Disusun Oleh :
Nama NPM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah AKHLAKUL KARIMAH
Dosen Pengampu : Fina Aulika Lestari,. M.pd
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena
tanpa Rhmat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai
tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fina Aulika Lestari.,Mpd dosen
pengampu Akhlakul Karimah yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data- data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang Akhlak kepada Allah dan Rasul.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………… 4
b. Rumusan Masalah…………………………………………….. 4
c. Tujuan Penulisan………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Akhlak……………………………………………… 5
b. Akhlak terhadap Allah…………………………………...….…. 6
c. Akhlak terhadap Rasulallah……………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA.…................................................................................. 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa komponen utama agama islam adalah
akidah, syari’ah, dan akhlak. Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi
Muhammad kepada Malaikat Jibril di depan para sahabatnya mengenai arti islam,
iman, dan ihsan yang ditanyakan Jibril kepada Beliau.
Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang dapat
menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau
buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’.
Segalanya perbuatan yang dilakukan manusia tidak terlepas dari konsep akhlak.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup akhlak sangat luas. Kata
akhlak memiliki kemiripan makna dengan etika, moral, sehingga makna akhlak sering
disamakan dengan etika, dan moral.
Ruang lingkup akhlak dalam pandangan syariat Islam sangat luas, Akhlak tidak
hanya membahas masalah etika pergaulan dan sopan santun saja, tetapi meliputi pola
pikir, selera.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
Penulisan ini bertujuan agar kita dapat lebih dekat dan mengenal dengan seksama
ayat atau surah yang terdapat pada Al-Quran.karena dengan pendekatan atau yang sering
disebut dengan munasabah itulah kita dapat mengetahui apa arti da nisi kandungan ayat
atau surah tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Secara etimologis atau dalam bahasa arab akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq
yaitu perilaku. Jadi akhlak adalah perilaku manusia secara umum. Dengan ini akhlak
atau perilaku itu bisa baik ataupun buruk. Kita bisa menyebut akhlak hasanah akhlak
yang baik. Kita juga sering menyebutnya dengan akhlak karimah (akhlak yang mulia)
kita mengatakan akhlaq sayyi'ah sama dengan akhlaq yang buruk atau perilaku yang
buruk. Islam adalah agama yang mengatur cara berperilaku manusia. Tanpa perilaku
yang baik manusia akan sangat berpotensi membuat kerusakan.
Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu,
ق أخ;;الyang mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”.
Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak adalah suatu sifat yang melekat
dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari situlah memunculkan perilaku yang
spontan, mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian akhlak sebagai
berikut :
1. Insting
2. Pembisaan
3. Lingkungan
4. Suara Hati atau Conscience
5. Kehendak
6. Pendidikan
5
B.AKHLAK TERHADAP ALLAH
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau
perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut diatas.
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada
Allah.
Pertama, karena Allah-lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia
dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk.
Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati, di samping anggota badan yang
kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam Surah an-nahl:78
َوُهّٰللا َاْخ َر َج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّم ٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّوَج َعَل َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َةۙ َلَعَّلُك ْم
َتْش ُك ُرْو َن
Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ilmu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS An-Nahl: 78).
Di samping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak
kepada Rasulullah, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya,
namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya,
sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik
kepada-Nya. Meskipun
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu
bersyukur. Akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan
dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat
telah melakukannya. Di sini akan dijelaskan akhlak kepada Rasul, di antaranya yaitu:
6
1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan
terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan
sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi
kebutuhan.
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah
mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan
kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman
Allah:
ُق ۡل ِاۡن َك اَن ٰا َب ٓاُؤُك ۡم َو َاۡب َن ٓاُؤُك ۡم َو ِاۡخ َو اُنُك ۡم َو َاۡز َو اُج ُك ۡم َو َع ِش ۡي َر ُتُك ۡم َو َاۡم َو اُل ۨ اۡق َتَر ۡف ُتُم ۡو َه ا َو ِتَج اَر ٌة َتۡخ َش ۡو َن َك َس اَدَها َو َم ٰس ِكُن
َتۡر َض ۡو َنَهۤا َاَح َّب ِاَلۡي ُك ۡم ِّم َن ِهّٰللا َو َرُس ۡو ِلٖه َو ِج َهاٍد ِفۡى َس ِبۡي ِلٖه َفَتَر َّبُص ۡو ا َح ّٰت ى َيۡا ِتَى ُهّٰللا ِبَاۡم ِرٖهؕ َوُهّٰللا اَل َيۡه ِد ى اۡل َقۡو َم اۡل ٰف ِس ِقۡي
Artinya:
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai
yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya
sebagai orang yang beriman.
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-
orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak
kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan
Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia.
َو َم ۤا َاۡر َس ۡل َنا ِم ۡن َّرُس ۡو ٍل ِااَّل ِلـُيـَطاَع ِبِاۡذ ِن ِهّٰللاؕ َو َلۡو َاَّنُهۡم ِاْذ َّظَلُم ۤۡو ا َاۡن ُفَس ُهۡم َج ٓاُء ۡو َك َفاۡس َتۡغ َفُر وا َهّٰللا َو اۡس َتۡغ َفَر َلـُهُم الَّرُس ۡو ُل َلَو َج ُدوا
َهّٰللا َتَّو اًبا َّرِح ۡي ًم ا
Artinya:
7
“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita’ati dengan seizin
Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS
An-Nisaa: 64) .
Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan
rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan
dan rahmat kepada Nabi.
Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan
Bershalawat kepadanya sepuluh kali. (HR. Ahmad) Manakala seseorang telah
menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan shalawat, maka
orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul sebagai orang yang paling utama
kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda: Sesungguhnya orang yang paling utama
kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak Bershalawat
kepadaku. (HR. Tirmidzi)
Kepada umatnya, Rasulullah tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau
wariskan adalah al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak
baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada al-Qur’an dan sunnah (hadits)
agar tidak sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku. (HR. Hakim)
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting
sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu komponen utama
agama islam adalah akhlak. Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan
akhlak jika dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan dan
timbul dengan sendirinya tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih
dahulu. Bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain:
Selain akhlak tehadap Allah, kita sebagai ummat Islam harus memiliki akhlak
kepada Rasulullaah. Akhlak terhadap Rasul, yaitu:
1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
2. Memuliakan Rasul
3. Mengikuti dan Mentaati Rasul
4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul
5. Menghidupkan Sunnah Rasul
B.SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan in
jauh dari sempurna minimal lata mengimplementankas tulisan ini. Masih banyak
kesalahan dan penulisan kelompok kami, kama kami manusia yang adalah tempat salah
dan dosa dalam hadits dan kami juga butuh / kritikan agar bisa menjadi motivan untuk
masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima
kash atas dosen pembimbing mata kuliah Akhlakul Karimah Ibu Fina Aulika Lestari
Yang telah memberi kami tugas kelompok demi diri kita sendiri dan untuk negara dan
bangsa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar, Prof. Dr. M.A.2008. Kuliah Akidah, Kuliah Akhla. Yogyakarta:Belukar.
Azmi,Muhammad.2006.Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Yogyakarta:Belukar.
Kahar, Masyhur 1985 Membina Moral Dan Akhlak Jakarta Kalam Mulia. Mth, Asmuni
1999. Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an Jakarta Kalam Mulia. Syamsuri, Drs H 2006.
Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 2 Kelas XI Jakarta:Erlangga. Manan, Abdul, DKK
2009 Lembar Kerja Siswa Pendidikan Agama Islam SMA Kelas XI.Surabaya:Cipta Sikan
Kenjtana.
10