KP Sistem Eksitasi PDF
KP Sistem Eksitasi PDF
Oleh :
MUCHAMAD RASIDI A.
NIM : 130150051
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan dapat menyusun laporan
pelaksanaan kerja praktek dengan judul “Sistem Eksitasi Generator”di PT Indonesia Power Unit
Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu (UJP). Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja praktek
yang dilaksanakan mulai tanggal 20 Juni 2015 sampai dengan 29 Juli 2016.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.Melalui kerja praktek ini penulis dapat melihat langsung dunia pekerjaan yang
sebenarnya.
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang telah membantu pelaksanaan dan penyususnan Laporan Kerja Praktek ini, khususnya
kepada :
1. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya,memberi dukungan baik
secara moral maupun material;
3. Ibu Badriana selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah memberikan bimbingan dan
masukkan dalam penyusunan laporan ini;
4. Bapak Slamet Suwardi selaku General Manager PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
5. Bapak Sentot Kristanto selaku Manager Administrasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
6. Bapak Iwan Setiono selaku Manager Enjiniring PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
ii
7. Bapak Abubakar Siddiq selaku Manager Operasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
8. Bapak Andi Agung selaku Manager Pemeliharaan PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
9. Bapak Guslin Azhar Hutabarat selaku Supervisor Senior HAR di PT Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu;
10.Bapak Heri Priagusno selaku Supervisor HAR Listrik sekaligus pembimbing/mentor
kerja praktek saya di PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu;
12.Bapak Benny Hartono Sihombing & Syamsul Anwar Selaku Teknisi senior HAR Listrik
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat buat penulis selama di PT Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu;
13.Serta para Teknisi HAR Listrik dan HAR Instrumen di PT Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan yang selalu
menemani penulis dengan suasan sehari-hari penuh canda tawa selama kerja praktek ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun dan mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan selama mengikuti
Kerja Praktek ini baik disengaja atau tidak disengaja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini laporan ini masih banyak kekurangan.Oleh
karena itu diharapkan saran dan kritik pembaca untuk menyempurnakan laporan selanjutnya yang
akan datang.Akhir kata, semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis
serta pembaca pada umumnya.
Muchamad Rasidi A.
(130150051)
iii
DAFTAR ISI
COVER i
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Batasan Masalah 2
1.4.Tempat dan Waktu Pelaksanaan 2
1.5.Tujuan Kerja Praktek 3
1.5.1. Bagi Mahasiswa 3
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan 3
1.5.3. Bagi Perusahaan 3
1.6.Metodelogi Penulisan 4
1.6.1. Orientasi 4
1.6.2. Observasi (pengamatan) Pokok Bahasan 4
1.6.3. Konsultasi dan Diskusi 4
1.6.4. Studi Pustaka 4
1.7.Sistematika Penulisan 4
iv
2.5.Lokasi Perusahaan 12
2.6.Struktur Organisasi Perusahaan 13
2.7.Tugas Pokok Organisasi 15
3.2.Siklus Batubara 22
3.3.Proses Pembakaran dan Flue Gas System 22
3.4.Siklus Air dan Uap 23
3.5.Kelistrikan 24
3.5.1. Generator 25
3.5.2. Generator Transformator (GT) 25
3.5.3. Unit Auxiliriary Transformator (UAT) 26
3.5.4. Switch Yard 27
3.5.5. Stand-By/Start-Up Transformator (SST) 27
v
2. GEC – 300 Lemari Intelligent Power Rectifier (IPRC) 53
3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage 55
Protection (FDC)
BAB V Penutup 56
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Daftar Gambar
vii
Gambar 4.8 Lemari kontrol, Bus bar, dan Proteksi pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu
Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)
Gambar 4.19 (a)HMI dan (b)Push Button or Switch of Door Layout of Single IPRC
Tabel
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
2
1.5. Tujuan Kerja Praktek
Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di
kurikulum akademik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh. Maksud dan tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik, di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.
3
1.6. Metodelogi Penulisan
Metode yang digunakan dalam Kerja Praktik ini dibagi ke dalam beberapa
rangkaian kegiatan, yaitu :
1.6.1. Orientasi
4
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan
kerja praktek, waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang sejarah dan profil singkat PT Indonesia Power
Unit Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu, visi, misi, motto dan Budaya PT
Indonesia Power (IP AKSI) dan makna bentuk dan warna logo, lokasi
perusahaan serta bagan susunan jabatan pada Unit Jasa Pembangkitan PLTU
Pangklan Susu.
Bab ini membahas system pengertian dan pentingnya system eksitasi pada
generator PLTU dan membahas jenis-jenis komponen yang digunakan serta
sistem kerjanya.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis
tuliskan dalam laporan ini.
Daftar Pustaka
Berisi buku acuan atau sumber acuan lainya yang digunakan dalam
penulisan laporan kerja praktek ini.
5
BAB II
6
2.2. Profil PT. Indonesia Power UJP Pangkalan Susu
7
Tabel 2.1. Informasi PLTU Pangkalan Susu
1. Visi :
2. Misi :
3. Kompetisi Inti :
“Operasi Pemeliharaan Pembangkit dan Pengembangan Pembangkit”.
8
4. Budaya Indonesia Power
a. MOTO
b. TUJUAN
9
Empat Nilai Perusahaan PT INDONESIA POWER ( IP AKSI ).
INTEGRITAS
PROFESIONAL
PROAKTIF
SINERGI
10
2.4. Makna Bentuk dan Warna Logo
2.4.1. Bentuk
11
2.4.2. Warna.
a. Merah.
b. Biru.
12
.
13
Gambar 2.5. Struktur Organisasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu
14
2.7. Tugas Pokok Organisasi
c. Mengeioia sumber daya dan biaya operasi Pada Bagian Operasi secara
efektif dan Efisien;
15
kegiatan K3 dan Lingkungan di unit bisnis;
16
e. Merencanakan dan menganalisa Penyiapan kebutuhan pemeliharaan
outage secara optimal;
17
c. Mengelola kegiatan rebility management dan efficiency management;
5) Task Execution;
18
h. Melaksanakan kajian dan pelayanan teknis enjiniring Penyelesaian
masalah pembangkit;
19
c. Menyusun dan mengembangkan system Prosedur dan basic
communication antara asset owner, asset manager, dan asset operator
terkait kegiatan Bagian Administrasi;
k. Menyusun rencana dan kegiatan Pengadaan barang dan jasa unit bisnis
serta pengembangan data base pengadaan;
20
BAB III
DASAR TEORI
21
3.2. Siklus Batubara
1. Proses unloading
2. Proses loading
Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim atau
reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal bunker.
Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini
dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.
Proses pembakaran dan flue gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara atmosfer.
Pertama-tama Batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal
22
feeder. Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus
oleh pulvurizer. Setelah digerus oleh pulvurizer, batubara yang berupa serbuk halus
tersebut dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa-pipa primary air heater.
Saat awal proses pembakaran, batubara tidak langsung menjadi bahan bakar utama
tetapi dipatik terlebih dahulu menggunakan high speed disel (HSD) yang
dikeluarkan melalui oil gun.
Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom ash,
dan ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly ash memiliki
kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu digunakan
electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash berkurang
sekitar 98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui stack atau
chimney. Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah diangkut menggunakan
Submerger Scrapper Conveyor dan ditampung dalam bottom ash cylo. Begitu juga
dengan fly ash yang telah disaring atau ditangkap menggunakan electrostatic
precipitator akan ditampung pada fly ash cylo dengan transfer menggunakan udara
kompresor.
Siklus air dimulai pemompaan air laut oleh Sea Water Pump dan
dimasukkan ke Desalt Evaporation yang berfungsi untuk mengubah menjadi air
tawar dan ditampung dalam Feed Water Tank. Kemudian dialirkan menuju Demin
Plant untuk dijadikan air murni dan menghilangkan kandungan mineral dan
23
ditampung di Cool Condensate Storage Tank, dan kemudian air murni tersebut
bersatu dengan air kondensat dalam hotwell. Setelah itu air mengalir dari Hotwell
menuju Condensate Pump untuk dipompakan menuju LP heater (Low Pressure
Heater) yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur air.
Setelah memasuki boiler dan terjadi proses pemanasan, maka air akan
berubah menjadi uap. Uap uang dihasilkan pada proses awal ini memiliki kualitas
yang rendah yaitu berupa uap jenuh yang masih mengandung kadar air. Kadar air
ini berbahaya bagi turbin karena dapat menyebabkan sudu-sudu turbin terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air pada uap jenuh dan merubahnya menjadi uap
kering agar dapat digunakan memutar turbin maka digunakan alat bernama
superheater. Uap yang telah keluar turbin akan didinginkan dengan kondensor
sehingga terjadi perubahan fasa dari uap menjadi air dan ditapung pada hot well.
3.5. Kelistrikan
24
Transformator (GT),Unit Auxiliriary Transformator (UAT), switch yard dan
Stand-By/Start-Up Transformator (SST).
3.5.1. Generator
25
Gambar 3.3 Generator Transformator pada PLTU Pangkalan Susu
26
Trafo ini mengambil tegangan dari Generator Transformator kemudian
diturunkan menjadi 6 KV untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
27
Gambar 3.6 Stand-By/Start-Up Transformator pada PLTU Pangkalan Susu
Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang
ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik. Sebatang kawat pada posisi vertikal
28
diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah pandang
(tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk
sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara
melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat
penghantar tsb.
29
BAB IV
30
F Kode Generator
S Pendingin Stator
menggunakan air
(H2O)
N Pendingin rotor
menggunakan H2
2 Jumlah kutubnya 2
31
9 Absolute 0.4 Jumlah tekanan Hydrogen
Hydrogen yang ditetapkan pada
Pressure pendingin generator
10 Duty Type
32
19 Stator Core H2 Pendingin inti stator dan
and Rotor rotor menggunakan
Coolant Hidrogen
5 Perlindungan dari
masuknya debu dan
perlindungan
lengkap terhadap
kontak langsung.
Pada tingkatan ini
debu masih dapat
dijinkan masuk
namun dalam batas
normal selama tidak
mengganggu
pengoperasian
peralatan.
4 Perlindungan
terhadap percikan air
yang datang dari
segala arah.
33
22 Manuf Date Jun 2009 Generator ini diproduksi
pada bulan Juni tahun 2009
Seperti pada gambar diatas,sistem eksitasi ini disebut juga self excitation
merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan sebagai
sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal
dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier.
Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa
ini akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk ke
dalam penyearah dan dimasukkan kembali ke rotor, akibatnya medan magnet
yang dihasilkan semakin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya
sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut.
34
Penyearah mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat
diatur konstan menggunakan AVR. Pada sistem eksitasi generator di PLTU
Pangkalan Susu sendiri menggunakan sitem eksitasi jenis ini ,dimana exciter
berasal dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu
sendiri.
35
melalui sikat, maka belitan medan akan mendapatkan suplai energi listrik arus
searah dari sumber luar.
4.3.1. Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)
36
Main slip ring sehingga dalam slip ring kanan dan slip ring kiri pada eksiter
memiliki 10 buah carbon brush.
37
Gambar 4.4 Pemasangan Carbon Brush pada rotor Generator
Pada sistem eksitasi generator statis ini, tipe AVR yang digunakan adalah
GEC-300. Arus eksitasi didapatkan dari terminal generator. Arus medan dari generator
sinkron mengalir melewati trafo eksitasi, penyearah (SCR), dan field breaker. Dalam
hal ini, trafo eksitasilah yang bertugas untuk menyamakan tegangan generator dengan
tegangan input untuk penyearah (SCR), dan menyediakan isolasi galvanis antara
terminal AVR dengan kumparan medan. Gambar diagram dibawah ini merupakan
gambar diagram skematik AVR pada PLTU Pangkalan Susu.
38
Gambar 4.5 Rangkaian Eksitasi Static Self-shunt GEC – 31X
39
atas adalah Extended Comunication Unit (ECU). struktur ditunjukkan pada
gambar berikut.
• IPU
• AVR
AVR mengadopsi teknik SoC. Teknik implementasi cepat DSP 32-bit dan
regulasi eksitasi akurat.Selain itu,regulator tegangan otomatis dapat
menerapkan strategi kontrol maju (PSS / LOEC / NPSS).
• ECU
40
otomatis seperti DCS dan sebagainya untuk melaksanakan publikasi
jaringan remote, dan karena itu menyediakan dengan nol-jarak layanan
instan.
• CAN
tegangan lebih
41
Gambar 4.8 Lemari Kontrol, Bus Bar, dan Proteksi pada Ruang Kontrol Eksitasi
PLTU Pangkalan Susu
42
Sebagai Trafo Step down dari output generator,tegangannya diturunkan
dari 6 kV menjadi 850 V , Dimana input dari trafo eksitasi itu sendiri berasal dari
generator dan outputnya disalurkan ke AVR.
43
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitation)
pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal
tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitation)
pada generator exciter.Dan juga sebaliknya apabila tegangan output generator
melebihi tegangan nominal generator, maka AVR akan mengurangi arus
penguatan (excitation) pada generator exciter.
Ada dua jembatan rectifier di IPU bilik sistem eksitasi GEC-311. Untuk
GEC-312, GEC-313 dan GEC-314, hanya ada satu jembatan rectifier di setiap
lemari IPU.
44
Gambar 4.12 Nameplate Lemari Thyristors Rectifier
Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)
45
Gambar 4.14 Thyristor beserta radiatornya
.
2. Fast Fuse
3. AC Input Switch
4. DC Output Switch
Saklar seri HD13 dibuat oleh Shanghai Jingong Electrical Wholeset
Company, tegangan switch dinilai harus lebih tinggi dari nilai tegangan
keluaran DC pada rectifier, dan nilai arus harus lebih tinggi dari nilai
Aus DC pada rectifier.
5. Fan
Seri R4E pada kipas low – noise dibuat oleh EBM Company di
Jerman.Ambil R4E-400 untuk contoh beserta parameter utamanya :
Jumlah angin : 3150 m/h
Kebisingan : 61 dBA
Parameter motor 230 V , 0.27 kW
46
Gambar 4.15 low-noise fan
47
8. Over temperature relay
Relay temperatur Eld-3 dipilih dari Elmwood Company di Amerika
Serikat, dengan isolasi yang baik, bekerja stabil dan andal.Dimana saat
temperature lebih tinggi dari 75 °C, sinyal alarm akan menyala dan
kontrol pulse trigger akan berhenti atau limits load.
48
eksitasi tegangan, kapasitas saat ini dan de-eksitation,Field Circuit Breaker dapat
djadikan unipolar atau bipolar, dan memiliki 1 sampai 4 struktur.
4.6. Human Machine Interface (HMI) pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu
49
• Indikator “Working” OFF : AVR dalam keadaan eror/rusak
• Indikator “Fault/Alarm” ON : Lemari AVR dalam keadaan eror/rusak dan
informasi kerusakan dapat dilihat melalui ECU
• Indikator “SetA Effect” ON : Set A menjadi pengontrol utama dan
pengontrol CAN bus (sudut thyristor trigger ditransmisikan oleh CAN bus)
• Indikator “SetA Effect” OFF : Set A menjadi pengontrol pembantu dan
menjadi pendengar CAN bus
• Indikator “SetB Effect” ON : Set B menjadi pengontrol utama dan
pengontrol CAN bus
• Indikator “SetB Effect” OFF : Set B menjadi pengontrol pembantu dan
pendengar CAN bus
• “ECU Unit” : Panel komputer layar sentuh dengan OS Windows.Dengan
ECU unit,semua informasi dari AVR akan ditemukan dan pengoperasian
AVR dapat di gunakan
• Normal State : Salah satu indikator dari SetA dan SetB dalam keadaan
ON
50
Gambar 4.18 Operation in Cubicle
51
Start-Up : Ketika ditekan pada rated rotated speed, eksitasi dimulai
dan tegangan stator meningkat menjadi setpoint presetted.
De-excite : Ketika ditekan di under no-load, eksitasi dihentikan dan
stator tegangan menurun ke nol.
Signal reset : Ketika ditekan, sinyal alarm / kesalahan dari AVR dan
IPRC akan disetel ulang.
Master/Slave : Ketika ditekan, kondisi master / slave dari setA dan setB
pengendali akan diaktifkan jika keduanya berada di gear.
PSS is ON : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PSS+PID.
PSS is OFF : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PID
Manual is ON : Sistem eksitasi mengadopsi bidang konstan hukum kontrol
saat untuk menjaga Field Current Constant (FCR). Di
bawah keadaan ini, V / F limiter, bidang limiter saat ini
dan underexcitation limiter dinonaktifkan secara
otomatis.
Manual is OFF : Sistem eksitasi mengadopsi hukum stator kontrol tegangan
konstan untuk menjaga tegangan stator tetap konstan
(AVR).
Protection is ON : V / F limiter,field current limiter dan underexcitation
diaktifkan
Protection is OFF : Selama pengujian, Clear Protection ON untuk
menonaktifkan V / F limiter, field current limiter, under
excitation limiter
Debug is ON : Set Debugging untuk memasuk lokasi debugging, di mana
regulator dapat dioperasikan oleh ECU.
Debug is OFF : Dibawah keadaan ini, ECU dapat menampilkan status
sistem eksitasi tetapi AVR tetap beroperasi.
ICD is ON : Intelligent Current Ditribution (ICD) dari IPU diaktifkan.
Set ZK6 to Mvar : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan MVAr
(Q), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol daya
reaktif konstan untuk menjaga reaktif daya tetap konstan.
52
Set ZK6 to PF : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan PF(Cos
φ), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol faktor daya
untuk menjaga faktor daya tetap konstan
Catatan :
[1] Kedua setA dan setB pengendali disediakan oleh AC dan DC power, dan
mereka siaga satu sama lain.
[2] Operasi seperti Kenaikan Eksitasi, Penurunan Eksitasi, Start-up, De-
mendebarkan, Signal Reset, PSS dan Set manual hanya tersedia bila
pengoperasian saklar daya 61DK (di FDC) dekat dan tegangan adalah
normal.
(a)
53
(b)
Gambar 4.19 (a)HMI dan (b)Push Button or Switch of Door Layout of Single IPRC
54
4.6.3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage Protection (FDC)
55
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Sistem eksitasi yang digunakan pada PLTU Pangkalan Susu adalah GEC-31X
yang merupakan sistem eksitasi statis dengan sikat dimana tenaga eksitasi
diambil dari terminal generator sendiri (static self-shunt excitation).
2. Penggunaan sikat arang dan slip ring mempunyai kelemahan timbulnya rugi
gesekan pada poros generator dan besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.
5.2. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
[1] Beijing Jisi Electric Co.,Ltd. July 2007. GEC – 31X Excitation Control
[2] Beijing Jisi Electric Co.,Ltd. July 2007. GEC – 300 Excitation System
Technical Instruction