Anda di halaman 1dari 13

URGENSI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN

ORGANISASI MODERN

Fabianus Fensi
fabianusfensi@gmail.com, 081315213917
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta

ABTRAK
Organiasasi modern membutuhkan model komunikasi yang partisipastif, yaitu
komunikasi memberi ruang bagi keterlibatan semua komponen organisasi. Hierarki
peran diperlukan, tetapi itu bertujuan memperlancar arus distribusi informasi dalam
organisasi. Lemahnya standar komunikasi organisasi sering menimbulkan konflik
tersendiri dalam sebuah organisasi. Konflik bisa terjadi antara anggota dengan
organisasi, antaranggota dalam organisasi, atau antara organisasi dengan anggota.
Karena itu diperlukan mekanisme penyelesaian konflik yang memenangkan
kepentingan bersama. Atasan dan bawahan adalah perangkat organisasi penyalur atau
aktor komunikasi dalam organisasi sehingga perjalanan roda organisasi berjalan
sesuai kesepakatan bersama dalam organisasi tersebut. Tidak ada konflik yang tidak
memiliki jalan keluar. Pentingnya bagi sebuah organisasi adalah melakukan negosiasi
egaliter untuk memenangkan kepentingan bersama sebagai visi dan misi organisasi.

Kata Kunci: Konflik, Komunikasi, Negosiasi, Organisasi,

ABSTRACT

Modern organization requires a participatory model of


communication, ie communication provides place for the involvement
of all organizational components. Role hierarchy is required, but it
aims to smoothen the flow of information distribution within the
organization. Weak standards of organizational communication often
cause conflict in an organization. Conflicts can occur between
members and organizations, between members within the
organization, or between organizations and members. Therefore,
conflict resolution mechanisms that win the common interest are
needed. Superiors and subordinates are the organizational devices of
the channeling or communications actors within the organization so
that the organization mechanism runs according to mutual
agreement within the organization. No conflicts have no way out. The
importance for an organization is to negotiate egalitarian to win the
common interest as the vision and mission of the organization.

Keywords: Conflict, Communication, Negotiatio, Organization .

PENDAHULUAN Secara sederhana organisasi dapat


dipahami sebagai suatu kumpulan (atau
sistem) individu yang bersama-sama, hanya bisa berjalan kalau organisasi
melalui suatu hirarki pangkat, peran, mampu mendefinisikan dirinya sebagai
dan pembagian kerja tertentu di antara
alat pencapaian tujuan bersama. Peran
elemen organisasi, yang pada akhir
tertentu individu dalam sebuah
mengarah kepada cita-cita bersama,
organisasi hanya berarti kalau dia
yaitu berusaha mencapai tujuan tertentu
mampu merepresentasikan diri dalam
(Stewart L. Tubbs – Silvia Moss, 2001,
kebersamaan dengan perangkat
hal 164).
fungsional hirarkis yang lain untuk
Definisi sederhana ini dengan
mencapai tujuan tertentu dalam sebuah
demikian menyiratkan tiga hal penting
organisasi.
yang dikandung dan dimiliki oleh sebuah
Dengan singkat bisa dikatakan
organisasi, yaitu: Pertama, organisasi
organisasi adalah media interaksi peran
sebagai wadah individu berkumpul.
individu yang terbagi secara hirarkis
Organisasi hanya mungkin kalau dua
dengan kesepakatan membangun tujuan
atau lebih orang berkumpul, tentu
tertentu dengan pola pembagian kerja,
dengan kepentingan tertentu dalam
peran, dan fungsi yang satu sama lain
pengembangan organisasi.
saling mengendalikan.
Kedua, organisasi memiliki hirarki
Konsep ini hanya bisa berjalan
pangkat dan pembagian kerja. Dalam
dengan efektif kalau komunikasi diberi
suatu perkumpulan wewenang dan
ruang yang cukup besar dalam sebuah
otoritas individu secara hirarkis disusun
organisasi, apalagi kalau organisasi
berdasarkan peran tertentu. Atau, tidak
tersebut dikategorikan secara fungsional
semua orang dapat mengendalikan satu
dalam hierarki modern. Kita
fungsi tertentu dalam organisasi
membutuhkan sebuah pola komunikasi
melainkan dibagi berdasarkan peran
organisasi yang efektif, yang menuntut
sesuai kompetensi yang disepakati.
adanya sirkulasi peran yang dimainkan
Distribusi peran tentu berdasarkan
oleh seluruh perangkat organisasi yang
standar fungsional yang disepakati
dibutuhkan. Apa itu?
bersama sehingga melahirkan pola
METODE
pembagian kerja yang memperlancar
Kajian ini merupakan sebuah analisis
arus perjalanan roda sebuah organisasi.
literatur. Seluruh pembahasan berpusat
Ketiga, organisasi dibentuk untuk
pada kajian bagaimana komunikasi
mencapai tujuan tertentu. Peleburan
organisasi, dijalankan, mulai
individu dalam peran yang berbeda
perencanaan organisasi, pelaksanaan penciptaan makna atas interaksi
prosedur organisasi, sampai pengawasan yang terjadi dalam keseluruhan
organisasi. Dipaparkan pula bahwa peran organisasi. Dalam hal ini
organisasi tidak mungkin menghindari komunikasi organisasi berperan
konflik, maka jalan negosiasi vital dalam menciptakan,
kepentingan diperlukan dalam sebuah memelihara, bahkan mengubah
organisasi. organisasi dan seluruh sistem

PEMBAHASAN kerjanya.
Hakekat Komunikasi Organisasi Lain lagi menurut
Littlejohn,Stephen W & Foss, Goldhaber. Dia mendefinisikan
Karen A berusaha komunikasi organisasi sebagai
mendefinisikan komunikasi proses penciptaan pesan dan
organisasi dalam dua perspektif saling menukarkan pesan
sekaligus, yaitu perspektif tersebut dalam satu jalinan
tradisional dan perspektif hubungan yang saling
interpretif. Komunikasi bergantung satu sama lain, dan
organisasi menurut perspektif dapat dipakai untuk mengatasi
tradisional adalah upaya-upaya lingkungan yang tidak pasti dan
penanganan pesan yang selalu berubah-ubah.
terkandung dalam batas-batas Sementara Zelko dan Dance

organisasional. Perspektif ini memahami komunikasi

menekankan komunikasi organisasi sebagai sistem yang

sebagai sarana/alat orang saling bergantung, baik antara

beradaptasi dengan lingkungan kondisi-kondisi internal maupun

organisasi tertentu. Dia kondisi eksternal. Komunikasi

memusatkan perhatian pada dalam kondisi internal

menerima, menafsir, dan mencakup semua jenis

bertindak sesuai dengan komunikasi bottom up, dari

konteks lingkungan sosial bawahan kepada atasan, atau

tertentu. komunikasi sesama karyawan


Sementara menurut dalam level/tingkat peran yang
perspektif intrepretif komunikasi sama.
organisasi adalah proses
Sedangkan komunikasi kultur tersebut lahir dari
dalam kondisi eksternal berbagai heterogenitas konsep,
mencakup semua jenis sikap, watak, etos, dan
komunikasi yang dibangun kebiasaan anggotanya.
organisasi terhadap semua Perbedaan kultur membutuhkan
lingkungan eksternal kerja dan, komunikasi sebagai sarana
atau organisasi lain adaptif sehingga organisasi
berhubungan dengan penjulan mampu merepresentasikan diri
atau distribusi hasil-hasil sebagai kesatuan utuh dari
produksi organisasi kepada berbagai kultur individu
mitra bisnis organisasi. anggotanya.
Ketiga definisi yang Ketiga, selain menukarkan
dipaparkan ini memuat makna/pesan komunikasi
beberapa terminologi penting organisasi juga menciptakan
dalam komunikasi organisasi pesan, artinya setiap individu
modern, yaitu: Pertama, pesan. anggota organisasi dalam level
Pesan diartikan sebagai muatan apapun menciptakan makna
makna yang dipertukarkan sendiri berdasarkan konsep diri
antarelemen organisasi. dan kebiasaannya. Konsep diri
Pertukaran makna dan kebiasaan saling
menghubungkan satu level dipertukarkan sehingga sebuah
peran dengan level peran yang organisasi mampu menampakan
lainnya sehingga terbangun alur satu konsep dan kebiasaan yang
distribusi manfaat dalam kita sebut budaya organisasi.
Keempat, organisasi tidak
keseluruhan tata kelola
saja berhubungan dengan
organisasi.
Kedua, alat adaptasi. anggota secara internal, tetapi
Individu dalam suatu organisasi juga secara eksternal dia
menyatu dalam visi bersama berkomunikasi dengan
organisasi dimana dia berada. organisasi lain di luar dirinya.
Ketika sebuah organisasi Sebagaimana komunikasi
membangun sebuah kultur, organisasi internal berperan
penting menjalankan roda Tujuan yang mau dicapai dalam
organisasi, komunikasi fungsi ini adalah memengaruhi
eksternal penting untuk anggota dalam organisasi. Hasil
membangun jaringan kemitraan yang diharapkan adalah
(partnership) antarorganisasi. koordinasi di antara anggota
Kemajuan sebuah organisasi
yang ada dalam organisasi.
tidak saja ditentukan oleh Kedua, fungsi relasional.
efektivitas komunikasi internal Anggota organisasi menciptakan
tetapi juga bagaimana dan mempertahankan bisnis dan
membangun strategi komunikasi hubungan personal dengan
efektif dengan mitra organisasi. anggota organisasi lain.
Komunikasi organisasi dengan Hubungan ini memengaruhi
demikian mencakup komunikasi kinerja anggota organisasi,
internal antaranggota organisasi dalamnya terkandung antara
juga komunikasi horizontal lain: kepuasan kerja anggota
dengan berbagai elemen organisasi, aliran komunikasi,
keorganisasian di luar dirinya. baik dari ke bawah ke atas,
Keduanya sangat menentukan maupun dari atas ke bawah para
keberhasilan sebuah organisasi. organisasi.
Ketiga, fungsi manajemen
Komunikasi dalam
ambigu atau tidak jelas. Pilihan
Perencanaan Organisasi
dalam organisasi sering dibuat
Conrad, seperti dikutip Stewart
dalam keadaan ambigu dan
L. Tubbs – Sylvia Moss,
tidak jelas. Tujuan organisasi
mengidentifikasikan tiga fungsi
yang tidak jelas. Berhadapan
komunikasi dalam sebuah
dengan situasi tidak pasti dan
organisasi, yaitu: Pertama,
tidak jelas tersebut komunikasi
fungsi perintah. Dalam fungsi ini
bisa menjadi alat untuk
anggota organisasi
mengatasi dan mengurangi
membicarakan, menerima,
ketidakjelasan tersebut. Setiap
menafsir, dan bertindak atas
anggota berbicara satu sama
suatu perintah, lewat
lain untuk membangun
pengarahan dan umpan balik.
lingkungan kerja kondusif dan mencapai tujuan yang
memahami situasi baru terjadi disepakati bersama.
Keempat, pelaksanaan/
dalam organisasi.
impelementasi program
Perencanaan Organisasi
organisasi. Pencapaian program
Standar perencanaan sebuah
kerja organisasi hanya bisa
organisasi sekurang-kurangnya
diukur dari bagaimana
bertolak dari empat elemen
mengimplementasikan berbagai
utama perencanaan yang
program kerja yang bisa
disepakati sebagai berikut:
digambarkan dalam sebuah
Pertama, menetapkan tujuan
matriks Key Perfomance
organisasi. Suatu organisasi
Indicators (KPI). KPI menjadi alat
mau dibawah ke mana? Target
ukur kuantitatif untuk menilai
yang mau dicapai. Menetapkan
seberapa jauh pelaksanaan
secara adekuat visi dan misi
program organisasi dijalankan
organisasi.
Kedua, upaya-upaya yang dengan konsistensi dan
dilakukan untuk mencapai terencana.
Kita harus mengatakan
tujuan organisasi. Di sini sudah
bahwa perencanaan merupakan
dibutuhkan aksi nyata pemetaan
penentu arah dan pedoman
berbagai aktivitas kreatif untuk
pencapaian tujuan sebuah
mencapai tujuan organisasi
organisasi modern. Kita bisa
yang diharapkan bersama.
Ketiga, pertimbangan atas mengidentifikasikan sekurang-
ketersediaan sumber daya. kurangnya ada tiga macam
Sumber daya meliputi sumber perencanaan organisasi yang
daya manusia yang bisa dilakukan, yaitu:
berhubungan dengan siapa perencanaan organisasi jangka
mengerjakan apa dan sumber pendek, perencanaan organisasi
non manusia yang berhubungan jangka menengah, dan
berbagai kemungkinan (situasi perencanaan organisasi yang
dan kondisi) yang bisa saja bersifat jangka panjang.
Apa pun model
dimanfaatkan organisasi untuk
perencanaan yang dilakukan,
diakui atau tidak diakui, peran kerja dalam organisasi sehingga
komunikasi sangat dibutuhkan, target bisa dicapai dengan lebih
terutama untuk mengelaborasi mudah.
keempat elemen utama
Komunikasi dalam
perencaaan organisasi di atas,
Pelaksanaan Prosedur
sehingga bisa menjangkau
Organisasi
semua level hirarkis peran dan Dalam tataran pelaksanaan
fungsi dalam suatu organisasi prosedur organisasi komunikasi
tersebut. diperlukan terutama
Sebagai contoh sebuah
berhubungan dengan upaya
organisasi pendidikan
memonitor pelaksanaan
menetapkan penerimaan siswa
program kerja organiasi.
baru pada tahun ajaran baru
Komunikasi diperlukan dalam
dengan menargetkan
dua kepentingan ini, yaitu:
penerimaan sekitar 1000 orang
Pertama, kepentingan
siswa. Seorang manajer
pengorganisasian prosedur.
pendidikan menetapkan target
Pengorganisasian prosedur
ini dan dikomunikasikan kepada
dimaksudkan untuk menentukan
semua level sehingga
jenis, jumlah, pengelompokan
pembagian kerja mulai
kegiatan, dan pendelegasian
dilakukan dari awal
wewenang.
perencanaan dibuat. Beberapa hal penting
Pertanyaan pokok yang
dalam pengorganisasian
harus dipertimbangkan dalam
prosedur organisasi, yaitu: (1)
mencapai target 1000 orang
penentuan kelompok kerja
siswa baru adalah kurang lebih:
berdasarkan bidang atau
Apa yang dilakukan untuk
keahlian anggota organisasi; (2)
mencapai target? Siapa yang
pemberian mandat kuasa
akan melakukan? Bagaimana
(delegasi wewenang) atasan
melakukannya? Pertanyaan
kepada bawahan; (3)
perencanaan ini mengisyaratkan
mengelompokan berbagai
adanya mekanisme pembagian
kegiatan yang sejenis atau antaranggota dalam organisasi.
berbeda jenis. Komunikasi dengan demikian
Kedua, memberi
memperjelas perintah,
pengarahan langsung
pengarahan, dan koordinasi
(directing/commanding). Upaya
atasan kepada bawahan
mengarahkan bawahan agar
sehingga tercipta suasana
bekerja sesuai dengan visi dan
kerjasama saling pengertian di
misi organisasi penting
antara keduanya. Model
dilakukan. Pengarahan dilakukan
komunikasi yang dilakukan bisa
melalui: (1) pemberian informasi
saja dilakukan secara formal
yang diperlukan berhubungan
maupun secara non formal.
permasalahan karyawan; (2) Komunikasi dalam
memberikan perintah supaya Pengendalian Organisasi
Berhasil/tidaknya suatu program
bawahan bisa melakukan
organisasi tidak saja diukur dari
sesuatu. Perintah dilakukan
seberapa realistis dan masuk
secara tertulis maupun tidak
akalnya perencanaan awal suatu
tertulis (lisan).
Ketiga, sistem koordinasi, program, atau seberapa kuat
dimaksukan untuk monitoring pada tingkat
menyelaraskan berbagai implementasi, tetapi juga diukur
kepentingan dalam organisasi dari seberapa kuat
sehingga tercapai tujuan pengendalian dilakukan atas
bersama yang diinginkan. berbagai sumber daya yang ada
Koordinasi bisa dipahami dan tersedia dalam organisasi.
Tindakan pengendalian
sebagai upaya organisasi untuk
atau kontrol tentu bertolak dari
mengelola berbagai perbedaan
logika perencanaan dan
sehingga tujuan bersama tetap
fleksibilitas monitoring.
menjadi prioritas melampaui
Pengendalian dimaksudkan
kepentingan dan interese
supaya perencanaan dan
pribadi anggota organisasi.
Ketiga poin ini tidak pelaksanaan program kerja
mungkin terjadi atau terlaksana dijalankan sesuai mekanisme
tanpa membangun komunikasi kesepakatan bersama dalam
organisasi. Pengendalian bisa pemilihan alternatif perbaikan,
pula dipahami sebagai alat atau dan penyempurnaan
instrumnen korektif atas pelaksanaan program organisasi
semua perencanaan dan selanjutnya.
Komunikasi menjadi
pelaksanaan program kerja
penting ketika pengendalian
organisasi.
Tindakan pengendalian program organisasi dijabarkan
program organisasi meliputi, secara rasional kepada setiap
antara lain: Pertama, anggota organisasi. Fungsi
penetapan standar yang komunikasi dalam pengendalian
digunakan dalam program program organisasi
organisasi. Standar itu, tentu dimaksudkan untuk menyatukan
dalam artian kualitatif maupun langkah strategis perbaikan
kuantitatif. Standar kualitatif atau penyempurnaan
biasanya berhubungan dengan pelaksanaan program bersama.
pendapat umum atau pendapat Komunikasi dipakai sebagai
pimpinan organisasi. Sementara sarana menyampaikan strategi
standar kuantitatif biasanya perbaikan atas persoalan yang
berhubungan atau dihubungkan dihadapi dalam semua level
dengan kalkulasi jam kerja, peran dalam organisasi sesuai
pendapatan, dan investasi. pembagian kerja yang telah
Kedua, membandingkan
disepakati.
pencapaian pelaksanaan
Negosiasi Internal & Antarorganisasi
program dengan target
Asumsinya, ketika kita berbicara
perencanaan sebelumnya.
tentang negosiasi, maka kita harus mulai
Apakah terdapat gap antara
juga berbicara tentang konflik. Sebab,
perencanaan awal program negosiasi muncul setelah adanya konflik.
dengan pencapaian yang Organisasi pun tidak luput dari konflik.
dihasilkan. Pada level mikro, konflik itu bisa saja
Ketiga, melakukan koreksi
terjadi antara individu dalam organisasi.
berdasarkan telaahan atas
Dan, pada level makro, konflik itu bisa
permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, analisa,
terjadi antara satu organisasi dengan (sudut pandang) yang berpengaruh
organisasi lainnya. terhadap pihak-pihak yang terlibat baik
Demikian halnya negosiasi.
pengaruh positif maupun pengaruh
Negosiasi bisa terjadi antara individu
negatif.
dengan organisasi, antarindividu dalam Jadi, konflik terjadi karena ada
organisasi, ataupun antarorganisasi interaksi (personal atau grup). Konflik
dengan anggota organisasi. Juga yang tidak tersolusi berpotensi
negosiasi bisa berlangsung membawa pengaruh negatif. Sebaliknya,
antarorganisasi dengan organisasi konflik bisa memberi pengaruh positif,
lainnya sebagai mitra. Peran negosiasi jika diupayakan negosiasi (conlict
dalam hal ini adalah untuk management) di tengah konflik itu.
“menjembatani”, bahkan meminimalisasi
Negosiasi
konflik itu sehingga dihasilkan sebuah Walton dan McKersie, mengartikan
relasi saling menguntungkan antarpihak negosiasi sebagai interaksi sengaja dua
yang berkonflik. atau lebih kompleks unit sosial yang
mencoba untuk menentukan atau
Konflik Organisasi
Konflik berasal dari bahasa Latin mendefinisikan persyaratan
‘confligo’, yang terdiri dari dua kata, ketergantungan mereka (dalam Journal
yakni ‘con’, yang berarti bersama-sama of Organizational Behavior, Vol.13,
dan ‘fligo’, yang berarti pemogokan, No.3, 1992). Selanjutnya, Kreitner dan
penghancuran atau peremukan. Kata ini Kinicki (2001) mendefinisikan negosiasi
diserap oleh bahasa Inggris (dalam, lebih simpel lagi sebagai “Give-and-take
Webster, 1974 : 213), menjadi ‘Conflict’ process between conflicting
yang berarti a fight, struggle, a interdependent parties”.
Kedua definisi ini memiliki satu
controversy, a quarrel, active
kalimat kunci, yang sama, yaitu “saling
opposition, hostility (pertarungan,
mendominasi dalam ketergantungan”.
perebutan kekuasaan, persengketaan,
Itulah sebabnya, mengapa orang
perselisihan, perlawanan yang aktif,
berusaha mencari strategi yang tepat
permusuhan).
Konflik organisasi menurut bagaimana memenangkan negosiasi.
Robbins (1996) adalah suatu proses Prinsipnya, tidak ada yang akan
interaksi yang terjadi akibat adanya dirugikan dalam suatu negosiasi.
ketidaksesuaian antara dua pendapat Namun, hakikat negosiasi ada solusi:
proses “give and take” atau ‘win win keuntungan satu pihak adalah kerugian
solution”. pihak lain.
Lewicki et al. (1999) mengatakan Tipe kedua, yaitu: integrative
model negosiasi mempunyai struktur negotiation, biasanya dipakai bisa
umum yang terbagi menjadi tiga fase, masalah yang dihadapi lebih mengarah
yaitu: (1) Fase awal, fase dimana kepada progressive win-win stragegy.
dimulainya sebuah inisiatif penyelesaian Dalam tipe negosiasi ini team-team
masalah (initiation); (2) Fase pemecahan negosiasi yang terlatih baik dapat
masalah, fase dimana telah timbul mencapai hasil yang memuaskan bagi
masalah maka harus ada langkah konkrit kedua belah pihak.
Keberhasilan integrative
menyelesaikan masalah tersebut
negotiation sangat tergantung kepada
(problem-solving); dan (3) Fase
kualitas dari informasi yang
resolusi, fase penyelesaian yang berakhir
dipertukarkan oleh dua pihak yang
pada pemilihan win win solution
bernegosiasi. Tindakan kebohongan,
(resolution).
Berridge (2002) mengadopsi hal menyembunyikan data-data kunci, dan
yang serupa dalam penyelesaian masalah taktik-taktik negosiasi yang tidak etis,
yang ia sebut sebagai three-stage model misalnya dapat merongrong
dari negosiasi, yang terdiri dari: pre- kepercayaan satu sama lain, yang
negosiasi (pre-negotiations), berada di berakibat pada gagalnya penyelesaian
meja negosiasi (around-the-table masalah melalui negosiasi.
Begitu juga dalam kasus negosiasi
negotiations) dan paket persetujuan
internal organisasi. Negosiasi internal
(packaging agreements).
Berdasarkan hal di atas maka organisasi adalah negosiasi yang terjadi
sebenarnya ada dua tipe negosiasi yang dalam lingkungan organisasi itu sendiri.
ideal, yaitu: distributive negotiation dan Negosiasi itu bisa terjadi antara sesama
integrative negotiation (Kreitner & anggota organisasi. Bisa pula negosiasi
Kinicki, 2001). Tipe pertama, yaitu terjadi antara bawahan dan atasan.
Negosiasi ini dibutuhkan mana
distributive negotiation biasanya
kala ada konflik horisontal antara
dipakai ketika yang dihadapi
sesama anggota atau konflik vertikal
menyangkut kepentingan yang sama dari
antara bawahan dan atasan. Untuk
pihak yang bernegosiasi, di mana
mengelola konflik vertikal dan
horisontal ini, maka dikenal dua teknik
dasar dalam negosiasi yaitu teknik memperjuangkan kepentingannya agar
distributif dan teknik integratif tetap merasa diuntungkan tanpa
negosiasi (Kreitner & Kinicki, 2001). merugikan pihak lain. Negosiasi model
Karaketr kedua negosiasi dilandasi oleh ini dikenal pula sebagai win-win
perilaku (behaviour) dari pelaku negotiation.
negosiasi itu sendiri.
KESIMPULAN
Komunikasi pada tingkat organisasi
Distribusi Negosiasi
Distribusi negosiasi dideskripsikan membutuhkan strategi khas yang
sebagai negosiasi antara dua pihak di melibatkan seluruh komponen
mana masing-masing pihak memiliki organisasi. Sebagai cara
fixed value yang saling dipersaingkan. mendistribusikan pesan agar merata
Setiap pihak akan bersaing untuk tersampaikan dalam sebuah tubuh
mendapatkan keuntungan lebih. Setiap organisasi komunikasi organisasi
keuntungan bagi satu pihak, merupakan membutuhkan penyesuaian yang ideal
kerugian bagi pihak lain. Jadi, jika dengan kultur yang berkembang dalam
kesepakatan tercapai, ada pihak yang organisasi tersebut. Kultur oranisasi
diuntungkan dan ada pihak yang menjadi tempat berkembangnya
dirugikan atau dikorbankan. Istilah zero komunikasi yang kondusif.
Komunikasi yang kondusif tentu
sum atau win-lose juga dapat digunakan
memiliki karakteristik menghindari
untuk menggambarkan model negosiasi
sejauh mungkin konflik yang bisa saja
jenis ini.
terjadi. Namun demikian, secara positif
Integrasi Negosiasi
kita juga bisa mengatakan konflik
Dalam integrasi negosiasi, pihak-pihak
organisasi dapat mematangkan proeses
yang terlibat akan bekerja sama untuk
komunikasi dan seluruh jaringan
mencapai keuntungan maksimal dengan
informasi di dalam sebuah organisasi.
mengintegrasikan kepentingan mereka.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa
Melalui kolaborasi dan pertukaran
konflik dalam organisasi pada tingkat
informasi, setiap pihak akan berupaya
tertentu dapat memberi pengaruh
untuk membentuk kesepakatan yang
positif, yang penting dilakukan lewat
mengakomodasi kepentingan dari semua
negosiasi yang saling menguntungkan.
pihak. Selain memadukan kepentingan,
Negosiasi yang menguntungkan
setiap pihak juga akan berusaha
kita sebut sebagai win win solution
hanya bisa terjadi kalau negosiasi dapat
menghasilkan kesepakatan yang adil
dalam menentukan prioritas organisasi,
yaitu membentuk kesepakatan yang
akomodatif. Kesepakatan yang
akomodatif menuntut adanya pihak yang
mengalah untuk kepentingan yang lebih
besar dan memenangkan kepentingan
bersama sebagai tujuan organisasi,
bukan kepentingan pribadi anggota
organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Kovacic, Branislav. 1994. New
Approaches to Organizational
Communication, State University
of New York Press, Albany
David, Keith & John W. Newstrom.
1985. Perilaku dalam Organisasi
(edisi 7), Erlangga, Jakarta.
Hidayati, Lina Nur, Komunikasi
Organisasi dan Manajemen
Konflik, dalam Jurnal Manajemen,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tubbs L, Stewart & Sylvia Moss. 2001.
Human Communication: Konteks-
konteks Komunikasi, Rosda,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai