkeret
Resin PVAC = 80 g/L
Katalis = 10% dari resin
Resep pencucian
Teepol = 1 ml/L
Na2CO3 = 1 g/L
IX. Perhitungan
Kebutuhan larutan 150 ml
Na2CO3 (1gr/l)
Teepol (1ml/l)
Pembahasan
.
X. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum yaitu praktikum anti mengkeret
dengan variasi suhu curing. Pada awal pengerjaan disiapkan bahan terlebih dahulu,
kemudian kain dibasahi dicuci untuk mengetahui prosentase mengkeretnya, baik
arah pakan maupun arah lusi. Kemudian kain baru dikerjakan pada mesin
Sanforised dengan memberikan mengkeret sesuai dengan prosentase yang telah
diketahui tersebut diatas, dengan mengatur tebal tipisnya felt atau selimut.
Setelah itu kain direndam dengan resin anti-mengkeret (larutan PVAC) lalu kain
dipad dengan 70% WPU. Setelah itu kain yang telah di padd dilakukan
pengeringan, setelah pengeringan dikerjakan lalu dilanjut dengan pengeringan
Curing. Sesuai dengan variasi yang akan dilakukan yaitu variasi curing dengan
150oC dan 170oC. Setelah proses curing selesai dilakukan pengujian dan evaluasi.
Pengujian dan evaluasi yang telah dilakukan didapatkan hasil sebesar:
No Kain Sebelum pengujian anti- Hasil setelah
mengkeret anti-mengkeret
1 Kain 1 (150 oC) 10 cm 10 cm
2 Kain 2 (170 oC) 10 cm 10cm
Berdasarkan tabel data diatas, pada awal pengujian diukur kain pada semua sisi
yaitu sebesar 10cm, kemudian setelah pengujian anti mengkeret hasilnya tetap 10
cm . Ini menandakan bahwa tidak adanya perubahan pada kain anti mengkeret ini.
Maka dari itu variasi yang telah dilakukan yaitu variasi curing tidak merubah
apapun dari hasil prosesnya.
XI. Kesimpulan
Pada praktikum anti mengkeret ini digunakan resin PVAC sebesar 80g/l
Variasi curing tidak mempengaruhi hasil dari praktikum anti mengkeret.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh:
Kelompok 6
Nama :Dieta Fadhilah (16020071)
Arif Nursya’bani (16020085)
Nur Azizah Nasution (16020088)
Nasiha Khaerunnisa (16020096)
Yogi Aditya Pratama (160200115)
Gup : 3K3
Dosen : Sukirman,S.ST.,MIL.
Asisten : Khairul Umam, S.ST., MT.
Desiriana