Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Terdakwa kasus korupsi proyek pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga nasional
(P3SON) hambalang sekaligus direktur utama PT. DUTASARI CITRA LARAS (PT
DCL), Mahfud Suroso divonis 6 tahun penjara dan denda 200 juta dengan ketentuan
apabila tidak dibayar maka diganti kurungan selama 3bulan oleh majelis hakim
pengadilan tipikor, selain itu hakim menghukum Mahfud dengan uang pengganti senilai
Rp. 36.818 milar. Hakim ketua Sinung Hermawan menegaskan, Mahfud terbukti bersalah
dan melakukan tindak pidana korupsi.

Tetapi selain Mahfud dalam kasus Proyek Hambalang ini selain Mahfud juga terlibat
beberapa orang diantara nya Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh,
Athiyyah Laila selaku istri dari Anas Urbaningrum yang menjabat sebagai komisaris dari
PT DCL selain beberapa nama tersebut masih banyak beberapa orang yang terlibat.
sehingga akibat dari kasus Proyek Hambalang ini negara mengalami kerugian sebesar RP.
464. 391 Miliar.

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pembuatan resume
ini kami membahas permasalahan yang berkaitan dengan :

1. Bagaimana kronologi awal proyek Hambalang ?


2. Apa Bukti Kecurangan dalam Proyek Hambalang ?
3. Siapa saja yang ikut terlibat dalam Proyek Hambalang ?
4. Apakah hukuman yang telah diberikan kepada terpidana andi malarangeng sudah
sesuai dengan kejahatanya atau belum?

3. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui Bagaimana kronologi awal proyek Hambalang !
2. Untuk mengetahui Apa Bukti Kecurangan dalam Proyek Hambalang
3. Untuk mengetahui Siapa saja yang ikut terlibat dalam Proyek Hambalang !
4. Untuk mengetahui Apakah hukuman yang telah diberikan kepada terpidana andi
malarangeng sudah sesuai dengan kejahatanya atau belum !

BAB II

ANALISA

1.1 Kronologi Awal Proyek Hambalang

Semuanya menjadi terbuka ketika Koordinator Anggaran Komisi X DPR RI yang juga
Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, ditangkap. Nazar mulai
mengungkap berbagai aktifitas korupsi yang melibatkannya, salah satunya korupsi pada
proyek Hambalang yang ternyata juga melibatkan beberapa orang dari Partai Demokrat
lainnya, seperti : AnasUrbaningrum, AndiAlfianMallarangeng, Angelina Sondakh dan
Athiyyah Laila selaku istri dari Anas Urbaningrum dan masih banyak lagi yang terlibat.

Dalam perjalanannya, muncullah kronologi sebagai berikut:

 1 Agustus 2011: KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang senilai Rp
2,5triliun.
 8 Februari 2012:Nazar menyatakan bahwa ada uangRp 100 miliar yang dibagi-bagi,
hasil dari korupsi proyek Hambalang. Rp50 miliar digunakan untuk pemenangan Ana
ssebagai Ketua Umum Partai Demokrat; sisanyaRp 50 miliar dibagi-bagikan kepada
anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora Andi Alfian Mallarangeng.
 9 Maret 2012:Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan berkata dengan tegas,
“Satu rupiah sajaAnas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas.
 5 Juli 2012: KPK menjadi kantersangka DediKusnidar, Kepala Biro Keuangan dan
Rumah tangga Kemenpora. Dedidi sangkakan menyalah gunakan wewenang sebagai
pejabat pembuat komitmen proyek.
 3 Desember 2012: KPK menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng dalam
posisinya sebagai Menpora dan pengguna anggaran. Selain itu, KPK juga mencekal
Zulkarnain Mallarangeng, adikAndi, dan M. Arif Taufikurrahman, pejabat PT
AdhiKarya.
 22 Februari 2013: KPK menjadikan tersangka Anas Urbaningrum. Anas diduga
menerima gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan perannya dalam proyek
Hambalang.

Ide pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional tercetus sejak
jaman Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh Adiyaksa Dault. Dipilihlah wilayah untuk
membangun, yaitu tanah di daerah Hambalang, Bogor, Jawa Barat.Namun pembangunan
urung terealisasi karena persoalan sertifikasi tanah.

Saat Menpora dijabat Andi Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi.Tender pun
dilakukan.Pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Anas Urbaningrum
diduga mengatur pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan
teman dekat Anas, Mahfud Suroso. Masalah sertifikasi juga berhasil diselesaikan.

Pemenangan dua perusahaan BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras menjadi
subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63 miliar.Perusahaan yang
dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas.

Selain itu, PT Adhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100
miliar.Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai Demokrat dan
sisanya dibagi-bagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora
Andi Mallarangeng. Selain itu, Anas juga mendapatkan gratifikasi berupa mobil Toyota
Harrier dari Nazar.

1.2 Bukti Kecurangan dalam Proyek Hambalang

Tersangka kasus dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Pusat Pendidikan,


Pelatihan,dan Sekolah Olahraga Nasional(PPPSON) Deddy Kusnidar diketahui sempat
melakukan korespondensi dengan PT Adhi Karya untuk membahas pembangunan proyek
Kementerian pemuda dan Olahraga itu. Koresponden siitu juga diketahui dilakukan untuk
menegaskan PT Adhi Karya tidak akan menuntut Kementerian jika pengajuan dan amulti
years untuk proyek itu tidakcair.

Berdasarkan dokumen yang diterima Sindo news Kamis (26/7/2012), pada 19 Agustus 2010
lalu Deddy memberitahukan kepada PT Adhi Karya selaku pemenang tender, jika dana yang
telah ada untuk pembangunan proyek itu baru Rp262,7 miliar. Sementara proses pengajuan
pelaksanaan kontrak tahun jamak (multiyears) dengan total nilai kegiatan direncanakan
sebesar Rp 1,2 triliun sedang dilaksanakan.

Dalam surat itu juga Deddy menegaskan jika pengajuan tersebut tidak disetujui, maka
anggaran akan kembali pada anggaran semula, dan pihak penyedia barang dan jasa
pemborong tidak akan menuntut ganti rugi kepada pengguna barang dan jasa dalam bentuk
apapun. Surat Deddy Kusdinar kepada PT Adhi Karya itu menjadi bukti adanya
kongkalikong untuk mengarahkan penganggaran multiyears, sekaligus kongkalikong
pemenangan Adhi Karya sejak awal dalam proyek itu.

Padahal, Kemenporadan PT Adhi Karya baru menandatangani kontrak multiyears proyek


Hambalang pada 10 Desember 2010.Sementara persetujuan kontrak tahun jamak disetujui
Kementerian Keuangan melalui surat Nomor : S-553/MK.2/2010. Bukti dokumen itu sendiri
diperkuat dengan pernyataan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anny Ratnawati yang
mengatakan, Kemenpora memang telah melakukan pelanggaran aturan penganggaran, karena
Kemenpora sudah melakukan kontrak kerjasama dengan pihak ketiga padahal belum ada
persetujuan anggaran."Kontrak multiyears itu satu kesatuan, sehingga seharusnya sebelum
kontrak multiyears disetujui, maka sebetulnya tidak diperkenankan untuk melakukan kontrak
untuk hal-hal yang menjadi kesatuan dalam persetujuan multiyears," terang Anny di kantor
KPK beberapa waktu lalu. Anny menegaskan aturan itu jelas tercantum dalam Peraturan
Menteri Keuangan (PMK). Dimana seharusnya ada persetujuan Menteri Keuangan lebih
dulu.Dengan adanya persetujuan itulah yang kemudian dapat menjadi syarat ditandatangani
kontrak tahun jamak.
Berikutisisurat "kecurangan" antara Kemenpora dengan PT. Adhi Karya :

KepadaYth

CalonPenyediaJasaPemborong

diTempat

Diberitahukan dengan hormat bahwa kegiatan Pelaksaan Pembangunan Lanjutan Pusat


Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada
Kementerian Pemudadan Olahraga tahun anggaran 2010 adalah sebesar Rp 262.784.897.000
(Dua ratus enam puluh dua milyar tujuh ratus delapan puluh juta depalan ratus Sembilan
puluh tujuhriburupiah). Sampai dengan saat ini, anggaran masih dalam proses pengajuan
pelaksanaan kontrak tahun jamak (multiyears) dengan total nilai kegiatan direncanakan
sebesar Rp1.200.000.000.000 (Satu triliunduaratusmilyarrupiah).Bila mana pengajuan
tersebut tidak mendapatkan persetujuan maka anggaran kegiatan Pelaksaan Pembangunan
Lanjutan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Bogor,
Jawa Barat kembali keanggaran semula dan pihak penyedia barang /jasa pemborongan tidak
akan menuntut ganti rugi kepada pengguna barang/jasa dalam bentuk apapun.

Jakarta,19Agustus2010

KepalaBiroPerencanaan

SelakuPejabatPembuatKomitmen

Drs.DeddyKusdinar,M.Pd

NIP.199959122319891001

TembusanYth:
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga

1.3 orang orang yang ikut terlibat dalam Proyek Hambalang


1. DEDDY KUSDINAR
2. TEUKU BAGUS
3. MOKHAMAD NOOR
4. MACHFUD SUROSO
5. WAFID MUHARAM
6. ANDI ZULKARNAIN ANWAR alias CHOEL MALLARANGEN
7. MUHAMMAD FAKHRUDDIN
8. LISA LUKITAWATI ISA
9. MUHAMMAD ARIFIN
10. SAUL PAULUS DAVID NELWAN alias PAUL NELWAN

Mereka telah secara melawan hukum yaitu telah mengarahkan proses penganggaran dan
pengadaan barang / jasa proyek pembangunan lanjutan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan
Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) yang berlokasi di Desa Hambalang Kecamatan
Citeureup Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Kementerian Pemuda dan Olah Raga
(Kemenpora) yang meliputi pengadaan Jasa Konsultan Perencana, pengadaan Jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi dan pengadaan Jasa Konstruksi, untuk memenangkan perusahaan
tertentu, yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali
diubah dan terakhir dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2007 berikut
Petunjuk Teknis Pelaksanaannya, Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2010 tentang Tata
Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun.
jamak dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
69/PMK.02/2010 jo PMK 180/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Anggaran Tahun anggaran
2010 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/ M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Negara, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yaitu memperkaya Terdakwa melalui :
1. ANDI ZULKARNAIN ANWAR alias CHOEL
2. MALLARANGENG dan memperkaya orang lain yakni DEDDY KUSDINAR,
3. WAFID MUHARAM, ANAS URBANINGRUM, MAHYUDDIN, TEUKU
4. BAGUS MOKHAMAD NOOR, MACHFUD SUROSO, OLLY
5. DONDOKAMBEY, JOYO WINOTO, LISA LUKITAWATI ISA, ANGGRAHENI
6. DEWI KUSUMASTUTI, ADIRUSMAN DAULT, IMANULLAH AZIZ,
7. NANANG SUHATMANA.

 Serta memperkaya korporasi yakni


1. PT.Yodya Karya,
2. PT.Metaphora Solusi Global
3. PT.Malmas Mitra Teknik
4. PD Laboratorium Teknik Sipil Geoinves
5. PT.Ciriajasa Cipta Mandiri
6. PT.Global Daya Manunggal
7. PT.Aria Lingga Perkasa
8. PT.Dutasari Citra Laras
9. KSO Adhi-Wika (Kerja Sama Operasi PT.Adhi Karya dan PT.Wijaya Karya)
dan 32 (tiga puluh dua) perusahaan /perorangan Sub Kontrak KSO Adhi-Wika.
Bahwa dari rangkaian perbuatan Terdakwa tersebut di atas, telah mengakibatkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp.464.391.000.000,00 (empat ratus enam puluh empat milyar tiga
ratus sembilan puluh satu juta rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah itu sesuai dengan
Laporan Hasil Pemeriksaan Penghitungan Kerugian Negara yang dilakukan ahli dari Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Auditoriat Utama Keuangan Negara III Nomor:
01/HP/XVI/01/2014 tanggal 29 Januari 2014 atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang Tahun
2010-2012

Perbuatan Terdakwa(ANDI ALIFIAN MALLARANGENG) tersebut sebagaimana diatur dan


diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 65 ayat (1)
KUH Pidana.

Sehingga Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun penjara,
dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat Pendidikan Pelatihan
dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor.Atas perbuatan tersebut Andi telah
menguntungkan pihak lain,Proyek P3SON telah merugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar.

Anda mungkin juga menyukai