Anda di halaman 1dari 8

UNOCAL CASE IN BURMA

REVIEW

Unocal merupakan perusahaan minyak Amerika Serikat yang berdiri pada tahun
1890, mulai tahun 1990 Unocal mencakup semua aspek dalam bisnis perminyakan. Mulai
dari pengeboran, marketing hingga penjualan secara retail. (Mereka memiliki 76 pom
bensin). Bahkan menurut sang CEO Roger C Beach banyak negara yang menyukai bekerja
dengan Unocal karena Unocal seperti “one stop shopping” dalam bisinis pengeboran minyak
dan gas. Ladang minyak Unocal yang sebagian besar terletak di Amerika, dengan semakin
menipisnya persediaan minyak yang bisa dieksplorasi didalam negeri Unocal mulai melirik
proyek-proyek ladang minyak diluar Amerika.

Burma memiliki ladang gas yang bernama “Yadana Field” berada dikedalaman 46
meter dibawah permukaan laut, ladang gas ini menyimpan 5 trilliun persedian gas alam yang
cukup untuk memproduksi gas selama 30 tahun.

MOGE (Myanmar oil and gas enterprise) adalah perusahaan minyak milik Burma
yang diberi kewenangan untuk mengeksplorasi Yadana. Bekerjasama dengan Total mereka
mengeksplorasi Yadana dan membangun pipa gas hingga Thailand yang merupakan
konsumen Gas Burma. Selama proses eksplorasi ini pemerintah Burma menyediakan
keamanan melalui tentara mereka untuk memastikan bahwa ladang eksplorasi tersebut bersih
dan aman dari segala gangguan. Proyek ini sangat menarik bagi Unocal. Burma menawarkan
3 hal menarik dalam hal ini :

1. Upah buruh di Burma yang murah dan sebagian besar terdidik


2. Burma adalah negara yang kaya akan gas dan masih banyak yang belom dieksplorasi
3. Burma merupakan jalan yang strategis untuk memasuki pasar Cina, India, dan
negara2 lain di Asia tenggara.

Sebelum menjalankan proyek ini Unocal melakukan riset mengenai kondisi sosial
budaya di Burma. Burma adalah negara miskin dengan populasi sebanyak 42 juta.
Pendapatan perkapita GDPnya $200-$300 dan inflasi yang mencapai 20%. Dengan angka
kehidupan yang memprihatinkan (95 meninggal dari 1000 kelahiran dan usia hidup laki-laki
berbanding perempuan 53:56). Proyek Yadana ini akan sangat membantu kondisi Burma.
Satu-satunya masalah yang dihadapi oleh Unocal adalah pemerintah Burma yang
diktator dengan mengandalkan militer mereka, bahkan untuk mempertahankan stabilitas
politik dan keamanan pemerintah menangkap menyiksa bahkan membunuh para aktivis dan
politikus opossan. Angka pelanggaran HAM di Burma sangat tinggi. Pada tahun 1988 Burma
mendirikan SLORC (State Law and Order Restoration Council) yang merupakan garda depan
dalam menjalakan kediktarannya. SLORC beranggotakan para petinggi senior militer Burma.
Departemen dalam negeri Amerika mengeluarkan pernyataan bahwa yang selama ini
dijalankan oleh pemerintah Burma dalam hal pelanggaran hak asasi manusia adalah hal yang
tidak bisa diterima. Perlakuan mereka terhadap para buruh yang sangat buruk, larangan
pemerintah terhadap hak berbicara, berorganisasi, dan berkumpul. Belum lagi pelanggaran
kemanusiaan yang mereka lakukan terhaddap sekelompok minoritas agama tertentu.

Untuk mengetahui situasi yang terjadi, Unocal menyewa badan konsultasi Control
Risk Group, dan mendapati bahwa pemerintah Burma melakukan pemaksaan terhadap buruh
mereka untuk melakukan pembangunan infrastruktur, kondisi ini memungkinkan bagi mereka
yang terlibat dalam proyek ini memiliki sedikit kebebasan dalam bermanuver. Dengan
mengesampingkan segala resiko Unocal memutuskan untuk berinvesatsi pada proyek ini.
Lagipula Unocal berpendapat bahwa cara “engagement” akan lebih efektif untuk mencapai
perubahan baik sosial maupun politik di negara dengan pemerintahan yang represif.
Berdasarkan pengalaman mereka selama 4 dekade di Asia mereka percaya bahwa cara ini
akan lebih efektif untuk menghidupkan perekonomian negara tersebut serta menciptakan
masyarakat yang lebih terbuka.

Pada tahun 1992 Unocal membayar 8,6 juta dollar kepada Total sebagai pembayaran
untuk bergabunbg dalam proyek ini. Unocal memiliki 28,26%, Total 31,24%,, thailand PPT
25,5%, MOGE 15%. Disepakati bahwa Total yang akan mengeksplorasi sumur-sumur dan
mengeksplorasi gas alam, sedangkan Unocal akan membangun pipa sepanjang 256 mil dari
yadana menuju Thailand. Sebagaian besar pipa itu akan melalui bawah laut namun pada 40
mil terakhir pembangunan pipa ini harus melalui daerah Karen dimana penduduknya
merupakan kelompok yang selalu menentang pemerintah, untuk pembangunan pipa ini
pemerintah burma harus membangun infrastruktur berupa jalan, base camp, helipad dan
kebutuhan lain dikawasan tersebut. Dimulai di tahun 1993 Unocal mulai mempersiapkan
pembangunan konstruksi untuk pipa hingga tahun 1996, dengan membangun jalan, camp,
rumah dan fasilitas lainnya. Mulai tahun 1996 Unocal mulai membangun konstruksi pipa dan
selesai pada tahun 1998.
Selama periode itu seperti dilaporkan lembaga Amnesti Internasional dan Human
Right Watch bahwa telah terjadi banyak pelanggaran hak asasi manusia dimana banyak
pekerja yang diapaksa untuk bekerja membangun infrastruktur tersebut. Ratusan warga Karen
dipaksa untuk membersihkan jalan yang akan dibangun pipa, dan juga diperbudak dalam
membangun proyek tersebut. Dan terlebih lagi para pegawai Unocal disana mengetahui hal
tersebut. Pada mei 1995 akhirnya lembaga-lembaga tersebut menemui eksekutif Unocal di
Los Angeles. Joel Robinson sebagai penanggung jawab proyek tersebut menolak untuk
meminta maaf karena merasa bahwa Unocal melalui MOGE telah membayar kepada militer
Burma untuk memberikan jaminan keamanan di setiap sektor dimana pipa ini dibangun. Tim
investigasi yang disewa Unocal pun menemukan hal yang sama, yaitu adanya pelanggaran
HAM, bahkan mereka dipaksa pindah tanpa ada kompensasi dan mereka dipaksa bekerja
membangun infrastruktur. Akhirnya pada tahun 2000, Yadana mulai beroperasi. Unocal
mengklaim bahwa selama proyek mereka telah menyediakan 7551 lapangan pekerjaan, dan
selama produksi akan mempekerjakan 587 warga Burma. Hingga 2004 proyek ini telah
mengirimkan 500-600 juta kubik gas per-hari ke Thailand. Hasil penjualan gas ini telah
menghasilkan pemasukan ratusan juta dollar untuk pemerintah Burma.

Unocal menyatakan selain investasi awal sebesar 8,6 juta dollar mereka total
mengeluarkan dana sebesar 230 juta dollar untuk proyek ini. Dan diperkirakan proyek ini
akan menelan biaya operational sebesar 10 juta dollar per tahun. Dengan perkiraan revenue
sebesar 75 juta dollar per tahun dengan kontrak selama 30 tahun Unocal diperkirakan akan
memperoleh keuntungan 2,2 milliar dollar.

Setelah berjalannya proyek ini Unocal mengklaim bahwa telah terjadi perkembangan
sosio ekonomi yang luar biasa. Proyek ini telah membawa manfaat besar bagi masyarakat
sekitar. Contohnya: angka kehidupan dimana 31 meninggal dari 1000 kelahiran dibandingkan
78 dari 1000 pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan pada 2002 menjadi 13 dari 1000
kelahiran. Klaim ini didukung oleh CDA (Collaborative fro Development Action), yang
merupakan lembaga independen yang didanai oleh beberapa negara eropa seperti Belanda,
Denmark, Canada, Germany serta world bank. Namun setelah dituntut oleh 2 pengadilan
Amerika yaitu pengadilan tinggi Amerika dan pengadilan negara bagian California setelah 15
rakyat Karen mengajukan gugatan. Pada 20 Desember 2004 Unocal menyatakan akan
membayar kompensasi kepada masyarakat Karen serta menyediakan dana untuk kegiatan
sosial untuk masyarakat disekitar pipa.
1. Assess wheter from ultilitarian, rights, justice and caring perspective, Unocal did the
right thing in deciding to invest in the pipeline and then in deciding to invest in the
pipeline and then in conducting the project as it did. In your view, and using your
utilitarian, rights, justice dan caring assessment, did Unocal do the right thing?
Assume there was no way to change the outcome of this case and that the outcome
was foreseen, was Unocal then justified in deciding to invest in the pipelines?
Berdasar kondisi tersebut, maka tindakan Unocal dalam membuat keputusan
untuk investasi dalam proyek “Yadana Field” yang berlangsung di Burma menjadi
problematika tersendiri ketika muncul pertanyaan tepat atau kurang tepatkah
keputusan Unocal tersebut bila ditilik berdasarkan konsep Utilitarian, right, justice,
dan caring assessment.
 Utilitarianism menurut Velasquez dalam bukunya Business Ethics, merupakan
suatu konsep yang memandang bahwa segala tindakan dan kebijakan yang
dijalankan berdasar pada manfaat serta biaya yang berdampak luas pada
pihak-pihak terkait. Konsep ini menurut kami cocok dengan apa yang telah
Unocal lakukan dalam proyek ini. Disamping Unocal sendiri mendapat profit
dari proyek ini, dia juga memberi keuntungan bagi masyarakat Burma yaitu
dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Burma. Adapun profit
yang diperoleh oleh Unocal selain dari segi nominal, juga mendapat
kemudahan mendapat tenaga kerja yang cukup berpendidikan dengan harga
yang murah. Begitu halnya bagi masyarakat Burma, tersedianya lapangan
kerja dan kesempatan kerja bagi mereka. Namun sayang manfaat ini hanya
dirasakan oleh sebagian masyarakat saja yaitu petinggi-petinggi negara,
masayarakat menengah keatas, dan masyarakat yang hidup di sekitar
pembangunan pipa. Bahkan di beberapa wilayah justru masyarakat dirugikan
karena pelanggaran HAM seperti pemaksaan bekerja, penggusuran, bahkan
pembunuhan.

 Rights menurut Velasquez merupakan hak kebebasan individu untuk memilih


dan mendapat kesejahteraan hidup. Kasus Unocal ini lagi-lagi menurut kami
bertentangan dengan perlindungan Hak Asasi Manusia dimana tindakan
pemerintahan Burma yang basically military dictator, memiliki SLORC (State
Law and Order Restoration Council) yang beranggotakan para petinggi senior
militer Burma sebagai garda depan pemerintahan. Hal ini terbukti dari adanya
upaya Unocal dalam menyewa badan konsultasi Control Risk Group untuk
“membaca” situasi yang terjadi saat proyek berjalan, dan ternyata didapati
bahwa pemerintah Burma melakukan pemaksaan terhadap forced labor untuk
melakukan pembangunan infrastruktur seperti Camp Base, jalan raya dan
sebagainya. Selain itu adanya pihak lain yang merasa dirugikan yaitu ada 15
orang masyarakat Karen, salah satu society di Burma yang mengajukan
tuntutan ke U.S Courts, bahwasannya ada anggota keluarga mereka yang
direlokasi paksa dan menjadi forced labor dalam proyek pipa tersebut.

 Justice menurut Velasquez merupakan pendistribusian keuntungan atau


manfaat dan beban secara adil diantara pihak terkait. Sementara dalam kasus
Yadana Field ini, jika ditilik dari sudut pandang masyarakat lokal, justice itu
tidak berlaku bagi mereka. Pemerintahan yang berbasis militer seperti Burma
lebih menggunakan cara-cara yang eksplosif, seperti larangan pemerintah
terhadap hak berbicara, berorganisasi, dan berkumpul, serta mengesampingkan
poin-poin demokrasi seperti hak bersuara maupun diskusi bagi warganya.
Selain itu juga adanya ketidakmerataan pendistribusian keuntungan proyek
bagi seluruh masyarakat Burma, hanya beberapa pihak seperti kalangan
menengah dan masyarakat sekitar pelaksanaan proyek.

 Caring assessment, Velasquez mendefinisikan ethic of care sebagai tindakan


etis yang berdasar pada batasan pantas tidaknya yang berlaku di lingkungan
sekitar kita. Tindakan Unocal dalam kasus ini menurut kami sangat bertolak
belakang, karena Unocal membiarkan tindakan-tindakan yang tidak
manusiawi seperti forced labor, berbuat semena-mena dengan memaksa
masyarakat untuk bekerja serta menggusur penghuni yang lahannya dilewati
jalur pipa tanpa adanya kompensasi.
2. In your view, is Unocal morally responsible for the injuries inflicted on some of the
Karen people? Explain.

Ya, mungkin kecelakaan yang terjadi pada masyarakat Karen tidak secara
langsung dilakukan oleh pihak Unocal. Tetapi apa yang terjadi pada masyarakat
Karen merupakan konsekuensi yang pasti terjadi dan sudah diketahui oleh pihak
Unocal. Seperti diketahui bahwa masyarakat Karen merupakan kelompok minoritas
yang secara aktif selalu melakukan perlawanan terhadap pemerintah militer Burma
yang represif. Ketika diketahui bahwa pembangunan pipa gas sepanjang 256 mil
menuju Thailand akan melintasi wilayah yang ditinggali masyrakat karen sepanjang
40 mil. Tentu saja sudah bisa diprediksikan bahwa akan terjadi perlawanan oleh
masyarakat Karen dan keterlibatan militer akan sangat besar dalam menangani 40 mil
terakhir pembangunan pipa ini. Terlebih lagi masyarakat Karen merupakan
masyarakat minoritas yang sering melakukan perlawanan terhadap pemerintah.

Tujuan dari Unocal memang untuk membangun pipa gas, sehingga membutuhkan
kondisi yang aman serta dibangunnya infrastruktur yang mendukung dikawasan
tersebut. Namun hal ini melahirkan konsekuensi akan ada bentrok antara militer
dengan masyrakat, penggusuran pemukiman penduduk, serta pemaksaan penduduk
untuk bekerja dalam proyek tersebut. Kondisi ini telah diketahui oleh pihak Unocal,
sehingga Unocal harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada masyarakat
Karen. Karena dapat dikatakan bahwa keputusan Unocal untuk tetap berinvestasi
meskipun sudah mengetahui terdapat gejolak politik di Burma yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran oleh militer terhadap masyarakat Karen.

Bila ditilik dari teori compensatory justice yang menjelaskan tentang terjadinya
pelanggaran hak oleh kesalahan yang dilakukan oleh pihak lain. Dalam hal ini Unocal
terhadap masyarakat Karen. Sehingga Unocal harus bertanggung jawab atas
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak militer Burma terhadap masyarakat
Karen.
3. Do you agree or disagree with Unocal’s view that “engagement” rather than
“isolation” is “the proper course to achieve social and political change in developing
countries with repressive governments.” Explain.

Kami tidak setuju dengan pandangan Unocal bahwa “engagement” lebih pas
untuk dikaitkan dengan perubahan kondisi sosial politik di negara tertindas seperti
Burma ketimbang “isolation”, karena pada awalnya Unocal menyatakan bahwa
engagement diharapkan dapat menjadi jalan bagi terciptanya Burma yang lebih
terbuka serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Burma dan juga
mengubah kondisi sosial dan politik masyarakat Burma.

Secara ekonomi memang proyek ini memberikan keuntungan ratusan juta dollar
untuk pemerintah Burma, namun keuntungan ini tidak menyentuh seluruh masyarakat
Burma, melainkan hanya beberapa masyarakat kelas menengah keatas dan masyarakat
yang tinggal disekitar pembangunan pipa ini yang mendapaatkan manfaat dari
pembangunan pipa ini. Namun, berbeda hal nya dengan kondisi perpolitikan Burma
yang tetap mengusung paham militer.

Pasca proyek ini pun pemerintah Burma tetap mengusung pandangan politik yang
diktator dan represif terhadap masyarakat, aktivis maupun lawan politikya. Jadi,
walaupun terdapat perubahan, dalam hal ini perbaikan, kondisi sosial masyarakat
Burma, seperti yang telah dibenarkan oleh CDA (Collaborative for Development
Action, Inc), NGO yang didanai oleh pemerintah Belanda, Denmark, Canada,
Germany, dan World Bank. Namun kondisi ini tidak terlalu berpengaruh ketika point
of view pemerintah Burma tetap sama. Masyarakat pun masih hidup dibawah tekanan
militer.
TUGAS
BUSINESS ETHICS
Chapter 2
Unocal Case in Burma

Oleh :
Dahniar Putri Sarasi
Muhammad Rizal S. A
Bilingual 58/A

Magister Manajemen UGM


2011

Anda mungkin juga menyukai