Anda di halaman 1dari 10

KASUS KORUPSI PROYEK HAMBALANG

NAMA KELOMPOK

1. DENY RAHMAT (2001008)


2. DINI SEPTIYANI (2001008)
3. PUJI LARASATI (2001047)
4. VINDA (2001042)
5. AHMAD SYAIFUL FIRDAUS (2001051)
6. NOLFISTA RISKY (2001052)
7. DEWI CANDRA (2001053)

UNIVERSITAS ANNUR PURWODADI

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah korupsi telah menjadi perbincangan yang sangat hangat di tengah-tengah
masyarakat, terutama bagi sebuah media massa baik lokal maupun nasional. Kata korupsi
mungkin menjadi tidak lagi asing bagi masyarakat di Indonesia, hampir setiap hari berita
mengenai kasus korupsi bergentayangan di media massa. Mulai dari kasus korupsi yang nilainya
ratusan juta hingga trilyun.
Menurut data Indonesia Corruption Watch (ICW), sepanjang periode 1 Januari hingga 31
Juli 2012. Penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian RI dan
Kejaksaan Agung telah menetap 597 orang sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Kasus
sepanjang semester pertama 2012 tersebut mencapai 285 kasus dengan potensi kerugian aset
negara yang ditimbulkan akibat korupsi sebesar Rp 1,22 triliun.
Kasus korupsi memang memiliki magnet yang sangat luar biasa bagi media massa dan
masyarakat. Banyak faktor yang membuat pemberitaan kasus korupsi laris manis di media
massa, antara lain mengenai banyaknya uang yang di korupsi hingga aktor atau pelaku yang
korup merupakan tokoh masyarakat. Namun ada kasus korupsi yang menghebohkan di Indonesia
di awal tahun ini yaitu kasus korupsi proyek Hambalang, karena melibatkan nama-nama tokoh
politik tenar seperti Andi Mallarangeng, dan Anas Urbaningrum.
Kasus korupsi proyek Hambalang sudah mulai bergulir sejak Agustus 2011 lalu. Pada
tanggal 1 Agustus KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang senilai Rp 2,5
triliun. Semuanya menjadi terbuka ketika Koordinator Anggaran Komisi X DPR RI yang juga
Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, ditangkap pada 8 Agustus 2011 di
Kolombia.
Nazar mulai membuka satu persatu berbagai aktifitas korupsi yang melibatkannya, salah
satunya korupsi pada proyek Hambalang yang ternyata juga melibatkan dedengkot-dedengkot
Partai Demokrat lainnya: Anas Urbaningrum, Andi Alfian Mallarangeng, dan Angelina Sondakh.
Namun keterangan dari Nazar langsung dibantah oleh Anas Urbaningrum yang saat itu
masih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Anas langsung membuat statment yang yang
menghebohkan masyarakat di Indonesia dengan mengatakan kepada masyarakat luas bahwa
dirinya siap di gantung di Monas jika dirinya terbukti korupsi satu rupiah saja.
Tidak berhenti di situ, nama-nama elite politik mulai bermunculan dan terseret kasus
proyek hambalang. Pada 3 Desember 2012, KPK menjadikan tersangka Andi Alfian
Mallarangeng dalam posisinya sebagai Menpora dan pengguna anggaran. Setelah Andi, nama
Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Arbaningrum masuk dalam pusaran korupsi Hambalang,
bahkan kini makin kencang di awal tahun ini. Pemberitaan menganai ketua umum Partai
Demokrat yang terlibat kasus korupsi proyek Hambalang ini selalu menghiasi wajah media di
Indonesia.
Apalagi setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 22 Februari 2013 lalu, berita mengenai
pimpinan partai penguasa saat ini pun langsung mejadi headline media di mana-mana. Anas
harus menelan ludahnya kembali dan siap digantung dimonas setelah KPK resmi menetapkannya
sebagai tersangka. Anas pun mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Demokrat pada
23 Februari 2013. Mundurnya Anas memang dampak dirinya berstatus menjadi tersangka pada
kasus korupsi proyek Hambalang. Tidak hanya Anas, Loyalis anas di berbagai daerahpun satu
persatu mulai mudur dari Partai Demokrat.
Dari uraian yang telah disampaikan, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana surat
kabar harian Kompas menyajikan fakta-fakta mengenai pemeberitaan kasus korupsi proyek
Hambalang yang melibatkan mantan ketua umum Partai Demokrat dengan mengambil judul
Pemberitaan Kasus Korupsi Proyek Hambalang pada Harian Kompas (Studi Analisis isi
Kuantitatif Tentang Kasus Korupsi Hambalang Yang Melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat
Pada Harian Kompas Edisi 1 Februari -31 Maret 2013).

Perumusan Masalah
Bedasarkan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan sebagai
berikut: "Bagaimana isi pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang yang melibatkan Mantan
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Harian Kompas edisi 1 Februari -31 Maret
2013?"
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui isi pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang yang melibatkan Mantan Ketua
Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Harian Kompas edisi 1 Februari -31 Maret
2013.
2. Untuk mengetahui sikap keperpihakan Harian Kompas dalam kasus korupsi proyek hambalang
yang melibatkan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

1. KASUS PROYEK HAMBALANG


Proyek Hambalang dimulai sekitar tahun 2003. Secara kronologis, proyek ini bermula
pada Oktober Tahun 2009. Saat itu Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olah Raga)
menilai perlu ada Pusat Pendidikan Latihan dan Sekolah Olah Raga pada tingkat nasional.
Oleh karenaitu, Kemenpora memandang perlu melanjutkan dan menyempurnakan
pembanugnan proyek pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga nasional di
Hambalang, Bogor. Selain itu jugauntuk mengimplementasikan UU Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Pada 30 Desember 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor
641/003.21.00910/BPT2010 yang berisi Izin Mendirikan Bangunan untuk Pusat Pembinaan
dan PengembanganPrestasi Olahraga Nasional atas nama Kemenpora di desa Hambalang,
Kecamatan Citeureup-Bogor. Atas keberlanjutan tersebut, maka Pembangunan Pusat
Pembinaan dan PengembanganPrestasi Olahraga Nasional mulai dilaksanakan tahun 2010 dan
direncanakan selesai tahun2012. Berdasarkan hasil perhitungan konsultan perencana, untuk
membangun semua fasilitasdan prasarana sesuai dengan master plan yang telah
disempurnakan, anggaran mencapai Rp1,75 triliun yang sudah termasuk bangunan sport
science, asrama atlet senior, lapanganmenembak, extreme sport, panggung terbuka, dan voli
pasir.
Kasus Hambalang adalah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak
pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari
AnasUrbaningrum komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI,
AndiMalarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain
sebagainya.Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktur dimana mereka merupakan
BUMN,yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang diduga men-subtenderkan sebagian
proyekkepada PT Dutasari Citralaras senilai 300M. KPK menyatakan, dalam penyelidikan
Hambalang ada dua hal yang menjadi konsentrasi pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan
pembangunan dan terkait dengan kepengurusan sertifikat tanah Hambalang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyatakan bahwa penyelidikan proyek
pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor mengalami peningkatan.
peningkatantersebut terlihat dari banyaknya informasi mengenai kasus itu yang masuk ke
KPK yang datangdari sejumlah orang yang pernah dimintai keterangan oleh lembaga anti
korupsi tersebutmengenai proses sertifikasi tanah Hambalang.
Kasus Hambalang ini pertama kali diungkapkan oleh terdakwa suap proyek
pembangunan wisma atlet, M Nazaruddin. Menurut mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat itu, Anas turut terlibat dalam proyek dengan melakukan serangkaian pertemuan
yangdihadiri Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto terkait sertifikasi
tanahHambalang. Bukan hanya itu, Nazaruddin juga menuding bahwa Menteri Pemuda
danOlahraga Andi Mallarangeng turut terlibat dalam proyek ini.
Kasus proyek hambalang merupakan kejahatan korupsi “berjamaah” yang terorganisasi.
Tahapan korupsi dilakukan sejak dalam penganggaran, lelang, hingga pelaksanaan kegiatan
pengadaan. Jamak diketahui bahwa setiap proyek infrastruktur yangdibiayai negara tidak
pernah luput dari prakti suap menyuap. Munculnya istilah fee atau uanglelah dikalangan DPR
memperkuat dugaan praktek ini terjadi.
Korupsi proyek Hambalang adalah korupsi terstruktur. Semua pihak uang
disebutkandidalam audit menjalankan peranannya masing-masing.
Penyiapan Lahan - Lelang - Pencairan Anggaran - Penetapan pemenang lelang
Dimulai dari penyiapan lahan untuk pembangunan, termasuk perizinan, persetujuanteknis
pengadaan (lelang dan kontrak tahun jamak), pencairan anggaran, hingga penetapan
pemenang lelang yang dilakukan diluar prosedur baku.
Korupsi secara bersama-sama dalam Proyek Hambalang menunjukan tipe korupsi
yangterorganisasi. Kelompok penguasa berkolaborasi dengan kepentingan bisnis
melakukankejahatan. Modus kejahatan korupsi semacam ini hanyalah modifikasi dan
replikasi kejahatankorupsi Orde Baru. Dari data diketahui tercatat total loss atau jumlah
kerugian negara dalamkasus mega proyek di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor mencapai Rp
463,66 Miliar.

2. PEMBAHASAN KASUS
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun
penjara, dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan
MenteriPemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana
korupsi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di
Hambalang,Bogor.
Menurut hakim ketua Haswandi terdakwa Andi Mallarangeng terbukti secara sah
danmeyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-samaDalam putusan
tersebut,hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah menyalahgunakan kewenangannya
sebagaiMenpora dalam pengurusan proyek Hambalang.Dimana sebagai Menpora, Andi
adalah pengguna anggaran sekaligus pemegang otoritas kekuasaan pengelolaan keuangan
negara diKemenpora serta memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan
anggaran.
Atas perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak lain,Proyek P3SON
telahmerugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar.Andi melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU
No 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
dengan UU No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.
Selain itu, Majelis Hakim menilai, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga,
AndiMallarangeng, telah memberi keleluasaan terhadap adiknya Choel Mallarangeng untuk
berhubungan dengan pejabat Kemenpora.Sehingga Choel ikut terlibat dalam pengurusan
proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON).
Dalam putusan juga disebutkan, bahwa Andi telah memberikan kemudahan akseskepada
Choel Mallarangeng di kantor Kemenpora.Kemudahan akses tersebut seperti
adanyaKeleluasaan bagi Choel untuk menggunakan ruang kerja Andi di lantai 10 gedung
Kemenporauntuk melakukan pertemuan dengan pejabat Kemenpora dan calon
pemenang.Majelis hakimPengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan
membengkaknya anggaran proyek pembangunan Hambalang, disebabkan oleh keinginan
Andi Mallarangeng untuk mengubahkonsep bangunan Majelis hakim mengatakan Andi
Mallarangeng telah memerintahkan Sesmenpora Wafid Muharam untuk melakukan
pemaparan proyek dengan desain master plan baru.
Kemudian dilakukan pertemuan membahas perombakan design baru seperti konsep
bangunan, luas tanah dan gedung, yang berlangsung di lantai 10 Gedung Kemenpora. Dalam
pertemuan tersebut dihadiri oleh Wafid, Deddy Kusdinar, Rio Wilarso, Lisa Lukitawati
Isa,Muhammad Arifin, Asep Wibowo dan Anggraeni Dewi Kusumastuti.Akibatnya, anggaran
proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus bertambah. Hingga tahun 2010,
anggarantersebut meningkat mencapai Rp 275 miliar. Namun, pada akhirnya anggaran
tersebutmembengkak drastis menjadi total Rp 2,5 triliun, sehingga negara mendapat kerugian
keuangannegara senilai Rp 464,391 miliar.

3. TERSANGKA KASUS PROYEK HAMBALANG


3 Desember 2012 KPK menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng dalam
posisinyasebagai Menpora dan pengguna anggaran.
Pada 2010-2011 mencairkan uang pembayaran kepada Kerja Sama Operasi (KSO) PT
AdhiKarya-PT Wijaya Karya senilai Rp 471 miliar.
Selain itu, KPK juga mencekal Zulkarnain Mallarangeng, adik Andi, dan M.
ArifTaufikurrahman, pejabat PT Adhi Karya.
5 Juli 2012 KPK menjadikan tersangka Dedi Kusnidar, Kepala Biro Keuangan
danRumahtangga Kemenpora. Dedi disangkakan menyalahgunakan wewenang sebagai
pejabat pembuat komitmen proyek.
22 Februari 2013 Anas Urbaningrum dijadikan sebagai tersangka. Anas diduga
menerimagratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan perannya dalam proyek
Hambalang.

1. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (Rp 2,2 miliar)-

2. Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso (Rp 28,8 miliar).-

3. Lisa Lukitawati. Sebagai Direktur dari CV Rifa Medika-

4. Andi Zulkarnain Anwar alias Andi Zulkarnain Mallarengeng alias Choel. Sebagai
PresidenDirektur PR FOX Indonesia.-

5. Mantan Ketua Komisi Olahraga DPR Mahyudin (Rp 500 juta).-

6. Anggota Badan Anggaran DPR Olly Dondokambey (Rp 2,5 miliar).-

7. Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto (Rp 3 miliar).-

8. Mantan Sekretaris Kementerian Olahraga Wafid Muharam (Rp 6,5 miliar).-

9. Muhammad Nazaruddin. Muhammad Nazaruddin dipilih sebagai anggota Banggar DPR


periode 2009-2014 dari Fraksi Partai Demokrat dan pada tahun 2010 diangkat
BendaharaUmum Partai Demokrat.-

10. Mantan Direktur Operasi Adhi Karya, Teuku Bagus M. Noor (Rp 4,5 miliar).-

11. M Arief Taufiqurahman (sebagai Manajer Pemasaran sekaligus Fasilitator dari


TeukuBagus Mokhamad Noor)-
12. Muhammad Tamzil (Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor dan M
AriefTaufiqurahman)-

13. Indrajaja Manopol ( Sebagai Direktor Operasi)-

14. Beberapa pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (Rp 135 juta).


Saat Menpora dijabat Andi Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi. Tender pun
dilakukan. Pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Anas
Urbaningrumdiduga mengatur pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin, Angelina
Sondakh, danteman dekat Anas, Mahfud Suroso. Masalah sertifikasi juga berhasil
diselesaikan.Pemenangan dua perusahaan BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari
Citralarasmenjadi subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63 miliar.
Perusahaanyang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas. Selain itu,
PT AdhiKarya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100 miliar. Setengah dana
itu. dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai Demokrat dan sisanya dibagi-
bagikanoleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora Andi Mallarangeng.
Selainitu, Anas juga mendapatkan gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.Dari
pihak subkontraktor :

1. PT Global Daya ManunggalMendapat kontrak pekerjaan struktur dan arsitektur asrama


junior dan gedung serbaguna senilai Rp 142,4 miliar. Perusahaan ini telah menerima
pembayaran Rp 60,2miliar. Dari Global dana mengalir ke:
 Mantan Menteri Olahraga Andi Alifian Mallarangeng (Rp 4 miliar dan US$550
ribu).
 Adik Menpora, Andi Zulkarnain Mallarangeng (Rp 4 miliar).
 Mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Olahraga Deddy Kusdinar (Rp250
juta)

2. PT Dutasari CitralarasMendapat kontrak pekerjaan mekanikal elektrikal dan


penyambungan listrik PLNsenilai Rp 328 miliar. Perusahaan ini telah mendapat
pembayaran Rp 170,3 miliar.Tidak disebutkan aliran dana dari perusahaan milik istri Anas
Urbaningrum, AthiyyahLaila ini.
Dalam kasus korupsi ini, faktor penyebab yang terkait dengan kasus ini dapat dilihat
dariGONE Theory, yaitu :
1. Greeds
Berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di dalam
dirisetiap orang.
2. Opportunities
Berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yangsedemikian
rupa sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukankecurangan.3.
3. Needs
berkaitan dengan fakto– faktor yang dibutuhkan oleh individu–individu
untukmenunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposure
Berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku
kecuranganapabila pelaku ditemukan melakukan kecurangan.

Dalam kasus ini melibatkan praktik penyuapan dan penyalahgunaan wewenang


yangdilakukan oeh Andi sebagai Kemenpora. Jenis tindak korupsi ini jelas hanya
untukmemperoleh keuntungan pribadi melalui penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan.
5. DAMPAK DARI KORUPSI PROYEK HAMBALANG
1. Dampak terhadap politik dan demokrasi
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Purnomo mengungkapkan, kerugian negara
senilai Rp 463,66 miliar dalam proyek Hambalang merupakan akibat dari gagalnya
pelaksanaan proyek yang semula sudah direncanakan tersebut. Kerugian negara terjadi
akibat perbuatan pihak-pihak tertentu yang dilakukan secara bersama-sama."Yang
dikenal dengan total loss yaitu kerugian yang diakibatkan oleh para pihak yang
dilakukan bersama-sama yang dikenal pasal 55, 57. Jadi ini jumlahnya yang mencapai
Rp 463,66 miliar," kata Hadi dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta,
Rabu (4/9/2013).Selaku Pimpinan BPK, Hadi menyerahkan perhitungan kerugian
negara kepada Ketua KPK Abraham Samad. Dia melanjutkan, kerugian negara dalam
proyek Hambalang senilai Rp 463,66 miliar ini merupakan semua uang yang
dikeluarkan Pemerintah untuk pembangunan konstruksi pusat pelatihan olahraga
Hambalang untuk periode 2010-2011."Itu semua total loss, semua uang yang
dikeluarkan pemerintah untuk hambalang dari kontrak Rp 1,2 triliun tapi baru yang
dikeluarkan itu Rp 471 miliar, tapi karena masih ada sisa Rp 8 miliar jadi Rp 463
miliar, semua termasuk pengadaan barang jasa. ini total loss, bukan partial loss,
kesemuanya kasus hambalang 2010-2011 kerugiannya 463,66 miliar semua kejadian
Hambalang," ungkap Hadi.Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan, hasil
perhitungan kerugian negara ini akan digunakan KPK sebagai bukti yang akurat untuk
membuktikan adanya tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara dalam
pengadaan proyek Hambalang. "Dengan ada laporan resmi BPK ke KPK, Insya Allah
saya pastikan ini jadi bukti sangat kongkrit, valid, akurat untuk membuktikan
Hambalang terjadi tipikor dan merugikan keuangan negara," ujar Abraham. Dia juga
mengungkapkan, dengan diterimanya hasil perhitungan kerugian negara ini, KPK akan
mempercepat penuntasan kasus Hambalang, termasuk penahanan tersangka.KPK
menetapkan tiga tersangka atas dugaan penyalahgunaan wewenang yang merugikan
keuangan negara dalam proyek Hambalang. Ketiganya adalah mantan Menteri
Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, Kepala Biro Keuangan dan Rumah
Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, serta mantan petinggi PT Adhi Karya Teuku
Bagus Muhammad Noor. KPK juga menetapkan mantan Ketua Umum Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Hanya saja, Anas dijerat dengan
tuduhan yang berbeda, yakni menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek
Hambalang.
2. Dampak kerusakan lingkungan
Permasalahan demi permasalahan yang mewarnai pembangunan proyek Pembangunan
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional Hambalang terus
terungkap. Setelah beberapa waktu lalu, permasalahan korupsi dalam pelaksanaan
proyek tersebut terungkap dan membawa sejumlah petinggi Partai Demokrat ke
pesakitan, kali ini permasalahan cacat administrasi dalam pembangunan proyek
tersebut juga mengemuka. Pramono Anung, Sekretaris Kabinet mengatakan, dalam
Rapat Terbatas tentang Proyek Hambalang yang digelar di Kantor Presiden Rabu
(30/3) sore diketahui bahwa proyek Hambalang tidak memiliki analisis mengenai
dampak lingkungan (Amdal). Bukan hanya itu saja, proyek tersebut juga menyalahi
izin mendirikan bangunan (IMB). IMB untuk Proyek Hambalang hanya diberikan tiga
lantai, tapi kenyataannya sekarang proyek tersebut sudah terbangun sampai enam
lantai. Pramono mengatakan, atas masalah itulah, Presiden Jokowi karena itu memilih
berhati- hati dalam menentukan nasib proyek tersebut "Prinsipnya masih ada yang
perlu dikaji dan dipelajari secara hati- hati," katanya. Presiden Joko Widodo Rabu
(30/3) ini mengundang BPK, BPKP, Jaksa Agung, kapolri untuk membahas kelanjutan
proyek Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional
Hambalang. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengatakan, ingin mendapatkan
gambaran secara menyeluruh baik dari sisi hukum, maupun teknis mengenai proyek
tersebut. Gambaran tersebut dia minta agar dia bisa mengambil keputusan tepat
mengenai kelanjutan proyek tersebut. "Proyek Hambalang ini adalah aset negara yang
perlu diselamatkan," katanya.
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumusan masalah, yakni bagaimana isi
pemeberitaan kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan Anas Urbaningrum pada
surat kabar harian Kompas periode 1 Februari 2013 hingga 31 Maret 2013 Isi
pemberitaan dalam kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan Mantan Ketua
Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada memiliki kecenderungan bersikap
obyektif. Hal ini di tunjukan dengan banyaknya berita yang muncul di surat tidak
menyudutkan salah satu pihak yang sedang bertikai. Seperti halnya salah satu fungsi atau
tujuan dari sebuah media, bahwa media itu harus obyektif dan menjadi alat kontrol
penguasa. Surat kabar media terus memantau dan mengawal kasus tersebut dengan tidak
memihak salah satu pihak
2. SARAN
1. Berita-berita kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan Mantan Ketua
Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memiliki nilai berita yang tinggi.
Penempatan berita kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan Anas
Urbaningrum periode 1 Februari hingga 31 Maret 2013 lebih sering dibagian dalam.
Karena memiliki nilai berita tinggi
2. karena kasus korupsi sudah menjadi momok bagi bangsa ini, maka media sekaliber
surat kabar harian Kompas wajib membantu pemberantasannya dengan menampilkan
berita-berita yang lebih mendalam atau indepht reporting dalam setiap penyajian
berita. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa mengetahui kronologi teijadinya
korupsi serta apa ancamannya pada setiap kali membaca berita tersebut.

Anda mungkin juga menyukai