Anda di halaman 1dari 10

KONSEP UTOPIS IDEALIS DALAM ERA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PADA MEGA PROYEK CENTER POINT OF INDONESIA (CPI)


KAWASAN PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR

Tugas Essai Matrikulasi

Oleh:
Martein Adigana
NIM. 21040117410027
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN

Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota


Universitas Diponegoro
Semarang
2017

1
KONSEP UTOPIS IDEALIS DALAM ERA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PADA MEGA PROYEK CENTER POINT OF INDONESIA (CPI)
KAWASAN PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR

Martein Adigana 1
1. Mahasiswa Tugas Belajar pada Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro dan bekerja pada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Kantor Pertanahan Gorontalo Utara

Alamat Email: martein.adigana@gmail.com , Hp. 081318153737

Abstract

Konsep Sustainable Development pada proyek Center Point of Indonesia di Kawasan Pantai Losari diharapkan memberikan
dampak yang besar terhadap kemakmuran masyarakat dan Kota Makassar tidak hanya sekarang tapi juga untuk masa depan.
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan proses reklamasi kawasan pantai. Namun terdapat beberapa kekhawatiran terkait isu
Sustainable Development dengan cara reklamasi dan dibangunnya daratan baru yang sebagian besar pemanfaatannya adalah untuk
areal komersil. Idealnya untuk menjadi kota dengan predikat Liveable City dan penerapan Konsep Waterfront City sesuai amanat
Peraturan Daerah untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendekatan perencanaan yang Rational Comprehensive.
Sehingga konsep Utopis Idealis dalam era Sustainable Development yang disuarakan oleh para elit pemerintahan atau politik serta
Kapitalis Borjuis, yang semula hanya melihat dari sisi pemodal saja bisa menjadi seimbang kembali dengan mempertimbangkan
sisi humanis (masyarakat umum) dan sisi kelestarian lingkungan sebagai keterkaitan yang harus berimbang tanpa adanya
monopoli terkait akses Sumber Daya Alam (SDA) oleh para pemilik modal besar. Apabila keseimbangan antara ketiga komponen
utama tersebut dapat tercapai maka tujuan Sustainable Development bisa ddapatkan.

Kata Kunci: Sustainable Development, Waterfront City, Rational Comprehensive Approach, dan Liveable City.

A. Pendahuluan sebuah Konsep Utopis Idealis terkait dengan


Center Point of Indonesia (CPI) digagas pemerataan ekonomi antara Kawasan
Sekitar tahun 2010 pada masa periode Indonesia Timur dan Indonesia Barat mulai
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikemukakan.
menjabat Presiden Indonesia. Pada masa itu Ada beberapa alasan yang mendasari
gagasan mengenai Era Kerja Sama gagasan tersebut muncul antara lain
Pertumbuhan Ekonomi Regional yang pemerataan ekonomi regional karena
Indonesia lakukan menjadi sebuah sorotan. Sulawesi Selatan dianggap sebagai titik
Dorongan untuk memajukan atau secara tengah Indonesia, dan juga mendukung
minimal mengejar ketertinggalan pembangunan pusat perekonomian baru
pembangunan antar daerah, terutama selain Ibu Kota Jakarta.
mengejar ketertinggalan pembangunan di
Wilayah Indonesia Timur mulai semakin
kuat. CPI yang merupakan gagasan ideal atau

2
Gambar 2. Lokasi Pantai Losari
(Sumber:http://www.purnawanblog.com/journey-to-
makassar/)

Gambar 1. MasterPlan Center Point Of Indonesia

(Sumber:http://www.purnawanblog.com/journey-to-

makassar/)

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul


Gambar 3. Foto satelit Kawasan Pantai Losari tahun 2015
Yasin Limpo menjelaskan kala itu di Kawasan (Sumber:http://v1.makassarterkini.com/yuk-intip-perubahan-
kawasan-pantai-losari-sejak-tahun-2000-hingga-2015-dari-
Pantai Losari Kota Makassar sedang terjadi
atas-udara/)
permasalahan sedimentasi yang menjadi isu Awal mula dikenalnya istilah

nasional. Kota Makassar yang merupakan Ibu Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable

Kota Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Development seperti sekarang berawal dari

jembatan penghubung antara Wilayah Konferensi Stocholm tahun 1972 yang

Indonesia Barat dan Indonesia Timur dengan memberikan gagasan atau gambaran baru

salah satu ikon utamanya adalah Pantai mengenai pembangunan berwawasan

Losari mengalami ancaman yang serius lingkungan atau pembangunan yang diukur dari

terkait pendangkalan. Dengan gagasan perkembangan serta perhatiannya terhadap

tersebutlah Mega Proyek Center Point of masalah lingkungan (Eco-Development). Pada

Indonesia (CPI) digadang-gadang dapat tahun 1980an barulah muncul istilah Sustainable

menghilangkan ancaman tersebut juga Development yang pengertiannya adalah

sekaligus meningkatkan posisi Sulawesi pembangunan yang bisa memenuhi kebutuhan-

Selatan atau Makassar pada khususnya ke kebutuhan yang ada di masa kini tanpa

arah Era Pembangunan Berkelanjutan mengurangi kemampuan generasi mendatang

(Sustainable Development). untuk juga bisa memenuhi kebutuhannya


sendiri. (Brundtland, 1987). Untuk era modern
sekarang di Indonesia, Sustainable Development
tidak terlepas dari perkembangan peraturan
yang ada antara lain dalam :

3
1. UU No.23 Tahun 1997 tentang komprehensif dilakukan maka dapat
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan
di dalamnya menjelaskan mengenai kerusakan lingkungan. SDA yang sejatinya
Pembangunan Berkelanjutan menjadi alat daerah untuk menyejahterakan
Berwawasan Lingkungan Hidup rakyat melalui PADnya, tidak secara benar atau
sebagai terjemahan dari Eco- baik dalam hal pengaturannya dapat
Development. menciptakan kondisi yang tidak sesuai dengan
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang
Konsep Ideal Sustainable Development.
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Utopis dalam kamus besar bahasa
Dalam UU no 32 tahun 2009 tentang
Indonesia (KBBI) mempunyai dua maksud antara
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
lain sebagai kata sifat berarti berupa khayalan
Hidup (UUPLH) mengatur tentang Kewenangan
atau bersifat khayal; dan kata benda sebagai
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
orang yang memimpikan suatu tata masyarakat
Hidup antara Pusat dan Daerah. Kewengangan
dan tata politik yang hanya bagus dalam
yang diatur dan diberikan kepada Pemerintah
gambaran, tetapi sulit untuk diwujudkan.
Daerah (Pemda) adalah dalam hal berikut : Idealis dalam (KBBI) mengandung
1. Aspek Perencanaan Rencana
pengertian sebagai kata benda yaitu orang yang
Perlindungan dan Pengelolaan
bercita-cita tinggi atau sebagai pengikut aliran
Lingkungan Hidup (RPPLH)
idealism. Sedangkan idealism sendiri mempunyai
2. Aspek Pemanfaatan SDA berdasarkan
pengertian sebagai kata benda yaitu aliran atau
RPPLH
3. Aspek Pengendalian dalam upaya cabang dari ilmu filsafat yang menganggap
Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal
4. Aspek Pengawasan dan Penegakkan
yang benar untuk dipahami dan berusaha untuk
Hukum
hidup menurut patokan-patokan yang
Namun menjadi ironis apabila terkait
sebelumnya sudah dia yakini, pahami dan
dengan kewenangan tersebut serta pemenuhan
dicamkan.
Hak Pemerintah Daerah terhadap akses SDA
Sehingga dari pengertian-pengertian di
yang berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
atas Utopis Idealis dalam kaitannya dengan
Daerah (PAD), menyebabkan kerusakan atau
Pembangunan Berkelanjutan bisa diartikan
menurunnya kualitas dan kemampuan SDA itu
sebagai orang-orang yang mempunyai khayalan
sendiri. Apabila pendekatan pengambilan
atau impian tentang Pembangunan
keputusan yang diambil tidak secara

4
Berkelanjutan yang ideal yang berpengaruh bawah. Sedangkan pada parakteknya sering
terhadap Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan. sekali terlihat bahwa Sustainable Development
Kapitalis Borjuis Mempunyai tersebut hanya mengarah pada masyarakat
pengertian sebagai kata benda adalah kaum spesial menengah ke atas.
bermodal atau orang yang bermodal besar atau Terkait kembali dengan CPI dan Konsep
golongan atau orang yang sangat kaya. Utopis-Idealis Era Sustainable Development di
Oknum Kapitalis ini bisa dibagi menjadi Kawasan Pantai Losari Makassar, maka muncul
dua kategori apabila dilihat dari status atau Pertanyaan yaitu Pembangunan Berwawasan
posisinya di masyarakat. Yang pertama adalah Lingkungan sejak dikenalkan pada tahun 1980an
Birokrat yang identik dengan pemangku hingga Pada Era Sustainable Development Goals
kekuasaan atau aparat pemerintahan dan Borjuis saat ini apakah konsep Utopis-Idealis sekedar
dari golongan pemodal atau Pengusaha. hanya menjadi jargon politik sekelompok elit
birokrat dalam pengertian sifatnya dilihat pemerintahan dan Kapitalis Borjuis untuk
dari sudut pandang politik dan pemerintahan melanggengkan kekuasaan terhadap monopoli
adalah orang yang mempunyai kedudukan di akses Sumber Daya Alam.
dalam lembaga pemerintah atau di dalam
organisasi politik yang menyalahgunakan B. Pembahasan
kekuasaan dan kedudukannya untuk Persiapan pengembangan wilayah

memperkaya golongan atau diri sendiri. menurut Adisasmita (2012) dapat

Sedangkan borjuis adalah (golongan) orang dikelompokkan menjadi 5 pertanyaan mendasar

bermodal dan bangsawan. antara lain : 1. Sedang Dimana Kita; 2. Kemana


Kaum Kapitalis Borjuis sering sekali Tujuan Kita; 3. Bagaimana kita sampai ke sana; 4.
menggunakan jargon atau visi – misi yang Apakah (Blue print) atau Detil Operational
mengangkat tentang pentingnya Sustainable Planning untuk melaksanakan strategi; dan 5.
Development di wilayahnya, akan tetapi apabila Apakah kita sudah On The Track. Mengingat
ditinjau lebih dalam terkait tujuan dari Konsep bahwa Kawasan Pantai Losari menjadi salah satu
Utopis Idealis Pembangunan Berkelanjutan Isu Strategis Nasional selain Pembangunan Rel
tersebut tidaklah berdampak besar terhadap Kereta Mamminasata, Reklamasi Jakarta dan
masyarakat umum. Masyarakat umum di sini Reklamasi Di Bali, maka perlu dicari pendekatan
diartikan sebagai masyarakat dengan status terbaik yang bisa dilakukan. Kondisi yang ingin
pendapatan serta strata sosial menengah ke digapai adalah menjadikan Kawasan Pantai

5
Losari sebagai Center Point of Indonesia (CPI) pesisir pantai Tanjung Bunga terhadap
yang berazas penataan ruang sesuai amanat dari bencana dan memanfaatkannya menjadi
UU No 26 tahun 2007 yang mempunyai 9 aspek kawasan “Waterfront City”.
antara lain 1. Keterpaduan; 2. Keserasian, Dari langkah strategis yang dirumuskan

Keselarasan dan Keseimbangan; 3. oleh Pemerintah Kota Makassar pada Khususnya

Keberlanjutan; 4. Keberdayagunaan dan tersebut bisa dikatakan bahwa konsep

keberhasilgunaan; 5. Keterbukaan; 6. Sustainable Development tercermin dalam

Kebersamaan dan kemitraan; 7. Perlindungan Konsep Perencanaan berbasis ”Waterfront City”.

kepentingan umum; 8. Kepastian hukum dan Waterfront City Development dapat diartikan

keadilan; 9. Akuntabilitas. Aspek-aspek tersebut sebagai pengembangan kawasan tepian air atau

dapat dicapai dengan konsep perencanaan yang tepi pantai (Echols, 2003). Konsep ini

relevan dengan karakteristik kawasan tersebut. mempunyai dua macam aspek sebagai dasar
Pengertian Reklamasi apabila mengacu pengambilan keputusan. Yang pertama adalah
dalam Perpres 55 tahun 2011 adalah kegiatan aspek geografis dan yang kedua adalah Urban
penimbunan dan pengeringan wilayah perairan. Context (Wrenn, 1983 dan Toree, 1989). Faktor
Dalam Perda nomor 6 tahun 2006 tentang geografis dilihat dari sudut pandang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar permasalahan lingkungan, sedangkan aspek
tahun 2005-2015 tertuang beberapa strategi Urban Context dilihat dari masalah yang terjadi
untuk pengembangan kawasan yang terkait akibat faktor sosial dan ekonomi masyarakat.
dengan reklamasi kawasan Pantai Loasari antara Konsep Sustainable Development dijabarkan
lain : dalam pendekatan perencanaan berbasis
1. Strategi Pengembangan Kawasana Waterfron City untuk mencapai fase yang ideal
Pelabuhan Terpadu dengan mereklamasi dalam hal pemenuhan- kebutuhan masyarakat
sesuai dengan kaidah lingkungan dalam dan lingkungan saat ini terhadap kebutuhan
rangka memanfaatkan hasil sedimentasi masayakat dan lingkungan di masa yang akan
yang telah ada. datang. Seharusnya dengan langkah-langkah
2. Strategi Pengembangan Kawasan Bisnis
yang telah dirumuskan secara tertulis dalam
dan Pariwisata Terpadu dengan
Peraturan Daerah yang merupakan implementasi
melakukan penataan kembali bentuk
dari Peraturan Perundangan dengan hirarki yang
pesisir pantai dengan melakukan
lebih tinggi dan didasari dengan konsep maupun
reklamasi dari deposit pasir hasil
metode pendekatan perencanaan yang baik,
sedimentasi alam untuk me-mitigasi

6
maka tujuan reklamasi Kawasan Pantai Losari
sebagai jawaban atau implementasi Sustainable
Development seharusnya bisa mempertemukan
dan menyeimbangkan antara aspek Sosial
Budaya, Ekonomi dan Lingkungannya.
Pendekatan perencanaan yang baik
Gambar 4. Perbandingan citra tahun 2000 dan 2015
dilakukan untuk konsep Sustainable
(Sumber:http://v1.makassarterkini.com/yuk-intip-perubahan-
Development adalah pendekatan Rational kawasan-pantai-losari-sejak-tahun-2000-hingga-2015-dari-
atas-udara/)
Comprehensive Approach atau Pendekatan
Perencanaan Rasional Menyeluruh yang
mempunyai output berupa Master Plan , General
Plan, dan Development Plan (Branch, 1983).
Livable City bisa diartikan Kota yang
nyaman dan aman untuk ditinggali serta
kemudahan akses terhadap segala kebutuhannya
yang ditinjau dari sudut pandang subyek /
manusia. Akan tetapi kondisi Livable City tidak
Gambar 5. Zonasi Center Point of Indonesia
akan bisa tercapai apabila tidak tercipta kondisi (Sumber:http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?
t=712438&page=70)
kota yang sudah menerapkan atau mempunyai
Pengembang mega proyek Center Point Of
serta melakukan implementasi dari Konsep
Indonesia adalah Ciputra Group melalui anak
Utopis Idealis Sustainable Development.
perusahannya PT. Ciputra Surya Tbk.
Kondisi yang tercipta dari proses
Bekerjasama dengan PT. Yasmin Bumi Asri dan
pembangunan Center Point Of Indonesia (CPI)
membentuk joint operation Ciputra Yasmin. Dari
dapat digambarkan oleh citra satelit dari tahun
total luas wilayah reklamasi 157.23 hektar
ke tahun. Berikut adalah kenampakan perubahan
penggunan dan penguasaannya akan dibagi
tutupan lahan dan alih fungsi lahannya. Contoh
menjadi dua yaitu CitraLand City Losari seluas
yang diambil adalah kenampakan citra satelit
106.76 hektar dan sisanya seluas 50.47 hektar
antara tahun 2000 sampai 2015.
untuk Pemprov Sulawesi Selatan. Ciputra Group
yang bekerja sama dengan Konsultan Reklamasi
PT Boskalis Internasional Indonesia yang
merupakan afiliasi dari Perusahaan Belanda

7
dengan nama Royal Boskalis Westminster ini, dalam hal regulasi untuk mempermudah dan
pada fase tahap 1 telah menghabiskan investasi mempercepat proses dari sisi pemodal saja,
sebanyak 2,5 triliun rupiah. namun sering melupakan aspek yang lain yaitu
Nama Besar pemodal / Perusahaan yang masyarakat umum serta lingkungan. Aspek
mengerjakan Mega Proyek CPI ini sudah dikenal lingkungan dalam hal ini seperti Analisis
masyarakat dalam kaitannya dengan reklamasi di Mengenai Dampak Lingkungan sering dianggap
Ancol, pembangunan Pantai Indah Kapuk, Kapuk menjadi faktor penghambat proses investasi.
Naga Indah, dan Pantai Mutiara Pulau H serta Sedangkan sesuai dengam amanat undang –
banyak proyek lainnya terutama terkait dengan undang serta peraturan yang ada yang mengacu
Properti dan Reklamasi. pada Eco-Development atau Sustainable
Pangsa pasar yang mereka tuju sudah bisa Development merupakan konsep yang ideal yang
diduga dan dilihat adalah menyasar Masyarakat harusnya menyeimbangkan antara Aspek Sosial
dari golongan menengah ke atas saja. Masyarakat masyarakat, Ekonomi Masyarakat dan Pemodal,
menengah ke bawah yang notabene merupakan serta Lingkungan, namun malah semakin
mayoritas penduduk Indonesia semakin meningkatkan kesenjangan yang terjadi.
terpinggirkan dari akses terhadap Sumber Daya Masyarakat umum semakin terpinggirkan dan
Alamnya. Semakin jauhnya akses masyarakat kesempatan mengakses segala fasilitas hidup
terkait permukiman dan akses sarana hiburan semakin dibatasi akan berdampak pada ketidak
berbasis alam sudah semakin terlihat. Kemasan seimbangan Sustainable Development sebuah
Sustainable Development yang digembar kota.
gemborkan untuk keberlanjutan sosial ekonomi
C. Penutup
masyarakat serta keberlanjutan secara
Dari data dan pemahaman yang ada, bisa
lingkunganpun dipertanyakan. Dana yang begitu
dikatakan bahwa Sustainable Development Goals
besar yang dikeluarkan pemodal dapat
dewasa ini sudah mulai bergeser dari yang
diperkirakan harus kembali berlipat ganda.
semula berwawasan lingkungan menjadi
Lahan yang seluas kurang lebih 100 hektar
berwawasan ekonomi saja. Karena mayoritas
tersebut dapat diperkirakan digunakan
penduduk atau pemilih (pemilih hak suara)
semaksimal mungkin untuk mendapatkan
merupakan masyarakat berpenghasilan rendah
keuntungan, karena akses serta keberadaannya
serta kalangan menengah ke bawah, sering sekali
sudah dikuasai oleh sektor swasta atau pemodal.
jargon atau Visi – Misi para elit pemerintahan
Tidak jarang juga Kapitalis Borjuis berperan
untuk menjaring dukungan menggunakan Isu

8
Utopis Idealis Sustainable Development yang
harusnya nantinya akan menyasar pada
masyarakat kembali. Namun yang terjadi adalah
setelah elit pemerintahan atau politisi sudah
mendapatkan apa yang mereka inginkan, konsep
atau jargon yang mereka usung hanyalah
menjadi “Bussines As Ussuals” saja dan hanya
berpengaruh kecil terhadap aspek masyarakat
umum dalam pemenuhan kebutuhannya dan
aspek lingkungan kawasan tersebut yang
semakin menurun kualitasnya.
Sustainable Development dalam kasus ini
terkait dengan penataan ulang kembali Kawasan
dengan cara reklamasi Pantai Losari harus
kembali menyeimbangkan ketiga aspek utama
yaitu Sosial Masyarakat (Masyarakat Umum),
Ekonomi Masyarakat dengan Para Pemodal dan
Lingkungan Hidup untuk menjamin
keberlangsungannya di masa depan. Sehingga
Sustainable Development tercapai dan Makassar
menjadi kota yang Liveable City di Indonesia

9
Daftar Pustaka 32813/SBY.Tinjau.Center.Point.of.Indonesia
Diunduh 11 September 2017 Jam 19.00 WIB
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/02/19
Adisasmita,Raharjo.2012. Analisis Tata Ruang
/menanti-sang-garuda-dan-istana-presiden-di-
Pembangunan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
center-point-of-indonesia Diunduh 11 September
2017 Jam 19.00 WIB
Branch, Melville C.1983. Comprehensive Planning,
General Theory and Principles. Pacifik Palisades,
California.

Brundtland, G. H.1987. Our Common Future: Report of


the World Commission on Environment and
Development. United Nations Commission, 4(1),
300.
https://doi.org/10.1080/07488008808408783

Echols, J. M., & Shadily, H. 2003. Kamus Inggris


Indonesia.Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Global Green Growth Institute (GGGI).2014. KSN


Mamminasata Menuju Pertumbuhan Ekonomi
Hijau
Sastrawati, Isfa .2003. Prinsip Perancangan Kawasan
Tepian Air (Kasus Kawasan Tanjung Bunga). Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 14 No.3
Desember 2003 halaman 95-117

Peraturan Daerah Kota Makassar nomor 6 tahun


2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Makassar 2005-2015
Peraturan Daerah Kota Makassar nomor 4 tahun
2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Makassar 2015-2034
Peraturan Presiden Republik Indoneisa nomor 55
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, dan
Takalar
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Lembaran
Negara RI Tahun 2007 No 68. Sekretariat
Negara,Jakarta.

Torre, L.A.1989. Waterfront Development, Van


Nostrand Reinhold, New York

Wren D.M. 1983. Urban Waterfront Development.


Urban Land Institue Washington D.C
http://nasional.kompas.com/read/2009/03/14/051

10

Anda mungkin juga menyukai