Anda di halaman 1dari 4

Seni dan Budaya Tabuh

Oleh
Nama : I Putu Adi Surya Paramartha
NIM : 150030333
Kelas : AN153

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)


STIKOM Bali
2015/2016
A. Nama Barungan Gamelan

Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada
barungan ini (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan
musik-musik keras dan dinamis. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari
Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya.
Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh
tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa
gantung berbilah 9 atau 10 . cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang dirubah
menjadi 1 atau 2 set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul
diganti dengan pukulan tangan.

Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan kebanyakan instrumennya memiliki 10
sampai 12 nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkandengan
Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya
pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti Tabuh
Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.

Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 :


1. Utama = Yang besar dan lengkap
2. Madya = Yang semi lengkap
3. Nista = Yang sederhana

Barungan yang utama terdiri dari :

Jumla Satuan Instrumen


h
10 buah gangsa berbilah (terdiri dari 2 giying / ugal, 4 pemade, 4 kantilan)
2 buah jegogan berbilah 5 - 6
2 buah jublag atau calung berbilah 5 - 7
1 tungguh reyong berpencon 12
1 tungguh terompong berpecon 10
2 buah kendang besar (lanang dan wadon) yang dilengkapi dengan 2 buah
kendang kecil
1 pangkon cengceng
1 buah kajar
2 buah gong besar (lanang dan wadon)
1 buah kemong (gong kecil)
1 buah babende (gong kecil bermoncong pipih)
1 buah kempli (semacam kajar)
1-3 buah suling bambu
1 buah rebab

B. Sejarah Gong Kebyar

Perangkat atau barungan Gong Kebyar diperkirakan lahir tahun 1915 di Desa Bungkulan
Kabupaten Buleleng hal ini berdasarkan hasil informasi dari para seniman dan Empu Karawitan
Bali. Namun sampai saat ini pernyataan ini baru bersifat asumsi atau dugaan sementara, karena
belum dilandasi dengan data-data yang pasti. Istilah kebyar digunakan untuk menyebut nama
perangkat/barunan gambelan ini, kemungkinan karena adanya kesan dari hasil tabuhannya yang
serentak, bunyinya yang keras diibaratkan seperti lampu yang dinyalakan dengan terang.

Disamping itu menurut Mcphee (1996 : 328) Gong Kebyar merupakan salah satu bentuk
gambelan Bali yang menggunakan laras pelog lima nada (panca nada) dengan tahun kelahiran
yang sama yaitu pada tahun 1915. Salah satu sebab munculnya gambelan ini yaitu adanya
kebanggaan untuk “berkompetisi” dari masyrakat khususnya seniman Bali. Sejak
pemunculannya gong kebyar telah mampu merebut hati masyarakat karena gambelan ini
merupakan salah satu media yang dipergunakan oleh para seniman untuk mengungkapkan
ekspresi estetiknya baik yang masih mengacu pada tradisi maupun yang benar-benar ingin
mendapatkan sesuatu yang baru.

Gong kebyar ini pada mulanya berasal dari barungan gong gede yang terdiri dari lima
bilah, namun sesuai dengan perkembangannya gong gede ini telah mengalami perubahan bentuk
menjadi Gong Kebyar namun gending-gending tersebut tidak berubah ciri khasnya bila
diperdengarkan dengan menggunakan gambelan Gong Kebyar. Suasana yadnya yang agung dan
megah tetap terasa dan membawa orang akan terbayang dengan kedamaian.

Gong kebyar ditabuh untuk pertama kalinya menyebabkan terjadinya kekagetan yang luar
biasa. Masyarakat menjadi tercengang dan ternak sapi yang sedang diikatkan di ladang dan di
kandangnya terlepas dan lari tunggang langgang.

Kebyar adalah tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan
pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan
terompong. Bentuk kebyar merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan gending yang
letaknya bisa di depan, di tengah atau di bagian akhir. Jenis tabuhan kebyar ini sering digunakan
pada iringan tarian maupun tabuh petegak (instrumental). Karena itu kebyar memiliki nuansa
yang sangat dinamis, keras dengan satu harapan bahwa dengan kebyar tersebut mampu
membangkitkan semangat.

C. Fungsi Gong Kebyar dalam Upacara Keagamaan

Gong Kebyar yang kini sangat populer pada kehidupan masyarakat Bali. Selain sebagai
sarana hiburan, gamelan yang tergolong baru ini juga bisa digunakan dalam mengiringi prosesi
upacara Dewa Yadnya. Misalnya pada saat odalan di Pura, Gong Kebyar bisa digunakan untuk
mengiringi tari-tari wali seperti tari Topeng, tari Baris Gede, tari Rejang Dewa dan lain
sebagainya

D. Daftar Informan
 I Made Adi Parmadi, 43 tahun, Dangin Puri Kaja, Denpasar
 Babad Bali, “Gamelan Gong Kebyar”, http://www.babadbali.com/seni/gamelan/ga-gam-
gong-kebyar.htm

Anda mungkin juga menyukai