KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kemampuan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat
Hakikat kemampuan operasi penjumlahan dibagi menjadi beberapa sub
bahasan yaitu hakikat kemampuan, hakikat operasi penjumlahan dan
pengurangan, dan hakikat operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
a. Hakikat Kemampuan
Setiap anak mempunyai kemampuan untuk melakukan
sesuatu.Menurut Hasan (2005: 707) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kemampuan diambil dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup)
melakukan sesuatu. Pengertian kemampuan yaitu kesanggupan,
kecakapan, kekuatan.Chaplin (2002: 1) menyatakan bahwa “Ability
(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan.”
Selanjutnya menurut Desmita (2006: 257) “Ability (kemampuan/
kecakapan) suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk
menguasai keterampilan. “Menurut Makmun (2009: 54) ability
(kemampuan, kecakapan) dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu:
1) Kecakapan nyata atau aktual (actual ability), yang menunjukkan pada
aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji pada
saat itu juga karena merupakan hasil belajar yang bersangkutan dengan
cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya
(achievement, prestasi).
2) Kecakapan potensial (potential ability), yang menunjukkan pada aspek
kecakapan yang masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang
diperolehnya secara pembawaan kelahirannya yang mungkin dapat
7
8
b) Operasi Pengurangan
Menurut Fajariyah dan Triratnawati (2008: 33-37
37) operasi
pengurangan mencakup:
(1) Mengurangkan Tanpa Teknik Meminjam
Contoh: 584 – 62 = …
Cara bersusun pendek:
12
positif, ditulis {1, 2, 3 …} atau {+1, +2, +3, ….). Sedangkan { …., -3,
-2, -1) disebut himpunan bilangan bulat negatif.
Selanjutnya, Kamsiyati (2012: 81) berpendapat bahwa dalam
sistem bilangan cacah, operasi penjumlahan dan pembagian tidak
selalu memberi hasil. Misalnya, tidak ada bilangan cacah yang sama
dengan (2 - 5), maupun (5 : 7). Dengan kata lain sistem bilangan cacah
memiliki sistem tidak tertutup terhadap pengurangan dan pembagian.
Perlu perluasan bilangan cacah.Pada tahap pertama disebut bilangan
bulat. Misalnya, pada pengurangan (2 - 5) supaya ada hasilnya maka
bilangan terkurang ditambah 3 atau (2 – 5) = (-3). Maka himpunan
bilangan bulat yang diberi simbol B adalah {…., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,
….}.
Pengertian bilangan bulat menurut pendapat Mutijah dan
Novikasari (2009: 79) yaitu merupakan perluasan bilangan
cacah.Gabungan dari himpunan semua bilangan cacah dan himpunan
semua bilangan bulat negatif disebut semua bilangan bulat. Himpunan
semua bilangan bulat terdiri atas: 1) Bilangan bulat positif atau
bilangan asli, yaitu {1, 2, 3, 4, 5, ….}; 2) Bilangan bulat nol, yaitu 0;
dan 3) Bilangan bulat negatif, yaitu {-1, -2, -3, -4, ….}.
Menurut Mutijah dan Novikasari (2009: 78) tanda plus (+) biasanya
dihilangkan dalam menyatakan bilangan positif, sehingga untuk
menyatakan bilangan positif hanya dituliskan simbol bilangannya saja
(+3 sama artinya dengan 3). Namun tanda (-) pada bilangan negatif
harus tetap disertakan untuk membedakan antara bilangan positif dan
bilangan negatif.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif
atau bilangan asli, bilangan nol, dan lawan bilangan asli yang disebut
bilangan bulat negatif.
15
10
7
3
Langkah-langkah:
• Buatlah garis dari 0, tujuh satuan ke kanan.
• Dari 7, langkahkanlah maju tiga satuan.
18
2 -5
Langkah-langkah:
• Buat garis lengkung dari 0, tujuh satuan ke kanan.
• Dari 7, langkahkanlah maju lima satuan.
• Hasilnya lihat pada ujung anak panah terakhir, yaitu 2.
Jadi, 7 + (-5) = 2
(c) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif
Contoh: -5 + 4 = ...
-5
4 -1
Langkah-langkah:
• Buat garis lengkung dari 0, lima satuan ke kiri.
• Dari -5, langkahkanlah maju lima satuan.
• Hasilnya lihat pada ujung anak panah terakhir, yaitu -1.
Jadi, -5 + 4 = -1
19
-9
-4 -5
Langkah-langkah:
• Buat garis lengkung dari 0, lima satuan ke kiri.
• Dari -5, langkahkanlah maju empat satuan.
• Hasilnya lihat pada ujung anak panah terakhir, yaitu -9.
Jadi, (-5) + (-4) = -9
(2) Benda konkret
Menggunakan peragaan sebagai berikut:
Siswa menyediakan 10 kancing hitam dan 10 kancing
putih.Satu kancing hitam mewakili bilangan positif satu.Satu
kancing putih mewakili bilangan negatif satu.Jika satu kancing
hitam dipasangkan dengan satu kancing putih, maka nilainya 0
(nol).
Mewakili positif
Mewakili negatif
Contoh:
Penjumlahan Diwakili Hasil
(1) 5 + 4
=9
20
(2) 5 + (-4)
=1
(3) -5 + 4
= -1
(4) -5 + (-4)
= -9
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
9 6
-3
Langkah-langkah:
• Buatlah garis dari 0, enam satuan ke kanan.
• Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan, dan
anak panah arahnya sudah sesuai dengan jenis bilangan
keduanya, langkahkanlah mundur anak panah tersebut
sebanyak 9 langkah dari skala 6.
• Hasilnya dilihat pada pangkal anak panah terakhir, yaitu -3.
Jadi, 6 – 9 = -3.
(b) Mengurangi bilangan bulat positif dengan negatif
Contoh: 4 – (-6) = …
23
10
4 -6
Langkah-langkah:
• Buatlah garis dari 0, empat satuan ke kanan.
• Karena bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif,
maka pada skala 4 tersebut ujung panahnya harus dihadapkan
ke bilangan negatif.
• Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan,
langkahkanlah mundur anak panah tersebut sebanyak 6 langkah
dari skala 4.
• Hasilnya dilihat pada pangkal anak panah terakhir, yaitu 10.
Jadi, 4 – (-6) = 10.
(c) Mengurangi bilangan bulat negatif dengan positif
Contoh: -2 – 7 = …
-9
7 -2
Langkah-langkah:
• Buatlah garis dari 0, dua satuan ke kiri.
• Karena bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif,
maka pada skala -2 tersebut ujung panahnya harus dihadapkan
ke bilangan positif.
24
-9
-4
-5
Langkah-langkah:
• Buatlah garis dari 0, sembilan satuan ke kiri.
• Karena bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif,
maka pada skala -9 tersebut ujung panahnya harus dihadapkan
ke bilangan negatif.
• Karena operasi hitungnya berkenaan dengan pengurangan,
langkahkanlah mundur anak panah tersebut sebanyak 4 langkah
dari skala -9.
• Hasilnya dilihat pada pangkal anak panah terakhir, yaitu -5.
Jadi, -9 – (-4) = -5
25
=4
(2) -5 – 4
masukkan 4 kancing
hitam dan 4 kancing putih
=9
diambil
(3) 5 – (-4)
Masukkan 4 kancing
hitam dan 4 kancing putih
= -9
diambil
diambil
bahwa pada siklus I hasil rata-rata kelas 60, 5 dengan banyaknya siswa yang
mendapat nilai ≥ 65 sebesar 42,5%. Pada siklus II hasil rata-rata kelas 74, 37
dengan ketuntasan klasikalsebesar 85%.Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe RTE
Exchange.Perbedaannya adalah pada penelitian ini peneliti meningkatkan
pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Sedangkan
penelitian penulis yaitu untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
Mira Dwi Alfiani (2015). Peningkatan Keterampilan Menghitung Bilangan
Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada
Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mrisi Tahun Pelajaran 2014/ 2015.Skripsi.Fakultas
Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret Surakarta.Dari
penelitian ini diperoleh data bahwa pada siklus I hasil rata-rata kelas 66,44dengan
banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebesar 66,5%.Pada siklus II hasil
rata-rata kelas 72, 22dengan ketuntasan klasikalsebesar 75%.Pada siklus III hasil
rata-rata kelas 80, 16 dengan ketuntasan klasikal sebesar 78,5%. Persamaan
dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.Perbedaannya adalah pada penelitian ini peneliti
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray.Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan penulis menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum guru menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Rotating Trio Exchange, kemampuan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data kuantitatif yang
diperoleh peneliti pada tanggal 27 Februari 2016 dari SD Negeri IV Wonoboyo
Wonogiri, rata-rata nilai kemampuan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilanagn bulat pada tahun 2015/ 2016 tergolong masih rendah yaitu hanya
sebesar68,84 dengan KKM yang sebesar 80. Hal ini ditunjukkan dari 31 siswa
hanya 14 siswa (45%) yang nilainya mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal.
38