Anda di halaman 1dari 58

LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Laporan Praktek Kerja Industri ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk

dikumpulkan sebagai Laporan Praktek Kerja Industri.

Judul : Proses Cylinder Head Overhaul Kendaraan

Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE

Nama mahasiswa : Adhitya Dwi Pebrian

NPM : 11.11.106.701201.1406

Tempat pelaksanaan : PT. Astra International Tbk. Toyota Sales Operation

AUTO 2000 MT. Haryono

Periode : November – Desember 2014

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Perusahaan Dosen Pembimbing

Irmansyah, ST Patunru Pongky, ST.,MT

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Suherna Hasan, S.Si.,MT

i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Laporan Praktek Kerja Industri ini telah disetujui oleh pembimbing perusahaan

untuk dikumpulkan sebagai Laporan Praktek Kerja Industri.

Judul : Proses Cylinder Head Overhaul Kendaraan

Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE

Nama mahasiswa : Adhitya Dwi Pebrian

NPM : 11.11.106.701201.1406

Tempat pelaksanaan : PT. Astra International Tbk. Toyota Sales Operation

AUTO 2000 MT. Haryono

Periode : November – Desember 2014

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Perusahaan Dosen Pembimbing

Irmansyah, ST Patunru Pongky, ST.,MT

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Suherna Hasan, S.Si.,MT

ii
LEMBAR PENILAIAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Judul : Proses Cylinder Head Overhaul Kendaraan

Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE

Nama mahasiswa : Adhitya Dwi Pebrian

NPM : 11.11.106.701201.1406

Tempat pelaksanaan : PT. Astra International Tbk. Toyota Sales Operation

AUTO 2000 MT. Haryono

Periode : November – Desember 2014

Telah diperiksa, disetujui dan diberikan nilai ……….

Mengetahui,

Pembimbing Perusahaan Dosen Pembimbing

Irmansyah, ST Patunru Pongky, ST.,MT

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Suherna Hasan, S.Si.,MT

iii
LEMBAR ASISTENSI

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Judul : Proses Cylinder Head Overhaul Kendaraan

Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE

Nama mahasiswa : Adhitya Dwi Pebrian

NPM : 11.11.106.701201.1406

Periode : November – Desember 2014

Paraf
No. Tanggal Materi Asistensi
Pembimbing

Dosen Pembimbing

Patuntu Pongky, ST. MT

iv
SURAT KETERANGAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
NOMOR : 0039/A2000/BPP2/XII/2014

Pimpinan Departemen Servis AUTO 2000 MT. HARYONO menerangkan

bahwa :

ADHITYA DWI PEBRIAN

Lahir di Balikpapan pada tanggal 02 Februari 1988 adalah Mahasiswa Program


Studi Teknik Mesin di Universitas Balikpapan 2011/2012 dengan nomor induk
mahasiswa 11.11.106.701201.1406.

Telah mengikuti program Praktek Kerja Industri sejak tanggal 01 November 2014
s/d 31 Desember 2014 dengan hasil :

MEMUASKAN
Balikpapan, 31 Desember 2014

Marthinus Sali
Technical Leader

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT,

Tuhan Semesta Alam. Karena dengan Rahmat-Nya, penulis mampu

menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini.

Adapun penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk

penyusunan skripsi serta mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik

Mesin di Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan.

Pada laporan kerja praktek ini, penulis memberi judul “Proses Cylinder

Head Overhaul Kendaraan Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE”.

Selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan kerja praktek ini, karena penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam laporan ini baik dari segi

teknis penulisan maupun isi materinya.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada pihak-pihak yang turut membantu

dan memberikan berbagai masukan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini, yaitu kepada Yang

Terhormat :

1. Bapak Ir. Manaseh, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Balikpapan.

2. Ibu Suherna Hasan, S.Si.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik

Mesin Universitas Balikpapan.

vi
3. Bapak Patunru Pongky, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing dalam

penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini hingga selesai.

4. Bapak Irmansyah, ST selaku pembimbing dan penanggung jawab di

lapangan.

5. Seluruh pihak maupun teman-teman mahasiswa yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Balikpapan, 28 Desember 2014

Penulis

Adhitya Dwi Pebrian

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS ……………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN …………………………………... ii

LEMBAR PENILAIAN ………………………………………………………... iii

LEMBAR ASISTENSI …………………………………………………………. iv

SERTIFIKAT PRAKTEK KERJA INDUSTRI .…………………………………v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri ……………………….. 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri …………………………………2

1.3 Tujuan Penulisan Laporan ……………………………………. 2

1.4 Batasan Masalah ……………………………………………… 2

1.5 Manfaat Penulisan ……………………………………………. 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Perkenalan Perusahaan ……………………………………….. 4

2.1.1 Pendirian Perusahaan ………………………………. 4

2.1.2 Jaringan Distribusi …………………………………. 6

2.2 Visi dan Misi Perusahaan …………………………….……….7

2.3 Struktur Organisasi ……………………………………………7

viii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Mesin Bensin …………………………………………………..9

3.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 Langkah ………………………..9

3.3 Komponen Utama Rakitan Kepala Silinder ………………….11

3.3.1 Kepala Silinder ……………………………………..11

3.3.2 Gasket Kepala Silinder ……………………………..12

3.3.3 Poros Cam ………………………….……………… 13

3.3.4 Katup ……………………………………………… 13

3.3.5 Saluran Masuk dan Buang ………………………….16

3.3.6 Tutup Kepala Silinder …………………….……….. 16

3.3.7 Baut Kepala Silinder …………………….………… 16

3.3.8 Minyak Pelumas Mesin …………………………… 17

3.3.9 Komponen Penunjang ……………………………...19

3.4 Mekanisme Katup ……………………………………………20

BAB IV Metodologi Penulisan

4.1 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ………………….………… 23

4.1.1 Lokasi Kerja Praktek …………………….…...…… 23

4.1.2 Waktu Kerja Praktek ………………...……….…… 23

4.2 Objek Penulisan ………………………………….……..…… 23

4.3 Metode Pengambilan Data …………….………………..…… 24

4.4 Prosedur Penelitian ………………………………...………... 26

4.4.1 Persiapan dan Tindakan Pencegahan ……....……… 26

4.4.2 Pelepasan Kepala Silinder Mesin …………………. 27

4.4.3 Pembongkaran Kepala Silinder …………………… 28

ix
4.4.4 Pembersihan dan Pemeriksaan ……………………. 29

4.4.5 Pemeriksaan Komponen …………………….…….. 30

4.4.6 Perakitan Kembali Komponen ……………….….… 34

4.4.7 Perakitan Kepala Silinder …………………….…… 36

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Data Penelitian …………………………………………….… 40

5.2 Analisa Penelitian …………………………………………… 42

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ……………………………….…………………. 43

6.2 Saran ………………………………………………………… 44

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….……………. 46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kantor Auto 2000 MT Haryono ………………………………. 5

Gambar 2.2 Struktur organisasi perusahaan ……………………………….. 8

Gambar 3.1 Proses kerja mesin bensin 4 langkah ………………………… 10

Gambar 3.2 Kepala Silinder …………………………………...………….. 11

Gambar 3.3 Gasket Kepala Silinder ………………………………………. 12

Gambar 3.4 Poros Cam dan Roda Gigi VVT-I ……………………..…….. 13

Gambar 3.5 Katup dan Pegas Katup …………………………………...…. 14

Gambar 3.6 Saluran masuk dan buang ………………………………….... 16

Gambar 3.7 Tutup Kepala Silinder ……………………………………….. 16

Gambar 3.8 Minyak Pelumas Mesin …………………………………….... 17

Gambar 3.9 Mekanisme Katup tipe DOHC …………………………….… 20

Gambar 3.10 Diagram Skematik VVT-I ………………………………...…. 22

Gambar 4.1 Mesin Kijang Innova 1TR-FE dan 2KD-FTV ……………..... 24

Gambar 4.2 Kondisi mesin setelah kepala silinder terlepas ……………… 27

Gambar 4.3 Salah satu contoh pemeriksaan Kepala Silinder ……………. 30

Gambar 4.4 Salah satu contoh pemeriksaan pegas katup ……………..…. 30

Gambar 4.5 Salah satu contoh pemeriksaan batang katup ………………. 31

Gambar 4.6 Salah satu contoh pemeriksaan poros cam …………………. 33

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data waktu dan susunan kegiatan Praktek Kerja Industri ………..... 23

Tabel 4.2 Data spesifikasi Toyota Kijang Innova Mesin 1TR-FE ………….... 24

Tabel 4.3 Spesifikasi momen Mesin 1TR-FE ………………………………... 35

Tabel 5.1 Hasil pengukuran komponen Kepala Silinder dan spesifikasi

standarnya ……………………………………………………….... 41

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri

Kendaraan Toyota Innova merupakan kendaraan kelas menengah yang

paling digemari beberapa tahun belakangan ini. Kendaraan yang

mempunyai 2 tipe bahan bakar yaitu bensin dan diesel ini dikenal irit bahan

bakar, gesit dan bertenaga di kelasnya. Tidak heran Innova sering

mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand maupun Car Of The Year

dalam ajang nasional dan internasional, maupun berbagai lembaga survei

otomotif lokal maupun dunia berpredikat The Best MPV beberapa tahun

belakangan ini. Banyaknya kendaraan Toyota Innova yang beredar

tentunya akan berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang melakukan

perawatan berkala ,servis ringan maupun servis berat (overhaul). Oleh sebab

itu, dibutuhkan keahlian tinggi dari teknisi- teknisi senior maupun junior

dalam menangani berbagai macam perbaikan, mulai dari perawatan berkala,

perbaikan ringan, perbaikan berat maupun keluhan tertentu dari pelanggan.

Sebagai tambahan informasi, bahwa Innova merupakan jenis mobil

yang cocok digunakan untuk perjalanan jauh dan membawa beban, seperti

barang bagasi ataupun anggota keluarga. Seperti terlihat di Balikpapan,

kendaraan ini dipakai sebagai pilihan mobil pribadi, mobil perusahaan

(khususnya sebagai mobil pengantar staf perusahaan) dan mobil bisnis

angkutan (travel).
2

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri

Tujuan dari praktek kerja industri yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai pengalaman yang bermanfaat untuk penulis dalam

“mencicipi” dunia kerja teknik otomotif.

2. Sebagai bahan pembelajaran kepada penulis dalam memadukan

ilmu teknik yang didapat di bangku perkuliahan dengan kejadian-

kejadian dalam proses pekerjaan di lapangan, sebagai objek dari

penerapan teori.

3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis dalam

mengajukan proposal skripsi di fakultas Teknologi Industri,

jurusan Teknik Mesin Universitas Balikpapan.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan praktek kerja

industri ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses Cylinder Head Overhaul pada kendaraan

Toyota Innova 2.0 mesin 1TR-FE sesuai standar pabrikan Toyota.

2. Untuk mengetahui spesifikasi standar hasil pekerjaan Cylinder

Head Overhaul pada kendaraan Toyota Innova.

1.4 Batasan Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri

Adapun batasan dalam penulisan laporan praktek kerja industri ini

adalah sebagai berikut :


3

1. Objek penulisan adalah kendaraan Toyota Innova 2.0 dengan

model mesin 1TR-FE.

2. Penulisan difokuskan hanya pada proses Cylinder Head Overhaul.

3. Setiap proses yang dilakukan menggunakan standar pabrikan

Toyota, baik dalam pembongkaran, perakitan maupun pengukuran

komponen.

1.5 Manfaat Penulisan

Beberapa manfaat dari penyusunan laporan kerja praktek ini adalah :

a. Manfaat bagi perusahaan :

1. Membantu menganalisa waktu pada proses Cylinder Head

Overhaul.

2. Membantu perusahaan dalam menetapkan standar kelayakan

kinerja mesin kendaraan Kijang Innova sebelum penyerahan ke

pelanggan untuk meminimalkan return job ataupun customer

complaining.

b. Manfaat bagi penulis :

1. Memberikan pengalaman kerja langsung pada proses pekerjaan

overhaul dan pengujian kendaraan.

2. Laporan praktek kerja industri ini adalah salah satu persyaratan

kelulusan mahasiswa jurusan Teknik Mesin di Universitas

Balikpapan.
4

BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN

2.1 Perkenalan Perusahaan

2.1.1 Pendirian Perusahaan

PT. Toyota Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971.

Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota,

namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada

tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger bersama tiga

perusahaan antara lain :

 PT. Multi Astra (pabrik perakitan, didirikan pada tahun 1973)

 PT. Toyota Mobilindo (pabrik komponen bodi, didirikan pada

tahun 1976)

 PT. Toyota Engine Indonesia (pabrik mesin, didirikan pada tahun

1982)

Gabungan semuanya diberi nama PT Toyota Astra Motor.

Merger ini dilakukan guna menyatukan langkah dan efisiensi dalam

menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapi ketatnya

persaingan di dunia otomotif mendatang.

Selama lebih dari 30 tahun, PT. Toyota Astra Motor telah

memainkan peranan penting dalam pengembangan industri otomotif

di Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan termasuk dalam

industri pendukungnya. PT. Toyota Astra Motor telah memiliki


5

pabrik produksi seperti stamping, casting, engine dan assembling di

area industri Sunter, Jakarta.

Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi,

pada tahun 1998 diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan

teknologi terbaru di Indonesia. Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM

direstrukturisasi menjadi 2 perusahaan, yaitu :

 PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN

yang merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan

dan suku cadang Toyota. Komposisi kepemilikan saham di

perusahaan ini adalah Astra International 5 % dan Toyota Motor

Corporation 95%.

 PT. Toyota Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan

distributor produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan

saham di perusahaan ini adalah Astra International 51 %

sedangkan Toyota Motor Corporation 49%.

Gambar 2.1 Kantor Auto 2000 MT Haryono


6

2.1.2 Jaringan Distribusi

Dalam mendukung penjualan dan layanan purna jual, TAM

dibantu oleh 5 dealer utama yang membawahi dealer-dealer yang

tersebar di seluruh Indonesia. Hingga bulan Desember 2013, telah

terdapat 103 sub dealer dan 176 main dealer. Berikut ini kelima

dealer utama yang dibagi berdasarkan wilayah geografisnya :

 AUTO 2000 merupakan dealer utama Toyota di wilayah Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara serta

sebagian Sumatera.

 PT. New Ratna Motor merupakan dealer utama Toyota di

wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

 PT. Hadji Kalla merupakan dealer utama Toyota di wilayah

Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara serta

sebagian Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

 PT. Hasjrat Abadi merupakan dealer utama Toyota di wilayah

Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Tengah dan Gorontalo,

Maluku dan Papua.

 PT. Agung Automall merupakan dealer utama Toyota di

sebagian wilayah Bali dan Sumatera.

AUTO 2000 MT. Haryono sendiri diresmikan pada tahun 2003

dan menjadi dealer AUTO 2000 yang kedua di Balikpapan, setelah

didirikannya AUTO 2000 Sudirman pada tahun 1990. AUTO 2000

MT. Haryono berlokasi di Jl. MT. Haryono No. 189 Kelurahan

Damai, Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur.


7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Berikut adalah visi, misi dan nilai-nilai perusahaan :

A. Visi AUTO 2000 :

Menjadi dealer Toyota terbaik dan paling handal di Indonesia melalui

proses kerja berkelas.

B. Misi AUTO 2000 :

1. Memberikan pengalaman terbaik dalam membeli dan memiliki

kendaraan Toyota kepada pelanggan.

2. Mencapai dan mempertahankan posisi market share no. 1 di seluruh

segmen dan wilayah.

3. Menciptakan lingkungan kerja terbaik.

4. Menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan.

C. Nilai-nilai AUTO 2000 :

1. Mengutamakan pelanggan.

2. Berintegritas, jujur dan menjaga etika bisnis.

3. Kerja keras dan perbaikan yang berkesinambungan.

4. Saling percaya, terbuka dan adil.

5. Mempunyai tanggung jawab sosial.

D. Nilai-nilai untuk pelanggan :

Mudah, akrab dan handal.

2.3 Struktur Organisasi

Selayaknya perusahaan besar lain, AUTO 2000 memiliki struktur

organisasi di setiap cabang perusahaannya. Adapun struktur organisasi

AUTO 2000 MT. Haryono adalah sebagai berikut :


8

Gambar 2.2 Struktur organisasi perusahaan


9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Mesin Bensin (Gasoline Engine)

Mesin bensin atau mesin Otto ditemukan pertama kali oleh Nikolaus

August Otto, adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang

menggunakan bunga api untuk proses pembakarannnya dan dirancang

untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis. Pada mesin

bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke

ruang bakar dan percampuran udara dan bahan bakar diledakkan di dalam

mesin (ruang bakar), selanjutnya daya yang dihasilkan ini diubah menjadi

gerakan rotasi untuk menggerakkan kendaraan. Di masa sekarang, sebagian

kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung

ke ruang bakar untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan.

Berbeda dengan mesin diesel yang memerlukan bahan bakar, udara

dan kompresi atau pemampatan yang tinggi untuk membakar bahan bakar

dengan sendirinya (self ignition), pada mesin bensin terdapat 3 faktor utama

dalam proses pembakaran yaitu komposisi campuran bahan bakar dan udara

yang sesuai, kompresi ruang bakar yang cukup dan pengapian yang tepat

(besarnya percikan api pada busi dan waktu pengapian atau ignition timing).

3.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 Langkah

Pada prinsip mesin 4 langkah, terdapat 4 langkah piston dalam 1 kali

siklus pembakaran, artinya terdapat 4 langkah yang memerlukan 2 kali


10

gerakan turun naik piston sama dengan 720° putaran poros engkol untuk

mendapatkan 1 kali langkah kerja atau pembakaran dimana langkah-langkah

tersebut menarik masuk percampuran udara dan bahan bakar ke dalam

silinder, mengkompresikan atau memampatkannya, mengapikan dan

membakarnya, lalu membuangnya. Dengan mengulangi keempat langkah

tersebut secara terus menerus memungkinkan mesin bensin mendapatkan

tenaganya. Berikut akan dijelaskan tentang keempat langkah tersebut :

Gambar 3.1 Proses kerja Mesin Bensin 4 Langkah

1. Langkah Isap (Suction Stroke)

Piston berada pada posisi TMA menuju ke posisi TMB, katup isap

terbuka dan katup buang tertutup yang menyebabkan terisapnya

campuran udara dan bahan bakar ke dalam ruang bakar.

2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Piston menuju ke posisi TMA, posisi kedua katup tertutup dan

menyebabkan campuran udara dan bahan bakar tadi terkompresi.

Beberapa saat sebelum piston sampai di posisi TMA, waktu pengapian

terjadi.
11

3. Langkah Usaha (Combustion Stroke)

Pada saat piston hampir mencapai titik TMA, busi akan memercikkan

bunga api yang menyebabkan terjadinya pembakaran di ruang bakar dan

meningkatkan suhu dan tekanannya. Akibatnya piston terdorong menuju

TMB. Langkah ini adalah proses yang menghasilkan usaha mesin.

4. Langkah Buang (Exhaust Stroke)

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup isap tertutup dan katup

buang terbuka. Piston mendorong sisa hasil gas pembakaran menuju ke

katup buang untuk diteruskan ke saluran pembuangan atau knalpot.

3.3 Komponen Utama Rakitan Kepala Silinder (Cylinder Head)

3.3.1 Kepala Silinder (Cylinder Head)

Gambar 3.2 Kepala Silinder

Kepala silinder terbuat dari besi tuang dan Aluminium Alloy

agar tahan temperatur dan tekanan yang tinggi. Kepala silinder

berfungsi sebagai ruang pembakaran dan penahan tekanan

pembakaran, mengendalikan panas dalam ruang bakar dan pendingin

mekanisme katup (dengan sistem pendingin), tempat mekanisme

katup ,busi dan mekanisme penyemprotan bahan bakar. Kepala


12

silinder juga dilengkapi saluran pelumasan, saluran pendinginan,

saluran udara masuk dan saluran gas buang. Dengan demikian kepala

silinder mempunyai struktur yang rumit dan harus dilengkapi

mekanisme yang komplit serta mempunyai kekuatan yang tinggi.

Untuk itu perlu dilakukan beberapa tes dan pengukuran pada kepala

silinder saat proses overhaul.

3.3.2 Gasket Kepala Silinder

Gambar 3.3 Gasket Kepala Silinder

Gasket kepala silinder umumnya terbuat dari carbon clad steel

(gabungan carbon dan lempengan baja), dipasang di antara blok dan

kepala silinder, berfungsi sebagai penyekat air pendingin dan minyak

pelumas yang bersirkulasi antara kepala silinder dan blok silinder

maupun gas pembakaran di ruang bakar agar tidak bocor ke luar

sistem. Gasket kepala silinder tidak hanya tahan terhadap tekanan

tinggi dan tahan terhadap panas tetapi juga tahan terhadap oli dan air.

Ketahanan gasket dapat berubah dalam waktu pemakaian tertentu

ataupun terhadap suhu tinggi yang ekstrim, akibatnya kekencangan

baut kepala silinder akan berkurang dan mengakibatkan kebocoran


13

baik berupa air pendingin, oli pelumas maupun kompresi. Kebocoran

ini terjadi ke luar maupun di dalam sistem (blok silinder).

3.3.3 Poros Cam (Camshaft)

Gambar 3.4 Poros Cam dan Roda Gigi VVT-i

Camshaft terbuat dari bahan baja karbon dengan permukaan cam

yang diperkeras, berfungsi untuk mengubah gerakan rotasi menjadi

gerak naik-turun pada katup yang mana dilakukan oleh tonjolan cam

(cam lobe) sesuai dengan langkah piston dan waktu pengapian silinder

(firing order). Rakitan camshaft terdiri dari cam gear dan camshaft.

3.3.4 Rakitan Katup (Valve)

Gambar 3.5 Katup dan Pegas Katup


14

Katup terdiri dari katup isap dan katup buang. Umumnya katup

masuk terbuat dari paduan baja chrom nikel, sedangkan katup buang

terbuat dari paduan baja silicon. Katup berfungsi sebagai gerbang bagi

gas campuran yang akan memasuki ruang bakar maupun residu hasil

pembakaran yang menuju ke saluran pembuangan dan sebagai

penahan ledakan pembakaran serta kompresi agar gas pembakaran

tidak bocor ke saluran masuk maupun saluran buang, sehingga katup

harus memiliki syarat-syarat antara lain ringan, kuat dan tahan

terhadap getaran tinggi. Pergerakan katup bersumber dari gerak rotasi

camshaft. Secara visual biasanya terdapat perbedaan antara katup isap

dan katup buang, yaitu :

 Diameter katup isap cenderung lebih besar daripada katup

buang.

 Terdapat tanda IN atau EX yang menandakan intake dan

exhaust.

Bagian-bagian utama mekanikal katup antara lain :

a. Pemegang katup (valve guide)

Berfungsi sebagai penuntun pergerakan katup dan pengontrol

pelumasan pada seal katup.

b. Dudukan katup (valve seat)

Berfungsi sebagai dudukan katup saat posisi tertutup,

berbentuk seperti ring, tahan panas dan benturan. Dipasang

antara permukaan katup yang bersinggungan dengan kepala

silinder.
15

c. Pegas katup (valve spring)

Berfungsi merapatkan katup pada dudukannya dan

mengembalikan katup dan pengangkat katup ke posisi normal

dengan cepat.

d. Pengangkat katup (valve lifter)

Berbentuk seperti mangkok (pada tipe OHC) yang berfungsi

sebagai penerima tekanan gerak cam lobe yang diteruskan ke

katup guna menghindari keausan langsung pada bagian atas

batang katup.

e. Seal katup (valve stem seal oil)

Sebagai penghalang agar oli pelumas tidak bocor ke saluran di

batang katup.

f. Pelatuk katup (valve rocker arm)

Pada tipe kendaraan terbaru jenis OHC, pelatuk katup menjadi

lebih simpel dibandingkan dengan OHV dikarenakan

perkembangan dan inovasi industri otomotif. Bahkan pada

kendaraan Toyota Innova, rocker arm dikombinasikan dengan

valve lash adjuster (penyetel celah otomatis) sehingga tidak

diperlukan adanya penyetelan celah katup lagi.

g. Rantai timing (Timing Chain)

Rantai ini mengirimkan putaran dari gigi poros engkol ke gigi

poros cam. Terdapat beberapa jenis mekanisme penggerak,

antara lain rantai (timing chain), tali (timing belt) dan roda gigi

(timing gear).
16

3.3.5 Saluran Masuk dan Buang (Intake and Exhaust Manifold)

Gambar 3.6 Saluran masuk dan buang

Saluran masuk umumnya terbuat dari paduan aluminium dan

juga bahan komposit, sedangkan saluran buang terbuat dari logam

tahan karat dan besi cor. Komponen ini memiliki fungsi untuk

menyalurkan udara ke setiap silinder dan menyalurkan sisa gas hasil

pembakaran ke saluran pembuangan atau knalpot.

3.3.6 Tutup Kepala Silinder (Cylinder Head Cover)

Gambar 3.7 Tutup Kepala Silinder

Berfungsi sebagai penutup dan pelindung komponen yang

terpasang pada rakitan kepala silinder. Tutup kepala silinder terbuat

dari logam campuran aluminium dan material komposit.

3.3.7 Baut Kepala Silinder

Baut kepala silinder mempunyai peranan sangat penting pada

rakitan mesin. Berfungsi untuk memberikan kekencangan yang sesuai


17

terhadap rakitan blok dan kepala silinder. Baut ini disebut juga baut

plastic region dimana pada jenis ini baut hanya digunakan untuk sekali

pemakaian, dikarenakan perubahan sifat kelenturan saat

pengencangan. Baut kepala silinder yang berkali-kali mendapat

perlakuan pengencangan, dapat mengakibatkan kekencangan kepala

silinder yang tidak sesuai dan mengakibatkan kebocoran pada mesin.

3.3.8 Minyak Pelumas Mesin

Gambar 3.8 Minyak Pelumas Mesin

Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal dengan oli mesin

beragam, tergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri. Penggunaan

oli yang tepat dapat menambah umur pakai suatu mesin (lifetime).

a. Fungsi Minyak Pelumas

Semua jenis oli pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, antara

lain :

1. Sebagai pelumas komponen-komponen mesin yang bergerak.

2. Sebagai penyekat untuk mencegah keausan atau goresan pada

komponen mesin.

3. Sebagai pembersih (pembawa kotoran) pada mesin.


18

4. Sebagai pendingin dan pemindah panas dari komponen mesin

di dalam mesin ke blok silinder.

b. Jenis Minyak Pelumas

Oli Mineral, terbuat dari oli dasar yang diambil dari minyak bumi

yang telah diolah dan disempurnakan, serta ditambah dengan zat-

zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya.

Oli Sintetis, terbuat dari bagian terbersih hasil pemilahan dari oli

mineral. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon

reaktif, senyawa yang sangat tidak baik untuk oli karena

cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan

acid atau asam. Pada dasarnya oli sintetis didesain untuk

menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli

mineral.

c. Kekentalan atau viskositas

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling

rawan, karena berkaitan dengan resistansi aliran. Kekentalan oli

langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai

pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

Untuk mesin yang berumur, celah antara bearing lebih besar

sehingga diperlukan pemakaian oli yang lebih kental untuk

menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film yang

cukup untuk bearing-bearing di dalam mesin.

Viskositas oli tersebut diatur oleh Society of Automotive

Engineers (SAE).
19

3.3.9 Komponen Penunjang

Pada rakitan kepala silinder juga terdapat komponen- komponen

penunjang, seperti :

1. Sensor-sensor.

Pada kendaraan tipe non konvensional, terdapat beberapa sensor

yang ditempatkan pada kepala silinder sebagai input data bagi

ECU (Electronic Control Unit) dan pengontrol suatu sistem pada

kendaraan.

2. Saluran Sistem Pelumasan.

Terletak pada cetakan kepala silinder yang berbentuk lubang-

lubang, sebagai jalur oli pelumas dalam memberikan pelumasan

pada tiap-tiap komponen yang terpasang di kepala silinder. Pada

Toyota Innova, saluran pelumasan ini juga berfungsi sebagai jalur

oli bertekanan yang akan masuk pada valve lash adjuster.

3. Saluran Sistem Pendinginan.

Pada kepala silinder terdapat ruang-ruang sebagai jalur air

pendingin untuk mendinginkan komponen kepala silinder.

Thermostat juga terpasang pada kepala silinder yang berfungsi

untuk menjaga temperatur kerja mesin.

4. Sistem Pengapian.

Busi dipasang pada kepala silinder. Pada kendaraan dengan tipe

pengapian DIS (Direct Ignition System), koil pengapian juga

dipasang pada kepala silinder.


20

5. Sistem Bahan Bakar.

Pada kendaraan EFI (Electronic Fuel Injection), komponen sistem

bahan bakar yang terpasang pada kepala silinder adalah nosel

injeksi. Nosel injeksi ini berfungsi sebagai penyemprot dan

pengabut bahan bakar sesuai dengan kontrol yang diberikan ECU.

3.4 Mekanisme Katup (Valve Mechanism)

Gambar 3.9 Mekanisme Katup tipe DOHC

Mekanisme katup adalah susunan dari beberapa komponen mesin

yang saling berhubungan sebagai satu kesatuan yang berfungsi sebagai

penggerak dan pengatur bukaan katup isap dan katup buang sesuai dengan

firing order mesin tersebut. Sebagai pendistribusi geraknya biasa digunakan

roda gigi, tali penggerak maupun rantai.

Beberapa jenis mekanisme katup, yaitu :

a. OHV (Over Head Valve).

Mekanisme katup yang poros cam (camshaft) ada pada blok

silindernya, terdapat beberapa komponen pendukung seperti rocker arm,

valve lifter dan push rod. Mekanisme katup jenis ini lebih banyak dalam
21

penggunaan komponen dan memerlukan penyetelan pada celah-celah

katupnya secara berkala.

b. SOHC (Single Over Head Camshaft).

Camshaft terletak di kepala silinder dan berfungsi untuk

menggerakkan katup isap dan katup buang tanpa menggunakan rocker

arm dan push rod. Camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui rantai

atau tali penggerak (belt). Mekanisme jenis ini menggunakan lebih

sedikit komponen sehingga berat bagian yang bergerak menjadi

berkurang.

c. DOHC (Double Over Head Camshaft) atau Twin Cam.

Hampir sama seperti SOHC, hanya saja terdapat 2 camshaft pada

kepala silinder yang masing-masing menggerakkan katup isap maupun

katup buang. Tujuan penggunaan mekanisme ini agar posisi busi bisa

berada tepat di tengah ruang bakar dan agar proses buka-tutup katup

menjadi lebih presisi pada putaran tinggi.

Pada kendaraan Toyota Innova terdapat suatu sistem mekanisme

katup yang disebut VVT-i (Variable Valve Timing with Intelligent).

Sistem VVT-i menggunakan komputer untuk secara optimal

mengontrol waktu pembukaan dan penutupan katup isap sesuai dengan

kondisi mesin dan pengendaraan. Sistem ini menggunakan tekanan hidrolik

untuk membedakan waktu pembukaan dan penutupan katup isap, sehingga

menghasilkan peningkatan efisiensi isap, momen, power output,

penghematan bahan bakar dan gas buang yang lebih bersih. Sebagai

tambahan bagi sistem VVT-i ini, ada juga sistem VVTL-I (Variable Valve
22

Timing and Lift-Intelligent) yang meningkatkan volume pengangkat katup

(langkah) dan meningkatkan efisiensi isap selama putaran dengan kecepatan

tinggi.

Gambar 3.10 Diagram Skematik VVT-i


23

BAB IV

METODOLOGI PENULISAN

4.1 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

4.1.1 Lokasi Kerja Praktek

Praktek Kerja Industri dilakukan di Auto 2000 MT. Haryono

yang bertempat di jalan MT. Haryono No. 189 Kel. Damai,

Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur.

4.1.2 Waktu Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai

akhir Desember 2014.

NOVEMBER DESEMBER
No. KEGIATAN
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 5
1 Perkenalan Perusahaan dan Safety Induction
2 Perkenalan Tools dan Unit Kendaraan
3 Proses Pelepasan Cylinder Head dari Unit Kendaraan
4 Proses pembersihan komponen Cylinder Head
5 Analisa dan Estimasi Perbaikan
6 Konfirmasi Pelanggan dan Pemesanan Spare Part
7 Perakitan Komponen Cylinder Head
8 Pemasangan Cylinder Head ke Unit Kendaraan
9 Final Test dan Test Drive Kendaraan
10 Pengambilan dan Pengumpulan Data Lapangan
11 Pembuatan Laporan Kerja Praktek

Tabel 4.1 Data waktu dan susunan kegiatan Praktek Kerja Industri

4.2 Objek Penulisan

Objek dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah kendaraan

Toyota Kijang Innova 2.0 dengan model mesin 1TR-FE. Berikut spesifikasi

standar pabrikan dari kendaraan tersebut :


24

Gambar 4.1 Mesin Kijang Innova 1TR-FE dan 2KD-FTV

MESIN 1TR-FE
TIPE MESIN Segaris, 4 silinder, 16 katup, DOHC, VVT-i
ISI SILINDER 1.998 cm³
BORE x STROKE 86,0 x 86,0 (mm)
RASIO KOMPRESI 9,8 : 1
JENIS Bensin tanpa timbal
BAHAN BAKAR SISTEM Electronic Fuel Injection
KAPASITAS TANGKI 55 L
TIPE TRANSMISI 5 kecepatan, Transmisi Manual
1st 3,928
2nd 2,142
3rd 1,397
PERBANDINGAN GIGI
4th 1,000
5th 0,851
Reverse 4,743
PERBANDINGAN GIGI AKHIR 4,300
DAYA MAKSIMUM 100 KW / 5.600 rpm
TORSI MAKSIMUM 182 N.m / 4.000 rpm

Tabel 4.2 Data Spesifikasi Toyota Kijang Innova 2.0 mesin 1TR-FE

4.3 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah langsung terjun

ke lapangan untuk melakukan proses pekerjaan dan pengambilan data , di


25

mana data yang diambil adalah data overhoul pada waktu pelaksanaan

praktek kerja lapangan.

Adapun metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa

cara antara lain :

1. Metode Penelitian Lapangan

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data dimana penulis

secara langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian

pada saaat proses overhoul berlangsung.

2. Interview atau Wawancara

Yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data

dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada

pembimbing atau penanggung jawab lapangan dan teknisi-teknisi

di perusahaan tersebut pada saat proses pekerjaan berlangsung

maupun diluar jam pekerjaan.

3. Observasi

Yaitu suatu metode dalam memperoleh data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung dan mencari berbagai referensi-

referensi lain di luar perusahaan.

Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan , maka akan

dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang nantinya data tersebut

akan dijadikan acuan atau patokan dalam penilaian objek penelitian atau

dalam hal ini unit Cylinder Head kendaraan toyota Kijang Innova.
26

4.4 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, terdapat standar pekerjaan

teknisi sebagai acuan dalam proses pekerjaan yang dilakukan. Berikut akan

dipaparkan tentang prosedur pekerjaan Cylinder Head Overhaul sesuai

spesifikasi standar.

4.4.1 Persiapan dan Tindakan Pencegahan

Ada beberapa hal standar yang perlu diperhatikan dalam

memulai sebuah pekerjaan di bengkel Toyota :

a. Petunjuk perbaikan dasar.

1. Petunjuk pada saat bekerja, seperti pakaian yang bersih,

perlengkapan perlindungan kendaraan dan keamanan kerja,

persiapan tools dan alat ukur, buku panduan manual reparasi

atau prosedur, perlakuan terhadap part yang dilepas dan

pemeriksaan yang perlu dilakukan setelah pekerjaan selesai.

2. Apabila diperlukan prosedur mendongkrak dan menopang

kendaraan, pastikan pada lokasi yang tepat.

3. Perlakuan terhadap part yang menggunakan lapisan, baut,

mur, sekrup, gasket, klip, klem, pin, selang dan lain-lain.

b. Untuk kendaraan yang menggunakan supplemental restraint

system (SRS Airbag) diperlukan penanganan khusus sesuai

dengan buku petunjuk.

c. Perlakuan terhadap part-part elektronik dan listrik, seperti

memutuskan hubungan kabel baterai saat pekerjaan dilakukan.


27

d. Perlakuan terhadap part-part yang berhubungan dengan sistem

bahan bakar.

e. Prosedur pembongkaran dan pemasangan part yang menyebabkan

terbukanya bagian mesin lainnya.

f. Prosedur kendaraan yang dilengkapi dengan sistem komunikasi

mobile.

g. Prosedur kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic converter.

4.4.2 Pelepasan Kepala Silinder pada unit Mesin

Gambar 4.2 Kondisi mesin setelah kepala silinder terlepas

a. Lepas rakitan saluran udara masuk dan rumah saringan udara.

b. Lepas rakitan koil pengapian, busi dan pipa PCV.

c. Lepas tali kipas, kipas, sleang radiator inlet, selang radiator outlet

dan rakitan radiator.

d. Lepas konektor Alternator, Alternator dan katup vakum.

e. Lepas kabel pada mesin, antara lain konektor switch tekanan oli,

sensor posisi cam, konektor injektor, sensor posisi poros engkol,

konektor katup pengontrol oli, konektor throttle bodi, knock

sensor dan wire harness.


28

f. Lepas throttle body, pipa delivery bahan bakar dan injektornya.

g. Lepas pompa power steering, tensioner tali kipas, saluran masuk

dan saluran buang.

h. Lepas puli idle no.1, kompressor AC dan braket kompressor.

i. Lepas tutup kepala silinder.

j. Lepas oil pan no.2, strainer dan oil pan.

k. Lepas puli poros engkol dan tutup rantai timing.

l. Lepas rakitan rantai timing, urutannya adalah :

1. Atur silinder no.1 pada posisi akhir langkah kompresi (TMA).

2. Lepas penahan rantai timing, tensioner rantai no.1, slipper

tensioner rantai dan peredam getaran rantai.

3. Lepas rantai timing, plat posisi poros engkol dan sproket

timing pada poros engkol.

m. Lepas oil jet, pipa delivery oli dan tutup bearing camshaft.

n. Lepas camshaft no.1 dan no.2, valve rocker arm dan valve lash

adjuster.

o. Lepas valve stem cap dan roda gigi camshaft.

p. Lepas kepala silinder dengan mengendorkan 10 baut kepala

silinder sesuai urutan pengendoran yang telah ditentukan (dari sisi

luar ke dalam).

q. Lepas gasket kepala silinder.

4.4.3 Pembongkaran Kepala Silinder

a. Lepas katup masuk dan katup buang.


29

Menggunakan alat khusus (Special Service Tools) dan balok kayu,

tekan spring valve dan lepas valve retainer lock.

Lepas retainer, compression spring dan valve.

b. Lepas seal oli valve stem sebanyak 16 buah menggunakan tang

lancip.

c. Lepas 16 valve spring seat dan head screw plug.

4.4.4 Pembersihan dan Pemeriksaan Kepala Silinder

a. Lakukan pembersihan secara maksimal pada kepala silinder,

khususnya pada ruang bakar, saluran masuk dan buang. Tidak

dianjurkan membersihkan dengan menggunakan deterjen,

prosedur pembersihan yang salah dapat menyebabkan timbulnya

karat.

b. Pemeriksaan kepala silinder.

Menggunakan mistar baja perata (straight edge) dan feeler gauge,

ukur kelengkungan pada permukaan yang bersinggungan dengan

blok silinder dan saluran manifold.

Menggunakan dye penetrant, periksa saluran intake, saluran

exhaust dan permukaan silinder dari keretakan. Bila terdapat

keretakan, ganti kepala silinder.


30

Gambar 4.3 Salah satu contoh pemeriksaan Kepala Silinder

4.4.5 Pemeriksaan Komponen Kepala Silinder

Sebelum pemeriksaan dan pengukuran komponen, lakukanlah

pembersihan agar didapatkan hasil pengukuran yang baik dan presisi.

a. Pemeriksaan pegas katup.

1. Menggunakan jangka sorong, ukur panjang bebas pegas katup.

Jika panjang bebas tidak sesuai spesifikasi, ganti pegas katup.

2. Menggunakan siku baja, ukur deviasi pegas katup bagian

dalam. Jika penyimpangan lebih dari nilai maksimum, ganti

pegas katup.

Gambar 4.4 Salah satu contoh pemeriksaan pegas katup

b. Pemeriksaan katup isap dan katup buang.

1. Menggunakan jangka sorong, ukur panjang keseluruhan katup.

2. Menggunakan mikrometer, ukur diameter stem katup.


31

3. Menggunakan jangka sorong, ukur tebal margin head katup.

4. Bila nilai pengukuran tidak sesuai spesifikasi, ganti katup.

Gambar 4.5 Salah satu contoh pemeriksaan batang katup

c. Pemeriksaan dudukan katup.

1. Berilah lapisan tipis prussian blue untuk valve face dan tekan

berlawanan dengan dudukan katup.

2. Periksa bahwa prussian blue muncul di sekitar permukaan

seluruh valve, jika demikian guide dan valve face adalah

konsentris. Jika tidak, ratakan ulang dudukan katup.

d. Pemeriksaan thrust clearance camshaft.

Menggunakan dial indicator, ukur thrust clearance sambil

menggerakkan poros cam maju dan mundur. Jika thrust clearance

melebihi maksimum, ganti kepala silinder. Bila thrust surface

rusak, ganti poros cam.

e. Pemeriksaan celah oli poros cam.

1. Bersihkan tutup bearing dan jurnal camshaft, letakkan poros

cam pada kepala silinder.


32

2. Letakkan satu strip plastigage melewati setiap jurnal poros

cam.

3. Pasang tutup bearing cam, momen sesuai spesifikasi,

kemudian lepas tutup bearing cam.

4. Ukurlah hasil dari plastigage tersebut, bila celah oli melebihi

maksimum, ganti poros cam. Jika diperlukan, ganti kepala

silinder.

f. Memeriksa celah oli valve guide bush.

Menggunakan caliper gauge, ukur diameter dalam guide bush.

Kurangkan hasil pengukuran diameter stem katup dari

pengukuran diameter dalam guide bush. Jika celahnya melebihi

maksimum, ganti valve dan valve guide bush.

g. Pemeriksaan rantai timing.

Tarik rantai dengan kekuatan 147 N (15 Kgf), ukur panjang dari

16 mata rantai menggunakan jangka sorong. Jika perpanjangan

lebih dari maksimum, ganti rantai timing.

h. Pemeriksaan tensioner rantai.

Gerakkan plat stopper ke atas untuk melepaskan kunci. Putar

plunger dan periksa apakah plunger bergerak lancar.

i. Pemeriksaan roda gigi camshaft dan crankshaft.

Ukur jarak antara ujung roda gigi yang paling aus dan area yang

awal aus di bawah ujung roda gigi. Jika jaraknya kurang dari

minimum spesifikasi, ganti roda gigi camshaft dan crankshaft.


33

j. Pemeriksaan slipper tensioner rantai, peredam getaran rantai dan

guide rantai timing.

Menggunakan jangka sorong, ukur keausan pada komponen. Jika

keausannya melebihi maksimum, ganti komponen.

k. Pemeriksaan baut set kepala silinder.

Menggunakan jangka sorong, ukur diameter ulir yang memanjang

di daerah pengukuran. Bila diameter kurang dari minimum, ganti

baut set.

l. Pemeriksaan valve lash adjuster.

1. Tempatkan lash adjuster ke dalam tempat yang terisi oli

mesin, gunakan oli mesin yang bersih.

2. Masukkan ujung SST ke dalam plunger lash adjuster dan

gunakan ujungnya untuk menekan ke bawah check ball di

dalam plunger dan periksa pergerakan plunger.

3. Jika plunger dapat tertekan setelah menekannya 3 kali, ganti

valve lash adjuster karena kemungkinan lash adjuster tidak

dapat menjaga tekanannya.

m. Pemeriksaan poros cam.

Gambar 4.6 Salah satu contoh pemeriksaan poros cam


34

1. Tempatkan poros cam pada v-blok, ukur runout keliling pada

journal tengah menggunakan dial indicator. Bila runout

kelilingnya melebihi maksimum, ganti poros cam.

2. Menggunakan mikrometer, ukur tinggi cam lobe. Bila tinggi

cam lobe kurang dari minimum, ganti poros cam.

3. Menggunakan mikrometer, ukur juga diameter journal. Bila

diameter tidak sesuai spesifikasi, periksa celah oli.

4.4.6 Perakitan Kembali Komponen Kepala Silinder

Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengukuran pada komponen,

lakukanlah penyetelan ulang, perbaikan atau penggantian pada

komponen-komponen yang tidak dalam keadaan standar (rusak).

Berikut ini adalah spesifikasi momen perakitan kepala silinder

sesuai buku repair manual Toyota Kijang Innova 2.0 :


35

Tabel 4.3 Spesifikasi momen Mesin 1TR-FE


36

a. Pasang head straight screw plug.

Menggunakan kunci heksagon 10 mm dan 19 mm, pasang gasket

baru dan straight screw plug.

b. Pasang seal oli stem katup.

Pasang 16 dudukan pegas katup dan berilah lapisan tipis oli mesin

ke seal oli yang baru. Gunakan SST, dorong ke 16 seal oli untuk

memasangnya. Kegagalan penggunaan SST akan menyebabkan

seal rusak atau terpasang tidak tepat.

c. Pemasangan katup isap dan katup buang.

Berilah oli mesin secukupnya pada area ujung katup. Pasang

katup, pegas katup dan retainer pegas ke kepala silinder.

Menggunakan SST dan balok kayu, tekan pegas dan pasang 2

pengunci retainer. Jangan sampai merusak ujung stem katup.

4.4.7 Perakitan Kepala Silinder ke Unit Mesin.

a. Pasang gasket kepala silinder.

Tempatkan gasket kepala silinder yang baru pada permukaan blok

silinder dengan stempel nomor lot menghadap ke atas dan posisi

hadapan yang benar.

b. Pasang rakitan kepala silinder.

1. Tempatkan kepala silinder pada blok silinder, pastikan bahwa

tidak ada oli pada permukaan pemasangan kepala silinder.

Pasang plat washer ke baut kepala silinder.


37

2. Berilah lapisan tipis oli mesin pada ulir dan bawah baut,

kencangkan baut dengan urutan dan 3 tahap pengencangan

yang benar.

c. Pasang roda gigi poros cam.

1. Jepit poros kam dalam ragum dan pasang baut poros cam.

Luruskan pin hole dan straight pin untuk pemasangan yang

benar.

2. Periksa bahwa roda gigi poros cam dapat bergerak dalam arah

mundur dan menjadi terkunci pada posisi paling mundur.

d. Pasang tutup stem katup.

Beri lapisan tipis oli mesin dan pasang 16 stem katup ke kepala

silinder.

e. Pasang 16 valve lash adjuster dan rocker arm valve.

f. Pasang poros cam.

Berilah oli mesin bersih ke bagian cam journal, pasang poros cam

no.1 dan no.2 sesuai dengan petunjuk pemasangannya.

g. Pasang tutup bearing poros cam sesuai dengan tanda.

h. Pasang jet oli dan pipa delivery oli.

i. Pasang set key puli poros engkol dan plat crankshaft position

sensor.

j. Pasang rantai timing, peredam getaran rantai, guide rantai, slipper

tensioner dan tensioner rantai timing.


38

1. Pasang rantai pada roda gigi poros cam dengan tanda plat

sejajar dengan tanda timing pada roda gigi, lalu pasang

peredam getaran dengan 2 baut.

2. Pindahkan stopper plate ke atas untuk melepaskan kunci dan

dorong plunger deep ke dalam tensioner, pindahkan ke bawah

untuk mengatur kunci dan sisipkan pin kunci heksagon ke

lubang plate stopper, kemudian pasang tensioner rantai dan

guide rantai.

k. Pasang tutup rantai timing.

1. Pasang 3 o-ring baru ke tutup rantai timing.

2. Bersihkan oli apapun dari permukaan kontak dan pasang tutup

rantai timing dalam waktu 3 menit dan kencangkan baut-

bautnya dalam waktu 15 menit setelah penggunaan paking

seal.

3. Luruskan alur drive rotor pompa oli dan roda gigi poros

engkol dan pasang tutup rantai timing dengan baut yang

berbeda-beda sesuai dengan momen spesifikasinya.

l. Pasang tensioner tali kipas.

m. Pasang oil pan no.1, strainer dan oil pan.

n. Pasang puli poros engkol.

o. Pasang tutup kepala silinder dengan 19 baut dan 2 mur sesuai

dengan momen spesifikasi dan urutan pengencangan yang benar.


39

p. Pemasangan sensor-sensor, antara lain crankshaft and camshaft

position sensor, katup pengontrol oli, sensor air pendingin dan

katup PCV.

q. Pasang saluran masuk, saluran buang dan insulatornya.

r. Pasang injektor, pipa deliveri bahan bakar, busi dan koil

pengapian.

s. Pasang idler puli no.1, braket kompressor AC dan kompressor AC.

1. Guna mencegah ketidaklurusan yang menyebabkan belt

berderik, baut-baut harus dikencangkan dengan tepat sesuai

prosedur.

2. Pastikan tidak terdapat celah antara kepala silinder dan braket,

kemudian pasang semua baut.

t. Pasang throttle body dengan motor dan hubungkan konektor

throttle position sensor dan konektor control motor.

u. Pasang radiator, selang-selang saluran, kipas dan tali kipas.

v. Pasang kabel mesin, hubungkan konektor camshaft dan crankshaft

position sensor, injektor, katup pengontrol oli, throttle body,

sensor air pendingin dan wire harness.

w. Pasang alternator, pipa pcv dan saluran udara intake beserta rumah

saringan udara.
40

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Data Penelitian.

Berikut akan dipaparkan hasil pemeriksaan dan pengukuran yang

dilakukan sesuai dengan spesifikasi pada repair manual Mesin 1TR-FE :

Komponen Pengukuran Standar Aktual Ket.


not
- tekanan kompresi 880-1230 kPa 850 kPa
good
kelengkungan maks. 0,05 mm 0,02 mm
cylinder head good
keretakan tidak tidak
intake
kelengkungan maks. 0,7 mm - good
manifold
exhaust
kelengkungan maks. 0,7 mm - good
manifold
panjang bebas 48,53 mm 48,53 mm
spring valve deviasi maks. 1,5 mm 0,5 mm good
sudut 2° 2°
5,470-5,485
diameter stem 5,475 mm
mm
intake valve tebal margin 1,05-1,45 mm 1,20 mm good
panjang 106,56-106,96
106,88 mm
keseluruhan mm
5,465-5,480
diameter stem 5,475 mm
mm
exhaust valve tebal margin 1,2-1,6 mm 1,3 mm good
panjang 107,04-107,44
107,3 mm
keseluruhan mm
thrust clearance 0,10-0,24 mm 0,14 mm
camshaft
0,035-0,072 good
thrust celah oli journal 0,055 mm
mm
0,025-0,060
celah oli in 0,075 mm
valve guide mm not
bush 0,030-0,065 good
celah oli ex 0,070 mm
mm
diameter lubang 10,285-10,306
intake valve 10,290 mm
bush mm good
guide bush
tinggi tonjolan 9,8-10,2 mm 10,0 mm
diameter lubang 10,285-10,306
exhaust valve 10,290 mm
bush mm good
guide bush
tinggi tonjolan 7,6-8,0 mm 8,0 mm
41

Komponen Pengukuran Standar Aktual Ket.


intake valve
lebar 1,0-1,4 mm 1,0 mm good
seat
exhaust valve
lebar 1,0-1,4 mm 1,0 mm good
seat
maks. 147,5
timing chain rentangan 146,9 mm good
mm
camshaft jarak min. 1,0 mm 1,2 mm
timing good
diameter min. 113,8 mm 114,1 mm
sprocket
camshaft jarak min. 1,0 mm 1,3 mm
good
timing gear diameter min. 113,8 mm 114,05 mm
crankshaft jarak min. 1,0 mm 1,2 mm
timing good
diameter min. 59,4 mm 60,05 mm
sprocket
chain
tensioner keausan maks. 2,0 mm 0,5 mm good
slipper
vibration
keausan maks. 2,0 mm 0,5 mm good
damper chain
timing chain
keausan maks. 0,5 mm 0,01 mm good
guide
baut cylinder 10,76-10,97
diameter luar 10,82 mm good
head mm
runout keliling maks. 0,03 mm -
42,855-42,955
camshaft tinggi cam lobe 42,890 mm
mm good
no.1
35,949-35,965
diameter journal 35,950 mm
mm
runout keliling maks. 0,03 mm -
42,855-42,955
camshaft tinggi cam lobe 42,890 mm
mm good
no.2
35,949-35,965
diameter journal 35,950 mm
mm
not
radiator cap tekanan 93-123 kPa 45 kPa
good

Tabel 5.1 Hasil pengukuran komponen Kepala Silinder dan

spesifikasinya.

Dari hasil pengukuran di atas, dapat diketahui bahwa adanya

beberapa komponen yang mengalami keausan sehingga hasil pengukuran

terhadap komponen tersebut diluar dari nilai atau rentang spesifikasinya.


42

5.2 Analisa Penelitian.

Hasil analisa membuktikan bahwa komponen yang mengalami

keausan diakibatkan kurangnya pelumasan dan panas yang berlebihan di

sekitar area komponen tersebut. Valve guide bush tidak mendapatkan

pelumasan yang efektif dikarenakan oli atau pelumas mesin dalam kondisi

yang tidak baik (jelek). Diketahui bahwa kendaraan memiliki catatan

perawatan dan perbaikan kendaraan yang dilakukan tidak melalui bengkel

resmi Toyota dan penggantian oli tidak dilakukan secara berkala.

Oli atau pelumasan yang telah dalam kondisi tidak baik,

mengakibatkan pelumas tersebut sudah kehilangan kemampuan melumasi

komponen mesin maupun memindahkan panas komponen kendaraan dan

pada akhirnya, komponen-komponen yang bergerak tidak mendapatkan

pelumasan yang baik. Sebagai tambahan, pelumas yang telah dalam kondisi

tidak baik akan berubah struktur secara fisik menjadi lebih kental, hal itu

juga menyebabkan pompa oli pada kendaraan tidak dapat memaksimalkan

kinerjanya.
43

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitan dan analisa pada laporan praktek kerja industri ini

dirumuskan suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Pentingnya memahami standar pekerjaan sesuai dengan pedoman

perusahaan agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan baik dan

lancar.

2. Pentingnya manajemen waktu dalam melakukan pekerjaan sehingga

pekerjaan dapat selesai sesuai dengan estimasi waktu perbaikan dan

akan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

3. Pentingnya pemahaman suatu sistem kerja maupun penggunaan alat

ukur dengan benar agar didapatkan hasil analisa yang tepat sesuai

dengan kerusakan pada kendaraan.

4. Pentingnya tenaga kerja atau sumber daya manusia yang handal dalam

melakukan pekerjaan agar didapatkan estimasi pekerjaan sesuai dengan

waktu yang dijanjikan, kepuasan pelanggan terhadap hasil pekerjaan,

dan zero accident.

5. Perawatan kendaraan yang benar maupun penggantian part sesuai

dengan anjuran pedoman perbaikan (perawatan dan penggantian part

secara berkala dan penggunaan part sesuai standar) dapat

memperpanjang umur kendaraan dan meminimalisir kerusakan yang

terjadi sebelum waktunya.


44

6.2 Saran

Adapun saran-saran untuk pelaksanaan praktek kerja industri ini

adalah sebagai berikut :

Saran bagi fakultas :

1. Agar waktu penyusunan laporan praktek kerja industri ini diperpanjang

supaya mahasiswa dapat menyelesaikan laporan praktek kerja industri

dengan baik.

2. Diberikan standar sistematika penulisan dalam penyusunan laporan

yang sama dan jelas pada tiap-tiap kelas agar tidak terjadi kebingungan

pada mahasiswa dalam penyusunan laporan.

3. Fakultas memfasilitasi mahasiswa yang ingin melaksanakan praktek

kerja lapangan sesuai dengan minat atau animo dari mahasiwa tersebut

maupun mahasiswa yang susah untuk mendapatkan perusahaan untuk

melaksanakan praktek kerja industri.

Saran bagi perusahaan :

1. Mahasiswa difasilitasi dalam mencari referensi-referensi yang

berhubungan dengan laporan praktek kerja industri.

2. Perbaikan atau penggantian pada alat-alat ukur yang dapat

mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran.

3. Pembimbing lapangan yang dapat memberikan jawaban yang baik atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mahasiswa.

Demikan kesimpulan dan saran yang penulis sampaikan dalam rangka

memperbaiki proses praktek kerja industri yang dilakukan mahasiswa

selanjutnya, mudah-mudahan praktek kerja industri ini menjadi kesempatan


45

yang baik untuk mahasiswa dalam menimba pengalaman di dunia kerja dan

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan mahasiswa.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH


46

DAFTAR PUSTAKA

Toyota Astra Motor. 2000. Gasoline Engine : Prinsip dasar mesin bensin 4

langkah. Jakarta.

Toyota Astra Motor. 2005. Repair Manual Engine 1TR-FE. Jakarta.

Daryanto. 2012. Prinsip dasar mesin otomotif. Jakarta: Alfabeta.

AD. (2012). Komponen-komponen mesin bensin.

http://www.wikipedia.org/komponen-komponen-mesin-bensin.html, 10 maret

2012.

Susanto. (2014). Sistematika penulisan karya ilmiah.

http://disertasi.com/2014/sistematika-penulisan-karya-ilmiah.html, 05 Juli 2014.

Anda mungkin juga menyukai