Anda di halaman 1dari 8

KASUS KORUPSI DI INDONESIA

Disusun oleh :

Nisa Najmi Azzahra (P07134121017)

Deshita Yulianda Surahman (P07134121018)

Ni Komang Aristyadewi (P07134121019)

Rutche Flamellya Nurhadie (P07134121020)

Cicilia Ambar Dwi Winarni (P0713421021)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kasus Hambalang merupakan kasus dugaan tindak pidana korupsi
yang melibatkan banyak pihak, diantaranya para elit Partai Demokrat,
Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum komisaris PT Dutasari
Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng;
Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya.
Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktor dimana
mereka merupakan BUMN, yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya
yang diduga mensub-tenderkan sebagian proyek kepada PT Dutasari
Citralaras senilai 300 M. KPK menyatakan, dalam penyelidikan
Hambalang ada dua hal yang menjadi konsentrasi pihaknya. Yakni, terkait
dengan pengadaan pembangunan dan terkait dengan kepengurusan
sertifikat tanah Hambalang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapakah pelaku korupsi pada kasus korupsi hambalang?
2. Bagaimana alur dari kasus korupsi hambalang?
3. Apa motif dari kasus korupsi hambalang?
4. Apa hukuman yang diterima oleh pelaku?
5. Bagaimana upaya pencegahan korupsi dari aspek hukum,
sosial/budaya, dan nilai-nilai agama?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kasus
korupsi hambalang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa motif dan alur terjadinya korupsi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui hukuman apa yang diberikan kepada
pelaku korupsi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui upaya pencegahan korupsi dari berbagai
aspek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PELAKU KORUPSI
Kasus Hambalang adalah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang
melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat.
1. Kementerian Pemuda dan Olahraga
Pada 2010-2011, mencairkan uang pembayaran kepada Kerja Sama
Operasi (KSO) PT Adhi Karya-PT Wijaya Karya senilai Rp 471
miliar.
2. KSO Adhi-Wika.
Sebelum KSO terbentuk, dari 2009 hingga 2010, Adhi dan Wika telah
mengalirkan ongkos komitmen Rp 19,32 miliar ke banyak orang.
Setelah KSO terbentuk dikeluarkan lagi Rp 15,22 miliar. Sehingga
total dana yang mengalir ke pihak tertentu paling sedikit Rp 34,54
miliar.
3. PT Global Daya Manunggal
Mendapat kontrak pekerjaan struktur dan arsitektur asrama junior dan
gedung serba guna senilai Rp 142,4 miliar. Perusahaan ini telah
menerima pembayaran Rp 60,2 miliar. Dari Global dana mengalir
kepada:
a. Mantan Menteri Olahraga Andi Alifian Mallarangeng (Rp 4 miliar
dan US$ 550 ribu).
b. Adik Menpora, Andi Zulkarnain Mallarangeng (Rp 4 miliar).
c. Mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Olahraga Deddy
Kusdinar (Rp 250 juta).
4. PT Dutasari Citralaras.
Mendapat kontrak pekerjaan mekanikal elektrikal dan penyambungan
listrik PLN senilai Rp 328 miliar. Perusahaan ini telah mendapat
pembayaran Rp 170,3 miliar. Tidak disebutkan aliran dana dari
perusahaan milik istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila, ini.
5. Perusahaan
a. Commitment fee PT Dutasari (Rp 28 miliar).
b. Ganti rugi terhadap Grup Permai, perusahaan milik M. Nazaruddin
(Rp 10 miliar).
6. Pribadi
a. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (Rp 2,2
miliar).
b. Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso (Rp 28,8 miliar)
c. Mantan Ketua Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat
Mahyudin (Rp 500 juta).
d. Anggota Badan Anggaran DPR Olly Dondokambey (Rp 2,5
miliar).
e. Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto (Rp 3
miliar).
f. Mantan Sekretaris Kementerian Olahraga Wafid Muharam (Rp 6,5
miliar).
g. Deddy Kusdinar (Rp 1 miliar).
h. Mantan Direktur Operasi Adhi Karya, Teuku Bagus M. Noor (Rp
4,5 miliar).
i. Beberapa pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (Rp 135 juta).
j. Angelina Sondakh (2,5 miliar dan 1,2 juta dollar AS)

B. ALUR KASUS KORUPSI


Pemindahan Proyek KemenporaProyek di Ditjen Olahraga
Kemendikbud dipindahkan diKemenpora. Lalu dilaksanakan pengurusan
sertifikat tanah Hambalang tapi tidak selesai.
1. Tahun 2003-2004
Pada tahun itu, masih di Direktorat Jenderal (Ditjen) Olahraga
Depdikbud. Proyek ini digelontorkan pada tahun itu sesuai dengan
kebutuhan akan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga yang bertaraf
internasional. Selain itu untuk menambah fasilitas olahraga selain
Ragunan. Pada tahun itu direkomendasikan 3 wilayah yaitu
Hambalang Bogor, Desa Karang Pawitan, dan Cariuk Bogor. Akhirnya
yang dipilih Hambalang.
2. Tahun 2004
Dilakukan pembayaran para penggarap lahan di lokasi tersebut dan
sudah dibangun masjid, asrama, lapangan sepakbola dan pagar.
3. Tahun 2004-2009
Proyek di Ditjen Olahraga Kemendikbud dipindahkan di Kemenpora.
Lalu dilaksanakan pengurusan sertifikat tanah Hambalang tapi tidak
selesai.
4. Tahun 2005
Datang studi geologi oleh konsultan pekerjaan di lokasi Hambalang.
5. Tahun 2006
Dianggarkan pembuatan maket dan masterplan. Dari rencana awalnya
pusat peningkatan olahraga nasional, menjadi pusat untuk atlet
nasional dan atlet elite.
6. Tahun 2007
Diusulkan perubahan nama dari Pusat Pendidikan Pelatihan Olahraga
Nasional menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi
Olahraga Nasional.
7. Tahun 2009
Diajukan anggaran pembangunan dan mendapat alokasi sebesar Rp
1,25 miliar.
8. Tahun 2010
Pada 20 Januari diterbitkan sertifikat hak pakai nomor 60 atas nama
Kemenpora dengan luas tanah 312.448 m2. Lalu pada 30 Desember
2010 keluar izin pendirian bangunan. Lalu pada 2010 juga ada
perubahan lagi yakni penambahan fasilitas sarana dan prasarana antara
lain bangunan sport sains, asrama atlet senior, lapangan menembak,
ekstrem sport, panggung terbuka dan volley pasir dengan dibutuhkan
anggaran Rp 1,75 triliun. Lalu sejak 2009-2010 sudah dikeluarkan
anggaran total Rp 675 miliar. Lalu 6 Desember 2010 keluar surat
kontrak tahun jamak dari Kemenkeu untuk pembangunan proyek
sebesar Rp 1,75 triliun.
9. Tahun 2012
31 Desember 2012 pekerjaan direncanakan selesai. Lalu penerimaan
siswa baru 2013-2014. Sebelumnya, KPK sudah memeriksa sejumlah
saksi terkait penyelidikan Hambalang, mulai dari petinggi PD Ignatius
Mulyono, Kepala BPN Joyo Winoto, istri Anas Urbaningrum,
Athiyyah Laila, M Nazaruddin, dan juga Menpora Andi Mallarangeng.

C. MOTIF

D. HUKUMAN
1. Andi Zulkarnaen Anwar Mallarangeng alias Choel Mallarangeng
divonis 3,5 tahun penjara ditambah denda Rp250 juta subsider 3 bulan
kurungan dalam perkara korupsi proyek Pembangunan Pusat
Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.
2. Anas divonis terlibat korupsi dalam proyek Hambalang dan dihukum 8
tahun penjara dengan denda sebesar Rp 300 juta subsider tiga bulan
kurungan, serta membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp
57,5 miliar dan US$ 5,2 juta atau kurungan selama 2 tahun.
3. Direktur PT Dutasari Citralaras, Machfud Suroso, dihukum 6 tahun
penjara dalam kasus korupsi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan
Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.
4. Andi dihukum 4 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan
penjara karena dinilai terbukti memperkaya diri sendiri sebesar Rp 2
miliar dan 550.000 dollar AS.
5. Angelina S divonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta serta
kewajiban membayar uang pengganti senilai Rp 12,58 miliar dan 2,35
juta dollar AS.
6. M. Nazzarudin divonis dari 4 tahun 10 bulan menjadi 7 tahun penjara.
Dengan denda Rp 200 juta menjadi Rp 300 juta.

E. UPAYA PENCEGAHAN
Dalam mencegah tindak pidana korupsi harus bermula dari diri
sendiri dan kemudian secara bersama-sama untuk mencegahnya. Dalam
pencegahan tindak pidana korupsi ini juga perlu ditingkatkan suatu inovasi
yang lebih baik dengan cara mendidik para generasi penerus untuk
menanamkan nilai-nilai kejujuran yang tinggi serta meningkatkan moral
dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar
moral, etika dapat terarah kepada hal yang lebih positif dan juga melatih
para generasi penerus untuk membuat kantin-kantin kejujuran dan bersatu
padu secara bersama-sama untuk tidak memberikan sogokan maupun suap
menyuap kepada para penegak hukum dan juga kepada aparatur
pemerintahan baik tingkat pusat, kabupaten, dan daerah. Dalam
pencegahan tindak pidana korupsi tentu perlu adanya suatu upaya-upaya
yang harus dilakukan terhadap pejabat-pejabat pemerintahan yang sedang
memegang suatu kekuasaan antara lain: Menanamkan semangat nasional
yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa dan Negara
melalui pendidikan formal, informal dan agama.
BAB III

PENURUP

A. KESIMPULAN
korupsi adalah suatu tindakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang
yang dilakukan oleh seorang pejabat demi mendapatkan keuntungan
pribadi. Penyalahgunaan kewenang dalam proses persetujuan kontrak
tahun jamak, dalam proses pelelangan, pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
dan dalam proses pencairan uang muka, yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dalam pembangunan P3SON' Hal ini terj adi disebabkan oleh
Sistem Pengendalian intern yang tidak dijalankan dengan sebaik-baiknya,
tidak mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat
menimbulkan terjadinya kerugian negara.

Anda mungkin juga menyukai