Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PROFESI

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERNEGOSIASI

Dosen Pengajar
Rusdaniar, S. T., M.Eng

Kelompok 3
Oleh:

1. DAYANG TRI MAWATI [ 3201602004 ]


2. SYAIPUDDIN [ 3201602006 ]
3. M. ARIFIN [ 3201602009 ]
4. THARIQ ERFAN AZIZ [ 3201602015 ]

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
APRIL 2019
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERNEGOSIASI

A. Pengertian Keterampilan Negoisasi


Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut
kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui
diskusi formal.
Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat
memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen
kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika
berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan
kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri
(manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik
bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh
lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja
. Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau suami, anak, orang tua, bos
kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari.
Negosiasi dapat berupa apa saja – gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis
mobil, biaya liburan keluarga, dan sebagainya. Negosiasi terjadi ketika kita melihat
bahwa orang lain memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan.

B. Keterampilan - Keterampilan Bernegoisasi


Berikut ini, adalah keterampilan-keterampilan dasar dalam bernegosiasi, bernegosiasi
dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting, diantaranya adalah keterampilan
seseorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Menurut
Hartman, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam ketrampilan
bernegosiasi (negotiation skills) antara lain.
1. Persiapan
Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa persiapan
yang baik,hasil yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua
belah pihak atau bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan
kekecewaan bagi kedua belah pihak.
2. Memulai Negosiasi
Bagaimana memulai bernegosiasi? Ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam memulai bernegosiasi,antara lain: memilih waktu yang tepat,
tempat yang tepat, pengaturan tempat duduk yang tepat, menciptakan suasana yang
positif dan santai, menetapkan agenda, meumusakn tawaran / posisi pembuka,
menghadapi konflik, berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterampilan
mendengarkan, peringatan, menciptakan kesepakatan dengan lebih cepat.
3. Strategi dan teknik Menurut kamus Webster
Strategi dapat mendefinisikan sebagai rencana atau metode yang teliti atau tipu
daya cerdik. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik lebih mengacu pada setiap
metode yng digunakan untuk mencapai tujuan,yaitu mencapai kesepakatan dalam
bernegosiasi. Baik strategi maupun taktik menuntut ketrampilan khusus dalam
bernegosiasi. Negosiasi yang sukses bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan
yang baik, tetapi juga implementsi yang baik dari sebuah negosiasi.
4. Kompromi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan kedua
belah pihak. Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan
kedua belah pihak dalam bernegosiasi. Dalam upaya menu kompromi, seseorang
negosiator rmenyajikan kerangka dasar atau garis besarnya terlebih dulu, kemudian
melangkah pada perbedaan kedua belah pihak secara lebih spesifik, dan akhirnya
disajikan pernyataan yang bersifat penilaian untuk mendukung posisi mereka sendiri.
5. Menghindari kesalahan taktis
Bagaimana seorang negosiator harus menghindari kesalahan taktis? Agar negosiasi
sukses, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dalam melakukan
negosiasi, antara lain: mengajukan permintaan awal yang tidak logis (permintaan
tinggi untuk penjual dan permintaan rendah untuk pembeli), membuat konsesi bebas,
memulai tanpa daftar penawaran, melakukan negosiasi terlalu cepat,bernegosiasi saat
terkejut,menghargai tawaran yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak
menuliskan hasil negosiasi, bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda,
dan memaksakan bernegosiasi.
C. Tujuan Negosiasi
Setiap kegiatan negosiasi pasti ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak yang
bernegosiasi. Adapun tujuan negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencapai suatu kesepakatan yang dianggap menguntungkan semua pihak.
2. Untuk menyelesaikan suatu masalah dan menemukan solusi dari masalah yang
tengah dihadapi pihak-pihak yang bernegosiasi.
3. Untuk mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang
bernegosiasi dimana semuanya mendapatkan manfaat (win-win solution).
Sebagai contoh, kegiatan negosiasi bisnis antara suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya sangat bermanfaat dalam mengembangkan pasar dimana tujuannya adalah untuk
meningkatkan angka penjualan. Contoh lain, proses negosiasi juga terjadi ketika
produsen dan konsumen melakukan tawar-menawar harga suatu produk untuk
menetapkan harga yang disepakati. Dengan adanya kegiatan negosiasi maka penjual dan
pembeli dapat menentukan harga yang dianggap setara dengan nilai suatu produk.

D. Manfaat Negosiasi
Setelah memahami pengertian negosiasi dan tujuannya, kita juga harus mengetahui
manfaat negosiasi. Adapun beberapa manfaat negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk
mencapai tujuan masing-masing.
2. Adanya saling pengertian antara masing-masing pihak yang bernegosiasi mengenai
kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi semua pihak.
3. Negosiasi bermanfaat bagi terciptanya suatu kesepakatan bersama yang saling
menguntungkan bagi semua pihak yang bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang bernegosiasi
sehingga jalinan kerjasama akan menghasilkan dampak yang lebih luas bagi banyak
orang.

E. Adapun Langkah - Langkah Benegoisasi


1. Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan
yang baik merupakan pondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal
tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan
negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah
menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus
jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa
tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar
atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita
dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan
melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah
sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam
pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental,
kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
2. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus
mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi
dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu
memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan
negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi
yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh
dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali
sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan
terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah
negosiasi:
a. Jangan memegang apapun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan
negosiasi.
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground,
yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan
bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa
kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.
3. Memulai proses negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan
(proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan
dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi
pokok negosiasi
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat
dan penuh percaya diri
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu
kesepakatan dengan mereka.
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar menawar dalam negosiasi, jangan
membuat hanya dua pilihan ya atau tidak
Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan
efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan
efektif memerlukan kebiasaan dan teknik- teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana
mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu
membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang
relaks namun penuh perhatian.
4. Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan
menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan
jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan
kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan
kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk
mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari
kedua belah pihak. Sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Sehingga penting
sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak
lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi
wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau
keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu
dan energi kita.

Anda mungkin juga menyukai