Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PRAKTIKUM KOLOID

Disusun oleh :
1. Ameliawati Syerina
2. Fina Nurhidayani
3. Reshti Titaniya
4. Rinita
5. Suci Nur Budiyah
XII FARMASI C

SMK BAKTI INDONESIA KUNINGAN


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga Laporan hasil praktikum ini dapat
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dalam pembuatan
Laporan hasil praktikum ini dari berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
data dan fakta pada Laporan hasil praktikum ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan Laporan hasil praktikum ini yang telah kami
selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam
Laporan hasil praktikum ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.

Dengan menyelesaikan Laporan hasil praktikum ini kami mengharapkan banyak


manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya
Laporan hasil praktikum ini dapat bermanfaat.

Kuningan, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Percobaan ................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 2
1. Pengertian Koloid................................................................................. 2
2. Sifat koloid ........................................................................................... 2
3. Jenis Koloid.......................................................................................... 5
4. Manfaat Koloid .................................................................................... 6
BAB III PENELITIAN .................................................................................. 7
PRAKTIKUM KOLOID .............................................................................. 7
Alat dan Bahan : ................................................................................... 7
Hasil Pengamatan ................................................................................. : 10
Analisis Data/Pertanyaan : ................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 14
LAMPIRAN ....................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata
dalam medium zat lain.
Koloid merupakan bentuk yang dihasilkan dari perubahan campuran homogen
menjadi campuran heterogen. Dalam sistem koloid sendiri kita juga akan
mengenal sifat sifat koloid secara umum

B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan koloid?
- Apasaja sifat-sifat yang ada didalam koloid?
- Apasaja jenis-jenis koloid?
- Alat dan bahan apasaja yang dipakai dalam praktikum koloid?
- Bagaimana langkah – langkah dalam setiap percobaan?

C. Tujuan Percobaan
- Untuk mengetahui pH air sebelum dan sesudah dicampur bahan lain
- Untuk mengetahui reaksi sebelum dan sesudah dicampur bahan lain
- Untuk menambah wawasan siswa dalam materi koloid

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Koloid
koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata
dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase
terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut
medium pendispersi.

2. Sifat koloid
Koloid merupakan bentuk yang dihasilkan dari perubahan campuran homogen
menjadi campuran heterogen. Dalam sistem koloid sendiri kita juga akan
mengenal sifat sifat koloid secara umum. Setiap partikel yang dihasilkan dari
sistem koloid ini memiliki 7 sifat koloid yang terdiri dari:

Sifat Optik Koloid


Sifat optik koloid adalah sifat yang berhubungan dengan cahaya, dengan kata lain
sifat koloid ini dapat menghamburkan cahaya. Inilah yang sering kita sebut
dengan efek tyndall. Pada dasarnya efek tyndall dalam kehidupan sehari hari
dapat kita amati dan kita temui pada bioskop yang cenderung selalu mengepulkan
asap sehingga membuat cahaya pada proyektor menjadi lebih terang, sorot lampu
pada pemutar film terlihat sangat jelas, partikel debu akan terlihat jelas ketika
sinar matahari masuk melalui celah celah.

2
Ketika cahaya melewati sebuah medium yang mengandung partikel sekurang
kuranya 9 m membuat berkas cahaya tadi tidak dapat terdeteksi oleh medium
yang dilewatinya disebut dengan optically clear. Kehadiran partikel koloid pada
dasarnya akan menghamburkan sebagian cahaya yang ada, dan sebagian cahaya
yang tersisa akan diteruskan dengan intensitas yang relatif lebih rendah.

Sebenarnya efek tyndall dapat kita gunakan untuk mengamati berbagai partikel
partikel koloid dengan menggunakan mikroskop khusus. Hal ini disebabkan
karena intensitas pada hamburan cahaya tersebut tergantung juga pada ukuran
partikel. Maka dari itu kita dapat menggunakan efek tyndall untuk memperkirakan
berat suatu molekul koloid. Partikel partikel koloid yang cenderung memiliki
ukuran kecil ini berfungsi untuk menghamburkan cahaya yang diserta dengan
gelombang pendek. Sedangkan partikel partikel yang memiliki ukuran jauh lebih
besar cenderung akan menghamburkan cahaya dengan gelombang yang lebih
panjang.

Sifat Kinetik Koloid


Sifat koloid yang satu ini berhubungan dengan adanya gerakan atau pergerakan.
Sifat kinetik terbagi menjadi dua gerakan utama. Adapun gerakan tersebut adalah
gerakan yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi dan gerakan termal
(thermal). Partikel partikel koloid terus menerus bergerak dengan gerakan yang
terkesan zig zag dan patah patah. Gerakan inilah yang dikenal dengan gerakan
brown. Gerak brown sendiri terjadi akibat adanya tumbukan yang bersifat tidak
seimbang dari molekul molekul medium dengan partikel koloid itu sendiri.
Partikel partikel koloid ini cenderung mengendap karena adanya pengaruh gaya
gravitasi bumi. Hal ini juga sangat bergantung pada masa partikel terhadap
medium yang dimilikinya. Jika rapatan masa partikel koloid lebih besar dari
medium yang mendispersikannya maka partikel koloid tersebut akan mengendap.
Namun jika rapatan masanya lebih kecil akan mengalami pengapungan.

Partikel zat terlarut yang ada secara otomatis akan mendifusi larutan yang
memiliki tingkat konsentrasi tinggi menuju ke daerah yang memiliki tingkat

3
konsentrasi lebih rendah. Jika membicarakan difusi maka sangat erat kaitannya
dengan teori gerak brown. Hal ini dapat dianggap juga sebagai partikel partikel
koloid atau molekul molekul mendifusi yang diakibatkan adanya gerak brown
tadi. Butiran butiran koloid yang mengalami proses difusi akan sangat lambat
karena terpengaruh ukuran partikel yang cukup besar.

Sifat Fisika Koloid


Pada dasarnya setiap koloid memiliki sifat fisika yang berbeda beda antara satu
sama lain. Pada koloid hidrofil kita akan menemukan terjadinya hidrasi, hal ini
disebabkan karena sifat sifat fisik koloid hidrofil sangat berbeda jika kita
bandingkan dengan mediumnya. Kekentalan atau viskositasnya lebih besar dan
tegangan pada permukaan umumnya lebih kecil. Sedangkan pada koloid hidrofob
kita akan menemukan sifat sifat seperti tegangan, rapatan, dan viskositas
(kekentalan) yang hampir sama dengan medium yang mendispersikannya.

Sifat Listrik Koloid


Pada dasarnya partikel koloid memiliki muatan listrik. Muatan ini terletak di
permukaan dan diakibatkan oleh adanya ionisasi (penyerapan muatan). Apabila
partikel koloid bermuatan kita tempatkan pada sebuah medan listrik, maka
partikel tersebut secara otomatis akan bergerak menuju salah satu elektroda
(tergantung pada muatan elektroda tersebut). Proses inilah yang kita sebut dengan
elektroforesis.

Sifat Adsorpsi Koloid


Sifat adsorpsi koloid merupakan sebuah proses melekatnya zat diatas permukaan
padatan maupun cairan. Pada dasarnya partikel koloid memiliki kemampuan
untuk mengadsorpsi warna dengan mudah. Hal ini disebabkan karena partikel
koloid memiliki ukuran yang kecil sehingga permukaan partikel tersebut luaas dan
menyebabkan adanya adsorpsi dalam skala besar.

4
Sifat Koagulasi Koloid
Sifat koloid koagulasi merupakan keadaan dimana partikel koloid mengalami
penggumpalan. Sehingga stabilitas sistem sistem koloid ini menjadi hilang.
Penyebab terjadi sifat koloid yang terjadi pada sistem koloid ini akibat adanya
pengaruh pendinginan, pemanasan, pencampuran antar elektrolit, serta
elektroforensis yang terjadi dan berlangsung sedemikian lama. Contoh sistem
koloid yang dapat kita lihat jika meninjau sifat koagulasi adalah ketika kita
merebus telur, mendinginkan agar agar yang masih panas, serta menjernihkan air
sungai.

Sifat Pelindung Koloid


Dalam sistem koloid kita akan menemukan sifat pelindung, Sifat pelindung
muncul apabila dalam sebuah sistem koloid terdapat tambahan dari koloid
lainnya. Hal ini menghasilkan koloid yang stabil.
3. Jenis Koloid

Selain memiliki sifat, dalam sistem koloid kita akan mengenal jenis jenis koloid
berdasarkan fase zat dispersinya. Adapun 3 jenis koloid adalah sol, buih, dan
emulsi.
1. Sol sendiri merupakan fase terdispersi menjadi padat.
2. Buih merupakan fase terdispersi menjadi gas.

5
3. Emulsi adalah gase terdispersi menjadi cair.
Karakteristik Koloid
Dalam sistem koloid yang selanjutnya akan kita pelajari adalah karakteristik atau
ciri ciri koloid. Adapun karakteristik koloid adalah sebagai berikut:
1. Bersifat heterogen karena merupakan campuran.
2. Mengalami dispersi molekul.
3. Koloid tidak bisa disaring meskipun bersifat heterogen. Hal ini dapat kita
amati pada air laut yang asin karena mengandung garam, namun kita tidak
dapat memisahkan antara air dengan garam dengan menyaringnya.
4. Memiliki dimensi partikel kurang dari 1 nano meter. Untuk mengamatinya
kita memerlukan mikroskop khusus.
5. Sistem koloid menjadi stabil karena adanya gaya tarik menarik yang
akhirnya menyebabkan terjadinya agregat dan pengendapan.
4. Manfaat Koloid
Koloid umumnya banyak dimanfaatkan pada sektor industri karena pada
sistem koloid tidak melarutkan campuran secara homogen, memiliki
stabilitas yang tinggi, dan sulit rusak. Adapun pemanfaatan koloid di
bidang industri adalah sebagai berikut:
Industri Kosmetik
Pemanfaatan koloid untuk kepentingan kosmetik dapat kita lihat dari
munculnya produk shampoo, foundation, pembersih wajah, pelembab
badan, dan deodorant.
Industri Tekstil
Jenis koloid yang dipakai pada industri tekstil adalah sol yang notabennya
menyerap warna dengan sangat baik dan efektif.
Industri Farmasi
Munculnya obat obatan yang dibuat dalam jenis sol.
Industri Makanan dan Minuman
Munculnya makanan dan minuman seperti kecap, susu, mayonaise, saus,
mentega yang pada dasarnya dibuat dari bebagai macam koloid.

6
BAB III
PENELITIAN

PRAKTIKUM KOLOID
Judul: Percobaan I : Larutan. Koloid, dan Suspensi
Percobaan II : Efek Tyndall
Percobaan III : Pengolahan Air Bersih

Tujuan: Percobaan I : Mempelajari perbedaan dari ketiga bentuk campuran


tsb
Percobaan II : Mengamati perilaku koloid terhadap cahaya
Percobaan III : Melakukan pengolahan air skala kecil

Alat dan Bahan :


Percobaan I: - Gelas - Gula - NaOH
- Batang pengaduk - Terigu -Serbuk
belerang
- Saringan - Susu - Garam
- Corong - Urea - Detergen

Percobaan II: - Gelas - Larutan gula - Larutan Betadin


- Senter - Air sabun

Percobaan III : - Botol plastik besar - Air kotor - Pasir halus


- Pipa - Air jernih - Pasir kasar
- Batang pengaduk - Tawas - Kerikil kecil
- Gelas - Ijuk -Kerikil sedang
Cara Kerja :
Percobaan I : 1. Isilah 8 gelas masing-masing dengan kira-kira 50 mL akuades

7
2. Tambahkan : +/- 1 gram gula tebu ke dalam gelas ke-1
+/- 1 gram terigu ke dalam gelas ke-2
+/- 1 gram susu instan ke dalam gelas ke-3
+/- 1 gram urea ke dalam gelas ke-4
+/- 1 gram sabun/serbuk detergen ke dalam gelas
ke-5
+/- 1 gram serbuk belerang ke dalam gelas ke-6
+/- 1 gram garam ke dalam gelas ke-7
+/- 1 gram NaOH ke dalam gelas ke-8
3. Aduklah setiap campuran (batang pengaduk harus dibilas dan
dikeringkan lebih dahulu sebelum digunakan untuk mengaduk
isi gelas yang berbeda). Perhatikan dan catat apakah zat yg
”dilarutkan”
dapat larut atau tidak larut.
4. Diamkan campuran-campuran itu. Perhatikan dan catat apakah
Campuran stabil atau tidak stabil; bening atau keruh
5. Saringlah campuran pada setiap gelas masing-masing ke dalam
gelas yang bersih. Perhatikan dan catat, campuran manakah
yang meninggalkan residu; apakah hasil penyaringanbening
atau keruh.
Catatan : Corong harus dibilas dan dikeringkan sebelum digunakan
untuk campuran yang berbeda.

Percobaan II : 1. Siapkanlah 3 gelas yang bersih, kemudian isilah dengan


larutan-larutan berikut masing-masing setinggi kira-kira 5 cm
seperti berikut. a. Gelas 1 dengan larutan gula,
b. gelas 2 dengan larutan air sabun,,
c. gelas 3 dengan larutan Betadin
d. Catatlah warna dan keadaan larutan-larutan itu
(bening atau keruh)
2. Arahkan berkas cahaya lampu senter pada masing-masing gelas

8
satu per satu. Amati berkas cahaya dari samping dengan arah
yang tegak lurus. Catat pengamatan Anda.

Percobaan III : 1. Ambillah sebuah botol plastik kemudian buatlah saluran di


dasarnya.
2. Susunlah material berikut ke dalam botol, dari bawah ke atas
sebagai berikut
- kapas
- krikil sedang
- krikil kecil
- pasir kasar
- pasir halus
- ijuk
- pasir halus
- ijuk
- tawas
- air kotor
Catatan : Pasir sebaiknya dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
3. Tuangkan air bersih kira-kira 5 liter ke dalam alat penyaring
yang baru dirakit.
4. Siapkan kira-kira 5 liter air kotor dalam sebuah botol lain.
Ukur pH air itu dengan indikator universal. Kemudian
tambahkan tawas (alumuniun sulfat) kira-kira 500 mg, aduk
dengan cepat kira-kira 3 menit. Diamkan air yang sudah
dicampur tawas itu selama kira-kira 15 menit sehingga,
koagulan yang terbentuk mengendap.
5. Tuangkan secara perlahan-lahan air dari langkah 4 ke dalam
bak penyaring (endapan jangan ikut). Tampunglah air hasil
penyaringan. Ukur pH air bersih yang diperoleh.
6. Jika pH air dari langkah 6 lebih rendah dari 6.5, tambahkan
kapur,sehingga pH air berada sedkitar 7.

9
Hasil Pengamatan :

Percobaan I :
Sifat Campuran
Campuran
Serbuk
air dengan
Gula Terigu Susu Urea Sabun belerang Garam
Larut/Tidak larut tidak larut larut larut tidak Larut
Stabil/Tidak stabil tidak tidak stabil tidak tidak stabil
Bening/Keruh bening keruh keruh bening keruh bening bening
Meninggalkan Meninggalkan Meninggalkan Meninggalkan Meninggalkan
residu/tidak Tidak residu residu tidak residu residu tidak
Filtrat
bening/keruh bening keruh bening bening keruh bening bening

Percobaan II :
No Sifat Campuran Larutan gula Larutan Sabun Larutan Sulfur Larutan Larutan NaOH
Garam
1 Warna larutan / bening keruh bening bening bening
campuran
2 Bening/ Keruh? Bening Putih keruh bening Agak keruh Bening
3 Menghamburkan Menghamburkan menghamburkan menghamburkan meneruskan menghamburkan
/ Meneruskan
Cahaya

Percobaan III :
1. Volume air kotor yang digunakan : 500 ml
2. pH air kotor : 7
3. pH Setelah air kotor diaduk dengan tawas (aluminium sulfat) : 3
5. Volum air hasil penyaringan : 400 ml
4. Air hasil penyaringan : bening
6. pH air hasil penyaringan : 4

10
Analisis Data/Pertanyaan :
Percobaan I :
Campuran seperti gula dengan air tergolong larutan sejati atau
larutan; campuran terigu dengan air tergolong suspensi; sedangkan campuran susu
dengan air tergolong koloid.
1. Kelompokkanlah campuran urea denga air, sabun/detergen denga air, dan
belerang dengan air ke dalam larutan, suspensi atau koloid.
2. Sifat-sifat koloid dapat kita lihat pada Tabel 10.1. Manakah campuran
yang Anda pelajari yang tergolong sistem koloid?
3. Buatlah kesimpulan mengenai sistem koloid (apakah sistem koloid itu?).

Percobaan II :
1. Bagaimana sifat koloid terhadap cahaya? Apa yang dimaksud dengan efek
Tundall?
2. Apakah sistem koloid selalu keruh? Jelaskan.
3. Bagaimanakah membedakan larutan sejati dari sistem koloid?
4. Sebutkan beberapa contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tabung mana saja yang
memperlihatkan berkas cahaya (efek Tyndall)?
6. Buatlah kesimpulan mengenai efek Tyndall.

Percobaan III :
1. Jelaskan fungsi setiap bahan yang digunakan dalam percobaan ini,
khususnya pasir, tawas, (aluminium sulfat), dan kapur.
2. Jelaskan secara lebih rinci bagaimana aluminium sulfat dapat
menjernihkan air.
3. Dapatkah aluminium digantikan dengan besi (III) sulfat?
4. Tariklah kesimpulan dati percobaan ini.

11
Jawaban Pertanyaan :
Percobaan I :
1.
Larutan Suspensi Koloid
Gula Terigu Susu
Urea Belerang Detergen
Garam
NaOH
2. Yang termasuk sistem koloid yang dipelajari adalah campuran susu dan
campuran detergen
Percobaan II :
1. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut
tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid,
cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul
koloid yang cukup besar
2. Penampilan sistem koloid pada umumnya keruh, tetapi tidak selalu
begitu. Beberapa “larutan” koloid tampak bening dan sukar dibedakan
dari larutan sejati. Bandingkanlah larutan K2CrO4 dengan sol As2S3
atau larutan I2 dengan Fe(OH)3
3. Cara membedakan :
- larutan sejati bersifat homogen, koloid bersifat kurang
homogen
- larutan sejati jernih, koloid tidak jernih
- larutan sejati tidak mengendap, koloid sulit mengendap
- larutan sejati tidak dapat disaring, koloid dapat disaring

12
- larutan sejati meneruskan cahaya, koloid menghamburkan
cahaya
4. warna air susu yang keruh, penghamburan sinar sorot lampu mobil
ketika udara berkabut, dan langit pada siang hari berwarna biru dan
sore hari berwarna jingga.
5. Gelas yang berisi larutan detergen
Percobaan III
1.
1) Pasir : untuk mengurangi kandungan lumpur didalam air
2) Tawas : untuk mengendapkan kotoran
3) Ijuk : untuk menyaring kotoran
4) Kerikil :sebagai bahan penyaring dan membantu aerosi oksigen
5) Kapas : untuk menyaring kotoran

1. Tawas sebagai koagulan didalam pengolahan air sangat efektif untuk


mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid
maupun suspense
2. Bisa

13
BAB IV
KESIMPULAN

Percobaan I :
Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan
medium pendispersi dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid
tersebar merata (homogen) dalam medium pendispersinya.
1. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi
meliputi perbedaan jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid,
penyaringan dan kestabilan.
2. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown,
daya adsorpsi, bermuatan listrik, koagulasi dan koloid pelindung.
3. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi
dan metode dispersi.
4. Beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan untuk
menghilangkan partikel-partikel zat telarut yang tidak diinginkan
adalah dialisis, elektrodialisis dan menggunakan penyaring ultra
Percobaan II :
1) · Sistem koloid : bila dikenai seberkas cahaya, maka oleh sistem tersebut
akan dihamburkan
2). Larutan sejati : bila di kenai seberkas cahaya, maka oleh larutan tersebut
akan di teruskan.
PERCOBAAN III:
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber
kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Berbagai
penyakit juga disebabakan oleh pencemaran air, oleh karena itu dicari solusi
mengolah air untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi.
Ada banyak cara untuk mengolah air, diantaranya adalah :
1. Pembuatan bangunan intake (bangunan pengumpul air)
2. Pembuatan bak prasedimentasi
3. WTP (Water Treatment Plant), yang terdiri dari proses :

14
a. koagulasi
b. flokulasi
c. sedimentasi
d. filtrasi
e. desinfeksi.
4. Reservoir

15
LAMPIRAN
Percobaan I
Proses memasukan zat : Proses penyaringan :

Hasil penyaringan dan Ph Larutan gula dan air, terigu dan air, susu dengan air,
urea dengan air, sabun dengan air, sulfur dengan air, garam dengan air, NaOH
dengan air :
Percobaan II:
Hasil filtrasi dari larutan gula dan air, sulfur dan air, garam dan air, NaOH dan air:
Percobaan III:

Alat penjernih air

pH air sebelum diberi tawas pH air sesudah diberi tawas

Proses penyaringan air kotor Residu air kotor yang telah diberi
yang telah di beri tawas Tawas
Hasil penyaringan air dengan pH 4

Anda mungkin juga menyukai