DOSEN PENGAMPU :
Drs. Ramli, MA
OLEH :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi
nikmat kesehatan serta kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Critical Book Report dari dua buku dengan materi berjudul “Akhlak”
dengan baik untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini serta mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
bersama.
Penulis
7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR
Buku teks pelajaran merupakan salah satu dari unsur sarana dan prasarana
dalam proses pendidikan dimana susunan dan penulisannya harus mengacu pada
tujuan awalnya yakni tujuan pendidikan nasional. Buku teks pelajaran yang
digunakan wajib yang memuat materi pelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan dan ketakwaan, kemampuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi,
budi pekerti juga kepribadian, serta kepekaan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan.
Banyak buku yang berisikan informasi atau materi yang berkaitan dengan
mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini. Setiap buku akan berisikan informasi
atau penyajian yang berbeda-beda seperti penggunaan bahasa yang berbeda,
bentuk tulisan, atau model yang berbeda seperti gambar-gambar, tabel, dan lain-
lain. Oleh karena itu, setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
Dalam kesempatan ini, saya sebagai mahasiswa yang memiliki kewajiban
mengerjakan salah satu tugas KKNI yaitu Critical Book Report , akan melakukan
kritikan terhadap dua buah buku dengan materi berjudul “Akhlak” .
1.2. TUJUAN PENULISAN CBR
Dari penjelasan pentingnya CBR di atas, kita dapat mengetahui tujuan dari
Critical Book Report ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara penyajian dari
sebuah buku, memahami isi buku, menemukan kelebihan dan kekurangan buku,
serta memberikan saran sebagai mahasiswa yang telah melakukan Critical Book
Report.
7
1. Jujur
Jujur dapat diartikan adanya kesesuaian/keselarasan antara apa yang
disampaikan/diucapkan dengan apa yang dilakukan/kenyataan yang ada.
Kejujuran juga memiliki arrti kecocokan dengan kenyataan atau fakta yang ada.
Lawan kata dari kejujuran adalah dusta, dimana dusta adalah apa yang diucapkan
dan diperbuat tidak sesuai dengan apa yang dibatinnya, dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Dusta juga dapat berarti tidak berkata sebenarnya, dan
menyembunyikan yang sebenarnya.
Di dalam Al-Quran, juga sangat dianjurkan untuk berbuat jujur sebagaimana
Firman Allah SWT yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang benar” (Q: At-
Taubah: 119). Berdasarkan Tafsir Ibnu Sa’di, maksud ayat ini adalah menjadikan
semua orang untuk jujur dalam ucapan mereka (tidak berbohong dengan alasan
apapun), dalam perbuatan dan segala keadaan (tidak berbohong dalam kondisi
apapun). Sehingga setiap orang menjadi ucapan/perkataannya jujur (sesuai
dengan batin dan fakta), perbuatan terbebas dari kemalasan, kebosanan sehingga
selamat dari hal-hal yang buruk, dan selalu berbuat dengan niat ikhlas dan baik.
Rasulullah juga bersabda mengenai pentingnya kejujuran sebagaimana
diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam ”Senantiasalah kalian jujur, karena
sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan kepada
surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur, akhirnya
ditulis Allah sebagai orang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena
kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke
neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga
akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”.
Ada tiga tingkatan kejujuran, yakni :
Pertama, jujur kepada diri sendiri. Dapat dimulai dengan jujur dalam niat
dan kehendak. Setiap keinginan pada diri sendiri harus didasarkan niat yang baik
dan mengharapkan ridho Allah. Jujur pada diri sendiri harus dimulai dari
mengenal diri sendiri, mengenal kelemahan, mengenal kelebihan, mengenal
kebutuhan, dan mengenal keinginan.
Kedua, jujur kepada sesama. Dapat dimulai untuk menyampaikan dan
berbuat sebagaimana mestinya, menyampaikan fakta dengan benar dan tidak
berbohong atau berdusta. Jujur terhadap sesama iini dapat dilakukan dengan
membuat pertaggungjawaban terhadap setiap tanggungjawab yang diberikan baik
itu wewenang atau tugas, uang, amanah/pesan, dan lain-lain.
Ketiga, jujur kepada Allah yang merupakan tingkatan jujur yang paliing
rendah. Jujur kepada Allah diwujudkan adanya rasa pengharapan, cinta dan
tawakal pada setiap niat, ucapan, dan perbuatan. Ikhlas dalam melakukan seluruh
kewajiban yang ditentukan Allah denngan haraoan mendapat ridho-Nya.
2. Percaya Diri
Pengertian percaya diri atau tawadhu adalah merendahkan hati atau diri
tanpa harus menghinakannya atau meremebkan harga diri sehingga orang lain
berani menghinanya dan menganggap ringan. Lawan sikap percaya diri adalah
Takabur, yaitu sikap merasa dirinya lebih tinggi, lebih mampu, dan lebih
sempurna daripada orang lain, sedangkan pada kenyataannya tidak.
Terkait dengan percaya diri dan tidak berbuat sombong, Allah SWT
berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong” (Q: An-Nahl: 23) dan “Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina” (Q: Al-Mu’min: 60.
Rasulullah bersabda (dalam Kanzul Unmal, Juz II, Hal. 25) yang artinya
“Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kamu semua
bertawadhu sehingga tidak ada yang sombong terhadap yang lainnya dan tidak
ada seorang menganiaya lainnya”, “Orang-orang yang sombong dan orang-
orang yang sewenang-wenang kepada orang lain, pada hari kiamat akan
dikumpulkan seperti butir-butir debu. Mereka diinjak-injak oleh para manusia,
disebabkan mereka hina di sisi Allah SWT”.
BAB III
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
BAB IV
IMPLIKASI
Teori-teori yang dipaparkan dalam menjelaskan materi “Akhlak”
merupakan teori yang relevan, berkaitan antara subbabnya yang cocok dijadikan
sebagai kepustakaan dan bisa dijadikan literatur bagi berbagai pihak seperti
mahasiswa, dosen, guru, dan lain-lain. Karena dengan buku ini dapat menjadi
penuntun dalam memajukan pengetahuan kita mengenai bagaimana
menumbuhkan akhlakul kharimah di dunia pendidikan Indonesia. Agar
pendidikan di Indonesia ini tidak hanya maju dalam bidang IPTEK saja, tetapi
juga dalam bidang keagamannya juga.
Buku utama dan buku pembanding didesain dengan secara detail
dilengkapi dengan pendapat ahli serta ayat-ayat dan hadist yang menjadi sumber
dasar materi yanng dipaparkan dalam kedua buku tersebut sehingga memudahkan
dalam mempelajari serta memahaminya.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan Critical Book Report terhadap kedua buku,
saya menyimpulkan bahwa kedua buku tersebut sama-sama memiliki kelebihan
dan kekurangan. Jadi menurut saya, kedua buku tersebut saling melengkapi dalam
penjelasan materi “Akhlak”, sehingga apa yang kurang pada buku utama dapat
dilengkapi oleh buku pembanding dan sebaliknya.
5.2. SARAN
Setelah melakukan Critical Book Review terhadap kedua buku di atas,
saya memberi rekomedasi terhadap kedua buku tersebut kepada pihak seperti
mahasiswa calon guru untuk dapat dijadikan referensi, karena kedua buku
tersebut sangat mendetail penjelasan mengenai akhlak, terutama pada buku
pembanding lebih mendetail karena buku ini lebih fokus kepada membangun
masyarakat Islam modern. Namun, saya mengharapkan kepada semua pihak agar
DAFTAR PUSTAKA
Husnel, Anwar Matondang. 2017. Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam Untuk
Perguruan Tinggi. Perdana Publishing: Medan
Srijanti, dkk.. 2006. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. Graha Ilmu:
Yogyakarta