Anda di halaman 1dari 2

Nama : FAJAR AL BAROQAH

NIM : E1101201038

Prodi : Ilmu Komunikasi

Matkul : Humas Pemerintahan (UTS)

Fenomena Korupsi di Pemerintahan

Oleh : FAJAR AL BAROQAH

Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Fenomena korupsi ini,
sudah terjadi sejak zaman VOC dulu hingga zaman sekarang korupsi masih sering terjadi.
Fenomena korupsi biasanya sering kita lihat di berbagai media seperti media cetak, media
sosial, televisi, radio dan lain sebagainya. Korupsi juga bisa di artikan sebagai kuburukan,
ketidakjujuran, kebusukan dan tidak bermoral.

Para pelaku korupsi biasanya tidak hanya berasal dari pemerintahan saja. Biasanya korupsi juga
dilakukan oleh seorang penegak hukum, polisi, pengusaha, petinggi negara, bahkan artis
sekalipun melakukan korupsi. Tapi disini penulis akan memfokuskan korupsi yang dilakukan
oleh pemeritahan di Indonesia. Seperti yang kita tau korupsi yang dilakukan oleh pemerintah di
Indonesia sudah banyak sekali. Mungkin sudah ada ratusan kasus korupsi yang dilakukan oleh
pemerintah dan ini tentunya membuat membuat negara dan masyarakat menjadi ikut rugi
karena korupsi yang yang dilakukan oleh mereka.

Ketika seorang ingin melakukan tindak korupsi biasanya mereka tidak melakukannya seorang
diri. Pasti ada beberapa oknum yang turut membantu untuk melakukan tindakan yang busuk
ini. Tidak jarang mereka yang tertangkap kasus korupsi pasti lebih dari satu orang. Ini
menjelaskan bahwa korupsi tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja.
Penulis mengambil contoh kasus korupsi proyek pembangunan infrastruktur di Pemerintahan
Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua. Dalam kasus tersebut setidaknya lebih dari satu orang
yang terlibat. Orang yang terlibat diantaranya Direktur Utama PT Bina Karya Raya Simon
Pampang, Direktur PT Bumi Abadi Perkasa Jusieandra Pampang, Bupati Memberamo Tengah
Ricky Ham Pagawak dan Direktur PT Solata Sukses Membangun Marten Toding yaitu sebagai
tersangka. Dalam kasus ini, Ricky Ham Pagawak diduga menerima uang dari Marten Toding dan
tersangka lainnya sebanyak Rp. 24,5 millar.

KPK menjelaskan bahwa Simon, Jusieandra dan Marten merupakan kontraktor sejumlah proyek
di Mamberamo Tengah. Untuk mendapatkan sejumlah proyek di Kabupaten Mamberamo
tengah mereka mendekati Ricky Ham Pagawak. Dalam kasus ini juga diduga ada penawaran
yang dilakukan oleh mereka. Di dalam penawaran tersebut Ricky Ham akan diberikan uang jika
dia bersedia untuk memenangkan pengerjaan beberapa paket pekerjaan di Pemkab
Mamberamo Tengah. Lalu Ricky Ham bersedia memenuhi permintaan ketiga tersangka tersebut
dan langsung memerintahkan kepada pejabat Dinas Pekerjaan Umum untuk mengondisikan
proyek dengan anggaran yang besar kepada tiga tersangka tersebut.

Dari contoh kasus korupsi yang penulis paparkan di atas ini menunjukkan bahwa korupsi
merupakan tindak kejahatan yang sudah direncanakan oleh tersangka. Untuk mengatasi
tindakan tersebut agar tidak terulang kembali, KPK atau penegak hukum lainnya mungkin perlu
melakukan penguatan kapasitas atau penguatan komisi anti korupsi. Penguatan tersebut
seperti menguatkan penyelidikan, penuntutan, peradilan dan penghukuman kepada mereka
yang melakukan tindakan korupsi. Dengan penguatan tersebut agar memberikan efek jera bagi
para pelaku korupsi.

Anda mungkin juga menyukai