LAPORAN MAGANG
ZULVIA AFIFAH
F1C114027
LAPORAN MAGANG
ZULVIA AFIFAH
F1C114027
Oleh:
ZULVIA AFIFAH
F1C114027
1996000000
Disetujui:
Pembimbing magang
Diketahui:
Dekan Ketua Jurusan MIPA
Fakultas Sains dan Teknologi
Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. Dr. Madyawati Latief, S.P. M.Si.
NIP. 196612311991021005 NIP. 197206241999032001
i
RIWAYAT HIDUP
ii
RINGKASAN
Magang merupakan salah satu kurikulum dari program studi Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi dan merupakan salah satu persyaratan
untuk mendapatkan gelar S1 dari program studi Kimia. Kegiatan magang ini
dilaksanakan di Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi,
pelaksanaan magang ini bertujuan untuk Menambah wawasan dan
pemahaman tentang instrumentasi yang dipergunakan dalam dunia kerja,
prinsip kerja, cara pengoperasian, serta kegunaannya. Memahami mekanisme
kerja, ruang lingkup kerja dan proses analisa sampel pengujian Balai Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi Mengetahui Cara Penentuan Kadar
Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos Mengtahui Kadar Natrium
Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos. Balai POM di Jambi merupakan Unit
pelaksana Teknis BPOM RI Sebagai UPT Balai POM di Jambi memiliki peran
penting sebagai perpanjangan tangan dari Badan POM dalam melaksanakan
kebijakan sebagai pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, keamanan
pangan dan bahan berbahaya. Pada saat pelaksaan magang dilakukan
Identifikasi dan Penentuan Kadar Bahan Tambahan Pangan Natrium Benzoat
Dan Kalium Sorbat Pada Saos dengan HPLC (High Performance Liquid
Cromatography) di Laboratorium Pangan Dan Bahan Berbahaya Balai Pengawas
Obat Dan Makanan di Jambi, dari pengujian yang telah dilakukan diketahui
waktu retensi sorbat yaitu 16.627 dan waktu retensi benzoat yaitu 11.966,
sehingga dapat diketahui kadar Benzoat yaitu sebesar 1048,3881 mg/kg,
dengan syaratnya yaitu 1 g/kg sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tidak
memenuhi syarat. Sedangkan kadar sorbat yang terdapat pada sampel yaitu
317, 2838792 mg/kg. syarat sorbat pada pada makanan yaitu 1 g/kg, sehingga
dapat disimpulkan untuk sorbat pada sampel memenuhi syarat.
iii
PRAKATA
iv
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan laporan ini.
Jambi, 2 Oktober 2017
Penulis
ZULVIA AFIFAH
NIM. F1C114027
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................................ 3
II. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 4
2.1. Tempat Magang..................................................................................... 4
2.2. Jadwal Waktu Magang .......................................................................... 4
2.3. Bidang atau Unit Kerja .......................................................................... 4
III. TINJAUAN UMUM ................................................................................. 6
3.1. Sejarah Balai Pengawas Obat Dan Makanan Di Jambi ........................... 6
3.2. Struktur Organisasi ............................................................................ 10
3.3. Kegiatan Umum Balai POM di Jambi ................................................... 12
IV. PELAKSANAAN MAGANG ........................................................................... 13
4.1. Topik Magang ..................................................................................... 13
4.2. Permasalahan Yang Dihadapi .............................................................. 18
4.3. Solusi Yang Ditawarkan ...................................................................... 18
V. PENUTUP ........................................................................................... 20
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 20
5.2. Saran.................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
LAMPIRAN .............................................................................................. 22
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Hasil Pengujian Kalium Sorbat Menggunakan Kromatograi Cair Kinerja
Tinggi ................................................................................................. 16
2. Hasil Pengujian Natrium Benzoat Menggunakan Kromatograi Cair
Kinerja Tinggi ..................................................................................... 17
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Struktur kimia Natrium Benzoat........................................................... 13
2. Kromatogram Buku Benzoat, Sorbat dan Sakarin ................................. 16
3. (a)Kromatogram Sampel Uji pengulangan1
(b)Kromatogram Uji Pengulangan 2 ....................................................... 17
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Dokumentasi ........................................................................................... 22
2. Perhitungan ............................................................................................ 24
3. Metode Pengujian .................................................................................... 25
ix
I. PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Kegiatan Magang ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Memahami mekanisme kerja, ruang lingkup kerja dan proses analisa
sampel pengujian Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi
2. Menambah wawasan dan pemahaman tentang instrumentasi yang
dipergunakan dalam dunia kerja, prinsip kerja, cara pengoperasian, serta
kegunaannya.
3. Mengetahui Cara Penentuan Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat
pada Saos
4. Mengtahui Kadar Natrium Benzoat, dan Kalium Sorbat pada Saos.
3
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam melaksanakan magang adalah
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tatacara pelaksanaan pemeriksaan secara
laboratorium/ atau pengujian dan penilaian mutu kosmetik, pangan dan
bahan berbahaya.
2. Mahasiswa dapat secara langsung menguji atau menganalisa obat dan
makanan yang akan dilakukan proses pengujian dengan parameter uji
yang ada di Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi.
3. Dengan mengenal suasana kerja di lingkungan laboratorium maka
mahasiswa telah terlatih untuk lebih mudah beradaptasi dengan dunia
kerja yang sebenarnya.
4. Menjalin hubungan kerja sama dari pihak Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Kimia Universitas Jambi dan Balai Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) di Jambi.
II. METODE PELAKSANAAN
4
5
6
7
Maklumat Pelayanan
Memberikan layanan terbaik, tidak diskriminatif, transparan, tepat
waktu, kepastian biaya, tanggap terhadap keluhan dengan tetap
mengutamakan perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang
beresiko terhadap kesehatan, dan siap menerima sanksi jika bekerja tidak
sesuai standar.
Kepala Balai
POM
Drs.H. Ujang
Supriatna, Apt.
SUB Bagian
Tata Usaha
Marhamah, SE
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
PFM=21
Masing-masing Seksi dan Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :
13
14
stabil, tanpa bau, berbentuk kristal putih, larut air dan etanol. Di dalam bahan
pangan, natrium benzoat akan terurai menjadi bentuk aktifnya yaitu asam
benzoat (DeMan, 1997).
Selain benzoat, sorbat juga sering digunakan sebagai pengawet, Sorbat
aktif pada pH diatas 6.5 dan keaktifannya menurun dengan meningkatnya pH.
Bentuk yang digunakan umumnya adalah garam Na – dan K – sorbat. Untuk
mengawetkan margarin, pekatan sari buah dan keju.
Dalam indsutri makanan pengawet merupakan BTP yang banyak
digunakan oleh produsen hal tersebut dikarenakan dengan pengawetan,
makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas
sangat menguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi
sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Salah satu produk makanan
yang sering disoroti oleh pihak Pengawas Obat dan makanan adalah jenis
produk makanan hasil olahan, salah satunya adalah saus tomat dan saus cabai
yang mengandung bahan pengawet.
Saus sambal adalah pelengkap makanan yang berbentuk cairan kental
yang umumnya berfungsi sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa
masakan. Pengertian lain dari saus adalah suatu produk cair atau kental yang
ditambahkan pada makanan ketika dihidangkan untuk meningkatkan
penampilan, aroma, dan rasa dari makanan tersebut (Ditjen POM, 1999). Saus
yang umum diperjual belikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus cabai.
Saus tomat adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah tomat.
Saus tomat dibuat dari campuran bubur buah tomat dan bumbu-bumbu,
berwarna merah sesuai dengan warna tomat yang digunakan. Saus tomat tidak
hanya dijual dalam kemasan botol yang terbuat dari kaca atau plastik tetapi
juga dikemas dalam plastik kantung dari polipropilene atau dalam bentuk
sachet. Saos merupakan penyedap makanan yang sangat digemari oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat. Saos tomat dan saus cabai banyak dikonsumsi
sebagai bahan pelengkap saat mengkonsumsi baso, mie pangsit atau mie ayam,
pizza, burger, maupun sebagai bahan tambahan pada nasi goreng dan masih
banyak manfaat dari saos dan saus cabai (Mulyanti, 2004).
Kandungan Bahan Pengawet yang tingggi pada beberapa produk
makanan olahan seperti pada saus dapat menimbulkan gejala kejangkejang
terus menerus, hiperaktif, penurunan berat badan dan dapat menyebabkan
kematian (Nurcahayani, 2005). Oleh karena itu maka perlu dilakukan
penentuan kadar Pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat pada soas
secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
15
Metode Pengujian
Larutan Uji. Untuk menentukan kadar Kalium sorbat, dan Natrium
benzoat dilakukan preparasi terhadap larutan uji terlebih dahulu. Preparasi
yang dilakukan yaitu; ditimbang lebih kurang 5 gram sampel, dimasukkan
kedalam labu tentukur 50 ml, selanjutnya diencerkan dengan menggunkan
metanol 60% sampai tanda, dimana metanol disini digunakan sebagai pelarut,
karena Kalium sorbat, dan Natrium benzoat bisa larut dalam metanol ataupun
juga air, kemudian larutan tersebut disaring menggunakan kertass saring,
kemudian dipipet 5 ml filtrat, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan
diencerkan dengan metanol sampai tanda, dan disaring dengan menggunakan
milipore.
Dari Kromatogram diatas diketahui waktu retensi benzoat yaitu 11, 867,
dengan luas area 984209, dan waktu retensi untuk sorbat yaitu 16,301 dengan
luas area 1150692. Sehingga dari kromatogram baku ini akan dijadikan sebagai
acuan untuk melihat benzoat, dan sorbat yang terdapat pada sampel.
(a) (b)
dimana uji kesesuain sistem ini bertujuan untuk melihat apa sistem atau
alat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik atau tidak, dimana
syarat dari UKS ini adalah nilai % RSD untuk waktu retensi <1 dan %RSD
untuk luas puncak yaitu <2, jika persyaratan %RSD telah terpenuhi maka
bisa pengujian bisa dilanjutkan dengan hasil yang lebih baik.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan magang yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Balai Pengawas Obat dan Makanan di Jambi terdiri dari beberapa sub
bagian, hal ini Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI No.14 Tahun
2014 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dilingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Sub bagian
tersebut adalah Seksi Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, Seksi Pengujian Pangan
dan Bahan Berbahaya, Seksi Pengujian Mikrobiologi, Seksi Pemeriksaan
dan Penyidikan, Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen,
SubBagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan fungsional.
2. Instrument yang digunakan selama praktek kerja lapangan yaitu HPLC
yang digunakan untuk identifikasi dan penetepan kadar dari suatu
senyawa/komponen yang terdapat pada obat dan makan. Dimana prinsip
kerja dari HPLC yaitu memisahkan molekul berdasarkan perbedaan
afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan
merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stationer).
3. Penetapan kadar Kalium sorbat, dan Natrium benzoat dilakukan dengan
menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, dengan cara larutan Uji
dan Larutan Baku disuntikkan kedalam vial yang berbeda dan dilakukan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
4. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui waktu retensi sorbat yaitu
16,627 dan waktu retensi benzoat yaitu 11,966, sehingga dapat diketahui
kadar Benzoat yaitu sebesar 1048,3881 mg/kg, dengan syaratnya yaitu 1
g/kg sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel tidak memenuhi syarat.
Sedangkan kadar sorbat yang terdapat pada sampel yaitu 317, 2838792
mg/kg. syarat sorbat pada pada makanan yaitu 1 g/kg, sehingga dapat
disimpulkan untuk sorbat pada sampel memenuhi syarat.
5.2. Saran
Diharap untuk penentuan kadar Benzoat dan Sorbat dapatt dilakukan
dengan menggunakan spektofotometer UV sehingga bisa diperoleh hasil yang
lebih baik lagi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bahan Tambahan Pangan. (food Additive). Ebook Pangan.
Badan POM. 2014. Laporan Tahunan. Jambi : Balai Besar/ Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
Cahyadi, Wisnu, 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta : BumiAksara.
Deman, M John, 1997, Kimia Makanan, Bandung : ITB.
Nurcahyani. 2005. Analisis Kadar Natrium Benzoat dan Jenis Zat Aditif Pewarna
Pada Saus Tidak Bermerk di Pasar Dinoyo Malang. [Skripsi]. FMIPA
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Siaka, 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat yangBeredar di
Wilayah KotaDenpasar, http://jurnal.pdii.lipi.go.id,diakses pada tanggal
8 Maret 2010.
Winarno, F. G. 1980. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
21
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
22
Sampel dimasukkan kedalam vial khusus untuk HPLC
23
Lampiran 2 Perhitungan
Diketahui :
a = -15627.671905
b = 63144.632081
51662-(-15627,671905 250
Kadar Natrium benzoat = X
63144,632081 2,01 gram
a = -34020,669989
b = 66966,870791
24
Lampiran 3 Metode Pengujian
1. Larutan Uji
Sampel Saos
Larutan Uji
2. Larutan Baku
Ditimbang 50 mg sampel
Dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml
Diencerkan dengan menggunakan metanol 60% sampai tanda
Dipipet berturut-turut 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0 ml kedalam
labu tentukur 50 ml untuk larutan baku seri
Diencerkan dengan metanol 60% sampai tanda
Larutan Baku
25